Isolasi Bakteri dari lingkungan akuakult

Laporan Praktikum ke-2
m.k. Mikrobiologi Akuakultur

Hari/Tanggal : Senin, 06 Oktober 2014
Kelompok
: IV
Asisten
: 1. Rahman S.Pi., M.Si
2. Asisten Mikro 2013

ISOLASI BAKTERI DARI LINGKUNGAN AKUAKULTUR

Oleh:
Stefanno. M. A. Rijoly
C151140401

ILMU AKUAKULTUR
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014


I. PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Mikroorganisme ada dimana-mana. Mereka dapat ditemukan di tanah,

udara, air, makanan, limbah, bahkan di permukaan tubuh. Singkatnya, setiap area
dari lingkungan kitapenuh dengan mikroba. Ilmu mikrobiologi memisahkan
populasi yang beraneka ragam tersebut menjadi spesies induvidu yang dapat
dipelajari (Cappucino, 1983). Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme
mikroskopik yang sebagian besar berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat
dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba berukuran sekitar seperseribu
milimeter (1 µm) atau bahkan kurang, walaupun ada juga yang lebih besar dari 5
µm. Karenanya, mikroba hanya bisa dilihat dengan menggunakan alat bantu
berupa mikroskop (Waluyo, 2004).
Pertumbuhan

mikroorganisme

di


alam

dapat

diketahui

dengan

pengambilan mikroorganisme tersebut di alam yang kemudian ditumbuhkan di
dalam suatu medium buatan yang disebut dengan isolasi. Dalam mengisolasi
mikroorganisme baik mikroorganisme tanah, air, dan udara harus memperhatikan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses isolasi tersebut (Sari, 2009).
Isolasi

merupakan

cara

untuk


memisahkan

atau

memindahkan

mikrobatertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan
murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan
darisatu sel tunggal (Pelczar dan Chan, 2010)
Berbagai macam mikroorganisme dapat ditemukan di alam dalam populasi
yang heterogen. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam
dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba
adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu
koloni sel yang tetap pada tempatnya. Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media
padat pada beberapa tempat yang terpisah,maka setiap sel atau kumpulan sel yang
hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah, sehingga
memudahkan pemisahan selanjutnya. Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba


Page | 15

sulit dipisahkan secara individu karena terlalu kecil dan tidak tetap tinggal di
tempatnya. Akan tetapi bila sel-sel itu dipisahkan dengan cara pengenceran,
kemudian ditumbuhkan dalam media padat dan dibiarkan membentuk koloni,
maka sel-sel tersebut selanjutnya dapat diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau
cawan petri-cawan petri yang terpisah (Sutedjo, 1996).
Di dalam mengisolasi mikroorganisme digunakan berbagai cara, antara
laindengan cara goresan (streak plate), cara taburan/tuang (pour plate), cara sebar
(spread plate), cara pengenceran (dilution method), serta micromanipulator (the
micromanipulator method) (Lim, 1998).
1.2

Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara mengisolasi bakteri dari

lingkungan akuatik dengan menggunakan metode penggoresan kuadran serta
mengamati ciri-ciri koloni bakteri tumbuh dari berbagai media.


Page | 16

II. METODOLOGI
2.1

Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 29 September 2014 bertempat

di Laboratorium Kesehatan Ikan, Depertemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, pukul 08.00 - 10.00 WIB.
2.2

Alat dan Bahan
Pada praktikum kali ini alat yang digunakan adalah lup inokulasi, cawan

petri, batang penyebar, bunsen, kertas label, korek api, tisu dan incubator.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah alkohol absolut 95%, alkohol 70%,
koloni bakteri pada media TSA, EMBA, TCBS dan WSC.
2.3


Prosedur Kerja
Sebelum melakukan praktikum, meja tempat praktikum disterilisasi

dengan alkohol 70% dan kemudian dibersihkan dengan tissue. Media tempat
bakteri hasil isolasi meliputi EMBA, TSA, TCBS dan SWC disiapkan diatas meja.
Masing-masing media dibagi menjadi 4 area dengan kode 0, I, II, dan III (Gambar
1). Bunsen dinyalakan dan tangan disterilisasi dengan alkohol 70%.

Gambar 1. Pembagian Kuadran dengan metode kuadran
Jarum inokulan dicelupkan pada alkohol absolute 95% kemudian dibakar
di bunsen sampai merah lalu didinginkan sesaat. Prosedur sterilisasi dilakukan
dekat dengan bunsen untuk meminimalisir kontaminasi dari bakteri. Setelah
dingin jarum inokulasi kemudian dimasukkan pada tabung reaksi yang berisi
biakan bakteri murni lalu digoreskan pada media uji SWC. Penggoresan

Page | 17

dilakukan mulai dari kuadran 0 hingga kuadran I dan dilakukan dengan perlahan
tanpa merusak permukaan media. Setelah keempat area terdapat goresan bakteri,
jarum inokulasi dimasukkan kembali pada alkohol 95%. Prosedur isolasi ini

berlaku sama untuk ketiga media lainnya (media TSA, TCBS maupun EMBA).
Setelah selesai menggores bakteri pada media, kemudian keempat media lalu
dimasukan ke dalam kantong plastik transparan setelah itu dimasukan kedalam
inkubator untuk diinkubasikan selama ± 24 jam. Setelah 24 jam kemudian
dilakukan pengamatan terhadap koloni bakteri yang tumbuh.

Page | 18

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1

Hasil
Hasil pengamatan isolat bakteri dari lingkungan akuakultur yang telah

diisolasi menggunakan media agar EMBA, TSA, TCBS, dan SWC disajikan pada
tabel berikut.
Tabel 1 Hasil pengamatan isolat bakteri dan fungi yang berhasil diisolasi dari
lingkungan akuakultur
Kultur Koloni
Bentuk Elevasi


Isola
t

Medium

Tepian

Tumbuh
Ya/Tidak

A

EMBA

-

-

-


-

Tidak

B

TSA

Kuning

Sirkular

Raised

Entire

Ya

C


TCBS

Orange

Sirkular

Raised

Entire

Ya

D

SWC

Orange

Sirkular


Raised

Entire

Ya

Warna

Gambar

Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa pada media EMBA tidak
ada koloni bakteri yang tumbuh. Pada media TSA tumbuh koloni bakteri dengan
ciri-ciri berbentuk sirkular, tepian entire dan elevasi raised dan berwarna kuning.
Sedangkan untuk media TCBS dan SWC tumbuh koloni dengan ciri-ciri
berbentuk sirkular, tepian entire, elevasi raised dan berwarna orange.
3.2

Pembahasan
Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari

pembelahan satu sel tunggal. Biakan murni diperlukan karena semua metode
mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroba,
termasuk penelaahan ciri-ciri kultur, morfologis, maupun serologis memerlukan
Page | 19

suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroba saja (Waluyo dalam Iman,
2010). Karakteristik koloni bakteri hasil inokulasi merupakan salah satu bagian
dalam identifikasi bakteri. Beberapa bentuk koloni spesifik koloni bakteri pada
media agar datar yaitu (Sutedjo, 1996):
1. Ukuran
• Titik
• Kecil
• Sedang
• Besar
2. Warna koloni
Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras dengan air, di
mana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Oleh karena itu pengamatan tanpa
pewarnaan menjadi lebih sukar dan tidak dapat digunakan untuk melihat
bagian-bagian sel dengan teliti
3. Bentuk koloni
• Bundar
• Tidak beraturan
• Rhizoid (tersebar seperti akar)
4. Bentuk bagian tepi koloni (margin )
• Rata (entire)
• Tidak rata, bergelombang secara beraturan (lobate )
• Bergelombang (undulate )
• Bergerigi (serrate )
• Seperti filamen (filamentous)
Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) adalah medium selektif dan
diferensial digunakan untuk mengisolasi coliform fecal. Eosin Y dan metilen blue
adalah pewarna indikator pH yang bergabung untuk membentuk endapan ungu
gelap pada pH rendah (asam), mereka juga berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan organisme yang paling Gram positif. Sukrosa dan laktosa berfungsi
sebagai sumber karbohidrat dapat difermentasi yang mendorong pertumbuhan
coliform. Fermentor yang kuat dari laktosa atau sukrosa akan menghasilkan
jumlah asam yang cukup untuk membentuk kompleks warna ungu tua.

Page | 20

Pertumbuhan organisme ini akan muncul berwarna ungu tua sampai hitam.
Escherichia coli, suatu fermentor yang kuat, sering menghasilkan warna koloni
hijau metalik. Fermentor lambat atau lemah akan menghasilkan koloni merah
muda mukoid atau berlendir. Biasanya koloni berwarna atau tidak berwarna
menunjukkan bahwa organisme fermentor laktosa atau sukrosa terserbut bukan
merupakan coliform fecal (Lal and Cheeptham, 2007). Hasil praktikum
menunjukkan bahwa tidak ada koloni bakteri yang tumbuh, hal ini menunjukkan
bahwa dari isolat bakteri yang digunakan tidak mengandung bakteri E. coli.
Trypticase Soy Agar (TSA) merupakan media agar yang digunakan untuk
kegiatan pengisolasian dan pembudidayaan berbagai macam mikroorganisme
yang bersifat aerobik. Medium ini digunakan untuk berbagai tujuan yang
mencakup pemeliharaan stok budidaya, isolasi berbagai macam spesies
mikroorganisme, serta sebagai dasar untuk media termasuk darah (Becton,
Dickinson and Company 2007). Komposisi dari TSA ini antara lain Approximate
Formula* Per Liter Purified Water, Pancreatic Digest of Casein, Papaic Digest of
Soybean, Sodium Chloride, Agar. Media TSA merupakan media umum untuk
pertumbuhan bakteri sehingga pada saat digores dan diinkubasikan tumbuh koloni
bakteri.
TCBS (Thiosulphate Citrate Bile Salt Sucrose) adalah media yang solid
selektif untuk isolasi dan budidaya Vibrio. Media ini hanya digunakan untuk
mendiagnosa bakteri secara in vitro saja. Prinsip kerjanya yaitu bakteri gram
positif akan dihambat oleh oxbile, natrium tiosulfat dan sitrat besi akan
mendeteksi produksi H2S dan bromythol biru dan timol biru adalah sebagai
indikator pH (QUEBACT Laboratories, 2012). Formula untuk pembuatan 1 liter
TCBS adalah Yeast Extract 5 g, Casein Peptone 5 g, Meat Peptone 5 g, Sodium
Citrate 5 g, Sodium Thiosulfate 10 g, Oxbile 5 g, Sodium Cholate 3 g, Sucrose 20
g, Sodium Chloride 3 g, Ferric Citrate 1 g, Bromthymol Blue 0.04 g, Thymol
Blue 0.04 g, dan Agar 14 g. Media TCBS merupakan media selektif untuk bakteri
Vibrio. Menurut Arfah (2011) salah satu koloni Vibrio yang tumbuh pada media
TCBS

adalah V.

cholera di

mana

memiliki

ciri-ciri

sebagai

berikut,

berukuran besar, permukaan halus, agak datar, bagian tengah buram dan bagian
pinggir terang, berwarna kuning (sukrosa positif). Hasil yang didapatkan pada

Page | 21

praktikum kali ini memiliki kesamaan ciri pada pernyataan dari Arfah (2011)
yaitu berwarna kuning. Kemungkinan, bakteri yang tumbuh pada media TCBS
tersebut adalah jenis Vibrio.
SWC (Sea Water omplete) adalah media yang berbentuk padat yang dapat
digunakan untuk menumbuhkan semua mikroba air laut dipermukaan sehingga
membentuk koloni yang dapat dilihat, dihitung dan diisolasi. SWC biasanya
digunakan dalam menumbuhkan bakteri yang bersifat luminescent atau bakteri
yang mengeluarkan cahaya berpendar. Komposisi dari SWC meliputi 500 ml air,
12 g garam laut, 2,5 g pepton, 1,5 g yeast extract, 1,5 ml gliserin dan 7,5 g agar
(Anonim, 2008). Hasil praktikum menunjukan bakteri yang tumbuh memiliki
ciri-ciri berbentuk sirkular, tepian entire, elevasi raised dan berwarna orange yang
sesuai dengan ciri-ciri bakteri Vibrio (Arfah, 2011).

Page | 22

IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Praktikum isolasi bakteri dan fungi dari lingkungan akuatik telah berhasil
dilakukan dengan metode cawan gores kuadran. Setiap media mempunyai fungsi
masing-masing dalam menumbuhkan biakan murni. Masing-masing bakteri
memiliki kebutuhan nutrien, fisika, kimia media yang berbeda-beda. Isolasi
bakteri dapat dilakukan dengan menggunakan metode cawan gores.
4.2 Saran

Wadah yang digunakan untuk medium sebaiknya diperbanyak jumlahnya
dan lebih beragam sehingga praktikan dapat lebih mahir dalam pemindahan
biakan mikroba secara aseptik. Sehingga praktikan akan lebih terampil dandapat
memperoleh hasil yang lebih baik. Pada praktikum selanjutnya diharapkan selain
dapat melakukan pengkulturan mikroba juga ada pengamatan melalui mikroskop,
agar praktikan lebih mengetahui bagaimana bentuk mikroba secara langsung.

Page | 23

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2008. Making
Seawater
Complete.
cibt.bio.cornell.edu/programs/archive/0610ccc/media.pdf [30 Desember
2014]
Arfah, Nurlina. 2011. Pengujian Vibrio cholera pada produk perikanan (SNI01.2332.4-2006).
Becton, Dickinson and Company. 2007. Trypticase™ Soy Agar (Soybean-Casein
Digest
Agar). http://www.bd.com/ds/productCenter/221283.asp
[30 Desember 2014]
Cappuccino, J.G and N.Sherman. 1983. Microbiology: a Laboratory Manual.
Adison-Wesley Publishing Company: California
Lal, A., and Cheeptham, N., (2007) Eosin-Methylene Blue Agar Plates Protocol.
American Society for Microbiology.
Lim, D. 1998. Microbiology. WCB McGraw-Hill. Missouri. United States of
America
Madigan, Micahel. T, Martinko, John. M, Bender, Kelly. S, Buckley, Daniel. H,
Stahl, David. A. 2009. Brock Biology of Microorganisms. Fourteenth
Edition. Pearson Education: United States of America
Pelczar, M.J dan E.C.S. Chan. 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi (terjemahan),
R.S. Hadioetomo, T. Imas, S. S. Tjitrosomp dan S. L. Angka. Jakarta (ID):
UI Press.
QUEBACT.
2012. http://www.quebact.com/index.php/en/support/technicaldata/236-1022
[30 Desember 2014]
Sari, Noorkomala. 2009. Teknik Isolasi Mikroorganisme. Laboratorium
Mikrobiologi Program Studi Biologi FMIPA ITS Surabaya
Sutedjo, M. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta : Jakarta
Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Penerbit Universitas Muhamadiyah
Malang

Page | 24