Pemeriksaan Kadar Nitrit dan Nitrat dalam Bayam (Amaranthus hybridus L.) secara Spektrofotometri Sinar Tampak

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Siklus Nitrogen
Nitrogen adalah unsur yang paling penting dalam pembentukan asam
amino, protein dan asam nukleat pada makhluk hidup. Siklus nitrogen
menjelaskan tentang perubahan bentuk ion nitrogen dan senyawa nitrogen di
alam, dapat dilihat pada Gambar 2.1 (Reece, et al., 2014).

Gambar 2.1 Siklus Nitrogen
a. Fiksasi Nitrogen
Fiksasi nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik yang
mengubah nitrogen di udara menjadi amonia (NH3). Mikroorganisme yang
memfiksasi nitrogen disebut diazotrof. Mikroorganisme ini memiliki enzim
nitrogenaseyang dapat menggabungkan hidrogen dan nitrogen (Darjamuni, 2003).
b. Amonifikasi

5
Universitas Sumatera Utara

Amonifikasi adalah proses pembentukan amonium oleh bakteri yang hidup
di dalam tanah. Selain dari hasil fiksasi nitrogen, amonium juga dapat terbentuk

dari dekomposisi (penguraian) organisme yang sudah mati baik tumbuhan
ataupun hewan oleh bakteri. Selain dekomposisi sampah organik, amonifikasi
juga dapat terjadi akibat aktivitas bakteri yang merubah senyawa nitrat menjadi
amonium (Darjamuni, 2003).
c. Nitrifikasi
Nitrifikasi adalah proses pengubahan amonium menjadi nitrat oleh
aktivitas enzim nitrogenase yang di miliki oleh bakteri nitrifikasi. Proses
nitrifikasi berlangsung melalui dua tahap, yaitu nitritasi dan nitratasi. Nitritasi
adalah proses pengubahan amonium menjadi nitrit oleh bakteri nitritasi seperti
Nitrosomonas. Sedangkan nitratasi adalah proses pengubahan nitrit menjadi nitrat
oleh bakteri nitratasi seperti Nitrobacter (Darjamuni, 2003).
d. Asimilasi
Asimilasi adalah proses pemanfaatan nitrat dalam proses fotosintesis.
Asimilasi terjadi melalui penyerapan nitrogen dalam bentuk ion nitrat dan
amonium dari dalam tanah oleh tanaman. Melalui suatu proses, senyawa ion
nitrogen tersebut kemudian direaksikan hingga terbentuk berbagai unsur organik
seperti asam amino, asam nukleat dan bahkan ada senyawa ion nitrogen yang di
sisipkan ke dalam klorofil (Darjamuni, 2003).
e. Denitrifikasi
Denitrifikasi adalah proses pelepasan nitrogen kembali keudara. Proses ini

terjadi di dalam tanah dengan bantuan bakteri denitrifikasi seperti Pseudomonas,
Thibacillus,dan Micrococcus. Selain melalui proses denitrifikasi, proses pelepasan

6
Universitas Sumatera Utara

nitrogen kembali keudara juga dapat berlangsung melalui proses oksidasi amonia
anaerobik (Darjamuni, 2003).

2.2 Sumber Nitrit dan Nitrat dalam Pangan
Sumber utamanya secara umum adalah makanan terutama sayuran dan air
minum. Sedangkan daging kaleng yang kedalamnya ditambahkan nitrit, ternyata
bukan merupakan sumber nitrit yang terpenting. Hal yang perlu diperhatikan
adalah pemakaian pupuk pada sayuran. Jika pupuk urea banyak digunakan, akan
menyebabkan paparan pada manusia melalui sayuran terutama yang berdaun hijau
serta sayuran dari umbi.Jumlah asupan yang diizinkan oleh FAO/WHO untuk
berat badan 60 kg adalah 220 mg nitrat dan 8 mg untuk nitrit (Silalahi, 2005).
2.2.1

Sayuran

Konsentrasi nitrat pada sayuran sangat bervariasi mulai dari 1-10.000

mg/kg sayuran segar dapat dilihat pada Tabel 2.1. Buah bit, seledri, selada,
bayam, dan lobak merupakan sumber nitrat yang terbesar, biasanya lebih dari
1000 mg/kg. Semakin tinggi kelasnya, maka semakin besar pula kandungan
nitratnya (Walters, 1996).
2.2.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Kadar Nitrit dan Nitrat dalam Sayuran
Banyak faktor yang mempengaruhi variasi kadar nitrit dan nitrat yaitu,
kultivar yang digunakan, Jumlah penggunaan pupuk nitrogen, nitrat asli yang
terkandung dalam tanah, wilayah atau negara asal, musim atau waktu tanaman
tumbuh, praktik budidaya dari masing-masing petani, waktu yang dibutuhkan
untuk sampai ke tempat pemasaran, lamanya waktu penyimpanan saat akan dijual,
panjang hari, intensitas cahaya, budidaya tanaman rumah kaca dibandingkan

7
Universitas Sumatera Utara

tanaman luar ruangan, tanah dan suhu lingkungan dan mineral yang terkandung
didalam tanah tersebut (Keeton, et al., 2009).Faktor utama yang berkontribusi
terhadap kandungan nitrat dalam sayuran dapat dinyatakan sebagai berikut: faktor

genetik 10%, periode tumbuh 15%, kondisi tanah 20%, pemupukan 30% dan
kondisi cuaca 25% (Raczuk, et al., 2014). Lamanya waktu penyimpanan sampai
sayur terjual yang mempengaruhi kadar nitrit dan nitrat (Keeton, et al., 2009;
Raczuk, et al., 2014; Nasution, 2016). Menurut hasil penelitian (Nasution, 2016)
sayuran selada akan meningkat kadar nitrit dan nitratnya setelah disimpan selama
2 hari baik pada suhu kamar maupun pada suhu lemari pendingin, peningkatan
kadar nitrit dan nitrat lebih tinggi pada suhu kamar. Hasil penelitian lain (Manalu,
2015), bayam yang telah direbus kemudian disimpan hingga 5 jam, mengalami
peningkatan kadar nitrit.
Tabel 2.1 Rentang Kadar Nitrat dari Berbagai Sayuran
Jenis Sayur

Rentang Kadar
Rentang Kadar
Nitrat (mg/kg)
Nitrit (mg/kg)
Asparagus
3-700
0,2-0,9
Bit

100-4500
0-4,5
Brokoli
140-2300
0-1
Kubis
0-2700
0,16-0,4
Wortel
0-2800
0-0,6
Kembang Kol
53-4500
0-1,1
Seledri
50-5300
0,4-0,5
Ketimun
17-570
0,16-0,8

Kubis
30-5500
0,2-1,8
Selada
90-13000
0,16-1,4
Daun Sop
0-4100
0-94
Kacang Polong
20-100
0,4-2,6
Kentang
57-1000
0-2,1
Lobak
60-9000
0-3,5
Bayam
2-6700

0-162
Tomat
0-170
0,16-1,6
Sumber: (Walters, 1996 dan Keeton, et al., 2009).

Kelas
1
5
2
3
3
2
5
2
3
5
4
1
1

5
5
1

8
Universitas Sumatera Utara

Sebenarnya, mengukur kadar nitrat dalam sayuran segar tidak cukup untuk
memperkirakan Jumlah yang dicerna sebagai proporsi dari diet manusia.
Konsentrasi nitrat mungkin akan menurun ketika sayuran disiapkan sebelum
memasak (misalnya dicuci atau dikupas terlebih dahulu) serta selanjutnya pada
proses pemanasan. Selain sebagai sumber nitrat, sayur juga merupakan sumber
utama asam askorbat (vitamin C). Asam askorbat dapat menghambat sintesis
nitrosamin dan menurunkan resiko methaemoglobinemia (Raczuk, et al., 2014).
2.2.2

Air
Berdasarkan

Permenkes


No.

492/Menkes/Per/IV/2010,

persyaratan

kualitas air minum, kadar nitrit dan nitrat maksimal adalah 3 mg/l dam 50 mg/l.
Air minum yang berasal dari perusahaan air minum untuk umum selalu
dievaluasi kandungan senyawa kimianya, termasuk nitrit dan nitrat secara rutin
agar mutu air yang sehat diperoleh. Akan tetapi, penduduk di pedesaan
memperoleh air minum yang berasal dari air sumur tradisional dan pesyaratan
kimiawi jarang atau tidak pernah di evaluasi. Kadar nitrit dan nitrat dalam air
sumur sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan serta pertanian disekitarnya
(Silalahi, dkk., 2007) .
2.2.3

Daging Awetan
Nitrit, terkadang juga dikombinasi dengan nitrat ditambahkan kedalam


daging awetan seperti kornet untuk mencegah keracunanClostridium botulinum,
memberi warna cerah pada daging dan menambah cita rasa (Massey, 1996).
Berdasarkan Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/1988, batas maksimum
penggunaan nitrit dan nitrat sebagai bahan tambahan pangan pada daging olahan
dan daging awetan yaitu 125 mg/kg dan 50 mg/kg (Matondang, 2015).

9
Universitas Sumatera Utara

2.3 Efek Nitrit dan Nitrat Tubuh Manusia
2.3.1

Efek positif
Nitrit merupakan suatu senyawa yang reaktif. Nitrit dapat direduksi

menjadi senyawa NO (nitrogen monoksida) (Lundberg, 2009). Nitrit juga
digunakan sebagai obat yang berkhasiat sebagai vasodilator, misalnya pada
penyakit jantung koroner (Silalahi, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh EFSA,
pada sukarelawan yang sehat, setelah 3 jam mengkonsumsi 500 ml jus bit yang
mengandung nitrat 2,9 g/L, dapat mengurangi tekanan darah (-10 mmHg) dan

efek ini mempunyai korelasi dengan kenaikan kadar nitrit dalam plasma (Anonim,
2010). Dosis terapi oral natrium nitrit berkisar 0,03-0,12 gram sebagai vasodilator
(Silalahi, 2005). Sistem penghantaran sistemik nitrit pada dosis kecil dapat
melindungi jalannya aliran darah ke beberapa organ seperti hati, otak, ginjal. Efek
lain dari nitrat dan nitrit adalah sebagai antiinflamasi (Lundberg, 2009).
2.3.2

Efek Negatif
Mengkonsumsi natrium nitrit oral yang berlebihan akan berakibat fatal,

dosis letal natrium nitrit 2-9 g sedangkan mengkonsumsi amonium nitrat secara
oral dengan dosis 10 g tidak menunjukkan gejala yang besar (Walters, 1996).
Efek toksis nitrit adalah methaemoglobinemia, yakni kondisi darah yang
tidak mampu mengangkut oksigen, terutama pada bayi. Methaemoglobin adalah
hemoglobin yang didalamnya ion ferro telah diubah menjadi ferri sehingga
kemampuannya untuk mengangkut oksigen telah berkurang dan menyebabkan
warna darah menjadi coklat. Methaemoglobin dapat terjadi jika hemoglobin
terpapar terhadap oksidator, termasuk nitrit. Sebenarnya, darah manusia darah
manusia secara normal mengandung methaemoglobin pada konsentrasi tidak

10
Universitas Sumatera Utara

melebihi 2%.Tetapi, jika kadarnya meningkat menjadi 20% dapat menyebabkan
gangguan pada pengangkutan oksigen yang nyata, namun masih dapat ditoleransi.
Darah

yang

mengandung

methaemoglobin

yang

tinggi

disebut

methaemoglobinemia, terjadi gejala kulit biru (sianosis), sesak napas, mual dan
muntah, serta shock. Kematian dapat terjadi jika kadar methaemoglobin mencapai
70% (Silalahi, 2005).
Nitrat yang berada dalam rongga mulut dapat direduksi menjadi nitrit oleh
mikroba rongga mulut dan kemudian tertelan. Sebanyak 25% dari asupan nitrat
dikeluarkan melalui kelenjar ludah. Sekitar 20% dari nitrat dalam kelenjar ludah
direduksi menjadi nitrit, dengan demikian sekitar 5% dari seluruh asupan nitrat
akan direduksi menjadi nitrit dalam ludah dan tertelan kembali. Sintesa nitrit dan
nitrat juga terjadi didalam jaringan tubuh mamalia oleh bakteri heterotrop. Jika pH
lambung meningkat, bakteri akan berkembang yang kemudian dapat mereduksi
nitrat menjadi nitrit. Pada kondisi tertentu, nitrit bereaksi dengan senyawa aina,
khususnya amina sekunder, membentuk senyawa nitroso yang bersifat
karsinogenik. Tingginya kasus kanker hati dan lambung di Jepang serta China
diduga karena mereka banyak mengkonsumsi cumi-cumi yang banyak
mengandung dimetilamin (Silalahi, 2005). Oleh karena itu, tidak dianjurkan
mengkonsumsi sayur bayam yang banyak mengandung nitrat bersama-sama
dengan cumi-cumi (Silalahi, 2006).

2.4 Bayam
Tanaman Amaranthaceae atau bayam-bayaman memiliki ciri-ciri berdaun
tunggal, ujungnya meruncing, lunak dan lebar. Batangnya lunak dan berwarna

11
Universitas Sumatera Utara

hijau keputih-putihan, putih kemerahan, atau hijau. Bunga Amaranthaceae
ukurannya kecil muncul dari ketiak daun dan ujung batang pada rangkaian tandan.
Buahnya tidak berdaging, tetapi bijinya banyak, sangat kecil, bulat dan mudah
pecah. Tanaman ini berakar tunggang dan berakar samping. Akar sampingnya
kuat dan dalam (Sunarjono, 2004).Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, baik
didataran rendah maupun dataran tinggi. Oleh karena itu, tanaman ini dapat
ditanam di kebun dan perkarangan rumah. Bayam yang biasanya ditanam di
pekarangan rumah ialah jenis Amaranthus hybridus(Sunarjono, 2004).
Bayam akan tumbuh baik bila ditanam di tanah dengan derajat keasaman
atau pH tanah 6-7. Bila pH kurang dari 6, tanaman bayam akan merana, sementara
pada pH diatas 7, tanaman bayam akan mengalami klorosis, yaitu timbulnya
warna putih kekuning-kuningan, terutama pada daun yang masih muda
(Sunarjono, 2004). Bayamyang berumur 3 minggu (berdaun kurang lebih empat
helai), sebaiknya diberikan pupuk urea sebanyak 100 kg tiap ha yang ditebarkan
diantara dua baris tanaman (Sunarjono, 2004). Bayam organik adalah bayam
yang menggunakan pupuk kimia pada tingkat minimum dan dikombinasikan
dengan penggunaan pupuk organik dan bahan-bahan alami (Hong, 1994).Bayam
siap dipanen pertama pada umur 21 hari setelah tanam, pada saat itu tinggi
tanaman telah mencapai 15-20 cm (Bandini dan Aziz, 2001).
Bayam ada yang dibudidayakan, ada juga yang tidak. Bayam yang liar dan
tidak dibudidayakan ada 2 jenis, yaitu bayam tanah (Amaranthus blitum L.) dan
bayam berduri (Amaranthus spinosus L.). Bayam tersebut enak dimakan
walaupun agak keras dan kasap. Warna batangnya kemerah-merahan. Sementara
bayam yang biasa dibudidayakan umumnya berbiji hitam, diantaranya bayam

12
Universitas Sumatera Utara

cabut(Amaranthus tricolor L.) dan bayam tahun(Amaranthus hybridus L.)
(Sunarjono, 2004).Taksonomi Bayam menurut Herbanese Medan (2015) adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi

: Spermatophyta

Kelas

: Dicotyledonese

Ordo

: Amaranthales

Famili

: Amaranthaceae

Genus

: Amaranthus

Species

: Amaranthus hybridus L.

2.4.1

Komposisi Gizi dan Manfaat Bayam
Pada Tabel 2.2 dapat dilihat bahwa bayam sangat lengkap, mulai dari gizi

makro, karbohidrat, protein sampai dengan zat gizi mikro. Meski begitu yang
harus diperhatikan, dalam bayam juga terdapat kandungan senyawa kimia yang
bersifat negatif, yaitu asam oksalat. Kandungan ini dapat menurunkan penyerapan
beberapa kandungan zat gizi yang ada pada bayam seperti Fe, sehingga Fe hanya
dapat diserap sebanyak 53% dan kalsium sebanyak 5% . Kandungan oksalat yang
terlalu banyak dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan ginjal. Meskipun
bayam merupakan sumber kalsium yang baik, namun kalsium tersebut tidak dapat
diserap dengan baik karena oksalat dapat berikatan ikatan dengan kalsium.
Oksalat didalam tubuh dapat mengikat kalsium dan ini bisa mengakibatkan
terganggunya kerja elektrik jantung, otot-otot dan syaraf. Selain itu, kandungan
zat besi yang sangat tinggi pada bayam tidak boleh terlalu lama berinteraksi
dengan udara. Ketika zat besi (ferro) yang bermanfaat tersebut berinteraksi

13
Universitas Sumatera Utara

dengan udara, akan berubah menjadi zat besi yang bersifat racun bagi tubuh
(Ferri). Kandungan pada bayam lainnya yang perlu diperhatikan adalah nitrat dan
nitrit. Nitrat akan menjadi nitrit pada kondisi tertentu. Nitrit ini bersifat racun
dalam tubuh (Suwardi, 2011).
Tabel 2.2Komposisi zat gizi bayam per 100 g bahan
Zat Gizi
Kalori (Kal)
Karbohidrat (g)
Lemak (g)
Protein (g)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Vitamin A (SI)
Vitamin B1 (mg)
Vitamin C (mg)
Air (g)
b.d.d (%)
Sumber: (Tim Penulis PS, 1992)

Bayam Hijau
36
6,5
0,5
3,5
267
67
3,9
6090
0,08
80
86,9
71

Bayam dapat memperbaiki daya kerja ginjal dan melancarkan pencernaan.
Bayam sangat baik untuk orang yang baru sembuh dari penyakit (Sunarjono,
2004). Ditinjau dari kandungan gizinya, bayam merupakan sayuran hijau yang
banyak manfaatnya bagai kesehatan dan pertumbuhan badan. Kandungan vitamin
A berguna untuk memberikan ketahanan tubuh dalam menanggulangi penyakit
mata, sakit pernapasan, kesehatan kulit dan selaput lendir. Vitamin B dapat
mencegah penyakit beri-beri, memperkuat syaraf, dan melenturkan otot rahuim.
Vitamin C sangat membantu menyembuhkan para penderita sariawan atau gusi
berdarah. Zat besi dapat mencegah penyakit anemia dan sakit kuning serta
memperkuat tulang dan gigi (Tim Penulis PS, 1992).
Manfaat lain dari bayam yaitu akarnya dapat menjadi antipiretik, diuretik
pada penyakit kencing nanah, menyembuhkan bengkak atau bisul obat diare dan

14
Universitas Sumatera Utara

membersihkan darah. Tanaman bayam juga digunakan untuk merawat rambut
agar tumbuh dengan sehat. Caranya dengan menyiram kulit kepala dan rambut
dengan air sari bayam secara teratur (Tim Penulis PS, 1992).
2.4.2

Kadar nitrit dan nitrat dalam bayam
Rentang kadar nitrit dalam bayam adalah 0-162 mg/kg (Keeton, et al.,

2009) dan rentang kadar nitrat dalam bayam adalah 2-6700mg/kg (Walters, 1996).
Kadar nitrit dan nitrat pada bayam bervariasi pada berbagai kota di
Amerika Serikat, yakni pada kota Chicago, Dallas, Los Angeles, New York dan
Raleigh berturut-turut adalah 647,326 mg/kg dan 36,388 mg/kg; 4923,295 mg/kg
dan 0,041 mg/kg; 4137,799 mg/kg daan 0,431 mg/kg; 563,823 mg/kg dan 0,47
mg/kg; 3155,293 mg/kg dan 0,037 mg/kg serta pada bayam organik masingmasing kadarnya jauh lebih kecil daripada non-organik (Keeton, et al., 2009).
Penelitian yang dilakukan di Iran pada berbagai kota (Shokrzadeh, 2007),
yakni Kota Babol, Qaemshahr, dan Sari memiliki kadar nitrat pada bayam
berturut-turut 313 mg/kg, 364 mg/kg, dan 223 mg/kg, sedangkan untuk kadar
nitritnya sangat kecil dan tidak terdeteksi oleh alat.
Menurut penelitian yang dilakukan pada bayam yang dijual di pasar
Tehran, Iran didapatkan kadar nitrat dan nitrit yaitu 3615 mg/kg dan 3,58 mg/kg
(Ziarati, 2012).
Penelitian yang dilakukan di Malaysia pada bayam yang disimpan selama
4 hari pada suhu lemari pendingin (4°C) dan suhu freezer(0°C) kadar nitrat akan
menurun sedangkan nitrit meningkat selama proses penyimpanan. Pada
penyimpanan suhu lemari pendingin (4°C) kadar nitrat awal 1259 mg/kg turun
menjadi 679 mg/kg dan kadar nitrit awal 858 mg/kg menjadi 1729 mg/kg

15
Universitas Sumatera Utara

sedangkan pada suhu freezer(0°C) kadar nitrat awal 1259 mg/kg turun menjadi
1056 mg/kg dan kadar nitrit awal 858 mg/kg naik menjadi 1423 mg/kg (Chew,
et.al., 2011).

2.5 Penetapan Kadar Nitrit dan Nitrat
Banyak metode yang telah digunakan dalam menentukan kadar nitrit dan
nitrat yaitu kolorimetri, HPLC, GC, dan spektrofotometri sinar tampak (Massey,
1996).
Metode kolorimetri dilakukan dengan permanganat yang diasamkan dan
m-xilenol; asam sulfanilat dan NED; serta resorsinol dalam suasana asam. Pada
metode HPLC digunakan ion-exchange HPLC. Metode GC digunakan turunsn
nitrobenzen

dalam

pengukurannya

(Massey,

1996).

Sedangkan

pada

spektrofotometri sinar tampak adalah gabungan dengan metode kolorimetri,
dimana sampel sebelumnya direaksikan dengan pereaksi yang akan menghasilkan
warna pada larutan sampel (Hess, 2000).
2.5.1 Metode spektrofotometri sinar tampak
Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan dan
intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh
cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan
dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap lain.
Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah foton yang
melalui satu satuan luas penampang perdetik(Gandjar dan Rohman, 2012).
Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh
larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan.

16
Universitas Sumatera Utara

Pembatasan dalam hukum ini antara lain: (1) sinar yang digunakan dianggap
monokromatis; (2) penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai
penampang luas yang sama; (3) senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut
tidak tergantung terhadapyang lain dalam larutan tersebut; (4) tidak terjadi
peristiwa fluoresensi atau fosforesensi; (5) indeks bias tidak tergantung pada
konsentrasi larutan(Gandjar dan Rohman, 2012).
Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Yang
dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya
yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang
400-800 nm dan memiliki energi sebesar 299–149 kJ/mol. Cahaya yang tampak
atau cahaya

yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut warna

komplementer (lihat Tabel 2.3) (Refqi, 2012).
Tabel 2.3 Daftar panjang gelombang dan warna komplementer
Panjang gelombang
Warna
(nm)
400-435
Violet (ungu)
435-480
Biru
480-490
Biru kehijauan
490-500
Hijau kebiruan
500−560
Hijau
560-580
Hijau kekuningan
595-610
Jingga
610-680
Merah
680-700
Ungu kemerahan
(Sumber: Sastrohamidjojo, 1991)

Warna
komplementer
Hijau kekuningan
Kuning
Jingga
Merah
Ungu kemerahan
Ungu
Biru kehijauan
Hijau kebiruan
Hijau

Metode spektrofotometri sinar tampak digunakan untuk pemeriksaan
kualitatif nitrit dengan pereaksi asam sulfanilat dan NED yang membentuk warna
ungu merah dan dapat diukur dengan panjang gelombang maksimum 540 nm
(Hess, 2000).

17
Universitas Sumatera Utara

Metode spektrofotometri sinar tampak dalam penetapan kadar nitrit dan
nitrat adalah berdasarkan reaksi kolorimetri uji Griess (lihat Gambar 2.2) dimana
nitrit mengalami reaksi diazotasi dengan asam sulfanilat dan N-(1-Naftil)
etilendiamin dihidroklorida yang akan menghasilkan senyawa azo berwarna ungu
kemerahan yang dapat diukur secara spektrofotometri sinar tampak pada panjang
gelombang 540 nm(Hess, 2000).

Gambar 2.2 Reaksi kolorimetri antara nitrit, asam sulfanilat dan NED

18
Universitas Sumatera Utara