TUGAS MATA KULIAH EKOSISTEM DAN SUMBERDA

TUGAS MATA KULIAH EKOSISTEM DAN SUMBERDAYA ALAM
PESISIR

POLA/BENTUK PEMAMFAATAN PENGELOLAAN PESISIR
DI EKOSISTEM ESTUARIA
Dosen :

Dr. Ir. Hj. HASNIDAR YASIN, MP

Oleh
SITTI SYAHTIRAH SYAM
NIK. 0007.06.16.2015

PROGRAM PASCASARJANA
MANAJEMEN PESISIR DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2016

POLA/BENTUK PEMAMFAATAN PENGELOLAAN PESISIR
Tugas ekosistem estuaria oleh Sitti Syahtirah Syam


Page 1

DI EKOSISTEM ESTUARIA
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Wilayah pesisir yang merupakan surber daya potensial di Indonesia adalah
suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Sumber daya ini sangat besar
yang didukung oleh adanya garis pantai Indonesia sepajang sekitar 81.000 km
(Dahuri et al. 2001). Garis pantai yang panjang ini menyimpan potensi kekayaan
sumberdaya alam yang besar. Potensi itu diantaranya potensi hayati dan non
hayati. Potensi hayati misalnya: perikanan, hutan mangrove, dan terumbu karang,
padang lamun sedangkan potensi non hayati misalnya: mineral dan bahan
tambang serta pariwisata. Di daerah wilayah pesisir memberikan andil yang cukup
besar bagi kehidupan manusia karena secara turun temurun telah menjadi sumber
protein yang subur dan diwilayah pesisir ini juga berdiam para nelayan yang
sebagian besar masih prasejahtera.
Ekosistem estuaria adalah wilayah sungai yang ada dibagian hilir dan
bermuara ke laut, sehingga memungkinkan terjadinya percampuran antara air
tawar dan air laut. Parameter lingkungan utama ekosistem estuaria ini sangat

sensitif terhadap perubahan sirkulasi air, polutan dan tersuspensinya partikel.
Diwilayah pesisir secara garis besar terdiri dua kelompok ekosistem yaitu
ekosistem yang tidak tergenang air yang mencakup (formasi pescaprae dan
barringtonia)

meliputi daerah yang didominasi oleh tumbuhan pionir yang

biasanya jenis merambat dan kelompok ekosistem yang tergenang air seperti
ekosistem Terumbu karang, Mangrove, padang lamun dan ekosistem estuaria.
Pemamfaatan pengelolan wilayah pesisir di ekosistem estuaria diharapkan
mendukung pembangunan ekonomi masyarakat secara maksimal sehingga dapat
meningkatkan pendapat dan kesejahteraan masyarakat secara bijaksana dan
berkelanjutan.

Tugas ekosistem estuaria oleh Sitti Syahtirah Syam

Page 2

b.Tujuan


Bagaimana pola/bentuk pengelolaan wilayah pesisir (ekosistem estuaria)
sehingga memberi mamfaatan yang maximal.

Tugas ekosistem estuaria oleh Sitti Syahtirah Syam

Page 3

BAB II
PEMBAHASAN

a. Bentuk/pola Pengelolaan wilayah Pesisir di Ekosistem Estuaria

Ekosistem estuaria merupakan ekosistem semi tertutup yang mempunyai
hubungan bebas dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar dari
daratan dan memiliki karakteristik fisik terdiri dari salinitas, substrat, sirkulasi air,
pasang surut dan penyimpan zat hara. Selain itu dieustuaria dipengaruhi oleh
pasokan air tawar dan mengalami beban sedimen dari daratan serta vegetasi
pesisir

didaerah seperti mangrove dan terjadinya proses dipesisir termasuk


pasang surut, gelombang, pola arus sehingga terjadi perubahan di daratan dan
muka air laut.
Tipe estuaria berdasarkan pola sirkulasi air terdiri dari tiga tipe yaitu Estuaria
berstratifikasi sempurna, estuaria berstratifikasi parsial dan estuaria campuran
sempurna (estuaria homogen vertikal) .
Adapun fungsi ekologis Ekosistem estuaria adalah sebagai

sumber zat

hara, penyedia habitat, tempat mencari makan dan sekaligus tempat berlindung
untuk berperoduksi serta tumbuh besar.

Tugas ekosistem estuaria oleh Sitti Syahtirah Syam

Page 4

Dengan diketahuinya ciri atau karakteristik ekosistem estuaria serta tipenya
serta hal yang mempengaruhinya dan fungsi ekologisnya maka dapat diterapkan
bentuk pengelolaan pemamfaatan yang tepat.

Kelangsungan suatu fungsi wilayah pesisir di ekosistem estuaria
dapat melestarikan sumberdaya alam dengan mempertimbangkan fungsi ekologis
dalam pemamfaatan pengelolaannya untuk kemaslahatan manusia ( masyarakat)
dan diperlukan menjadi perhatian antara lain :
1. Ruang/habitat ekosistem estuaria
2. Potensi yang terdapat dalam ruang atau habitat ekosistem estuaria
3. Masyarakat dan adat istiadatnya dan lainnya
4. Kebijakan aturan perundang-undangan yang berlaku
5. Pemerintah dan kelembagaannya
6. Teknologi yang tersedia (moderent atau tradisional)
Untuk memenuhi pemamfaatan pengelolaan di ekosistem estuaria perlu
dilakukan suatu bentuk/ pola yang banyak diadopsi berupa :
1. Bentuk/Pola Pengelolaan berbasis zonasi/ruang

Untuk kegiatan bentuk pengelolaan pemamfaatan berbasis zonasi/ruang ini
sangat

strategis

dilakukan


di

daerah

ekosistem

estuari

karena

dapat

mengatur/manata ruang fungsi ekologis dan mempertahankan karekteristik dari
ekosistem estuaria seperti dalam hal penataan pemukiman masyarakat yang hidup
didaerah ekosistem estuaria serta sebagai jalur transfortasi air atau kawasan
pelabuhan industri sehingga akan terbentuk harmonisasi antara alam/lingkungan
dengan aktifitas yang dilakukan oleh manusia., jika hal ini tidak ditata akan dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran dan pengendapan sedimen yang akhirnya
terhenti atau terendapkannya dimuara sungai dan dapat mengubah luas wilayah

pesisir secara keseluruhan seperti terjadinya perubahan garis pantai, berubahnya
Tugas ekosistem estuaria oleh Sitti Syahtirah Syam

Page 5

mulut muara sungai akan terbentuknya delta baru atau tanah timbul dan
menurunkannya kualitas perairan dan biota-biota yang ada didaerah ekosistem
estuaria tersebut.

2. Bentuk/Pola Pengelolaan sumberdaya secara terpadu dan berkelanjutan

Menurut Sain dan Krecth Pengelolaan Pesisir Terpadu (P2T) adalah proses
yang dinamis yang berjalan secara terus menerus, dalam membuat keputusankeputusan tentang pemanfaatan, pembangunan dan perlindungan wilayah dan
sumberdaya pesisir dan lautan. Bagian penting dalam pengelolaan terpadu adalah
perancangan proses kelembagaan untuk mencapai harmonisasi dalam cara yang
dapat diterima secara politis. Suatu kegiatan dikatakan keberlanjutan, apabila
kegiatan pembangunan secara ekonomis, ekologis dan sosial politik bersifat
berkelanjutan. Berkelanjutan secara ekonomi berarti bahwa suatu kegiatan
pembangunan harus dapat membuahkan pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan
capital (capital maintenance), dan penggunaan sumberdaya serta investasi secara

efisien. Berkelanjutan secara ekologis mengandung arti, bahwa kegiatan dimaksud
harus dapat mempertahankan integritas ekosistem yang ada di estuaria ,
memelihara daya dukung lingkungan, dan konservasi sumber daya alam termasuk
keanekaragaman

hayati

(biodiversity),

sehingga

diharapkan

pemanfaatan

sumberdaya dapat berkelanjutan dan kontinyuitas dan dinamis. Sementara itu,
berkelanjutan

secara


sosial

politik

mensyaratkan

bahwa

suatu

kegiatan

pembangunan hendaknya dapat menciptakan pemerataan hasil pembangunan,
mobilitas sosial, kohesi sosial, partisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat
(dekratisasi),

identitas

sosial,


dan

pengembangan

kelembagaan

(Wiyana,

2004).Dalam konteks perikanan global pengelolaan dan pemamfaatan sumberdaya
perikanan seyogyanya mengacu pada code of conduct for resfonsible fisheries
(FAO,1995) yaitu pemamfaatan sumberdaya perikanan yang ramah terhadap
lingkungan serta memperhatikan aspek kelestarian sumberdaya.

Tugas ekosistem estuaria oleh Sitti Syahtirah Syam

Page 6

3. Bentuk/Pola Pengelolaan secara sektoral

Bentuk/pola pengelolaan


pemamfaatan secara sektoral yang dapat

dilakukan didaerah ekosistem estuaria berkaitan hanya dengan fokus satu jenis
sumberdaya alam atau sektor untuk memenuhi tujuan tertentu seperti pengelolaan
perikanan tangkap misalnya dalam hal penempatan alat tangkap bagang atau
budidaya (tambak,sawah), pariwisata atau pelabuhan .

4. Bentuk/Pola Pengelolaan top down (Dasar Kebijakan)

Bentuk/pola pengelolaan top down artinya pengelolaan yang berdasarkan
atas kebijakan dari pemerintah pusat dalam bentuk perundang-undangan atau
peraturan-peraturan dalam hal pengelolaan suatu kawasan/zonasi

5. Bentuk/Pola Pengelolaan bottom up (Basis Masyarakat)
Bentuk/pola Pengelolaan bottom Up atau bentuk/pola

berbasis masyarakat

dapat diartikan sebagai suatu system pengelolaan sumber daya alam disuatu tempat
dimana masyarakat lokal ditempat tersebut terlibat secara aktif dalam proses
pengelolaan sumber daya alam yang terkandung didalamnya (Nurmalasari, 2001). Di
Indonesia

pengelolaan

sumberdaya

berbasis

masyarakat

sebenarnya

telah

ditetapkan dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan bahwa
bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara
dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Ketentuan tersebut
secara tegas menginginkan agar pelaksanaan penguasaan Negara atas sumber
daya alam khususnya sumber daya pesisir dan lautan diarahkan kepada tercapainya
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat banyak, dan juga harus
mampu mewujudkan keadilan dan pemerataan sekaligus memperbaiki kehidupan
masyarakat pesisir serta memajukan desa-desa pantai (ekosistem estuaria)
Tugas ekosistem estuaria oleh Sitti Syahtirah Syam

Page 7

b. Pemamfaatan Pengelolaan Wilayah Pesisir di Ekosistem Estuaria

Upaya pengelolaan wilayah pesisir diekosistem estuaria dilakukan dengan
beberapa pemamfaatan pengelolaan antara lain :

1. Menata Daerah Lahan Atas (Up-Land)
Upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi dampak kerusakan pada
ekosistem estuaria yaitu dengan menata kembali sistem pengelolaan daerah
atas. Khususnya penggunaan lahan pada wilayah daratan yang memiliki
sungai. Jeleknya pengelolaan lahan atas sudah dapat dipastikan akan
merusak

ekosistem

yang

ada

di

perairan

pantai.

Oleh

karenanya

pembangunan lahan atas harus memperhitungkan dan mempertimbangkan
penggunaan lahan yang ada diwilayah pesisir. Jika penggunaan lahan
diwilayah pesisir sebagai lahan perikanan tangkap, budidaya (tambak, sawah)
atau konservasi maka penggunaan lahan atas harus bersifat konservatif.
Seperti kegiatan budidaya tambak, sawah yang memerlukan kualitas perairan
yang baik untuk persyaratan budidaya maka penggunaan lahan atas tidak
diperkenankan adanya industri yang memproduksi bahan yang dapat
menimbulkan pencemaran atau limbah. Limbah yang sebelum dibuang
kealiran sungai sepanjang bantaran sungai harus melalui pengolahan limbah
terlebih dahulu sesuai dengan standar baku mutu yang taleh ditetapkan. Selain
itu perlu juga diadakan penghijauan atau reboisasi didaerah lahan atas agar
tidak terjadi pengikisan tanah (erosi) atau menumpukan sedimen-sedimen,
yang dapat menimbulkan tanah tumbuh atau pendangkalan sehingga dapat
menghambat seperti Jalur transfortasi air.

2. Pemamfaatan Sumberdaya Perairan Secara Optimal

Tugas ekosistem estuaria oleh Sitti Syahtirah Syam

Page 8

Wilayah ekosistem estuaria berfungsi sebagai penyedia habitat sejumlah
spesies untuk berlindung dan mencari makan serta tempat reproduksi dan
tumbuh olehnya didalam pemamfaatan sumberdaya perikanan baik tangkap
maupun budidaya diperlukan tindakan yang bijaksana yang beriorentasi
pemamfaatan secara optimal dan lestari. Pola dan bentuk pemamfaatan yang
sebelumnya sudah dijelaskan sebaikanya diterapkan dan dilaksanakan dengan
baik dan serius serta tetap memperhatikan daya dukung lingkungan (Carrying
capacity) sehingga bermamfaat bagi masyarakat disekitar wilayah pesisir dan
dapat meningkatkan kesejahteraannya dan meningkatkan pembangunan
ekonomi dan terjaganya ekosistem pesisir (estuaria).

3. Konservasi hutan Mangrove
Perlingdungan hutan mangrove pada ekosistem estuaria sangat penting
karena selain mempunyai fungsi ekologis juga ekonomis, Secara ekologis
hutan mangrove adalah sebagai penghasil sejumlah besar detritus dari
serasah, daerah asuhan (nursery ground), mencari makan (feeding ground)
dan sebagai tempat memijahan (Spawning ground).

Secara fisik hutan

mangrove dapat berferan sebagai filter sedimen yang berasal dari daratan
melalui sistem perakarannya dan mampu menahan dan meredam terpaan
angin badai. Secara ekonomis sangat tinggi. Nilai ekonomis total rata-rata
sekitar Rp. 37,4 juta/ha/tahun yang meliputi mamfaat langsung (kayu
mangrove), mamfaat tidak langsung (Serasah daun, kepiting bakau, nener
bandeng ikan tangkap dan ikan umpan), option value dan existence value.
Upaya konservasi tersebut juga mempunyai nilai dampak positif terhadap
sosial-ekenomi bagi masyarakat yang tinggal disekitar wilayah ekosistem
estuaria, yakni mampu memberikan beberapa alternatif jenis mata pencaharian
dan pendapatan.

Tugas ekosistem estuaria oleh Sitti Syahtirah Syam

Page 9

BAB III
KESIMPULAN
1. Wilayah Pesisir ekosistem estuaria memiliki nilai strategis bagi pengembangan
ekonomi nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus
merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap kerusakan dan perusakan.
Oleh sebab itu diperlukan pengelolaan yang bijaksana dengan menempatkan
kepentingan ekonomi secara proporsional dengan kepentingan lingkungan,
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Fungsi ekosistem estuaria sangat strategis untuk dimamfaatkan sebagai
tempat pemukiman, penangkapan ikan dan budidaya, jalur transportasi,
pelabuhan dan kawasan industri, selain itu ekosistem estuaria merupakan
ekosistem produktif karena dapat berperan sebagai sumber zat hara dengan
memperhatikan fungsi ekologis dan mamfaatnya, maka potensi ekosistem
estuaria

menjadi

sangat

tinggi

sehingga

diperlukan

suatu

tindakan

pengelolaan yang arif dan berkelanjutan.
3. Pengelolaan berbasis masyarakat dapat diartikan sebagai suatu sistem
pengelolaan sumber daya alam disuatu tempat dimana masyarakat lokal
ditempat tersebut terlibat secara aktif dalam proses pengelolaan sumber daya
alam yang terkandung di dalamnya. Strategi pengembangan masyarakat
dapat dilakukan berdasarkan UUD 1945 pasal 33 .
4. Konsep pengelolaan wilayah pesisir ekosistem estuaria secara berkelanjutan
berfokus pada karakteristik ekositem estuaria yang bersangkutan, yang
dikelolah dengan memperhatikan aspek parameter lingkungan, konservasi,
dan kualitas hidup masyarakat, yang selanjutnya diidentifikasi secara
komprehensif dan terpadu melalui kerjasama masyarakat, ilmuan dan
pemerintah, untuk menemukan kondisi ideal maka diperlukan strategi-strategi
pengelolaan pesisir yang tepat dan mencerminkan perpaduan antara
ekspektasi masyarakat dan kepentingan otoritas pengambil kebijakan.

Tugas ekosistem estuaria oleh Sitti Syahtirah Syam

Page 10

DAFTAR PUSTAKA

1. Akil, Sjarifuddin. 2002. Kebijakan Kimpraswil Dalam Rangka Percepatan
Pembangunan Kelautan dan Perikanan. Makalah Rapat Koordinasi Nasional
Departemen Kelautan dan perikanan Tahun 2002. Jakarta.Nurmalasari, Y.
Analisis Pengelolaan Wilayah Pesisr Berbasis Masyarakat. www. Stmikim.ac.id/userfiles/jurnal%20yessi.pdf.

2. Asosiasi Pemeritah Kabupaten Seluruh Indonesia (APAKASI). 2001.
Permasalahan dan Isu Pengelolaan dan Pemanfaatan Pesisir Di Daerah.
http://aplikasi.or.id/modules.php?name=news&files=article&sid=106.

3. Depatemen Kelautan dan Perikanan. Pokok-Pokok Pikiran Rancangan
Undang-Undang (RUU) Pengelolaan Wilayah Pesisir (PWP).

4. DKP. 2008. Urgensi RUU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Atrikel on-line Dinas Kelautan dan Perikanan.

5. La, An. 2008. Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir Dengan
Memenfaatkan Sistem Informasi Geografi dan Data Penginderaan Jarak Jauh.
http://mbojo.wordpress.com.
6. Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah. 2003. Tinjauan Aspek Penataan
Ruang Dalam Pengelolaan Wilayah Laut dan Pesisir. Seminar Umum Dies
Natalis ITS ke-34. Surabaya.
http://www.penataanruang.net/taru/makalah/men_prlautpesisir-TTS43.pdf..
7. Muttaqiena, dkk. 2009. Makalah Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara
Berkelanjutan Pasca Tsunami Desember 2004.
http://slideshare.net/abida/pengelolaan-pesisir.
Tugas ekosistem estuaria oleh Sitti Syahtirah Syam

Page 11

8. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.

9. Wiyana, Adi. 2004. Faktor Berpengaruh Terhadap Keberlanjutan Pengelolaan
Pesisir Terpadu (P2T). http://rudyct.com/PPS702-ipb/07134/afi_wiyana.htm.

Tugas ekosistem estuaria oleh Sitti Syahtirah Syam

Page 12