Hubungan Pemanfaatan PIK-KRR dengan Perilaku Kesehatan Reproduksi Siswa di SMAN 13 Medan

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Perilaku Kesehatan Reproduksi Siswa 1. Defenisi perilaku

Menurut Notoatmojo (2003.hal.114) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku terbentuk melalui proses tertentu.dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya.

Menurut KBBI perilaku adalah tsnggapan/reaksi indiviu terhadap rangsangan/lingkungan.

Skinner (1938, dalam Notoatmojo, 2007, hal. 133) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

2. Defenisi Kesehatan Reproduksi Remaja

Menurut (Machfudli, 2009, hal.221) Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat menyangkut sistem fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja dan bebas dari penyakit atau bebas kecacatan juga sehat secara mental dan social budaya.

Menurut BKKBN (2009, hal. 13) Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem reproduksi (funsi, komponen dan proses)


(2)

Dalam kesehatan reproduksi remaja, ruang lingkup yang dibahas adalah seksualitas (PMS, KTD dan aborsi), Napza dan HIV/AIDS.

3. Definisi Perilaku Kesehatan Reproduksi Remaja

Perilaku Kesehatan Reproduksi Remaja adalah perbuatan/tindakan remaja menyangkut kondisi sehat sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja dan bebas dari penyakit atau bebas kecacatan termasuk terhindar dari risiko TRIAD KRR yaitu seksulitas (IMS, Aborsi, KTD), Napza dan HIV/AIDS. Adapun yang dapat dilakukan remaja agar terhindar dari risiko TRIAD yaitu seksualitas (IMS, Aborsi dan KTD) Napza dan HIV/AIDS (BKKBN, 2009. hal. 142)

A. Seksualitas:

1. Menjaga kebersihan alat kelamin

Menurut Kusmiran (2012, hal.24) cara pemeliharaan alat reproduksi secara umum untuk remaja laki-laki dan perempuan antara lain:

a. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari

b. Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat.seperti katun dan tidak ketat agar tidak menimbulkan rasa panas dan lembap sehingga tidak menimbulkan pertumbuhan jamur. c. Membersihkan kotoran yang keluar dari alat kelamin dan anus

dengan air atau kertas pembersih (tisu). Gerakan cara membersihkan anus untuk perempuan adalah dari daerah vagina ke arah anus untuk mencegah kotoran dari anus masuk ke vagina.


(3)

d. Tidak menggunakan air yang kotor untuk mencuci alat kelamin dan mencukur atau merapikan rambut kemaluan agar tidak ditumbuhi jamur atau kutu yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal.

2. Menghilangkan keinginan melakukan hubungan seksual. Menurut Kusmiran (2012, hal.34) cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan keinginan melakukan hubungan seksual adalah a. Menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas

b. Menghabiskan tenaga dengan berolahraga

c. Memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada tuhan d. Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler disekolah untuk mengisi

waktu luang

e. Menghindari membaca buku romantis/majalah/ film yang menampilkan gambar yang dapat merangsang nafsu birahi/ f. Membiasakan mengenakan pakaian yang sopan dan tidak

merangsang

g. Berkencan di tempat umum dan terbuka.

3. Mengendalikan diri saat bermesraan yaitu menghindari perbuatan yang dapat menyebabkan dorongan seksual seperti meraba-raba tubuh pasangan, mencium pipi atau pun bibir, berpelukan dan berpegangan tangan. Agar tidak menjurus ke seks pra nikah yang dapat mengakibatkan kehamilan.

B. Napza :


(4)

2. Tidak mencoba-coba Napza yaitu alcohol dan rokok

3. Jangan mudah menerima sesuatu seperti permen atau cemilan dari orang yang tidak dikenal atau dari orang yang kamu kenal namun tidak kamu percayai

4. Memperbanyak ibadah atau doa, dengan berdoa dan beribadah kita akan merasa malu dan berdosa memakai Napza karena melanggar larangan Tuhan.

5. Menyibukkan diri dengan hal-hal atau kegiatan yang positif seperti menjadi anggota pencinta lingkungan ,ikut kegiatan ekstrakurikuler, ikut organisasi sekolah atau kampus, dll. Dengan menyibukkan diri kita jadi tidak sempat memikirkan hal-hal negatif yang bisa merusak diri sendiri seperti Napza.

C.HIV/AIDS :

1. Menghindari penggunaan jarum suntik, tindik dan tato 2. Tidak melakukan hubungan seksual

B.Pemanfaatan PIK-KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja)

1. Definisi Pemanfaatan

Menurut KBBI kata pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang artnya guna, faedah. Kata pemanfaatan mendapat imbuhan pe dan an membentuk kata pemanfaatan yang artinya proses, cara, perbuatan, menggunakan.


(5)

2. Definisi PIK-KRR

Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) adalah suatu wadah program KRR yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling dan kegiatan lainnya.

Program KRR adalah program untuk memfasilitasi terwujudnya agar TEGAR yaitu remaja yang berperilaku sehat terhindar dari risiko TRIAD KRR ( seksualitas, napza, HIV dan AIDS ) melalui pemberian informasi KRR, pelayanan konseling, rujukan PKBR, pendewasaan usia kehamilan, Keterampilan hidup. (BKKBN, 2009, hal 13).

3. Definisi Pemanfaatan PIK-KRR

Pemanfaatan PIK-KRR adalah proses, cara, perbuatan menggunakan PIK-KRR oleh siswa agar terhindar risiko TRIAD KRR. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Hernaningrum (2013. hal.57) pemanfaatkan PIK KRR yang baik seperti mengunjungi PIK-KRR setiap minggunya, membaca buku yang disediakan oleh perpustakaan PIK KRR, memanfaatkan fasilitas konsultasi, dan menggunakan internet yang ada.

Haliadhy (2012 dalam hernaningrum, 2013, hal. 33) mengungkapkan bahwa remaja berusaha mencari pelayanan kesehatan dan mengunjungi PIK-KRR dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu:

a. Kebutuhan informasi

Menurut Lestari, dkk(2008 dalam hernaningrum, 2013, hal. 33) alasan remaja mendatangi PIK-KRR karena remaja ingin mengetahui mengenai enam hal yaitu perilaku seksual, hubungan seksual, makna seks sebenarnya, sistem reproduksi dan masalah seksual.


(6)

b. Teman sebaya

Pratini dkk (2008 dalam hernaningrum, 2013, hal. 33 )teman sebaya memiliki peran yang penting dalam proses perkembangan sosial remaja, antara lain : sebagai sahabat, sumber dukungan semangat, sumber dukungan fisik, sumber dukungan ego, funsi komparasi sosial dan funsi kasih sayang

c. Motivasi

Haliadhy (2012 dalam hernaningrum. hal. 33) menjelaskan bahwa remaja memiliki motivasi untuk mengnjungi PIK-KRR dengan berbagai alasan. Saat remaja mengunjungi PIK-KRR, remaja bisa memperoleh teman baru, melatih berorganisasi serta dapat mengisi waktu luang mereka dengan hal-hal yang positif selama di PIK.

4. PIK-KRR (PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA)

a) Latarbelakang

Besarnya permasalahan yang dihadapi remaja saat ini yaitu masalah seksualitas (kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi dan PMS), Napza dan HIV dan AIDS. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi maslah tersebut diantaranya melalui PIK-KRR.

b)Tujuan PIK-KRR

Pembentukan PIK-KRR di lingkungan remaja (desa, sekolah, pesantren, tempat kerja dll) bertujuan untuk memberikan informasi KRR, keterampilan kecakapan hidup (Life Skills), pelayanan konseling dan rujukan KRR untuk mewujudkan tegar remaja dalam rangka tercapainya keluarga kacil bahagia sejahtera.


(7)

c) Sasaran

Sasaran yang terkait dengan pembentukan, pengembangan, pengelolaan, pelayanan dan pembinaan PIK-KRR adalah Pembina dan Pengelola PIK-KRR d)Ruang Lingkup

Ruang lingkup PIK-KRR meliputi aspek-aspek kegiatan pemberian informasi KRR, keterampilan kecakapan hidup (life skills), pelayanan konseling, rujukan, pengembangan jaringan dan dukungan, kegiatan-kegiatan pendukung lainnya sesuai dengan ciri dan minat remaja.

e) Arah Kebijakan Program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

Adalah mewujudkan TEGAR REMAJA , dalam rangka Tegar Keluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera sebagai misi Keluarga Berencana Nasional. Kehidupan remaja dalam tahap transisi kehidupan yang memiliki lima masa transisi kehidupan (transition of youth) pada saat remaja dihadapkan untuk mengambil keputusan dalam lima bidang kehidupan yaitu :

1. Melanjutkan sekolah 2. Mencari pekerjaan

3. Memulai kehidupan berkeluarga 4. Menjadi anggota masyarakat 5. Mempraktekkan hidup sehat.

Dari lima bidang atau tahapan kehidupan dimana remaja harus mengambil keputusan ternyata sangat tergantung pada bagaimana remaja mengambil keputusan untuk bisa mempraktekan hidup sehat (ARH). Keputusan apakah remaja mempratekan atau tidak mempratekan hidup sehat akan mewarnai kualitas kehidupan pada empat bidang kehidupan yang lain.


(8)

Mempraktekkan pola hidup sehat pada masa transisi kehidupan remaja adalah dalam rangka mewujudkan kehidupan TEGAR REMAJA. Adapun ciri TEGAR REMAJA adalah remaja yang;

a. Menunda usia pernikahan, b. Berperilaku sehat,

c. Terhindar dari resiko TRIAD-KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, dan Napza),

d. Bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera e. Menjadi contoh, model, idola, dan sumber informasi bagi teman sebayanya.

Secara garis besar ruang lingkup program KRR meliputi:

a. Perkembangan seksualitas dan resiko (termasuk pubertas, anatomi dan fisiologi organ reproduksi dan kehamilan tidak diinginkan) dan penundaan usia kawin.

b. Pencegahan Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV dan AIDS

c. Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya)

d. Masalah-masalah remaja yang terkait dengan dampak dari resiko TRIAD KRR seperti: kenakalan remaja, perkelahian antar remaja dan lain-lain (BKKBN, 2008)

f) Tahapan Pengembangan dan Pengelolaan PIK-KRR

Dalam upaya mencapai tujuan pengembangan dan pengelolaannya PIK-KRR, maka PIK-KRR dikembangkan melalui 3 tahapan yaitu : Tahap tumbuh, Tahap tegak, Tahap tegar


(9)

Masing-masing tahapan proses pengembangan dan pengelolaan tersebut didasarkan pada :

a. Materi dan isi pesan (assets) yang diberikan

b. Dukungan dan jaringan (resources) yang dimiliki

c. Ciri kegiatan yang dilakukan .

1. Tahap Tumbuh

Materi dan isi pesan : Materi TRIAD KRR, pendewasaan usia perkawinan dan hak-hak reproduksi bagi remaja.

Kegiatan yang dilakukan: Aktivitas bersifat penyadaran (KIE) di dalam lokasi PIK-KRR berada, misalnya penyuluhan individu dan kelompok. Dukungan dan jaringan : Menyediakan ruangan khusus, memiliki papan nama, memiliki pengurus yaitu pembina, bidang administrasi, bidang program dan kegiatan, pendidik sebaya dan konselor sebaya, lokasi PIK-KRR yang mudah diakses, dua orang pendidik sebaya yang mudah diakses.

2. Tahap Tegak

Materi dan isi pesan : Pada tahap ini tetap mempertahankan materi dan isi pesan pada tahap Tumbuh, namun ditambah dengan beberapa : Mempelajari dan memberikan pelayanan PIK-KRR berkaitan dengan materi kecakapan hidup (life skills), materi advokasi.

Dukungan dan jaringan : Menyediakan ruangan sekretariat dan ruang pertemuan, memiliki papan nama, memiliki pengurus yaitu pembina, bidang administrasi, bidang program dan kegiatan, pendidik sebaya dan


(10)

konselor sebaya. Lokasi PIK-KRR yang mudah diakses, empat orang pendidik sebaya yang mudah diakses, dua orang konselor sebaya yang dapat diakses, jaringn mitra kerja dan pelayanan medis dan non medis. Kegiatan yang dilakukan: Kegiatan dilakukan di dalam dan di luar PIK-KRR. Bentuk kegiatan yang dilakukan di dalam lokasi PIK-KRR berada, misalnya penyuluhan individu dan kelompok. Bentuk aktivitas bersifat penyadaran (KIE) di luar PIK-KRR antara lain:sosialisasi dan dialog interaktif melalui radio atau TV, proses gathering, pemberian informasi KRR oleh pendidik sebaya kepada remaja seperti pasar, jalanan, sekolah, dll. Road show, Promosi KRR, pemberian informasi dalam momentum strategis, diskusi anti kekerasan dalam rumah tangga, sosialisasi bagi calon pengantin. Melakukan konseling melalui sms, telepon, tatap muka dan surat menyurat. Melaukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan formulir terlampir, melakukan kegiatan yang dapat menarik remaja datang ke PIK-KRR

3. Tahap Tegar :

Materi dan isi pesan : Materi yang disampaikan tetap sama pada tahap tegak.

Dukungan dan jaringan : Menyediakan ruangan sekretariat dan ruang pertemuan, memiliki papan nama, memiliki pengurus yaitu pembina, bidang administrasi, bidang program dan kegiatan, pendidik sebaya dan konselor sebaya. Lokasi PIK-KRR yang mudah diakses, empat orang pendidik sebaya yang mudah diakses, empat orang konselor sebaya yang dapat diakses, jaringn mitra kerja dan pelayanan medis dan non medis,


(11)

memiliki hotline/ SMS konseling, memiliki perpustakaan sendiri, memiliki jaringan dengan kelompok remaja sebaya, orang tua, guru sekolah, PIK-KRR lain, dll.

Kegiatan yang dilakukan: Kegiatan dilakukan di dalam dan di luar PIK-KRR. Bentuk kegiatan yang dilakukan di dalam lokasi PIK-KRR berada, misalnya penyuluhan individu dan kelompok. Bentuk aktivitas bersifat penyadaran (KIE) di luar PIK-KRR antara lain:sosialisasi dan dialog interaktif melalui radio atau TV, proses gathering, pemberian informasi KRR oleh pendidik sebaya kepada remaja seperti pasar, jalanan, sekolah, dll. Road show, advokasi dan Promosi KRR untuk mengembangkan jaringan pelayanan, pemberian informasi dalam momentum strategis, diskusi anti kekerasan dalam rumah tangga, sosialisasi bagi calon pengantin. Melakukan konseling melalui SMS, telepon \, tatap muka dan surat menyurat. Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan formulir panduan pengelolaan PIK-KRR. Melakukan kegiatan yang dapat menarik minat remaja datang ke PIK-KRR. Pengelola PIK-KRR mempunyai akses pada jaringan internet.


(1)

b. Teman sebaya

Pratini dkk (2008 dalam hernaningrum, 2013, hal. 33 )teman sebaya memiliki peran yang penting dalam proses perkembangan sosial remaja, antara lain : sebagai sahabat, sumber dukungan semangat, sumber dukungan fisik, sumber dukungan ego, funsi komparasi sosial dan funsi kasih sayang

c. Motivasi

Haliadhy (2012 dalam hernaningrum. hal. 33) menjelaskan bahwa remaja memiliki motivasi untuk mengnjungi PIK-KRR dengan berbagai alasan. Saat remaja mengunjungi PIK-KRR, remaja bisa memperoleh teman baru, melatih berorganisasi serta dapat mengisi waktu luang mereka dengan hal-hal yang positif selama di PIK.

4. PIK-KRR (PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA)

a) Latarbelakang

Besarnya permasalahan yang dihadapi remaja saat ini yaitu masalah seksualitas (kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi dan PMS), Napza dan HIV dan AIDS. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi maslah tersebut diantaranya melalui PIK-KRR.

b)Tujuan PIK-KRR

Pembentukan PIK-KRR di lingkungan remaja (desa, sekolah, pesantren, tempat kerja dll) bertujuan untuk memberikan informasi KRR, keterampilan kecakapan hidup (Life Skills), pelayanan konseling dan rujukan KRR untuk mewujudkan tegar remaja dalam rangka tercapainya keluarga kacil bahagia sejahtera.


(2)

c) Sasaran

Sasaran yang terkait dengan pembentukan, pengembangan, pengelolaan, pelayanan dan pembinaan PIK-KRR adalah Pembina dan Pengelola PIK-KRR

d)Ruang Lingkup

Ruang lingkup PIK-KRR meliputi aspek-aspek kegiatan pemberian informasi KRR, keterampilan kecakapan hidup (life skills), pelayanan konseling, rujukan, pengembangan jaringan dan dukungan, kegiatan-kegiatan pendukung lainnya sesuai dengan ciri dan minat remaja.

e) Arah Kebijakan Program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

Adalah mewujudkan TEGAR REMAJA , dalam rangka Tegar Keluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera sebagai misi Keluarga Berencana Nasional. Kehidupan remaja dalam tahap transisi kehidupan yang memiliki lima masa transisi kehidupan (transition of youth) pada saat remaja dihadapkan untuk mengambil keputusan dalam lima bidang kehidupan yaitu :

1. Melanjutkan sekolah 2. Mencari pekerjaan

3. Memulai kehidupan berkeluarga 4. Menjadi anggota masyarakat 5. Mempraktekkan hidup sehat.

Dari lima bidang atau tahapan kehidupan dimana remaja harus mengambil keputusan ternyata sangat tergantung pada bagaimana remaja mengambil keputusan untuk bisa mempraktekan hidup sehat (ARH). Keputusan apakah remaja mempratekan atau tidak mempratekan hidup sehat akan mewarnai kualitas kehidupan pada empat bidang kehidupan yang lain.


(3)

Mempraktekkan pola hidup sehat pada masa transisi kehidupan remaja adalah dalam rangka mewujudkan kehidupan TEGAR REMAJA. Adapun ciri TEGAR REMAJA adalah remaja yang;

a. Menunda usia pernikahan, b. Berperilaku sehat,

c. Terhindar dari resiko TRIAD-KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, dan Napza),

d. Bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera e. Menjadi contoh, model, idola, dan sumber informasi bagi teman sebayanya.

Secara garis besar ruang lingkup program KRR meliputi:

a. Perkembangan seksualitas dan resiko (termasuk pubertas, anatomi dan fisiologi organ reproduksi dan kehamilan tidak diinginkan) dan penundaan usia kawin.

b. Pencegahan Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV dan AIDS

c. Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya)

d. Masalah-masalah remaja yang terkait dengan dampak dari resiko TRIAD KRR seperti: kenakalan remaja, perkelahian antar remaja dan lain-lain (BKKBN, 2008)

f) Tahapan Pengembangan dan Pengelolaan PIK-KRR

Dalam upaya mencapai tujuan pengembangan dan pengelolaannya PIK-KRR, maka PIK-KRR dikembangkan melalui 3 tahapan yaitu : Tahap tumbuh, Tahap tegak, Tahap tegar


(4)

Masing-masing tahapan proses pengembangan dan pengelolaan tersebut didasarkan pada :

a. Materi dan isi pesan (assets) yang diberikan

b. Dukungan dan jaringan (resources) yang dimiliki

c. Ciri kegiatan yang dilakukan . 1. Tahap Tumbuh

Materi dan isi pesan : Materi TRIAD KRR, pendewasaan usia perkawinan dan hak-hak reproduksi bagi remaja.

Kegiatan yang dilakukan: Aktivitas bersifat penyadaran (KIE) di dalam lokasi PIK-KRR berada, misalnya penyuluhan individu dan kelompok. Dukungan dan jaringan : Menyediakan ruangan khusus, memiliki papan nama, memiliki pengurus yaitu pembina, bidang administrasi, bidang program dan kegiatan, pendidik sebaya dan konselor sebaya, lokasi PIK-KRR yang mudah diakses, dua orang pendidik sebaya yang mudah diakses.

2. Tahap Tegak

Materi dan isi pesan : Pada tahap ini tetap mempertahankan materi dan isi pesan pada tahap Tumbuh, namun ditambah dengan beberapa : Mempelajari dan memberikan pelayanan PIK-KRR berkaitan dengan materi kecakapan hidup (life skills), materi advokasi.

Dukungan dan jaringan : Menyediakan ruangan sekretariat dan ruang pertemuan, memiliki papan nama, memiliki pengurus yaitu pembina, bidang administrasi, bidang program dan kegiatan, pendidik sebaya dan


(5)

konselor sebaya. Lokasi PIK-KRR yang mudah diakses, empat orang pendidik sebaya yang mudah diakses, dua orang konselor sebaya yang dapat diakses, jaringn mitra kerja dan pelayanan medis dan non medis. Kegiatan yang dilakukan: Kegiatan dilakukan di dalam dan di luar PIK-KRR. Bentuk kegiatan yang dilakukan di dalam lokasi PIK-KRR berada, misalnya penyuluhan individu dan kelompok. Bentuk aktivitas bersifat penyadaran (KIE) di luar PIK-KRR antara lain:sosialisasi dan dialog interaktif melalui radio atau TV, proses gathering, pemberian informasi KRR oleh pendidik sebaya kepada remaja seperti pasar, jalanan, sekolah, dll. Road show, Promosi KRR, pemberian informasi dalam momentum strategis, diskusi anti kekerasan dalam rumah tangga, sosialisasi bagi calon pengantin. Melakukan konseling melalui sms, telepon, tatap muka dan surat menyurat. Melaukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan formulir terlampir, melakukan kegiatan yang dapat menarik remaja datang ke PIK-KRR

3. Tahap Tegar :

Materi dan isi pesan : Materi yang disampaikan tetap sama pada tahap tegak.

Dukungan dan jaringan : Menyediakan ruangan sekretariat dan ruang pertemuan, memiliki papan nama, memiliki pengurus yaitu pembina, bidang administrasi, bidang program dan kegiatan, pendidik sebaya dan konselor sebaya. Lokasi PIK-KRR yang mudah diakses, empat orang pendidik sebaya yang mudah diakses, empat orang konselor sebaya yang dapat diakses, jaringn mitra kerja dan pelayanan medis dan non medis,


(6)

memiliki hotline/ SMS konseling, memiliki perpustakaan sendiri, memiliki jaringan dengan kelompok remaja sebaya, orang tua, guru sekolah, PIK-KRR lain, dll.

Kegiatan yang dilakukan: Kegiatan dilakukan di dalam dan di luar PIK-KRR. Bentuk kegiatan yang dilakukan di dalam lokasi PIK-KRR berada, misalnya penyuluhan individu dan kelompok. Bentuk aktivitas bersifat penyadaran (KIE) di luar PIK-KRR antara lain:sosialisasi dan dialog interaktif melalui radio atau TV, proses gathering, pemberian informasi KRR oleh pendidik sebaya kepada remaja seperti pasar, jalanan, sekolah, dll. Road show, advokasi dan Promosi KRR untuk mengembangkan jaringan pelayanan, pemberian informasi dalam momentum strategis, diskusi anti kekerasan dalam rumah tangga, sosialisasi bagi calon pengantin. Melakukan konseling melalui SMS, telepon \, tatap muka dan surat menyurat. Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan formulir panduan pengelolaan PIK-KRR. Melakukan kegiatan yang dapat menarik minat remaja datang ke PIK-KRR. Pengelola PIK-KRR mempunyai akses pada jaringan internet.