MINI RISET BIMBINGAN DAN KONSELING KEDUA
MINI RISET
PERANAN GURU MATEMATIKA DALAM PELAKSANAAN
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
OLEH:
NITA ELVIRA
(1502030010)
SURABINA BR. TARIGAN
(1502030031)
RETNO AYUNI
(1502030037)
NOVA ANGGRILLA YOSA
(1502030039)
ADE YUSRA KURNIATI POHAN
(1502030041)
IVANA MAYFARADILA BR.K
(1502030046)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2017
Abs
1
Abstrak
Pengamatan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang peranan guru mata
pelajaran terhadap pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP
Muhammadiyah 49 Tegal Rejo. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang
memfokuskan pada observasi. Tujuan penulisan ini ialah untuk mempelajari,
menganalisis, dan mengetahui pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP
Muhammadiyah 49 Tegal Rejo. Penulisan Mini Riset ini dihasilkan dengan cara
mengumpulkan data-data yang diperoleh dengan pendekatan secara observasi.
Hasil yang diperoleh adalah gambaran umum mengenai guru mata pelajaran
dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah ini. Yaitu
memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara belajar yang baik,
menginformasikan kepada guru Bimbingan dan Konseling tentang permasalahan
yang sedang dihadapi siswa, dan membantu guru Bimbingan dan Konseling
dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan individual, bimbingan kelompok dan
konseling kelompok.
Kata kunci: Observasi, Bimbingan dan Konseling
2
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala karunia dan rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan Mini Riset
ini. Mini Riset ini berisi tentang kegiatan penelitian mengenai Peran Guru Mata
Pelajaran Terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semoga
dengan membaca Mini Riset ini, pembaca mendapatkan pengetahuan mengenai
Bimbingan dan Konseling.
Semoga Mini Riset ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Kami
menyadari bahwa Mini Riset yang ditulis belum sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sehat dan bersifat membangun diri bagi
Penyusun, agar dapat memperbaiki kekurangan penyusun. Kami ucapkan terima
kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Medan,
Mei 2017
PENYUSUN
i
DAFTAR ISI
Abstrak .....................................................................................................
Kata Pengantar ........................................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan.................................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling ................................................... 4
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling ........................................................ 6
C. Fungsi Bimbingan dan Konseling ......................................................... 6
D. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling ............................................ 7
E. Peranan Guru dalam Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling . 9
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian ................................................................................. 14
B. Deksripsi Penelitian ............................................................................. 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .................................................................................................... 15
B. Pembahasan ......................................................................................... 19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 22
B. Saran .................................................................................................... 22
Daftar Pustaka ......................................................................................... 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah diorientasikan
kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi Konseling, yang meliputi
aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir atau terkait dengan pengembangan
pribadi Konseli sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual
(biologis, psikis, sosial, dan spiritual).Bimbingan dan Konseling adalah upaya
pemberian bantuan yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan,
kekuatan minat dan isu-isu yang berkaitan dengan tahap perkembangan anak
merupakan bagian penting dari keseluruhan program pendidikan.
Dasar pemikiran penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan
hukum perundang-undangan atau ketentuan dari atas, namun yang lebih
penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang
selanjutnya disebut Konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya
atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi,
intelektual, sosial, dan moral spiritual).
Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses
berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang kearah
kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, Konseli
memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman
atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam
menentukan arah kehidupannya.
Dalam
pelaksanaanya
keberhasilan pelayanan Bimbingan dan
Konseling sangat ditentukan oleh kerjasama yang harmonis dengan seluruh
personil sekolah. Salah satunya peranan guru Matematika dalam kegiatan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Guru Matematika tersebut harus
memiliki pemahaman yang luas mengenai Bimbingan dan Konseling antara
lain seperti pemahaman guru mengenai konsep dasar dan implementasi
1
pelayanan Bimbingan dan Konseling, sehingga dalam pelaksanaannya
program Bimbingan dan Konseling tersebut dapat berjalan sesuai dengan
pedomannya atau bahkan dapat mengembangkan program Bimbingan dan
Konseling tersebut. Melalui program Bimbingan dan Konseling siswa-siswa
mendapatkan bimbingan baik dalam kegiatan pembelajaran dan kehidupannya
dilingkungan tempat mereka tinggal, Bimbingan dan Konseling tidak hanya
diberikan kepada siswa-siswa yang memiliki masalah saja tetapi Bimbingan
dan Konseling juga berperan penting dalam perencanaan masa depan semua
siswa.
Dalam hal ini, peranan guru Matematika dalam pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar,
dimana apabila guru Matematika menguasi pemahaman konsep Bimbingan
dan Konseling secara langsung guru tersebut dapat memahami karakter serta
dapat memahami permasalahan yang dihadapi siswa saat mengalami masalah
dalam belajar. Selain itu, guru Matematika juga harus menjalin koordinasi
dengan guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah agar pelaksanaan
pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat berjalan dengan lancar baik secara
umum maupun secara khusus seperti saat proses pembelajaran Matematika.
Oleh Karena itu, melalui Observasi ini diharapkan kita sebagai calon
guru dapat memperbaiki penyelenggaraan program Bimbingan dan Konseling
dan dapat menambah wawasan mengenai peran guru Matematika dalam
kegiatan Bimbingan dan Konseling sehingga dapat mengaplikasikan peranan
guru Matematika dalamkegiatan Bimbingan dan Konseling tersebut dengan
baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan didapati rumusan
masalah, yaitu: “Bagaimana peran guru Matematika dalam kegiatan
Bimbingan dan Konselingdi Sekolah SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo?”
2
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana peran guru Matematika dalam kegiatan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Guru Matematika
a. Guru Matematika di sekolah dapat mengetahui melaksanakan peranan
guru Matematika dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling dengan
baik.
b. Dapat
meningkatkan
pemahaman
guru
Matematika
mengenai
Bimbingan dan Konseling.
2. Bagi Mahasiswa
a. Memenuhi tugas (tanggung jawab) dan mendapatkan nilai dari tugas
yang telah dibuat ini.
b. Menambah wawasan dalam melaksanakan penelitian dan dalam
mengerjakan Observasi ini.
c. Menjadi pengalaman untuk melakukan penelitian selanjutnya.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan merupakan sebuah istilah yang sudah umum digunakan
dalam dunia pendidikan. Bimbingan pada dasarnya merupakan upaya bantuan
untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal. Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli,
namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan.
Tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal. Perkembangan optimal ini
adanya kesesuaian antara potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik
dan benar. Yang mana peserta didik tidak hanya berkembang dalam
kemampuan intelektualnya saja tetapi pada perkembangan optimal ini individu
akan belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan yang terus-menerus
berubah.
Ada banyak definisi tentang Bimbingan dan Konseling. Frank Parson
(Prayitno,1999:93) mendefinisikan bimbingan sebagai bantuan yang diberikan
kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku
suatu jabatan serta mendapat kemajuan jabatan yang dipilihnya itu. Dan
konseling diartikan sebagai kegiatan pengungkapan fakta atau data tentang
siswa, serta pengarahan kepada siswa untuk dapat mengatasi sendiri masalahmasalah yang dihadapinya.
Dari beberapa pengertian bimbingan dapat diambil kesimpulan bahwa
bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara
berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah
mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat
memahami dirinya, lingkungannya serta dapat mengarahkan diri dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi
dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan
masyarakat.
Sedangkan pengertian konseling secara Etimologi berasal dari bahasa
Latin “consilium” artinya “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan
4
“menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam Bahasa Anglo Saxon istilah
konseling
berasal
dari
“sellan”
yang
berarti
“menyerahkan”
atau
“menyampaikan” Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu
untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi
yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk
mengapresiasikan ketiga hal tersebut.
Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan
semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi
sendiri oleh yang bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung
dalam pemecahan itu. Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien.
Konseling harus ditujukan pada perkembangan yang progresif dari individu
untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan (Jones,
1951).Dengan demikian Bimbingan dan Konseling adalah suatu bantuan yang
diberikan kepada semua siswauntuk mengenal pribadinya, mengenal
lingkunganya, merencanakan masa depannya dan usaha Konselor untuk
membantu Klien dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
Dalam pengertian tersebut, maka disimpulkan beberapa pokok bahwa:
1. Bimbingan dan Konseling merupakan pelayanan bantuan bukan layanan
pengajaran.
2. Pelayanan Bimbingan dan Konseling dilakukan melalui kegiatan
perorangan dan kelompok.
3. Arah Bimbingan dan Konseling adalah membantu peserta didik untuk
dapat melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang
secara optimal.
4. Ada empat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, social, belajar dan
karir.
5. Pelayanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan melalui jenis-jenis
layanan tertentu, ditunjang sejumlah kegiatan pendukung.
6. Pelayanan Bimbingan dan Konseling harus didasarkan pada norma-norma
yang berlaku.
5
B. Tujuan Bimbingan Dan Konseling
Tujuan dari pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah:
1. Memandirikan siswa dan mengembangkan potensi siswa secara optimal
artinya bimbingan bertujuan menjadikan siswanya menjadi pribadi yang
tidak tergantung pada orang lain dan bertanggung jawab pada diri sendiri.
2. Keefektifan sehari-hari dengan memperhatikan potensi siswa artinya
bimbingan yang diberikan harus bermakna dengan tidak menyampingkan
potensi yang dimiliki oleh setiap siswa.
3. Memiliki kesadaran akan potensi diri dalam belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang muncul dalam proses belajar.
4. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial yang diwujudkan dengan
persahabatan, persaudaraan dengan sesama manusia.
C. Fungsi Bimbingan dan Konseling
1. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman adalah fungsi Bimbingan dan Konseling yang
akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu
sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik. Pemahaman
meliputi:
a. Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik
sendiri, orang tua, guru dan Konselor.
b. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik termasuk didalamnya
lingkungan keluarga dan sekolah.
c. Pemahaman tentang lingkungan, termasuk informasi pendidikan,
informasi jabatan/pekerjaan, informasi social dan budaya.
2. Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang
akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari
permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu,
menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian
tertentu dalam proses perkembangannya.
6
3. Fungsi Pengentasan
Fungsi pengentasan yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang
akan menghasilkan terentasnya atau teratasinya berbagai permasalahan
yang dialami oleh peserta didik.
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan
terpelihara dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta
didik
dalam
rangka
perkembangan
dirinya
secara
mantap
dan
berkelanjutan.
5. Fungsi Advokasi
Yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling untuk membantu peserta
didik memperoleh pembelaan atas hak atau kepentingan yang kurang
mendapat perhatian.
D. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Berkenaan dengan prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling, Arifin
dan Eti Kartikawati (1994) menjabarkan prinsip-prisip Bimbingan dan
Konseling kedalam empat bagian, yaitu:
1. Prinsip-prinsip Umum
a. Bimbingan harus berpusat pada individu yang di bimbingnya.
b. Bimbingan diberikan untuk memberikan bantuan agar individu yang
dibimbing mampu mengarahkan dirinya dan menghadapi kesulitankesulitan dalam hidupnya.
c. Pemberian bantuan disesuaikan dengan kebutuhan individu yang
dibimbing.
d. Pelaksanaan
bimbingan
dan
konseling
dimulai
dengan
mengidentifikasi kebutuhan yang dirasakan individu yang dibimbing.
e. Upaya pemberian bantuan harus dilakukan secara fleksibel.
f. Program Bimbingan dan Konseling harus dirumuskan sesuai dengan
program pendidikan dan pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.
7
g. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari upaya pelayanan
Bimbingan dan Konseling, harus diadakan penilaian secara teratur dan
berkesinambungan.
2. Prinsip-prinsip yang Berhubungan dengan Sasaran Layanan
a. Bimbingan dan Konseling melayani semua individu tanpa memandang
umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status social ekonomi.
b. Bimbingan dan Konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku
individu yang unik dan dinamis.
c. Bimbingan dan Konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan
berbagai aspek perkembangan individu.
d. Bimbingan dan Konseling memberikan perhatian utama kepada
perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanan.
3. Prinsip-prinsip yang Berhubungan dengan Pemasalahan Individu
a. Bimbingan dan Konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut
pengaruh kondisi mental dan fisik individu terhadap penyesuaian
dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak
social dan pekerjaan, dan sebaliknya dengan pengaruh lingkungan
terhadap kondisi mental dan fisik individu.
b. Kesenjangan social, ekonomi, dan kebudayaan merupakan factor
timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian
utama pelayanan Bimbingan dan Konseling.
4. Prinsip-prinsip yang Berhubungan dengan Program Pelayanan
a. Bimbingan dan Konseling merupakan bagian yang integral dari upaya
pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program
Bimbingan dan Konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan
program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
b. Program Bimbingan dan Konseling harus fleksibel, disesuaikan
dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
8
c. Program Bimbingan dan Konseling disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidikan yang terendah sampai tertinggi.
d. Terhadap isi dan pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling perlu
diadakan penilaian yang teratur dan terarah.
5. Prinsip-prinsip yang Berhubungan dengan Tujuan Pelaksanaan
Pelayanan
a. Bimbingan dan Konseling harus diarahkan untuk pengembangan
individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam
menghadapi permasalahan.
b. Dalam proses Bimbingan dan Konseling keputusan yang diambil dan
yang akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu
itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau
pihak lain.
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d. Kerjasama antara Guru Bimbingan dan Konseling, Guru lain, dan
orang tua amat menentukan hasil pelayanan Bimbingan dan Konseling.
e. Pengembangan program pelayanan Bimbingan dan Konseling
ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran
dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan
Bimbingan dan Konseling itu sendiri.
E. Pengertian Peranan Guru dalam Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan
Konseling
1. Guru sebagai Pendidik dan Pembimbing
a. Guru sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan
identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena
itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Dalam
tugasnya yang pokok yaitu mendidik, guru harus membantu agar anak
9
mancapai kedewasaan secara optimal, artinya kedewasaan yang
sempurna sesuai dengan norma dan sesuai pula dengan kodrat yang
dimilikinya.
Dalam peranan ini guru harus memperhatikan aspek-aspek pribadi
setiap siswa, antara lain aspek kematangan, bakat, kebutuhan,
kemampuan, sikap dan sebagainya agar kepada mereka dapat diberikan
bantuan dalam mencapai tingkat kedewasaan yang optimal. Hal ini
mengandung arti bahwa guru pun turut bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan.
b. Guru sebagai Pembimbing
Sebagai seorang petugas bimbingan guru merupakan tangan
pertama dalam usaha membantu memecahkan kesulitan siswa yang
menjadi anak didiknya. Gurulah yang paling banyak dan sering
berhubungan dengan siswa, terutama dalam kegiatan kurikuler. Jadi
jelaslah bahwa tugas guru tidak hanya terbatas dalam memberikan
berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada siswa, akan tetapi
guru juga mempunyai tanggung jawab untuk membantu dan
mengawasi siswa.
2. Guru sebagai Pemberi Informasi Siswa Yang Bermasalah
Dalam bukunya W.S. Winkel Guru Penyuluh atau wali kelas
berkedudukan sebagai tenaga bimbingan untuk satuan kelas tertentu dan
bertugas mengumpulkan data tentang siswa, menyelenggarakan bimbingan
kelompok, menyampaikan informasi, menyelenggarakan wawancara
konseling, serta berpartisipasi dalam pertemuan kasus. “Guru mata
pelajaran berkedudukan sebagai pembantu dalam melaksanakan program
bimbingan
dan
bertugas
memperhatikan
perkembangan
siswa,
menyampaikan informasi, serta meneruskan kasus-kasus tertentu kepada
penyuluh pendidikan”.
Peran guru juga dapat menyisipkan unsur-unsur bimbingan dalam
pengajaran, misalnya memberikan informasi tentang aneka teknik belajar
10
yang tepat, tentang bidang-bidang studi di perguruan tinggi, tentang
lapangan-lapangan pekerjaan, tentang pergaulan yang sehat, dan tengan
sikap yang tepat dalam menghadapi suatu masalah. Selain itu mereka
dapat menampung siswa yang ingin berbicara secara pribadi, menjadi
penasihat/pendamping dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler, dan
melaporkan kasus-kasus tertentu kepada konselor sekolah untuk ditangani
lebih lanjut.
Dari uraian tersebut, mengenai peran guru mata pelajaran sebagai
informan, dapat disimpulkan:
a. Guru mata pelajaran adalah orang yang paling tahu keadaan seorang
siswa di kelas. Apakah ia sedang dalam masalah(dengan orang tua,
guru, atau teman-temannya), mendapatkan kesulitan dalam belajar,
atau minder.
b. Guru mata pelajaran adalah orang pertama yang mengidentifikasi
suasana kelas, sehingga dia bisa mengetahui mana siswa yang sedang
dalam masalah atau tidak.
c. Setelah identifikasi itu mencapai pada sebuah kesimpulan, bahwa si A,
C dan E sedang dalam masalah guru menginformasikannya kepada
guru Bimbingan dan Konseling.
3. Guru sebagai pembantu guru Bimbingan dan Konseling
Tugas guru mata pelajaran diantaranya:
a. Membantu guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling.
b. Membantu memberikan data atau informasi siswa baik individual
maupun kelompok untuk keperluan pelayanan.
c. Membantu pelaksanaan treatment atau pemberian bantuan kepada
siswa melalui proses belajar mengajar.
d. Memberikan pengajaran perbaikan (remedial teaching) atau pun
pengayaan dalam rangka pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling.
11
e. Mengikuti konferensi kasus siswa terutama bagi guru yang mengajar
pada kelas dimana persoalan siswanya dibicarakan dalam konferensi
kasus.
f. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing.
g. Berpartisipasi dalam upaya pencegahan munculnya masalah siswa,
dalam pengembangan potensi, dan turut bertanggung jawab dalam
upaya mengatasi masalah siswa di sekolah.
Pada garis besarnya para guru diharapkan untuk membantu dalam
pengelolaan program bimbingan dalam hal-hal sebagai berikut. Mengenal
siswa mengenai latar belakang keluarga, kemampuan dan bakat, serta
kebutuhan-kebutuhan: mengidentifikasikan siswa yang memerlukan
bantuan professional berdasarkan aneka gelaja yang tampak di kelas, yang
menandakan labilitas emosional, ketegangan, agresivitas, kekurangan
penguasaan diri, sikap menyerah, rasa rendah diri, keterasingan, konflik
dalam batin dan sebagainya.
Dalam keempat fungsi guru di atas, sebagai pendidik, pembimbing,
pemberi informasi, dan pembantu guru Bimbingan dan Konseling dapat
diambil fungsi umum sebagai berikut:
a. Guru mata pelajaran memahami konsep dasar bimbingan dan
karakteristik siswa sebagai landasan untuk memberikan layanan
Bimbingan.
b. Guru mata pelajaran memahami keragaman karakteristik siswa dalam
aspek-aspek fisik (kesehatan dan keberfungsian), kecerdasan motif
belajar, sikap dan kebiasaan belajara, temperamen (periang, pendiam,
pemurung atau mudah tersinggung) dan karakternya (kejujuran,
kedisiplinan, dan tanggung jawab)
c. Guru mata pelajaran menandai siswa yang diduga mempunyai masalah
atau
siswa
yang
gagal
dalam
menyelesaikan
tugas-tugas
perkembangannya.
d. Guru
mata
pelajaran
menciptakan
iklim
kelas
yang
secara
sosiopsikologis kondusif bagi kelancaran belajar siswa, seperti:
12
bersikap ramah, bersikap respek terhadap siswa, bersikap adil (tidak
menganaktirikan/menganakemaskan siswa) menghargai pendapat atau
hasil karya siswa, mengemukakan pendapat, bergairah dalam belajar,
dan disiplin.
e. Guru mata pelajaran membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar.
f. Guru mata pelajaran merefal (mengalihtangankan) siswa yang
memerlukan
layanan
bimbingan
dan
konseling
kepada
guru
pembimbing.
g. Guru mata pelajaran bekerjasama dengan guru pembimbing dalam
rangka membantu siswa.
h. Guru mata memahami perkembangan dunia industry atau perusahaan,
sehingga dapat memberikan infomasi yang luas kepada siswa tentang
dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja,
dan prospek kerja).
i.
Guru mata pelajaran memberikan informasi tentang kaitan mata
pelajaran dengan bidang kerja yang diminati siswa.
j.
Guru mata pelajaran menampilkan pribadi yang matang, baik dalam
aspek emosional, social, maupun moral-spiritual. Hal ini penting
karena guru merupakan “figure central” bagi siswa.
k. Guru mata pelajaran memberikan informasi tentang cara-cara
mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian mencantumkan:
Lokasi
: Sekolah SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo.
Waktu
:-
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling
B. Deskripsi Penelitian
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi
proses pengembangan, observasi aktivitas siswa dan guru Matematika. Teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan pemahaman mengenai
peranan guru Matematika dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Deskripsi analisis data kuantitatif yang disajikan merupakan analisis
data yang diperoleh dari hasil observasi. Ringkasan hasil analisis analisis data
SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo dibuat dalam tabel.
1. Profil Sekolah
a. Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 49
b. Alamat
:Jalan mesjid Taufik Gg.
Madrasah No. 5 Medan
Kelurahan Tegal Rejo
Kecamatan Medan Timur
Kota Medan
c. E-mail
:[email protected]
d. Status Madrasah
: Swasta
e. Jenjang Akreditasi
: B Tahun 2013
Tanggal Akreditasi Terakhir
28 Desember 2013
f. Nama Yayasan/Pengelola
: PCM Mmuhammadiyah
Tegal Rejo
g. N.S.S
: 204077600236
h. N.P.S.N
: 10258436
i.
Luas Tanah
: 530 m².
j.
Luas Bangunan Lantai Bawah
: 260 m²
k. Status Tanah Dan Bangunan
: Milik Sendiri
l.
:6 Lokal Kelas
Jumlah Ruang Belajar
m. Waktu Belajar
: Siang, Pukul 13.00 s/d
18.00 WIB
n. Jenis Kegiatan Ekstra Kurikuler
:
1. Pramuka
2. Fut Sall
3. Seni Tari
15
o. Di Lokasi ini, Terdapat Juga SDMuhammadiyah 21 Yang Dikelola
Oleh Yayasan Yang Sama
p. Visi dan Misi Madrasah:
1) Visi :
Menjadi
Lembaga
Penddikan
Islam
Alternatif
Dalam
Mewujudkan Generasi Muda Yang Memiliki Sikap Positif
Terhadap Ilmu Pengetahuan
2) Misi:
a) Memberikan Pengalaman Belajar dan Keagamaan Yang
Menyenangkan.
b) Menanamkan Sifat dan Berprilaku Yang Baik, sopan, dan
Santun.
c) Menumbuhkan sikap Cinta Terhadap Ilmu Pengetahuan
Umum dan Agama Bagi Para Siswanya.
2. Komponen-komponen madrasah
a. Kurikulum
1) Struktur Kurikulum
KOMPONEN
KELAS / ALOKASI WAKTU
VII
VIII
IX
(1
(1
(1
ROMBEL) ROMBEL) ROMBEL)
A. MATA PELAJARAN
1. Pendidikan
Agama
Islam
a. Al-Qur’an Hadits
b. Aqidah Akhlak
c. Fiqih
d. SKI
2. PKN
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. IPA
8. IPS
9. SBK
10. Penjaskes
11. Keterampilan/TIK
B. MUATAN LOKAL
1.
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
2
2
4
16
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
2
2
4
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
2
2
4
JUMLAH
6
6
6
6
6
12
12
12
12
12
12
6
6
12
2.
44
JUMLAH
44
44
Tabel 1. Struktur Kurikulum
b. Siswa / peserta didik
1) Masuk Tahun 2015/2016
Jumlah
Prosentase
Nilai Tes awal Masuk
Diterima
Madrasah
Pendaftaran diterima
Tertinggi Terendah
Ratarata
21 Orang
21
100 %
8.63
7,00
7,45
Orang
Tabel 2. Data Siswa Tahun 2015/2016
1) Jumlah Siswa Dan Jumlah Rombongan Belajar Tahun
Pelajaran 2012/2013
Kelas
Rombongan
Siswa
Belajar
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
VII
1
14
17
21
VIII
1
18
11
29
IX
1
9
8
17
TOTAL
3
41
26
67
Tabel 3. Jumlah Siswa dan Jumlah Rombongan
Belajar Tahun Pelajaran 2012/2013
17
132
b. Ketenagaan
1) Guru
a) Jumlah Semua Guru
Pendidikan terakhir
PNS
GBPNS DPK
DPY
Jlh Guru
Pasca Sarjana (S2-S3)
a. Kependidikan
1
-
-
3
4
-
-
5
5
-
-
-
-
-
1
-
-
8
9
b. Non Kependidikan
Sarjana / S1
Sarmud / D3
(Dan Lebih Rendah)
Jumlah Guru
Tabel 4. Jumlah Semua Guru
b) Jumlah guru Setiap Mata Pelajaran (Lampirkan Daftar Nama
Guru, Pendidikan, Jurusan, Mata Pelajaran yang diterima, Jumlah
jam Mengajar Masing-masing dan daftar pelajaran)
Mata Pelajaran
Pend. Agama
PKn
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Bahasa Inggris
Matematika
IPA
IPS
SBK
Pend. Jasmani
TI & K
BK
Jumlah Semua Guru
JUMLAH GURU
Sel
uru
hny
a
Pendidikan
S2/S
3
S1
-
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
6
D3/
SM
A
-
Jurusan
Sesu
ai
√
√
√
√
-
Tdk
Sesua
i
√
√
√
√
√
√
√
-
Jlh
Jam
Men
gajar
24
6
12
12
12
12
12
12
6
6
12
126
Tabel 5. Jumlah Guru Setiap Mata pelajaran
18
Kele
biha
n
Jam
Kek
ura
nga
n
Jam
-
-
Deskripsi pada tabel diatasdapat diketahui bahwa jumlah siswa di
Sekolah SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo berjumlah 67 siswa dan jumlah
guru Matematika berjumlah 1 orang serta guru Bimbingan dan Konseling
berjumlah 1 orang. Dengan demikian, peran guru Matematika dalam kegiatan
Bimbingan dan Konseling di SMP Muhammadiyah 49 dapat terlaksana
dengan baik karena dengan satu orang guru Matematika dan satu orang guru
Bimbingan dan Konseling dapat memberikan pelayanan kepada 67 siswa di
SMP Muhammadiyah 49 diamana persyaratan Bimbingan dan Konseling yang
baik adalah satu guru Bimbingan dan Konseling untuk 150 siswa.
B. Pembahasan
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 49
Tegal Rejo, penyusun melakukan pengamatan dengan guru Bidang Study
Matematikadalam kegiatan Bimbingan dan Konseling. Dari hasil pengamatan
tersebut, penyusun memperoleh beberapa informasi mengenai peran guru
Matematika
dalam
kegiatan
Bimbingan
dan
Konseling
di
SMP
Muhammadiyah 49 Tegal Rejo, dimana guru Matematika berperan untuk
dapat memahami karakter siswa serta berperan dalam memahami siswa yang
sedang mengalami masalah sehingga dapat mengganggu proses pembelajaran
siswa. Hal ini dilakukan oleh guru Matematika terlebih dahulu untuk
menyelesaikan masalah siswa sebelum dibawa kepada guru Bimbingan dan
Konseling. Setelah guru Mata Pelajaran Matematika melakukan konseling
kepada siswa, guru dapat memberitahukan masalah yang dihadapi siswa
kepada guru Bimbingan dan Konseling apabila masalah yang dihadapi siswa
merupakan masalah yang cukup berat. Hal inilah yang dinamakan koordiasi
antara guru Matematika dan guru Bimbingan dan konseling.
Menurut hasil observasi yang dilakukan, masalah yang sering dihadapi
oleh guru Matematika di sekolah SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo adalah
ketidakhadiran siswa saat mata pelajaran Matematika, dimana jika siswa yang
jarang hadir maka guru Matematika yang akan menanganinya dengan cara
mencari tahu alasan ketidakhadiran siswa melalui teman dekatnya. Apabila,
teman dekatnya tidak mengetahui alasan mengapa siswa tidak hadir maka
19
guru kelas akan menyerahkan masalah tersebut kepada guru Bimbingan dan
Konseling, agar guru Bimbingan dan Konseling dapat menangani masalah
tersebut dengan cara memanggil orang tua siswa ataupun mendatangi rumah
siswa tersebut untuk mengetahui alasan mengapa ia tidak hadir ke sekolah.
Penyusun mendapatkan informasi mengenai kenakalan siswa yang
dilakukan saat proses pembelajaran Matematika di kelas misalnya saling
mengganggu teman sebangkunya, melawan guru, sering ijin keluar kelas,
kesulitan siswa dalam memahami materi pembelajaran, siswa yang sering
tidur di dalam kelas dan lain sebagainya. Dalan hal ini, guru Mata Pelajaran
Matematika memberikan pelayanan konseling kepada siswa seperti :
1. Guru Mata Pelajaran Matematika memberikan sikap peduli kepada
semua siswa baik yang mengalami masalah, melakukan masalah
ataupun tidak keduanya dengan cara menanyakan siswa yang
sedang mengalami masalah.
2. Guru Mata Pelajaran Matematika memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan pertanyaan atau pendapat agar siswa tidak
bosan dan tidak jenuh saat belajar sehingga tidak ada siswa yang
tidur di dalam kelas.
3. Guru Mata Pelajaran Matematika memberikan reward atau hadiah
kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru untuk
memotivasi siswa dalam belajar sehingga siswa betah di dalam
kelas dan tidak selalu ijin ke luar kelas.
4. Guru Mata Pelajaran Matematika dapat menampilkan figure atau
moral yang baik kepada siswa sebagai pedoman bagi siswa di
kelas.
Siswa yang bermasalah pada saat belajar Matematika akan ditangani
oleh guru Mata Pelajaran terlebih dahulu, jika tidak terselesaikan maka guru
Mata Pelajaran Matematika akan menyerahkan siswa tersebut kepada guru
Bimbingan dan Konseling dengan langkah-langkah:
1. Guru Bimbingan dan Konseling mencari tahu pokok permasalahan
yang dialami oleh siswa tersebut.
20
2. Guru Bimbingan dan Konseling memberikan nasihat dan arahan
kepada siswa tersebut.
3. Jika tidak ada perubahan pada tingkah laku siswa tersebut, maka
guru Bimbingan dan Konseling akan memanggil orang tua siswa
tersebut, untuk melakukan konsultasi.
4. Jika setelah melakukan konsultasi dengan orang tua tidak
mendapatkan solusi maka guru Bimbingan dan Konseling akan
memberikan sanksi kepada siswa sesuai dengan tingkah kesalahan
yang dilakukannya, seperti diskors.
Dari hasil observasi yang dilakukan penyusun, masalah yang dihadapi
siswa itu disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya: Faktor ekonomi:
dimana siswa harus membantu orang tua seperti berjualan sehingga bebrapa
siswa banyak yang tidur di dalam kelas. Factor keluarga: dimana siswa berasal
dari keluarga yang broken home, sehingga siswa mencari perhatian dengan
cara mengganggu teman saat proses belajar Matematika, melawan guru, dan
sebagainya. Factor lingkungan: dimana siswa lebih senang bermain-main saat
belajar sehingga membuat siswa menjadi tidak focus saat pembelajaran
berlangsung dan ini dapat membuat siswa sulit untuk memahami materi yang
disampaikan oleh guru Matematika di kelas.
Dengan demikian, guru Mata Pelajaran Matematika memiliki peran
penting dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMP Muhammadiyah 49
Tegal Rejo dan bertanggung jawab saatmemeberikan pelayanan kepada siswa
yang memiliki masalah, sehingga siswa dapat menemukan solusi mengenai
masalahnya dan dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari observasi yang dilakukan dapat diambil kesimpulan, bahwa
guru Mata Pelajaran Matematika memilki peran penting dalam kegiatan
Bimbingan dan Konseling di SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo.
Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan oleh guru
Matematika dilakukan pada saat proses pembelajaran di kelasdengan cara
memberikan motivasi dan nilai-nilai positive kepada siswa sehingga siswa
mendapatkan pemahaman dan siswa dapat merubah cara belajarnya di
dalam kelas. Dari observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
masalah yang sering dilakukan siswa adalah : siswa seing tidur di dalam
kelas, siswa mengganggu teman yang sedang belajar, siswa sulit
memahami pembelajaran Matematika, dan siswa sering melawan guru
Mata Pelajaran. Siswa yang melakukan masalah disebabkan oleh beberapa
factor seperti: factor ekonomi, factor keluarga dan factor lingkungan.
B. Saran
Adapun beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah untuk menyediakan fasilitas Pelayanan Bimbingan dan
Konseling agar pelayanan Bimbingan dan Konseling berjalan dengan
prosedur.
2. Bagi guru Mata Pelajaran Matematika, agar dapat bekerjasama dengan
guru Bimbingan dan Konseling dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi oleh siswa.
3. Bagi siswa, agar dapat berkonsultasi kepada guru Bimbingan dan
Konseling mengenai masalah yang dihadapi sehingga siswa dapat
menemukan solusi dari masalah yang dihadapinya.
4. Bagi penyusun, agar dapat mengembangkan pengetahuan mengenai
pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
5. Bagi pembaca, agar dapat mengambil manfaat dari observasi yang
dilakukan oleh penyusun.
22
DAFTAR PUSTAKA
Deliati dan Lesman, Gusman, dkk. 2017, Bimbingan dan Konseling. Medan:
UMSU Press
http://homecounseling.webly.com/prinsip-prinsip-bimbingan-konseling.html
http://tholearies.blogspot.com/2014/02/bimbingan-konseling-pengertiantujuan.html
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://staff.uny.ac.id/si
tes/depault/files/pengertian/agus-triyanto-mpd/pendekatan-pendekatan-dalamkonseling.pdf&ved=0ahUKEwjR197ik4DTAhWFqo8KHWpvBmwQFggZMAA
&usg=AFQjCNGXnTKRHQPW7lhJbbaCt5JfVSbV_Q
23
PERANAN GURU MATEMATIKA DALAM PELAKSANAAN
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
OLEH:
NITA ELVIRA
(1502030010)
SURABINA BR. TARIGAN
(1502030031)
RETNO AYUNI
(1502030037)
NOVA ANGGRILLA YOSA
(1502030039)
ADE YUSRA KURNIATI POHAN
(1502030041)
IVANA MAYFARADILA BR.K
(1502030046)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2017
Abs
1
Abstrak
Pengamatan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang peranan guru mata
pelajaran terhadap pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP
Muhammadiyah 49 Tegal Rejo. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang
memfokuskan pada observasi. Tujuan penulisan ini ialah untuk mempelajari,
menganalisis, dan mengetahui pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP
Muhammadiyah 49 Tegal Rejo. Penulisan Mini Riset ini dihasilkan dengan cara
mengumpulkan data-data yang diperoleh dengan pendekatan secara observasi.
Hasil yang diperoleh adalah gambaran umum mengenai guru mata pelajaran
dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah ini. Yaitu
memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara belajar yang baik,
menginformasikan kepada guru Bimbingan dan Konseling tentang permasalahan
yang sedang dihadapi siswa, dan membantu guru Bimbingan dan Konseling
dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan individual, bimbingan kelompok dan
konseling kelompok.
Kata kunci: Observasi, Bimbingan dan Konseling
2
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala karunia dan rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan Mini Riset
ini. Mini Riset ini berisi tentang kegiatan penelitian mengenai Peran Guru Mata
Pelajaran Terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semoga
dengan membaca Mini Riset ini, pembaca mendapatkan pengetahuan mengenai
Bimbingan dan Konseling.
Semoga Mini Riset ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Kami
menyadari bahwa Mini Riset yang ditulis belum sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sehat dan bersifat membangun diri bagi
Penyusun, agar dapat memperbaiki kekurangan penyusun. Kami ucapkan terima
kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Medan,
Mei 2017
PENYUSUN
i
DAFTAR ISI
Abstrak .....................................................................................................
Kata Pengantar ........................................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan.................................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling ................................................... 4
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling ........................................................ 6
C. Fungsi Bimbingan dan Konseling ......................................................... 6
D. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling ............................................ 7
E. Peranan Guru dalam Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling . 9
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian ................................................................................. 14
B. Deksripsi Penelitian ............................................................................. 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .................................................................................................... 15
B. Pembahasan ......................................................................................... 19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 22
B. Saran .................................................................................................... 22
Daftar Pustaka ......................................................................................... 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah diorientasikan
kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi Konseling, yang meliputi
aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir atau terkait dengan pengembangan
pribadi Konseli sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual
(biologis, psikis, sosial, dan spiritual).Bimbingan dan Konseling adalah upaya
pemberian bantuan yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan,
kekuatan minat dan isu-isu yang berkaitan dengan tahap perkembangan anak
merupakan bagian penting dari keseluruhan program pendidikan.
Dasar pemikiran penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan
hukum perundang-undangan atau ketentuan dari atas, namun yang lebih
penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang
selanjutnya disebut Konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya
atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi,
intelektual, sosial, dan moral spiritual).
Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses
berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang kearah
kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, Konseli
memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman
atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam
menentukan arah kehidupannya.
Dalam
pelaksanaanya
keberhasilan pelayanan Bimbingan dan
Konseling sangat ditentukan oleh kerjasama yang harmonis dengan seluruh
personil sekolah. Salah satunya peranan guru Matematika dalam kegiatan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Guru Matematika tersebut harus
memiliki pemahaman yang luas mengenai Bimbingan dan Konseling antara
lain seperti pemahaman guru mengenai konsep dasar dan implementasi
1
pelayanan Bimbingan dan Konseling, sehingga dalam pelaksanaannya
program Bimbingan dan Konseling tersebut dapat berjalan sesuai dengan
pedomannya atau bahkan dapat mengembangkan program Bimbingan dan
Konseling tersebut. Melalui program Bimbingan dan Konseling siswa-siswa
mendapatkan bimbingan baik dalam kegiatan pembelajaran dan kehidupannya
dilingkungan tempat mereka tinggal, Bimbingan dan Konseling tidak hanya
diberikan kepada siswa-siswa yang memiliki masalah saja tetapi Bimbingan
dan Konseling juga berperan penting dalam perencanaan masa depan semua
siswa.
Dalam hal ini, peranan guru Matematika dalam pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar,
dimana apabila guru Matematika menguasi pemahaman konsep Bimbingan
dan Konseling secara langsung guru tersebut dapat memahami karakter serta
dapat memahami permasalahan yang dihadapi siswa saat mengalami masalah
dalam belajar. Selain itu, guru Matematika juga harus menjalin koordinasi
dengan guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah agar pelaksanaan
pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat berjalan dengan lancar baik secara
umum maupun secara khusus seperti saat proses pembelajaran Matematika.
Oleh Karena itu, melalui Observasi ini diharapkan kita sebagai calon
guru dapat memperbaiki penyelenggaraan program Bimbingan dan Konseling
dan dapat menambah wawasan mengenai peran guru Matematika dalam
kegiatan Bimbingan dan Konseling sehingga dapat mengaplikasikan peranan
guru Matematika dalamkegiatan Bimbingan dan Konseling tersebut dengan
baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan didapati rumusan
masalah, yaitu: “Bagaimana peran guru Matematika dalam kegiatan
Bimbingan dan Konselingdi Sekolah SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo?”
2
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana peran guru Matematika dalam kegiatan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Guru Matematika
a. Guru Matematika di sekolah dapat mengetahui melaksanakan peranan
guru Matematika dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling dengan
baik.
b. Dapat
meningkatkan
pemahaman
guru
Matematika
mengenai
Bimbingan dan Konseling.
2. Bagi Mahasiswa
a. Memenuhi tugas (tanggung jawab) dan mendapatkan nilai dari tugas
yang telah dibuat ini.
b. Menambah wawasan dalam melaksanakan penelitian dan dalam
mengerjakan Observasi ini.
c. Menjadi pengalaman untuk melakukan penelitian selanjutnya.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan merupakan sebuah istilah yang sudah umum digunakan
dalam dunia pendidikan. Bimbingan pada dasarnya merupakan upaya bantuan
untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal. Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli,
namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan.
Tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal. Perkembangan optimal ini
adanya kesesuaian antara potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik
dan benar. Yang mana peserta didik tidak hanya berkembang dalam
kemampuan intelektualnya saja tetapi pada perkembangan optimal ini individu
akan belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan yang terus-menerus
berubah.
Ada banyak definisi tentang Bimbingan dan Konseling. Frank Parson
(Prayitno,1999:93) mendefinisikan bimbingan sebagai bantuan yang diberikan
kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku
suatu jabatan serta mendapat kemajuan jabatan yang dipilihnya itu. Dan
konseling diartikan sebagai kegiatan pengungkapan fakta atau data tentang
siswa, serta pengarahan kepada siswa untuk dapat mengatasi sendiri masalahmasalah yang dihadapinya.
Dari beberapa pengertian bimbingan dapat diambil kesimpulan bahwa
bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara
berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah
mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat
memahami dirinya, lingkungannya serta dapat mengarahkan diri dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi
dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan
masyarakat.
Sedangkan pengertian konseling secara Etimologi berasal dari bahasa
Latin “consilium” artinya “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan
4
“menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam Bahasa Anglo Saxon istilah
konseling
berasal
dari
“sellan”
yang
berarti
“menyerahkan”
atau
“menyampaikan” Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu
untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi
yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk
mengapresiasikan ketiga hal tersebut.
Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan
semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi
sendiri oleh yang bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung
dalam pemecahan itu. Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien.
Konseling harus ditujukan pada perkembangan yang progresif dari individu
untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan (Jones,
1951).Dengan demikian Bimbingan dan Konseling adalah suatu bantuan yang
diberikan kepada semua siswauntuk mengenal pribadinya, mengenal
lingkunganya, merencanakan masa depannya dan usaha Konselor untuk
membantu Klien dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
Dalam pengertian tersebut, maka disimpulkan beberapa pokok bahwa:
1. Bimbingan dan Konseling merupakan pelayanan bantuan bukan layanan
pengajaran.
2. Pelayanan Bimbingan dan Konseling dilakukan melalui kegiatan
perorangan dan kelompok.
3. Arah Bimbingan dan Konseling adalah membantu peserta didik untuk
dapat melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang
secara optimal.
4. Ada empat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, social, belajar dan
karir.
5. Pelayanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan melalui jenis-jenis
layanan tertentu, ditunjang sejumlah kegiatan pendukung.
6. Pelayanan Bimbingan dan Konseling harus didasarkan pada norma-norma
yang berlaku.
5
B. Tujuan Bimbingan Dan Konseling
Tujuan dari pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah:
1. Memandirikan siswa dan mengembangkan potensi siswa secara optimal
artinya bimbingan bertujuan menjadikan siswanya menjadi pribadi yang
tidak tergantung pada orang lain dan bertanggung jawab pada diri sendiri.
2. Keefektifan sehari-hari dengan memperhatikan potensi siswa artinya
bimbingan yang diberikan harus bermakna dengan tidak menyampingkan
potensi yang dimiliki oleh setiap siswa.
3. Memiliki kesadaran akan potensi diri dalam belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang muncul dalam proses belajar.
4. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial yang diwujudkan dengan
persahabatan, persaudaraan dengan sesama manusia.
C. Fungsi Bimbingan dan Konseling
1. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman adalah fungsi Bimbingan dan Konseling yang
akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu
sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik. Pemahaman
meliputi:
a. Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik
sendiri, orang tua, guru dan Konselor.
b. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik termasuk didalamnya
lingkungan keluarga dan sekolah.
c. Pemahaman tentang lingkungan, termasuk informasi pendidikan,
informasi jabatan/pekerjaan, informasi social dan budaya.
2. Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang
akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari
permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu,
menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian
tertentu dalam proses perkembangannya.
6
3. Fungsi Pengentasan
Fungsi pengentasan yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang
akan menghasilkan terentasnya atau teratasinya berbagai permasalahan
yang dialami oleh peserta didik.
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan
terpelihara dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta
didik
dalam
rangka
perkembangan
dirinya
secara
mantap
dan
berkelanjutan.
5. Fungsi Advokasi
Yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling untuk membantu peserta
didik memperoleh pembelaan atas hak atau kepentingan yang kurang
mendapat perhatian.
D. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Berkenaan dengan prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling, Arifin
dan Eti Kartikawati (1994) menjabarkan prinsip-prisip Bimbingan dan
Konseling kedalam empat bagian, yaitu:
1. Prinsip-prinsip Umum
a. Bimbingan harus berpusat pada individu yang di bimbingnya.
b. Bimbingan diberikan untuk memberikan bantuan agar individu yang
dibimbing mampu mengarahkan dirinya dan menghadapi kesulitankesulitan dalam hidupnya.
c. Pemberian bantuan disesuaikan dengan kebutuhan individu yang
dibimbing.
d. Pelaksanaan
bimbingan
dan
konseling
dimulai
dengan
mengidentifikasi kebutuhan yang dirasakan individu yang dibimbing.
e. Upaya pemberian bantuan harus dilakukan secara fleksibel.
f. Program Bimbingan dan Konseling harus dirumuskan sesuai dengan
program pendidikan dan pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.
7
g. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari upaya pelayanan
Bimbingan dan Konseling, harus diadakan penilaian secara teratur dan
berkesinambungan.
2. Prinsip-prinsip yang Berhubungan dengan Sasaran Layanan
a. Bimbingan dan Konseling melayani semua individu tanpa memandang
umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status social ekonomi.
b. Bimbingan dan Konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku
individu yang unik dan dinamis.
c. Bimbingan dan Konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan
berbagai aspek perkembangan individu.
d. Bimbingan dan Konseling memberikan perhatian utama kepada
perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanan.
3. Prinsip-prinsip yang Berhubungan dengan Pemasalahan Individu
a. Bimbingan dan Konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut
pengaruh kondisi mental dan fisik individu terhadap penyesuaian
dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak
social dan pekerjaan, dan sebaliknya dengan pengaruh lingkungan
terhadap kondisi mental dan fisik individu.
b. Kesenjangan social, ekonomi, dan kebudayaan merupakan factor
timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian
utama pelayanan Bimbingan dan Konseling.
4. Prinsip-prinsip yang Berhubungan dengan Program Pelayanan
a. Bimbingan dan Konseling merupakan bagian yang integral dari upaya
pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program
Bimbingan dan Konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan
program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
b. Program Bimbingan dan Konseling harus fleksibel, disesuaikan
dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
8
c. Program Bimbingan dan Konseling disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidikan yang terendah sampai tertinggi.
d. Terhadap isi dan pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling perlu
diadakan penilaian yang teratur dan terarah.
5. Prinsip-prinsip yang Berhubungan dengan Tujuan Pelaksanaan
Pelayanan
a. Bimbingan dan Konseling harus diarahkan untuk pengembangan
individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam
menghadapi permasalahan.
b. Dalam proses Bimbingan dan Konseling keputusan yang diambil dan
yang akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu
itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau
pihak lain.
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d. Kerjasama antara Guru Bimbingan dan Konseling, Guru lain, dan
orang tua amat menentukan hasil pelayanan Bimbingan dan Konseling.
e. Pengembangan program pelayanan Bimbingan dan Konseling
ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran
dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan
Bimbingan dan Konseling itu sendiri.
E. Pengertian Peranan Guru dalam Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan
Konseling
1. Guru sebagai Pendidik dan Pembimbing
a. Guru sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan
identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena
itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Dalam
tugasnya yang pokok yaitu mendidik, guru harus membantu agar anak
9
mancapai kedewasaan secara optimal, artinya kedewasaan yang
sempurna sesuai dengan norma dan sesuai pula dengan kodrat yang
dimilikinya.
Dalam peranan ini guru harus memperhatikan aspek-aspek pribadi
setiap siswa, antara lain aspek kematangan, bakat, kebutuhan,
kemampuan, sikap dan sebagainya agar kepada mereka dapat diberikan
bantuan dalam mencapai tingkat kedewasaan yang optimal. Hal ini
mengandung arti bahwa guru pun turut bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan.
b. Guru sebagai Pembimbing
Sebagai seorang petugas bimbingan guru merupakan tangan
pertama dalam usaha membantu memecahkan kesulitan siswa yang
menjadi anak didiknya. Gurulah yang paling banyak dan sering
berhubungan dengan siswa, terutama dalam kegiatan kurikuler. Jadi
jelaslah bahwa tugas guru tidak hanya terbatas dalam memberikan
berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada siswa, akan tetapi
guru juga mempunyai tanggung jawab untuk membantu dan
mengawasi siswa.
2. Guru sebagai Pemberi Informasi Siswa Yang Bermasalah
Dalam bukunya W.S. Winkel Guru Penyuluh atau wali kelas
berkedudukan sebagai tenaga bimbingan untuk satuan kelas tertentu dan
bertugas mengumpulkan data tentang siswa, menyelenggarakan bimbingan
kelompok, menyampaikan informasi, menyelenggarakan wawancara
konseling, serta berpartisipasi dalam pertemuan kasus. “Guru mata
pelajaran berkedudukan sebagai pembantu dalam melaksanakan program
bimbingan
dan
bertugas
memperhatikan
perkembangan
siswa,
menyampaikan informasi, serta meneruskan kasus-kasus tertentu kepada
penyuluh pendidikan”.
Peran guru juga dapat menyisipkan unsur-unsur bimbingan dalam
pengajaran, misalnya memberikan informasi tentang aneka teknik belajar
10
yang tepat, tentang bidang-bidang studi di perguruan tinggi, tentang
lapangan-lapangan pekerjaan, tentang pergaulan yang sehat, dan tengan
sikap yang tepat dalam menghadapi suatu masalah. Selain itu mereka
dapat menampung siswa yang ingin berbicara secara pribadi, menjadi
penasihat/pendamping dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler, dan
melaporkan kasus-kasus tertentu kepada konselor sekolah untuk ditangani
lebih lanjut.
Dari uraian tersebut, mengenai peran guru mata pelajaran sebagai
informan, dapat disimpulkan:
a. Guru mata pelajaran adalah orang yang paling tahu keadaan seorang
siswa di kelas. Apakah ia sedang dalam masalah(dengan orang tua,
guru, atau teman-temannya), mendapatkan kesulitan dalam belajar,
atau minder.
b. Guru mata pelajaran adalah orang pertama yang mengidentifikasi
suasana kelas, sehingga dia bisa mengetahui mana siswa yang sedang
dalam masalah atau tidak.
c. Setelah identifikasi itu mencapai pada sebuah kesimpulan, bahwa si A,
C dan E sedang dalam masalah guru menginformasikannya kepada
guru Bimbingan dan Konseling.
3. Guru sebagai pembantu guru Bimbingan dan Konseling
Tugas guru mata pelajaran diantaranya:
a. Membantu guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling.
b. Membantu memberikan data atau informasi siswa baik individual
maupun kelompok untuk keperluan pelayanan.
c. Membantu pelaksanaan treatment atau pemberian bantuan kepada
siswa melalui proses belajar mengajar.
d. Memberikan pengajaran perbaikan (remedial teaching) atau pun
pengayaan dalam rangka pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling.
11
e. Mengikuti konferensi kasus siswa terutama bagi guru yang mengajar
pada kelas dimana persoalan siswanya dibicarakan dalam konferensi
kasus.
f. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing.
g. Berpartisipasi dalam upaya pencegahan munculnya masalah siswa,
dalam pengembangan potensi, dan turut bertanggung jawab dalam
upaya mengatasi masalah siswa di sekolah.
Pada garis besarnya para guru diharapkan untuk membantu dalam
pengelolaan program bimbingan dalam hal-hal sebagai berikut. Mengenal
siswa mengenai latar belakang keluarga, kemampuan dan bakat, serta
kebutuhan-kebutuhan: mengidentifikasikan siswa yang memerlukan
bantuan professional berdasarkan aneka gelaja yang tampak di kelas, yang
menandakan labilitas emosional, ketegangan, agresivitas, kekurangan
penguasaan diri, sikap menyerah, rasa rendah diri, keterasingan, konflik
dalam batin dan sebagainya.
Dalam keempat fungsi guru di atas, sebagai pendidik, pembimbing,
pemberi informasi, dan pembantu guru Bimbingan dan Konseling dapat
diambil fungsi umum sebagai berikut:
a. Guru mata pelajaran memahami konsep dasar bimbingan dan
karakteristik siswa sebagai landasan untuk memberikan layanan
Bimbingan.
b. Guru mata pelajaran memahami keragaman karakteristik siswa dalam
aspek-aspek fisik (kesehatan dan keberfungsian), kecerdasan motif
belajar, sikap dan kebiasaan belajara, temperamen (periang, pendiam,
pemurung atau mudah tersinggung) dan karakternya (kejujuran,
kedisiplinan, dan tanggung jawab)
c. Guru mata pelajaran menandai siswa yang diduga mempunyai masalah
atau
siswa
yang
gagal
dalam
menyelesaikan
tugas-tugas
perkembangannya.
d. Guru
mata
pelajaran
menciptakan
iklim
kelas
yang
secara
sosiopsikologis kondusif bagi kelancaran belajar siswa, seperti:
12
bersikap ramah, bersikap respek terhadap siswa, bersikap adil (tidak
menganaktirikan/menganakemaskan siswa) menghargai pendapat atau
hasil karya siswa, mengemukakan pendapat, bergairah dalam belajar,
dan disiplin.
e. Guru mata pelajaran membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar.
f. Guru mata pelajaran merefal (mengalihtangankan) siswa yang
memerlukan
layanan
bimbingan
dan
konseling
kepada
guru
pembimbing.
g. Guru mata pelajaran bekerjasama dengan guru pembimbing dalam
rangka membantu siswa.
h. Guru mata memahami perkembangan dunia industry atau perusahaan,
sehingga dapat memberikan infomasi yang luas kepada siswa tentang
dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja,
dan prospek kerja).
i.
Guru mata pelajaran memberikan informasi tentang kaitan mata
pelajaran dengan bidang kerja yang diminati siswa.
j.
Guru mata pelajaran menampilkan pribadi yang matang, baik dalam
aspek emosional, social, maupun moral-spiritual. Hal ini penting
karena guru merupakan “figure central” bagi siswa.
k. Guru mata pelajaran memberikan informasi tentang cara-cara
mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian mencantumkan:
Lokasi
: Sekolah SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo.
Waktu
:-
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling
B. Deskripsi Penelitian
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi
proses pengembangan, observasi aktivitas siswa dan guru Matematika. Teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan pemahaman mengenai
peranan guru Matematika dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Deskripsi analisis data kuantitatif yang disajikan merupakan analisis
data yang diperoleh dari hasil observasi. Ringkasan hasil analisis analisis data
SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo dibuat dalam tabel.
1. Profil Sekolah
a. Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 49
b. Alamat
:Jalan mesjid Taufik Gg.
Madrasah No. 5 Medan
Kelurahan Tegal Rejo
Kecamatan Medan Timur
Kota Medan
c. E-mail
:[email protected]
d. Status Madrasah
: Swasta
e. Jenjang Akreditasi
: B Tahun 2013
Tanggal Akreditasi Terakhir
28 Desember 2013
f. Nama Yayasan/Pengelola
: PCM Mmuhammadiyah
Tegal Rejo
g. N.S.S
: 204077600236
h. N.P.S.N
: 10258436
i.
Luas Tanah
: 530 m².
j.
Luas Bangunan Lantai Bawah
: 260 m²
k. Status Tanah Dan Bangunan
: Milik Sendiri
l.
:6 Lokal Kelas
Jumlah Ruang Belajar
m. Waktu Belajar
: Siang, Pukul 13.00 s/d
18.00 WIB
n. Jenis Kegiatan Ekstra Kurikuler
:
1. Pramuka
2. Fut Sall
3. Seni Tari
15
o. Di Lokasi ini, Terdapat Juga SDMuhammadiyah 21 Yang Dikelola
Oleh Yayasan Yang Sama
p. Visi dan Misi Madrasah:
1) Visi :
Menjadi
Lembaga
Penddikan
Islam
Alternatif
Dalam
Mewujudkan Generasi Muda Yang Memiliki Sikap Positif
Terhadap Ilmu Pengetahuan
2) Misi:
a) Memberikan Pengalaman Belajar dan Keagamaan Yang
Menyenangkan.
b) Menanamkan Sifat dan Berprilaku Yang Baik, sopan, dan
Santun.
c) Menumbuhkan sikap Cinta Terhadap Ilmu Pengetahuan
Umum dan Agama Bagi Para Siswanya.
2. Komponen-komponen madrasah
a. Kurikulum
1) Struktur Kurikulum
KOMPONEN
KELAS / ALOKASI WAKTU
VII
VIII
IX
(1
(1
(1
ROMBEL) ROMBEL) ROMBEL)
A. MATA PELAJARAN
1. Pendidikan
Agama
Islam
a. Al-Qur’an Hadits
b. Aqidah Akhlak
c. Fiqih
d. SKI
2. PKN
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. IPA
8. IPS
9. SBK
10. Penjaskes
11. Keterampilan/TIK
B. MUATAN LOKAL
1.
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
2
2
4
16
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
2
2
4
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
2
2
4
JUMLAH
6
6
6
6
6
12
12
12
12
12
12
6
6
12
2.
44
JUMLAH
44
44
Tabel 1. Struktur Kurikulum
b. Siswa / peserta didik
1) Masuk Tahun 2015/2016
Jumlah
Prosentase
Nilai Tes awal Masuk
Diterima
Madrasah
Pendaftaran diterima
Tertinggi Terendah
Ratarata
21 Orang
21
100 %
8.63
7,00
7,45
Orang
Tabel 2. Data Siswa Tahun 2015/2016
1) Jumlah Siswa Dan Jumlah Rombongan Belajar Tahun
Pelajaran 2012/2013
Kelas
Rombongan
Siswa
Belajar
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
VII
1
14
17
21
VIII
1
18
11
29
IX
1
9
8
17
TOTAL
3
41
26
67
Tabel 3. Jumlah Siswa dan Jumlah Rombongan
Belajar Tahun Pelajaran 2012/2013
17
132
b. Ketenagaan
1) Guru
a) Jumlah Semua Guru
Pendidikan terakhir
PNS
GBPNS DPK
DPY
Jlh Guru
Pasca Sarjana (S2-S3)
a. Kependidikan
1
-
-
3
4
-
-
5
5
-
-
-
-
-
1
-
-
8
9
b. Non Kependidikan
Sarjana / S1
Sarmud / D3
(Dan Lebih Rendah)
Jumlah Guru
Tabel 4. Jumlah Semua Guru
b) Jumlah guru Setiap Mata Pelajaran (Lampirkan Daftar Nama
Guru, Pendidikan, Jurusan, Mata Pelajaran yang diterima, Jumlah
jam Mengajar Masing-masing dan daftar pelajaran)
Mata Pelajaran
Pend. Agama
PKn
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Bahasa Inggris
Matematika
IPA
IPS
SBK
Pend. Jasmani
TI & K
BK
Jumlah Semua Guru
JUMLAH GURU
Sel
uru
hny
a
Pendidikan
S2/S
3
S1
-
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
6
D3/
SM
A
-
Jurusan
Sesu
ai
√
√
√
√
-
Tdk
Sesua
i
√
√
√
√
√
√
√
-
Jlh
Jam
Men
gajar
24
6
12
12
12
12
12
12
6
6
12
126
Tabel 5. Jumlah Guru Setiap Mata pelajaran
18
Kele
biha
n
Jam
Kek
ura
nga
n
Jam
-
-
Deskripsi pada tabel diatasdapat diketahui bahwa jumlah siswa di
Sekolah SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo berjumlah 67 siswa dan jumlah
guru Matematika berjumlah 1 orang serta guru Bimbingan dan Konseling
berjumlah 1 orang. Dengan demikian, peran guru Matematika dalam kegiatan
Bimbingan dan Konseling di SMP Muhammadiyah 49 dapat terlaksana
dengan baik karena dengan satu orang guru Matematika dan satu orang guru
Bimbingan dan Konseling dapat memberikan pelayanan kepada 67 siswa di
SMP Muhammadiyah 49 diamana persyaratan Bimbingan dan Konseling yang
baik adalah satu guru Bimbingan dan Konseling untuk 150 siswa.
B. Pembahasan
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 49
Tegal Rejo, penyusun melakukan pengamatan dengan guru Bidang Study
Matematikadalam kegiatan Bimbingan dan Konseling. Dari hasil pengamatan
tersebut, penyusun memperoleh beberapa informasi mengenai peran guru
Matematika
dalam
kegiatan
Bimbingan
dan
Konseling
di
SMP
Muhammadiyah 49 Tegal Rejo, dimana guru Matematika berperan untuk
dapat memahami karakter siswa serta berperan dalam memahami siswa yang
sedang mengalami masalah sehingga dapat mengganggu proses pembelajaran
siswa. Hal ini dilakukan oleh guru Matematika terlebih dahulu untuk
menyelesaikan masalah siswa sebelum dibawa kepada guru Bimbingan dan
Konseling. Setelah guru Mata Pelajaran Matematika melakukan konseling
kepada siswa, guru dapat memberitahukan masalah yang dihadapi siswa
kepada guru Bimbingan dan Konseling apabila masalah yang dihadapi siswa
merupakan masalah yang cukup berat. Hal inilah yang dinamakan koordiasi
antara guru Matematika dan guru Bimbingan dan konseling.
Menurut hasil observasi yang dilakukan, masalah yang sering dihadapi
oleh guru Matematika di sekolah SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo adalah
ketidakhadiran siswa saat mata pelajaran Matematika, dimana jika siswa yang
jarang hadir maka guru Matematika yang akan menanganinya dengan cara
mencari tahu alasan ketidakhadiran siswa melalui teman dekatnya. Apabila,
teman dekatnya tidak mengetahui alasan mengapa siswa tidak hadir maka
19
guru kelas akan menyerahkan masalah tersebut kepada guru Bimbingan dan
Konseling, agar guru Bimbingan dan Konseling dapat menangani masalah
tersebut dengan cara memanggil orang tua siswa ataupun mendatangi rumah
siswa tersebut untuk mengetahui alasan mengapa ia tidak hadir ke sekolah.
Penyusun mendapatkan informasi mengenai kenakalan siswa yang
dilakukan saat proses pembelajaran Matematika di kelas misalnya saling
mengganggu teman sebangkunya, melawan guru, sering ijin keluar kelas,
kesulitan siswa dalam memahami materi pembelajaran, siswa yang sering
tidur di dalam kelas dan lain sebagainya. Dalan hal ini, guru Mata Pelajaran
Matematika memberikan pelayanan konseling kepada siswa seperti :
1. Guru Mata Pelajaran Matematika memberikan sikap peduli kepada
semua siswa baik yang mengalami masalah, melakukan masalah
ataupun tidak keduanya dengan cara menanyakan siswa yang
sedang mengalami masalah.
2. Guru Mata Pelajaran Matematika memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan pertanyaan atau pendapat agar siswa tidak
bosan dan tidak jenuh saat belajar sehingga tidak ada siswa yang
tidur di dalam kelas.
3. Guru Mata Pelajaran Matematika memberikan reward atau hadiah
kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru untuk
memotivasi siswa dalam belajar sehingga siswa betah di dalam
kelas dan tidak selalu ijin ke luar kelas.
4. Guru Mata Pelajaran Matematika dapat menampilkan figure atau
moral yang baik kepada siswa sebagai pedoman bagi siswa di
kelas.
Siswa yang bermasalah pada saat belajar Matematika akan ditangani
oleh guru Mata Pelajaran terlebih dahulu, jika tidak terselesaikan maka guru
Mata Pelajaran Matematika akan menyerahkan siswa tersebut kepada guru
Bimbingan dan Konseling dengan langkah-langkah:
1. Guru Bimbingan dan Konseling mencari tahu pokok permasalahan
yang dialami oleh siswa tersebut.
20
2. Guru Bimbingan dan Konseling memberikan nasihat dan arahan
kepada siswa tersebut.
3. Jika tidak ada perubahan pada tingkah laku siswa tersebut, maka
guru Bimbingan dan Konseling akan memanggil orang tua siswa
tersebut, untuk melakukan konsultasi.
4. Jika setelah melakukan konsultasi dengan orang tua tidak
mendapatkan solusi maka guru Bimbingan dan Konseling akan
memberikan sanksi kepada siswa sesuai dengan tingkah kesalahan
yang dilakukannya, seperti diskors.
Dari hasil observasi yang dilakukan penyusun, masalah yang dihadapi
siswa itu disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya: Faktor ekonomi:
dimana siswa harus membantu orang tua seperti berjualan sehingga bebrapa
siswa banyak yang tidur di dalam kelas. Factor keluarga: dimana siswa berasal
dari keluarga yang broken home, sehingga siswa mencari perhatian dengan
cara mengganggu teman saat proses belajar Matematika, melawan guru, dan
sebagainya. Factor lingkungan: dimana siswa lebih senang bermain-main saat
belajar sehingga membuat siswa menjadi tidak focus saat pembelajaran
berlangsung dan ini dapat membuat siswa sulit untuk memahami materi yang
disampaikan oleh guru Matematika di kelas.
Dengan demikian, guru Mata Pelajaran Matematika memiliki peran
penting dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMP Muhammadiyah 49
Tegal Rejo dan bertanggung jawab saatmemeberikan pelayanan kepada siswa
yang memiliki masalah, sehingga siswa dapat menemukan solusi mengenai
masalahnya dan dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari observasi yang dilakukan dapat diambil kesimpulan, bahwa
guru Mata Pelajaran Matematika memilki peran penting dalam kegiatan
Bimbingan dan Konseling di SMP Muhammadiyah 49 Tegal Rejo.
Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan oleh guru
Matematika dilakukan pada saat proses pembelajaran di kelasdengan cara
memberikan motivasi dan nilai-nilai positive kepada siswa sehingga siswa
mendapatkan pemahaman dan siswa dapat merubah cara belajarnya di
dalam kelas. Dari observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
masalah yang sering dilakukan siswa adalah : siswa seing tidur di dalam
kelas, siswa mengganggu teman yang sedang belajar, siswa sulit
memahami pembelajaran Matematika, dan siswa sering melawan guru
Mata Pelajaran. Siswa yang melakukan masalah disebabkan oleh beberapa
factor seperti: factor ekonomi, factor keluarga dan factor lingkungan.
B. Saran
Adapun beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah untuk menyediakan fasilitas Pelayanan Bimbingan dan
Konseling agar pelayanan Bimbingan dan Konseling berjalan dengan
prosedur.
2. Bagi guru Mata Pelajaran Matematika, agar dapat bekerjasama dengan
guru Bimbingan dan Konseling dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi oleh siswa.
3. Bagi siswa, agar dapat berkonsultasi kepada guru Bimbingan dan
Konseling mengenai masalah yang dihadapi sehingga siswa dapat
menemukan solusi dari masalah yang dihadapinya.
4. Bagi penyusun, agar dapat mengembangkan pengetahuan mengenai
pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
5. Bagi pembaca, agar dapat mengambil manfaat dari observasi yang
dilakukan oleh penyusun.
22
DAFTAR PUSTAKA
Deliati dan Lesman, Gusman, dkk. 2017, Bimbingan dan Konseling. Medan:
UMSU Press
http://homecounseling.webly.com/prinsip-prinsip-bimbingan-konseling.html
http://tholearies.blogspot.com/2014/02/bimbingan-konseling-pengertiantujuan.html
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://staff.uny.ac.id/si
tes/depault/files/pengertian/agus-triyanto-mpd/pendekatan-pendekatan-dalamkonseling.pdf&ved=0ahUKEwjR197ik4DTAhWFqo8KHWpvBmwQFggZMAA
&usg=AFQjCNGXnTKRHQPW7lhJbbaCt5JfVSbV_Q
23