IMPLEMENTASI FUNGSI BAGIAN HUMAS SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN PEMBERITAAN

KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN PEMBERITAAN

Penulisan Hukum (Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun Oleh : CANDRA KUSUMA AGUS SADEWA

E 1107131

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

commit to user

commit to user

commit to user

commit to user

MOTTO

Buah paling manis dari berani bermimpi adalah kejadian-kejadian menakjubkan dalam perjalanan menggapainya (Andrea Hirata)

Dunia ini ibarat laut tak bertepi, dalam tak berakar. Belajarlah dengan pesona sebagai perahu, kebenaran sebagai kemudinya, takwa sebagai nakhodanya, dan iman sebagai pedoman. Tidak ada sesuatu yang lebih baik daripada akal yang diperintah dengan ilmu, dan ilmu yang diperintah dengan kebenaran, kebaikan, dan agama.

(Ahmad Rifai)

Nothing is impossible,with GOD must be achieved

(Candra Kusuma)

commit to user

Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud syukur, cinta dan terima kasih kepada:

1. Allah SWT sang penguasa alam atas segala karunia, rahmat dan nikmat yang telah diberikan-Nya;

2. Nabi Muhammad SAW, sebagai Uswatun Hasanah yang telah memberi suri tauladan yang baik bagi umatnya;

3. Ayahanda Suharno S.sos,M.si dan ibunda Harsini S.e yang telah memberikan kasih sayang yang tiada duanya kepada penulis;

4. Adik-adikku Irawan Hari Pradipta dan Hani Cairarum Desviralia;

5. Seseorang yang spesial yang telah memberikan dukungan serta semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini Harnita Ayuning Tyas;

6. Sahabat-sahabatku yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini dan juga untuk kekompakan selama ini (aplek tama,adit pitik,cholis napi,yance yanuar,angga ipong,guk afrizal,ghefrian ambon,hujang thea);

7. Teman-teman Fakultas Hukum UNS angkatan 2007;

8. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini;

9. Almamaterku, Fakultas Hukum UNS, yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman untuk menghadapi kehidupan yang sesungguhnya.

commit to user

Candra Kusuma Agus Sadewa, 2011, IMPLEMENTASI FUNGSI BAGIAN HUMAS SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN PEMBERITAAN. Fakultas Hukum UNS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui legalitas mengenai fungsi bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah kabupaten Sukoharjo dalam mengelola segala sesuatu yang merupakan sumber baik dari masyarakat maupun ke pemerintah untuk kemudian di sampaikan secara benar dan lengkap supaya tercipta good and clean government di lingkungan kabupaten Sukoharjo.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan apabila dilihat dari tujuannya termasuk penelitian hukum empiris atau non doktrinal. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan studi kepustakaan atau (library research) dan wawancara (interview) yang mana studi pustaka ini dilaksanakan dengan membaca dan mempelajari isi data-data sekunder hasil dari studi kepustakaan untuk mengumpulkan dan menyusun data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan dari jenis penelitiannya, maka teknik analisis data yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan model analisis interaktif yakni model analisis yang memerlukan tiga komponen berupa induksi data, sajian data, serta penarikan kesimpulan/ verifikasi dengan menggunakan proses siklus antar tahap-tahap tersebut, sehingga data yang terkumpul akan berhubungan satu dengan yang lainnya secara sistematis.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bagian humas kaitannya pengelolaan dan pemberdayaan pemberitaan telah berjalan,namun kurang optimal,hal ini dikarenakan masih terdapat kekurangan di bidang kepegawaian yang kurang baik secara kualitas maupun kuantitas,sarana dan prasarana yang ada di bagian humas pun juga kurang optimal,hal ini dikarenakan anggaran,maka peraturan yang ada hendaknya di perbaharui ataupun di bahas kembali agar bagian humas dapat lebih optimal kaitannya dengan penciptaan good and clean government di wilayah kabupaten Sukoharjo.

Kata Kunci : Implementasi, Hambatan, Pemberitaan

commit to user

Candra Kusuma Agus Sadewa, 2011,IMPLEMENTATION OF THE PUBLIC RELATIONS FUNCTION Sukoharjo SECRETARIAT REGIONAL DISTRICT IN THE MANAGEMENT AND EMPOWER news. Faculty of Law UNS.

This study aims to determine the legality of the functions of the Secretariat of the Regional Public Relations of Sukoharjo in managing any good sources of public or to convey a correct and complete government in order to create good and clean government in Sukoharjo environment.

This research is descriptive research and determined as empirical legal research or non-doctrinal. In this study, data collection techniques in this research is to study literature or (library research) and interview (interview) in which this literature study is carried out by reading and studying the contents of secondary data results from the literature study to collect and compile data related with the problem off the study.Based on the type of research, the writer uses techniques of data analysis by using the interactive analysis model. The analysis requires three components of the induction data, data presentation, and drawing conclusions / verification using cycles process between these stages, so that the data collected will relate to each other systematically.

Based on the research, the results can be concluded that the public relations management and empowerment related news has been running, but less than optimal, this is because there are still shortcomings in the field of personnel that are less good in quality and quantity, facilities and infrastructure that is in the public relations department was also less than optimal, this is because the budget, then the existing rules should be discussed in the renewed or returned to the public relations department can be optimized to do with the creation of good and clean government in Sukoharjo.

Keywords: Implementation, Obstacles, Preaching

commit to user

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan segala rahmad dan hidayah-Nya. Yang selalu memberikan jalan dan kemudahan kepada

penulis sehingga Penulisan Hukum (Skripsi) yang berjudul, “IMPLEMENTASI FUNGSI BAGIAN HUMAS SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN

PEMBERITAAN ” dapat terselesaikan tepat waktu. Banyak hambatan dan permasalahan yang dihadapi penulis dalam

menyelesaikan Penulisan Hukum ini. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan Penulisan Hukum ini tidak bisa terlepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung, secara materiil maupun non materiil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya, terutama kepada :

Penulisan hukum ini disusun untuk memenuhi dan melengkapi syarat- syarat untuk memperoleh derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Banyak hambatan dan permasalahan yang dihadapi penulis dalam menyelesaikan Penulisan Hukum ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan Penulisan Hukum ini tidak bisa terlepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung, secara materiil maupun non materiil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

commit to user

Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk dapat melaksanakan Penulisan Hukum ini;

2. Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II dan Pembantu Dekan III yang telah membantu dalam pemberian ijin dilakukannya penulisan ini;

3. Ibu Wida Astuti S.H,M.H. selaku Ketua PPH Fakultas Hukum UNS, sekaligus pembimbing skripsi I dalam penulisan hukum ini yang dengan kesabaran dan kebesaran hati telah membimbing, mengarahkan, serta membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan hukum ini;

4. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, atas semua ilmu pengetahuan yang tiada terkira berharganya bagi hidup dan kehidupan penulis;

5. Seluruh Pimpinan dan Staf Administrasi Fakultas Hukun Universitas Sebelas Maret, atas semua kemudahan, fasilitas serta kesempatan-kesempatan yang telah diberikan;

6. Pengelola Penulisan Hukum (PPH) Fakultas Hukum UNS;

7. Ayahanda Suharno S.sos,M.si dan Ibunda Harsini S.E yang penuh kasih sayang merawat dan membesarkan penulis, yang selalu memberikan dukungan moril dan materiil sehingga penulisan hukum ini dapat terselesaikan;

8. Adikku Irawan Hari Pradipta dan Hani Cairarum Desviralia yang rukun ya;

9. Seseorang spesial yang selalu memberikan nasehat serta dukunganya Harnita Ayuning Tyas;

10. Teman-teman yang selalu membantuku tama aplek,angga iponk,adit pitik,yanuar yance,hujang tea,cholis napi,guk afrizal,ghefrian ambon;

11. Teman-teman angkatan 2007 Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta;

12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas semua bantuan baik materiil maupun imateriil.

commit to user

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI …………………………………. iii HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………….. iv MOTTO …………………………………………………………………... v PERSEMBAHAN …………………………………………………………. vi ABSTRAK ………………………………………………………………… vii KATA PENGANTAR …………………………………………………….. ix DAFTAR ISI ………………………………………………………………. xi

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………….. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………... 4

C. Tujuan Penelitian ……………………………………. 5

D. Manfaat Penelitian …………………………………... 5

E. Metode Penelitian …………………………………… 6

F. Sistematika Penulisan Hukum ………………………. 12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ………………………………… 14

A. Kerangka Teori ……………………………………… 14

1. Tinjauan Umum Pengertian Implementasi……... 15

2. Tinjauan Umum Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor

35 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Humas dalam Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo ………………………………....

17

3. Tinjauan umum Mengenai Humas……………….. 18

4. Tinjauan Umum Fungsi Humas…………………. 21

commit to user

Pemberdayaan Pemberitaan…………………………………..

24

B. Kerangka Pemikiran ……………………………… 27 BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………… 29

A. Deskripsi Lokasi…………………………………… 32

1. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo……………… 32

B. Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo …………………………………………………

32

1. Sejarah dan Perkembangan Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo ………………….. 32

2. Kedudukan, Tugas Pokok, Visi, Misi, Fungsi dan Motto Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo......................................... 33

3. Struktur Organisasi …………………………… 35

4. Kepegawaian …………………………………. 43

C. Implementasi Fungsi Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo Dalam Pengelolaan Dan Pemberdayaan Pemberitaan.............................. 48

D. Tingkat Keberhasilan Implementasi Fungsi Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo Dalam Pengelolaan Dan Pemberdayaan Pemberitaan 55

E. Hambatan – Hambatan Implementasi Fungsi Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo Dalam Pengelolaan Dan Pemberdayaan Pemberitaan 57

1. Kepegawaian…………………………………… 58

2. Sarana dan Prasarana…………………………… 62 BAB IV

PENUTUP …………………………………………….. 64

A. Simpulan ………………………………………….. 68

commit to user

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 87

LAMPIRAN …………………………………………………………….. 88

commit to user

Gambar 1 Analisis data ...................................................................................

11

Gambar 2 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 27 Gambar 3.1Bagan Organisasi Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo ...................................................................................................... 36

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia pada saat ini tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental menuju ke sistem pemerintahan yang demokratis transparan serta meletakkan supremasi hukum. Perubahan yang tengah dialami tersebut memberikan peluang bagi penataan berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana kepentingan rakyat dapat kembali diletakkan pada posisi sentral.

kehidupan yang demokratis pertanggungjawaban kepada rakyat terjamin, sistem penyelenggaraan negara yang transparan berfungsi serta keadilan dan kebenaran terwujud. Karakteristik atau unsur utama penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance ) adalah akuntabilitas (accountability), transparansi (transparency), keterbukaan (openness), dan rule of law (LAN dan BPKB 2000,60-61).

Untuk menjawab tantangan tersebut pemerintah pusat dan daerah harus mampu membentuk dimensi baru ke dalam organisasi, sistem manajemen, dan proses kerjanya. Perubahan-perubahan itu menuntut pemerintah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara, hal ini ditanggapi pemerintah salah satunya dengan melakukan reformasi administrasi.

Reformasi Administrasi adalah perubahan administrasi yang menggambarkan perbaikan dalam praktek administrasi, organisasi, prosedur, dan proses. Artinya setiap perubahan prosedur dapat dikategorikan sebagai reformasi administrasi, (http://www.google.co.id/search?q=reformasi+administrasi&ie=utf- 8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-S:official&client=firefox).

Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan reformasi administrasi di bidang birokrasi dan pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan amanat

commit to user

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, perlu dibentuk perangkat daerah. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, ditegaskan bahwa perangkat daerah terdiri dari unsur staf yang mempunyai tugas membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi oleh sekretariat, unsur pengawas yang diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, unsur pendukung tugas Bupati dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik diwadahi dalam lembaga teknis daerah dalam bentuk badan/kantor, dan unsur pelaksana daerah yang diwadahi dalam dinas daerah.

Dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007, prinsip yang dipergunakan dalam penyusunan organisasi perangkat daerah adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yaitu urusan wajib dan urusan pilihan. Meskipun demikian, tidak mutlak bahwa setiap urusan harus selalu diwadahi ke dalam organisasi perangkat daerah tersendiri.

Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo dan Peraturan Daerah Nomor 26 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sukoharjo, sudah tidak sesuai dengan keadaan sekarang, sehingga perlu diganti dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Kabupaten Sukoharjo dan Peraturan Bupati Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penjabaraan Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas

commit to user

Ahli Bupati Sukoharjo Menentukan besaran organisasi perangkat daerah, diharuskan mempertimbangkan pada aspek keuangan masing-masing daerah, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja, dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, sarana dan prasarana penunjang tugas.

Berdasarkan hasil nilai variabel penetapan besaran organisasi perangkat daerah, Kabupaten Sukoharjo termasuk daerah yang dapat menerapkan pola menengah, sehingga dimungkinkan dapat membentuk Sekretariat Daerah dengan 3 (tiga) Asisten dan 12 Bagian, tetapi dalam rangka efisiensi, efektivitas, dan rasionalitas sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah, maka dengan mengutamakan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplikasi antar perangkat daerah, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo tidak memaksimalkan besaran organisasi perangkat daerah tersebut.

Perubahan yang relatif mencolok dalam penataan organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah:

1. Bertambahnya jumlah Bagian yang semula 8 Bagian menjadi 10 Bagian yaitu Bagian Hubungan Masyarakat dan Bagian Pengolahan Data Elektronik dimasukkan dalam Struktur Sekretariat Daerah karena Kantor Hubungan Masyarakat, Informasi dan Komunikasi serta Kantor Pengolahan Data Elektronik dihilangkan dalam Struktur Lembaga Perangkat Daerah. Penghilangan Nomenklatur Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo adalah konsekuensi dengan dibentuknya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset, sebagai Perangkat Daerah yang menangani aset- aset Daerah.

2. Bertambahnya jumlah Bagian pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang semula 2 (dua) Bagian menjadi 3 (tiga) Bagian.

3. Dari sisi eselon, staf ahli Bupati merupakan jabatan struktural eselon IIb.

commit to user

implementasi Fungsi Bagian Humas di Sekreatriat Daerah Kabupaten Sukoharjo, yang dalam hal ini tertuang dalam Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 35 Tahun 2008. Namun karena adanya 10 bagian di Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo, maka penulis akan memfokuskan penelitian khususnya di Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo.

Alasan pemilihan Bagian Humas Sekreatriat Daerah Kabupaten Sukoharjo adalah Pertama,karena Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo merupakan Bagian baru di lingkungan Sekraetariat Daerah Kabupaten Sukoharjo. Kedua, Bagian Humas memiliki Tugas Pokok dan Fungsi yang sangat kompleks serta memiliki peran sentral dalam penyelenggaraan Pemerintahan Di Kabupaten Sukoharjo, Ketiga Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsinya langsung bersentuhan dengan masyarakat, baik dari kalangan wartawan, LSM, Organisasi Politik dan sebagainya. Dengan latar belakang masalah yang terurai diatas, penulis dalam menyusun skripsi ini

memilih judul : “IMPLEMENTASI FUNGSI BAGIAN HUMAS SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN PEMBERITAAN”

B. Perumusan Masalah

Setiap penulisan ilmiah yang akan dilakukan selalu berangkat dari masalah. Rumusan masalah dimaksudkan untuk penegasan masalah-masalah yang akan diteliti sehingga memudahkan dalam pengerjaan serta pencapaian sasaran. Cara ini dapat memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pemahaman terhadap permasalahan serta mencapai tujuan yang dikehendaki. Adapun permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana Implementasi Fungsi Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan dan Pemberdayaan Pemberitaan?

commit to user

Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo Dalam Pengelolaan Dan Pemberdayaan Pemberitaan ?

C. Tujuan Penelitian

Suatu kegiatan penelitian selalu mempunyai tujuan tertentu dan diharapkan dapat menyajikan data yang akurat sehingga dapat memberi manfaat dan mampu menyelesaikan masalah. Berpijak dari hal tersebut maka penelitian mempunyai tujuan objektif dan tujuan subjektif sebagai berikut :

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui Implementasi Fungsi Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan dan Pemberdayaan Pemberitaan

b. Mengetahui hambatan yang dihadapi dalam Implementasi Fungsi Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan dan Pemberdayaan Pemberitaan.

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai Fungsi Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan dan Pemberdayaan Pemberitaan.

b. Untuk memperoleh data yang relevan yang digunakan penulis dalam penulisan hukum sebagai syarat mencapai gelar sarjana di bidang Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian akan mempunyai nilai apabila penelitian tersebut memberi manfaat bagi para pihak. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

commit to user

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan Hukum Administrasi Negara pada khususnya.

b. Sebagai bahan pengetahuan tambahan untuk dapat dibaca oleh masyarakat pada umumnya dan dapat dipelajari lebih lanjut kalangan hukum khususnya

2. Manfaat Praktis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap upaya penyelesaian atas permasalahan dari sudut teori.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Pengembangan Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo agar meningkatkan dalam pengeimplementasian Fungsi di Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo.

c. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menambah wawasan, pengetahuan dan dokumentasi ilmiah.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk memecahkan suatu permasalahan dan sebagai pedoman untuk memperoleh hasil penelitian yang mencapai tingkat kecermatan dan ketelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode penelitian juga merupakan pedoman untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam dari suatu obyek yang diteliti dengan mengumpulkan, menyusun serta menginterprestasikan data-data yang diperoleh (Soerjono Soekanto, 2006: 43)

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berpedoman pada judul dan perumusan masalah yang sudah diuraikan,maka penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris. Penelitian hukum empiris selalu diarahkan kepada identifikasi (pengenalan) terhadap hukum nyata berlaku, yang implisit

commit to user

perundangan yang diuraikan dalam kepustakaan. Pendekatan empiris, dimaksudkan sebagai usaha untuk mengkaji hukum dalam realitas atau kenyataan dalam masyarakat. Penelitian empiris dimaksudkan sebagai usaha mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang sesuai dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat. Penelitian dengan pendekatan empiris selalu diarahkan kepada pengenalan terhadap hukum nyata berlaku sepenuhnya, yang implisit berlaku (sepenuhnya), bukan yang eksplisit (jelas, tegas diatur) di dalam perundangan atau yang diuraikan dalam kepustakaan (Hilman Hadikusuma, 1995:61-62).

2. Sifat Penelitian

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang digunakan manusia sebagai sarana untuk memperkuat, membina, mengembangkan serta menguji kebenaran ilmu pengetahuan, baik dari segi toritis maupun praktis yang dilakukan secara metodologis dan sistematis sesuai dengan pedoman atau aturan yang berlaku dalam pembuatan suatu karya ilmiah (Soerjono Soekanto, 1986:3).

Dilihat dari segi sifatnya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian yang bersifat deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Penelitian ini bermaksud memberikan gambaran mengenai fungsi bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo kaitannya dengan pengelolaan dan pemberdayaan.

Pendekatan penelitian dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Dengan mengutip pendapat Soerjono Soekanto (1986:10) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan melakukan pengumpulan data berupa kata-kata, gambar- gambar, serta informasi verbal atau nomatif dan bukan dalam bentuk angka-angka.

commit to user

Penelitian ini mengambil Bagian Humas Sekreatriat Daerah Kabupaten Sukoharjo, dengan alasan pemilihan Bagian Humas Sekreatriat Daerah Kabupaten Sukoharjo Sebagai obyek studi adalah pertama, karena bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo merupakan Bagian baru di lingkungan Sekraetariat Daerah Kabupaten Sukoharjo. Kedua, Bagian Humas memiliki Tugas Pokok dan Fungsi yang sangat kompleks serta memiliki peran sentral dalam penyelenggaraan Pemerintahan Di Kabupaten Sukoharjo. Ketiga Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsinya langsung bersentuhan dengan masyarakat, baik dari kalangan wartawan, LSM, Organisasi Politik dan masyarakat pada umumnya.

4. Sumber Data

Penelitian ini akan menggunakan data yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :

a). Data Primer Sumber data utama dalam penelitian empiris adalah kata-kata dan tindakan. Data primer diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti. Data primer berasal dari Teknik Pengumpulan Data berikut : Wawancara / Indepth Interview.

Teknik ini merupakan suatu jenis pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab dengan informan yang diteliti untuk mendapatkan data yang diperlukan. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal- hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit kecil. Untuk mempermudah dalam proses wawancara,

commit to user

pokok pertanyaan, dan apabila dianggap perlu peneliti dapat mengajukan pertanyaan di luar pedoman interview tersebut, agar data yang diperoleh semakin lengkap,yang kami wawancarai adalah pihak-pihak yang terkait dengan proses Implementasi Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 35 Tahun 2008 di Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo, dalam hal ini adalah Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Sukoharjo; Kasubbag Pemberitaan, Media Massa dan Santel; Kasubbag PPI (Pengumpulan Dan Pengolahan Informasi) dan Kasubbag Protokol, Wartawan, dan Pegawai di Bagian Humas .

b). Data Sekunder Data yang berasal dari sumber sekunder, merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, dapat berupa catatan, berita, buku- buku, peraturan perundang-undangan, laporan-laporan, dokumen resmi institusi (arsip), dan sebagainya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Data sekunder berasal dari Studi dokumentasi yang merupakan kegiatan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, berita, buku-buku, peraturan perundang-undangan, laporan-laporan, dokumen resmi institusi (arsip), prasasti, dan sebagainya. Teknik ini dipergunakan sebagai pendukung dan pelengkap data yang diperlukan dalam penelitian. Sedangkan sumber data yang tercakup dalam penelitian ini adalah :

(1) Informan

Data Primer berasal dari informan yang dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait dengan proses Implementasi Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 35 Tahun 2008 di Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo, dalam hal ini adalah Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten

commit to user

Kasubbag PPI (Pengumpulan Dan Pengolahan Informasi) dan Kasubbag Protokol, Wartawan, dan Pegawai di Bagian Humas.

(2) Dokumen

Dokumen dapat berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah notulen rapat,agenda dan sebagainya

5. Teknik pengambilan Informan

Karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, maka teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara selektif dengan menggunakan pertimbangan secara teoritis, keinginan dari diri peneliti, karakteristik empiris, serta kebutuhan dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode penarikan sampel yang lebih tepat adalah purposive sampling atau sampel bertujuan, dimana peneliti cenderung menggunakan atau memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya, dalam hal ini adalah Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Sukoharjo; Kasubbag Pemberitaan, Media Massa dan Santel; Kasubbag PPPI dan Kasubbag Protokol, Wartawan, dan Pegawai di Bagian Humas, untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui permasalahannya secara lengkap tanpa didasarkan pada strata maupun random, tetapi lebih ditekankan pada tujuan tertentu.

6. Teknik Analisis Data

Karena sebagian besar data yang terkumpul merupakan data kualitatif, maka penelitian ini juga menggunakan teknik analisis data kualitatif, yang dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara khusus yang bersifat menyeluruh tentang apa yang tercakup dalam permasalahan yang dilakukan di lapangan pada waktu pengumpulan data. Sedangkan teknik analisis data kualitatif yang dianggap relevan adalah dengan menggunakan model analisis interaktif (Interaktif Model Of Analysis), yakni model analisis yang memerlukan tiga komponen berupa induksi data, sajian data,

commit to user

antar tahap-tahap tersebut, sehingga data yang terkumpul akan berhubungan ssaatu dengan yang lainnya secara sistematis (HB Sutopo :2002 : 48). Untuk lebih jelasnya maka perlu diuraikan/gambarkan ketiga komponen kegiatan tersebut, dengan skema sebagai berikut :

Interaktif Model of Analysis

Gambar 2. teknik analisis data Sumber : HB. Sutopo : 2002 : 96

Model analisis ini merupakan proses siklus interaktif. Peneliti harus bergerak diantara empat sumbu kumparan itu dari reduksi data, pengumpulan data, penyajian data, sampai pada penarikan kesimpulan selama sisa waktu penelitiannya.

Aktivitas yang dilakukan dengan proses itu diharapkan membuat komponen-komponen tersebut akan dapat benar-benar mewakili dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Setelah analisis data selesai, maka hasilnya dapat disajikan secara diskriptif, yaitu dengan jalan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan data-data yang diperoleh,dan penjelasan dari skema atau gambar tersebut adalah :

Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Reduksi

Data

commit to user

Yaitu bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hak-hak yang tidak penting yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus sampai laporan akhir penelitian selesai ditulis.

b). Reduksi Data Yaitu suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan

kesimpulan riset dapat dilakukan. Dengan melihat suatu penyajian data, peneliti akan mengerti apa yang terjadi, akan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan penelitian tersebut.

c). Penyajian Data Setelah data terkumpul dan disaring, maka data-data yang mendukung penelitian disajikan. Penyajian data sangat penting dalam penelitian karena tahap inilah dimana suatu penelitian dapat diketahui dan dipelajari, selanjutnya juga untuk penarikan kesimpulan dan virifikasi.

d). Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Setelah memahami arti dari berbagai hal yang meliputi berbagai hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan peraturan- peraturan, pernyataan-pernyataan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin akan menjadi suatu kesimpulan.

Aktivitas penelitian yang dilakukan merupakan suatu proses siklus diantara komponen-komponen tersebut, sehingga data yang didapat benar- benar mewakili dan sesuai dengan masalah-masalah yang diteliti.

commit to user

Untuk memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah pemahaman yang jelas mengenai seluruh isi penulisan hokum ini maka penulis dapat menguraikan sistematika skripsi sebagai berikut

BAB I

PENDAHULUAN

Didalam bab ini penulis memaparkan tentang

a. Latar Belakang Masalah

b. Rumusan Masalah

c. Tujuan Penelitian

d. Manfaat Penelitian

e. Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Kerangka Teori

a. Tinjauan Umum Pengertian Implementasi Kebijakan

b. Tinjauan Umum Peraturan Bupati No 38 Tahun 20008

Tentang Fungsi Humas

c. Tinjauan Umum Mengenai Humas (Hubungan Masyarakat)

d. Tinjauan Umum Mengenai Fungsi Humas

e. Tinjauan Umum Mengenai Pengelolaan dan Pemberdayaan Pemberitaan

2. Kerangka Pemikiran Berisi alur pemikiran yang hendak ditempuh penulis

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi hasil penelitian yang diperoleh penulis di lapangan beserta pembahasannya mengenai fungsi bagian Humas Sekretariat daerah kabupaten sukoharjo dalam pengelolaan dan pemberdayaan pemberitaan.

commit to user

Pada bab ini berisi penutup dari keseluruhan penulisan skripsi dan penulis berusaha mengambil Kesimpulan dari jawaban permasalahan yang menjadi obyek penelitian dan saran-saran.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjaan Umum Pengertian Implementasi

Dalam kamus besar bahasa indonesia pelaksanaan dapat di sama artikan dengan istilah implementasi. Implementasi itu sendiri memeiliki banyak definisi, diantaranya definisi implementasi menurut pariatra westra, dalam ensiklopedi administrasi Yaitu :

Implementasi adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya,kapan waktu berakhirnya dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan (pariatra westra, 1989 : 210).

Sedangkan Menurut Meter dan Horn dalam wibawa Implementasi Adalah: Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta baik secara individu maupun kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagaimana dirumuskan dalam kebijakan (wibawa, 1994 : 15).

Menurut Van Meter dan Van Horn dalam winarno ada beberapa variabel dalam proses implementasi kebijakan, yaitu :

a) Ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan;

b) umber-sumber kebijakan;

c) komunikasi antara organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan;

d) karakteristik badan-badan pelaksana;

e) kondisi-kondisi ekonomi, sosial dan politik;

f) kecenderungan pelaksana (implementors);dan

g) kinerja (Winarno 2007,50-51). Ripley dan Franklin berpendapat bahwa Implementasi adalah apa yang

terjadi setelah undang-undang ditetapkan, yang memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan (benefit), atau suatu jenis keluaran yang nyata (Ripley dan Franklin 1982:4).

commit to user

mengenai implementasi, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan, yang dilakukan oleh Pemerintah maupun swasta yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan (Ripley dan Franklin 1982 : 4)

Istilah implementasi menunjuk pada sejumlah kegiatan yang mengikuti pernyataan maksud tentang tujuan-tujuan program dan hasil-hasil yang diinginkan oleh para pejabat pemerintah, implementasi mencakup tindakan- tindakan oleh berbagai aktor, khususnya para birokrat.

Ripley dan Franklin lebih lanjut menjelaskan kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam implementasi, yaitu : (1) Badan-badan pelaksana yang ditugasi oleh undang-undang dengan tanggung jawab menjalankan program harus mendapatkan sumber- sumber yang dibutuhkan agar implementasi dapat berjalan lancar, sumber-sumber ini meliputi personil, peralatan, lahan tanah, bahan- bahan mentah, dan uang;

(2) Badan-badan pelaksana mengembangkan bahasa anggaran dasar menjadi arahan-rahan konkret, regulasi, serta rencana-rencana dan desain program;

(3) Badan-badan pelaksana harus mengorganisasikan kegiatan-kegiatan mereka dengan menciptakan unit-unit birokrasi dan rutinitas untuk mengatasi beban kerja; dan

(4) Badan-badan pelaksana memberikan keuntungan atau pembatasan kepada para pelanggan atau kelompok-kelompok target (Ripley dan Franklin, 1982 : 4)

Perlu diperhatikan juga ikatan-ikatan badan-badan pelaksana dalam sistem penyampaian kebijakan. Van Meter dan Van Horn mengetengahkan beberapa unsur yang berpengaruh terhadap suatu organisasi dalam mengimplementasikan kebijakan :

i. Kompetensi dan ukuran staf suatu badan;

commit to user

dan proses-proses dalam badan-badan pelaksana;

iii. Sumber-sumber politik suatu organisasi; iv. Vitalitas suatu organisasi;

v. Tingkat komunikasi-komunikasi “terbuka”, yang didefinisikan sebagai jaringan kerja komunikasi horisontal dan vertikal secara bebas serta tingkat kebebasan yang relatif tinggi dalam komunikasi dengan individu-individu duluar organisasi;dan

vi. Kaitan formal dan informal suatu badan dengan badan “pembuat keputusan” atau “pelaksana keputusan”. (Van Meter dan Van Horn

1990:27) Berbicara tentang implementasi kebijakan, perlu pula dipahami siapakah aktor-aktor yang terlibat dalam implementasi, dan cara-cara atau teknik apa saja yang digunakan agar implementasi kebijakan dapat berjalan. Dalam penelitian ini beberapa aktor yang terlibat dalam implementasi Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 35 Tahun 2008 adalah Pemerintah bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo, wartawan, organisasi pers dan penyiaran, serta masyarakat.

Sehingga dalam pembahasan nantinya akan membahas permasalahan Implementasi implementasi Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 35 Tahun 2008 Oleh Bagian Humas Sekreatariat Daerah Kabupaten Sukoharjo dari sisi program, anggaran dan prosedur yang ada di bagian tersebut.

2. Tinjauan Umum Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 35 Tahun 2008 Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Humas dalam Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo .

Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 35 Tahun 2008 diundangkan pada Desember 2008. Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, ada beberapa undang-undang yang dinyatakan tidak berlaku. Keputusan Bupati Sukoharjo Nomor 19 Tahun 2001 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi

commit to user

Sukoharjo Tahun 2001 Nomor 43) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 39 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Keputusan Bupati Sukoharjo Nomor 19 Tahun 2001 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo (Berita Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006 Nomor 39) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 35 Tahun 2008 lahir sebagai amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) dan bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sukoharjo, agar pelaksanaan Tugas dan Fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo dan Staf Ahli Bupati Sukoharjo lebih berdaya guna dan berhasil guna, maka perlu ditetapkan Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo dan Staf Ahli Bupati Sukoharjo;

Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 35 Tahun 2008 ini mengatur dan menjelaskan tentang :

a. Ketentuan Umum;

b. Susunan Organisasi;

c. Tugas Pokok dan Fungsi;

d. Kelompok Jabatan Fungsional;

e. Ketentuan Penutup;

f. Peran Serta Masyarakat;

g. Ketentuan Pidana;dan

h. Ketentuan Peralihan.

commit to user

a. Pengertian Humas secara umum Hubungan masyarakat, atau sering disingkat humas adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi. Humas atau juga biasa disebut Public Relations dapat juga didefinisikan sebagai seni dan ilmu pengetahuan sosial untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik kepentingan organisasi maupun kepentingan publik atau umum.

Humas adalah kegiatan komunikasi dalam organisasi yang berlangsung dua arah dan timbal balik. Posisi Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu manajemen organisasi. Sasaran humas adalah publik internal dan eksternal, dimana secara operasional humas bertugas membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi diantara keduanya.

Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan infomasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi. Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian antara organisasi dan masyarakatnya.

Humas di Indonesia dikenal pada tahun 1950-an dimana humas bertugas untuk menjelaskan peran dan fungsi-fungsi setiap kementrian, jawatan, lembaga, badan, dan lain sebagainya. Humas pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat dianalogikan dengan tujuan komunikasi, yakni adanya penguatan dan perubahan

commit to user

tujuan humas, maka tujuan humas adalah terjaga dan terbentuknya kognisi, afeksi, dan perilaku positif publik / masyarakat terhadap organisasi / lembaga. Karena adanya kecenderungan hubungan organisasi / lembaga dengan publik sebagai simbiose mutualistik. Maka tujuan humas adalah sebagai berikut :

1) Terpelihara dan terbentuknya saling pengertian (Aspek Kognisi); Tujuan humas pada akhirnya adalah membuat publik / masyarakat dan organisasi / lembaga saling mengenal. Dengan demikian, aktivitas kehumasan haruslah menunjukkan adanya usaha komunikasi untuk mencapai saling kenal dan mengerti.

2) Menjaga dan membentuk saling percaya (Aspek Afeksi); Bila tujuan pertama mengarah pada penguatan dan perubahan pengetahuan (kognisi), maka tujuan yang kedua adalah lebih pada tujuan emosi, yakni pada sikap (afeksi) saling percaya. Untuk mencapai tujuan saling percaya prinsip-prinsip komunikasi persuasif dapat diterapkan.

3) Memelihara dan menciptakan kerja sama (Aspek Psikomotoris). Tujuan ketiga adalah dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dan kerja sama nyata. Artinya, bantuan dan kerjasama ini sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu.

Mengacu pada tiga tujuan diatas, dapat dirumuskan bahwa setelah pengetahuan / pikiran dibuka, emosi / kepercayaaan disentuh maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada akhirnya, semua itu kembali pada tujuan yang lebih besar, yakni terbentuknya citra / image yang bermanfaat terhadap organisasi lembaga di mana humas berada.

b. Pengertian Humas Pemerintahan Pemerintahan pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian humas di institusi pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau

commit to user

secara teratur tentang kebijakan, rencana-rencana, serta hasil-hasil kerja institusi serta memberi pengertian kepada masyarakat tentang peraturan perundang-undangan dan segala sesuatunya yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Selain keluar, humas pemerintahan dan politik juga harus memungkinkan untuk memberi masukan dan saran bagi para pejabat tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat akan kebijakan institusi, baik yang sedang dilaksanakan, akan dilaksanakan, ataupun yang sedang diusulkan.

Seiring dengan tuntutan transparansi dari masyarakat luas sebagai public pemerintahan, manfaat humas dalam penyelenggaraan pemerintahan secara umum telah diterima sejak lama. Humas dalam pemerintahan dan politik tidak dapat dilepaskan dari opini publik.

Pemerintahan Indonesia sendiri sejak tahun 1970-an memutuskan untuk membentuk Bagian Penerangan Masyarakat, yang merupakan cikal bakal bagian humas yang sejak tahun 1983 semua kantor Pemerintah Daerah Tingkat II dilengkapi dengan bagian humas. Pada tahun 1971 Indonesia membentuk BAKOHUMAS (Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat) yang bertugas untuk membantu Menteri Penerangan (sekarang MENKOMINFO atau Menteri Komunikasi Dan Informatika) dalam menetapkan kebijakan pembinaan hubungan yang lancar dan harmonis antara masyarakat dan pemerintah; mengadakan koordinasi; integrasi; sinkronisasi; dan kerja sama antar – humas lembaga Negara; merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan kehumasan sesuai dengan kebijakan pemerintah.

Tugas pemerintah memang sangat berat, sebab masyarakat yang dihadapai terdiri dari berbagai publik dengan kepentingan yang sangat kompleks pula. Hal ini memang tidak lepas dari “karakteristik” yang

melekat dalam setiap program pemerintah, yaitu :

commit to user

berbagai latar belakang, karakter, ekonomi, pendidikan yang beragam;

b. Seringkali hasilnya abstrak, yang sulit dilihat dalam waktu dekat, bahkan dalam jangka panjang sekalipun, karena sifatnya yang integral dan berkesinambungan. Program-program pemerintah seringkali tidak dapat menghindari perlunya “pengorbanan” sosial / masyarakat. Disinilah perlunya pendekatan khusus untuk melibatkan partisipasi dan emansipasi masyarakat;

c. Program pemerintah selalu mendapat pengawasan dari berbagai kalangan, terutama pers, LSM dan sebagainya. Mereka sangat berperan dalam proses penyadaran masyarakat mengenai permsalahan mereka sebagai warga masyarakat.

Karakteristik itulah yang dapat dijadikan latar belakang mengapa humas pemerintahan perlu diterapkan dan dikembangluaskan secara professional. Namun, tugas yang berat tersebut ternyata masih ditambah dengan hambatan-hambatan penerapan humas yang ideal di pemerintahan, undang-undang dan peraturan organisasi seringkali menghambat fungsi humas.

Dengan demikian ada dua hal yang melatar belakangi perkembangan humas pemerintah. Pertama adalah pentingnya humas bagi pemerintahan, kedua adalah hambatan-hambatan yang dihadapi oleh humas pemerintahan. Kebanyakan humas pemerintahan diarahkan untuk hubungan dengan media, masalah umum, dokumentasi, dan publikasi. Sementara itu, kegiatan-kegiatan yang biasanya ditangani oleh humas antara lain adalah konfrensi pers, membuat press release, press clipping, pameran-pameran, menerbitkan media intern, mengorganisir pertemuan dengan masyarakat, penerangan melalui berbagai media komunikasi bagi masyarakat, mendokumentasi semua kegiatan instansi, mengorganisir

commit to user

publik.

4. Tinjauan Umum Fungsi Hubungan Masyarakat (Humas)

Berbicara fungsi berarti berbicara masalah kegunaan humas dalam mencapai tujuan organisasi / lembaga. Dalam buku Public Relations : Teori dan Praktek (Djanaid 1993: 50-51) disebutkan dua fungsi Humas / Public Relations, yaitu :

a. Fungsi Konstruktif : Humas merupakan garda terdepan yang dibelakangnya terdiri dari rombongan tujuan-tujuan organisasi / lembaga. Peranan humas dalam hal ini mempersiapkan mental publik / masyarakat untuk menerima kebijakan organisasi / lembaga, humas menyiapkan mental organisasi untuk memahami kepentingan masyarakat, humas mengevaluasi perilaku masyarakat maupun organisasi untuk direkomendasikan kepada pengambil kebijakan, humas menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling pengertian, saling percaya dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan organisasinya. Fungsi konstruktif ini mendorong humas membuat aktivitas ataupun kegiatan-kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif, termasuk di sini humas bertindak secara preventif (pencegah).