Penerapan Metode AHP dan PROMETHEE dalam Pengukuran Kinerja Supplier TBS (Tandan Buah Segar) di PT. Multimas Nabati Asahan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Salah satu aspek fundamental dalam supply chain management adalah
manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan. Untuk menciptakan
manajemen kinerja yang efektif diperlukan sistem pengukuran yang mampu
mengevaluasi kinerja supply chain. Supplier merupakan salah satu faktor penting
dalam supply chain.
Kinerja supplier perlu dimonitor secara kontinyu. Penilaian/monitoring
kinerja ini penting dilakukan sebagai bahan evaluasi yang nantinya bisa
digunakan untuk meningkatkan kinerja supplier atau sebagai bahan pertimbangan
untuk mencari supplier alternatif. Pada situasi dimana perusahaan memiliki lebih
dari satu supplier untuk suatu item tertentu, hasil evaluasi juga bisa dijadikan
dasar dalam memilih supplier yang akan mengalokasikan order di periode
berikutnya. Dengan sistem yang seperti ini supplier akan terpacu untuk
meningkatkan kinerja mereka (I Nyoman Pujawan, 2005).
PT. Multimas Nabati Asahan merupakan perusahaan manufaktur yang
bergerak di bidang pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak goreng
dengan kapasitas olah TBS sebesar 1500 ton/hari. Proses produksi minyak sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan Tandan Buah Segar (TBS). Bahan baku TBS yang
digunakan PT. Multimas Nabati Asahan berasal dari perkebunan kontrak dan
perkebunan rakyat melalui supplier .
Universitas Sumatera Utara
Selama periode Agustus 2014 hingga Juli 2015, PT. Multimas Nabati
Asahan memiliki 4 (empat) supplier kontrak yakni Poly KS, Amran, PT. Moris,
dan PT. PSW. Supplier kontrak TBS pada PT. Multimas Nabati Asahan sudah
menyetujui perjanjian yang menyatakan bahwa seluruh buah yang dihasilkannya
harus dikirim ke PKS PT. Multimas Nabati Asahan. Oleh karena itu pihak PKS
PT. Multimas Nabati Asahan turut serta mengontrol kebun supplier demi
kelancaran bahan baku yang masuk. Masalah yang dihadapi oleh pabrik adalah
sulitnya mendapatkan pasokan TBS dari supplier kontrak dengan tepat jumlah
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hasil pengamatan awal
menunjukkan adanya gap antara permintaan perusahaan dengan kenyataan. Gap
tersebut berupa kekurangan pasokan bahan baku dari supplier kontrak dimana
persentase pasokan TBS dari supplier kontrak dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Kapasitas Produksi, Kapasitas Terpenuhi, dan Kekurangan
Pasokan TBS
Periode
Agustus 2014
September 2014
Oktober 2014
November 2014
Desember 2014
Januari 2015
Februari 2015
Maret 2015
April 2015
Mei 2015
Juni 2015
Juli 2015
Jumlah
Hari
Kerja
(Hari)
25
26
26
25
25
25
23
25
25
23
25
22
Kapasitas
Olah Pabrik
(Ton)
37.500
39.000
39.000
37.500
37.500
37.500
34.500
37.500
37.500
34.500
37.500
33.000
Pasokan TBS
dari Supplier
Kontrak
(Ton)
23,435.20
25,207.42
25,065.32
23,119.26
23,908.71
22,799.43
23,541.06
24,083.20
23,680.92
21,659.24
22,554.05
22,518.00
Persentase Pasokan TBS
dari Supplier Kontrak
(%)
62.49
64.63
64.27
61.65
63.76
60.80
68.23
64.22
63.15
62.78
60.14
68.24
Sumber: Dokumen PT. Multimas Nabati Asahan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1. diatas menunjukkan bahwa jumlah pasokan TBS yang dipenuhi
dari supplier kontrak masih dibawah kapasitas olah pabrik yang telah ditetapkan
perusahaan sehingga mengakibatkan proses produksi pabrik terganggu. Supplier
kontrak pada PT. Multimas Nabati Asahan hanya mampu memasok TBS
sebanyak 60%-70% dari kapasitas olah pabrik tiap periode.
PT. Multimas Nabati Asahan juga membeli TBS dari perkebunan rakyat
(supplier tambahan) untuk memperlancar proses produksi. Supplier tambahan di
PT. Multimas Nabati Asahan selama periode Agustus 2014 hingga Juli 2015
berjumlah 15 (lima belas) supplier dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Supplier Tambahan TBS di PT. Multimas Nabati Asahan
No.
Supplier Tambahan
1
Tiga Saudara
2
Agus Ilyas
3
Amos Hasibuan
4
Jaya Tarigan
5
CV. Sinar Agung
6
CV. Naga Bulan
7
CV. Makmur Jaya
8
Edi
9
CV. AA
10
UD. Mario Mandiri
11
Julian Martin
12
Saudara Jaya
13
P.Siahaan
14
UD. Asindo Jaya
15
ISKDR
Sumber: Dokumen PT. Multimas Nabati Asahan
Namun, walaupun perusahaan sudah mengandalkan supplier tambahan,
buah yang masuk belum juga memenuhi kapasitas olah pabrik. Hal ini
dikarenakan tidak adanya ketergantungan antara supplier tambahan dengan
perusahaan. Persentase kekurangan bahan baku TBS dapat dillihat pada Tabel 1.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.3. Kekurangan Kapasitas TBS di PT. Multimas Nabati Asahan
Total
Persentase
TBS
Kekurangan
Kekurangan
Periode
Masuk
TBS (Ton)
TBS (%)
(ton)
Agustus 2014
35,372.52
2,127.48
5.67
September 2014
31,691.76
7308.24
18.74
Oktober 2014
32,882.62
6117.38
15.69
November 2014
29,981.89
7518.11
20.05
Desember 2014
27,732.35
9767.65
26.05
Januari 2015
34,147.33
3352.67
8.94
Februari 2015
30,054.73
4445.27
12.88
Maret 2015
29,273.52
8226.48
21.94
April 2015
24,144.92
13355.08
35.61
Mei 2015
30,575.10
3924.9
11.38
Juni 2015
29,107.85
8392.15
22.38
Juli 2015
29,485.65
3514.35
10.65
Sumber: Dokumen PT. Multimas Nabati Asahan
Perusahaan perlu melakukan penilaian kinerja supplier tambahan untuk
memilih supplier yang layak dijadikan sebagai supplier kontrak demi kelancaran
proses produksi. PT. Multimas Nabati Asahan memiliki prosedur untuk
menetapkan supplier yang layak dijadikan sebagai supplier kontrak. Selama ini,
pemilihan supplier yang akan dijadikan menjadi supplier kontrak masih bersifat
kualitatif, dimana supplier kontrak yang akan dipilih merupakan supplier
tambahan yang selama periode sebelumnya mengirimkan TBS dalam kuantitas
lebih banyak dan sesuai dengan standar kualitas perusahaan.
Pengukuran kinerja supplier ini harus dianalisis menggunakan penelitian
ilmiah sehingga perusahaan mengetahui secara kuantitatif bagaimana kinerja
supplier tambahan perusahaan selama ini sehingga dapat memilih supplier
tambahan yang memenuhi kriteria dari perusahaan untuk dijadikan sebagai
Universitas Sumatera Utara
supplier kontrak. Setiap supplier memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing sehingga dibutuhkan pengukuran kinerja secara kuantitatif untuk memilih
supplier mana yang cocok dijadikan menjadi supplier kontrak diantara
kelimabelas supplier tambahan.
Ada beberapa metode
yang biasa
digunakan untuk
melakukan
perangkingan dari beberapa alternatif. Penelitian yang dilakukan oleh Halim
Kazan dkk di Turkey (2015) dalam jurnal penelitian ―Pemilihan Calon Nominasi
Deputi dengan Metode AHP-Promethee‖ membahas 15 kriteria dasar yang
digunakan untuk mempertimbangkan 27 nominasi calon yang diajukan partai
politik. Kriteria dasar ini mempertimbangkan tingkat kepentingan yang berbeda
dan ditentukan dengan melakukan penelitian mengenai pemilihan wakil negara
dalam literatur. Setelah dilakukan analisis kuantitatif, diperoleh 10 calon Deputi
yang memenuhi kriteria yang diperoleh dari perangkingan menggunakan metode
AHP-PROMETHEE. Bobot kriteria perbandingan matriks ditentukan dengan
menurut metode AHP. Nilai Consistency Ratio 4 calon Deputi teratas yakni partai
A dengan CR= 0,12587, Partai B dengan CR= 0,33975, Partai C dengan CR=
0,27505, dan Partai D dengan CR= 0,73234.
Selain itu, metode AHP dan PROMETHEE juga telah diterapkan oleh
Dzikri dkk (2013) dalam penelitiannya yang berjudul ― Usulan Prioritas Peringkat
dalam Pemilihan Supplier Produk Yamato dengan Metode Promethee Studi Kasus
PT. Chitose Mfg‖. Penelitian ini dilakukan karena melihat kondisi dimana kurang
baiknya kinerja supplier bahan baku maka perusahaan perlu melakukan evaluasi
kembali untuk menentukan urutan prioritas dalam penentuan supplier . Oleh
Universitas Sumatera Utara
karena itu dibutuhkan suatu metode untuk menetukan urutan dalam penentuan
supplier yaitu dengan menggunakan metode PROMETHEE Tahapan penelitian
metoda PROMETHEE dimulai dengan penentuan tipe fungsi preferensi,
perhitungan nilai preferensi, indeks preferensi, leaving, entering dan net flow.
Hasil dari penelitian ini adalah prioritas alternatif supplier terbaik. Berdasarkan
dari hasil pengumpulan dan pengolahan data, diperoleh hasil dari urutan
pemilihan supplier berdasarkan hasil PROMETHEE untuk bahan baku Plat yaitu
Supplier PSC, USC, dan JM; untuk bahan baku pipa yaitu Supplier IMS, SR,
BBM, dan SPD; untuk bahan baku kayu yaitu Supplier CN, IW, DK, U, dan LT;
untuk bahan baku busa yaitu Supplier DSJ, RYL, ER, dan FM; untuk bahan baku
baut yaitu Supplier GM, SG, GNS, dan SU.
Hasil dari kedua penelitian ini menjadi alasan bahwa permasalahan yang
dihadapi perusahaan dapat diselesaikan dengan menggunakan metode yang sama.
AHP akan digunakan untuk menentukan kepentingan relatif dari kriteria evaluasi.
Setelah itu, PROMETHEE digunakan untuk menentukan alternatif supplier
berdasarkan nilai net flow yang didapatkan. Dari proses evaluasi ini, akan
didapatkan supplier tambahan yang layak yang mampu memenuhi keinginan
pihak perusahaan
1.2.
Perumusan Masalah
Permasalahan yang menjadi bahasan utama dalam penelitian ini adalah 4
(empat) supplier kontrak TBS PT. Multimas Nabati hanya mampu menyediakan
TBS sebanyak 60%-70% tiap periode sehingga terjadi kekurangan jumlah TBS
Universitas Sumatera Utara
yang masuk. Walaupun perusahaan sudah mengandalkan supplier tambahan, TBS
yang masuk belum juga memenuhi kapasitas olah pabrik dikarenakan tidak
adanya ketergantungan antara supplier tambahan dengan perusahaan.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian adalah mendapatkan gambaran kinerja dari
supplier tambahan yang dipilih menjadi supplier kontrak yang memenuhi kriteria
dari perusahaan.
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini sebagai
berikut.
1. Mendapatkan kriteria utama dalam memilih supplier.
2. Menghitung bobot kriteria yang diperoleh dari jawaban responden pada
kuesioner AHP.
3. Mendapatkan peringkat supplier yang terbaik berdasarkan kinerja yang
dimilikinya.
1.4.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang hendak dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat bagi mahasiswa
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang
diperoleh selama kuliah di lapangan kerja dan menambah keterampilan dalam
menganalisis dan memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja
Universitas Sumatera Utara
khususnya dalam hal pengukuran kinerja dan pemilihan supplier dengan
menggunakan metode AHP dan PROMETHEE.
2. Manfaat bagi perusahaan
Meningkatkan kepastian pasokan TBS (Tandan Buah Segar) dari para supplier
dengan cara memilih supplier tambahan yang cocok dijadikan sebagai supplier
kontrak dengan melakukan penilaian kinerja menggunakan metode AHP dan
PROMETHEE.
3. Bagi Departemen Teknik Industri USU
Untuk mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan
Departemen Teknik Industri USU.
1.5.
Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian hanya dilakukan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan.
2. Penelitian hanya menggunakan data perusahaan pada periode Agustus 2014
hingga Juli 2015.
3. Responden yang digunakan dalam pengumpulan data AHP adalah pihak pada
struktur organisasi PT. Multimas Nabati Asahan yang memiliki tugas dan
tanggung jawab berhubungan dengan penerimaan buah TBS, yaitu Mill
Manager Departement PKS, Asisten Mill, Supervisor Sortasi, Asisten
Supervisor Sortasi, Foreman Sortasi, Supervisor Weightbridge, Asisten
Supervisor
Weightbridge, Foreman Weightbridge, Supervisor Logistik,
Asisten Supervisor Weightbridge, dan Foreman Weightbridge.
Universitas Sumatera Utara
4. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan
teori Dickson yang merupakan modus dari kuesioner penentuan kriteria yaitu
quality, delivery, price, dan warranties and claim policies
5. Penelitian tidak membahas biaya.
6. Pengukuran kinerja hanya dilakukan untuk supplier tambahan.
7. Metode PROMETHEE yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi hingga
metode PROMETHEE tahap II, karena PROMETHEE tahap III hingga tahap
VI digunakan untuk penerapan secara langsung pada kasus yang diteliti.
Asumsi dalam penelitian yang dilakukan sebagai berikut.
1.
Jumlah supplier yang masuk tidak mengalami perubahan selama penelitian.
2.
Proses produksi berjalan normal.
3.
Perusahaan memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan terhadap kinerja
supplier .
4.
Narasumber terpilih memahami dengan baik kondisi perusahaan dan
memberikan informasi yang dibutuhkan dengan jujur.
5.
Tidak ada supplier yang diistimewakan atau memiliki hubungan kedekatan
selama penelitian.
1.6.
Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Bab
I
berisi
tentang
pendahuluan,
menguraikan
latar
belakang
permasalahan yang mendasari dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan,
tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam
penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian. Gambaran umum
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur organisasi, tugas dan
tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan jam kerja karyawan, supplier approval ,
dan proses produksi di PT. Multimas Nabati Asahan diuraikan dalam Bab II. Bab
III berisi teori kriteria pemilihan supplier , teori kriteria pengambilan keputusan,
teori Tandan Buah Segar (TBS), teori metode AHP (Analitycal Hierarchy
Process), teori metode PROMETHEE (Preference Ranking Organization Method
for Enrichment Evaluation), teori kuesioner, dan teori metode sampling.
Metodologi penelitian dibahas pada Bab IV yang menguraikan tahap-tahap
dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi tempat dan waktu penelitian,
jenis penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, kerangka berfikir, sumber
data, metode pengumoulan data, populasi dan sampel, metode pengolahan data,
analisis pemecahan masalah, beserta kesimpulan dan saran. Penyelesaian kendala
pada penelitian dibahas pada Bab V yang berisi Pengumpulan dan Pengolahan
Data.
Analisis pemecahan masalah dibahas pada Bab VI yang meliputi analisis
penentuan responden, analisis hirarki, analisis AHP, dan analisis PROMETHEE.
Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil
pemecahan masalah dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Salah satu aspek fundamental dalam supply chain management adalah
manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan. Untuk menciptakan
manajemen kinerja yang efektif diperlukan sistem pengukuran yang mampu
mengevaluasi kinerja supply chain. Supplier merupakan salah satu faktor penting
dalam supply chain.
Kinerja supplier perlu dimonitor secara kontinyu. Penilaian/monitoring
kinerja ini penting dilakukan sebagai bahan evaluasi yang nantinya bisa
digunakan untuk meningkatkan kinerja supplier atau sebagai bahan pertimbangan
untuk mencari supplier alternatif. Pada situasi dimana perusahaan memiliki lebih
dari satu supplier untuk suatu item tertentu, hasil evaluasi juga bisa dijadikan
dasar dalam memilih supplier yang akan mengalokasikan order di periode
berikutnya. Dengan sistem yang seperti ini supplier akan terpacu untuk
meningkatkan kinerja mereka (I Nyoman Pujawan, 2005).
PT. Multimas Nabati Asahan merupakan perusahaan manufaktur yang
bergerak di bidang pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak goreng
dengan kapasitas olah TBS sebesar 1500 ton/hari. Proses produksi minyak sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan Tandan Buah Segar (TBS). Bahan baku TBS yang
digunakan PT. Multimas Nabati Asahan berasal dari perkebunan kontrak dan
perkebunan rakyat melalui supplier .
Universitas Sumatera Utara
Selama periode Agustus 2014 hingga Juli 2015, PT. Multimas Nabati
Asahan memiliki 4 (empat) supplier kontrak yakni Poly KS, Amran, PT. Moris,
dan PT. PSW. Supplier kontrak TBS pada PT. Multimas Nabati Asahan sudah
menyetujui perjanjian yang menyatakan bahwa seluruh buah yang dihasilkannya
harus dikirim ke PKS PT. Multimas Nabati Asahan. Oleh karena itu pihak PKS
PT. Multimas Nabati Asahan turut serta mengontrol kebun supplier demi
kelancaran bahan baku yang masuk. Masalah yang dihadapi oleh pabrik adalah
sulitnya mendapatkan pasokan TBS dari supplier kontrak dengan tepat jumlah
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hasil pengamatan awal
menunjukkan adanya gap antara permintaan perusahaan dengan kenyataan. Gap
tersebut berupa kekurangan pasokan bahan baku dari supplier kontrak dimana
persentase pasokan TBS dari supplier kontrak dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Kapasitas Produksi, Kapasitas Terpenuhi, dan Kekurangan
Pasokan TBS
Periode
Agustus 2014
September 2014
Oktober 2014
November 2014
Desember 2014
Januari 2015
Februari 2015
Maret 2015
April 2015
Mei 2015
Juni 2015
Juli 2015
Jumlah
Hari
Kerja
(Hari)
25
26
26
25
25
25
23
25
25
23
25
22
Kapasitas
Olah Pabrik
(Ton)
37.500
39.000
39.000
37.500
37.500
37.500
34.500
37.500
37.500
34.500
37.500
33.000
Pasokan TBS
dari Supplier
Kontrak
(Ton)
23,435.20
25,207.42
25,065.32
23,119.26
23,908.71
22,799.43
23,541.06
24,083.20
23,680.92
21,659.24
22,554.05
22,518.00
Persentase Pasokan TBS
dari Supplier Kontrak
(%)
62.49
64.63
64.27
61.65
63.76
60.80
68.23
64.22
63.15
62.78
60.14
68.24
Sumber: Dokumen PT. Multimas Nabati Asahan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1. diatas menunjukkan bahwa jumlah pasokan TBS yang dipenuhi
dari supplier kontrak masih dibawah kapasitas olah pabrik yang telah ditetapkan
perusahaan sehingga mengakibatkan proses produksi pabrik terganggu. Supplier
kontrak pada PT. Multimas Nabati Asahan hanya mampu memasok TBS
sebanyak 60%-70% dari kapasitas olah pabrik tiap periode.
PT. Multimas Nabati Asahan juga membeli TBS dari perkebunan rakyat
(supplier tambahan) untuk memperlancar proses produksi. Supplier tambahan di
PT. Multimas Nabati Asahan selama periode Agustus 2014 hingga Juli 2015
berjumlah 15 (lima belas) supplier dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Supplier Tambahan TBS di PT. Multimas Nabati Asahan
No.
Supplier Tambahan
1
Tiga Saudara
2
Agus Ilyas
3
Amos Hasibuan
4
Jaya Tarigan
5
CV. Sinar Agung
6
CV. Naga Bulan
7
CV. Makmur Jaya
8
Edi
9
CV. AA
10
UD. Mario Mandiri
11
Julian Martin
12
Saudara Jaya
13
P.Siahaan
14
UD. Asindo Jaya
15
ISKDR
Sumber: Dokumen PT. Multimas Nabati Asahan
Namun, walaupun perusahaan sudah mengandalkan supplier tambahan,
buah yang masuk belum juga memenuhi kapasitas olah pabrik. Hal ini
dikarenakan tidak adanya ketergantungan antara supplier tambahan dengan
perusahaan. Persentase kekurangan bahan baku TBS dapat dillihat pada Tabel 1.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.3. Kekurangan Kapasitas TBS di PT. Multimas Nabati Asahan
Total
Persentase
TBS
Kekurangan
Kekurangan
Periode
Masuk
TBS (Ton)
TBS (%)
(ton)
Agustus 2014
35,372.52
2,127.48
5.67
September 2014
31,691.76
7308.24
18.74
Oktober 2014
32,882.62
6117.38
15.69
November 2014
29,981.89
7518.11
20.05
Desember 2014
27,732.35
9767.65
26.05
Januari 2015
34,147.33
3352.67
8.94
Februari 2015
30,054.73
4445.27
12.88
Maret 2015
29,273.52
8226.48
21.94
April 2015
24,144.92
13355.08
35.61
Mei 2015
30,575.10
3924.9
11.38
Juni 2015
29,107.85
8392.15
22.38
Juli 2015
29,485.65
3514.35
10.65
Sumber: Dokumen PT. Multimas Nabati Asahan
Perusahaan perlu melakukan penilaian kinerja supplier tambahan untuk
memilih supplier yang layak dijadikan sebagai supplier kontrak demi kelancaran
proses produksi. PT. Multimas Nabati Asahan memiliki prosedur untuk
menetapkan supplier yang layak dijadikan sebagai supplier kontrak. Selama ini,
pemilihan supplier yang akan dijadikan menjadi supplier kontrak masih bersifat
kualitatif, dimana supplier kontrak yang akan dipilih merupakan supplier
tambahan yang selama periode sebelumnya mengirimkan TBS dalam kuantitas
lebih banyak dan sesuai dengan standar kualitas perusahaan.
Pengukuran kinerja supplier ini harus dianalisis menggunakan penelitian
ilmiah sehingga perusahaan mengetahui secara kuantitatif bagaimana kinerja
supplier tambahan perusahaan selama ini sehingga dapat memilih supplier
tambahan yang memenuhi kriteria dari perusahaan untuk dijadikan sebagai
Universitas Sumatera Utara
supplier kontrak. Setiap supplier memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing sehingga dibutuhkan pengukuran kinerja secara kuantitatif untuk memilih
supplier mana yang cocok dijadikan menjadi supplier kontrak diantara
kelimabelas supplier tambahan.
Ada beberapa metode
yang biasa
digunakan untuk
melakukan
perangkingan dari beberapa alternatif. Penelitian yang dilakukan oleh Halim
Kazan dkk di Turkey (2015) dalam jurnal penelitian ―Pemilihan Calon Nominasi
Deputi dengan Metode AHP-Promethee‖ membahas 15 kriteria dasar yang
digunakan untuk mempertimbangkan 27 nominasi calon yang diajukan partai
politik. Kriteria dasar ini mempertimbangkan tingkat kepentingan yang berbeda
dan ditentukan dengan melakukan penelitian mengenai pemilihan wakil negara
dalam literatur. Setelah dilakukan analisis kuantitatif, diperoleh 10 calon Deputi
yang memenuhi kriteria yang diperoleh dari perangkingan menggunakan metode
AHP-PROMETHEE. Bobot kriteria perbandingan matriks ditentukan dengan
menurut metode AHP. Nilai Consistency Ratio 4 calon Deputi teratas yakni partai
A dengan CR= 0,12587, Partai B dengan CR= 0,33975, Partai C dengan CR=
0,27505, dan Partai D dengan CR= 0,73234.
Selain itu, metode AHP dan PROMETHEE juga telah diterapkan oleh
Dzikri dkk (2013) dalam penelitiannya yang berjudul ― Usulan Prioritas Peringkat
dalam Pemilihan Supplier Produk Yamato dengan Metode Promethee Studi Kasus
PT. Chitose Mfg‖. Penelitian ini dilakukan karena melihat kondisi dimana kurang
baiknya kinerja supplier bahan baku maka perusahaan perlu melakukan evaluasi
kembali untuk menentukan urutan prioritas dalam penentuan supplier . Oleh
Universitas Sumatera Utara
karena itu dibutuhkan suatu metode untuk menetukan urutan dalam penentuan
supplier yaitu dengan menggunakan metode PROMETHEE Tahapan penelitian
metoda PROMETHEE dimulai dengan penentuan tipe fungsi preferensi,
perhitungan nilai preferensi, indeks preferensi, leaving, entering dan net flow.
Hasil dari penelitian ini adalah prioritas alternatif supplier terbaik. Berdasarkan
dari hasil pengumpulan dan pengolahan data, diperoleh hasil dari urutan
pemilihan supplier berdasarkan hasil PROMETHEE untuk bahan baku Plat yaitu
Supplier PSC, USC, dan JM; untuk bahan baku pipa yaitu Supplier IMS, SR,
BBM, dan SPD; untuk bahan baku kayu yaitu Supplier CN, IW, DK, U, dan LT;
untuk bahan baku busa yaitu Supplier DSJ, RYL, ER, dan FM; untuk bahan baku
baut yaitu Supplier GM, SG, GNS, dan SU.
Hasil dari kedua penelitian ini menjadi alasan bahwa permasalahan yang
dihadapi perusahaan dapat diselesaikan dengan menggunakan metode yang sama.
AHP akan digunakan untuk menentukan kepentingan relatif dari kriteria evaluasi.
Setelah itu, PROMETHEE digunakan untuk menentukan alternatif supplier
berdasarkan nilai net flow yang didapatkan. Dari proses evaluasi ini, akan
didapatkan supplier tambahan yang layak yang mampu memenuhi keinginan
pihak perusahaan
1.2.
Perumusan Masalah
Permasalahan yang menjadi bahasan utama dalam penelitian ini adalah 4
(empat) supplier kontrak TBS PT. Multimas Nabati hanya mampu menyediakan
TBS sebanyak 60%-70% tiap periode sehingga terjadi kekurangan jumlah TBS
Universitas Sumatera Utara
yang masuk. Walaupun perusahaan sudah mengandalkan supplier tambahan, TBS
yang masuk belum juga memenuhi kapasitas olah pabrik dikarenakan tidak
adanya ketergantungan antara supplier tambahan dengan perusahaan.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian adalah mendapatkan gambaran kinerja dari
supplier tambahan yang dipilih menjadi supplier kontrak yang memenuhi kriteria
dari perusahaan.
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini sebagai
berikut.
1. Mendapatkan kriteria utama dalam memilih supplier.
2. Menghitung bobot kriteria yang diperoleh dari jawaban responden pada
kuesioner AHP.
3. Mendapatkan peringkat supplier yang terbaik berdasarkan kinerja yang
dimilikinya.
1.4.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang hendak dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat bagi mahasiswa
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang
diperoleh selama kuliah di lapangan kerja dan menambah keterampilan dalam
menganalisis dan memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja
Universitas Sumatera Utara
khususnya dalam hal pengukuran kinerja dan pemilihan supplier dengan
menggunakan metode AHP dan PROMETHEE.
2. Manfaat bagi perusahaan
Meningkatkan kepastian pasokan TBS (Tandan Buah Segar) dari para supplier
dengan cara memilih supplier tambahan yang cocok dijadikan sebagai supplier
kontrak dengan melakukan penilaian kinerja menggunakan metode AHP dan
PROMETHEE.
3. Bagi Departemen Teknik Industri USU
Untuk mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan
Departemen Teknik Industri USU.
1.5.
Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian hanya dilakukan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan.
2. Penelitian hanya menggunakan data perusahaan pada periode Agustus 2014
hingga Juli 2015.
3. Responden yang digunakan dalam pengumpulan data AHP adalah pihak pada
struktur organisasi PT. Multimas Nabati Asahan yang memiliki tugas dan
tanggung jawab berhubungan dengan penerimaan buah TBS, yaitu Mill
Manager Departement PKS, Asisten Mill, Supervisor Sortasi, Asisten
Supervisor Sortasi, Foreman Sortasi, Supervisor Weightbridge, Asisten
Supervisor
Weightbridge, Foreman Weightbridge, Supervisor Logistik,
Asisten Supervisor Weightbridge, dan Foreman Weightbridge.
Universitas Sumatera Utara
4. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan
teori Dickson yang merupakan modus dari kuesioner penentuan kriteria yaitu
quality, delivery, price, dan warranties and claim policies
5. Penelitian tidak membahas biaya.
6. Pengukuran kinerja hanya dilakukan untuk supplier tambahan.
7. Metode PROMETHEE yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi hingga
metode PROMETHEE tahap II, karena PROMETHEE tahap III hingga tahap
VI digunakan untuk penerapan secara langsung pada kasus yang diteliti.
Asumsi dalam penelitian yang dilakukan sebagai berikut.
1.
Jumlah supplier yang masuk tidak mengalami perubahan selama penelitian.
2.
Proses produksi berjalan normal.
3.
Perusahaan memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan terhadap kinerja
supplier .
4.
Narasumber terpilih memahami dengan baik kondisi perusahaan dan
memberikan informasi yang dibutuhkan dengan jujur.
5.
Tidak ada supplier yang diistimewakan atau memiliki hubungan kedekatan
selama penelitian.
1.6.
Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Bab
I
berisi
tentang
pendahuluan,
menguraikan
latar
belakang
permasalahan yang mendasari dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan,
tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam
penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian. Gambaran umum
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur organisasi, tugas dan
tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan jam kerja karyawan, supplier approval ,
dan proses produksi di PT. Multimas Nabati Asahan diuraikan dalam Bab II. Bab
III berisi teori kriteria pemilihan supplier , teori kriteria pengambilan keputusan,
teori Tandan Buah Segar (TBS), teori metode AHP (Analitycal Hierarchy
Process), teori metode PROMETHEE (Preference Ranking Organization Method
for Enrichment Evaluation), teori kuesioner, dan teori metode sampling.
Metodologi penelitian dibahas pada Bab IV yang menguraikan tahap-tahap
dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi tempat dan waktu penelitian,
jenis penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, kerangka berfikir, sumber
data, metode pengumoulan data, populasi dan sampel, metode pengolahan data,
analisis pemecahan masalah, beserta kesimpulan dan saran. Penyelesaian kendala
pada penelitian dibahas pada Bab V yang berisi Pengumpulan dan Pengolahan
Data.
Analisis pemecahan masalah dibahas pada Bab VI yang meliputi analisis
penentuan responden, analisis hirarki, analisis AHP, dan analisis PROMETHEE.
Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil
pemecahan masalah dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara