STRATEGI MATHEMATIC CORNER DAN PEMBERIAN REWARD KEPADA SISWA DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN | Hermiyati | AKSIOMA : Jurnal Pendidikan Matematika 8650 28388 1 PB

STRATEGI MATHEMATIC CORNER DAN PEMBERIAN REWARD
KEPADA SISWA DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN
Yosepha Endang Hermiyati
Email: yosephaendang@yahoo.com
Staf Pengajar pada SMK Negeri 7 Palu
Abstrak: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu jalur pendidikan formal yang
bertanggung jawab pula pada proses pembentukan karakter siswa. SMK Negeri 7 Palu sebagai
salah satu sekolah kejuruan yang fokusnya pada bidang perikanan dan kelautan, mempunyai
kecirian tertentu yaitu menerapkan sistem pendidikan semi-militer. Kondisi saat ini, siswasiswi atau yang disebut dengan taruna-taruni mempunyai tingkat kedisiplinan dan motivasi
yang sangat rendah untuk hadir di kelas mengikuti pembelajaran, khususnya mata pelajaran
matematika. Kekurangtertarikan siswa untuk hadir di kelas mengikuti mata pelajaran,
merupakan permasalahan yang utama. Pembelajaran matematika yang disajikan dengan
menarik dan metode bervariasi sampai sekarang belumlah cukup mampu mendorong motivasi
belajar siswa. Strategi baru yang ditawarkan sebagai inovasi pendidikan karakter bagi siswa
SMK Negeri 7 Palu adalah strategi Mathematic Corner dan pemberian reward. Strategi
Mathematic Corner adalah strategi pembelajaran dengan model komunikasi tertulis pada papan
informasi. Display informasi disajikan semenarik mungkin dengan kombinasi warna yang
umumnya disukai remaja, sehingga akan menggugah rasa ingin tahu siswa mendekati,
membaca dan mengetahui informasi yang disajikan. Keberadaan Mathematic Corner
dikondisikan nyaman dan bersuasana matematika santai, selalu disampaikan kepada siswa saat
di kelas, karena informasi Mathematic Corner menyajikan informasi terkait materi

pembelajaran di kelas dan tugas-tugas saat itu. Dengan demikian tidak ada alasan bagi siswa
tidak dapat mengerjakan tugas karena berhalangan hadir di kelas. Melalui strategi Mathematic
Corner dan pemberian reward mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan
meningkatkan kedisiplinan siswa.
Hal ini ditandai oleh peningkatan motivasi belajar,
ketepatan waktu menumpulkan tugas dan kehadiran siswa di kelas. Disamping itu siswa diberi
kebebasan untuk berkreasi dan memperoleh pengetahuan dan informasi tanpa tekanan. Siswa
secara sadar, mereka membutuhkan pengetahuan dan informasi yang tersedia di Mathematic
Corner. Strategi pemberian reward ditujukan bagi siswa yang aktif mengikuti informasi yang
disajikan pada Mathematic Corner, atau yang berpartisipasi aktif berbagi informasi, artikel,
ide-ide, pemikiran atau hal-hal yang berhubungan dengan matematika. Bentuk reward yang
diberikan berupa poin tambahan pada nilai karakter dan nilai matematika. Reward juga
diberikan pada siswa yang memberi jawab pada kuis atau game teka-teki matematika dan bagi
siswa yang mempunyai poin paling tinggi, yaitu berbentuk hadiah yang menunjangnya dalam
belajar matematika. Kesimpulan: (1) Mathematic corner dan pemberian reward dapat
menciptakan suasana yang kondusif dalam proses pembelajaran. (2) Mathematic corner dan
pemberian reward dapat meningkatkan motivasi taruna/i mengikuti pelajaran, kehadiran
taruna/i di dalam kelas dan pencapaian nilai KKM, (3) Mathematic corner dan pemberian
reward dapat meningkatkan karakter disiplin siswa.
Kata Kunci: Mathematic corner, reward, disiplin


PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang

Pendidikan adalah sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka
memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku.
Pendidikan merupakan salah satu proses pembentukan karakter manusia, sebagai proses
pemanusiaan manusia. Keseluruhan proses pendidikan akan menghasilkan sikap dan
perilaku yang pada akhirnya menjadi watak, kepribadian atau karakternya. Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2013 menegaskan bahwa dalam proses pendidikan perlu

466 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016
Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016

dikembangkan potensi diri anak didik secara maksimal. Sekolah merupakah jalur
pendidikan formal, secara bertahap dan berjenjang sesuai dengan tahap perkembangan
intelektual dan psikologi anak.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu jalur pendidikan formal yang

bertanggung jawab pula pada proses pembentukan karakter siswa. Berbagai mata pelajaran
diantaranya matematika harus diajarkan kepada siswa dengan tatanan kurikulum yang
sudah ditetapkan, namun harus diintegrasikan dengan pendidikan karakter yang diharapkan
menjadi karakter siswa. Guru bertanggungjawab dalam mengolah dan menyajikannya
secara baik, supaya dapat memaksimalkan semua aspek potensi diri siswa, baik kecerdasan
kognitif, psikomotorik maupun afektif.
SMK Negeri 7 Palu sebagai salah satu sekolah kejuruan yang fokusnya pada bidang
perikanan dan kelautan, mempunyai kecirian tertentu yaitu menerapkan sistem pendidikan
semi-militer. Hal itu bisa dilihat dari seragam dinas yang dipakai, keadaan fisik siswasiswinya serta model kedisplinan yang diterapkan. Selama ini siswa-siswi SMK Negeri 7
yang disebut dengan taruna-taruni sangat bangga dan sangat menjiwai model kedisiplinan
tersebut. Hal yang paling memprihatinkan adalah kedisiplinan tersebut hanya sampai pada
aturan-aturan fisik (aturan berpakaian seragam dinas, atribut, rambut siswa, petugas
upacara, apel pagi dan apel siang) namun belum menyentuh pada proses belajar-mengajar.
Hal tersebut dapat diindikasi yaitu rendahnya : (1) motivasi belajar, (2) tingkat kehadiran di
dalam kelas, (3) tidak tepat waktu mengumpulkan tugas, (4) lebih dari 75% siswa
mendapatkan hasil belajar dibawah ketuntasan (KKM ≥ 75).
Kekurangtertarikan siswa untuk hadir di kelas mengikuti mata pelajaran, merupakan
permasalahan yang utama. Peranan disiplin belajar berpengaruh sangat kuat terhadap
motivasi belajar (Huda, 2013; Scubania, 2014), selanjutnya dijelaskan beberapa indikator
bahwa siswa memiliki disiplin rendah antara lain: menganggap sepele terhadap tanggung

jawabnya sebagai seorang pelajar dengan sikap dan tindakan yang tidak mematuhi
peraturan-peraturan yang ada di sekolah seperti masuk dan keluar ruangan tidak sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan, membuat tugas asal-asalan bahkan tidak membuat,
mencontek ketika ujian, tidak membawa alat tulis dan atau buku, sering izin keluar kelas
dengan alasan yang tidak jelas ketika proses belajar mengajar berlangsung, dan tidak
melaksanakan arahan-arahan guru dengan baik.
Sering kali ditemui keadaan dimana siswa tidak masuk sekolah karena terlalu lelah
untuk mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler. Hal yang menjadi sumber permasalahan adalah
rendahnya motivasi taruna/i untuk belajar, khususnya pada mata pelajaran yang
berhubungan dengan hitung-hitungan seperti Matematika. Siswa lebih tertarik pada
kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan lain yang tidak membutuhkan pemikiran. Keadaan
ini sangat berdampak terhadap hasil evaluasi belajar (ulangan harian, ujian tengah semester,
dan ujian akhir semester) masih banyak taruna/i yang tidak tuntas, lebih khusus lagi nilai
hasil Ujian Nasional matematika setiap tahunnya selalu di bawah ketuntasan (KKM ≥ 5,5).
Pujiastuti (2015) mengemukakan bahwa kedisiplinan dan motivasi belajar memiliki
pengaruh terhadap prestasi belajar matematika.
Motivasi yang rendah untuk belajar, akan berdampak pada sikap siswa terhadap guru
pengampu mata pelajaran. Kecenderungan sikap pembelaan diri atau tidak mau disalahkan,
sehingga siswa kurang bersikap sopan atau bahkan berani melawan.
Pembelajaran

matematika yang disajikan dengan menarik dan metode bervariasi sampai sekarang
belumlah mampu mendorong motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
kehadiran taruna/i di dalam kelas pembelajaran matematika masih rendah, bahkan waktu

Yosepha Endang Hermiyati, Strategi Mathematic … 467
luang saat di sekolah, hanya dimanfaatkan untuk aktivitas mengobrol, duduk-duduk santai,
bermain HP atau berdiam diri. Fasilitas yang tersedia di sekolah seperti perpustakaan dan
jaringan internet tidak memotivasi siswa untuk banyak membaca dan menambah
informasi/wawasan dari buku atau internet, meskipun diberikan tugas untuk diselesaikan.
Siswa cenderung untuk memperpanjang waktu pengumpulan tugas, bahkan tidak
mengumpul sama sekali.
Strategi baru yang ditawarkan adalah strategi Mathematic Corner dan pemberian
reward, agar dapat meningkatkan kehadiran dan diikuti dengan peningkatan motivasi
belajar, dimulai dari rasa ingin tahu, kemudian melakukan untuk memperoleh informasi
(misalnya dengan membaca) dan keinginan untuk memperoleh reward (penghargaan).
Strategi Mathematic Corner adalah strategi pembelajaran dengan model komunikasi
tertulis yang berisi tentang informasi/materi pembelajaran, tugas-tugas, artikel, game tekateki yang disajikan dengan menarik terkait dengan matematika. Mathematic Corner
ditempatkan pada suatu sisi lokasi sekolah dimana siswa sering berkumpul pada waktu
istirahat.
Keberadaan Mathematic Corner juga selalu disampaikan kepada siswa saat di kelas,

karena informasi Mathematic Corner akan menyajikan informasi yang berkaitan dengan
materi pembelajaran di kelas dan tugas-tugas saat itu. Dengan demikian tidak ada alasan
bagi taruna-taruni tidak dapat mengerjakan tugas karena berhalangan hadir di kelas. Isi dari
Mathematic Corner diupdate secara berkala sehingga siswa diharapkan akan terus-menerus
mengikuti dan memantau. Pada Mathematic corner ini, siswa diberi peluang untuk
menuliskan ide-ide, pemikiran, umpan balik serta artikel yang berhubungan dengan
matematika.
Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan strategi ini, disamping mampu
meningkatkan kedisiplinan dan motivasi belajar, juga dapat mendorong para taruna/i untuk
lebih gemar mencari tahu hal–hal yang berhubungan dengan matematika, mulai suka
membaca baik melalui buku-buku ataupun informasi dari internet. Keadaan ini juga
menumbuhkan sisi positif dari era keterbukaan komunikasi dan informasi melalui internet,
yang saat ini sedang sangat digemari oleh para taruna/i. Hal itu bisa dilihat dari keaktifan
taruna-taruni dalam penggunaan teknologi internet hanya untuk media sosial.
Strategi pemberian reward ditujukan bagi taruna/i yang aktif mengikuti informasi yang
disajikan pada Mathematic Corner, dimana dapat dilihat dengan cara mereka mengerjakan
tugas-tugas atau memberikan respon pada game-game yang disajikan. Reward juga
diberikan pada taruna/i atas partisipasinya berbagi tulisan, artikel, pemikiran atau hal-hal
apa saja yang tentang matematika. Bentuk reward yang diberikan berupa tambahan poin
untuk nilai karakter dan nilai matematika. Bagi taruna/i yang mempunyai poin paling

tinggi akan diberikan suatu reward berbentuk hadiah yang mendukungnya dalam belajar
matematika (misal: kartu-kartu rumus, jangka, mistar dll).
2.

Rumusan Masalah

Terkait dengan latar belakang di atas, maka fokus permasalahan penelitian ini adalah:
(1) Bagaimana pelaksanaan strategi mathematic corner dan pemberian reward yang dapat
membentuk karakter disiplin siswa SMKN 7 Palu
(2) Apakah strategi mathematic corner dan pemberian reward tersebut dapat
meningkatkanmotivasi belajar matematika pada siswa SMKN 7 Palu?
(3) Apakah strategi mathematic corner dan pemberian reward tersebut dapat meningkatkan
hasil belajar matematika pada siswa SMKN 7 Palu?

468 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016
Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016

3.

Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah:
(1) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan strategi mathematic corner dan pemberian reward
yang dapat membentuk karakter disiplin siswa SMKN 7 Palu
(2) Untuk mengevaluasi strategi mathematic corner dan pemberian reward yang dapat
meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa SMKN 7 Palu?
(3) Untuk mengevaluasi strategi mathematic corner dan pemberian reward yang dapat
meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa SMKN 7 Palu?
4.
(1)
(2)
(3)

(4)

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah yaitu:
Siswa SMKN 7 dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar
Siswa SMKN 7 mendapat bimbingan menuju pembentukan karakter disiplin belajar
tanpa paksaan

Guru SMKN 7 mendapat pengetahuan baru mengenai strategi mathematic corner
untuk meningkatkan motivasi belajar, hasil belajar dan membentuk karakter disiplin
siswa.
Sekolah mendapatkan lingkungan dan suasana yang kondusif untuk belajar, baik di
kelas maupun di luar kelas.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah jenis penelitian eksplorasi dengan pendekatan deskriptif
kualitatif. Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 7, yang beralamat di Jalan Komodi No.
78 Mantikulore, Kota Palu. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu mulai bulan
September sampai November 2016. Subyek penelitian adalah siswa SMKN 7 tahun ajaran
2016/2017, kelas XI (4 kelas) yang berjumlah 75 siswa dan Kelas XII (2 kelas) yang
berjumlah 34 siswa.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ada empat yaitu: (1) data motivasi belajar,
(2) data kehadiran siswa, (3) data ketepatan mengumpulkan tugas dan (4) data hasil belajar.
Teknik pengumpulan data adalah: angket, tes, catatan lapangan dan dokumentasi.
Instrumen yang digunakan adalah lembar angket motivasi, instrumen tes, lembar catatan
dan dokumentasi guru.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

1. Analisis angket motivasi belajar: dianalisis secara statistik deskriptif dengan langkah:
a. Data kualitatif yang diperoleh dari angket dianalisis secara kuantitatif
b. Data kualitatif diubah menjadi data kuantitatif dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 1. Konversi hasil angket motivasi belajar
Keterangan
Selalu
Sering
Cukup sering
Kadang-kadang
Tidak pernah

Skor
5
4
3
2
1

Yosepha Endang Hermiyati, Strategi Mathematic … 469
c. Setelah data terkumpul, kemudian menghitung skor rata-rata

d. Mengubah nilai tiap aspek kriteria menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria
kategori penilaian ideal dengan ketentuan:
Tabel 2. Kriteria hasil angket siswa
Rentang skor
Kategori kualitatif
1
Sangat baik
>4
2 3,33 < ≤ 4
Baik
3 2,67 < ≤ 3,33
Cukup
4 2 < ≤ 2,67
Kurang
5
Sangat Kurang
≤2
2. Analisis kehadiran siswa: dianalisis untuk menentukan persentase kehadiran siswa
dengan formula:

% kehadiran =

x 100 %

3. Analisis siswa dalam mengumpulkan tugas individu: dianalisis untuk menentukan
persentase siswa yang mengumpukan tugas sebelum waktu yang ditentukan, dengan
formula:

% pengumpulan tepat waktu =

x 100
%

4. Analisis hasil belajar siswa: dianalisis untuk menentukan adanya peningkatan
ketuntasan klasikal dengan langkah sebagai berikut:
a. Menghitung skor yang diperoleh siswa dengan formula:

Skor =

x 100

b. Menghitung ketuntasan klasikal (siswa dinyatakan tuntas jika memperoleh skor ≥ 70
dengan nilai maksimum 100), dengan formula:

% ketuntasan =

x 100 %

Indikator dalam penelitian ini adalah meningkatnya motivasi belajar, kehadiran siswa
di kelas, ketepatan waktu mengumpulkan tugas dan hasil belajar setelah dilakukan
pembelajaran dengan strategi mathematic corner dan pemberian reward.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.

Penerapan strategi mathematic corner dan pemberian reward

Penerapan strategi mathematic corner dan pemberian reward sebagai modifikasi inovasi
pada desain pembelajaran yang sudah dilakukan di dalam kelas, dengan tahapan sebagai
berikut:

470 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016
Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016

Tabel 3. Tugas dan Peran Pimpinan, Guru dan Siswa pada Setiap Tahap Penerapan Strategi
Mathematic Corner dan Pemberian Reward
Tugas dan Peran
Tahapan

I. Tahap Persiapan

II.Tahap Pelaksanaan

Pimpinan

Guru

Memberi ijin penelitian
Dskusi bersama guru
tentang lokasi

Meminta ijin
Diskusi bersama kepala
sekolah

Diskusi bersama guru
tentang desain dan
pendanaan

Diskusi bersama kepala
sekolah tentang desain
dan pendanaan

Terlibat dalam
pembuatan mathematic
corner (mengecat,
memasang papan
informasi, membuat
tempat duduk, menjurai,
mendesain taman
gantung).

Memantau
kebermanfaatan

Mendesain informasi
berkala pada papan
informasi, dengan
rubrik: sejarah
matematika, matematika
umum, matematikasiana
dan matematika
pembelajaran di kelas.

Aktif dan mengunjungi
untuk membaca
informasi.
Hadir dalam
pembelajaran di kelas

Kelas XI:
(1) Apersepsi materi
trigonometri
(bilangan kuadrat,
dalil Pythagoras,
segitiga siku-siku).
(2) Pembelajaran di
kelas
(3) Apersepsi materi
fungsi (relasi &
fungsi, diagram
kartesius)
(4) Pembelajaran di
kelas
Kelas XII:
(1) Apersepsi materi
statistika (diagram
garis, batang dan
lingkaran)
(2) Pembelajaran di
kelas
(3) Aperspesi materi
limit dan diferensial
Pembelajaran di kelas

Siswa

Mengerjakan tugas yang
diberikan dan
mengumpulkan sesuai
waktu yang ditentukan
Mengikuti Ulangan
Harian sebagai evaluasi
hasil belajar

Yosepha Endang Hermiyati, Strategi Mathematic … 471
Memberi masukan untuk
perbaikan

III. Tahap Evaluasi

IV.Tahap Keberlanjutan

Kepala sekolah
memotivasi guru mata
pelajaran lain mendesain
corner pada lokasi
berbeda

Mengadakan perbaikanperbaikan

Memanfaatkan
keberadaan mathematic
corner untuk diskusi,
mencari informasi untuk
menyelesaikan tugas
kelas dan tempat belajar

Memantau kenyamanan,
keindahan dan
kebersihan area

Menjaga kenyamanan,
keindahan
(merawat
tanaman) dan kebersihan
sesuai piket

Menganalisis hasil
pengamatan tingkat
kehadiran siswa di kelas

Hadir dalam
pembelajaran di kelas

Menganalisis hasil
pengamatam ketepatan
siswa dalam
mengumpulkan tugas.

Mengerjakan tugas yang
diberikan, dan
mengumpukan sesuai
waktu yang ditentukan

Mengumumkan dan
memberikan reward
pada siswa yang aktif
(merespon kuis/game)

Merespon kuis/game

Memberikan tes pada
setiap materi

Melaksanakan tes pada
setiap materi

Terus-menerus membuat
inovasi agar papan
informasi semakin nyata
kebermanfaatannya

Memanfaatkan
keberadaan mathematic
corner untuk diskusi,
mencari informasi untuk
menyelesaikan tugas
kelas dan tempat belajar

Membentuk pengurus
yang terdiri dari siswa

Melaksanakan tanggung
jawab sebagai pengurus

Mengumumkan dan
memberikan reward
kepada siswa yang aktif
(merespon kuis atau
mengirimkan artikel)

Merespon kuis/game
Mengirimkan artikel
berkaitan dengan
matematika

472 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016
Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016

2.

Motivasi Belajar Matematika
Tabel 4. Persentasi Skor Motivasi Setiap Kategori
Pra Tindakan

Kategori kualitatif

Cukup
Kurang
Sangat Kurang

Kenaikan

XI
0

XII
0

XI
0

XII
0

XI
0

XII
0

3
(4 %)
21
(28 %)
51
(68 %)
0

7
(21 %)
12
(35 %)
15
(44 %)
0

22
(29 %)
33
(44 %)
20
(27 %)
0

8
(24 %)
19
(56 %)
8
(24 %)
0

19
(25 %)
12
(16 %)
-31
(-41 %)
0

1
(3 %)
7
(21 %)
-7
(-21 %)
0

Sangat baik
Baik

Akhir Tindakan

60

40
Pra
20

Akhir

0
Sangat
Baik

Baik

Cukup Kurang Sangat
Kurang

Gambar 1. Persentase Skor Motivasi Kelas XI Setiap kategori
60
40
Pra
20

Akhir

0
Sangat
Baik

Baik

Cukup Kurang Sangat
Kurang

Gambar 2. Persentase Skor Motivasi Kelas XII Setiap kategori
Berdasarkan analisis rataan persentase skor yang diperoleh terhadap motivasi belajar
baik di kelas XI dan di kelas XII, terjadi pergeseran ke arah meningkat pada motivasi
belajar siswa. Pergerseran atau peningkatan motivasi belajar ini dimungkinkan karena
keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang tersaji dalam mathematic corner. Setelah
beberapa waktu siswa tanpa disadarinya merasa lebih terbantu dalam pembelajaran di kelas,
dengan sering mengunjungi mathematic corner. Disamping itu, juga adanya dorongan
siswa untuk mendapatkan reward yang memberikan rasa bangga bagi siswa yang
memperolehnya.

Yosepha Endang Hermiyati, Strategi Mathematic … 473
Pada kategori motivasi sangat baik persentase rataan baik kelas XI maupun kelas XII
adalah nol persen (0 %), hal ini dimungkinkan karena pengamatan yang relatif singkat,
sehingga pergeseran belum terlalu nyata. Motivasi siswa masih terakumulasi di kategori
Cukup.
3.

Kehadiran Siswa
Tabel 5. Rataan Persentase Kehadiran Siswa di Kelas
Kehadiran di kelas
Pra
Pengamatan pada
Pengamatan pada
Tindakan
Materi I
Materi II
Kelas XI
81 %
89 %
93 %
Kelas XII

73 %

82 %

85 %

100%
XI

50%

XII

0%
Pra

Materi I Materi II

Gambar 3. Rataan Persentase Kehadiran Siswa di Kelas
Kenaikan persentase kehadiran siswa menunjukkan suatu respon yang positif
terhadap suasana pembelajaran yang lebih kondusif. Siswa merasa siap hadir di kelas,
karena telah memiliki informasi dari mathematic corner baik pengetahuan maupun tugas
yang dapat diselesaikan. Selama ini alasan siswa enggan mengikuti pelajaran di kelas,
dikarenakan memiliki beban atas ketidak-mengertian pada pelajaran matematika, catatan
yang tidak lengkap, tidak membuat tugas. Dengan kehadiran siswa di dalam kelas, pesan
pelajaran kepada siswa tersampaikan, dan diharapkan akan terus berlanjut. Indikator
kehadiran siswa ini adalah salah satu wujud terbentuknya karakter disiplin pada proses
pembelajaran matematika. Hal ini juga akan memberikan dampak positif terhadap tingkat
pemahaman dan pengetahuan matematika.
4.

Ketepatan Waktu Pengumpulan Tugas
Tabel 6. Rataan Persentase Siswa yang Mengumpulkan Tugas Tepat Waktu
Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu
Pra Tindakan
Pengamatan pada
Pengamatan pada
Materi I
Materi II
Kelas XI

56 %

65 %

84 %

Kelas XII

59 %

76 %

85 %

474 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016
Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016

100%
XI

50%

XII

0%
Pra

Materi I Materi II

Gambar 4. Rataan Persentase Ketepatan Waktu Pengumpulan Tugas
Ketepatan waktu pengumpulan tugas, merupakan perwujudan dari karakter
tanggungjawab dan disiplin. Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat terjadi peningkatan
persentasi dimulai dari pra tindakan, materi I dan Materi II. Siswa mulai mempunyai rasa
tanggung jawab dan disiplin yang lebih, setelah diberi tindakan.
5.

Ketuntasan Belajar
Tabel 7. Rataan Persentase Ketuntasan Klasikal
Hasil belajar
Pra Tindakan
Pengamatan pada
Pengamatan pada
Materi ke-1
Materi ke-2
Kelas XI

48 %

65 %

75 %

Kelas XII

59 %

67 %

74 %

100%
XI

50%

XII
0%
Pra

Materi I Materi II

Gambar 5. Rataan Persentase Ketuntasan Klasikal
Ketuntasan belajar merupakan dampak positif dari pembentukan karakter
tanggungjawab dan disiplin. Dimulai dari keingintahuan, kemudian pemahaman dan
akhirnya penguasaan materi. Berdasarkan Tabel 7. dapat dilihat kenaikan persentasi yang
cukup berarti terhadap ketuntasan belajar. Hal tersebut menggambarkan keberhasilan
metode ini dalam tujuan akhir penyampaian materi sehingga siswa dapat menguasai materi
yang diberikan.
KESMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian masalah yang ada dan solusi yang dipilih, maka dapat diambil
kesimpulan yaitu:
1. Mathematic corner dan pemberian reward dapat menciptakan suasana yang kondusif
dalam proses pembelajaran

Yosepha Endang Hermiyati, Strategi Mathematic … 475
2. Mathematic corner dan pemberian reward dapat meningkatkan motivasi taruna/i
mengikuti pelajaran, kehadiran taruna/i di dalam kelas dan pencapaian nilai KKM
3. Mathematic corner dan pemberian reward dapat meningkatkan karakter disiplin siswa.
Beberapa harapan dengan penerapan inovasi yang ditawarkan adalah:
1. Perlu penelitian untuk melihat keefektifan strategi mathematic corner terhadap
pembelajaran matematika.
2. Tercipta corner-corner untuk mata pelajaran yang lain.
3. Peningkatan motivasi pada pelajaran matematika, akan diikuti oleh peningkatan
motivasi pada pelajaran-pelajaran yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Huda, A. 2013. Pengaruh Peranan Teman Sebaya, Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Lembah Melintang
Kabupaten Pasaman Barat. Skripsi. UNP. Padang.
Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. cetakan pertama,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Lickona, T. 1991. Educating for Character. New York: Bantam Books.
Nursetya, S.B. 2013. Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Wates dalam Mengikuti Pembelajaran Penjasorkes Melalui Penguatan
(Reinforcement). Skripsi. UNY. Yogyakarta.
Pujiastuti, T. 2015. Pengaruh Kedisiplin Siswa dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi
Belajar Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015. Tesis. IAIN.
Salatiga.
Purnama, D.S. 2006. Upaya Guru dalam Mengembangkan Disiplin Siswa.
Paradigma. Vol. 1 tahun I/2016 : 101-109.

Jurnal

Scubania, D.F. 2014. Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa. Skripsi.
FKIP-Universitas Pakuan. Bogor.