STRATEGI MENINGKATKAN PERSAINGAN BISNIS

STRATEGI MENINGKATKAN
PERSAINGAN BISNIS PERUSAHAAN
DENGAN PENERAPAN E-COMMERCE
STRATEGI MENINGKATKAN PERSAINGAN BISNIS PERUSAHAAN DENGAN
PENERAPAN E-COMMERCE
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sebuah perubahan tradisi dari kultur
masyarakat sehari-hari, dengan terciptanya sebuah keterbukaan dan transparansi di berbagai
bidang, yang terutama di bidang Teknologi Informasi (IT). Informasi yang cepat dan akurat
merupakan bentuk informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, termasuk didalamnya
dunia bisnis.
Berkembangnya penggunaan Internet dan teknologi World Wide Web, menyebabkan munculnya
penggunaan internet mengalami perkembangan yang luar biasa di bidang bisnis terutama pada
perusahaan skala besar maupun kecil. Sejak berkembangnya teknologi internet tersebut pada
tahun 1990-an penggunaannya meluas karena dipandang memberikan manfaat yang sangat besar
bagi kelancaran proses-proses bisnis.
Penggunaan teknologi internet diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar terhadap dunia
bisnis yang kompetitif tersebut. Perusahaan yang mampu bersaing dalam kompetisi tersebut
adalah perusahaan yang mampu mengimplementasikan teknologi ke dalam perusahaannya. Salah
satu jenis implementasi teknologi dalam hal meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan

produk-produk adalah dengan menggunakan electronic commerce (e-Commerce) untuk
memasarkan berbagai macam produk atau jasa, baik dalam bentuk fisik maupun digital. Dalam
penggunaan teknologi tersebut, berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan seperti investor,
konsumen, pemerintah akan ikut berperan.
Dengan semakin matangnya teknologi internet dan web, teknologi-teknologi ini meningkatkan
kemampuan perusahaan yang canggih dalam hal komunikasi bisnis dan dalam hal
kemampuannya berbagi informasi, selain itu berbagi sumber daya lain yang bernilai.
Ide dasar serta manfaat e-Commerce dalam meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan serta
meningkatkan daya saing perusahaan dalam hal ini menjadi sudut pandang dari penulis yang
dijadikan sebagai obyek dalam tulisan ini. Melihat kenyataan tersebut, maka penerapan teknologi
e-Commerce merupakan salah satu factor yang penting untuk menunjang keberhasilan suatu
produk dari sebuah perusahaan. Untuk mempercepat dan meningkatkan penjualan cepat maka

dengan melihat perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat tersebut dapat
memanfaatkan suatu layanan secara on-line yang berupa e-Commerce.
Dengan adanya layanan electronic commerce (e-Commerce) ini maka pelanggan dapat
mengakses serta melakukan pesanan dari berbagai tempat. Dengan adanya era teknologi yang
canggih saat ini para pelanggan yang ingin mengakses e-Commerce tidak harus berada di suatu
tempat, hal itu dikarenakan di kota kota besar di Indonesia telah banyak tempat tempat yang
menyediakan suatu fasilitas akses internet hanya dengan menggunakan laptop/notebook ataupun

dengan Personal Digital Assistant (PDA) dengan menggunakan teknologi wifi. Maka dari itu saat
sekarang sangat diperlukan dan diminati perusahaan-perusahaan yang menerapkan layanan eCommerce.
Penggunaan e-Commerce di Indonesia masih sangat terbatas. Berdasarkan survey awal masih
relatif sedikit perusahaan yang menggunakan e-Commerce sebagai sarana untuk kepentingan
bisnis. Oleh karena itu dalam tulisan ini akan dikaji tentang motif serta manfaat yang dirasakan
oleh perusahaan yang telah menerapkan penggunaan ecommerce dalam kepentingan bisnis.
Melalui tulisan ini diharapkan dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang motif perusahaan
dalam menggunakan e-Commerce.
Sedangkan tujuan dari tulisan ini adalah: Ide-ide apa sajakah yang mendorong perusahaan
menggunakan e-Commerce dalam kepentingan bisnis dan seberapa besarkah manfaat yang telah
diperoleh jika perusahaan telah menerapkan e-Commerce dalam kepentingan bisnis mereka.
I.2.

Kajian Teoritis

Electronic Commerce (e-Commerce) adalah proses pembelian, penjualan atau pertukaran produk,
jasa dan informasi melalui jaringan komputer. e-Commerce merupakan bagian dari e-business, di
mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga
pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi
jaringan www, e-Commerce juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data

(databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain
seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-Commerce ini.
Electronic Commerce (e-Commerce) merupakan konsep baru yang biasanya digambarkan
sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web Internet (Shim, Quershi, Siegel,
Siegel, 2000 dalam buku M. Suyanto, 11, 2003) atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa
dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet (Turban, Lee, King, Chung, 2000
dalam buku M. Suyanto,11,2003).
Sedangkan menurut Kalakota dan Whinston (1997) dalam buku M. Suyanto (2003)
mendefinisikan e-Commerce dari beberapa perspektif berikut :
1. Perspektif Komunikasi : e-Commerce merupakan pengiriman indormasi, produk/layanan,
atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan computer atau sarana eletronik lainnya.

2. Perspektif Proses Bisnis : e-Commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomisasi
transaksi dan aliran kerja perusahaan.
3. Perspektif Layanan: e-Commerce merupakan salah satu alat yang memenuhi keinginan
perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service cost ketika
meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.
4. Perspektif Online: e-Commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan
informasi di internet dan jasa online lainnya.
Penggolongan e-Commerce yang lazim dilakukan orang ialah berdasarkan sifat transaksinya.

Menurut M. Suyanto (2003) tipe-tipe berikut segera bisa dibedakan :
1. Business to business (B2B)
2. Business to Consumer (B2C)
3. Consumer to Consumer (C2C)
4. Consumer to Business (C2B)
Bagi sebagian kalangan, istilah e-Commerce diartikan secara sempit sebagai transaksi jual beli
produk, jasa dan informasi antar mitra bisnis lewat jaringan komputer, termasuk internet. eCommerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya
operasional untuk kegiatan trading (perdagangan) .
e-Commerce mempunyai perspektif sebagai berikut:
n Komunikasi
n Proses bisnis
n Layanan
n Online
n Kolaborasi
n Komunitas
E-Commerce adalah membeli atau menjual produk atau jasa melalui media elektronik, salah
satunya adalah melalui media internet. Melalui e-Commerce ini pelanggan tidak perlu lagi datang
ke sebuah toko untuk membeli barang yang diinginkan tetapi pelanggan dapat secara langsung
memesan barang mereka melalui internet. Selain lebih mudah penerapannya, dalam segi biaya
juga bisa di katakan murah, berbisnis di internet juga efisien terhadap waktu.


Meskipun demikian, istilah e-Commerce sebenarnya dapat di definisikan berdasar 5 perspektif
(Phan, 1998; Tabel 1): (1) on-line purchasing perspective; (2) digital communications
perspective; (3) service perspective; (4) business process perspective; dan (5) marketof- one
perspective. Dengan demikian, pada hakikatnya dalam lingkup yang luas e-Commerce bisa
dikatakan ekuivalen atau sama dengan ebusiness (Turban, et al., 2000).
Tabel 1. Perspektif Mengenai E-Commerce
PERSPEKTIF
On-line Purchasing Pespective

Digital Communication
Perspective

Service Perspective

DEFINISI E- COMMERCE
FOKUS
Sistem yang memungkinkan
pembelian dan penjualan produk
Transaksi online

dan informasi melalui internet dan
jasa online lainnya.
Sistem yang memungkinkan
pengiriman informasi digital
Komunikasi secara
produk, jasa dan pembayaran online
elektronis
Sistem yang memungkinka upaya
menekan biaya, menyempurnakan
kualitas produk dan informasi
instan terkini, dan meningkatkan
kecepatan penyampaian jasa

Business Process Perspective

Market-of-one
Perspective

Sistem yang memungkinkan
otomatisasi transaksi bisnis dan

aliran kerja
Sistem yang memungkinkan proses
‘Customization’ produk dan jasa
untuk diadapatasikan pada
kebutuhan dan keinginan setiap
pelanggan secara efisien

Efisiensi dan
layanan pelanggan

Otomatisasi proses
bisnis

Process
customization

Sumber: diolah dari Phan (1998).
I.3. Tujuan dari aplikasi e-Commerce adalah :
1. Customer/pelanggan yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet hanya
membutuhkan akses internet dan interface-nya menggunakan web browser.

2. Menjadikan portal e-Commerce / e-shop tidak sekedar portal belanja, akan tetapi menjadi
tempat berkumpulnya komunitas dengan membangun basis komunitas, membangun
konsep pasar bukan sekedar tempat jual beli dan sebagai pusat informasi (release, product
review, konsultasi)

3. Pengelolaan yang berorientasi pada pelayanan, kombinasi konsepsi pelayanan
konvensional dan virtual : Responsif (respon yang cepat dan ramah), Dinamis, Informatif
dan komunikatif
4. Informasi yang up to date, komunikasi multi-arah yang dinamis
5. Model pembayaran : kartu kredit atau transfer.
Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-Commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan
kekuatan produk saja, akan tetapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang
tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur
dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk:
1. Menyediakan harga kompetitif
2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.

5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.

6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.

7. Mempermudah kegiatan perdagangan
Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-Commerce adalah:


E-mail dan Messaging



Content Management Systems



Dokumen, spreadsheet, database



Akunting dan sistem keuangan




Informasi pengiriman dan pemesanan



Pelaporan informasi dari klien dan enterprise



Sistem pembayaran domestik dan internasional



Newsgroup



On-line Shopping




Conferencing



Online Banking

I. 4. Faktor kunci sukses dalam e-Commerce.
Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-Commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan
kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat
waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan
keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk:
1. Menyediakan harga kompetitif
2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.
7. Mempermudah kegiatan perdagangan.
Penggunaan dan manfaat e-Commerce dalam bisnis di sebuah Perusahaan:
Manfaat yang dirasakan perusahaan khususnya untuk kepentingan pelanggan memperlihatkan
bahwa e-Commerce dapat memberikan manfaat :
1. Mendapatkan pelanggan baru. Studi yang menyebutkan bahwa manfaat penggunaan eCommerce dalam bisnis adalah mendapatkan pelanggan baru dikemukakan oleh Hamill
da Gregory, 1997 dan Swatman, 1999 serta Hoffman dan Novak, 2000. Digunakannya eCommerce memungkinkan perusahaan tersebut mendapatkan pelanggan baru baik itu
yang berasal dari pasar domestik maupun pasar luar negeri.
2. Menarik konsumen untuk tetap bertahan. Studi yang dilakukan oleh Daniel & Storey,
1997 di industri perbakan menemukan bahwa dengan adanya layanan ebanking membuat
nasabah tidak berpindah ke bank lain. Selain itu bank juga akan mendapatkan pelanggan
baru yang berasal dari bank-bank yang bertahan dengan teknologi lama.
3. Meningkatkan mutu layanan. Dengan adanya e-Commerce memungkinkan perusahaan
dapat meningkatkan layanan dengan melakukan interkasi yang lebih personal sehingga
dapat memberikan informasinya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen.

Studi yang menyebutkan bahwa penggunaan ecommerce dapat bermanfaat untuk
meningkatkan mutu layanan ini dikemukakan oleh Gosh, 1998.
4. Melayani konsumen tanpa batas waktu. Studi yang dilakukan oleh Daniel & Storey, 1997
menemukan bahwa adanya pelanggan dapat melakukan transaksi dan memanfaatkan
layanan suatu perusahaan tanpa harus terikat dengan waktu tutup ataupun buka dari suatu
perusahaan tersebut.
1. II. Permasalahan Mengimplementasikan Electronic Commerce di Perusahaan.
Manfaat dari e-Commerce bagi konsumen diantaranya dapat melayani transaksi 24 jam disetiap
lokasi, memberikan banyak pilihan pada pelanggan, menyediakan produk yang tidak mahal
dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan pembandingan secara tepat, pengiriman
menjadi cepat, partisipasi dalam pelayanan maya (virtual action), dapat berinteraksi dengan
pelanggan lain dan memudahkan persaingan. Manfaat e-Commerce bagi masyarakat diantaranya
dapat memungkinkan untuk bekerja dirumah, terbatasnya jumlah barang yang dijual, dapat
menikmati produk atau jasa yang susah dipasarkan, memfasilitasi layanan public seperti
perawatan, kesehatan, pendidikan dan lain-lain.
Dengan adanya berbagai keuntungan e-Commerce, maka ada juga keterbatasannya dengan
kategori teknis dan nonteknis.
Keterbatasan Teknis, meliputi:
1. Adanya kekurangan sistem keamanan, kehandalan,
2. Standard dan beberapa protokol komunikasi.
3. Adanya bandwidth telekomunikasi yang tidak mencukupi.
4. Adanya pengembangan perangkat lunak masih dalam tahap perkembangan dan berubah
dengan cepat.
5. Sulit menyatukan perangkat lunak internet dan e-Commerce dengan aplikasi dan database
yang ada sekarang ini.
6. Vendor-vendor kemungkinan perlu server web yang khusus serta infrastruktur lainnya
selain server jaringan.
7. Beberapa perangkat lunak e-Commerce mungkin tidak cocok bagi hardware tertentu.
Keterbatasan Nonteknis, meliputi:
1. Biaya dan Justifikasi

Biaya pengembangan e-Commerce dalam rumah bisa sangat tinggi dan kekeliruan yang
disebabkan oleh kurangnya pengalaman bisa mengakibatkan adanya delay (penangguhan).
1. Sekuritas dan Privasi
Isu sekuriti yang dipandang serius dibanding yang sebenarnya bila diterapkan inskripsi yang
tepat.
1. Sedikit kepercayaan dan resistensi pemakai
Pelanggan tidak percaya bila tanpa melihat wajah penjual yang mereka kenal.
1. Tidak adanya sentuhan dan rasa hubungan secara on line.
2. Banyak isu hukum yang belum terpecahkan
3. e-Commerce sebagai disiplin baru masih mencari bentuk dan sedang berkembang dengan
cepat.
4. e-Commerce dapat menimbulkan jarak hubungan relasi manusia.
5. Keteraksesan internet masih merupakan hal yang mahal atau tidak cocok bagi pelanggan
potensial.
Namun dari beberapa manfaat e-Commerce yang besar ini terhalangi oleh beberapa kendala
seperti sekuritas dan metode pembayaran. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa praktek
pengenaan pajak dalam perdagangan elektronis belum sesuai dengan aturan yang berlaku,
sehingga tidak dapat memaksimalkan penerimaan pajak dari perdagangan elektronis.
Adapun kendala yang dihadapi, dan merupakan sebuah tantangan bagi kita sekarang ini adalah
mengenai sekuritas dan metode pembayaran. Yang belum siap dalam sistem pemasaran online ini
adalah cara bayar transaksi di Indonesia, yang dalam hal ini hanya bisa dijalankan dengan
menggunakan cara manual melalui ATM atau transfer bank, tidak bisa menggunakan cara bayar
otomatis seperti Paypal atau lainnya. Kendala penerapan e-Commerce di Perusahaan yang ada
Indonesia :
1. Orang Indonesia masih belum terbiasa dengan belanja online
2. Infrastruktur bank dan aturan belum siap
3. Akses Internet belum mencakup seluruh daerah
4. Pemilik komputer masih terbatas
Dengan perkembangan teknologi internet, diharapkan masalah tersebut akan semakin terkendali
untuk masa yang akan datang.

1. III. Pembahasan Strategi Penerapan e-Commerce di Perusahaan
Implementasi e-Commerce menuntut pergeseran paradigma secara fundamental, dari yang
semula marketplace yang menekankan interaksi secara fisik antara penjual dan pembeli menjadi
marketspace yang mengandalkan transaksi elektronik. Dalam traditional marketplace, lalu lintas
informasi, produk/jasa, dan pembayaran bersifat fisik (location based). Dengan kata lain, model
bisnis yang berlaku adalah geographic business model. Sebaliknya, dalam dunia virtual
marketplace, aliran informasi produk, proses komunikasi antara produsen dan konsumen,
distribusi barang/jasa dan transaksi berlangsung dalam dunia maya/virtual.
E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang
menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan
perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik. M. Suyanto
(2003) mengatakan, e-Commerce (EC) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan sebagai
proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web internet (Shim, Qureshi, Siegel, 2000)
atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi
termasuk internet (Turban, Lee, king, Chung, 2000). Kalakota dan Whinston (1997)
mendefinisikan e-Commerce dari beberapa perspektif berikut:
1. Dari perspektif komunitas, e-Commerce merupakan pengiriman informasi,
produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana
elektronik lainnya.
2. Dari perspektif proses bisnis, e-Commerce merupakan aplikasi teknologi menuju
otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.
3. Dari perspektif layanan, e-Commerce merupakan satu alat yang memenuhi keinginan
perusahaan, konsumen, dan manajemen dalam memangkas service cost ketika
meningkatkan mutu barang dan ketepatan pelayanan.
4. Dari perspektif on line, e-Commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produkdan
informasi di internet dan jasa on line lainnya. E-Commerce bisa beragam bentuknya
tergsntung pada tingkat digitalitas produk/ layanan untuk dijual dan sebagainya. Phillip
Kotler (2000) mengatakan, pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan
pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Strategi
menurut Phillip Kotler adalah program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai
tujuan organisasi dan melakukan misinya. Program merupakan peran aktif yang didasari
rasional yang dimainkan oleh manajemen dalam merumuskan strategi perusahaan/
organisasi. Sedangkan perspektif selanjutnya , strategi adalah pola tanggapan organisasi
yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu (James A.F. Stoner 1991).
Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa,
sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya bisa menjual
sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap
untuk konsep pemasaran menegaskan behwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi

yang ditetapkan perusahaan tersebut haruslah efektif dibanding para pesaing dalam
menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan.
Membangun dan mengimplementasikan sebuah sistem E-Commerce bukanlah merupakan
sebuah proses atau program “instant”, namun merupakan suatu sistem yang perlahan-lahan
berkembang terus-menerus sejalan dengan perkembangan perusahaan. Tidak sedikit perusahaanperusahaan besar yang memilih jalan evolusi dalam memperkenalkan dan mengembangkan ECommerce di perusahaannya. Alasan utama yang melatarbelakangi pemikiran ini adalah sebagai
berikut:
Mengimplementasikan sebuah sistem E-Commerce tidak semudah atau sekedar mempergunakan
sebuah perangkat aplikasi baru, namun lebih kepada pengenalan sebuah prosedur kerja baru
(transformasi bisnis). Tentu saja perubahan yang ada akan mendatangkan berbagai permasalahan,
terutama yang berhubungan dengan budaya kerja dan relasi dengan rekanan maupun pelanggan
(Fingar, 2000):


Sistem E-Commerce melibatkan arsitektur perangkat lunak dan perangkat keras yang
akan terus berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi, sehingga strategi
pengembangan dan penerapannya-pun akan berjalan seiring dengan siklus hidup
perusahaan; dan



Mengembangkan sistem E-Commerce secara perlahan dan bertahap secara tidak langsung
menurunkan tingginya resiko kegagalan implementasi yang dihadapi perusahaan.

Hal pertama yang baik untuk dilakukan adalah menyamakan visi E-Commerce diantara seluruh
manajemen perusahaan melalui berbagai pendekatan formal maupun informal.
Jajaran Direksi dan Manajemen Senior harus memiliki visi yang jelas dan tegas, dan dipahami
oleh seluruh perangkat perusahaan untuk menghasilkan persamaan persepso di dalam
perkembangan implementasi E-Commerce. Visi yang jelas juga diharapkan akan mengurangi
berbagai hambatan-hambatan atau resistansi yang mungkin timbul karena tidak didukungnya
program tersebut oleh jajaran manajemen atau staf perusahaan yang ada.
Mensosialkan visi E-Commerce di perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti
pelatihan formal, diskusi/rapat bulanan, seminar, diskusi dan tanya jawab, dan lain sebagainya.
Visi E-Commerce ini harus pula disosialkan di kalangan rekanan bisnis dan para pelanggan,
karena walau bagaimanapun mereka semua akan merupakan bagian yang secara langsung atau
tidak langsung akan memiliki pengaruh dalam pengembangan dan implementasi E-Commerce.
Langkah berikutnya adalah melakukan koordinasi antara berbagai pihak yang akan membangun
sistem E-Commerce bersama perusahaan terkait. Pihak-pihak tersebut misalnya: rekanan bisnis
(seperti pemasok dan distributor), vendor teknologi informasi, pelanggan, bank (penyedia jasa
kartu kredit), pihak asuransi, dan lain sebagainya. Tujuan dari koordinasi ini adalah
pengembangan sebuah kerangka kerja sama yang disepakati bersama, sehingga dalam perjalanan
implementasinya, E-Commerce tidak mendapatkan gangguan yang berarti. Seluruh pihak-pihak
dalam “konsorsium” ini harus menyadari bahwa mereka semua berada dalam sebuah ekosistem

E-Commerce, dimana sistem yang ada baru akan berjalan secara baik jika masing-masing
komponennya memiliki kinerja yang baik sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Tahap berikutnya merupakan sebuah fase yang cukup sulit, karena diperlukan suatu pemahaman
yang baik terhadap apa yang disebut sebagai metoda pendekatan sistem (system thinking).
Penggabungan proses bisnis beberapa perusahaan dengan menggunakan kerangka E-Commerce
tidak sekedar menghubungkan satu divisi dengan divisi lain dengan menggunakan perangkat
telekomunikasi dan komputer, tetapi lebih jauh merupakan suatu usaha membentuk sistem bisnis
yang lebih besar dan luas (internetworking). Pemahaman mengenai perilaku sebuah sistem, yang
terdiri dari berbagai komponen arsitektur yang saling terkait dan terintegrasi merupakan hal
mutlak yang harus dikuasai oleh mereka yang bertanggung jawab terhadap sistem tersebut.
Tahap ini memiliki tujuan untuk mengadakan suatu analisa terhadap hal-hal pokok berkaitan
dengan prinsip-prinsip dasar bisnis setelah lingkungan kerjasama baru antar perusahaan
terbentuk, seperti:


Menentukan model bisnis yang akan diterapkan di dalam E-Commerce;



Mendefinisikan segmen pasar dan tipe pelanggan yang akan menjadi target;



Menyusun kebijakan atau peraturan pembelian melalui internet bagi pelanggan;



Membagi tugas dan tanggung jawab antar berbagai pihak yang berkerja sama;



Mengusulkan pembagian biaya dan keuntungan dari model bisnis baru tersebut; dan lain
sebagainya.

Setelah media infrastruktur E-Commerce selesai dibangun, tahap berikutnya adalah menentukan
proyek percontohan atau proyek awal (pilot project) yang akan diuji coba dan
diimplementasikan. Prinsip “don’t run before you can walk” merupakan pedoman pemikiran
yang biasa dipergunakan dalam skenario implementasi teknologi informasi secara evolusi ini.
Diharapkan dari pilot project ini dapat dilihat seberapa “feasible” konsep-konsep model bisnis
yang telah dirancang dapat memenuhi objektif yang dikehendaki. Berdasarkan hasil evaluasi dan
fakta yang terjadi selama pilot project dirancang dan diimplementasikan, berbagai perbaikan
konsep dilakukan dan dimatangkan.
Hal terakhir dalam siklus yang harus dilakukan adalah pembentukan tim penanggung jawab
program pengembangan dan implementasi E-Commerce. Hampir semua pengembangan sistem
E-Commerce dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan proyek (project management),
dimana tim terkait harus berhadapan dengan portofolio program-program pengembangan ECommerce yang beragam dan bertahap. Yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan
adalah suatu kenyataan bahwa tim penanggung jawab pengembangan dan implementasi ECommerce tidak hanya harus terdiri dari mereka yang memiliki kompetensi dan keahlian yang
memadai, tetapi mereka haruslah merupakan pekerja-pekerja waktu penuh (full time); atau
dengan kata lain, mereka tidak boleh terpecah fokusnya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
lain di dalam perusahaan.

Di dalam perkembangannya, inisiatif-inisiatif baru akan terjadi, dan secara natural akan kembali
ke siklus analisa kesempatan bisnis e-Commerce (inter-enterprise assessment). Dalam kerangka
inilah evolusi secara perlahan-lahan akan terjadi dan e-Commerce akan berkembang dari satu
tahap ke tahap berikutnya.
III.1 Keuntungan Perusahaan Menggunakan E-Commerce
Ada sejumlah alasan mengapa perusahaan memasang iklan di internet. Alasan pertama karena
para penonton televisi mulai berpindah ke internet. Oleh karena itu media iklan harus
mengikutinya dengan asumsi bahwa tujuan periklanan manapun adalah untuk menjangkau target
audiensnya secara efektif dan efisien. Para pengiklan mengakui bahwa mereka harus melakukan
penyesuaian perencanaan pemasarannya untuk terus mengejar peningkatan jumlah orang yang
menghabiskan waktu didepan komputer on line, karena biasanya dia meninggalkan media yang
lain. Alasan lain mengapa periklanan pada e-Commerce berkembang demikian pesat adalah:
1. Iklan dapat di update setiap waktu dengan biaya minimal, oleh karena itu iklan iklan di
intenet selalu bisa tampil baru.
2. Iklan dapat menjangkau pembeli potensial dalam jumlah yang sangat besar dalam
hitungan global.
3. Iklan on line kadang-kadang lebih murah dibandingkan iklan televisi, Koran atau radio.
4. Iklan pada e-Commerce dapat secara efisien menggunakan konvergensi teks, audio,
grafik dan animasi.
5. Manfaat internet sendiri sedang berkembang dengan pesatnya.
6. Iklan di internet dapat dibuat interaktif dan dibidikkan ke kelompok-kelompok tertentu
atau perorangan.
Tujuan periklanan harus ditetapkan berdasarkan keputusankeputusan sebelumnya mengenai
pasar sasaran, penentuan posisi pasar dan bauran pemasaran. Perusahaan yang sudah bonafit
serta menerapkan teknologi yang ada sangat membutuhkan pemasaran yang jaringannya luas.
Maka cocok jika menggunakan e-Commerce yang merupakan salah satu sarana pemasaran yang
jangkauannya luas bakan sampai seluruh dunia. Beberapa keunggulan e-Commerce dapat
dipegang oleh perusahaan yang tidak memaksakan kekuatan potensialnya dengan memahami
keunggulan perdagangannya untuk konsumen maupun untuk dunia bisnis.
Data dan Fakta saat ini penggunaan teknologi Internet begitu pesat, ini sangat mendorong
kemajuan dari E-Commerce. Hal ini juga terjadi pada pengguna di Indonesia. Dengan dukungan
dari berbagai situs web jejaring sosial, blog, Portal, Forum, dll. Berikut data pengguna Internet
Indonesia pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.1 Populasi pengguna Internet (2000-2009)

Sumber : Asia Internet
Gambar 3.2 Indonesi peringkat 7 Dunia sebagai pengguna Facebook (jejaring social)
III.2. Keberhasilan Manajemen di Perusahaan dengan e-Commerce
Era Kity Hawk mengatakan, Pada tahun 1997, keseluruhan volume penjualan transaksi bisnis
dilakukan dengan on line. Forrester research di perusahaan bahwa e-Commerce akan meledak
$327 milyar pada tahun 2000 dengan jumlah kenaikan 233% dari tahun 1997, karena eCommerce dapat berpengaruh terhadap keunggulan perdagangan dan baik untuk konsumen
maupun dunia bisnis. Ada beberapa kreteria dalam melakukan penggunaan ecommerce, yaitu:
1. Kenyamanan, berdasarkan Survey terakhir Forrester research bahwa belanja secara on
line akan lebih nyaman.
2. Penghematan, dunia bisnis besar yang sudah ada seperti Dell Computer Corporation and
General Electric menggunakan internet untuk menghubungkan pemasok, pabrik,
penyalur dan pelanggan secara on line.
3. Pilihan seleksi, batas dunia usaha sama juga batas web karena tidak dibatasi oleh batasbatas fisik.
4. Personalisasi, Kemampuan komputer dalam memilih informasi untuk ditangkap web
dunia bisnis supaya dapat mempersonalisasi punsak penjualan mereka dan bahkan
produk-produk mereka.
Keberhasilan dari suatu perekonomian nasional banyak ditentukan oleh kegiatan-kegiatan
periklanan guna menunjang usaha penjualan yang menentukan kelangsungan hidup industri,
terciptanya lapangan pekerjaan serta adanya hasil yang mengutungkan dari seluruh uang yang
diinvestasikan. Hal ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Negara-negara maju ataupun
perusahaan-perusahaan top dunia senantiasa di iringi oleh kegiatan periklanan yang gencar. 50
perusahaan top dunia mengeluarkan biaya periklanan sebesar 49,3 milyar dolar untuk 56 negara
pada tahun 1996. Beberapa diantaranya dibelanjakan lewat iklan di internet. Sedangkan di
negara-negara dunia ketiga dan Rusia yang ekonominya masih lemah dan kegiatan periklanan
masih berada pada taraf minimum, lapangan kerja sulit dan investasi tidak mudah mendapatkan
keuntungan.
III.3. Pasar Sasaran/Target pada Perusahaan
Ada tiga pendekatan pada pemasaran, yaitu:
1. Pemasaran massal adalah keputusan untuk memproduksi dan mendistribusikan sacara
massal satu produk dan berusaha memikat segala jenis pembeli.
2. Pemasaran beragam produk (deferensial produk) adalah keputusan untuk memproduksi
dua atau lebih penawaran pasaryang produknya berbeda dalam modelfeatur, mutu,

ukuran dan sebagainya, yang dirancang untuk menyediakan keragaman bagi pasar serta
untuk membedakan produk penjual dari produk pesaingnya.
3. Pemasaran target adalah keputusan untuk membedakan berbagai kelompok pembeli yang
membentuk pasar dan mengembangkan bauran produk serta pemasaran yang sesuai untuk
masing-masing pasar sasaran.
Para aktifitas bisnis masa kini sedang beralih dari pemasaran massal dan deferensial produk
kearah pemasaran target, karena pemasaran target lebih membantu dalam mengenali peluangpeluang pasar dan pemasaran yang efektif. Salah satu keuntungan utama periklanan lewat
internet adalah kemampuannya dalam kustomisasi iklan agar sesuai dengan masingmasing
pengunjung perorangan. Dari survey matrix tahun 2000, 500 perusahaan top versi fortune
menugkatkan aktivitasnya dan memberikan kontribusinya lebih besar dari tahun-tahun
sebelumnya pada pendapatan iklan di internet dan seluruhnya menggunakan iklan on line
(mempunyai situs web)
III. 4. Kerangka e-Commerce
Aktivitas bisnis selalu membutuhkan tempat, maka jelaslah bahwa aplikasi e-Commerce
dibangun diatas infrastruktur teknologi yang ada. e-Commerce bukan hanya dibangun diatas situs
web saja, sesungguhnya lebih dari itu. Pada gambar 3.1 berikut ini akan menunjukkan bahwa
aplikasi e-Commerce ditopang oleh berbagai infrastruktur, sedang implementasinya tidak lepas
dari 4 wilayah utama yang ditunjukkan dengan 4 pilar penyangga, yaitu:
(1) Manusia,
(2) Kebijakan public,
(3) Standar Pemasaran dan Periklanan
(4) Protokoler teknis, persediaan, serta temasuk didalamnya adalah organisasi lain.
Manajemen e-Commerce yang akan mengkoordinasikan aplikasi, infrastruktur dan pilar-pilarnya.
Aplikasi e-Commerce meliputi bidang saham, pekerjaan, pelayanan, keuangan asuransi, mall,
pemasaran dan periklanan on line, pwlayanan pelanggan, lelang, travel, hardware dan software
PC.
Gambar 3.3 Infrastruktur Aplikasi e-Commerce
Gambar 3.4 Arsitektur Teknologi E-Commerce
III.5 Segmentasi dalam Pemasaran e-Commerce
Segmentasi pasar merupakan usaha untuk meningkatkan ketetapan pemasaran perusahaan. Titik
awal dari pembahasan segmentasi adalah pemasaran massal, dalam hal ini penjual menjalankan
produksinya dengan massal. distribusi massal atau suatu produk bagi semua pembeli (menurut

Regis Mc. Kena). Argumen penciptaan pasar massal merupakan daya menciptakan pasar
potensial terbesar, yang akan menghasilkan biaya yang lebih rendah sehingga harus memilih
banyak untuk belanja baik di mall raksasa, toko-toko, jaringan belanja dari rumah maupun toko
virtual di internet. Segmentasi pasar untuk pemasaran produk konsumen , variable segmentasi
utama adalah geografi, demografi, psikografi, perilaku, dan manfaat. Beberapa penjelasan
diantaranya;
1. Segmentasi Geografi, merupakan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang
berbeda. Misalnya: wilayah, negara, negara bagian, propinsi, kota dan kepulauan. Kraft
Foods memasarkan permen karet di Perancis, memasarkan es krim di Brazil dan
memasarkan pasta di Italia. Merk dari Kraft foods antara lain: Oreo, Jello, Milka, Ritz,
Jakobs, Pizza, Valveeta, tang, Capri Sun, Trail Mix dan Miracle Whip.
2. Segmentasi Demografi, dimana pasar dikelompokkan berdasarkan variabel-variabel
pendapatan, jenis kelamin, pendidikan, jumlah penduduk, usia, ukuran keluarga,
pekerjaan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan dan kelas sosial. Mary Mecker
memperkirakan untuk mencapai 50 juta pemakai internet hanya butuh 5 tahun, sedangkan
TV membutuhkan waktu 38 tahun. Dengan demikian segmentasi demografi internet ini
merupakan impian bagi pemasar. Coca cola, MTV dan Swatch membidik pasar
berdasarkan usia, yaitu remaja global usia 12 sampai dengan 24 tahun yang berorientasi
pada mode. Perusahaan yang paling mengagumkan di Perancis yaitu L’oreal membidik
sasarannya yaitu para wanita dengan semboyan “passion for beauty”.
3. Segmentasi Psikografi, mengelompokkan pasar dalam variable gaya hidup, nilai dan
kepribadian. Gaya hidup juga ditunjukkan oleh orang-orang yang menonjol pada kelas
sosial. Minat terhadap suatu produk juga dipengaruhi oleh gaya hidup. Oleh karena itu
barang yang dibeli oleh orangorang tersebut adalah untuk menunjukkan gaya hidupnya.
Misalnya, Porsche AG yaitu perusahaan pembuat mobil sport Jerman, membidik pasar
pada gaya hidup kategori Top Gun.
4. Segmentasi Perilaku, membagi kelompok berdasarkan status pemakai, kejadian, tingkat
penggunaan, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, sikap. Pasar disini dapat
dikelompokkan menjadi bukan pemakai, bekas pemakai, pemakai potensial, pemakai
pertama kali dan pemakai tetap dari suatu produk. Campbell Company memilih target
Cina karena Cina mempunyai konsumsi soup paling tinggi di dunia. Serupa dengan
perusahaan tembakau mempunyai target Cina karena orang Cina adalah perokok berat.
5. Segmentasi Manfaat, mengklasifikasikan pasar berdasarkan atribut/nilai atau manfaat
yang terkandung dalam suatu produk, misalnya: Crest, membuat gigi anti berlubang.
Banyak perusahaan memanfaatkan pemasaran sasaran, sehingga dapat membedakan segmensegmen pasar utama, membidik satu atau dua segmen pengembangan produk-produk program
pemasaran yang dirancang khusus. Tiga langkah pemasaran sasaran :
1. Mengidentifikasi dan memilih kelompok pembeli yang berbeda-beda yang meminta
produk/bauran pemasaran tersendiri (segmentasi pasar)

2. Memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki (membidik pasar)
3. Membentuk dan mengkomunikasikan manfaat untuk dibedakan produk perusahan dengan
produk lain di pasar.
III.6. Pola Segmentasi Pasar
Dalam hal ini perlu diketahui berbagai hal yang termasuk pola-pola segmentasi pasar,
diantaranya:
1. Preferensi homogen, menunjukkan pasar dimana semua konsumen secara kasar memiliki
preferensi yang sama.
2. Preferensi tersebar, mengambil posisi ditengah-tengah sehingga menarik sebagian besar
manusia.
3. Preferensi kelompok, menunjukkan kelompok preferensi berbeda-beda.
Prosedur preferensi pasar :
a) Tahap Survey
Periset melakukan wawancara untuk mencapai penjelasan dan membedakan kelompok focus
untuk mendapatkan pemahaman atas motivasi, sikap, perilaku konsumen. Selanjutnya, periset
menyiapkan kuesioner resmi untuk mengumpulkan data.
b) Tahap Analisis
Menerapkan analisis terhadap data tersebut untuk membuang variabel-variabel yang berkorelasi
tinggi.
c) Tahap Pembentukan
Dibentuk berdasarkan perbedaan, sikap, perilaku, demografi, pikologis dan pola media.
III.7 Konsep Strategi
Definisi strategi dari perspektif mengenai apa yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi adalah
program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai tumuan organisasi serta malaksanakan
misinya. Sedangkan dari perspektif mengenai apa yang pada akhirnya dilakukan oleh sebuah
organisasi, apakahtindakannya sejak semula memang sudah direncanakan atau tidak. Strategi
adalah pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu
(James A.F. Stoner & Alfansus Sirait, 1994). Hambatan perencanaan secara formal dalam
pelaksanaan strategi diantaranya konflik diantara proses perencanaan dengan gaya manajemen,
ketidaktepatan perencanaan untuk organisasi kecil, biaya perencanaan yang berlebihan pada
aspek kuantiitas, kerentanan perencanaan formal terhadap peristiwa yang tidak diharapkan. Unit

bisnis harus memiliki sistem intelegen pemasaran mengikuti kecenderungan dan perkembangan
penting yang terjadi. Untuk mengidentifikasikan hal tersebut tentu ada peluang dan ancaman
yang ditimbulkan. Paluang pemasaran merupakan daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan
dapat beroperasi serta menguntungkan, dapat digolongkan menurut daya tariknya dan
kemungkinan daya tariknya. Ancaman lingkungan merupakan tantangan terhadap kecenderungan
yang kurang menguntungkan, yang mengurangi penjualan dan laba jika tidak dilakukan tindakan
pemasaran defensif.
III.8 Langkah-langkah dalam Strategi e-Commerce
Periklanan, promosi dan publikasi adalah penggunaan media bayaran oleh seorang penjual untuk
mengkomunikasikan informasi secara persuatif (tentang produk ide, barang, jasa) ataupun
organisasi merupakan alat komunikasi yang kuat. M.Suyanto (2000), berpendapat bahwa strategi
perikalanan pada e-Commerce (internet) merupakan proses
5 tahap yang dikenal dengan 5M, yang terdiri dari:
1)

Penetapan tujuan (mission)

2)

Keputusan tentang anggaran (money)

3)

Keputusan pesan (message)

4)

Penetapan media, dan

5)

Evaluasi mengenai kampanye (measurement)

III.9 Pemasaran e-Commerce
Dampak perumusan pemasaran e-Commerce sebagai berikut:
1. Promosi e-Commerce dapat mempertinggi produk dan layanan melalui kontak langsung,
kaya informasi dan interaksi dengan pelanggan.
2. Saluran pemasaran baru menciptakan saluran distribusi bagi produk yang ada sehingga
banyak peluang menjangkau pelanggan dengan sifat komunikasi secaralangsung dan dua
arah.
3. Penghematan langsung dalam pengiriman informasi kepada pelanggan.
4. Pengurangan cycle time, pengiriman produk dan pelayanan digital dapat dikurangi
hingga hanya dalam hitungan detik untuk sampai ke tujuan.
Penetapan Tujuan Penetapan Anggaran Keputusan Pesan Evaluasi Penetapan tujuan.

5. Layanan konsumen ditingkatkan dengan cara pelanggan menemukan informasi detail
secara on line.
6. Citra merk perusahaan, dalam web pendatang baru bias membangun citra perusahaan
dengan cepat.
III. 10 Pengambilan Kesimpulan
Pengambilan suatu keputusan dalam hal ini, adalah ditentukan oleh pihak manajer sebagai
pembuat keputusan di perusahaan. Ada beberapa hal yang ditekankan dalam pengambilan
keputusan, yakni:
a)

Penelitian situasi mencakup meneliti dan mendefinisikan problem.

b)

Pengembangan alternative pemecahan yang jelas dan kreatif.

c) Mengevaluasi alternatif dan .memilih alternatif terbaik, melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Apakah alternatif layak?
2. Apakah alternatif memuaskan?
3. Apakah alternatif mempunyai efek positif dan netral?
4. Apakah alternatif dapat dibiayai?
5. Apakah ada evaluasi lebih lanjut?
d)

Implementasi yaitu melaksanakan alternatif yang telah dipilih.

e)

Follow up dan evaluasi.
1. IV. Penutup

Dengan menggunakan e-Commerce kita dapat memperoleh beberapa keuntungan yang meliputi
layanan konsumen dan citra perusahaan menjadi baik, menemukan partner bisnis baru, proses
menjadi sederhana dan waktu dapat dipadatkan, dapat meningkatkan produktivitas, akses
informasi menjadi cepat, penggunaan kertas dapat dihindari, biaya transportasi berkurang dan
fleksibilitas bertambah.
Faktor trust merupakan salah satu faktor kritis dalam e-Commerce, terutama menyangkut
competence trust dan goodwill trust. Transaksi melalui internet tidak bisa jalan tanpa adanya
faktor kepercayaan. Apalagi pihak-pihak yang terlibat belum tentu bisa bertatap muka secara
langsung. Faktor kepercayaan ini sangat sukar dibangun, namun sangat mudah sekali dirusak.
Oleh karena itu dibutuhkan tiga faktor utama dalam rangka membangun dan mempertahankan

trust, yaitu kepuasan pelanggan, reputasi dan itikad baik pemasok, serta pengakuan dari pihak
ketiga.
Dalam tahap-tahap proses pengambilan keputusan pembelian, konsumen mungkin saja
membutuhkan bantuan tertentu, misalnya menyangkut informasi mengenai karakteristik produk
yang dibutuhkan dan berbagai alternatif merk. Untuk itu dibutuhkan aktivitas layana pelanggan
yang di rancang secara khusus guna memuaskan konsumen.
Faktor-faktor dalam kesuksesan e-Commerce diantaranya :
l Pemilihan dan Nilai. Pemilihan produk yang menarik, harga yang kompetitif, jaminan
kepuasan, dan dukungan terhadap kustomer setelah mereka membeli.
l Dayaguna dan Layanan. Cepat, navigasi yang mudah, berbelanja, dan pembelian, dan
pengiriman barang dengan segera.
l Lihat dan Rasakan (Look and Feel). Web yang menarik, area website untuk berbelanja,
halaman katalog produk multimedia, dan fitur-fitur berbelanja.
l Iklan dan Insentif. Penargetan iklan halaman web dan promosi lewat email, diskon dan
penawaran khusus, termasuk iklan pada situs afiliansi.
l Perhatian secara Pribadi. Halaman Web pribadi, merekomendasikan produk yang sesuai
dengan selera, iklan Web dan pemberitahuan melalui email, dan dukungan interaktif untuk semua
kustomer.
l Hubungan Komunitas. Komunitas virtual untuk kostomer, suplier, perusahaan representatif
dan lainnya via newsgroup, ruang chat, dan link ke situs yang berhubungan.
l Keamanan dan Dapat Dipercaya. Keamanan informasi kustomer, transaksi melalui website,
informasi produk yang terpercaya, dan penyelesaian pengiriman yang dapat dipercaya.
Daftar Pustaka
M. Suyanto, 2003, Strategi Periklanan pada E-Commerce Perusahaan Top Dunia, Andi
Yogyakarta
Luciana Spica Almilia, Lidia Robahi, 2009, Penerapan E-Commerce Sebagai Upaya
Meningkatkan Persaingan Bisnis Perusahaan
Michael S. Sunggiardi, 2009 Kiat kiat pemasaran Kiat-Online untuk UKM,, Seminar UKM 25
Nopember 2009
Hary Budiarto, Materi kuliah Management Information System, 2009 Electronic Commerce
Systems

Richardus Eko Indrajit, “Electronic Commerce: Konsep dan Strategi Bisnis di Dunia Maya”
Elex Media Komputindo tahun 2001.
Betti Alisjahbana, 2009 Internet dan e-Commerce Untuk Koperasi dan UKM, Seminar UKM 25
Nopember 2009
Penerapan E-Commerce untuk Meningkatkan Nilai Tambah (Added Value) bagi Perusahaan :
http://aninasukmajati.wordpress.com/2009/05/26/penerapan-e-Commerce-untuk-meningkatkannilai-tambah-added-value-bagi-perusahaan/ Diakses : 30 Nopember 2009