KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

KONSEP DASAR
BIMBINGAN DAN
KONSELING
OLEH :
SALMIATI

PENGERTIAN BIMBINGAN DAN
KONSELING
• Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada
individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan
memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan
dalam jabatan yang dipilihnya itu (Frank Perso, dalam
Prayitno & amti, 2008)
• Bimbingan membantu individu untuk memahami dan
menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan
pendidikan, jabatan, dan pribadi yang mereka miliki
atau dapat mereka kembangkan dan sebagai satu
bentuk bantuan yang sistematik melalui mana siswa
dibantu untuk dapat memperoleh penyesuaian yang
baik terhadap sekolah dan terhadap kehidupan
(Dunsmoor & Miller, dalam McDaniel, 1969)


• Bimbingan membantu setiap individu untuk
lebih mengenli berbagai informasi tentang
dirinys sendiri (Chiskolm, dalam McDaniel,
1959)
• Bimbingan adalah
bagian dari proses
pendidikan yang teratur dan sistematik guna
membantu pertumbunhan anak muda atau
kekuatannya
dalam
menentukan
dan
mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada
akhirnya ia dapat memperoleh pengalamanpengalaman
yang
dapat
memberikan
sumbangan yang berarti bagi masyarakat
(Lefever, dalam McDaniel, 1959).


• Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan
kepada individu-individu guna membantu mereka
memperoleh
pengetahuan
dan
keterampilanketerampilan yang diperlukan dalam membuat
pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interpretasiinterpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan
diri yang baik (Smith, dalam McDaniel, 1959)
• Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh
seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki
kepribdian yang memadai dan terlatih dengan baik
kepada
individu-individu
setiap
usia
untuk
membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri,
mengembangkan pandangan hidupnya sendiri,
membuat keputusan sendiri dan menanggung

bebannya sendiri (Crow & Crow, 1960)

• Bimbingan membantu seseorang agar menjadi
berguna, tidak sekedar mengikuti kegiatan yang
berguna. (Tiedeman, dalam Bernard & Fullmer, 1969)
• Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari
keseluruhan
pendidikan
yang
membantu
menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan
layanan staf ahli dengan cara mana setiap individu
dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan
dan kesanggupannya sepeunuh-penuhnya sesuai
dengan ide-ide demokrasi. (Mortensen & Schmuller,
1976)
• Bimbinga merupakan segala kegiatan yang bertujuan
meningkatkan realisasi pribadi setiap individu
(Bernard & Fullmer, 1969)


• Bimbingan
sebagai
pendidikan
dan
perkembangan yang menekankan proses belajar
yang sistematik (Mathewson, dalam Bernard &
Fullmer, 1969)
• Bimbingan adalah bantuan yang diberikan
kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan
dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana.
Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi
yang merupakan tugas dan hal setiap individu
untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh
tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan
membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan
(diwarisi), tetapi harus dikembangkan )Jones,
Staffire & Stewart, 1970)

Rumusan 1 (Parson, dalam Jones, 1951)
• Bimbingan diberikan kepada individu

• Bimbingan mempersiapkan individu untuk memasuki
suatu jabatan
• Bimbingan menyiapkan individu agar mencapai
kemajuan dalam jabatan
Rumusan 2 (Dunsmoor & Miller, dalam McDaniel, 1959)
• Bimbingan berusaha membantu individu
• Bimbingan berusaha memahami dan menggunakan
secara luas kesempatan-kesempatan yang tersedia
yang meliputi kesempatan pendidikan, jabatan
• Bimbingan dilakukan secara sistematik
• Bimbingan bertujuan agar menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekolah dan kehidupan

Rumusan 3 (Chiskolm, dalam McDaniel, 1959)
• Bimbingan membantu setiap individu
• Bimbingan berusaha agar klien memahami diri
sendiri
Rumusan 4 (Lefever, dalam McDaniel, 1959)
• Bimbingan
merupakan

bagian
dari
prosex
pendidikan
• Bimbingan dilakukan secara teratur dan sistematik
• Bimbingan diberikan kepada anak muda
• Bimbingan menentukan dan mengarahkan dirinya
sendiri
• Bimbingan berusaha agar klien memperoleh
pengalaman-pengalaman yang berguna

Rumusan 5 (Smith, dalam McDaniel, 1959)
• Bimbingan merupakan suatu proses layanan
• Bimbingan memberikan bantuan kepada
individu
• Bimbingan bertujuan agar klien memperoleh
pengetahuan dan keterampilan
• Bantuan yang diberikan memalui bimbingan
digunakan untuk membuat pilihan-pilihan,
rencana-rencana

dan
interpretasiinterpretasi.
• Bantuan untuk penyesuaian diri yang baik

Rumusan 6 (Crow & Crow, 1960)
• Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
seseorang laki-laki atau perempuan
• Bimbingan beruguna agar klien memiliki kepribadian
memadai dan terlatih dengan baik
• Bantuan melalui bimbingan diberikan kepada individu
• Bimbingan untuk klien sembarang usia
• Bimbingan
bertujuan
agar
klien
memperoleh
kemandirian dalam membuat rencana dan membuat
keputusan-keputusan
• Bimbingan bertujuan agar klien bertanggung jawab
terhadap keputusan-keputusan yang dibuat.

Rumusan 7 (Tiederman, dalam Bernerd & Fullmer, 1969)
• Bimbingan membantu seseorang agar menjadi berguna

Rumusan 8 (Mortensen & Schmuller, 1976)
• Bimbingan
merupakan
bagian
dari
keseluruhan usaha pendidikan
• Bimbingan
menyediakan
berbagai
kesempatan
• Bimbingan dilakukan oleh orang yang ahli
• Bimbingan mengembangkan kemampuan
secara optimal
• Bimbingan
sesuai
dengan
ide-ide

demokratisasi bahwa masing-masing anak
memiliki bakat, kemampuan, dan minat
yang berbeda antara yang satu dengan
yang lain

Rumusan 9 (Bernar & Fullmer, 1969)
• Bimbingan itu dilakukan degan berbagai
cara
• Bimbingan itu dilakukan untuk
meningkatkan perwujudan diri
• Bimbingan itu diberikan kepada individu
Rumusan 10 (Mathewson, dalam Bernard &
Fulmer, 1969)
• Bimbingan merupakan pendidikan dan
perkembangan
• Bimbingan ditekankan pada proses belajar

Rumusan 11 (Jones, dkk, 1970)
• Bimbingan merupakan proses bantuan
• Bimbingan diberikan keada individu

• Bimbingan bertujuan agar klien dapat membuat
pilihan-pilihan dan keputusan secara bijaksana
• Bimbingan dilaksanakan berdasarkan atas prinsipprinsip demokrasi bahwa setiap individu mempunyai
hak dan kewajiban memilih jalan hidupnya sendiri
• Dalam memilih jalan hidupnya itu, individu tidak
boleh mencampuri hak orang lain
• Kemampuan
membuat
pilihan-pilihan
dan
keputusan-keputusan
tidak
diturunkan/diwarisi,
melainkan harus dikembangkan sendiri oleh yang
bersangkutan.

Unsur-unsur pokok bimbingan
1. Pelayanan bimbingan merupakan suatu proses. Ini berarti
bahawa pelayanan bimbingan bukan sesuatu yang sekali terjadi,
melaikan melalui liku-liku tertentu sesuai dengan dinamika yang

terjadi dalam pelayan ini.
2. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan. “Bantuan”
tidak diartikan sebagai bantuan materiil (sepeeti uang, hadiah,
sumbangan dan lain-lain), melaikan bantuan yang bersifat
menunjang bagi pengembangan pribadi bagi individu yang
dibimbing.
3. Bantuan itu diberikan kepada individu, baik perorangan maupun
kelompok. Sasaran pelayanan bimbingan adala orang yang
diberikan bantuan, baik orang seorang secara individual ataupun
secara kelompok.
4. Pemecahan masalah dalam bimbingan dilakukan oleh dan atas
keluatan klie sendiri. Dalam kaitan ini, tujuan bimbingan adalah
memperkembangkan kemampuan klien (orang yang dibimbing)
untuk dapat mengatasi
sendiri masalah-masalah yang
dihadapinya, dan akhirnya dapat mencapai kemandirian.

5. Bimbingan dilaksanakan dengan menggunakana
berbagai bahan, interaksi, nasihat atau gagasan,
serta alat-alat tertentu baik yang berasal dari klien
sendiri, konselor maupun dari lingkungan.
6. Bimbingan tidak hanya diberikan untuk kelompokkelompok umur tertentu saja, tetapi meliputi semua
usia, meulai dari anak-anak, remaja dan orang
dewasa. Dengan demikian bimbingan dapat
diberikan semua lingkungan kehidupan, di dalam
keluarga, di sekolah dan di luar sekolah.
7. Bimbingan diberikan oleh orang-orang yang ahli,
yaitu orang-orang yang memiliki kepribadian yang
terpilih dan telah memperoleh pendidikan serta
latiah yang memadai dalam bidang bimbingan dan
konseling

8.

Pembimbing
tidak
selayaknya
memaksakan
keinginan-keinginannya
kepada klien karena klien mempunyai
hak dan kewajiban untuk menentukan
arah
dan
jalan
hidupnya
sendiri,
sepanjang dia tidak mencampuri hak-hak
orang lain.
9. Suatu hal yang belum tersurat secaral
angsung dalam rumusan-rumusan di atas
ialah: bimbingan dilaksanakan sesuai
dengan norma-norma yang berlaku.

4 elemen
bimbingan

kunci

terkait

dengan

1. Bimbingan melibatkan bantuan
2. Bimbingan dipersonalisaskan
3. Bimbingan berusaha meningkatkan
pemahaman diri
4. Bimbingan berusaha meningkatkan
pemahaman terhadap orang lain

Dalam penerapannya di sekolah, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan
• Adanya organisasi bimbingan di mana teradapat
pembagian tugas peranan dan tanggung jawab
yang tegas di atara para petugasnya.
• Adanya progeam yang jelas dan sistematis untuk:
(1) melaksanakan penelitian yang mendalam
tentang diri murid-murid, (2) melaksanakan
penelitian tentang kesempatan atau peluang yang
ada, misalnya: kesempatan pendidikan, kesempatan
pekerjaan, masalah-masalah yang berhubungan
dengan human relations, dan sebagainya, (3)
kesempatan bagi murid untuk mendapatkan
bimbingan dan konseling secara teratur.

• Adanya personil yang terlatih untuk
melaksanakan
program-program
tersebut di atas, dan dilibatkannya
seluruh
staf
sekolah
dalam
pelaksanaan bimbingan
• Adanya fasilitas yang memadai, baik
fisik maupun non (suasana, sikap
dan sebagainya)
• Adanya kerja sama yang sebaikbaiknya antara sekolah, keluarga,
lembaga-lembaga di masyarakat,
baik
pemerintah
dan
non-

Pengertian konseling
• konseling adalah kegiatan di mana semua fakta
dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan
pada masalah tertentu untuk diatasi sendi oleh yang
bersangkutan, di mana ia diberi bantuan pribadi dan
langsung dalam pemecahan masalah itu. Konselor
tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling
harus ditujukan pada perkembangan yang progresif
dari individu untuk memecahkan masalah-masalahya
sendiri tanpa bantuan (Jones, 1951)
• Interaksi yang (a) terjadi anta ra dua orang individu,
masing-masing disebut konselor dan klien;(b) terjadi
dalam suasana yang profesional; (c) dilakukan dan
dijaga sebagi alat memudahkan perubahan-prubahan
dalam tingkah laku klien (Pepinsky & Pepinsky, dalam
Shertzer & Stone, 1974)

• Suatu proses yang terjadi dalam hubungan tatap muka
antara seorang individu yang terganggu oleh karena
masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan
seorang pekerja yang profesional, yaitu orang yang terlatih
dan berpengalaman membantu orang lain mencapai
pemecahan-pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan
pribadi (Maclean, dalam Sherzer & Stone, 1974)
• Suatu proses dimanakonselor membantu konseli membuat
interpretasi-interpretasi
tentang
fakta-fakta
yang
berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaianpenyesaian yang perlu dibuatnya (Smth, dalam Sertzer &
Stone, 1974)
• Konseling
merupakan suatu proses untuk membantu
individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan
dirinya, dan untuk mencapai perkembangan optimal
kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut dapat
terjadi setiap waktu (Division of Conseling Psychology)

• Suatu rangkaian pertemuan langsung
dengan individu yang ditujukan pada
pemberian bantuan kepadanya untuk
dapat menyesuaiakan dirinya secara
lebih efektif dengan dirinya sendiri dan
dengan lingkungannya (McDanie, 1956)
• Proses dalam mana konselor membantu
konseli membuat interpretasi-interpretasi
tentang fakta-fakta yang berhubungan
dengan
pilihan,
rencana
atau
penyesuaian yang perlu dibuatnya (A.C.
English, dalam Shertzer & Stone, 1974)

• Konseling adalah hubungan pribadi yang
dilakukan secara tatap muka antara dua orang
dalam mana konselor melalui hubungan itu
dengan kemampuan-kemampuan khusus yang
dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam
hal ini konseli dibantu untuk memahami diri
sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan
keadaannya mada depan yang dapat ia ciptakan
dengan menggunakan potensi yang dimilikinya,
demi untuk kesejahtraan pribadi maupun
masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar
bagaimana memecahkan masalah-masalah dan
menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan
datang (Tolbert, 1959)

• Membantu individu agar dapat menyadari dirinya
sendiri dan memberikan reaksi terhadap pengaruhpengaruh
lingkungan
yang
diterimanya,
selanjutnya,
membantu
yang
bersangkutan
menentukan beberapa makna pribadi bagi tingkah
laku
tersebut
dan
mengembangkan
serta
memperjelas tujuan-tujuan dan nilai-nilai untuk
perilaku dimasa yang akan datang (Blocher, dalam
Shertzert &Stone, 1974
• Konseling meliputi pemahaman dan hubungan
individu
untuk
mengungkapkan
kebutuhankebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang
unik dari individu dan membantu individu yang
bersangkutan untuk mengapresiasi ketiga hal
tesentu (Bernard & Fullmer, 1969)

• Proses mengenai seseorang individu yang
sedang
mengalami
masalah
(klien)
dibantu untuk merasa dan bertingkah laku
dalam suasana yang lebih menyenangkan
melalui nteraksi dengan seseorang yang
tidak bermasalah, yang menyediakan
informasi
dan
reaksi-reaksi
yang
merangsang klien untuk mengembangkan
tingkah laku yang memungkinkannya
berperan secara lebih efektif bagi dirinya
sendiri dan lingkungannya (Lewis, dalam
Shertzer & Stone, 1974)

Ciri-ciri pokok konseling
• Konseling melibatkan dua orang yang
saling berinteraksi dengan jalan
mengadakan komunikasi langsung,
mengemukakan dan memperhatikan
dengan seksama isi pembicaraan,
gerakan-gerakan isyarat, pandangan
mata, dan gerakan-gerakan lain
dengan maksud untuk meningkatkan
pemahaman kedua belah pihak yang
terlibat di dalam interaksi itu.

• Model interaksi di dalam konseling itu terbatas pada
dimensi verbal, yaitu konselor dan klien saling
berbicara.
• Interaksi antara konselor dan klien berlangsung
dalam waktu yang relatif lama dan terarah kepada
pencapaian tujuan.
• Tujuan dari hubungan konseling ialah terjadinya
perubahan pada tingkah laku klien,
• Konseling merupkan proses yang dinamis, di mana
individu klien dibantu untuk dapat mengembangkan
dirinya,
mengembangkan
kemampuankemampuannya dalam mengatasi masalah-masalah
yang sedang dihadapi
• Konseling didasari atas penerimaan konselor secara
wajar tentang diri klien, yaitu atas dasar
penghargaan terhadap harkat dan martabat klien.

Tujuan bimbingan dan
konseling
Hamrin & Clifford, dalam Jones, 1951)
Agar individu dapat:
• Membuat pilihan-pilihan
• Embuat penyesuaian-penyesuaian
• Membuat interpretasi-interpretasi
Broafshow dalam Mc.Daniel, 1956
• Mempekuat fungsi-fungsi pendidikan
Shoben, dlam Bernard & Fullmer, 1969)
• Membnatu orang agar menjadi insan yang
berguna

Colleman, dalam Thomson & Rudolph, 1983
Bimbingan dan konseling bertujuan:
• Memberikan dukungan
• Memberikan
wawasan,
pandangan,
pemahaman,
keterampilan dan alternatif baru
• Mengatasi permasalahan yang dihadapi
Thompson & Rudolph, 1983
Bimbingan dan konseling bertujuan agar klien:
• Mengikuti kemauan-kemamuan/saran-saran konselor
• Mengadakan perubahan tingkah laku secara positif
• Melakukan pemecahan masalah
• Melakukan pengambilan keputusan, pengembangan
kesadaran
• Mengembangkan penerimaan diri
• Memberikan pengukuhan

Bimbingan dan konseling bertujuan membnatu
peserta
didik
mencapai
tugas-tugas
perkembangan
secara
optimal
sebagai
makhluk Tuhan, sosial dan pribadi. Lebih lanjut
tujuan bimbingan dan konseling adalah
membantu individu dalam mencapai:
a. Kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk
Tuhan
b. Kehidupan yang produktif dan efektif dalam
masyrakat
c. Hidup bersama dengan individu-individu lain
d. Harmoni antara cita-cita mereka dengan
kemampuan yang dimilikinya

Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di
sekolah iralah agar peserta didik, dapat:
• Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal
mungkin
• Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri
• Mengatasi
kesulitan
dalam
memahami
lingkungannya, yang meliputi lingkungan sekolah,
keluarga, pekerjaan, sosio-ekonomi, dan kebudayaan
• Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan
memecahkan masalahnya
• Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemamluan,
minat dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan
pekerjaan
• Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di
luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut

Bimbingan
dan
konselng
bertujuan
membantu peserta didik agar memiliki
kompetensi mengembangkan potensi dirinya
seoptimal mungkin mewujudkan nilai-nilai
yang
terkandung
dalam
tugas-tugas
perkembangan yang harus dikuasainya
sebaik mungkin. Pengembangan potensi
meliputi tiga tahapan, yaitu: pemahaman
(awareness),
sikap
dan
penerimaan
(accomodation), dan keterampilan atau
tindakan (action) melaksanakan tugas-tugas
perkembangan.

Asas-asas bimbingan dan
konseling
1. Asas
2. Asas
3. Asas
4. Asas
5. Asas
6. Asas
7. Asas
8. Asas
9. Asas
10.Asas
11.Asas

kerahasiaan
kesukarelaan
keterbukaan
kegiatan
kemandirian
kekinian
kedinamisan
keterpaduan
kenormatifan
keahlian
alih tangan kasus