Studi Komparatif Pengukuran Kinerja Keuangan Daerah Setelah Otonomi Daerah Antara Pemerintah Kota Binjai dan Pemerintah Kota Pematangsiantar

ABSTRAK
STUDI KOMPARATIF PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN
DAERAH SETELAH OTONOMI DAERAH ANTARA
PEMERINTAH KOTA BINJAI DAN PEMERINTAH
KOTA PEMATANGSIANTAR
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan kinerja keuangan antara pemerintah kabupaten/kota Binjai dan
Pematangsiantar setelah otonomi daerah dengan menggunakan rasio kemandirian
keuangan daerah, ketergantungan keuangan daerah, efektivitas PAD, rasio belanja
operasi terhadap total belanja, rasio belanja modal terhadap total belanja, rasio
pertumbuhan, dan Debt Service Coverage Ratio.Penelitian ini dilakukan untuk
periode tahun 2010-2014 melalui data sekunder yang diperoleh dari BPK (Badan
Pemeriksa Keuangan) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, yang digunakan untuk
mengukur kinerja keuangan daerah adalah Laporan Realisasi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2010-2014. Pengujian data dilakukan
dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan uji beda t-test.
Berdasarkan analisis rasio keuangan, terbukti otonomi daerah tidak
memperbaiki kinerja keuangan Pemerintah Kota Binjai dan Pemerintah Kota
Pematangsiantar. Hal ini dapat dilihat dari rasio kemandirian keuangan kedua
daerah yang rendah sekali yaitu 7,41% dan 9,14%, rasio ketergantungan kedua
daerah yang tinggi yaitu 85,51% dan 87,54%, rasio pertumbuhan PAD yang

rendah yaitu 46,36% dan 47,46%, rasio pertumbuhan belanja operasi yang rendah
sekali yaitu 12,45% dan 9,05%, rasio pertumbuhan belanja modal yang rendah
yaitu 33,56% dan 12,17%, dan Debt Service Coverage Ratio yang baik yaitu
57,51% dan 49,99%. Berdasarkan analisis uji beda t-test, terbukti terdapat
perbedaan antara kinerja keuangan Pemerintah Kota Binjai dan Pemerintah Kota
Pematangsiantar, karena rata-rata kinerja keuangan Pemerintah Kota Binjai tahun
2010-2014 adalah 47,1731 dan Pemerintah Kota Pematangsiantar 2010-2014
adalah 43,0791.Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan Pemerintah Kota
Binjai lebih baik dibandingkan dengan kinerja keuangan Pemerintah Kota
Pematangsiantar.
Kata Kunci : Otonomi daerah, rasio kemandirian keuangan daerah, rasio
ketergantungan keuangan daerah, rasio efektivitas PAD,
rasio belanja operasi terhadap total belanja, rasio belanja
modal terhadap total belanja, rasio pertumbuhan, Debt
Service Coverage Ratio

i
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

COMPARATIVE STUDY OF FINANCIAL PERFORMANCE
MEASUREMENT AREA AFTER TERRITORY AUTONOMY
BETWEEN BINJAI’S GOVERNMENT AND
PEMATANGSIANTAR’S GOVERNMENT

The objective of this research is to get empirical evidence whether or not
have differences in financial performance of Binjai government or
Pematangsiantar government by using ratio of local financial independence, local
of financial dependency ratio, effectiveness ratio of local own revenue, ratio of
operational expense for total expense, ratio of capital expense for total expense,
growth ratio, and Debt Service Coverage Ratio. The data which is use to measure
the territory financial performance is the report of realization revenue and
expenditure territory budget 2010-2014. The analysis of the data used statistic
analysis that is financial ratio analysis and Independent Samples t Test.
Based on the analysis of financial ratio, it can be concluded that territory
autonomy didn’t improve the financial performance Binjais government and
Pematangsiantar’s government. It can be seen from the result of ratio of local
financial independence of both regions is very low, 7,41% and 9,14%, local of
financial dependency ratio of both regions is high, 85,51% and 87,54%, local own
revenue growth ratio of both regions is low, 46,36% and 47,46%, operational

expense growth ratio of both regions is very low, 12,45% and 9,05%, capital
expense growth ratio of both regions is low, 33,56% and 12,17%, and Debt
Service Coverage Ratio of both regions is good, 57,51% and 49,99%. Based on
the analysis of Independent Samples t, it can be concluded that there is a
difference between the Binjai’s financial performance and Pematangsiantar’s
financial performance, because the average of Binjai’s government financial
performance in 2010-2014 was 47,1371 and Binjai’s government in 2010-2014
was 43,0791. And this shows that Binjai’s financial performance better than
Pematangsiantar’s financial performance.
Keywords : Territory autonomy, ratio of local financial independence, local
of financial dependency ratio, effectiveness ratio of local own
revenue, ratio of operational expense for total expense, ratio of
capital expense for total expense, growth ratio, and Debt Service
Coverage Ratio

ii
Universitas Sumatera Utara