ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan
berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usianya
bertambah. Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia
21 tahun dan belum pernah kawin (menikah) (UU No. 4 tahun
1979 tentang Kesejahteraan Anak).
Menurut Hurlock (1980) saat ini yang disebut anak bukan lagi
yang berumur 21 tahun tetapi berumur 18 tahun, dan masa
dewasa dini dimulai umur 18 tahun.
Kelompok-kelompok usia anak terdiri dari 3 kelompok yaitu :
1. Usia prasekolah : 2 – 5 tahun
2. Usia sekolah : 6 – 12 tahun
3. Usia remaja : 13 - 18 tahun

B.

Tujuan

● Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan
keperawatan pada anak usia sekolah.
● Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada
keluarga dengan anak usia sekolah.
2. Agar mahasiswa mampu mengangkat diagnosa keperawan
pada keluarga dengan anak usia sekolah.
3. Agar mahasiswa mampu melakukan intervensi pada keluarga
dan anak usia sekolah.
4. Agar mahasiswa mampu melaksanakan implementasi pada
keluarga dan anak usia sekolah.
5. Agar mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada keluarga
dan anak usia sekolah

Kelompok I0

Page 1

BAB II

PEMBAHASAN
A.

Definisi
Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak
usia 6 tahun dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Label yang digunakan oleh orang tua
a. Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti
perintah dan lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari
pada orang tua ataupun anggota keluarga lainnya.
b. Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan
dan ceroboh dalam penampilan.
c. Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar
keluarga dan membuat suasana rumah yang tidak
menyenangkan bagi semua anggota keluarga.
2. Label yang digunakan pendidik/guru
a. Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasardasar pengetahuan yang dianggap penting untuk
keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan
mempelajari perbagai ketrampilan penting tertentu baik
kurikuler maupu ekstrakurikuler

b. Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk
kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau
sangat sukses yang cenderung menetap sampai dewasa.
3. Label yang digunakan oleh ahli psikologi
a. Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada
keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai
anggota kelompok.
b. Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan
standar yang disetujui oleh kelompok dalam penampilan,
berbicara dan berperilaku.
c. Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah
anak akan menjadi konformis (pencipta karya baru) atau
tidak.
d. Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan
bermain yang sangat besar karena adanya minat dan
kegiatan untuk bermain.

Kelompok I0

Page 2


B.

Perkembangan Akhir Masa Kanak-Kanak
Tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak menurut Havigrust
:
 Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk
permainan-permaina umum.
 Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai
mahluk yang sedang tumbuh.
 Belajar menyesuaikan diri dengan teman-temannya
 Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang
tepa
Mengembangkan ketrampilan dasar untuk membaca, menulis
dan berhitung
 Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan
untuk kehidupan sehari-hari
 Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan
nilai
 Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan

lembaga-lembaga.
 Mencapai kebebasan pribadi

C.

Perkembangan Usia Sekolah ( Tugas Mandiri) Masalah
Anak Usia Sekolah
I. Bahaya Fisik
a. Penyakit
• Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas
yang menjadi tanggung jawabnya.
• Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan
dengan kebersihan diri.
b. Kegemukan
Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :
• Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga
kehilangan kesempatan untuk keberhasilan social.
• Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek
sehingga anak menjadi rendah diri
c. Kecelakaan

Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering
dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hatihati akan bahayanya bagi psikologisnya sehingga anak

Kelompok I0

Page 3

merasa takut dan hal ini dapat berkembang menjadi rasa
malu yang akan mempengaruhi hubungan social.
d. Kecanggungan
Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman
sebaya bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi
dasar untuk rendah diri.
e. Kesederhanaan
Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa
memandangnya sebagai perilaku kurang menarik sehingga
anak menafsirkannya sebagai penolakan yang dapat
mempengaruhi konsep diri anak.

II.


Bahaya Psikologis
a. Bahaya Dalam Berbicara
Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum
terdapat pada anak- anak usia sekolah yaitu :
- kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugastugas di sekolah dan menghambat
komunikasi dengan
orang lain.
- kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap)
akan membuat anak jadi sadar diri sehingga anak hanya
berbicara bila perlu saja.
- anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang
digunakan dilingkungan sekolah akan terhalang dalam
usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia
berbeda.
- pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan
merendahkan orang lain, membual akan ditentang oleh
temannya.
b. Bahaya Emosi
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan polapola emosi yang kurang menyenangkan seperti marah yang

berlebihan, cemburu masih sangat kuat sehingga kurang
disenangi orang lain
c. Bahaya Bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa
kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainandan

Kelompok I0

Page 4

olah raga untuk menjadi anggota kelompok, anak dilarang
berkhayal, dilarang melakukan kegiatan kreatif dan bermain
akan menjadi anak penurut yang kaku.
d. Bahaya Dalam Konsep Diri
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya
merasa tidak puas terhadap diri sendiri dan tidak puas
terhadap perlakuan orang lainbila konsep sosialnya
didasarkan pada pelbagai stereotip, anak cenderung
berprasangka
dan

bersikap
diskriminatif
dalam
memperlakukan orang lain. Karena konsepnya berbobot
emosi dan cenderung menetap serta terus menerus akan
memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak.
e. Bahaya Moral
Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral
dan perilaku anak-anak. :
1. perkembangan kode moral berdasarkan konsep temanteman atau berdasarkan konsep-konsep media massa
tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan kode
orang dewasa.
2. tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai
pengawas perilaku.
3. disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin
akan apa yang sebaiknya dilakukan.
4. hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak.
5. menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang
salah begitu memuaskan sehingga menjadi perilaku
kebiasaan.

6. tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah.
f. Bahaya Yang Menyangkut Minat
Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak
:
1. tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting
oleh teman-teman sebaya.
2. mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat
yang dapat bernilai bagi dirinya, misal kesehatan dan
sekolah.
g. Bahaya Hubungan Keluarga

Kelompok I0

Page 5

Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan
keluarga :
1. Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang
menyukai peran orang tua dan merasa bahwa waktu,
usaha dan uang dihabiskan oleh anak cenderung

mempunyai hubungan yang buruk dengan anak-anaknya
2. Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak
gagal dalam melaksanakan tugas sekolah dan harapanharapan orang tua maka orang tua sering mengkritik,
memarahi dan bahkan menghukum anak
3. Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada
keluarga besar dan disiplin lunak pada keluarga kecil
yang keduanya menimbulkan pertentangan dirumah dan
meyebabkan kebencian pada anak. Disiplin yang
demokratis biasanya menghasilkan hubungan keluarga
yang baik.
4. Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan
rumah miliknya lebih buruk dari temannya maka anak
sering menyalahkan orang tua dan orang tua cenderung
membenci hal itu
5. Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan
ayah mempengaruhi persaan anak dan bila ibu seorang
karyawan sikap terhadap ibu diwarnai oleh pandangan
teman-temannya mengenai wanita karier dan oleh
banyaknya beban yang harus dilakukan di rumah.
6. Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak
sesuai dengan harapan idealnya anak, anak cenderung
bersikap kritis dan membandingkan orang tuanya
dengan orang tua teman-temannya.
7. Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa
orang tuanya pilih kasih terhadap saudara-saudaranya
maka anak akan menentang orang tua dan saudara yang
dianggap kesayangan orang tua.
8. Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak
tidak menyukai sikap sanak keluarga yang terlalu
memerintah atau terlalu tua dan orang tua akan
memarahi anak serta sanak keluarga membenci sikap
sianak.
9. Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena
teringat orang tua kandung yang tidak serumah akan
memperlihatkan sikap kritis, negativitas dan perilaku
yang sulit.
Kelompok I0

Page 6

D.

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai
dengan materi askep keluarga).
2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
a. Identitas anak.
b. Riwayat kehamilan dan persalinan.
c. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.
d. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan seharihari).

Kelompok I0

Page 7

e. Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk
kemampuan
yang telah dicapai).
f. Pemeriksaan fisik.
3. Lengkapi dengan pengkajian focus.
II.

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :
1. berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai usia anak.
2. berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman
pada lima tugas keluarga yang bertujuan agar keluarga
memahami dan memfasilitasi perkembangan anak.
Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa
keperawatan yaitu:
1. Masalah aktual/risiko.
● Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari
kebutuhan tubuh.
● Menarik diri dari lingkungan social.
● Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah.
● Mudah dan Sering marah.
● Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas
sekolah yang dibebankan.
● Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga.
● Keengganan melakukan kewajiban agama.
● Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal.
● Gangguan komunikasi verbal.
● Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak
waktu yang digunakan untuk bermain).
● Nyeri (akut/kronis).
● Trauma atai cedera pada sistem integumen dan gerak.

2. Potensial atau sejahtera
● Meningkatnya kemandirian anak.
● Peningkatan daya tahan tubuh.
● Hubungan dalam keluarga yang harmonis.
● Terpenuhinya
kebutuhan
anak
sesuai
perkembangannya.
● Pemeliharaan kesehatan yang optimal.
Kelompok I0

Page 8

tugas

III. Rencana Asuhan Keperawatan
1. Aktual
Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anak yang sakit
Tujuan : Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis
dengan dukungan yang adekuat.
Intervensi :
• Diskusikan tentang tugas keluarga.
• Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis
saat anggota keluarga sakit.
• Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar
keluarga.
• Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap
upaya pertolongan yang telah dilakukan.
• Ajarkan cara merawat anak dirumah.
• Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan
keluarga.
2. Risiko/risiko tinggi
Risiko
tinggi
hubungan
keluarga
tidak
harmonis
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah yang terjadi pada anaknya.

Tujuan : ketidakharmonisan keluarga menurun.

Intervensi :
• Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga.
• Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga.
• Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus
dijalani.

Kelompok I0

Page 9

• Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada
anak.
• Diskusikan
tentang
alternatif
menyelesaikan masalah.

mengurangi

atau

• Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah.
• Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau
mampu membaut alternative.

3. Potensial atau sejahtera Meningkatnya hubungan yang
harmonis antar anggota keluarga.

Tujuan : dipertahankanya hubungan yang harmonis.

Intervensi :
• Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka
pada keluarga.
• Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri
pujian atas kemampuannya.
• Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga
(anak usia sekolah).
• Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga
tanpa menimbulkan masalah.
IV. Evaluasi
Evaluasi didasarakan pada tujuan yang hendalk dicapai
mengacu pada kriteria hasil yang telah ditetapkan. Perawat
selalu memberi kesempatan pada keluarga untuk menilai
keberhasilannya kemudian arahkan sesuai dengan tugas
perkembangan keluarga dibidang kesehatan.

Kelompok I0

Page 10

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks
dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama
dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga.
Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi :
1. Pengkajian keluarga dan individu didalam keluarga Yang termasuk
pada pengkajian keluarga adalah :
a. mengidentifikasi data demografi dan sosio cultural.
b. data lingkungan.
c. strukturdan fungsi keluarga.
d. stress dan strategi koping yang digunakan keluarga.
e. perkembangan keluarga sedangkan yang termasuk pada
pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga adalah
pengkajian fisik, mental, emosi, sosial dan spiritual.
2. Perumusan diagnosa keperawatan
3. Penyusunan perencanaan Perencanaan disusun dengan membuat
prioritas, menetapkan tujuan, identifikasi sumber daya keluarga
dan menyeleksi intervensi keperawatan.
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan Perencanaan yang sudah
disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-sumber daya
yang ada dikeluarga, masyarakat dan pemerintah.
5. Evaluasi : Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
A. Tahap Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana seorang perawat
mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota
Kelompok I0

Page 11

keluarga
yang
dibinanya.
Sumber informasi dari tahap pengkajian dapat menggunakan
metode :
a. wawancara keluarga.
b. observasi fasilitas rumah
c. pemeriksaan fisik dari anggota keluarga
d. data sekunder, misal hasil pemeriksaan laboratorium, X-ray,
papsmear, dsb.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
I. Data Umum, meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK)
2. Alamat dan nomor telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga dan genogram (nama anggota keluarga,
sex, hubungan dengan KK, usia, pendidikan, status iminisasi;
BCG, Polio I – IV, DPT I – III, Hepatitis I – III dan campak).
6. Tipe keluarga menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga
beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan
jenis tipe keluarga tersebut.
7. Suku bangsa Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut
serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait
dengan kesehatan
8. Agama Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
9. Status sosial ekonomi keluarg Status sosial ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun
anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki
oleh keluarga (siapa yang mengatur keuangan ?).
10. Aktifitas rekreasi keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya
dilihat kapan saja keluarga pergi Rekreasi kelurga tidak hanya
dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan
menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan
aktifitas rekreasi.
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan
keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti
Kelompok I0

Page 12

2.

3.

Contoh : Keluarga Tn. S mempunyai 4 orang anak, anak
pertama berusia 17 tahun dan anak bungsu berusia 7 tahun
maka keluarga Tn. S berada pada tahapan perkembangan
keluarga dengan usia remaja.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas tersebut
belum
terpenuhi
Contoh : Bayi berumur 6 bulan kepala belum bisa tegak, ibu
tidak berani mengangkat. Bagaimana pertumbuhan dan
perkembangannya, adaptif atau tidak ?A.
XI.Harapan Keluarga Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga
terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.

B. Pengkajian Fokus
Perawat perlu melakukan pengkajian fokus pada tiap perkembangan
yang didasari oleh :
1. Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga
akan berbeda karena ada perubahan anggota keluarga (dapat
bertambah atau berkurang).
2. Pada tahap tiap perkembangan, keluarga mempunyai tugas
perkembangan keluarga yang harus dilakukan.
3. Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga
berbeda
a. Keluarga baru menikah Pengkajian data fokus meliputi :
 Kapan pertemuan pasangan
 Bagaimana hubungan sebelum menikah
 Bagaimana pasangan ini memutuskan untuk menikah
 Adakah halangan terhadap perkawinan mereka (sebutkan)
 Bagaimana respon anggota keluarga terhadap perkawinan
 Bagaimana kehidupan di lingkungan keluarga asal, termasuk
orientasi keluarga dari kedua orangtua
 Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah perkawinan
 Bagaimana hubungan dengan saudara ipar
 Bagaimana
keadaan
orangtua
masing-masing
dan
hubungannya dengan orangtua setelah perkawinan
 Bagaimana rencana mempunyai anak
 Berapa lama waktu berkumpul setiap hari
 Bagaimana rutinitas (secara individu: suami dan istri) setelah
perkawinan
Kelompok I0

Page 13

 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
b. Keluarga dengan anak baru lahir (sampai usia 30 bulan)
Pengkajian data fokus meliputi :
 Bagaimana riwayat kehamilan anak ini.
 Bagaimana riwayat persalinan anak ini.
 Bagaimana perawatan anak setelah lahir sampai usia dua
minggu.
 Bagaimana perawatan anak sampai usia satu tahun.
 Adakah orang lain yang serumah setelah anak lahir dan apa
hubungannya.
 Siapakan yang mengasuh anak setiap hari.
 Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul
dengan anak.
 Siapa yang memberi stimulus dan latihan kepada anak dalam
rangka pemenuhan tumbuh kembangnya.
 Bagaimana perkembangan anak dan ketrampilan yang
dimiliki anak dicapai pada usia berapa.
 Adakah sarana untuk stimulus tumbuh kembang anak.
 Pernahkah anak menderita sakit serius, apa jenisnya, kapan
waktunya, berapa lama, dan dirawat dirumah sakit atau
tidak.
 Bagaimana pencapaian perkembangan anak saat ini.
 Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini.
 Bagaimana harapan keluarga terhadap anak.
 Gunakan skala DDST.
 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
c. Keluarga dengan anak prasekolah
 Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama dirumah
dan adakah sarana stimulasinya.
 Sudahkan anak diikutkan dalam kegiatan play group.
 Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul
dengan anak setiap hari.
 Siapakah orang yang setiap hari bersama anak.
 Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini.
 Bagaimana harapan keluarga terhadap anak.
 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
d. Keluarga dengan anak sekolah
 Bagaimana karakteristik teman bermain.
 Bagaimana lingkungan bermain.
 Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah.
Kelompok I0

Page 14

 Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan

adakah sarana yang dimilikinya.
 Bagaimana temperamen anak saat ini.
 Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang.
 Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak.
 Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini.
 Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah.
 Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah.
 Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau
dirumah saat bermain.
 Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama
masa ini.
 Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa
jenisnya.
 Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya.
 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
e. Keluarga dengan anak usia remaja
 Bagaimana karakteristik teman di sekolah atau di lingkungan
rumah.
 Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang.
 Bagaimana perilaku anak selama di rumah.
 Bagaimana hubungan anak remaja dengan adiknya, dengan
teman sekolah atau bermain.
 Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja
dirumah.
 Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang
pernah diperoleh anak.
 Apa kegiatan diluar rumah selain sekolah, berapa kali, berapa
lama dan dimana.
 Apa kebiasaan anak dirumah.
 Apakah fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan
atau sendiri.
 Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak.
 Siapa yang menjadi figur bagi anak.
 Seberapa besar peran yang menjadi figur bagi anak.
 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa (mulai lepas)
 Bagaimana karakteristik pasangan anaknya
 Bagaimana hubungan anak dengan orang tua dan mertua
setelah menikah
Kelompok I0

Page 15

 Apakah anak yang telah menikah tinggal bersama atau lepas

dari orang tua
 Bila tidak, anak yang telah menikah tidak tinggal serumah,
dimana tinggalnya dan berapa lama/frekuensi anak bertemu
dengan orang tua
 Bagaimana hubungan antara anak yang telah menikah
dengan adiknya
 Bagaimana perasaan orang tua setelah anak menikah
 Bagaimana orang tua membentuk jaringan dengan anak
 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
g. Keluarga usia baya
 Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah.
 Bagaimana hubungan anak dengan orang tua.
 Adakah orang lain yang tinggal serumah, bagaimana
hubungan keluarga.
 Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah anak
tidak lagi serumah.
 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
h. Keluarga lansia
 Bagaimana perasaan setelah tidak bekerja dan ditinggal
pasangannya.
 Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah.
 Bagaimana kunjungan anak ke orang tua, berapa frekuensi
kunjungan anak .
 Adakah orang yang menemani setiap hari.

Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah
dikategorikan usia tua.
 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.

C.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
KELUARGA
1.
Pengelompokan
Data
Data hasil pengkajian dikelompokan dalam data subjektif dan objektif
setiap
kelompok
diagnosis
keperawatan
2.
Perumusan
Diagnosa
Keperawatan
- Perumusan diarahkan pada individu dan atau keluarga
Komponennya
terdiri
dari
P,
E
dan
S
Kelompok I0

Page 16

- Perumusan diagnosa keperawatan keluarga menggunakan aturan
yang
telah
disepakati,
terdiri
dari
:
a. Masalah (Problem, P) yaitu suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota
keluarga
b. Penyebab (Etiology, E) yaitu suatu pernyataan yang dapat
menyebabkan masalah dengan mengacu pada lima tugas keluarga :
mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat
anggota
keluarga,
memelihara/memodifikasi
lingkungan,
memanfaatkan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
c. Tanda (Sign, S) yaitu sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung
untuk
mendukung
masalah
atau
penyebab
Tipologi diagnosa keperawatan keluarga dibedakan menjadi 3
kelompok,
yaitu
:
1. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami
oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan segera
2. Diagnosis risiko/risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang
belum terjadi tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual
dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan
3. Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga
ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan
mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat
ditingkatkan
Contoh
perumusan
diagnosa
keperawatan
:
a.
Diagnosa
Aktual
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada Ibu B keluarga
Bapak K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan
yang
nyaman
untuk
istirahat
dan
tidur
2.Perubahan peran menjadi orang tua tunggal pada Bapak I
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
peran
orang
tua
tunggal
setelah
istrinya
meninggal
3.Gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas gerak pada anak S
keluarga Bapak T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan yang aman untuk latihan berjalan bagi anak
S
b.
Diagnosa
Risiko/risiko
tinggi
1.Risiko terjadinya serangan berulang yang berbahaya pada Lansia Ibu
R keluarga Bapak M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas) yang dekat
dengan
tinggal
keluarga
Kelompok I0

Page 17

2.Risiko tinggi gangguan perkembangan balita D pada keluarga Bapak
N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan
stimulasi
pada
balita
3.Risiko tinggi konflik antara orang tua dan anak remaja keluarga
Bapak P berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah
komunikasi
yang
tepat
bagi
anak
remajanya
c.
Diagnosa
Potensial
1.Potensial peningkatan kesejahteraan Ibu C yang sedang hamil pada
keluarga
Bapak
Q
2.Potensial peningkatan status kesehatan balita anak G pada kelg.
Bapak
H
3. Potensial tumbuh kembang yang optimal bagi anak K pada
kelg.Bapak
L
D.
PENILAIAN
(SKORING)
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.Skoring dilakukan bila diagnosa keperawatan lebih dari satu
2. Proses skoring menggunakan skala yang dirumuskan oleh Bailon dan
Maglaya
(1978),
dengan
cara
:
• Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh perawat
• Skor dibagi dengan skor tertinggi dikalikan dengan bobot
Skor
yang
diperoleh
--------------------------x
bobot
skor
tertinggi
• Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan
jumlah bobot, yaitu 5)
No. Kriteri Sko Bobo 1. Sifat
masalah 3 1
a
r
t
Skala
:
tidak/kurang
sehat 2
Ancaman
kesehatan
1
Keadaan
sejahtera
2
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala
:
Mudah 1
Sebagian
01
Tidak
dapat
3. Potensial
Skala
Cukup
Rendah

masalah
:

4. Menonjolnya
Kelompok I0

Page 18

untuk

dicegah 3 1
Tinggi 2
1
masalah 2

Skala : masalah berat, harus segera
ditangani
1
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera
0
ditangani
Masalah tidak dirasakan
Penentuan
prioritas
sesuai
dengan
kriteria
skala
:
 Kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak atau kurang
sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadari oleh
keluarga

Untuk
kriteria
kedua
perlu
diperhatikan
:
• Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani
masalah

Sumber
daya
keluarga
:
fisik,
keuangan,
tenaga
• Sumber daya perawat : pengetahuan, ketrampilan, waktu
• Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi dan dukungan

Untuk
kriteria
ketiga
perlu
diperhatikan
:
• Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah
• Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
• Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk
memperbaiki
masalah
• Adanya kelompok yang berisiko untuk dicegah agar tidak aktual dan
menjadi
parah
 Untuk kriteria ketiga perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga
menilai
masalah
keperawatan
tersebut
Penyusunan
Prioritas
Diagnosa
Keperawatan
1. Didasarkan pada yang mempunyai skor tertinggi sampai dengan
skor
terendah
2.Perawat mempertimbangkan pula persepsi keluarga terhadap
masalah keperawatan mana yang menurut keluarga perlu diatasi
segera
PERENCANAAN
KEPERAWATAN
KELUARGA
1.Mencakup tujuan umum dan khusus dilengkapi dengan kriteria dan
standar
yang
mengacu
pada
penyebab.
2. Rencana tindakan meliputi kegiatan yang bertujuan :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah
dan
kebutuhan
kesehatan
dengan
cara
:
Kelompok I0

Page 19


Memberikan
informasi
yang
tepat
• Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
• Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat,
dengan
cara
:
• Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan
• Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada disekitar
keluarga
• Mendiskusikan tentang kosekuensinya dari tiap tindakan
c. Memberi kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang
sakit,
dengan
cara
:

Mendemonstrasikan
cara
perawatan

Menggunakan
alat
dan
fasilitas
yang
ada
di
rumah

Mengawasi
keluarga
melakukan
perawatan
d. Membantu keluarga untuk memelihara/memodifikasi lingkungan
yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara :
• Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
• Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal
mungkin
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada
disekitarnya,
dengan
cara
:
• Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar lingkungan
keluarga
• Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan
keluarga
:
1. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah, dan mempunyai jangka
waktu
yang
sesuai
dengan
kondisi
klien
2. kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan
diobservasi
dengan
panca
indra
perawat
yang
objektif
3. Disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh
keluarga dan mengarah ke kemandirian klien untuk meminimalisasi
tingkat
ketergantungan
4. diarahkan untuk mengubah pengetahuan (), sikap (afektif) dan
tindakan
keluarga
(psikomotor)
5. perawat melibatkan keluarga secara aktif karena keluarga
mempunyai tanggung jawab akhir dan merupakan cara menghormati
dan menghargai keluarga serta keluarga tidak menentang terhadap
apa
yang
akan
dilakukan
perawat.
Kelompok I0

Page 20

Metode sederhana dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan
keluarga
Diagnosa
keperawatan
Rencana
asuhan
keperawatan
Masalah (P) ---- digunakan untuk merumuskan tujuan umum-khusus
atau
tupan-tupen
Penyebab (E) ---- digunakan untuk merumuskan kriteria standar/hasil
yang
diharapkan
sebagai
tolak
ukur
suatu
I
keberhasilan
Tanda
(S)
I
Selanjutnya
merumuskan
rencana
tindakan
kepera
watan keluarga

IV.

IMPLEMENTASI

- perawat tidak bekerja sendiri melibatkan semua profesi kesehatan
yang menjadi tim perawatan kesehatan dirumah (home care)
- Peran perawat sebagai koordinator tetapi dapat juga sebagai
pelaksana
asuhan
keperawatan
- Melakukan kontrak sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosis
keperawatan) meliputi : waktu, topik, siapa pelaksananya, sasaran
keluarga,
peralatan
- Tujuannya agar keluarga dan perawat siap secara fisik dan psikis
- Harus sesuai dengan rencana dan kontrak yang telah dilakukan
Materi
:
sesuai
tujuan
yang
diharapkan
- Media : sesuai dengan kriteria pada rencana asuhan keperawatan
keluarga agar diperoleh efektifitas yang maksimal, yaitu :

Brosur/leaflet
yang
dibuat
sendiri
oleh
perawat

Buku

Poster

Rekaman
audio
atau
video,
dll
- Buat rencana kegaiatan yang terstruktur agar diperoleh hasil yang
efektif
dan
efisien
- Rencanakan secara sistematis dan berurutan secara bertingkat
derdasarkan
rencana
tindakan
yang
telah
dibuat
- Impkementasi dapat dilakukan oleh klien sendiri, perawat, anggota
tim kesehatan, keluarga lain dan orang lain yang masuk dalam
jaringan
kerja
keperawatan
keluarga

Kelompok I0

Page 21

V. EVALUASI
- Kegiatan membandingkan hasil implementasi dengan kriteria dan
standar
yang
ditetapkan
- Bila evaluasi tidak atau berhasil sebagian disusun rencana baru
- Evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga
dengan
waktu
yang
sesuai
dengan
kondisi
keluarga
Disusun
menggunakan
SOAP
yaitu
 S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan keluarga
setelah
implementasi
 O adalah keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
dengan
pengamatan
langsung
setelah
implementasi
 A adalah analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan
objektif keluarga yang dibandingkan dengan kriteria dan standar yang
telah
ditentukan
pada
rencana
keperawatan
 P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan
analisis
- Evaluasi yang dilaksanakan oleh perawat adalah evaluasi formatif
yang bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan kontrak pelaksanaan
sedangkan evaluasi sumatif bertujuan untuk menilai secara
keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis keperawatan dengan
maksud apakah rencana diteruskan, diteruskan sebagian, diteruskan
dengan
perubahan
intervensi
atau
dihentikan.
Format evaluasi formatif dan sumatif

Kelompok I0

Page 22

Tanggal
waktu

&

23 MARET 2015

No. Dx

1

Evaluasi

S
O
A
P:

Kolom 2
C
:
:
:

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri aras kepala
keluarga serta beberaoa orang yangberkumpul dan tinggal dalam satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan.adapun pengkajian yang di
lakukan pada keluarga dengan anak usia sekolah meliuputi identitas
riwayat tahap perkembangan keluarga lingkungan , stuktur keluarga ,
fungsi keluarga, penyebab masalah keluarga dan koping yang di
lakukan keluarga., identitas anak riwayat kehamilan sampai kelahiran
riwayat kesehatan bayi sampai saat ini , kebiasaan saat ini (pola
prilaku dan kegiatan sehari –hari) pertumbuhan dan perkembangan
saat ini termasuk kemampuan yang telah di capai dan pemeriksaan
fisik. Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada anak
Kelompok I0

Page 23

usia sekolah adalah bersihan jalan nafas tidak efektif pada anak
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anak
dengan ISPA.RESIKO TINGGI TERHADAP GANGGUAN PEMENUHAN
NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA anak berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga
khususnya pada anak dengan maltunutrisi resiko tinggi terhadap
kekurangan volume cairan pada anak berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga merawat anggota keluargak hususnya pada anak
dengan diare.

B. SARAN
Pada kesempatan ini kelompok akan mengemukakan beberapa
saran sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha
peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang akan
datang, diantaranya:
- Dalam melakukan askep, perawat mengetahui atau mengerti
tentang rencana keluarga dengan anak usia sekolah,
pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan
yang baik dengan keluarga.
- Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan
yang harmonis dengan keluarga sengga keluarga diharapkan
mampu
memahami
tentang
masalah
yang
sedang
dialami/terjadi pada anak usia sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
1. Muscary, ME, (2001), Panduan Belajar
Kelompok I0

Page 24

Keperawatan Pediatric, Edisi 3,
(Alfrina Hany, SKp, Penerjemah)
Jakarta: EGC.
2. Anonim. (2007). Family centered care.
diakses tanggal 7 September 2007 dari
http://www.familycenteredcare.org
3. Bissel C, “Family-Centered Care” oleh
as retrieved on 12 Jul 2007 02:22:57
GMT.
http://communitygateway.org/faq/fcc.ht
m
4. Friedman, MM, (1998), Keperawatan
Keluarga; Teori dan Praktik; Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
5. Petersen M, F, Cohe J, Parsons V,
(2004) Family-Centered Care: Do we
Practice What We Preach?, JOGNN
July/Agustus 2004
6. Hockenberry, J.M. & Wilson, D.
(2007). Wong’s Nursing Care of
Infants and Children”. (8th edition).
Canada: Mosby Company.
7. Supartini,Y. (2004). Buku ajar konsep
dasar keperawatan anak. Jakarta ;EGC.
8. Wong, D.L dan Hockenbery-Eaton.
(2000), Nursing care of infants and
children. (6th ed.). Missouri;Mosby

MAKALAH
KEPERAWATAN ANAK
“AsuhanKeperawatan pada anak usia sekolah”
Kelompok I0

Page 25

Di SusunOleh :
Kelompok X
Sengli Manuho
Julyati Engka
Yudistira Katihokang
Widiati Nayoan

AKADEMI KEPERAWATAN METUARI WAYA
MANADO
2015

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Asuhan
keperawatan pada anak usia sekolah ” dengan baik.

Kelompok I0

Page 26

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman semua yang telah
memberikan bantuannya kepada kami berupa pikiran dan bahan materi sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan
datang.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Manado, 20 maret 2015
Penulis,

Kelompok X

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................... i
MOTTO .................................................................................... ii
Kelompok I0

Page 27

KATA PENGANTAR ................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................... 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................2
A. Konsep Dasar Medis....................................................... 2
1. Defenisi .................................................................... 2-5
B. Konsep Dasar Keperawatan............................................ 6
1. Pengkajian.................................................................

6

2. DiagnosaKeperawatan............................................... 6
3. Intervensi...................................................................7
4. Implementasi……………………………………………15-16
5. Evaluasi………………………………………………………17
BAB III PENUTUP ..................................................................... 18
A. Kesimpulan.....................................................................18
B. Saran .............................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................19

Kelompok I0

Page 28