PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL CAPM DAN AP (5)
PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL CAPM DAN APT DALAM MEMPREDIKSI
RETURN DAN RISK DI BURSA EFEK INDONESIA
Faturrahman, Adam Julian
Fakultas Ekonomi Bisnis dan Humaniora
Jurusan Manajemen
Universitas Trilogi
LATAR BELAKANG
Dalam berinvestasi, baik dalam asset keuangan maupun asset riil seseorang atau
perusahaan pasti akan mengharapkan pengembalian atas investasinya. Dalam investasi pada
asset keuangan khususnya saham ada dua model untuk memprediksi return investasi. Model
yang pertama yaitu CAPM, model ini mengasumsikan bahwa return saham dipengaruhi satu
faktor yaitu return market. Model yang kedua yaitu model APT, model ini mengasumsikan
jika investor memiliki peluang untuk meningkatkan return tanpa meningkatkan risiko maka
investor tersebut akan memanfaatkan peluang tersebut. Sehingga dalam model APT ini
faktor-faktor yang mempengaruhi return saham lebih banyak dari pada model CAPM. Kedua
model tersebut pada dasarnya dapat memprediksi return yang diharapkan investor, namun
berbeda dalam variabel yang digunakan.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) yang diperkenalkan oleh Sharp (1964) dan
Linmer (1965) merupakan model untuk menentukan harga suatu assets pada kondisi
equilibrium. Dalam keadaan equilibirium tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal
untuk suatu saham akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Dalam hal ini risiko yang
diperhitungkan adalah risiko sistematis yang diwakili oleh beta, karena resiko yang tidak
sistematik bisa dihilangkan dengan cara diversifikasi.
Kelemahan-kelemahan empiris yang terjadi pada model Capital Asset Pricing Model
(CAPM) mendorong para ahli manajemen keuangan untuk mencari model alternative yang
menerangkan hubungan pendapatan dengan risiko saham . Pada tahun 1976 Stephen A. Ross
merumuskan sebuah teori yang disebut dengan Arbitrage Pricing Theory (APT). Meskipun
model ini tidak bisa secara keseluruhan memecahkan kekurangan yang terjadi pada model
CAPM, tetapi model inilah yang pertama kali dikembangkan untuk mencoba mengeleminir
kekurangan-kekurangan yang terjadi pada model CAPM dan mempunyai kesempatan untuk
menggantikan model tersebut. APT menyatakan bahwa harga suatu aktiva bisa dipengaruhi
oleh berbagai faktor, tidak hanya satu factor (portofolio pasar) seperti yang telah
dikemukakan pada teori CAPM.
Peneliti ingin menguji keakuratan dan perbandingan model CAPM dan APT ini
diterapkan oleh peneliti dalam memprediksi return dan risiko saham pada perusahaan
Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015
TUJUAN PENULISAN
Sesuai dengan latar belakang diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis keakuratan dan perbandingan model Capital
Asset Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory dalam memprediksi return dan
risiko saham perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode
2013-2015
LITERATUR
Rumus CAPM dalam mencari tingkat estimasi return adalah (Tandelilin, 2010):
E (Ri) = Rf + �i [ E(Rm) – Rf]
Keterangan :
E(Ri) : Tingkat pendapatan yang diharapkan dari sekuritas i yang mengandung risiko.
Rf : Tingkat pendapatan bebas risiko.
E(Rm) : Tingkat pendapatan pasar yang diharapkan.
βi : Tolak ukur risiko yang tidak bisa terdiversifikasi dari sekuritas i
Besaran koefisien beta dapat dicari dengan cara meregresikan return saham dengan
return pasar (tandelilin, 2010):
Ri = αi + βi Rm + ei
Keterangan :
Ri : Tingkat pendapatan sekuritas i
RM : Tingkat pendapatan indeks pasar
βi : Slope (beta )
αi : Intersep
ei : random residual error
Rumus APT yang digunakan untuk menghitung risiko sistematis saham adalah
sebagai berikut (Tandelilin, 2010):
Ri = ai + bi1 F1 + bi2 F2 + … + bin Fn + ei
Keterangan :
Ri : Return saham i
bin : sensitivitas return saham i terhadap faktor ke-n
ai : konstanta
Fn : Faktor ke-n yang mempengaruhi return saham i
ei : random error
Sedangkan rumus untuk menghitung return harapan saham berdasarkan model APT
adalah sebagai berikut (Tandelilin, 2010):
E (Ri) = Rf + Bi1 (E(F1) – Rf) + bi2 (E(F2) – Rf) + … + bin (E(Fn) – Rf)
Keterangan :
E(Ri) : Return harapan saham i
E(Fn)-Rf : Premi risiko
bin : Risiko sistematis saham i terhadap faktor ke-n
Pengujian keakuratan kedua model menggunakan nilai mean absolute deviation yang
dapat dilihat pada tabel dibawah ini. MAD CAPM (0,0034397) memiliki nilai rata-rata lebih
kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata MAD APT (0,0035143), yang menunjukkan model
CAPM lebih akurat dalam memprediksi return saham perusahaan industri barang konsumsi
periode 2013-2015. Akan tetapi selisih nilai MAD kedua model menandakan bahwa
keakuratan kedua model memiliki perbedaan yang sedikit, hal ini dikarenakan expected risk
premium masing-masing portofolio tersebut proporsional dengan market beta prtofolio,
sesuai dengan teori yang ada apabila expected risk premium masing-masing portofolio
tersebut proporsional dengan market beta prtofolio, maka APT dan CAPM akan memberikan
hasil yang sama, kalau tidak maka hasilnyapun berbeda pula (Husnan, 2005).
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian terdahalu yaitu yang dilakukan oleh
(Premananto & Madyan, 2004), (Maftuhah, 2014), (Aqli, 2015), (Prasetyo & Adib, 2016),
dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Model CAPM lebih akurat dibandingkan
Model APT dalam memprediksi return saham yang diukur dengan menghitung nilai MAD.
Tabel 1.0
No
Kode
Nama Perusahaan
MAD CAPM
MAD APT
1
ADES
Akasha Wira International Tbk
0,00097
0,001016
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
0,0012
0,00018
3
ALTO
Tri Banyan Tirta Tbk
0,000173
0,00024
4
CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
0,001145
0,00059
5
DLTA
Delta Djakarta Tbk
0,002263
0,00249
6
ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
0,001036
0,00098
7
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
0,00065
0,00065
8
GGRM
Gudang Garam Tbk
0,00017
0,00013
9
HMSP
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
0,00069
0,00094
10
WIIM
Wismilak Inti Makmur Tbk
0,00218
0,0022
11
DVLA
Darya Varia Laboratoria Tbk
0,000155
0,000277
12
INAF
Indofarma Tbk
0,00128
0,00095
13
KAEF
Kimia Farma Tbk
0,000082
0,0017
14
KLBF
Kalbe Farma Tbk
0,00019
0,00025
15
MERK
Merck Tbk
0,04292
0,04382
16
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
0,00061
0,00069
17
KDSI
Kedawung Setia Industrial Tbk
0,00235
0,00214
18
LMPI
Langgeng Makmur Industry Tbk
0,00385
0,004015
Rata-rata
0,0034397
0,0035143
REKOMENDASI
1. Menambahkan rentang waktu observasi. Dengan memperbanyak sampel penelitian,
diharapkan dapat menghasilkan analisa yang lebih akurat.
2. Menambahkan atau mengubah faktor-faktor makroekonomi pembentuk model APT yang
lebih relevan.
3. Menggunakan software lain untuk forecasting pada variabel makroekonomi yang
digunakan.
KESIMPULAN
1. Model CAPM lebih akurat dibandingkan model APT dalam memprediksi return saham
perusahaan industri barang konsumsi periode 2013-2015. Keakuratan diukur dengan nilai
MAD. Nilai MAD CAPM yaitu 0,0034397 lebih kecil dibandingkan dengan nilai MAD
APT yaitu 0,0035143.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M.2015. The Validity of Capital Asset Pricing
Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the Return of Stocks in
Indonesia Stock Exchange. American Journal of Economics, Finance and Management
Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189.
2. Munthe, Inge Lengga Sari, Firmansyah Kusasi & Nurfatilla Afidah, 2015. Analisis
Perbandingan Keakuratan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage
Pricing Theory (APT) dalam Memprediksi Return (Studi Pengamatan Pada
Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013 – 2015) Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji.
3. Prasetyo, Denny Cahyo, & Noval Adib, 2014. Perbandingan Keakuratan CAPM dan
APT Dalam Memprediksi
Return Saham Perusahaan di Jakarta Islamic Index
(Periode 2010-2014). Jurnal Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Brawijaya.
4. Widianita, Sulistiarini, 2009. Analisis Perbandingan Keakuratan Capital Asset
Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT) Dalam Memprediksi
Return Saham LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi
RETURN DAN RISK DI BURSA EFEK INDONESIA
Faturrahman, Adam Julian
Fakultas Ekonomi Bisnis dan Humaniora
Jurusan Manajemen
Universitas Trilogi
LATAR BELAKANG
Dalam berinvestasi, baik dalam asset keuangan maupun asset riil seseorang atau
perusahaan pasti akan mengharapkan pengembalian atas investasinya. Dalam investasi pada
asset keuangan khususnya saham ada dua model untuk memprediksi return investasi. Model
yang pertama yaitu CAPM, model ini mengasumsikan bahwa return saham dipengaruhi satu
faktor yaitu return market. Model yang kedua yaitu model APT, model ini mengasumsikan
jika investor memiliki peluang untuk meningkatkan return tanpa meningkatkan risiko maka
investor tersebut akan memanfaatkan peluang tersebut. Sehingga dalam model APT ini
faktor-faktor yang mempengaruhi return saham lebih banyak dari pada model CAPM. Kedua
model tersebut pada dasarnya dapat memprediksi return yang diharapkan investor, namun
berbeda dalam variabel yang digunakan.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) yang diperkenalkan oleh Sharp (1964) dan
Linmer (1965) merupakan model untuk menentukan harga suatu assets pada kondisi
equilibrium. Dalam keadaan equilibirium tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal
untuk suatu saham akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Dalam hal ini risiko yang
diperhitungkan adalah risiko sistematis yang diwakili oleh beta, karena resiko yang tidak
sistematik bisa dihilangkan dengan cara diversifikasi.
Kelemahan-kelemahan empiris yang terjadi pada model Capital Asset Pricing Model
(CAPM) mendorong para ahli manajemen keuangan untuk mencari model alternative yang
menerangkan hubungan pendapatan dengan risiko saham . Pada tahun 1976 Stephen A. Ross
merumuskan sebuah teori yang disebut dengan Arbitrage Pricing Theory (APT). Meskipun
model ini tidak bisa secara keseluruhan memecahkan kekurangan yang terjadi pada model
CAPM, tetapi model inilah yang pertama kali dikembangkan untuk mencoba mengeleminir
kekurangan-kekurangan yang terjadi pada model CAPM dan mempunyai kesempatan untuk
menggantikan model tersebut. APT menyatakan bahwa harga suatu aktiva bisa dipengaruhi
oleh berbagai faktor, tidak hanya satu factor (portofolio pasar) seperti yang telah
dikemukakan pada teori CAPM.
Peneliti ingin menguji keakuratan dan perbandingan model CAPM dan APT ini
diterapkan oleh peneliti dalam memprediksi return dan risiko saham pada perusahaan
Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015
TUJUAN PENULISAN
Sesuai dengan latar belakang diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis keakuratan dan perbandingan model Capital
Asset Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory dalam memprediksi return dan
risiko saham perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode
2013-2015
LITERATUR
Rumus CAPM dalam mencari tingkat estimasi return adalah (Tandelilin, 2010):
E (Ri) = Rf + �i [ E(Rm) – Rf]
Keterangan :
E(Ri) : Tingkat pendapatan yang diharapkan dari sekuritas i yang mengandung risiko.
Rf : Tingkat pendapatan bebas risiko.
E(Rm) : Tingkat pendapatan pasar yang diharapkan.
βi : Tolak ukur risiko yang tidak bisa terdiversifikasi dari sekuritas i
Besaran koefisien beta dapat dicari dengan cara meregresikan return saham dengan
return pasar (tandelilin, 2010):
Ri = αi + βi Rm + ei
Keterangan :
Ri : Tingkat pendapatan sekuritas i
RM : Tingkat pendapatan indeks pasar
βi : Slope (beta )
αi : Intersep
ei : random residual error
Rumus APT yang digunakan untuk menghitung risiko sistematis saham adalah
sebagai berikut (Tandelilin, 2010):
Ri = ai + bi1 F1 + bi2 F2 + … + bin Fn + ei
Keterangan :
Ri : Return saham i
bin : sensitivitas return saham i terhadap faktor ke-n
ai : konstanta
Fn : Faktor ke-n yang mempengaruhi return saham i
ei : random error
Sedangkan rumus untuk menghitung return harapan saham berdasarkan model APT
adalah sebagai berikut (Tandelilin, 2010):
E (Ri) = Rf + Bi1 (E(F1) – Rf) + bi2 (E(F2) – Rf) + … + bin (E(Fn) – Rf)
Keterangan :
E(Ri) : Return harapan saham i
E(Fn)-Rf : Premi risiko
bin : Risiko sistematis saham i terhadap faktor ke-n
Pengujian keakuratan kedua model menggunakan nilai mean absolute deviation yang
dapat dilihat pada tabel dibawah ini. MAD CAPM (0,0034397) memiliki nilai rata-rata lebih
kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata MAD APT (0,0035143), yang menunjukkan model
CAPM lebih akurat dalam memprediksi return saham perusahaan industri barang konsumsi
periode 2013-2015. Akan tetapi selisih nilai MAD kedua model menandakan bahwa
keakuratan kedua model memiliki perbedaan yang sedikit, hal ini dikarenakan expected risk
premium masing-masing portofolio tersebut proporsional dengan market beta prtofolio,
sesuai dengan teori yang ada apabila expected risk premium masing-masing portofolio
tersebut proporsional dengan market beta prtofolio, maka APT dan CAPM akan memberikan
hasil yang sama, kalau tidak maka hasilnyapun berbeda pula (Husnan, 2005).
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian terdahalu yaitu yang dilakukan oleh
(Premananto & Madyan, 2004), (Maftuhah, 2014), (Aqli, 2015), (Prasetyo & Adib, 2016),
dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Model CAPM lebih akurat dibandingkan
Model APT dalam memprediksi return saham yang diukur dengan menghitung nilai MAD.
Tabel 1.0
No
Kode
Nama Perusahaan
MAD CAPM
MAD APT
1
ADES
Akasha Wira International Tbk
0,00097
0,001016
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
0,0012
0,00018
3
ALTO
Tri Banyan Tirta Tbk
0,000173
0,00024
4
CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
0,001145
0,00059
5
DLTA
Delta Djakarta Tbk
0,002263
0,00249
6
ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
0,001036
0,00098
7
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
0,00065
0,00065
8
GGRM
Gudang Garam Tbk
0,00017
0,00013
9
HMSP
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
0,00069
0,00094
10
WIIM
Wismilak Inti Makmur Tbk
0,00218
0,0022
11
DVLA
Darya Varia Laboratoria Tbk
0,000155
0,000277
12
INAF
Indofarma Tbk
0,00128
0,00095
13
KAEF
Kimia Farma Tbk
0,000082
0,0017
14
KLBF
Kalbe Farma Tbk
0,00019
0,00025
15
MERK
Merck Tbk
0,04292
0,04382
16
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
0,00061
0,00069
17
KDSI
Kedawung Setia Industrial Tbk
0,00235
0,00214
18
LMPI
Langgeng Makmur Industry Tbk
0,00385
0,004015
Rata-rata
0,0034397
0,0035143
REKOMENDASI
1. Menambahkan rentang waktu observasi. Dengan memperbanyak sampel penelitian,
diharapkan dapat menghasilkan analisa yang lebih akurat.
2. Menambahkan atau mengubah faktor-faktor makroekonomi pembentuk model APT yang
lebih relevan.
3. Menggunakan software lain untuk forecasting pada variabel makroekonomi yang
digunakan.
KESIMPULAN
1. Model CAPM lebih akurat dibandingkan model APT dalam memprediksi return saham
perusahaan industri barang konsumsi periode 2013-2015. Keakuratan diukur dengan nilai
MAD. Nilai MAD CAPM yaitu 0,0034397 lebih kecil dibandingkan dengan nilai MAD
APT yaitu 0,0035143.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M.2015. The Validity of Capital Asset Pricing
Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the Return of Stocks in
Indonesia Stock Exchange. American Journal of Economics, Finance and Management
Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189.
2. Munthe, Inge Lengga Sari, Firmansyah Kusasi & Nurfatilla Afidah, 2015. Analisis
Perbandingan Keakuratan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage
Pricing Theory (APT) dalam Memprediksi Return (Studi Pengamatan Pada
Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013 – 2015) Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji.
3. Prasetyo, Denny Cahyo, & Noval Adib, 2014. Perbandingan Keakuratan CAPM dan
APT Dalam Memprediksi
Return Saham Perusahaan di Jakarta Islamic Index
(Periode 2010-2014). Jurnal Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Brawijaya.
4. Widianita, Sulistiarini, 2009. Analisis Perbandingan Keakuratan Capital Asset
Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT) Dalam Memprediksi
Return Saham LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi