Pemilihan Supplier Terbaik TBS (Tandan Buah Segar) dengan Penerapan Metode AHP dan Promethee di PT. PP London Sumatera Bagerpang POM

V-34

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan
Begerpang Palm Oil Mill dibangun untuk memenuhi penampungan dan

pengolahan FFB (Fresh Fruit Bunch) dari Begerpang Estate, Sei Merah Estate
dan Rambong Sialang Estate, di mana sebelumnya FFB dari ketiga estate ini
dikirimkan dan diolah di Rambong Sialang Palm Oil Mill. Namun berhubung
crop (hasil panen) FFB dari ketiga Estate ini semakin bertambah seiring dengan
bertambahnya umur tanaman sawit tersebut dan Rambong Sialang Oil Mill yang
memiliki kapasitas olah 20 Ton/jam dinilai tidak mampu lagi untuk menampung
dan mengolah FFB dari ketiga Estate tersebut, maka dengan pertimbangan sisi
ekonominya perusahaan menutup Rambong Sialang Palm Oil Mill dan
membangun Begerpang Palm Oill dengan kapasitas olah 50 Ton/jam.
Untukmenjagakualitasdankuantitasdariproduk
Lonsummemilikipusatpenelitiandanpengembangansendiri


yang

menjadiandalan,

yang

dinamakan

Sumatra Bioscience yang terletak di Simalungun.Sumatra Bioscience Bah
LiasResearch Station (BLRS Lonsum) didukungoleh staff ahlipemuliaan yang
professionaldanberpengalaman.
BegerpangPalm

Oil

Mill

terletak


di

desaBatuLokongkecamatanGalangKabupaten Deli Serdangdanberjarak 35 Km
darikota Medan Sumatera Utara. BegerpangPalm Oil Mill di bangunpadatahun

Universitas Sumatera Utara

V-35

2001 danpertama kali beroperasipadatanggal 09 Juli 2003 dengankapasitasolah 45
ton/jam dantingkat Extraction/Rendemen Oil 24,5 % dan Kernel 6 %.

2.2.

Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha yang terdapat pada PT.PP.London Sumatra

Indonesia Tbk, meliputi penaganan bahan baku, proses produksi dan penanganan
limbah. Adapun bahan baku yang digunakan untuk melakukan proses produksi
adalah buah sawit yang berasal dari perkebunan yang merupakan milik dari

perusahaan sendiri.
Untuk proses produksi dilakukan mulai dari penimbangan buah tandan
segar (BTS) pada stasiun timbangan sampai kepada pemisahan antara air, minyak
sawit dan biji kelapa sawit. Produk dari pada perusahaan ini adalah minyak kelapa
sawit yang disebut dengan Crude Palm Oil (CPO) dan kernel. Sementara untuk
penanganan limbah, perusahaan melakukan panampungan terhadap limbah cair
dan memberikan senyawa penetralisir yaitu bakteri.

2.3.

Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan dibentuk oleh sekelompok orang untuk
bekerjasama dalam mencapai suatu atau beberapa tujuan perusahaan yang sudah
ditetapkan sebelumnya. Struktur organisasi merupakan gambaran secara skematis
yang jelas dan terperinci tentang hubungan-hubungan, wewenang pemerintah, dan

Universitas Sumatera Utara


V-36

kerja sama diantara departemen, bagian-bagian, posisi-posisi, atau orang-orang
yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi yang baik adalah setiap karyawan (staf dan tenaga
kerja) dapat melihat keseluruh system birokrasi untuk setiap departemen dengan
jelas, terperinci dan mudah dimengerti, sehingga setiap karyawan dapat
mengetahui kepada siapa dan bagaimana ia melaporkan aktifitas kerjanya. Atau
apabila ada masalah yang belum pernah dihadapi harus dapat dengan cepat dan
tepat melaporkan kepada siapa yang berwenang. Struktur perusahaan yang baik
juga diharapkan bersifat fleksible dalam arti idup berkembang bergerak sesuai
dengan kondisi yang dihadapi perusahaan serta mampu mengarahkan orang-orang
yang berada di dalam perusahaan kepada keadaan sedemikian rupa sehingga
mereka dapat melaksanakan aktivitas dengan baik yang mendukung tercapainya
sasaran perusahaan disamping mewujudkan tujuan masing-masing departemen.
Dalam mencapai tujuannya PT.PP London Sumatera Indonesia Tbk,
menetapkan struktur organisasi fungsional, dimana wewenang dari puncak
pimpinan dilimpahkan kepada satuan organisasi dibawahnya dalam bidang
pekerjaan tertentu. Pimpinan tiap bidang kerja atau tiap departemen berhak
memberi tanggung jawab atas tugas kepada semua pelaksanan yang ada sepanjang

menyangkut bidang kerja atau departemenya,dan tiap-tiap satuan pelaksana
kebawah memiliki wewenang dalam semua bidang kerja. Pimpinan tertinggi
dibantu oleh biro personalia dan satuan pengawasan intern.
Begerpang POM merupakan salah satu cabang dari PT.PP London
Sumatera Indonesia Tbk, yang berpusat dikota Medan. Kendali operasi

Universitas Sumatera Utara

V-37

dilaksanakan dari pusat dan dewan redaksi yang berkedudukan di MedanSumatra Utara. Struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 3.1.
STRUKTUR ORGANISASI BGPOM-2016
MILL MANAGER

MAINT. ENGINEER

KASIE
SHITF COORDINATOR

SHIFT ENGINEER


SHIFT ENGINEER

MAINTENANCE
FOREMAN

HEAD CLERK

SHIFT
FOREMAN

SHIFT
FOREMAN

HEAD OF
LABORATORY

DANRU
SECURITY


COMPOST
FOREMAN

POWER &
WATER, DAILY

Workers

Workers

Workers

Workers

Workers

Workers

Workers


Workers

Gambar 3.1. Struktur Organisasi BGPOM-2016

2.3.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam menjalankan seluruh aktivitas kerja
baik office maupun factory di PT.PP London Sumatera Indonesia, Begerpang
POM adalah warga Negara Indonesia yang diangkat dan menduduki jabtan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki dan memenuhi

kriteria yang berlaku

perusahaan. Jumlah tenaga kerja yang terdapat pada PT.PP London Sumatera
Indonesia, Begerpang POM adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

V-38

a.


Manager

: 1 orang

b.

Staf

: 4 orang

c.

Daily rate personal

: 45 orang

d.

Monthly rate personal


: 82 orang

e.

Pekerja harian lepas

: 12 orang

Jam kerja yang tedapat pada perusahaan ini dibagi atas tiga bagian yaitu
1.

Waktu Kerja Security
Jadwal kerja security di Begerpang POM dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Waktu Kerja Security
Hari

Jam Kerja
Shift 1


Shift 2

Shift 3

Senin

07.00 – 14.00

14.00 – 22.00

22.00 – 06.00

Selasa

07.00 – 14.00

14.00 – 22.00

22.00 – 06.00

Rabu

07.00 – 14.00

14.00 – 22.00

22.00 – 06.00

Kamis

07.00 – 14.00

14.00 – 22.00

22.00 – 06.00

Jumat

07.00 – 14.00

14.00 – 22.00

22.00 – 06.00

Sabtu

07.00 – 14.00

14.00 – 22.00

22.00 – 06.00

Minggu

07.00 – 14.00

14.00 – 22.00

22.0 – 06.00

Universitas Sumatera Utara

V-39

2.

Waktu Kerja Proses
Waktu kerja proses di Begerpang POM tergantung pada ketersediaan bahan

baku tandan buah segar, sisa tandan buah segar sehari sebelumnya, dan program
pemeliharaan pabrik.
3.

Waktu Kerja Kantor
Jadwal kerja kantor di Begerpang POM dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Waktu Kerja Kantor
Jam Kerja Kantor (WIB)

Keterangan

07.00 – 09.30

Kerja

09.30 – 10.00

Istirahat

10.00 – 14.30

Kerja

2.4. SupplierApproval
Pada PT. PP. Lonsum Bagerpang POM telah ditetapkan prosedur ketentuan
untuk tiap supplier. Prosedur ini disusun agar dalam pemilihan supplier untuk
pemasokan barang yang dibutuhkan oleh PT. PP. Lonsum Bagerpang POM dapat
berjalan dengan lancar dan tepat waktu. Rincian prosedur ketentuan tersebut
diuraikan sebagai berikut:
1. PT. PP. Lonsum Bagerpang POM membagi kriteria supplier menjadi supplier
lokal dan supplier eksternal.
a. Supplier

lokal

adalah

supplier

yang

menyuplai

barang

consumable.Produk yang disuplai oleh supplier lokal adalah pallet, obatobatan, alat-alat dapur, alat-alat kebersihan, dan alat tulis kantor.

Universitas Sumatera Utara

V-40

b. Supplier eksternal adalah supplier yang menyuplai/memasok barang atau
material yang berhubungan dengan proses produksi. Produk yang
disupplai supplier eksternal adalah sebagai berikut:
1) Raw material (TBS untuk Departemen PKS, CPO untuk Departemen
Refrenary, dan PK untuk Departemen Palm Kernel Plant).
2) Chemical (CaCO3, Bleaching Earth, Phosporic Acis, Activate
Carbon)
3) Ingredient (antioxidant, anti crystal, anti foaming, vitamin)
4) Packaging Material.
2. Syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi supplier yaitu:
a. Harga yang bersaing
b. Mutu/quality barang yang disupplai
c. Food safety
d. Ketepatan waktu dalam pengiriman barang
e. Untuk TBS, supplier harus memiliki kebun dan bukan merupakan hasil
buah curian maupun reject dari sortasi PKS lain.
2. Supplier harus memenuhi kriteria perusahaan yang memperhatikan aspek:
a. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Pencegahan pencemaran
c. Sosial
3. Supplier yang ingin menjalin kontrak dengan PT. PP. Lonsum Bagerpang
POM wajib membuat surat perjanjian supplai barang dalam kop surat yang

Universitas Sumatera Utara

V-41

bermaterai Rp6000,- serta surat pernyataan Bank dalam kop surat bermaterai
Rp6000,-.
4. Khusus suppliermaterial ingredient, chemical, dan packaging material harus
dilengkapi dengan data-data berikut:
a. CoA (Certificate of Analysis) untuk setiap pengiriman barang semua jenis
material tersebut. CoA adalah surat yang berisikan hasil test/pengujian
terhadap spesifikasi material/barang yang disuplai.
b. MSDS (Material Safety Data Sheet) untuk setiap jenis material yang
disupplai. MSDS adalah lembar data keamanan bahan atau dokumen yang
berisi penjelasan secara detail mengenai identifikasi produk, identifikasi
bahaya, dan penanganan produk tersebut.
c. LoG(Letter of Guarantee) untuk setiap supplier. LoG adalah surat yang
berisikan bahwa supplier bersedia memberikan garansi baik berupa after
sales service atas spesifikasi barang yang disuplai sesuai dengan yang
tercantum pada Purchasing Order (PO).
d. Certificate of Halal untuk setiap supplieringredient dan chemical.
e. Certificate of Khoser untuk setiap supplieringredient dan chemical.
5. Evaluasi terhadap supplier ingredient untuk seluruh ingredient, baik pengemas
(baik food contact dan non-food contact) dan tambahan proses yang
digunakan dalam ingredient dan packaging untuk produk Yum Brands.
Evaluasi yang dilakukan mencakup:
a. Asal negara ingredient.

Universitas Sumatera Utara

V-42

b. Identifikasi dan allergen yang diproses pada jalur yang sama, dan/atau
pabrik.
c. Food safety audit yang dilaksanakan pada pabrik supplieringredient yang
mencakup elemen minimum yang terdapat dalam food safety audit (pest
control, sanitation, operation and facility, good manufacturing practice,
product protection, dan security).
d. Quality Assurance contact.
e. Program untuk mengendalikan ingredient dan produk yang tidak sesuai.
f. Vendor risk assessment.
g. Program preventive maintenance.
h. Program recall.
6. Supplier membuat daftar klasifikasi ingredient dan packaging material (baik
food contact dan non-food contact). Klasifikasi yang dibuat berdasarkan:
a. High food safety risk (untuk anti oxidant, anti foam dan plastic)
b. Low food safety risk (untuk chemical dan karton)
Daftar klasifikasi tersebut harus diberi tanggal dan dikendalikan.
7. PT. PP. Lonsum Bagerpang POM melakukan monitoring dan telusur
performancesupplier serta tindakan koreksi untuk masalah performance
sebagai berikut:
a. Laporan pemenuhan spesifikasi barang. Untuk supplier kontrak, apabila
barang yang dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi yang tercantumkan
dalam Purchase Order (PO), maka akan dibuat laporan return barang dan
tindakan koreksi yang diambil adalah barang akan dikembalikan 100%.

Universitas Sumatera Utara

V-43

b. Laporan keterlambatan pengiriman barang oleh supplier.
1) Untuk supplier kontrak, apabila supplier terlambat mengirimkan
barang dalam jangka waktu yang telah dicantumkan dalam Purchase
Order maka supplier akan dikenakan denda sebesar 0,1% per hari dari
harga barang yang dipesan atau 0,3% jika melewati 50 hari dari jangka
waktu yang telah ditentukan atau yang tertulis dalam Purchase Order
(PO), surat pernyataan supplai barang dan kontrak perjanjian jual beli.
2) Untuk supplier yang belum/tidak menandatangani surat pernyataan
supplai barang (supplier tambahan), apabila terlambat mengirimkan
barang maka pembayaran tagihan supplier akan ditunda, sesuai dengan
lamanya keterlambatan pengirimannya.
8. PT. PP. Lonsum Bagerpang POM membuat daftar supplier yang disetujui
untuk kontrak:
a. Daftar/list supplier harus diberi tanggal dan ditandatangani.
b. Update daftar/list supplier kontrak dilakukan setiap setahun sekali.
c. Khusus untuk supplier kontrak TBS, pihak PKS turut serta mengontrol
kebun supplier demi kelancaran bahan baku yang masuk.
9. Supplier kontrak akan didiskualifikasi apabila:
a. Terlambat melakukan pengiriman barang berulang kali dalam setahun.
b. Supplier

melakukan

kecurangan/kesengajaan

dalam

melakukan

pengiriman barang out specification.
10. PT. PP. Lonsum Bagerpang POM melakukan food safety audit terhadap
supplieringredient dan packaging material (baik food contact maupun non-

Universitas Sumatera Utara

V-44

food contact) minimal satu tahun sekali. Food safety audit yang dilaksanakan
harus mencakup elemen dasar dari Yum Brands Safety Audit (pest control,
sanitation, operation and facility, good manufacturing practice, product
protection, product recovery, dan security). Audit supplier dilakukan dengan
visit supplier atau meminta supplier mengisi Questioner AuditSupplier.
11. PT. PP. Lonsum Bagerpang POM melakukan review terhadap audit supplier
dan mencatat masalah kritis yang ditemukan selama audit.
12. Supplier yang mengirimkan barang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
oleh perusahaan selama setahun, dipakai sebagai supplier kontrak untuk satu
tahun kedepannya (ditentukan saat audit).
13. Untuk supplier kontrak yang tidak melakukan supplai barang lagi dalam
jangka waktu evaluasi maka supplier tersebut dinilai mengundurkan diri dari
perusahaan.
14. Semua rekaman dari pihak pembelian harus didokumentasikan dengan baik
dan mengacu kepada Prosedur Pengendalian Catatan Mutu (QP/MNA-00004).

2.5.

Prosedur Pembelian Barang
Prosedur pembelian barang pada PT. PP. Lonsum Bagerpang POM adalah

untuk mengatur cara-cara melakukan semua pembelian barang yang dibutuhkan
oleh perusahaan tersebut dan khususnya pembelian bahan baku Tandan Buah
Segar (TBS). Prosedur dilakukan atau diterapkan oleh perusahaan agar tidak
terjadi over lapping atau kesalahan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi

Universitas Sumatera Utara

V-45

perusahaan. Prosedur dibagi menjadi 2 bahagian, yaitu untuk supplier kontrak dan
untuk supplier tambahan.

2.5.1. Prosedur Pembelian TBS dari Supplier Lepas (Sebelum Terjadi
Kontrak)
Prosedur pembelian TBS dari supplier lepas ditunjukkan pada Gambar
2.2.
1
Supplier TBS

PKS PT. PP.
Lonsum
Bagerpang
POM

3

Arahan
Standar
Kualitas Mutu

2

6

Cek Supplier

4

Sortasi Buah

Penawaran
Harga dan
Kesepakatan

5

Gambar 2.2. Prosedur Penerimaan TBS dari Supplier Lepas

Prosedur penerimaan TBS dari supplier lepas diuraikan sebagai berikut:
1. PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POM meminta TBS dari supplier lepas yang
ada pada periode sebelumnya. Untuk supplier yang pertama kali mengirim
TBS ke PT. PP. Lonsum Bagerpang POM, pihak supplier menghubungi pihak
PT. PP. Lonsum Bagerpang POM untuk melakukan jual beli.

Universitas Sumatera Utara

V-46

2. PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POM melakukan check terhadap supplier
yang baru pertama kali melakukan transaksi terhadapnya agar sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan perusahaan, meliputi:
a. Tiap supplier harus memiliki kebun sendiri.
b. Buah yang dikirim bukan buah curian, atau buah reject hasil sortasi dari
PKS yang lain.
3. PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POM memberikan arahan ke supplier
tentang kualitas buah yang diinginkan dan tingkat kematangan buah yang
diterima.
4. PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POMmelakukan sortasi buah dari tiap
supplier tambahan. Apabila terdapat buah busuk/rotten, buah restan, janjang
kosong/empty bunch, tangkai panjang/long stalk, serta kotoran lain yang tidak
termasuk buah maka akan dipulangkan kembali ke supplier. Sedangkan
apabila terdapat persentase buah yang melebihi standard kematangan buah
dan kualitas buah, akan dilakukan pemotongan harga TBS perkilogram.
5. Pihak PKS melakukan negosiasi kesepakatan penawaran harga terhadap
supplier tambahan.
6. PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POMmembayar TBS sesuai dengan harga
kesepakatan yang disetujui.

Universitas Sumatera Utara

V-47

2.5.2. Prosedur Pembelian TBS dari Supplier Kontrak
Prosedur pembelian TBS dari supplier lepas ditunjukkan pada Gambar
2.3.

4. Pengiriman/Penyerahan TBS

PKS PT. PP.
Lonsum
Bagerpang
POM

1

2. Konfirmasi

Pembelian

3

Supplier
Kontrak

5. Konfirmasi
6
7
Bagian
Keuangan

Gambar 2.3. Prosedur Penerimaan TBS dari Supplier Kontrak

Prosedur penerimaan TBS dari supplier kontrak diuraikan sebagai berikut:
1. Pihak PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POMmerencanakan kebutuhan bahan
baku TBS sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan tiap hari.
2. Pihak PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POMmelakukan konfirmasi ke bagian
pembelian mengenai ketetapan bahwasanya seluruh TBS yang dimiliki
supplier kontrak akan dibeli.
3. Bagian pembelian menghubungi supplier kontrak untuk mengirim seluruh
buah yang dimilikinya.
4. Supplier kontrak melakukan pengiriman buah ke PKS PT. PP. Lonsum
Bagerpang POMdengan membawa Surat Pengantar Buah.
5. Bagian pembelian memberi konfirmasi ke bagian keuangan tentang jumlah
buah yang dikirim supplier kontrak.

Universitas Sumatera Utara

V-48

6. Apabila buah sudah sampai di PKS, pihak PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang
POMmenghubungi bagian keuangan untuk melakukan pembayaran sesuai
dengan harga yang telah ditetapkan.
7. Bagian keuangan melakukan pembayaran ke pihak supplier kontrak melalui
rekening bank.

2.6.

Standar Mutu Produk dan Bahan Baku

2.6.1. Standar Mutu Produk
Standar mutu produk yang dihasilkan PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang
POM, yaitu:
FFA CPO

: < 3,00 %

Kadar air CPO

: < 0,18 %

Kadar kotoran CPO

: < 0,015 %

FFA Kernel

: < 1,00 %

Kadar air Kernel

: < 7,00 %

Kadar kotoran Kernel

: < 7,00 %

Broken Kernel

: 14,00 %

2.6.2. Standar Mutu Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan di PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang
POMadalah kelapa sawit yang berasal dari perkebunan kontrak dan perkebunan
rakyat. Kelapa sawit milik perkebunan rakyat termasuk dalam varietas dura dan
tenera. Tenera merupakan hasil persilangan antara dura dengan pesifera.

Universitas Sumatera Utara

V-49

Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah varietas dura dan tenera dapat
dibedakan. Dura memiliki tebal cangkang 2-8 mm, tidak terdapat lingkaran
serabut pada bagian luar cangkang, daging buah realtif tipis 35-50 % terhadap
buah, inti besar dan rendemen minyak 16-18 %. Sedangkan tenera memiliki tebal
cangkang sangat tipis 0,5-4 mm, daging buah sangat tebal 60-96 %, terdapat
lingkaran serabut disekeliling cangkang, dan rendemen minyak 22-24 %.
Standar operasional prosedur FFB Grading yang ditetapkan PT. PP.
Lonsum Bagerpang POMdiuraikan sebagai berikut:
1. Tujuan
a. Untuk mengontrol kualitas TBS yang masuk ke pabrik yang dinilai dari
segi kematangan, persentase (%) brondolan, tangkai panjang, kesegaran,
dan kontaminasi.
b. Untuk memberikan estimasi mutu rata-rata TBS.
2. Prosedur Kerja
a. Truk yang akan digrading dibongkar di lantai loading ramp. Rincian truk
tersebut dan asal muatan diambil dari catatan timbangan dan dicatat pada
form grading.
b. Buah dituang di lantai loading ramp dan diacak 100 tandan untuk grading
kematangan dan kualitas lain. Keluarkan secara acak 25 tandan dari setiap
sudut kiri/kanan dan depan/belakang truk, total 100 tandan. Adapun
standard kematangan dan kualitas buah yang diterima pabrik adalah
sebagai berikut:
1) Standard kematangan dan kualitas buah inti/plasma

Universitas Sumatera Utara

V-50

1. Buah mentah/unripe

: 0%

2. Buah mengkal/underripe

: < 2%

3. Buah masak/ripe

: > 95%

4. Buah lewat masak/overripe

: < 3%

5. Buah busuk/rotten

:0%

6. Janjang kosong/empty bunch

:0%

7. Tangkai panjang/long stalk

:0%

8. Sampah/debris

: < 0,5%

9. Buah dimakan tikus/pet attack

: < 1%

10. Buah restan

: 0%

11. Brondolan/loose fruit

: >12%

Catatan:
Kematangan buah nomor 1 sampai dengan 6, kualitas buah nomor 7
sampai dengan 11.
2) Standard sortasi buah
1. OER buah dura yang masak hanya di 16-17% rata-rata.
2. Berat rata-rata komidal minimal > 4 kg.
3. Tandan yang tidak boleh diterima: hitam/mentah, buah pasir
5 biji.
Janjangan dengan lebih dari 50% tetapi kurang dari
90% total berondolan jatuh.
Janjangan yang sudah hitam dan bau busuk, atau
buah restan > 48 jam dari panen.
Janjangan dengan total brondolan yang lepas lebih
dari 90% tetapi masih segar tangkainya.
Janjangan dengan tangkai > 2,5 cm, tangkai standard
biasanya potongan tangkainya berbentuk V
Selain dari bagian dari buah sawit seperti tanah,
pasir, dan lain-lain.
Tandan sawit yang lebih dari 5 biji brondolannya
dimakan tikus.
Janjangan yang > 24 jam sejak panen, dengan
tangkai kering, dan banyak berondolan yang lepas.
Buah yang sudah lepas dari janjangan

Sumber: Dokumen PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POM

c. Lakukan pengecekan kematangan terhadap 100 buah tersebut sesuai
dengan kriteria buah di atas. Sampah, tandan mentah, hitam, kosong dan
sakit harus dikembalikan ke supplier.
d. Pengecekan persen brondolan/TBS dihitung dari berat brondolan dan berat
truk yang diperoleh dari catatan timbangan.
e. Pengecekan persen brondolan busuk dengan cara ambil sekitar 5 kg
brondolan secara random dengan menggunakan sekop, kemudian sampel
dibagi menjadi 4 dan ambil satu bagian dan hitung jumlah brondolannya
dimana brondolan busuk (brondolan yang sudah berwarna hitam, kering
dan tanpa kandungan CPO di mesocarp) dihitung dengan rumus:

Universitas Sumatera Utara

V-52

Persentase (%) Brondolan Busuk = Jumlah Brondolan Busuk/Jumlah
Total Brondolan yang Dihitung
f. Jika buah tidak memenuhi syarat diatas maka dikembalikan ke supplier.
g. Petugas sortasi mengisi blanko berita acara (F/MNA-POM-10-002)
berdasarkan hasil sortiran untuk disampaikan ke petugas timbangan.
Bahan penolong yang digunakan di PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang
POMadalah air dan Kalsium Karbonat (CaCO3). Penggunaan air yang tinggi
menyebabkan pemilihan lokasi pembangunan pabrik selalu dicari yang potensi
airnya cukup memadai. Air sangat diperlukan untuk proses pengolahan sebagai
sumber uap dan air panas. Fungsi utama uap yang dihasilkan di boiler digunakan
sebagai pembangkit listrik, proses perebusan, dan proses pelumatan. Fungsi utama
air panas adalah memudahkan proses pemurnian minyak sawit. Sedangkan
Kalsium Karbonat digunakan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang dengan
memanfaatkan perbedaan berat jenis di claybath.

2.7.

Proses Produksi
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar dan inti sawit

di PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POMsecara garis besar dibagi atas 6 tahapan
produksi, yaitu: penerimaan buah, perebusan, pembantingan, pelumatan dan
pengepresan, pengolahan biji dan pemurnian minyak sawit.

Universitas Sumatera Utara

V-53

2.7.1. Penerimaan Buah
Hasil pemanenan tandan buah sawit (TBS) dari perkebunan rakyat dan
supplierdiangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. kemudian dilakukan
penimbangan untuk mengetahui jumlah TBS yang diterima. Penimbangan
dilakukan dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih TBS yang
diterima didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta isinya
dengan berat truk dalam keadaan kosong. Kemudian TBS dibawa ke stasiun
sortasi. TBS disortir untuk mengetahui kematangan buah. Hal ini dilakukan
karena buah milik perkebunan rakyat memiliki varietas dan tingkat kematangan
yang berbeda-beda.
Standar operasional prosedur cara penerimaan TBS yang ditetapkan PT.
PP. Lonsum Bagerpang POM mengacu pada ISO 9001:2000 dan ISO 14001:2004
diuraikan sebagai berikut:
a. Tujuan
Untuk menjamin kualitas TBS diterima di PKS, dan tidak ada kontaminasi
dengan barang/benda yang lain, serta untuk menjamin bahwa TBS tersebut
diproses scera efisien agar mutu CPO tetap tinggi.
b. Tanggung Jawab
Petugas Security, Petugas Weightbridge, Asisten SupervisorWeightbridge,
Petugas Sortasi, Asisten Supervisor Sortasi, Asisten Mill Manager, dan Mill
Manager.
c. Prosedur
Prosedur diuraikan pada Tabel 2.3.

Universitas Sumatera Utara

V-54

No
1.

2.
3.
4.

5.

6.

7.

8.

9.

Tabel 2.5. Standar Operasional Prosedur Cara Penerimaan TBS yang
Ditetapkan PT. PP. Lonsum BagerpangPOM
Work Process
Pelaksana
Supir Truk melaporkan Surat Pengantar TBS (F/MNAPOM-10-001) di Pos I selanjutnya sopir truk arahkan mobil
Security
ke areal parker.
Sopir menyerahkan Surat Pengantar TBS ke posko security
(Posko Mill)
Petugas security memeriksa kondisi segel/locis untuk buah
Security
pekebun atau buah kontrak yang ada segel.
Apabila didapati kondisi segel/locis rusak atau tidak ada,
dilapor segera kepada SupervisorWeightbridge/Asisten Mill
Security
Manager/Mill Manager.
Petugas Weightbridge menunggu informasi dari petugas
Operator
sortasi untuk mengatur masuknya mobil truk TBS dari buah
Weightbridge
kontrak maupun TBS luar.
Atas informasi dari petugas sortase, petugas Weightbridge
memasukkan mobil truk TBS untuk ditimbang, dan petugas
Operator
Weightbridge menimbang berat brutto mobil truk sesuai
Weightbridge
dengan DO (Delivery Order), plat mobil dari Surat
Pengantar Buah (F/MNA-POM-10-001) terlampir.
Mobil truk masuk ke areal pembongkaran TBS di loading
ramp sesuai arahan dari petugas sortasi, selanjutnya petugas
sortasi melakukan sortir sesuai dengan criteria TBS seperti
Sortasi
derajat kematangan TBS dari fraksi 00 (sangat mentah)
sampai fraksi V (sangat matang).
Selesai pembongkaran, petugas sortasi memberikan form
Supervisor
Berita Acara Sortase (F/MNA-POM-10-002) sesuai dengan
Sortasi
kriteria buah, untuk diberikan kepada petugas timbangan.
Petugas weightbridge menimbang tarra mobil dan berat
netto TBS serta memasukkan data-data yang diperlukan
lainnya, jika ada pemulangan sejumlah TBS yang tertulis
dalam Berita Acara (F/MNA-POM-10-002) sortasi maka
Supervisor
petugas weightbridge menuliskan keterangan tersebut pada
Sortasi
kolom description di WEIGHT BRIDGE SLIP. Petugas
weightbridge harus memastikan tidak ada selisih tarra mobil
yang terlalu besar, kecuali ada pemulangan sejumlah TBS
yang tertulis dalam Berita Acara sortasi.

Berlanjut….

Universitas Sumatera Utara

V-55

Tabel 2.3. Standar Operasional Prosedur Cara Penerimaan TBS yang
Ditetapkan PT. PP. Lonsum Bagerpang POM(Lanjutan)
No
Work Process
Pelaksana
10. Kemudian, petugas weightbridge tersebut memberikan hasil
Operator
print out timbangan (FRM-MNA-003) warna putih serta
weightbridge
SPB ke supplier (sopir).
11. Jika penerimaan TBS telah selesai maka petugas
Operator
weightbridge mencetak FFB Grading Report dan Laporan
weightbridge
Harian TBS yang masuk (LA).
12. Petugas weightbridge juga membuat Rekap Penerimaan
Operator
TBS (F/MNA-POM-10-003) setiap hari.
weightbridge
13. Setiap bulan ppetugas weightbridge membuat Total rekap
Operator
Penerimaan TBS (LA I) (F/MNA-POM-10-008)
weightbridge
Operator
14. Apabila pabrik mengalami stagnasi yang dapat
menyebabkan Loading ramp tidak dapat menampung TBS weightbridge
yang datang, segera menghubungi bagian operasional
(pembelian TBS) untuk mengurangi masuknya TBS dari
supplier.
Operator
15. TBS dan brondolan yang tumpah harus segera dikumpul dan
dimasukkan ke dalam Loading ramp untuk menghindari weightbridge
16.

terlindas oleh truk.
Operator
TBS tidak boleh ada di luar loading ramp kecuali untuk
sampel sortiran dan setelah selesai disaksikan harus segera weightbridge
dimasukkan ke Loading ramp.

Sumber: Dokumen PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POM

Standar operasional prosedur sortasi buah yang ditetapkan PT. PP.
Lonsum Bagerpang POM diuraikan sebagai berikut:
1. Tujuan
Untuk memastikan bahwa Tandan Buah Segar (TBS) yang diterima oleh PKS
sesuai dengan kriteria untuk dapat mendapatkan mutu CPO dan PK yang telah
ditetapkan.
2. Tanggung Jawab

Universitas Sumatera Utara

V-56

Petugas sortasi, Foreman sortasi, Asisten Supervisor Sortasi, Supervisor
Sortasi, Asisten Mill Manager, dan Mill Manager.
3. Prosedur
a. Petugas sortase mengatur mobil yang akan dibongkar pada loading ramp
yang kosong.
b. Mengambil SPB yang dibawa oleh sopir dan mencatat nomor polisi, asal
TBS, dan mengestimasikan brutto, tarra, netto, serta jumlah tandan.
c. Setelah dapat estimasi netto kemudian ditentukan Berat Janjang Rata-rata
dan jumlah tandan dicocokkan dengan yang tercantum pada Surat
Pengantar TBS, seandainya tidak cocok anggota sortasi berhak untuk
merubahnya.
d. Lakukan pemisahan untuk mengetahui jumlah tandan yang disortir seperti:
1) Buah mentah
2) Buah mengkal
3) Tangkal panjang
4) Tandan kosong
5) Buah jantan
6) Buah abnormal
7) Buah busuk
8) Persentase sampah dan air
e. Petugas sortasi mengisi blankon Berita Acara Sortasi (FRM-MNA-002)
berdasarkan hasil sortiran untuk disampaikan ke petugas timbangan.

Universitas Sumatera Utara

V-57

f. Apabila ada buah yang bermasalah/dikembalikan maka petugas sortasi
mencatat di Berita Acara Sortasi yang ditandatangani oleh Supervisor
Sortasi, Asisten Mill Manager/Mill Manager dan sopir/supplier.
g. Setiap kali mobil siap bongkar, petugas sortasi membersihkan semua
berondolan atau TBS yang berceceran.
h. Petugas harus menjamin bahwa tugasnya dilaksanakan secara penuh
perhatian terhadap K3.
i. Peralatan K3 yang sesuai (helm, sepatu safety) harus dipakai.
j. Petugas sortasi harus memastikan bahwa tidak ada tukang bongkar yang
bergantungan pada truk yang telah dibongkar saat menuju ke timbangan.
k. Pada setiap saat petugas sortasi mempertimbangkan dampak negatif
terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh kegiatan:
1) Emisi udara
2) Mengumpulkan sampah plastik dan karung bekas
3) Membersihkan ceceran oli dari truk dengan menggunakan pasir.
Selesai disortir, TBS kemudian dimasukkan ke dalam loading
rampdengan menggunakan loader untuk memudahkan pengisian ke dalam lori.
Lantai loading rampdibuat dari plate baja dengan kemiringan 270 dan mempunyai
52 pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan
tenaga hidrolik. Adapun cara kerja pengisian lori adalah:
1. Pintu loading rampdibuka satu persatu supaya TBS dapat masuk ke dalam
lori. Satu unit lori berkapasitas sekitar 10,5 mt TBS.
2. Lori yang sudah penuh ditarik dan diposisikan dengan menggunakan capstan,

Universitas Sumatera Utara

V-58

sling belt, transfer carriage, canti lever dan loader ke dalam sterilizer.
Standar operasional prosedur pengoperasian loading ramp yang ditetapkan
PT. PP. Lonsum Bagerpang POM diuraikan sebagai berikut:
1. Tujuan
Untuk menjamin tempat penerimaan TBS di area loading ramp sesuai dengan
ketentuan dan siap untuk digunakan.
2. Ruang lingkup
Area proses, stasiun loading ramp.
3. Tanggung jawab
Helperloading ramp, operator loading ramp, foreman proses, asisten
Supervisor proses, dan Supervisor proses, asisten Mill Manager dan Mill
Manager.
4. Prosedur
a. Pengisian TBS ke loading ramp harus diawasi dengan hati-hati, diisi dari
ujung ke ujung melalui pengoperasian pabrik.
b. Buah yang bercecer dan tumpahan harus segera dibersihkan setelah
masing-masing kendaraan lain dilarang menabrak buah yang tercecer.
c. Kendaraan dilarang masuk ke area bongkar tanpa pengawasan atau
supervise dari personil yang ditunjuk. Apabila ditemukan supir
pengangkutan TBS membongkar muatannya tidak di tempat yang telah
ditentukan, maka kepadanya akan diberikan sanksi yang tegas.
d. TBS yang dimasukkan ke lori harus berdasarkan yang pertama masuk
yang pertama keluar.

Universitas Sumatera Utara

V-59

e. Pengisian TBS ke lori harus dilakukan sesegera mungkin dan sepenuh
mungkin.
f. Buah yang tercecer selama aktivitas muat ke lori harus segera dibersihkan
dan dipindahkan ke lori kosong berikutnya untuk pengisian. Pada akhir
kerja, tumpahan dibawah loading ramp segera dikumpulkan dan menja]ga
agar area tersebut tetap bersih dan rapi.
g. Semua pasir dan kotoran yang terdapat dibawah loading ramp harus
dibersihkan setiap hari.
h. Sebelum pengoperasian loading ramp pastikan bahwa semua mesin-mesin
di loading ramp dapat beroperasi dengan baik sehingga dapat dipastikan
tidak adanya kecelakaan kerja.
i. Petugas harus menjamin bahwa tugasnya dilaksanakan secara penuh
perhatian terhadap K3.
j. Peralatan K3 yang sesuai (helm, sepatu safety) harus dipakai.
k. Pada setiap saat mempertimbangkan dampak negatif terhadap lingkungan
hidup yang ditambahkan oleh kegiatan:
1) Emisi udara
2) Pencemaran ke badan air
3) Pencemaran tanah/lahan
4) Isu lingkungan hidup lokal yang lain.

Universitas Sumatera Utara

V-60

2.7.2. Perebusan ( Sterilizing)
Perebusan dilakukan dengan menggunakan Sterilizer. Sterilizer adalah
bejana uap tekan untuk merebus TBS dengan menggunakan uap dari BPV (Back
Pressure Vessel).

2.7.3. Pembantingan (Threshing)
Pembantingan bertujuan untuk melepaskan buah dari tandan (bunch).
Pembantingan dilakukan dengan menggunakan 3 unit thresher.

2.7.4. Pelumatan (Digesting) dan Pengepresan (Pressing)
Pelumatan (digesting) bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur dan
terpisah dari biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk
menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak. Pelumatan dilakukan
dengan menggunakan digester.

2.7.5. Pengolahan Biji (Kernel Plant)
Pengolahan biji bertujuan untuk memperoleh inti sawit yang sesuai dengan
standar mutu produk yang ditetapkan. Pengolahan biji terdiri dari beberapa proses
sebagai berikut:
1. Penguraian cake
Penguraian cake bertujuan untuk memudahkan pemisahan biji dari serat.
Penguraian cake dilakukan dengan menggunakan cake breaker conveyor.

Universitas Sumatera Utara

V-61

2. Pemisahan biji dari serat dan kotoran
Pemisahan biji dari serat dilakukan dengan menggunakan depericarper.
Depericarper berfungsi untuk memisahkan biji dari serat.
3. Pengeraman biji
Pengeraman bertujuan untuk mengurangi kadar air agar inti sawit mudah
terlepas dari cangkangnya. Prinsip kerja nut silo adalah menggunakan udara
panas dialirkan melalui elemen panas untuk mengurangi kadar air.
4. Pemecahan biji
Pemecahan biji dilakukan dengan menggunakan ripple mill. Pemecahan biji
bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Ripple mill terdiri dari
rotaring rotor dan stationary plate (ripple pad). Rotating rotor berfungsi
sebagai alat pemecah, sedangkan stationary plate berfungsi sebagai landasan
biji.
5. Pemisahan inti sawit dari biji pecah, cangkang pecah dan kotoran
Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan Light
Tenera Dust Separating (LTDS). Inti sawit dan cangkang dari ripple mill
diangkut dengan cracked mixture elevator ke LTDS. Di LTDS inti sawit,
cangkang ringan dan kotoran seperti debu dipisahkan berdasarkan berat jenis
dengan menggunakan daya hembusan LTDS fan.
6. Pemisahan inti sawit dari cangkang pecah
Pemisahan inti sawit dari pecahan cangkang dilakukan dengan menggunakan
claybath. Prinsip kerja claybath adalah menggunakan kalsium karbonat

Universitas Sumatera Utara

V-62

(CaCO3) dan pelarut air untuk memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang
berdasarkan perbedaan berat jenis.
7. Pengeringan Kernel
Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo adalah
menghembuskan udara panas ke dalam silo dengan menggunakan fan.
Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo
berbeda-beda.

2.7.6. Pemurnian Minyak (Clarification)
Pemurnian minyak bertujuan untuk memperoleh minyak sawit kasar yang
sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pemurnian minyak terdiri
dari beberapa proses sebagai berikut:
1. Pemisahan minyak dari sludge dan pasir
Pemisahan minyak dari sludge dan pasir dilakukan dengan menggunakan
modifikasi sandtrap tank. Prinsip kerja sandtrap tank adalah tangki berbentuk
silinder yang pada bagian dasarnya berbentuk kerucut. Fungsinya untuk
mengendapkan pasir dan sludge yang terkandung di dalam minyak kasar.
2. Penyaringan minyak
Penyaringan minyak dilakukan dengan menggunakan vibrating screen.
Fungsinya adalah untuk menyaring kotoran-kotoran berupa serat-serat atau
kotoran lainnya dari minyak.
3. Pemanasan minyak

Universitas Sumatera Utara

V-63

Pemanasan minyak bertujuan untuk memudahkan proses pemisahan di sand
cyclone dan mengendapkan kotoran. Pemanasan minyak dilakukan dengan
menggunakan tangki minyak kasar (crude oil tank).
4. Pemisahan minyak dari partikel padat
Minyak dari partikel padat dilakukan dengan menggunakan sand cyclone dan
decanter. Cara kerja sand cyclone adalah menggunakan prinsip gaya
sentrifugal dan tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan
materi berdasarkan perbedaan massa jenis, ukuran, dan bentuk.

5. Pemurnian minyak
Input dari pemurnian minyak ini adalah minyak yang dialirkan ke oil tank
yang merupakan hasil pengendapan di reclaimed tank 1 dan 2. Pemurnian
minyak dilakukan dengan menggunakan oil purifier dengan tujuan untuk
mengurangi kadar air hingga 0,3-0,4% , kadar kotoran hingga 0,01-0,15% dan
temperatur 90-950C.
6. Pengeringan minyak
Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan vacum dryer. Vacum
dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1-0,15% dan kadar
kotoran hingga 0,013-0,015%.
7. Penampungan minyak sawit kasar (CPO)
Penampungan

minyak

sawit

kasar

(CPO)

sebelum

pengiriman

ke

DepartemenRefinery dilakukan di storage tank (ST). CPO harus selalu

Universitas Sumatera Utara

V-64

dipanaskan dengan cara dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di
dalamnya diatur 50-550C agar minyak tidak membeku dan untuk
menghindarkan kenaikan kadar FFA.
8. Penampungan sludge
Penampungan sludge hasil pemisahan dan endapan di stasiun klarifikasi
ditampung di sludge pit. Sludge ini akan dialirkan ke fat pit untuk diendapkan.
9. Pengambilan minyak kembali
Penampungan ini bertujuan untuk mengambil minyak kembali karena kadar
minyak yang masih terkandung 0,1-0,3% didalam sludge.

Universitas Sumatera Utara