Formulasi Beads Alginat Gastroretentif yang Mengandung Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica Val.) dan Uji Efek Penyembuhan Terhadap Lesi Lambung pada Tikus

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Kunyit (Curcuma longa L.) berasal dari keluarga rimpang-rimpangan dan
dipanen secara luas di Asia Selatan dan Tenggara. Kunyit memiliki komponen
paling aktif yakni kurkumin sebanyak 2-5%. Kurkumin adalah serbuk kristal
orens kekuningan yang praktis tidak larut dalam air tetapi larut dalam etanol,
dimetilsulfoksida, dan aseton. Kurkumin memiliki titik leleh 1830C, rumus
molekul C21H20O6, dan berat molekul 368,37 g/mol (Ravindran, et al., 2007).
Penelitian menunjukkan kurkumin memiliki khasiat sebagai antiinflamasi
(Ghatak dan Basu, 1972), antibakteri (Negi, et al., 1999), antijamur (Apisariyakul,
et al., 1995), antikanker (Bansar dan Basant, 1982), antioksidan (Ruby, et al.,
1995), antiHIV (Mazumdar, et al., 1995), dan antidiabetes (Halim dan Ali,
2002).Pada penelitian lain, kurkumin menghambat angiogenesis, memaksa sel-sel
kanker untuk mati (melalui proses apoptosis) dan menghambat pertumbuhan
sejumlah kanker, yaitu kanker kolon,

prostat, paru-paru, hati, lambung,

payudara,ovarium, otak, dan leukemia(Schreiber, 2010). Studi menunjukkan efek

kurkumin oral pada peradangan manusia. Kurkumin dosis 400 mg tiga kali sehari
selama 5 hari menyebabkan efek anti peradangan yang signifikan diukur secara
objektif dan subjektif pada pasien pasca-operasi (Satoskar, et al., 1986). Sepuluh
pasien dengan penyakit peradangan usus menerima kurkumin murni pada dosis
antara 0,55 dan 1,65 g per hari hingga 2 bulan; semua pasien menunjukkan
peningkatan kondisi klinik (Holt, et al., 2005). Uji klinis menunjukkan kurkumin

1

Universitas Sumatera Utara

memiliki potensi sebagai agen terapeutik dalam penyakit seperti penyakit radang
usus, pankreatitis, radang sendi, dan juga kanker tipe tertentu (Jurenka, 2009).
Diketahui bahwa kondisi proinflamasi dihubungkan dengan perkembangan tumor.
Maka dari itu, senyawa fitokimia seperti kurkumin dengan efek anti radang yang
kuat diharapkan memiliki aktivitas kemopreventif (Aggarwal, et al., 2003).
Pengobatan H. pylori dengan kurkumin meredakan gejala pada pasien
tukak (Koosirirat, et al., 2010). Efek anti tukak dari kurkumin dikarenakan
sifatnya yang menurunkan sekresi asam lambung dan meningkatkan mekanisme
pertahanan mukosa melalui penekanan peradangan yang diperantarai enzim NO

sintase (Mahattanadul, et al., 2009). Dispersi padat kurkumin (kurkumin dan PVP
K 30 dengan rasio 1:8) menghasilkan efek anti tukak lambung dengan
menghambat sekresi asam lambung, menurunkan keasaman cairan lambung,
menghambat aktivitas pepsin dan meningkatkan penyembuhan tukak (Mei, et al.,
2009). Sifat lain dari kurkumin adalah aktivitas antibakteri, terutama pada bakteri
enterik (Farnsworth dan Bunyapraphatsara, 1992). Antioksidan kurkumin
menunjukkan efek penghambatan pada aktivasi NF-kappa B dan juga IL oleh H.
pylori (Munzeinmaier, et al., 1997).
Kurkumintidak larut dalam air, sedikit diserap dari saluran pencernaan,
dan ketikamelalui saluran pencernaan tidak banyak masuk ke aliran darah, jadi
sedikit menghasilkan efek ke tubuh. Dosis besar harus diberikan secara oral untuk
memasukkan jumlah kecil ke darah (Jefferson, 2015).Absorpsi, distribusi,
metabolisme dan ekskresi kurkumin dalam hewan pengerat telah dijelaskan dalam
sedikitnya 10 studi. Tidak ada data farmakokinetik komprehensif manusia sebagai
perbandingan studi preklinik dikarenakan bioavailabilitas sistemik yang

2

Universitas Sumatera Utara


rendahdari kurkumin. Efek first-pass dan beberapa metabolisme intestinal
kurkumin, secara khusus glukuronidasi dan sulfasi, bisa menjelaskan kerendahan
bioavailabilitas ketika diberikan via rute oral (Sharma, et al., 2007). Kurkumin
dipilih dalam studi ini dikarenakan kurkumin sangat sedikit diabsorpsi di saluran
pencernaan bagian bawah dan memiliki waktu paruh eliminasi 0,39 jam.
Bioavailabilitas yang rendah (