Penerapan Metode AHP dan PROMETHEE dalam Pengukuran Kinerja Supplier TBS (Tandan Buah Segar) di PT. Multimas Nabati Asahan

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan
PT. Multimas Nabati Asahan adalah salah satu perusahaan swasta yang

termasuk dalam Wilmar Group. PT. Multimas Nabati Asahan terdiri dari unit
pengolahan minyak sawit kasar (Departemen Refinery), unit pengolahan inti sawit
(Departemen Palm kernel Plant), dan unit pengolahan kelapa sawit (Departemen
PKS) yang dikelola secara terpisah.
Unit pengolahan kelapa sawit (Dept. PKS) pada PT. Multimas Nabati
Asahan didirikan tahun 2004. Pembangunan pabrik dimulai tahun 2004 dengan
kapasitas 60 ton/hari dan selesai pembangunan tahun 2005. Oktober 2005 pabrik
mulai beroperasi sebagai langkah awal, dilakukan trial run, pemanasan perlahanlahan, individual tes, dan pembersihan.
PT. Multimas Nabati Asahan terletak di Kuala Tanjung Kecamatan Sei
Suka, Kabupaten Asahan. Sebelah barat berbatasan dengan PT. Inalum, sebelah
timur berbatasan dengan PT. Bakrie Plantation, sebelah utara berbatasan dengan
Selat Malaka, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Alay.


2.2.

Ruang Lingkup Bidang Usaha
PKS PT. Multimas Nabati Asahan bergerak dalam bidang pengolahan

kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Palm
Kernel). Kelapa sawit yang diolah termasuk dalam varietas dura dan tenera

Universitas Sumatera Utara

berasal dari perkebunan rakyat dan berasal dari berbagai supplier . Hasil
sampingan proses pengolahan kelapa sawit seperti serat, cangkang dan serat
tandan kosong digunakan untuk bahan bakar boiler. PKS PT. Multimas Nabati
Asahan memiliki kapasitas olah 1500 ton TBS/hari. Konsep pengolahan kelapa
sawit yang diterapkan adalah proses perebusan, pembantingan, pengepresan,
pemurnian minyak dan pemisahaan inti sawit.
Pemasaran hasil produksi PKS PT. Multimas Nabati Asahan dikelola oleh
Kantor Pusat (Main Office) yang berada di kawasan PT. Multimas Nabati Asahan.
Hasil produksi dikirimkan langsung ke unit pengolahan Crude Palm Oil (CPO)
dan unit pengolahan inti sawit (palm kernel). Jadi CPO dan inti sawit yang

dihasilkan, diolah kembali oleh perusahaan itu sendiri menjadi minyak goreng dan
minyak inti pada unit pengolahan yang berbeda.

2.3.

Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang digunakan PKS PT. Multimas Nabati Asahan
adalah struktur organisasi campuran antara struktur organisasi lini dan fungsional.
Struktur organisasi lini adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang dan
kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di
bawahnya menurut garis vertikal. Sedangkan struktur organisasi fungsional adalah
struktur organisasi dimana organisasi diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas
dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi, operasi,
pemasaran, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki fungsi yang

Universitas Sumatera Utara

terspesialisasi. Disebut juga fungsional karena suatu bagian dapat berhubungan

dengan anggota maupun kepala bagian secara langsung.
Struktur organisasi bagi suatu perusahaan mempunyai peranan yang
penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya kinerja perusahaan.
Distribusi tugas, wewenang dan tanggung jawab serta keselarasan hubungan satu
bagian dengan bagian yang lain dapat digambarkan dalam suatu struktur
organisasi. Struktur organisasi PKS PT. Multimas Nabati Asahan dapat dilihat
pada Gambar 2.1.
Factory
Coordinator

Mill Manager
(Dept. Refrenary)

Mill Manager
(Dept. Palm
Kernel Plant)

Mill Manager
(Dept.PKS)


Keterangan:
______ Hubungan lini
---------- Hubungan Fungsional

Ass. Mills Head
(Dept. PKS)

Supervisor
Weightbridge

Supervisor
Sortasi

Supervisor
Maintanance

Supervisor
Logistik

Assisten

Supervisor
Weightbridge

Assisten
Supervisor
Sortasi

Asisten
Supervisor
Mekanik

Asisten
Supervisor Teknis

Asisten
Supervisor Proses
Shift I

Asisten
Supervisor Proses

Shift II

Asisten
Supervisor
Logistik

Foreman

Foreman

Foreman

Foreman

Foreman

Foreman

Foreman


Operator

Operator

Operator

Operator

Operator

Operator

Operator

Supervisor Proses

Supervisor
Laboratorium

Foreman QC


-Sample boy
-Analisis

Foreman Effluent

-Sample boy
-Analisis

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PKS PT. Multimas Nabati Asahan
Sumber: Dokumen PT. Multimas Nabati Asahan

Uraian tugas dan tanggung jawab tiap-tiap jabatan dalam struktur organisasi dapat
dilihat pada Lampiran 1.

Universitas Sumatera Utara

2.3.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Tenaga kerja yang berkerja di PKS PT. Multimas Nabati Asahan berjumlah
113 orang yang terdiri dari staff, non staff (karyawan SKU B, Karyawan SKU H)

ditambahkan dengan karyawan kontraktor yang berasal dari pusat jasa tenaga
kerja swasta yang ada di sekitar lokasi perusahaan. Rincian jumlah keseluruhan
tenaga kerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PKS PT. Multimas Nabati Asahan
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Jabatan
Mill Manager
Asisten Mill Manager
Supervisor
Asisten Supervisor
Foreman

Operator
Analisis
Sampel Boy
Total

Jumlah Orang
1
1
6
7
9
71
14
4
113

Sumber: Dokumen PKS PT. Multimas Nabati Asahan

Jam kerja yang diberlakukan bagi setiap karyawan adalah dengan
pembagian jam kerja menjadi 2 shift selama 6 hari kerja dalam seminggu kecuali

hari minggu yaitu sebagai berikut:
1. Shift I : Pukul 08.00 WIB – 16.00 WIB
2. Shift II : Pukul 16.00 WIB – 00.00 WIB
Karyawan di bagian kantor masa kerja selama 6 hari kerja dalam
seminggu kecuali hari minggu dengan jam kerja kantor adalah sebagai berikut:
1. Senin - Jumat
Pukul 08.00 WIB – 12.00 WIB : Jam Kerja

Universitas Sumatera Utara

Pukul 12.00 WIB – 14.00 WIB : Jam Istirahat
Pukul 14.00 WIB – 16.30 WIB : Jam Kerja setelah Istirahat
2. Sabtu
Pukul 08.00 WIB – 13.00 WIB : Jam Kerja

2.4.

Supplier Approval

Pada PT. Multimas Nabati Asahan telah ditetapkan prosedur ketentuan
untuk tiap supplier . Prosedur ini disusun agar dalam pemilihan supplier untuk
pemasokan barang yang dibutuhkan oleh PT. Multimas Nabati Asahan dapat
berjalan dengan lancar dan tepat waktu. Rincian prosedur ketentuan tersebut
diuraikan sebagai berikut:
1. PT. Multimas Nabati Asahan membagi kriteria supplier menjadi supplier lokal
dan supplier eksternal.
a. Supplier lokal adalah supplier yang menyuplai barang consumable.
Produk yang disuplai oleh supplier lokal adalah pallet, obat-obatan, alatalat dapur, alat-alat kebersihan, dan alat tulis kantor.
b. Supplier eksternal adalah supplier yang menyuplai/memasok barang atau
material yang berhubungan dengan proses produksi. Produk yang
disupplai supplier eksternal adalah sebagai berikut:
1) Raw material (TBS untuk Departemen PKS, CPO untuk Departemen
Refrenary, dan PK untuk Departemen Palm Kernel Plant).

2) Chemical (CaCO3, Bleaching Earth, Phosporic Acis, Activate
Carbon)

Universitas Sumatera Utara

3) Ingredient (anti oxidant, anti crystal, anti foaming, vitamin )
4) Packaging Material.
2. Syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi supplier yaitu:
a. Harga yang bersaing
b. Mutu/quality barang yang disupplai
c. Food safety

d. Ketepatan waktu dalam pengiriman barang
e. Untuk TBS, supplier harus memiliki kebun dan bukan merupakan hasil
buah curian maupun reject dari sortasi PKS lain.
3. Supplier harus memenuhi kriteria perusahaan yang memperhatikan aspek:
a. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Pencegahan pencemaran
c. Sosial
4. Supplier yang ingin menjalin kontrak dengan PT. Multimas Nabati Asahan
wajib membuat surat perjanjian supplai barang dalam kop surat yang
bermaterai Rp6000,- serta surat pernyataan Bank dalam kop surat bermaterai
Rp6000,-.
5. Khusus supplier material ingredient, chemical, dan packaging material harus
dilengkapi dengan data-data berikut:
a. CoA (Certificate of Analysis) untuk setiap pengiriman barang semua jenis
material tersebut. CoA adalah surat yang berisikan hasil test/pengujian
terhadap spesifikasi material/barang yang disuplai.

Universitas Sumatera Utara

b. MSDS (Material Safety Data Sheet) untuk setiap jenis material yang
disupplai. MSDS adalah lembar data keamanan bahan atau dokumen yang
berisi penjelasan secara detail mengenai identifikasi produk, identifikasi
bahaya, dan penanganan produk tersebut.
c. LoG (Letter of Guarantee) untuk setiap supplier . LoG adalah surat yang
berisikan bahwa supplier bersedia memberikan garansi baik berupa after
sales service atas spesifikasi barang yang disuplai sesuai dengan yang
tercantum pada Purchasing Order (PO).
d. Certificate of Halal untuk setiap supplier ingredient dan chemical.
e. Certificate of Khoser untuk setiap supplier ingredient dan chemical.
6. Evaluasi terhadap supplier ingredient untuk seluruh ingredient, baik pengemas
(baik food contact dan non-food contact) dan tambahan proses yang
digunakan dalam ingredient dan packaging untuk produk Yum Brands.
Evaluasi yang dilakukan mencakup:
a. Asal negara ingredient.
b. Identifikasi dan allergen yang diproses pada jalur yang sama, dan/atau
pabrik.
c. Food safety audit yang dilaksanakan pada pabrik supplier ingredient yang
mencakup elemen minimum yang terdapat dalam food safety audit (pest
control, sanitation, operation and facility, good manufacturing practice,
product protection, dan security).

d. Quality Assurance contact.
e. Program untuk mengendalikan ingredient dan produk yang tidak sesuai.

Universitas Sumatera Utara

f. Vendor risk assessment.
g. Program preventive maintenance.
h. Program recall.
7. Supplier membuat daftar klasifikasi ingredient dan packaging material (baik
food contact dan non-food contact). Klasifikasi yang dibuat berdasarkan:

a. High food safety risk (untuk anti oxidant, anti foam dan plastic)
b. Low food safety risk (untuk chemical dan karton)
Daftar klasifikasi tersebut harus diberi tanggal dan dikendalikan.
8. PT. Multimas Nabati Asahan melakukan monitoring dan telusur performance
supplier serta tindakan koreksi untuk masalah performance sebagai berikut:

a. Laporan pemenuhan spesifikasi barang. Untuk supplier kontrak, apabila
barang yang dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi yang tercantumkan
dalam Purchase Order (PO), maka akan dibuat laporan return barang dan
tindakan koreksi yang diambil adalah barang akan dikembalikan 100%.
b. Laporan keterlambatan pengiriman barang oleh supplier .
1) Untuk supplier kontrak, apabila supplier terlambat mengirimkan
barang dalam jangka waktu yang telah dicantumkan dalam Purchase
Order maka supplier akan dikenakan denda sebesar 0,1% per hari dari

harga barang yang dipesan atau 0,3% jika melewati 50 hari dari jangka
waktu yang telah ditentukan atau yang tertulis dalam Purchase Order
(PO), surat pernyataan supplai barang dan kontrak perjanjian jual beli.
2) Untuk supplier yang belum/tidak menandatangani surat pernyataan
supplai barang (supplier tambahan), apabila terlambat mengirimkan

Universitas Sumatera Utara

barang maka pembayaran tagihan supplier akan ditunda, sesuai dengan
lamanya keterlambatan pengirimannya.
9. PT. Multimas Nabati Asahan membuat daftar supplier yang disetujui untuk
kontrak:
a. Daftar/list supplier harus diberi tanggal dan ditandatangani.
b. Update daftar/list supplier kontrak dilakukan setiap setahun sekali.
c. Khusus untuk supplier kontrak TBS, pihak PKS turut serta mengontrol
kebun supplier demi kelancaran bahan baku yang masuk.
10. Supplier kontrak akan didiskualifikasi apabila:
a. Terlambat melakukan pengiriman barang berulang kali dalam setahun.
b. Supplier

melakukan

kecurangan/kesengajaan

dalam

melakukan

pengiriman barang out specification.
11. PT. Multimas Nabati Asahan melakukan food safety audit terhadap supplier
ingredient dan packaging material (baik food contact maupun non-food
contact) minimal satu tahun sekali. Food safety audit yang dilaksanakan harus

mencakup elemen dasar dari Yum Brands Safety Audit (pest control,
sanitation, operation and facility, good manufacturing practice, product
protection, product recovery, dan security). Audit supplier dilakukan dengan

visit supplier atau meminta supplier mengisi Questioner Audit Supplier .
12. PT. Multimas Nabati Asahan melakukan review terhadap audit supplier dan
mencatat masalah kritis yang ditemukan selama audit.

Universitas Sumatera Utara

13. Supplier yang mengirimkan barang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
oleh perusahaan selama setahun, dipakai sebagai supplier kontrak untuk satu
tahun kedepannya (ditentukan saat audit).
14. Untuk supplier kontrak yang tidak melakukan supplai barang lagi dalam
jangka waktu evaluasi maka supplier tersebut dinilai mengundurkan diri dari
perusahaan.
15. Semua rekaman dari pihak pembelian harus didokumentasikan dengan baik
dan mengacu kepada Prosedur Pengendalian Catatan Mutu (QP/MNA-00004).

2.5.

Prosedur Pembelian Barang
Prosedur pembelian barang pada PT. Multimas Nabati Asahan adalah untuk

mengatur cara-cara melakukan semua pembelian barang yang dibutuhkan oleh
perusahaan tersebut dan khususnya pembelian bahan baku Tandan Buah Segar
(TBS). Prosedur dilakukan atau diterapkan oleh perusahaan agar tidak terjadi over
lapping atau kesalahan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

Prosedur dibagi menjadi 2 bahagian, yaitu untuk supplier kontrak dan untuk
supplier tambahan.

2.5.1. Prosedur Pembelian TBS dari Supplier Tambahan (Sebelum Terjadi
Kontrak)
Prosedur pembelian TBS dari supplier tambahan ditunjukkan pada
Gambar 2.1.

Universitas Sumatera Utara

1
Supplier TBS

PKS PT.
Multimas
Nabati Asahan

3

2

6

Cek Supplier

Penawaran
Harga dan
Kesepakatan

Arahan
Standar
Kualitas Mutu
4

Sortasi Buah

5

Gambar 2.2. Prosedur Penerimaan TBS dari Supplier Tambahan

Prosedur penerimaan TBS dari supplier tambahan diuraikan sebagai
berikut:
1. PKS PT. Multimas Nabati Asahan meminta TBS dari supplier tambahan yang
ada pada periode sebelumnya. Untuk supplier yang pertama kali mengirim
TBS ke PT. Multimas Nabati Asahan, pihak supplier menghubungi pihak PT.
Multimas Nabati Asahan untuk melakukan jual beli.
2. PKS PT. Multimas Nabati Asahan melakukan check terhadap supplier yang
baru pertama kali melakukan transaksi terhadapnya agar sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan perusahaan, meliputi:
a. Tiap supplier harus memiliki kebun sendiri.
b. Buah yang dikirim bukan buah curian, atau buah reject hasil sortasi dari
PKS yang lain.
3. PKS PT. Multimas Nabati Asahan memberikan arahan ke supplier tentang
kualitas buah yang diinginkan dan tingkat kematangan buah yang diterima.

Universitas Sumatera Utara

4. PKS PT. Multimas Nabati Asahan melakukan sortasi buah dari tiap supplier
tambahan. Apabila terdapat buah busuk/rotten, buah restan, janjang
kosong/empty bunch, tangkai panjang/long stalk, serta kotoran lain yang tidak
termasuk buah maka akan dipulangkan kembali ke supplier . Sedangkan
apabila terdapat persentase buah yang melebihi standard kematangan buah
dan kualitas buah, akan dilakukan pemotongan harga TBS perkilogram.
5. Pihak PKS melakukan negosiasi kesepakatan penawaran harga terhadap
supplier tambahan.

6. PKS PT. Multimas Nabati Asahan membayar TBS sesuai dengan harga
kesepakatan yang disetujui.

2.5.2. Prosedur Pembelian TBS dari Supplier Kontrak
Prosedur pembelian TBS dari supplier kontrak ditunjukkan pada Gambar
2.2.

4. Pengiriman/Penyerahan TBS

PKS PT.
Multimas
Nabati Asahan

1

2. Konfirmasi

Pembelian

3

Supplier
Kontrak

5. Konfirmasi
6
7
Bagian
Keuangan

Gambar 2.3. Prosedur Penerimaan TBS dari Supplier Kontrak

Universitas Sumatera Utara

Prosedur penerimaan TBS dari supplier tambahan diuraikan sebagai
berikut:
1. Pihak PKS PT. Multimas Nabati Asahan merencanakan kebutuhan bahan baku
TBS sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan tiap hari.
2. Pihak PKS PT. Multimas Nabati Asahan melakukan konfirmasi ke bagian
pembelian mengenai ketetapan bahwasanya seluruh TBS yang dimiliki
supplier kontrak akan dibeli.

3. Bagian pembelian menghubungi supplier kontrak untuk mengirim seluruh
buah yang dimilikinya.
4. Supplier kontrak melakukan pengiriman buah ke PKS PT. Multimas Nabati
asahan dengan membawa Surat Pengantar Buah.
5. Bagian pembelian memberi konfirmasi ke bagian keuangan tentang jumlah
buah yang dikirim supplier kontrak.
6. Apabila buah sudah sampai di PKS, pihak PKS PT. Multimas Nabati Asahan
menghubungi bagian keuangan untuk melakukan pembayaran sesuai dengan
harga yang telah ditetapkan.
7. Bagian keuangan melakukan pembayaran ke pihak supplier kontrak melalui
rekening bank.

2.6.

Standar Mutu Produk dan Bahan Produksi

2.6.1. Standar Mutu Produk
Standar mutu produk yang dihasilkan PKS PT. Multimas Nabati Asahan,
yaitu:

Universitas Sumatera Utara

FFA CPO

: < 3,00 %

Kadar air CPO

: < 0,18 %

Kadar kotoran CPO

: < 0,015 %

FFA Kernel

: < 1,00 %

Kadar air Kernel

: < 7,00 %

Kadar kotoran Kernel

: < 7,00 %

Broken Kernel

: 14,00 %

2.6.2. Standar Mutu Bahan Produksi
Bahan baku yang digunakan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan adalah
kelapa sawit yang berasal dari perkebunan kontrak dan perkebunan rakyat. Kelapa
sawit milik perkebunan rakyat termasuk dalam varietas dura dan tenera. Tenera
merupakan hasil persilangan antara dura dengan pesifera. Berdasarkan ketebalan
cangkang dan daging buah varietas dura dan tenera dapat dibedakan. Dura
memiliki tebal cangkang 2-8 mm, tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian
luar cangkang, daging buah realtif tipis 35-50 % terhadap buah, inti besar dan
rendemen minyak 16-18 %. Sedangkan tenera memiliki tebal cangkang sangat
tipis 0,5-4 mm, daging buah sangat tebal 60-96 %, terdapat lingkaran serabut
disekeliling cangkang, dan rendemen minyak 22-24 %.
Standar operasional prosedur FFB Grading yang ditetapkan PT. Multimas
Nabati Asahan diuraikan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Tujuan
a. Untuk mengontrol kualitas TBS yang masuk ke pabrik yang dinilai dari
segi kematangan, persentase (%) brondolan, tangkai panjang, kesegaran,
dan kontaminasi.
b. Untuk memberikan estimasi mutu rata-rata TBS.
2. Prosedur Kerja
a. Truk yang akan digrading dibongkar di lantai loading ramp. Rincian truk
tersebut dan asal muatan diambil dari catatan timbangan dan dicatat pada
form grading.
b. Buah dituang di lantai loading ramp dan diacak 100 tandan untuk grading
kematangan dan kualitas lain. Keluarkan secara acak 25 tandan dari setiap
sudut kiri/kanan dan depan/belakang truk, total 100 tandan. Adapun
standard kematangan dan kualitas buah yang diterima pabrik adalah
sebagai berikut:
1) Standard kematangan dan kualitas buah inti/plasma
1. Buah mentah/unripe

: 0%

2. Buah mengkal/underripe

: < 2%

3. Buah masak/ripe

: > 95%

4. Buah lewat masak/overripe

: < 3%

5. Buah busuk/rotten

:0%

6. Janjang kosong/empty bunch

:0%

7. Tangkai panjang/long stalk

:0%

8. Sampah/debris

: < 0,5%

Universitas Sumatera Utara

9. Buah dimakan tikus/pet attack

: < 1%

10. Buah restan

: 0%

11. Brondolan/loose fruit

: > 12%

Catatan:
Kematangan buah nomor 1 sampai dengan 6, kualitas buah nomor 7
sampai dengan 11.
2) Standard sortasi buah
1. OER buah dura yang masak hanya di 16-17% rata-rata.
2. Berat rata-rata komidal minimal > 4 kg.
3. Tandan yang tidak boleh diterima: hitam/mentah, buah pasir
5 biji.
Janjangan dengan lebih dari 50% tetapi kurang dari
90% total berondolan jatuh.
Janjangan yang sudah hitam dan bau busuk, atau
buah restan > 48 jam dari panen.
Janjangan dengan total brondolan yang lepas lebih
dari 90% tetapi masih segar tangkainya.
Janjangan dengan tangkai > 2,5 cm, tangkai standard
biasanya potongan tangkainya berbentuk V
Selain dari bagian dari buah sawit seperti tanah,
pasir, dan lain-lain.
Tandan sawit yang lebih dari 5 biji brondolannya
dimakan tikus.
Janjangan yang > 24 jam sejak panen, dengan
tangkai kering, dan banyak berondolan yang lepas.
Buah yang sudah lepas dari janjangan

Sumber: Dokumen PKS PT. Multimas Nabati Asahan

c. Lakukan pengecekan kematangan terhadap 100 buah tersebut sesuai
dengan kriteria buah di atas. Sampah, tandan mentah, hitam, kosong dan
sakit harus dikembalikan ke supplier .
d. Pengecekan persen brondolan/TBS dihitung dari berat brondolan dan berat
truk yang diperoleh dari catatan timbangan.
e. Pengecekan persen brondolan busuk dengan cara ambil sekitar 5 kg
brondolan secara random dengan menggunakan sekop, kemudian sampel
dibagi menjadi 4 dan ambil satu bagian dan hitung jumlah brondolannya
dimana brondolan busuk (brondolan yang sudah berwarna hitam, kering
dan tanpa kandungan CPO di mesocarp) dihitung dengan rumus:

Universitas Sumatera Utara

Persentase (%) Brondolan Busuk = Jumlah Brondolan Busuk/Jumlah
Total Brondolan yang Dihitung
f. Jika buah tidak memenuhi syarat diatas maka dikembalikan ke supplier .
g. Petugas sortasi mengisi blanko berita acara (F/MNA-POM-10-002)
berdasarkan hasil sortiran untuk disampaikan ke petugas timbangan.
Bahan penolong yang digunakan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan
adalah air dan Kalsium Karbonat (CaCO3). Penggunaan air yang tinggi
menyebabkan pemilihan lokasi pembangunan pabrik selalu dicari yang potensi
airnya cukup memadai. Air sangat diperlukan untuk proses pengolahan sebagai
sumber uap dan air panas. Fungsi utama uap yang dihasilkan di boiler digunakan
sebagai pembangkit listrik, proses perebusan, dan proses pelumatan. Fungsi utama
air panas adalah memudahkan proses pemurnian minyak sawit. Sedangkan
Kalsium Karbonat digunakan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang dengan
memanfaatkan perbedaan berat jenis di claybath.

2.7.

Proses Produksi
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar dan inti sawit

di PKS PT. Multimas Nabati Asahan secara garis besar dibagi atas 6 tahapan
produksi, yaitu: penerimaan buah, perebusan, pembantingan, pelumatan dan
pengepresan, pengolahan biji dan pemurnian minyak sawit.

Universitas Sumatera Utara

2.7.1. Penerimaan Buah
Hasil pemanenan tandan buah sawit (TBS) dari perkebunan rakyat dan
supplier diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. kemudian dilakukan

penimbangan untuk mengetahui jumlah TBS yang diterima. Penimbangan
dilakukan dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih TBS yang
diterima didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta isinya
dengan berat truk dalam keadaan kosong. Kemudian TBS dibawa ke stasiun
sortasi. TBS disortir untuk mengetahui kematangan buah. Hal ini dilakukan
karena buah milik perkebunan rakyat memiliki varietas dan tingkat kematangan
yang berbeda-beda.
Standar operasional prosedur cara penerimaan TBS yang ditetapkan PT.
Multimas mengacu pada ISO 9001:2000 dan ISO 14001:2004 diuraikan sebagai
berikut:
a. Tujuan
Untuk menjamin kualitas TBS diterima di PKS, dan tidak ada kontaminasi
dengan barang/benda yang lain, serta untuk menjamin bahwa TBS tersebut
diproses scera efisien agar mutu CPO tetap tinggi.
b. Tanggung Jawab
Petugas Security, Petugas Weightbridge, Asisten Supervisor Weightbridge,
Petugas Sortasi, Asisten Supervisor Sortasi, Asisten Mill Manager , dan Mill
Manager .

c. Prosedur
Prosedur diuraikan pada Tabel 2.3.

Universitas Sumatera Utara

No
1.

2.
3.
4.

5.

6.

7.

8.

9.

Tabel 2.3. Standar Operasional Prosedur Cara Penerimaan TBS yang
Ditetapkan PT. Multimas Nabati Asahan
Work Process
Pelaksana
Supir Truk melaporkan Surat Pengantar TBS (F/MNASecurity
POM-10-001) di Pos I selanjutnya sopir truk arahkan mobil
ke areal parker.
Sopir menyerahkan Surat Pengantar TBS ke posko security
(Posko Mill)
Petugas security memeriksa kondisi segel/locis untuk buah
Security
pekebun atau buah kontrak yang ada segel.
Apabila didapati kondisi segel/locis rusak atau tidak ada,
Security
dilapor segera kepada Supervisor Weightbridge/Asisten Mill
Manager/Mill Manager .
Petugas Weightbridge menunggu informasi dari petugas
Operator
sortasi untuk mengatur masuknya mobil truk TBS dari buah
Weightbridge
kontrak maupun TBS luar.
Atas informasi dari petugas sortase, petugas Weightbridge
memasukkan mobil truk TBS untuk ditimbang, dan petugas
Operator
Weightbridge menimbang berat brutto mobil truk sesuai
Weightbridge
dengan DO (Delivery Order ), plat mobil dari Surat
Pengantar Buah (F/MNA-POM-10-001) terlampir.
Mobil truk masuk ke areal pembongkaran TBS di loading
ramp sesuai arahan dari petugas sortasi, selanjutnya petugas
sortasi melakukan sortir sesuai dengan criteria TBS seperti
Sortasi
derajat kematangan TBS dari fraksi 00 (sangat mentah)
sampai fraksi V (sangat matang).
Selesai pembongkaran, petugas sortasi memberikan form
Supervisor
Berita Acara Sortase (F/MNA-POM-10-002) sesuai dengan
Sortasi
kriteria buah, untuk diberikan kepada petugas timbangan.
Petugas weightbridge menimbang tarra mobil dan berat
netto TBS serta memasukkan data-data yang diperlukan
lainnya, jika ada pemulangan sejumlah TBS yang tertulis
dalam Berita Acara (F/MNA-POM-10-002) sortasi maka
Supervisor
petugas weightbridge menuliskan keterangan tersebut pada
Sortasi
kolom description di WEIGHT BRIDGE SLIP . Petugas
weightbridge harus memastikan tidak ada selisih tarra mobil
yang terlalu besar, kecuali ada pemulangan sejumlah TBS
yang tertulis dalam Berita Acara sortasi.

Berlanjut….

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.3. Standar Operasional Prosedur Cara Penerimaan TBS yang
Ditetapkan PT. Multimas Nabati Asahan (Lanjutan)
No
Work Process
Pelaksana
10. Kemudian, petugas weightbridge tersebut memberikan hasil
Operator
print out timbangan (FRM-MNA-003) warna putih serta
weightbridge
SPB ke supplier (sopir).
11. Jika penerimaan TBS telah selesai maka petugas
Operator
weightbridge mencetak FFB Grading Report dan Laporan
weightbridge
Harian TBS yang masuk (LA).
12. Petugas weightbridge juga membuat Rekap Penerimaan
Operator
TBS (F/MNA-POM-10-003) setiap hari.
weightbridge
13. Setiap bulan ppetugas weightbridge membuat Total rekap
Operator
Penerimaan TBS (LA I) (F/MNA-POM-10-008)
weightbridge
Operator
14. Apabila pabrik mengalami stagnasi yang dapat
menyebabkan Loading ramp tidak dapat menampung TBS weightbridge
yang datang, segera menghubungi bagian operasional
(pembelian TBS) untuk mengurangi masuknya TBS dari
supplier .
Operator
15. TBS dan brondolan yang tumpah harus segera dikumpul dan
dimasukkan ke dalam Loading ramp untuk menghindari weightbridge
16.

terlindas oleh truk.
TBS tidak boleh ada di luar loading ramp kecuali untuk
sampel sortiran dan setelah selesai disaksikan harus segera
dimasukkan ke Loading ramp.

Operator
weightbridge

Sumber: Dokumen PT. Multimas Nabati Asahan

Standar operasional prosedur sortasi buah yang ditetapkan PT. Multimas
diuraikan sebagai berikut:
1. Tujuan
Untuk memastikan bahwa Tandan Buah Segar (TBS) yang diterima oleh PKS
sesuai dengan kriteria untuk dapat mendapatkan mutu CPO dan PK yang telah
ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara

2. Tanggung Jawab
Petugas sortasi, Foreman sortasi, Asisten Supervisor Sortasi, Supervisor
Sortasi, Asisten Mill Manager , dan Mill Manager .
3. Prosedur
a. Petugas sortase mengatur mobil yang akan dibongkar pada loading ramp
yang kosong.
b. Mengambil SPB yang dibawa oleh sopir dan mencatat nomor polisi, asal
TBS, dan mengestimasikan brutto, tarra, netto, serta jumlah tandan.
c. Setelah dapat estimasi netto kemudian ditentukan Berat Janjang Rata-rata
dan jumlah tandan dicocokkan dengan yang tercantum pada Surat
Pengantar TBS, seandainya tidak cocok anggota sortasi berhak untuk
merubahnya.
d. Lakukan pemisahan untuk mengetahui jumlah tandan yang disortir seperti:
1) Buah mentah
2) Buah mengkal
3) Tangkal panjang
4) Tandan kosong
5) Buah jantan
6) Buah abnormal
7) Buah busuk
8) Persentase sampah dan air
e. Petugas sortasi mengisi blankon Berita Acara Sortasi (FRM-MNA-002)
berdasarkan hasil sortiran untuk disampaikan ke petugas timbangan.

Universitas Sumatera Utara

f. Apabila ada buah yang bermasalah/dikembalikan maka petugas sortasi
mencatat di Berita Acara Sortasi yang ditandatangani oleh Supervisor
Sortasi, Asisten Mill Manager /Mill Manager dan sopir/supplier .
g. Setiap kali mobil siap bongkar, petugas sortasi membersihkan semua
berondolan atau TBS yang berceceran.
h. Petugas harus menjamin bahwa tugasnya dilaksanakan secara penuh
perhatian terhadap K3.
i. Peralatan K3 yang sesuai (helm, sepatu safety) harus dipakai.
j. Petugas sortasi harus memastikan bahwa tidak ada tukang bongkar yang
bergantungan pada truk yang telah dibongkar saat menuju ke timbangan.
k. Pada setiap saat petugas sortasi mempertimbangkan dampak negatif
terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh kegiatan:
1) Emisi udara
2) Mengumpulkan sampah plastik dan karung bekas
3) Membersihkan ceceran oli dari truk dengan menggunakan pasir.
Selesai disortir, TBS kemudian dimasukkan ke dalam loading ramp
dengan menggunakan loader untuk memudahkan pengisian ke dalam lori. Lantai
loading ramp dibuat dari plate baja dengan kemiringan 270 dan mempunyai 52

pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan
tenaga hidrolik. Adapun cara kerja pengisian lori adalah:
1. Pintu loading ramp dibuka satu persatu supaya TBS dapat masuk ke dalam
lori. Satu unit lori berkapasitas sekitar 10,5 mt TBS.
2. Lori yang sudah penuh ditarik dan diposisikan dengan menggunakan capstan,

Universitas Sumatera Utara

sling belt, transfer carriage, canti lever dan loader ke dalam sterilizer .

Standar operasional prosedur pengoperasian loading ramp yang ditetapkan
PT. Multimas diuraikan sebagai berikut:
1. Tujuan
Untuk menjamin tempat penerimaan TBS di area loading ramp sesuai dengan
ketentuan dan siap untuk digunakan.
2. Ruang lingkup
Area proses, stasiun loading ramp.
3. Tanggung jawab
Helper loading ramp, operator loading ramp, foreman proses, asisten
Supervisor proses, dan Supervisor proses, asisten Mill Manager dan Mill
Manager .

4. Prosedur
a. Pengisian TBS ke loading ramp harus diawasi dengan hati-hati, diisi dari
ujung ke ujung melalui pengoperasian pabrik.
b. Buah yang bercecer dan tumpahan harus segera dibersihkan setelah
masing-masing kendaraan lain dilarang menabrak buah yang tercecer.
c. Kendaraan dilarang masuk ke area bongkar tanpa pengawasan atau
supervise

dari personil yang ditunjuk. Apabila ditemukan supir

pengangkutan TBS membongkar muatannya tidak di tempat yang telah
ditentukan, maka kepadanya akan diberikan sanksi yang tegas.
d. TBS yang dimasukkan ke lori harus berdasarkan yang pertama masuk
yang pertama keluar.

Universitas Sumatera Utara

e. Pengisian TBS ke lori harus dilakukan sesegera mungkin dan sepenuh
mungkin.
f. Buah yang tercecer selama aktivitas muat ke lori harus segera dibersihkan
dan dipindahkan ke lori kosong berikutnya untuk pengisian. Pada akhir
kerja, tumpahan dibawah loading ramp segera dikumpulkan dan menja]ga
agar area tersebut tetap bersih dan rapi.
g. Semua pasir dan kotoran yang terdapat dibawah loading ramp harus
dibersihkan setiap hari.
h. Sebelum pengoperasian loading ramp pastikan bahwa semua mesin-mesin
di loading ramp dapat beroperasi dengan baik sehingga dapat dipastikan
tidak adanya kecelakaan kerja.
i. Petugas harus menjamin bahwa tugasnya dilaksanakan secara penuh
perhatian terhadap K3.
j. Peralatan K3 yang sesuai (helm, sepatu safety) harus dipakai.
k. Pada setiap saat mempertimbangkan dampak negatif terhadap lingkungan
hidup yang ditambahkan oleh kegiatan:
1) Emisi udara
2) Pencemaran ke badan air
3) Pencemaran tanah/lahan
4) Isu lingkungan hidup lokal yang lain.

Universitas Sumatera Utara

2.7.2. Perebusan ( Sterilizing)
Perebusan dilakukan dengan menggunakan Sterilizer . Sterilizer adalah
bejana uap tekan untuk merebus TBS dengan menggunakan uap dari BPV (Back
Pressure Vessel).

2.7.3. Pembantingan (Threshing)
Pembantingan bertujuan untuk melepaskan buah dari tandan (bunch).
Pembantingan dilakukan dengan menggunakan 3 unit thresher .

2.7.4. Pelumatan (Digesting) dan Pengepresan (Pressing)
Pelumatan (digesting) bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur dan
terpisah dari biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk
menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak. Pelumatan dilakukan
dengan menggunakan digester .

2.7.5. Pengolahan Biji (Kernel Plant)
Pengolahan biji bertujuan untuk memperoleh inti sawit yang sesuai dengan
standar mutu produk yang ditetapkan. Pengolahan biji terdiri dari beberapa proses
sebagai berikut:
1. Penguraian cake
Penguraian cake bertujuan untuk memudahkan pemisahan biji dari serat.
Penguraian cake dilakukan dengan menggunakan cake breaker conveyor .

Universitas Sumatera Utara

2. Pemisahan biji dari serat dan kotoran
Pemisahan biji dari serat dilakukan dengan menggunakan depericarper .
Depericarper berfungsi untuk memisahkan biji dari serat.

3. Pengeraman biji
Pengeraman bertujuan untuk mengurangi kadar air agar inti sawit mudah
terlepas dari cangkangnya. Prinsip kerja nut silo adalah menggunakan udara
panas dialirkan melalui elemen panas untuk mengurangi kadar air.
4. Pemecahan biji
Pemecahan biji dilakukan dengan menggunakan ripple mill. Pemecahan biji
bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Ripple mill terdiri dari
rotaring rotor dan stationary plate (ripple pad). Rotating rotor berfungsi

sebagai alat pemecah, sedangkan stationary plate berfungsi sebagai landasan
biji.
5. Pemisahan inti sawit dari biji pecah, cangkang pecah dan kotoran
Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan Light
Tenera Dust Separating (LTDS). Inti sawit dan cangkang dari ripple mill

diangkut dengan cracked mixture elevator ke LTDS. Di LTDS inti sawit,
cangkang ringan dan kotoran seperti debu dipisahkan berdasarkan berat jenis
dengan menggunakan daya hembusan LTDS fan.
6. Pemisahan inti sawit dari cangkang pecah
Pemisahan inti sawit dari pecahan cangkang dilakukan dengan menggunakan
claybath. Prinsip kerja claybath adalah menggunakan kalsium karbonat

Universitas Sumatera Utara

(CaCO3) dan pelarut air untuk memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang
berdasarkan perbedaan berat jenis.
7. Pengeringan Kernel
Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo adalah
menghembuskan udara panas ke dalam silo dengan menggunakan fan.
Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo
berbeda-beda.

2.7.6. Pemurnian Minyak (Clarification )
Pemurnian minyak bertujuan untuk memperoleh minyak sawit kasar yang
sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pemurnian minyak terdiri
dari beberapa proses sebagai berikut:
1. Pemisahan minyak dari sludge dan pasir
Pemisahan minyak dari sludge dan pasir dilakukan dengan menggunakan
modifikasi sandtrap tank. Prinsip kerja sandtrap tank adalah tangki berbentuk
silinder yang pada bagian dasarnya berbentuk kerucut. Fungsinya untuk
mengendapkan pasir dan sludge yang terkandung di dalam minyak kasar.
2. Penyaringan minyak
Penyaringan minyak dilakukan dengan menggunakan vibrating screen.
Fungsinya adalah untuk menyaring kotoran-kotoran berupa serat-serat atau
kotoran lainnya dari minyak.

Universitas Sumatera Utara

3. Pemanasan minyak
Pemanasan minyak bertujuan untuk memudahkan proses pemisahan di sand
cyclone dan mengendapkan kotoran. Pemanasan minyak dilakukan dengan

menggunakan tangki minyak kasar (crude oil tank).
4. Pemisahan minyak dari partikel padat
Minyak dari partikel padat dilakukan dengan menggunakan sand cyclone dan
decanter . Cara kerja sand cyclone adalah menggunakan prinsip gaya

sentrifugal dan tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan
materi berdasarkan perbedaan massa jenis, ukuran, dan bentuk.
5. Pemurnian minyak
Input dari pemurnian minyak ini adalah minyak yang dialirkan ke oil tank
yang merupakan hasil pengendapan di reclaimed tank 1 dan 2. Pemurnian
minyak dilakukan dengan menggunakan oil purifier dengan tujuan untuk
mengurangi kadar air hingga 0,3-0,4% , kadar kotoran hingga 0,01-0,15% dan
temperatur 90-950C.
6. Pengeringan minyak
Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan vacum dryer . Vacum
dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1-0,15% dan kadar

kotoran hingga 0,013-0,015%.
7. Penampungan minyak sawit kasar (CPO)
Penampungan minyak sawit kasar (CPO) sebelum pengiriman ke Departemen
Refinery dilakukan di storage tank (ST). CPO harus selalu dipanaskan dengan

cara dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di dalamnya diatur

Universitas Sumatera Utara

50-550C agar minyak tidak membeku dan untuk menghindarkan kenaikan
kadar FFA.
8. Penampungan sludge
Penampungan sludge hasil pemisahan dan endapan di stasiun klarifikasi
ditampung di sludge pit. Sludge ini akan dialirkan ke fat pit untuk diendapkan.
9. Pengambilan minyak kembali
Penampungan ini bertujuan untuk mengambil minyak kembali karena kadar
minyak yang masih terkandung 0,1-0,3% didalam sludge.

Universitas Sumatera Utara