IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM
Kegunaan Sand Filter :
Fungsi sand filter adalah menyaring partikel-partikel kotoran yang terdapat di dalam air. Pada proses sand filtrasi,
bahan koloid akan tertahan yaitu dalam bentuk lapisan gelatin, sedangkan ion-ion yang larut dalam air akan
dinetralkan oleh ion-ion pasir (sebagian partikel pasir juga mengalami ionisasi di dalam filter). Dengan demikian
sifat air akan berubah karena terjadi netralisasi tersebut. Di samping itu, lapisan zooglial pasir yang mengandung
organisme hidup akan memakan bahan organis, jadi akan membersihkan air. Dengan demikian cara kerja pasir
penyaring dapat secara mekanis, elektrolisis dan bakterisidal.
Media Filter yang digunakan pada Pressure Sand Filter adalah Silica Sand, dengan syarat utamanya adalah
harus bersih, keras dan tahan lama. Bahan penyaring ini cukup kasar dan ditempatkan di atas koral/kerikil/gravel
yang ditempatkan secara berlapis-lapis. Besar butir pasir yang digunakan akan mempengaruhi keefektifan
proses filtrasi. Pada waktu tertentu, pasir penyaring harus dicuci dengan cara back washed sistem yaitu air
dialirkan secara terbalik atau berlawanan dengan aliran air selama penyaringan (dari bawah ke atas), dengan
kecepatan yang memungkinkan pasir mengalami pemuaian (ekspansi) sehingga proses filtrasi tetap efisien.
Kegunaan Carbone active
Karbon aktif adalah karbon yang di proses sedemikian rupa sehingga pori – porinya terbuka,
dan dengan demikian akan mempunyai daya serap yang tinggi. Karbon aktif merupakkan
karbon yang bebas serta memiliki permukaan dalam (internal surface), sehingga mempunyai
daya serap yang baik. Keaktifan daya menyerap dari karbon aktif ini tergantung dari jumlah
senyawa kabonnya yang berkisar antara 85 % sampai 95% karbon bebas. Karbon aktif yang
berwarna hitam, tidak berbau, tidak terasa dan mempunyai daya serap yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan kabon aktif yang belum menjalani proses aktivasi, serta
mempunyai permukaan yang luas, yaitu memiliki luas antara 300 sampai 2000 m/gram.
Karbon aktif ini mempunyai dua bentuk sesuai ukuran butirannya, yaitu karbon aktif bubuk
dan karbon aktif granular (butiran). Karbon aktif bubuk ukuran diameter butirannya kurang
dari atau sama dengan 325 mesh. Sedangkan karbon aktif granular ukuran diameter
butirannya lebih besar dari 325 mesh.
Karbon aktif merupakan suatu bentuk arang yang telah melalui aktifasi dengan
menggunakan gas CO2, uap air atau bahan-bahan kimia sehingga pori-porinya terbuka dan
dengan demikian daya absorpsinya menjadi lebih tinggi terhadap zat warna dan bau.
Karbon aktif mengandung 5 sampai 15 persen air, 2 sampai 3 persen abu dan sisanya terdiri
dari karbon. Karbon aktif berbentuk amorf terdiri dari pelat-pelat datar, disusun oleh atomatom C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi heksagonal datar dengan satu atom C
pada setiap sudutnya. Pelat-pelat tersebut bertumpuk-tumpuk satu sama lain membentuk
kristal-kristal dengan sisa hidrokarbon, ter dan senyawa organik lain yang tertinggal pada
permukaannya. Bahan baku karbon aktif dapat berasal dari bahan nabati atau turunannya
dan bahan hewani. Mutu karbon aktif yang dihasilkan dari tempurung kelapa mempunyai
daya serap tinggi, karena arang ini berpori-pori dengan diameter yang kecil, sehingga
mempunyai internal yang luas. Luas permukaan arang adalah 2 x 104 cm2 per gram, tetapi
sesudah pengaktifan dengan bahan kimia mempunyai luas sebesar 5 x 106 sampai 15 x
107cm2 per gram . Ada 2 tahap utama proses pembuatan karbon aktif yakni proses
karbonasi dan proses aktifasi. Dijelaskan bahwa secara umum proses karbonisasi sempurna
adalah pemanasan bahan baku tanpa adanya udara sampai temperatur yang cukup tinggi
untuk mengeringkan dan menguapkan senyawa dalam karbon. Pada proses ini terjadi
dekomposisi termal dari bahan yang mengandung karbon, dan menghilangkan spesies non
karbonnya. Proses aktifasi bertujuan untuk meningkatkan volume dan memperbesar
diameter pori setelah mengalami proses karbonisasi, dan meningkatkan penyerapan. Pada
umumnya karbon aktif dapat di aktifasi dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan cara aktifasi kimia
dan aktifasi fisika.
1. Aktifasi kimia, arang hasil karbonisasi direndam dalam larutan aktifasi sebelum
dipanaskan. Pada proses aktifasi kimia, arang direndam dalam larutan pengaktifasi selama
24 jam lalu ditiriskan dan dipanaskan pada suhu 600 – 9000C selama 1 – 2 jam.
2. Aktifasi fisika, yaitu proses menggunakan gas aktifasi misalnya uap air atau CO2 yang
dialirkan pada arang hasil karbonisasi. Proses ini biasanya berlangsung pada temperatur
800 – 11000C.
Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon
tersebut. Karbon Aktif digunakan untuk menjernihkan air, pemurnian gas, industri minuman,
farmasi, katalisator, dan berbagai macam penggunaan lain. Selain di bidang pengolahan air,
karbon aktif dapat digunakan di berbagai industri seperti pengolahan/tambang emas dengan
berbagai ukuran mesh maupun iondine number. Juga digunakan untuk dinding partisi,
penyegar kulkas, vas bunga, dan ornamen meja. Di balik legamnya, barang gosong itu
ternyata sangat kaya manfaat. Karbon aktif dapat digunakan sebagai bahan pemucat,
penyerap gas, penyerap logam, menghilangkan polutan mikro misalnya zat organic maupun
anorganik, detergen, bau, senyawa phenol dan lain sebagainya. Pada saringan arang aktif
ini terjadi proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat - zat yang akan dihilangkan oleh
permukaan arang aktif, termasuk CaCo3 yang menyebabkan kesadahan. Apabila seluruh
permukaan arang aktif sudah jenuh, atau sudah tidak mampu lagi menyerap maka kualitas
air yang disaring sudah tidak baik lagi, sehingga arang aktif harus diganti dengan arang aktif
yang baru.
Untuk mengurangi kesadahan (Hardness) pada air dapat digunakan filtrasi (penyaringan)
dengan media karbon aktif yang memiliki sifat kimia dan fisika, di antaranya mampu
menyerap zat organik maupun anorganik, dapat berlaku sebagai penukar kation, dan
sebagai katalis untuk berbagai reaksi. Karbon aktif adalah sejenis adsorbent (penyerap),
berwarna hitam, berbentuk granule, bulat, pellet ataupun bubuk. Jenis karbon aktif
tempurung kelapa ini sering digunakan dalam proses penyerap rasa dan bau dari air, dan
juga penghilang senyawa-senyawa organik dalam air. Air sadah adalah air yang
mengandung ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Ion-ion ini terdapat dalam air dalam
bentuk sulfat, klorida, dan hidrogenkarbonat. Kesadahan air alam biasanya disebabkan
garam karbonat atau garam asamnya. Kesadahan merupakkan petunjuk kemampuan air
untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air
dapat membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan air yang berkesadahan
tinggi tidak akan membentuk busa. Kesadahan atau Hardness adalah salah satu sifat kimia
yang dimiliki oleh air.Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+,
Mg2+. Atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam
bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan
bikarbonat dalam jumlah kecil
Kegunaan Zeolit
Telah bertahun-tahun zeolit digunakan sebagai penukar kation (cation exchangers), pelunak air (water
softening), penyaring molekul (molecular sieves) serta sebagai bahan pengering (drying agents). Selain itu zeolit
juga telah digunakan sebagai katalis atau pengemban katalis pada berbagai reaksi kimia.
Zeolit merupakan mineral alumina silikat terhidrat yang tersusun atas tetrahedral-tetrahedral alumina
(AlO45-) dan silika (SiO44-) yang membentuk struktur bermuatan negatif dan berongga terbuka/berpori. Muatan
negatif pada kerangka zeolit dinetralkan oleh kation yang terikat lemah. Selain kation, rongga zeolit juga terisi
oleh molekul air yang berkoordinasi dengan kation.
Rumus umum zeolit adalah Mx/n[(AlO2)x(SiO2)y].mH2O
Dimana M adalah kation bervalensi n
(AlO2)x(SiO2)y adalah kerangka zeolit yang bermuatan negatif
H2O adalah molekul air yang terhidrat dalam kerangka zeolit.
Zeolit pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu zeolit alam dan zeolit sintetik. Zeolit alam
biasanya mengandung kation-kation K+ ,Na+, Ca2+ atau Mg2+ sedangkan zeolit sintetik biasanya hanya
mengandung kation-kation K+ atau Na+. Pada zeolit alam, adanya molekul air dalam pori dan oksida bebas di
permukaan seperti Al2O3, SiO2, CaO, MgO, Na2O, K2O dapat menutupi pori-pori atau situs aktif dari zeolit
sehingga dapat menurunkan kapasitas adsorpsi maupun sifat katalisis dari zeolit tersebut. Inilah alasan
mengapa zeolit alam perlu diaktivasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Aktivasi zeolit alam dapat dilakukan
secara fisika maupun kimia. Secara fisika, aktivasi dapat dilakukan dengan pemanasan pada suhu 300-400 oC
dengan udara panas atau dengan sistem vakum untuk melepaskan molekul air. Sedangkan aktivasi secara kimia
dilakukan melalui pencucian zeolit dengan larutan Na 2EDTA atau asam-asam anorganik seperti HF, HCl dan
H2SO4 untuk menghilangkan oksida-oksida pengotor yang menutupi permukaan pori.
Rasio Si/Al
Rasio Si/Al merupakan perbandingan jumlah atom Si terhadap jumlah atom Al di dalam kerangka zeolit.
Zeolit-A merupakan zeolit sintetik yang mempunyai rasio Si/Al sama dengan satu. Beberapa zeolit mempunyai
rasio Si/Al yang tinggi seperti zeolit ZK-4 (LTA), yang mempunyai struktur kerangka seperti zeolit-A, mempunyai
rasio 2,5. Banyak zeolit sintetik yang dikembangkan untuk katalis mempunyai kadar Si yang tinggi seperti ZMS-5
(MFI) (Zeolit Socony-Mobil) dengan rasio Si/Al antara 20 sampai tak terhingga (murni SiO 2). Ini jauh melebihi
mordenit (rasio Si/Al = 5,5) yang merupakan zeolit alam yang dikenal paling banyak mengandung Si.
Perubahan rasio Si/Al dari zeolit akan mengubah muatan zeolit sehingga pada akhirnya akan
mengubah jumlah kation penyeimbang. Lebih sedikit atom Al artinya lebih sedikit muatan negatif pada zeolit
sehingga lebih sedikit pula kation penyeimbang yang ada. Zeolit berkadar Si tinggi bersifat hidrofobik dan
mempunyai affinitas terhadap hidrokarbon.
Kation Penyeimbang
Kerangka Si/Al-O pada zeolit bersifat rigid, akan tetapi kation bukan merupakan bagian dari kerangka
ini. Kation yang berada di dalam rongga zeolit disebut exchangeable cations karena bersifat mobil dan dapat
digantikan oleh kation lainnya.
Keberadaan dan posisi kation pada zeolit sangat penting untuk berbagai alasan. Lingkar silang dari
cincin dan terowongan pada strukturnya dapat diubah dengan mengubah ukuran atau muatan kation. Secara
signifikan hal ini akan mempengaruhi ukuran molekul yang dapat teradsorbsi. Pengubahan pada pengisian
kationik juga akan mengubah distribusi muatan di dalam rongga yang akan mempengaruhi sifat adsorptif dan
aktivitas katalitik dari zeolit tersebut. Dengan alasan ini maka sangat penting untuk mengatur posisi kation di
dalam kerangka dan banyak penelitian telah dilakukan untuk maksud tersebut.
Zeolit sebagai agen pendehidrasi
Kristal zeolit normal mengandung molekul air yang berkoordinasi dengan kation penyeimbang. Zeolit
dapat didehidrasi dengan memanaskannya. Pada keadaan ini kation akan berpindah posisi, sering kali menuju
tempat dengan bilangan koordinasi lebih rendah. Zeolit terdehidrasi merupakan bahan pengering (drying agents)
yang sangat baik. Penyerapan air akan membuat kation kembali menuju keadaan koordinasi tinggi.
Zeolit sebagai penukar ion
Kation Mn+ pada zeolit dapat ditukarkan oleh ion lain yang terdapat pada larutan yang mengelilinginya.
Dengan sifat ini zeolit-A dengan ion Na + dapat digunakan sebagai pelunak air (water softener) dimana ion
Na+ akan digantikan oleh ion Ca2+ dari air sadah. Zeolit yang telah jenuh Ca2+ dapat diperbarui dengan
melarutkannya ke dalam larutan garam Na+ atau K+ murni. Zeolit-A sekarang ditambahkan ke dalam deterjen
sebagai pelunak air menggantikan polipospat yang dapat menimbulkan kerusakan ekologi. Produksi air minum
dari air laut menggunakan campuran Ag dan Ba zeolit merupakan proses desalinasi yang baik walaupun proses
ini tergolong mahal.
Beberapa zeolit mempunyai affinitas besar terhadap kation tertentu. Clipnoptilolite (HFU) merupakan
zeolit alam yang digunakan untuk recovery 137Cs dari sampah radioaktif. Zeolit-A juga dapat digunakan untuk
mengisolasi strontium. Zeolit telah digunakan secara besar-besaran untuk membersihkan zat radioaktif pada
kecelakaan Chernobyl dan Three-Mile Island.
Zeolit juga digunakan untuk mengurangi tingkat pencemaran logam berat seperti Pb, Cd, Zn, Cu 2+,Mn2+,
2+
Ni pada lingkungan. Modifikasi zeolit sebagai adsorben anion seperti NO 3-, Cl-, dan SO4- telah dikembangkan
melalui proses kalsinasi zeolit-H pada suhu 5500C.
Zeolit sebagai adsorben
Zeolit yang terdehidrasi akan mempunyai struktur pori terbuka dengan internal surface area besar
sehingga kemampuan mengadsorb molekul selain air semakin tinggi. Ukuran cincin dari jendela yang menuju
rongga menentukan ukuran molekul yang dapat teradsorb. Sifat ini yang menjadikan zeolit mempunyai
kemampuan penyaringan yang sangat spesifik yang dapat digunakan untuk pemurnian dan pemisahan.
Chabazite (CHA) merupakan zeolit pertama yang diketahui dapat mengadsorb dan menahan molekul kecil
seperti asam formiat dan metanol tetapi tidak dapat menyerap benzena dan molekul yang lebih besar. Chabazite
telah digunakan secara komersial untuk mengadsorb gas polutan SO 2 yang merupakan emisi dari cerobong
asap. Hal yang sama terdapat pada zeolit-A dimana diameter jendela berukuran 410 pm yang sangat kecil
dibandingkan diameter rongga dalam yang mencapai 1140 pm sehingga molekul metana dapat masuk rongga
dan molekul benzena yang lebih besar tertahan diluar.
Selain itu zeolit juga dapat digunakan sebagai adsorben zat warna brom dan untuk pemucatan minyak
sawit mentah.
Zeolit yang digunakan sebagai penyaring molekular tidak menunjukkan perubahan cukup besar pada
struktur kerangka dasar pada dehidrasi walaupun kation berpindah menuju posisi dengan koordinasi lebih
rendah. Setelah dehidrasi, zeolit-A dan zeolit lainnya sangat stabil terhadap pemanasan dan tidak
terdekomposisi dibawah 7000C. Volume rongga pada zeolit-A terdehidrasi adalah sekitar 50% dari volume zeolit.
Zeolit sebagai katalis
Zeolit merupakan katalis yang sangat berguna yang menunjukkan beberapa sifat penting yang tidak
ditemukan pada katalis amorf tradisional. Katalis amorf hampir selalu dibuat dalam bentuk serbuk untuk
memberikan luas permukaan yang besar sehingga jumlah sisi katalitik semakin besar. Keberadaan rongga pada
zeolit memberikan luas permukaan internal yang sangat luas sehingga dapat menampung 100 kali molekul lebih
banyak daripada katalis amorf dengan jumlah yang sama. Zeolit merupakan kristal yang mudah dibuat dalam
jumlah besar mengingat zeolit tidak menunjukkan aktivitas katalitik yang bervariasi seperti pada katalis amorf.
Sifat penyaring molekul dari zeolit dapat mengontrol molekul yang masuk atau keluar dari situs aktif. Karena
adanya pengontrolan seperti ini maka zeolit disebut sebagai katalis selektif bentuk.
Aktivitas katalitik dari zeolit terdeionisasi dihubungkan dengan keberadaan situs asam yang muncul dari
unit tetrahedral [AlO4] pada kerangka. Situs asam ini bisa berkarakter asam Bronsted maupun asam Lewis. Zeolit
sintetik biasanya mempunyai ion Na+ yang dapat dipertukarkan dengan proton secara langsung dengan asam,
memberikan permukaan gugus hidroksil (situs Bronsted). Jika zeolit tidak stabil pada larutan asam, situs
Bronsted dapat dibuat dengan mengubah zeolit menjadi garam NH 4+ kemudian memanaskannya sehingga
terjadi penguapan NH3 dengan meninggalkan proton. Pemanasan lebih lanjut akan menguapkan air dari situs
Bronsted menghasilkan ion Al terkoordinasi 3 yang mempunyai sifat akseptor pasangan elektron (situs lewis).
Permukaan zeolit dapat menunjukkan situs Bronsted, situs Lewis ataupun keduanya tergantung bagaimana
zeolit tersebut dipreparasi.
Tidak semua katalis zeolit menggunakan prinsip deionisasi atau bentuk asam. Sifat katalisis juga dapat
diperoleh dengan mengganti ion Na+ dengan ion lantanida seperti La3+ atau Ce3+. Ion-ion ini kemudian
memposisikan dirinya sehingga dapat mencapai kondisi paling baik yang dapat menetralkan muatan negatif
yang terpisah dari tetrahedral Al pada kerangka. Pemisahan muatan menghasilkan gradien medan elektrostatik
yang tinggi di dalam rongga yang cukup besar untuk mempolarisasi ikatan C-H atau mengionisasi ikatan tersebut
sehingga reaksi selanjutnya dapat terjadi. Efek ini dapat diperkuat dengan mereduksi Al pada zeolit sehingga unit
[AlO4] terpisah lebih jauh. Tanah jarang sebagai bentuk tersubtitusi dari zeolit-X menjadi katalis zeolit komersial
pertama untuk proses cracking petroleum pada tahun 1960an. Akan tetapi katalis ini telah digantikan oleh ZeolitY yang lebih stabil pada suhu tinggi. Katalis ini menghasilkan 20% lebih banyak petrol (gasolin) daripada zeolit-X.
Cara ketiga penggunaan zeolit sebagai katalis adalah dengan menggantikan ion Na+ dengan ion logam
lain seperti Ni2+, Pd2+ atau Pt2+ dan kemudian mereduksinya secara in situ sehingga atom logam terdeposit di
dalam kerangka zeolit. Material yang dihasilkan menunjukkan sifat gabungan antara sifat katalisis logam dengan
pendukung katalis logam (zeolit) dan penyebaran logam ke dalam pori dapat dicapai dengan baik.
Teknik lain untuk preparasi katalis dengan pengemban zeolit melibatkan adsorsi fisika dari senyawa
anorganik volatil diikuti dengan dekomposisi termal. Ni(CO) 4 dapat teradsorb pada zeolit-X dan dengan
pemanasan hati-hati akan terdekomposisi meninggalkan atom nikel pada rongga. Katalis ini merupakan katalis
yang baik untuk konversi karbon monoksida menjadi metana.
Zeolit mempunyai tiga tipe katalis selektif bentuk
1. Katalis selektif reaktan
Dimana hanya molekul (reaktan) dengan ukuran tertentu yang dapat masuk ke dalam poridan akan bereksi di
dalam pori.
2. Katalis selektif produk
Hanya produk yang berukuran tertentu yang dapat meninggalkan situs aktif dan berdifusi melewati saluran
(channel) dan keluar sebagai produk.
3. Katalis selektif keadaan transisi
Reaksi yang terjadi melibatkan keadaan transisi dengan dimensi yang terbatasi oleh ukuranpori.
Kegunaan sinar uv
Proses desinfeksi pada pengolahan air minum dapat menggunakan
sinar ultra violet (UV). Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 200
nm – 300 nm (disebut UVC) dapat membunuh bakteri, spora, dan virus. Panjang
gelombang UV yang paling efektif dalam membunuh bakteri adalah 265 nm.
Mekanisme kerja UV adalah melepaskan poton yang akan diserap oleh DNA
mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan DNA sehingga proses replikasi DNA
akan terhambat. Pada keadaan ini, mikroorganisme akan mati secara perlahan
karena tidak dapat mengatur metabolisme sel dan tidak dapat berkembang biak.
DNA yang tersusun dari rantai dasar nitrogen
berupa purine dan pyrimidine dimana purine terdiri dari adeninedan guanine,
sedangkan pyrimidine terdiri dari thymine dan cytosine. Dalam proses penyerapan
poton oleh DNA, energi yang dimiliki oleh poton akan mengakibatkan terputusnya
rantai hidrogen yang menghubungkan antara thymine dan cytosine yang
mengakibatkan kerusakan DNA.
Dosis UV yang diberikan dapat dihitung dengan perkalian antara intensitas poton
yang diberikan dengan lamanya waktu pemaparan yang diberikan. Satuan yang
digunakan adalah mJ/cm2. Dalam pengolahan menggunakan UV dikenal D10 yang
didefinisikan sebagai dosis yang dibutuhkan untuk mengurangi mikroorganisme
hingga 90% dari total mikroorganisme dalam air yang diolah. Tabel 2.8 menunjukkan
hubungan antara dosis UV dan penyisihan bakteri E.coli dalam air.
Tabel 2.8 Dosis UV terhadap Jumlah E.Coli dalam Pengolahan Air
Dosis Uv (mJ/cm2)
Pengurangan jumlah E.coli
5.4
90 %
10.8
99 %
16.2
99.90 %
21.6
99.99 %
Sumber : Hanovia Ltd. Jerman
Sinar UV dihasilkan dari lampu UV yang pada dasarnya hampir sama dengan
lampufluorescent (lampu neon). Tabung lampu diisi dengan gas inert, biasanya
argon dan merkuri, dengan jumlah terbatas. Berdasarkan tekanan dalam tabung,
lampu UV dibedakan menjadi 2 yaitu lampu UV bertekanan rendah (Low Pressure
UV) dan lampu UV bertekanan sedang (Medium Pressure UV). Perbedaan tekanan
dalam tabung lampu akan berpengaruh pada gelombang elektromagnetik yang
dihasilkan.
Fungsi sand filter adalah menyaring partikel-partikel kotoran yang terdapat di dalam air. Pada proses sand filtrasi,
bahan koloid akan tertahan yaitu dalam bentuk lapisan gelatin, sedangkan ion-ion yang larut dalam air akan
dinetralkan oleh ion-ion pasir (sebagian partikel pasir juga mengalami ionisasi di dalam filter). Dengan demikian
sifat air akan berubah karena terjadi netralisasi tersebut. Di samping itu, lapisan zooglial pasir yang mengandung
organisme hidup akan memakan bahan organis, jadi akan membersihkan air. Dengan demikian cara kerja pasir
penyaring dapat secara mekanis, elektrolisis dan bakterisidal.
Media Filter yang digunakan pada Pressure Sand Filter adalah Silica Sand, dengan syarat utamanya adalah
harus bersih, keras dan tahan lama. Bahan penyaring ini cukup kasar dan ditempatkan di atas koral/kerikil/gravel
yang ditempatkan secara berlapis-lapis. Besar butir pasir yang digunakan akan mempengaruhi keefektifan
proses filtrasi. Pada waktu tertentu, pasir penyaring harus dicuci dengan cara back washed sistem yaitu air
dialirkan secara terbalik atau berlawanan dengan aliran air selama penyaringan (dari bawah ke atas), dengan
kecepatan yang memungkinkan pasir mengalami pemuaian (ekspansi) sehingga proses filtrasi tetap efisien.
Kegunaan Carbone active
Karbon aktif adalah karbon yang di proses sedemikian rupa sehingga pori – porinya terbuka,
dan dengan demikian akan mempunyai daya serap yang tinggi. Karbon aktif merupakkan
karbon yang bebas serta memiliki permukaan dalam (internal surface), sehingga mempunyai
daya serap yang baik. Keaktifan daya menyerap dari karbon aktif ini tergantung dari jumlah
senyawa kabonnya yang berkisar antara 85 % sampai 95% karbon bebas. Karbon aktif yang
berwarna hitam, tidak berbau, tidak terasa dan mempunyai daya serap yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan kabon aktif yang belum menjalani proses aktivasi, serta
mempunyai permukaan yang luas, yaitu memiliki luas antara 300 sampai 2000 m/gram.
Karbon aktif ini mempunyai dua bentuk sesuai ukuran butirannya, yaitu karbon aktif bubuk
dan karbon aktif granular (butiran). Karbon aktif bubuk ukuran diameter butirannya kurang
dari atau sama dengan 325 mesh. Sedangkan karbon aktif granular ukuran diameter
butirannya lebih besar dari 325 mesh.
Karbon aktif merupakan suatu bentuk arang yang telah melalui aktifasi dengan
menggunakan gas CO2, uap air atau bahan-bahan kimia sehingga pori-porinya terbuka dan
dengan demikian daya absorpsinya menjadi lebih tinggi terhadap zat warna dan bau.
Karbon aktif mengandung 5 sampai 15 persen air, 2 sampai 3 persen abu dan sisanya terdiri
dari karbon. Karbon aktif berbentuk amorf terdiri dari pelat-pelat datar, disusun oleh atomatom C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi heksagonal datar dengan satu atom C
pada setiap sudutnya. Pelat-pelat tersebut bertumpuk-tumpuk satu sama lain membentuk
kristal-kristal dengan sisa hidrokarbon, ter dan senyawa organik lain yang tertinggal pada
permukaannya. Bahan baku karbon aktif dapat berasal dari bahan nabati atau turunannya
dan bahan hewani. Mutu karbon aktif yang dihasilkan dari tempurung kelapa mempunyai
daya serap tinggi, karena arang ini berpori-pori dengan diameter yang kecil, sehingga
mempunyai internal yang luas. Luas permukaan arang adalah 2 x 104 cm2 per gram, tetapi
sesudah pengaktifan dengan bahan kimia mempunyai luas sebesar 5 x 106 sampai 15 x
107cm2 per gram . Ada 2 tahap utama proses pembuatan karbon aktif yakni proses
karbonasi dan proses aktifasi. Dijelaskan bahwa secara umum proses karbonisasi sempurna
adalah pemanasan bahan baku tanpa adanya udara sampai temperatur yang cukup tinggi
untuk mengeringkan dan menguapkan senyawa dalam karbon. Pada proses ini terjadi
dekomposisi termal dari bahan yang mengandung karbon, dan menghilangkan spesies non
karbonnya. Proses aktifasi bertujuan untuk meningkatkan volume dan memperbesar
diameter pori setelah mengalami proses karbonisasi, dan meningkatkan penyerapan. Pada
umumnya karbon aktif dapat di aktifasi dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan cara aktifasi kimia
dan aktifasi fisika.
1. Aktifasi kimia, arang hasil karbonisasi direndam dalam larutan aktifasi sebelum
dipanaskan. Pada proses aktifasi kimia, arang direndam dalam larutan pengaktifasi selama
24 jam lalu ditiriskan dan dipanaskan pada suhu 600 – 9000C selama 1 – 2 jam.
2. Aktifasi fisika, yaitu proses menggunakan gas aktifasi misalnya uap air atau CO2 yang
dialirkan pada arang hasil karbonisasi. Proses ini biasanya berlangsung pada temperatur
800 – 11000C.
Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon
tersebut. Karbon Aktif digunakan untuk menjernihkan air, pemurnian gas, industri minuman,
farmasi, katalisator, dan berbagai macam penggunaan lain. Selain di bidang pengolahan air,
karbon aktif dapat digunakan di berbagai industri seperti pengolahan/tambang emas dengan
berbagai ukuran mesh maupun iondine number. Juga digunakan untuk dinding partisi,
penyegar kulkas, vas bunga, dan ornamen meja. Di balik legamnya, barang gosong itu
ternyata sangat kaya manfaat. Karbon aktif dapat digunakan sebagai bahan pemucat,
penyerap gas, penyerap logam, menghilangkan polutan mikro misalnya zat organic maupun
anorganik, detergen, bau, senyawa phenol dan lain sebagainya. Pada saringan arang aktif
ini terjadi proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat - zat yang akan dihilangkan oleh
permukaan arang aktif, termasuk CaCo3 yang menyebabkan kesadahan. Apabila seluruh
permukaan arang aktif sudah jenuh, atau sudah tidak mampu lagi menyerap maka kualitas
air yang disaring sudah tidak baik lagi, sehingga arang aktif harus diganti dengan arang aktif
yang baru.
Untuk mengurangi kesadahan (Hardness) pada air dapat digunakan filtrasi (penyaringan)
dengan media karbon aktif yang memiliki sifat kimia dan fisika, di antaranya mampu
menyerap zat organik maupun anorganik, dapat berlaku sebagai penukar kation, dan
sebagai katalis untuk berbagai reaksi. Karbon aktif adalah sejenis adsorbent (penyerap),
berwarna hitam, berbentuk granule, bulat, pellet ataupun bubuk. Jenis karbon aktif
tempurung kelapa ini sering digunakan dalam proses penyerap rasa dan bau dari air, dan
juga penghilang senyawa-senyawa organik dalam air. Air sadah adalah air yang
mengandung ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Ion-ion ini terdapat dalam air dalam
bentuk sulfat, klorida, dan hidrogenkarbonat. Kesadahan air alam biasanya disebabkan
garam karbonat atau garam asamnya. Kesadahan merupakkan petunjuk kemampuan air
untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air
dapat membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan air yang berkesadahan
tinggi tidak akan membentuk busa. Kesadahan atau Hardness adalah salah satu sifat kimia
yang dimiliki oleh air.Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+,
Mg2+. Atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam
bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan
bikarbonat dalam jumlah kecil
Kegunaan Zeolit
Telah bertahun-tahun zeolit digunakan sebagai penukar kation (cation exchangers), pelunak air (water
softening), penyaring molekul (molecular sieves) serta sebagai bahan pengering (drying agents). Selain itu zeolit
juga telah digunakan sebagai katalis atau pengemban katalis pada berbagai reaksi kimia.
Zeolit merupakan mineral alumina silikat terhidrat yang tersusun atas tetrahedral-tetrahedral alumina
(AlO45-) dan silika (SiO44-) yang membentuk struktur bermuatan negatif dan berongga terbuka/berpori. Muatan
negatif pada kerangka zeolit dinetralkan oleh kation yang terikat lemah. Selain kation, rongga zeolit juga terisi
oleh molekul air yang berkoordinasi dengan kation.
Rumus umum zeolit adalah Mx/n[(AlO2)x(SiO2)y].mH2O
Dimana M adalah kation bervalensi n
(AlO2)x(SiO2)y adalah kerangka zeolit yang bermuatan negatif
H2O adalah molekul air yang terhidrat dalam kerangka zeolit.
Zeolit pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu zeolit alam dan zeolit sintetik. Zeolit alam
biasanya mengandung kation-kation K+ ,Na+, Ca2+ atau Mg2+ sedangkan zeolit sintetik biasanya hanya
mengandung kation-kation K+ atau Na+. Pada zeolit alam, adanya molekul air dalam pori dan oksida bebas di
permukaan seperti Al2O3, SiO2, CaO, MgO, Na2O, K2O dapat menutupi pori-pori atau situs aktif dari zeolit
sehingga dapat menurunkan kapasitas adsorpsi maupun sifat katalisis dari zeolit tersebut. Inilah alasan
mengapa zeolit alam perlu diaktivasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Aktivasi zeolit alam dapat dilakukan
secara fisika maupun kimia. Secara fisika, aktivasi dapat dilakukan dengan pemanasan pada suhu 300-400 oC
dengan udara panas atau dengan sistem vakum untuk melepaskan molekul air. Sedangkan aktivasi secara kimia
dilakukan melalui pencucian zeolit dengan larutan Na 2EDTA atau asam-asam anorganik seperti HF, HCl dan
H2SO4 untuk menghilangkan oksida-oksida pengotor yang menutupi permukaan pori.
Rasio Si/Al
Rasio Si/Al merupakan perbandingan jumlah atom Si terhadap jumlah atom Al di dalam kerangka zeolit.
Zeolit-A merupakan zeolit sintetik yang mempunyai rasio Si/Al sama dengan satu. Beberapa zeolit mempunyai
rasio Si/Al yang tinggi seperti zeolit ZK-4 (LTA), yang mempunyai struktur kerangka seperti zeolit-A, mempunyai
rasio 2,5. Banyak zeolit sintetik yang dikembangkan untuk katalis mempunyai kadar Si yang tinggi seperti ZMS-5
(MFI) (Zeolit Socony-Mobil) dengan rasio Si/Al antara 20 sampai tak terhingga (murni SiO 2). Ini jauh melebihi
mordenit (rasio Si/Al = 5,5) yang merupakan zeolit alam yang dikenal paling banyak mengandung Si.
Perubahan rasio Si/Al dari zeolit akan mengubah muatan zeolit sehingga pada akhirnya akan
mengubah jumlah kation penyeimbang. Lebih sedikit atom Al artinya lebih sedikit muatan negatif pada zeolit
sehingga lebih sedikit pula kation penyeimbang yang ada. Zeolit berkadar Si tinggi bersifat hidrofobik dan
mempunyai affinitas terhadap hidrokarbon.
Kation Penyeimbang
Kerangka Si/Al-O pada zeolit bersifat rigid, akan tetapi kation bukan merupakan bagian dari kerangka
ini. Kation yang berada di dalam rongga zeolit disebut exchangeable cations karena bersifat mobil dan dapat
digantikan oleh kation lainnya.
Keberadaan dan posisi kation pada zeolit sangat penting untuk berbagai alasan. Lingkar silang dari
cincin dan terowongan pada strukturnya dapat diubah dengan mengubah ukuran atau muatan kation. Secara
signifikan hal ini akan mempengaruhi ukuran molekul yang dapat teradsorbsi. Pengubahan pada pengisian
kationik juga akan mengubah distribusi muatan di dalam rongga yang akan mempengaruhi sifat adsorptif dan
aktivitas katalitik dari zeolit tersebut. Dengan alasan ini maka sangat penting untuk mengatur posisi kation di
dalam kerangka dan banyak penelitian telah dilakukan untuk maksud tersebut.
Zeolit sebagai agen pendehidrasi
Kristal zeolit normal mengandung molekul air yang berkoordinasi dengan kation penyeimbang. Zeolit
dapat didehidrasi dengan memanaskannya. Pada keadaan ini kation akan berpindah posisi, sering kali menuju
tempat dengan bilangan koordinasi lebih rendah. Zeolit terdehidrasi merupakan bahan pengering (drying agents)
yang sangat baik. Penyerapan air akan membuat kation kembali menuju keadaan koordinasi tinggi.
Zeolit sebagai penukar ion
Kation Mn+ pada zeolit dapat ditukarkan oleh ion lain yang terdapat pada larutan yang mengelilinginya.
Dengan sifat ini zeolit-A dengan ion Na + dapat digunakan sebagai pelunak air (water softener) dimana ion
Na+ akan digantikan oleh ion Ca2+ dari air sadah. Zeolit yang telah jenuh Ca2+ dapat diperbarui dengan
melarutkannya ke dalam larutan garam Na+ atau K+ murni. Zeolit-A sekarang ditambahkan ke dalam deterjen
sebagai pelunak air menggantikan polipospat yang dapat menimbulkan kerusakan ekologi. Produksi air minum
dari air laut menggunakan campuran Ag dan Ba zeolit merupakan proses desalinasi yang baik walaupun proses
ini tergolong mahal.
Beberapa zeolit mempunyai affinitas besar terhadap kation tertentu. Clipnoptilolite (HFU) merupakan
zeolit alam yang digunakan untuk recovery 137Cs dari sampah radioaktif. Zeolit-A juga dapat digunakan untuk
mengisolasi strontium. Zeolit telah digunakan secara besar-besaran untuk membersihkan zat radioaktif pada
kecelakaan Chernobyl dan Three-Mile Island.
Zeolit juga digunakan untuk mengurangi tingkat pencemaran logam berat seperti Pb, Cd, Zn, Cu 2+,Mn2+,
2+
Ni pada lingkungan. Modifikasi zeolit sebagai adsorben anion seperti NO 3-, Cl-, dan SO4- telah dikembangkan
melalui proses kalsinasi zeolit-H pada suhu 5500C.
Zeolit sebagai adsorben
Zeolit yang terdehidrasi akan mempunyai struktur pori terbuka dengan internal surface area besar
sehingga kemampuan mengadsorb molekul selain air semakin tinggi. Ukuran cincin dari jendela yang menuju
rongga menentukan ukuran molekul yang dapat teradsorb. Sifat ini yang menjadikan zeolit mempunyai
kemampuan penyaringan yang sangat spesifik yang dapat digunakan untuk pemurnian dan pemisahan.
Chabazite (CHA) merupakan zeolit pertama yang diketahui dapat mengadsorb dan menahan molekul kecil
seperti asam formiat dan metanol tetapi tidak dapat menyerap benzena dan molekul yang lebih besar. Chabazite
telah digunakan secara komersial untuk mengadsorb gas polutan SO 2 yang merupakan emisi dari cerobong
asap. Hal yang sama terdapat pada zeolit-A dimana diameter jendela berukuran 410 pm yang sangat kecil
dibandingkan diameter rongga dalam yang mencapai 1140 pm sehingga molekul metana dapat masuk rongga
dan molekul benzena yang lebih besar tertahan diluar.
Selain itu zeolit juga dapat digunakan sebagai adsorben zat warna brom dan untuk pemucatan minyak
sawit mentah.
Zeolit yang digunakan sebagai penyaring molekular tidak menunjukkan perubahan cukup besar pada
struktur kerangka dasar pada dehidrasi walaupun kation berpindah menuju posisi dengan koordinasi lebih
rendah. Setelah dehidrasi, zeolit-A dan zeolit lainnya sangat stabil terhadap pemanasan dan tidak
terdekomposisi dibawah 7000C. Volume rongga pada zeolit-A terdehidrasi adalah sekitar 50% dari volume zeolit.
Zeolit sebagai katalis
Zeolit merupakan katalis yang sangat berguna yang menunjukkan beberapa sifat penting yang tidak
ditemukan pada katalis amorf tradisional. Katalis amorf hampir selalu dibuat dalam bentuk serbuk untuk
memberikan luas permukaan yang besar sehingga jumlah sisi katalitik semakin besar. Keberadaan rongga pada
zeolit memberikan luas permukaan internal yang sangat luas sehingga dapat menampung 100 kali molekul lebih
banyak daripada katalis amorf dengan jumlah yang sama. Zeolit merupakan kristal yang mudah dibuat dalam
jumlah besar mengingat zeolit tidak menunjukkan aktivitas katalitik yang bervariasi seperti pada katalis amorf.
Sifat penyaring molekul dari zeolit dapat mengontrol molekul yang masuk atau keluar dari situs aktif. Karena
adanya pengontrolan seperti ini maka zeolit disebut sebagai katalis selektif bentuk.
Aktivitas katalitik dari zeolit terdeionisasi dihubungkan dengan keberadaan situs asam yang muncul dari
unit tetrahedral [AlO4] pada kerangka. Situs asam ini bisa berkarakter asam Bronsted maupun asam Lewis. Zeolit
sintetik biasanya mempunyai ion Na+ yang dapat dipertukarkan dengan proton secara langsung dengan asam,
memberikan permukaan gugus hidroksil (situs Bronsted). Jika zeolit tidak stabil pada larutan asam, situs
Bronsted dapat dibuat dengan mengubah zeolit menjadi garam NH 4+ kemudian memanaskannya sehingga
terjadi penguapan NH3 dengan meninggalkan proton. Pemanasan lebih lanjut akan menguapkan air dari situs
Bronsted menghasilkan ion Al terkoordinasi 3 yang mempunyai sifat akseptor pasangan elektron (situs lewis).
Permukaan zeolit dapat menunjukkan situs Bronsted, situs Lewis ataupun keduanya tergantung bagaimana
zeolit tersebut dipreparasi.
Tidak semua katalis zeolit menggunakan prinsip deionisasi atau bentuk asam. Sifat katalisis juga dapat
diperoleh dengan mengganti ion Na+ dengan ion lantanida seperti La3+ atau Ce3+. Ion-ion ini kemudian
memposisikan dirinya sehingga dapat mencapai kondisi paling baik yang dapat menetralkan muatan negatif
yang terpisah dari tetrahedral Al pada kerangka. Pemisahan muatan menghasilkan gradien medan elektrostatik
yang tinggi di dalam rongga yang cukup besar untuk mempolarisasi ikatan C-H atau mengionisasi ikatan tersebut
sehingga reaksi selanjutnya dapat terjadi. Efek ini dapat diperkuat dengan mereduksi Al pada zeolit sehingga unit
[AlO4] terpisah lebih jauh. Tanah jarang sebagai bentuk tersubtitusi dari zeolit-X menjadi katalis zeolit komersial
pertama untuk proses cracking petroleum pada tahun 1960an. Akan tetapi katalis ini telah digantikan oleh ZeolitY yang lebih stabil pada suhu tinggi. Katalis ini menghasilkan 20% lebih banyak petrol (gasolin) daripada zeolit-X.
Cara ketiga penggunaan zeolit sebagai katalis adalah dengan menggantikan ion Na+ dengan ion logam
lain seperti Ni2+, Pd2+ atau Pt2+ dan kemudian mereduksinya secara in situ sehingga atom logam terdeposit di
dalam kerangka zeolit. Material yang dihasilkan menunjukkan sifat gabungan antara sifat katalisis logam dengan
pendukung katalis logam (zeolit) dan penyebaran logam ke dalam pori dapat dicapai dengan baik.
Teknik lain untuk preparasi katalis dengan pengemban zeolit melibatkan adsorsi fisika dari senyawa
anorganik volatil diikuti dengan dekomposisi termal. Ni(CO) 4 dapat teradsorb pada zeolit-X dan dengan
pemanasan hati-hati akan terdekomposisi meninggalkan atom nikel pada rongga. Katalis ini merupakan katalis
yang baik untuk konversi karbon monoksida menjadi metana.
Zeolit mempunyai tiga tipe katalis selektif bentuk
1. Katalis selektif reaktan
Dimana hanya molekul (reaktan) dengan ukuran tertentu yang dapat masuk ke dalam poridan akan bereksi di
dalam pori.
2. Katalis selektif produk
Hanya produk yang berukuran tertentu yang dapat meninggalkan situs aktif dan berdifusi melewati saluran
(channel) dan keluar sebagai produk.
3. Katalis selektif keadaan transisi
Reaksi yang terjadi melibatkan keadaan transisi dengan dimensi yang terbatasi oleh ukuranpori.
Kegunaan sinar uv
Proses desinfeksi pada pengolahan air minum dapat menggunakan
sinar ultra violet (UV). Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 200
nm – 300 nm (disebut UVC) dapat membunuh bakteri, spora, dan virus. Panjang
gelombang UV yang paling efektif dalam membunuh bakteri adalah 265 nm.
Mekanisme kerja UV adalah melepaskan poton yang akan diserap oleh DNA
mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan DNA sehingga proses replikasi DNA
akan terhambat. Pada keadaan ini, mikroorganisme akan mati secara perlahan
karena tidak dapat mengatur metabolisme sel dan tidak dapat berkembang biak.
DNA yang tersusun dari rantai dasar nitrogen
berupa purine dan pyrimidine dimana purine terdiri dari adeninedan guanine,
sedangkan pyrimidine terdiri dari thymine dan cytosine. Dalam proses penyerapan
poton oleh DNA, energi yang dimiliki oleh poton akan mengakibatkan terputusnya
rantai hidrogen yang menghubungkan antara thymine dan cytosine yang
mengakibatkan kerusakan DNA.
Dosis UV yang diberikan dapat dihitung dengan perkalian antara intensitas poton
yang diberikan dengan lamanya waktu pemaparan yang diberikan. Satuan yang
digunakan adalah mJ/cm2. Dalam pengolahan menggunakan UV dikenal D10 yang
didefinisikan sebagai dosis yang dibutuhkan untuk mengurangi mikroorganisme
hingga 90% dari total mikroorganisme dalam air yang diolah. Tabel 2.8 menunjukkan
hubungan antara dosis UV dan penyisihan bakteri E.coli dalam air.
Tabel 2.8 Dosis UV terhadap Jumlah E.Coli dalam Pengolahan Air
Dosis Uv (mJ/cm2)
Pengurangan jumlah E.coli
5.4
90 %
10.8
99 %
16.2
99.90 %
21.6
99.99 %
Sumber : Hanovia Ltd. Jerman
Sinar UV dihasilkan dari lampu UV yang pada dasarnya hampir sama dengan
lampufluorescent (lampu neon). Tabung lampu diisi dengan gas inert, biasanya
argon dan merkuri, dengan jumlah terbatas. Berdasarkan tekanan dalam tabung,
lampu UV dibedakan menjadi 2 yaitu lampu UV bertekanan rendah (Low Pressure
UV) dan lampu UV bertekanan sedang (Medium Pressure UV). Perbedaan tekanan
dalam tabung lampu akan berpengaruh pada gelombang elektromagnetik yang
dihasilkan.