IDENTIFIKASI IDEOLOGI DAN POLA RELASINYA DALAM NOVEL-‐NOVEL JACQUELINE WOODSON
IDENTIFIKASI IDEOLOGI DAN POLA RELASINYA DALAM NOVEL-‐NOVEL JACQUELINE WOODSON
The Identification of Ideology and Its Relation Pattern in Jacqueline Woodson’s Novels
Muhammad Al Hafizh, Faruk, Juliasih
Prodi Ilmu-‐Ilmu Humaniora, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Jalan Sosiohumaniora I, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia Telepon (0274) 901136, Faksimile (0274) 550451 Pos-‐el: [email protected]
(Naskah Diterima Tanggal 12 Maret 2016—Direvisi Akhir Tanggal 8 November 2016—Disetujui Tanggal 9 November 2016)
Abstrak: Karya sastra sebagai situs hegemoni menampilkan berbagai ideologi yang ada di dalam-‐ nya. Ideologi tentang perbedaan ras, beserta konteks sosial politik yang melatarbelakanginya, menjadi suatu tema penting dalam karya sastra Amerika. Tema tersebut tidak hanya ditulis oleh pengarang kulit hitam, tetapi juga kulit putih. Artikel ini bertujuan untuk mengindetifikasi ideologi tentang perbedaan ras dan pola relasinya dalam sastra kulit hitam Amerika dengan mengguna-‐ kan teori poskolonialisme dan hegemoni. Dengan menggunakan perspektif hegemoni, seorang pe-‐ neliti sastra populer dapat menemukan hegemoni ideologi tertentu di balik sebuah karya. Artikel ini merupakan hasil kajian pustaka mengenai identifikasi ideologi tentang perbedaan rasial dan pola relasinya dalam novel-‐novel sastra populer Jacqueline Woodson. Hasil penelitian menun-‐ jukkan bahwa (1) ideologi yang terlibat dalam perbedaan rasial dalam novel-‐novel Woodson ada-‐ lah ideologi liberalisme, kapitalisme, dan rasisme; (2) pola relasi antara ideologi tersebut menun-‐ jukkan bahwa ideologi liberalisme adalah ideologi yang hegemonik, sedangkan kapitalisme adalah ideologi yang bangkit, dan rasisme adalah ideologi endapan.
Kata-‐Kata Kunci: ideologi, hegemoni, identifikasi, pola relasi
Abstract: Literary work as a hegemonic site reflects various kinds of ideology within. Ideology of racial difference, along with its social-‐political context, has become an important theme in Ame-‐ rican literature. This theme was not only written by black authors, but also white ones. This article aims to identify the ideology of racial difference and its relation in black American literature by using postcolonialism and hegemony theory. By using hegemony perspective, a popular literature reseracher can find certain hegemony of ideology in a literary work. This is a library study on ideo-‐ logy of racial differences along with its relation pattern in the popular works of Jacqueline Woodson. The result shows that (1) ideology involved in racial differences in Woodson’s novels are liberalism, capitalism, and racism; (2) the pattern of ideology relation shows that liberalism is the hegemonic ideology, while capitalism is the emergent one, and racism is the residual one.
Key Words: ideology, hegemony, identification, relation pattern
PENDAHULUAN
selalu ada pemaksaan pengetahuan, ter-‐ Ideologi merupakan seperangkat nilai
masuk hukum dan aturan terhadap pi-‐ dan aturan tentang kebenaran yang di-‐
hak yang memiliki latar belakang yang anggap alamiah, universal, dan menjadi
berbeda. Setiap ideologi dan pikiran hi-‐ rujukan bagi tingkah laku manusia. Ter-‐
dup berkontestasi, bertarung, dan ber-‐ kait dengan hal tersebut, Lyotard (1984)
tanding satu sama lain dalam dunia ke-‐ berpendapat bahwa dalam ideologi
beragaman (hlm. 163).
ATAVISME, Vol. 19, No. 2, Edisi Desember, 2016: 130-‐147
Sementara itu, Faruk (2001) me-‐ daerah-‐daerah koloni Eropa di Amerika. nyatakan bahwa di dalam konsep ideolo-‐
Gelombang perpindahan dan eksploitasi gi terkandung gagasan mengenai pemi-‐
budak tersebut terjadi sejak tahun 1619 sahan yang tegas antara realitas dan ga-‐
M, sehingga pada tahun 1680 M koloni gasan, serta objektivitas dan subjektivi-‐
Eropa di Amerika telah menjadi tempat tas. Ideologi adalah seperangkat gagasan
percampuran ras dari berbagai negara yang melakukan legitimasi, disimulasi,
(hlm. 144).
dan reifikasi, yang menyesatkan, yang Masalah rasisme tidak hanya men-‐ membuat seseorang atau suatu kelom-‐
jadi isu penting dalam dunia sosial poli-‐ pok tidak dapat memahami realitas seca-‐
tik di Amerika, tetapi juga dalam karya ra objektif (hlm. 84).
sastra. Banyak karya sastra yang meng-‐ Ideologi memiliki pengaruh terha-‐
angkat tema rasisme yang ditulis oleh dap cara pandang seseorang dalam me-‐
penulis kulit hitam maupun kulit putih. mandang dunia. Hal ini disebabkan kare-‐
Hal ini bermula dari gagasan tentang ras na ideologi adalah ekspresi atau resep
sebagai penyebab utama dalam diskri-‐ yang digunakan untuk melihat fakta ten-‐
minasi di tengah masyarakat. Tema ten-‐ tang dunia, dan sekaligus juga berkaitan
tang ras kemudian mempertemukan pa-‐ dengan cara pandang dan harapan ten-‐
ra penulis kulit hitam dan kulit putih un-‐ tang bagaimana dunia tersebut dikon-‐
tuk menulis tentang tema yang sama struksi (Nash, 1962, hlm. 288).
mengenai masalah ras dan rasisme da-‐ Sebuah fakta biologis tentang dunia
lam karya mereka.
yang sering menjadi arena pertarungan Salah seorang penulis karya sastra ideologi adalah masalah perbedaan ras,
Amerika yang banyak menulis tentang seperti yang terjadi di Amerika sebagai
masalah rasisme adalah Jacqueline sebuah negara multirasial. Ideologi ten-‐
Woodson. Karya-‐karyanya dapat dikate-‐ tang perbedaan ras di Amerika mulai
gorikan sebagai bagian dari rangkaian tumbuh ketika kolonialisme Eropa mela-‐
sastra yang menarasikan tentang kehi-‐ kukan ekspansi pada awal abad ke-‐16.
dupan masyarakat ras kulit hitam di Secara historis, rasisme berkem-‐
abad modern. Woodson memiliki perha-‐ bang ketika ras yang berbeda bertemu
tian besar terhadap permasalahan rasis-‐ dalam konteks kolonialisasi. Paul
me di Amerika. Hal ini terlihat dari se-‐ Spoonley adalah salah seorang peneliti
jumlah karyanya yang mengangkat tema yang pernah menelusuri jejak-‐jejak ra-‐
perbedaan ras dan multikultural di Ame-‐ sisme yang kemudian dituangkannya da-‐
rika.
lam buku yang berjudul Ethnicity and Berdasarkan latar belakang terse-‐ Racism. Spoonley (1990) menyatakan
but, masalah penelitian dalam artikel ini bahwa rasisme melegitimasi ekspansi
dirumuskan sebagai berikut. (1) Apa saja dan eksploitasi yang dilakukan masyara-‐
ideologi yang terlibat dalam masalah kat kolonial kulit putih Eropa terhadap
perbedaan ras dalam novel-‐novel ras lain. Misalnya yang dialami ras kulit
Jacqueline Woodson? (2) Bagaimanakah hitam Afrika. Sebelum kedatangan bang-‐
pola relasi antara ideologi-‐ideologi terse-‐ sa ras kulit putih Eropa, mereka hidup
but? Tujuan penelitian ini adalah: perta-‐ damai di Afrika, tidak merasa dan me-‐
ma, untuk mengidentifikasi dan menje-‐ nyebut diri mereka sebagai orang kulit
laskan ideologi-‐ideologi yang terlibat da-‐ hitam. Kemudian bangsa kolonial ras ku-‐
lam masalah perbedaan ras; kedua, men-‐ lit putih Eropa datang menguasai, me-‐
jelaskan pola relasi antarideologi ter-‐ nangkap, membawa dan menjadikan
sebut.
mereka sebagai budak untuk bekerja di
Identifikasi Ideologi dan Pola Relasinya … (Muhammad Al Hafizh) Ada beberapa studi terdahulu ber-‐
kaitan dengan ideologi dan masalah per-‐ bedaan ras. Nash (1962) menyatakan bahwa dalam studi tentang ras selalu ada ideologi di dalamnya. Ideologi ten-‐ tang ras adalah suatu sistem atau gagas-‐ an yang menginterpretasikan makna perbedaan ras. Ideologi tentang ras sela-‐ lu bersifat normatif, menilai perbedaan ras dalam ranking baik atau buruk, su-‐ perior atau inferior dan seterusnya. Se-‐ perti ideologi lainnya, ideologi tentang ras juga mendorong suatu tindakan yang melekat pada program sosial dan politik (hlm. 285).
Studi terdahulu tentang ideologi dan ras lebih banyak membicarakan per-‐ bedaan ciri fisik saja, belum menempat-‐ kan serta mengevaluasi makna perbeda-‐ an tersebut ketika sudah berada dalam suatu lingkungan atau konteks sosial ter-‐ tentu. Oleh karena itu, kajian tersebut belum dapat merekomendasikan suatu aksi nyata atau solusi praktis. Selain itu, studi terdahulu tentang ideologi masih seputar paradigma yang menganggap bahwa ideologi tersebut bersifat ilusi atau tidak nyata. Pendapat tersebut di-‐ bantah oleh Shelby (2003) yang menya-‐ takan bahwa istilah ilusi dalam ideologi bukan bermakna bahwa ideologi terse-‐ but tidak ada, melainkan ilusi ideologi tersebut sebenarnya nyata dalam kaitan-‐ nya dengan akibat yang ditimbulkannya. Ilusi ideologi dapat melakukan dominasi dengan cara membuat bahwa relasi ter-‐ sebut adalah suatu hal yang wajar (hlm. 166).
Oleh karena itu, penelitian tentang ideologi dan ras perlu ditempatkan pada konteks yang melingkupinya. Hal ini se-‐ perti yang disampaikan oleh Banton (1974) yang menyatakan bahwa katego-‐ ri ras telah meluas dari hanya sekadar kategori biogenetik. Definisi dan katego-‐ ri ras sangat berfluktuasi dari waktu ke waktu; yang konsisten hanyalah kategori hitam dan putih. Kategori hitam dan
putih sangat dipengaruhi oleh faktor bu-‐ daya, ekonomi, dan konteks politik pada waktu dan sejarah tertentu. Bahkan da-‐ lam konteks yang lebih luas, ras juga di-‐ definisikan berdasarkan faktor lain, se-‐ perti nasionalitas, bahasa, agama, politik, budaya, kelas, gender, seksualitas, mode, makanan, rambut, dan suara sehingga seolah-‐olah tidak ada akhir dan konsis-‐ tensi dalam mendefinisikan ras (hlm. 201).
Untuk membahas kaitan antara ide-‐ ologi dan perbedaan ras serta pola rela-‐
sinya, dalam artikel ini digunakan bebe-‐ rapa teori dan pendekatan yang relevan. Ideologi adalah sistem besar yang mem-‐ berikan orientasi kepada manusia. Kare-‐ na merupakan sistem besar, ideologi mempunyai pengikut. Ideologi bersifat kolektif dan berada di wilayah super-‐ struktur atau kesadaran dan menjelma dalam praktik sosial setiap orang, lem-‐ baga pemerintah, institusi pendidikan, organisasi, perusahaan komersial, dan lain-‐lain. Pola relasi ideologi tidak hanya membahas ideologi yang terdapat di da-‐ lam teks, tetapi juga membahas pola re-‐ lasi antarideologi tersebut. Williams (da-‐ lam Faruk, 2010) membedakan kebuda-‐ yaan yang terlibat dengan kekuasaan menjadi tiga kategori: ideologi yang he-‐ gemonik atau dominan, bangkit atau emergent, dan endapan atau residual (hlm. 155).
Terkait dengan hegemoni dan ide-‐ ologi, Williams (1977) menyatakan bah-‐ wa ideologi dominan bersifat selektif dan cenderung memarginalisasi dan me-‐ nekan seluruh praktik ideologi yang lain. Akan tetapi, proses itu selalu merupakan proses peperangan dan konflik. Semen-‐ tara itu, ideologi yang bangkit adalah praktik-‐praktik, makna-‐makna, dan nilai baru, yang secara substantif merupakan alternatif dan bertentangan dengan ide-‐ ologi dominan. Dengan kata lain, ideologi bangkit adalah ideologi yang sedang bangkit untuk merebut hegemoninya,
ATAVISME, Vol. 19, No. 2, Edisi Desember, 2016: 130-‐147
sedangkan ideologi endapan mengacu pada pengalaman, makna, dan nilai yang dibentuk di masa lalu yang terus hidup dan dipraktikkan pada masa kini. Meski-‐ pun bukan merupakan bagian dari ide-‐ ologi dominan dan bersifat adaptif atau fleksibel dengan bentuk ideologi lainnya, ideologi endapan merupakan ideologi dari masa lampau yang masih berjuang mempertahankan eksistensinya (hlm. 144).
Novel-‐novel Jacqueline Woodson dalam penelitian ini ditempatkan seba-‐
gai objek material yang diteliti dengan menggunakan konsep poskolonialisme. Poskolonialisme adalah teori kritis yang mengungkapkan akibat-‐akibat negatif yang ditimbulkan oleh kolonialisme. Aki-‐ bat yang diungkapkan tersebut lebih bersifat gradasi mental dibandingkan kerusakan material.
Di samping itu, sebagai analisis ide-‐ ologis, poskolonialisme mencurahkan perhatiannya pada masalah superstruk-‐ tur, bagaimana ideologi kolonialisme di-‐ tanamkan sehingga dapat bertahan sam-‐ pai sekarang.
Poskolonialisme merupakan pende-‐ katan kritis dalam memahami efek kolo-‐ nialisme yang ada dalam teks sastra. Di dalam pendekatan tersebut dibicarakan cara teks sastra tersebut mengungkap-‐ kan jejak-‐jejak perjumpaan kolonial, ya-‐ itu konfrontasi antarras, antarbangsa, dan antarbudaya yang menggambarkan hubungan kekuasaan tidak setara, yang telah terbentuk dari pengalaman manu-‐ sia sejak awal zaman imperialisme Ero-‐ pa (Foulcher & Day, 2008, hlm. 3). De-‐ ngan menggunakan teori-‐teori tersebut, selanjutnya dalam artikel ini dijabarkan identifikasi ideologi tentang perbedaan
ras dan pola relasinya dalam novel-‐novel Jacqueline Woodson.
METODE
Artikel ini merupakan analisis tentang identifikasi dan pola relasi ideologi
mengenai perbedaan ras dalam novel-‐ novel Jacqueline Woodson (selanjutnya disingkat dengan JW). Ada lima novel JW yang dianalisis yaitu: Maizon at Blue Hill (selanjutnya disingkat dengan MBH), I Hadn’t Meant to Tell You This (selanjut-‐ nya disingkat dengan IHMTYT), If You Come Softly (selanjutnya disingkat de-‐ ngan IYCS), Behind You (selanjutnya di-‐ singkat dengan BY), dan Lena. Analisis kontestasi dan negosiasi ideologi ten-‐ tang perbedaan rasial ini dilakukan da-‐ lam dua tahap: (1) mengidentifikasi ide-‐ ologi yang terdapat dalam novel-‐novel JW; (2) mencari pola relasi antarideologi tersebut untuk menemukan ideologi yang bersifat dominan, bangkit, dan en-‐ dapan.
Analisis identifikasi ideologi dalam novel-‐novel JW ini dilakukan dengan ca-‐ ra mencermati ciri ideologi yang muncul dalam peristiwa yang menyusun cerita secara keseluruhan. Untuk mengidentifi-‐ kasi ideologi-‐ideologi yang ada dalam novel-‐novel JW, dilakukan pendekatan kebahasaan dengan cara membaca selu-‐ ruh rangkaian peristiwa cerita dalam no-‐ vel-‐novel JW. Kemudian identifikasi ide-‐ ologi dilakukan berdasarkan kemuncul-‐ an nilai-‐nilai yang mewakili ideologi ter-‐ tentu dalam peristiwa-‐peristiwa terse-‐ but. Hal ini merujuk seperti yang dijelas-‐ kan oleh Thompson (1984) bahwa ana-‐ lisis ideologi secara fundamental ber-‐ awal dari bahasa karena bahasa merupa-‐ kan medium dasar pemaknaan yang cenderung mempertahankan relasi do-‐ minasi. Membicarakan bahasa berarti membicarakan sebuah cara untuk ber-‐ tindak. Cara-‐cara bertindak itu mengan-‐ dung bentuk-‐bentuk ideologi kekuasaan. Ungkapan ekspresi yang paling sederha-‐ na sekalipun merupakan suatu bentuk intervensi di dunia yang bermuatan ide-‐ ologis. Bahasa bukan hanya instrumen komunikasi ataupun pengetahuan, me-‐ lainkan juga instrumen kekuasaan. Mela-‐ lui bahasa, seseorang akan berusaha
Identifikasi Ideologi dan Pola Relasinya … (Muhammad Al Hafizh) tidak hanya untuk dipahami, tetapi juga
(2) setiap pemerintahan harus memper-‐ untuk dipercayai, dipatuhi, dihormati
tahankan kebebasan, persamaan, dan dan dibedakan dari yang lain. Bentuk-‐
keamanan dari semua warga negara; (3) bentuk ideologi kekuasaan tersebut me-‐
menuntut adanya kebebasan berpikir nelusup ke dalam makna sesuatu yang
dan berekspresi; dan (4) agama meru-‐ dikatakan (hlm. 16).
pakan hal yang harus ditoleransi. Selain faktor bahasa, faktor konteks
Tuntunan agar semua manusia me-‐ tindakan dan interaksi juga diperhatikan
miliki hak yang sama di depan hukum dalam mengindentifikasi dan menemu-‐
sebagai bentuk kemerdekaan sipil dapat kan pola relasi ideologi dalam novel-‐no-‐
dilihat pada kutipan berikut ini. vel JW. Something you don’t bee seing in New
HASIL DAN PEMBAHASAN
York, white cops going to jail for shoot-‐
Hasil analisis terhadap novel-‐novel JW
ing a black kid. Most usually happens is
dibagi dalam dua bagian, yaitu identifi-‐
they get desk duty until the hoopla dies
kasi ideologi dalam novel-‐novel JW dan down and then it’s all back to how it was.
The day those cops got sentenced, I
pola relasi ideologi dalam novel-‐novel
swear everybody in New York that was
JW.
over the age of ten stood somewhere with their mouths hanging open. Then a
Identifikasi Ideologi dalam Novel-‐
whole lotta people started cheering
Novel Jacqueline Woodson
(Woodson, 2004, hlm. 55).
Ada tiga ideologi besar yang terdapat da-‐ lam novel-‐novel JW, yaitu (1) liberalis-‐
‘Sesuatu yang tidak kamu lihat di New
me, (2) kapitalisme, dan (3) rasisme.
York, polisi berkulit putih masuk penja-‐ ra karena menembak bocah kulit hitam.
Ideologi Liberalisme
Sebagian besar yang biasanya terjadi
Liberalisme adalah ideologi yang dida-‐
adalah mereka tetap menjalankan tu-‐
sarkan pada pemahaman bahwa kebe-‐ gas sampai kehebohan terhenti dan ke-‐
mudian itu semua kembali seperti se-‐
basan individu dan persamaan hak ada-‐
diakala. Hari di mana para polisi terse-‐
lah yang utama, hal ini dicirikan oleh ke-‐
but mendapat hukuman, aku bersum-‐
bebasan berpikir bagi para individu. Li-‐
pah semua orang di New York yang
beralisme mencita-‐citakan suatu masya-‐
berusia lebih dari sepuluh tahun akan
rakat yang bebas, menolak adanya pem-‐
berdiri di mana pun dengan mulut ter-‐
batasan, khususnya dari pemerintah dan
buka. Kemudian semua orang mulai
agama. Dalam masyarakat modern, libe-‐
bersorak’.
ralisme akan dapat tumbuh dalam sis-‐
tem demokrasi karena keduanya sama-‐ Ideologi liberalisme yang muncul sama didasarkan pada semangat untuk
dalam kutipan tersebut adalah kritik da-‐ memperoleh kebebasan. Ada tiga hal
ri tokoh Elisha terhadap ketidakadilan yang mendasar pada ideologi liberalis-‐
yang terjadi di New York; di kota ini se-‐ me, yakni kehidupan, kebebasan, dan
orang polisi kulit putih tidak akan dihu-‐ hak milik.
kum karena menembak bocah kulit hi-‐ Berdasarkan ciri ideologi liberalis-‐
tam. Pernyataan Elisha Most usually hap-‐ me tersebut, ciri ideologi liberalisme
pens is they get desk duty until the hoopla yang ditemukan dalam novel-‐novel JW
dies down and then it’s all back to how it adalah: (1) tuntunan agar semua manu-‐
was menunjukkan bahwa dia tidak puas sia memiliki hak yang sama di depan hu-‐
karena tidak adanya tindakan yang tegas kum sebagai bentuk kemerdekaan sipil;
untuk menghukum polisi tersebut.
ATAVISME, Vol. 19, No. 2, Edisi Desember, 2016: 130-‐147
Tokoh Elisha berpandangan bahwa se-‐ yang berdemonstrasi tersebut terdapat mua manusia memiliki hak yang sama di
nilai-‐nilai ideologi liberalisme. Nilai ide-‐ depan hukum sebagai bentuk kemerde-‐
ologi tersebut diperkuat dengan pernya-‐ kaan sipil. Berdasarkan hal tersebut ter-‐
taan yang menyebutkan bahwa He was a lihat bahwa nilai ideologi liberalisme ada
rich kid. He was the kid of famous parents. pada tokoh Elisha.
He was loved and attended one of the Selain itu, ciri ideologi liberal yang
most prestigious school in New York City, juga ditemukan dalam novel-‐novel JW
remaja yang ditembak tersebut adalah adalah adanya kehendak agar setiap pe-‐
anak orang kaya, dicintai oleh teman-‐te-‐ merintahan mempertahankan kebebas-‐
mannya dan bersekolah di sekolah pa-‐ an, persamaan, dan keamanan dari se-‐
ling bergengsi di Kota New York. mua warga negara. Prinsip tersebut da-‐
Berikutnya, prinsip ideologi liberal-‐ pat dilihat pada kutipan berikut ini.
isme yang ditemukan dalam novel-‐novel JW adalah kebebasan berpikir dan ber-‐
There had been demonstration, yet
ekspresi. Prinsip tersebut dalam kutipan
another black guy shot in a case of mis-‐
berikut.
taken identity. But this had been diffe-‐
rent. According to the papers, Miah was The collar would be black. Those were not just some black guy. He was a rich
my favorite colors together-‐black and kid. He was the kid of famous parents. He
red. If Blue Hill had black-‐and-‐red uni-‐ was loved and attended one of the most
forms, I’d be there in a quick minute. But prestigious school in New York City. I
sixth graders-‐or lower school freshmen, read every word, even Marion tried to
as Mrs. Parsons called them-‐had to wear take the paper from me (Woodson,
blue plaid skirts with white blouses and 2004, hlm. 29)
blue blazers. I hated plaid anything (Woodson, 1992, hlm. 5).
‘Telah terjadi demonstrasi, lagi seorang
berkulit hitam lainnya ditembak dalam ‘Kerah akan menjadi hitam. Itu adalah kasus kesalahan orang. Tapi ini berbe-‐
warna favoritku, baik hitam dan merah. da. Menurut koran, Miah itu tidak se-‐
Jika Blue Hill memiliki seragam hitam-‐ perti orang berkulit hitam pada umum-‐
merah, aku akan berada di sana sece-‐ nya. Dia anak orang kaya. Dia anak dari
patnya. Tapi siswa baru kelas enam orang tua yang terkenal. Dia dicintai
atau lebih rendah, karena Ny. Parsons dan menuntut ilmu di satu sekolah pa-‐
mewajibkan mereka memakai rok biru ling bergengsi di kota New York. Aku
kotak-‐kotak berpadu dengan blus putih membaca setiap kata, bahkan Marion
dan blazer biru. Aku benci semua yang mencoba mengambil kertas dariku.’
bermotif kotak-‐kotak.’
Wacana tersebut menjelaskan ten-‐ Prinsip tokoh Maizon dalam kutip-‐ tang peristiwa ketika seorang remaja ku-‐
an tersebut menunjukkan nilai ideologi lit hitam yang bernama Jeremiah ditem-‐
liberalisme. Hal ini terlihat dari keingin-‐ bak mati oleh polisi. Sebagian masyara-‐
annya untuk mendapatkan kebebasan kat turun ke jalan berdemonstrasi untuk
berpikir dan berekspresi. Menurutnya memprotes kebrutalan tindakan polisi
cara berpakaian dan seragam yang diwa-‐ tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
jibkan di sekolah tempat ia belajar meru-‐ masyarakat menghendaki agar setiap
pakan suatu bentuk pengekangan terha-‐ pemerintahan mempertahankan kebe-‐
dap kebebasan berekspresi. Maizon me-‐ basan, persamaan, dan keamanan semua
nyatakan prinsipnya dengan pernyataan warga negaranya. Oleh sebab itu, dapat
I hated plaid anything. Pernyataan terse-‐ dikatakan bahwa di dalam masyarakat
but menunjukkan bahwa Maizon
Identifikasi Ideologi dan Pola Relasinya … (Muhammad Al Hafizh) seorang yang menginginkan kebebasan
berpikir dan berekspresi. Nilai tersebut menunjukkan salah satu ciri ideologi liberalisme.
Ideologi liberalisme memiliki cara pandang tersendiri terhadap agama. Da-‐ lam ideologi liberalisme, agama merupa-‐ kan hal yang harus ditoleransi. Prinsip tersebut dapat dilihat dalam novel-‐novel JW berikut ini.
Jeremiah nodded. He knew all about the recent bombings of black churces. A new church was bombed almost once a week now ... They’re not those churces, they’re black churces and because they’re black churces. He took one hand off the steer-‐ ing wheel and pointed to his heart “in here, deep” (Woodson, 1998, hlm. 135).
‘Jeremiah mengangguk. Dia tahu semua tentang pemboman di gereja orang ku-‐ lit hitam baru-‐baru ini. Sebuah gereja baru dibom hampir seminggu yang lalu ... Bukan hanya karena gereja, tapi me-‐ reka orang gereja berkulit hitam. Dia melepaskan satu tangan dari kemudi dan menunjuk ke hatinya "di sini, da-‐ lam".’
Kutipan tersebut menceritakan pe-‐ ristiwa pengeboman yang terjadi di se-‐ buah gereja kulit hitam. Tokoh Jeremiah dalam wacana di atas menunjukkan keti-‐ daksetujuannya terhadap peristiwa ter-‐ sebut. Menurutnya agama adalah sesua-‐ tu yang harus ditoleransi. Hal tersebut terlihat dari ungkapannya they’re not those churces, they’re black churces and because they’re black churches. Kritik yang disampaikan oleh Jeremiah dalam ungkapannya tersebut adalah tentang ti-‐ dak adanya toleransi dalam menjalan-‐ kan agama. Buktinya gereja kulit hitam sering diserang dan bahkan dibom oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Pa-‐ dahal mereka juga sama-‐sama beragama Kristen. Akan tetapi, mereka tidak dapat menerima kenyataan bahwa orang kulit hitam juga memiliki gereja sendiri, dan
dengan tata cara dan keyakinan mereka dalam beribadah. Nilai ideologi liberal yang ditunjukkan oleh Jeremiah adalah keyakinan bahwa agama harus ditole-‐ ransi karena agama adalah urusan indi-‐ vidu atau pribadi.
Dari uraian tersebut dapat disim-‐ pulkan bahwa dalam novel-‐novel JW ada ideologi liberalisme yang menentang re-‐ lasi asimetris hubungan rasial. Secara umum ideologi tersebut ditunjukkan oleh tokoh-‐tokoh remaja yang ada dalam novel-‐novel tersebut, seperti Maizon, Elisha, dan Jeremiah.
Ideologi Kapitalisme
Kapitalisme merupakan sebuah ideologi yang mulai terinstitusi di Eropa sekitar abad ke-‐16 sampai abad ke-‐19-‐an, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa. Menurut paham kapi-‐ talis, individu maupun kelompok memi-‐ liki kebebasan secara ekonomi dan da-‐ pat bertindak sebagai suatu badan ter-‐ tentu yang dapat memiliki maupun me-‐ lakukan perdagangan benda milik priba-‐ di, terutama barang modal seperti tanah dan tenaga manusia pada sebuah pasar bebas tempat harga ditentukan oleh per-‐ mintaan dan penawaran demi mengha-‐ silkan keuntungan. Dengan demikian, kapitalisme sangat berkeyakinan meraih keuntungan dengan kekuatan kepemi-‐ likan modalnya dan menghegemoni para pekerja atau konsumen untuk selalu tun-‐ duk dan memberikan keuntungan terha-‐ dap para kapitalis.
Berdasarkan definisi dan ciri ideolo-‐ gi kapitalisme tersebut, ciri yang mewa-‐ kili ideologi kapitalisme yang ditemukan dalam novel-‐novel JW adalah sebagai berikut. (1) Terdapat keyakinan bahwa kelas adalah faktor yang lebih berpenga-‐ ruh dalam kehidupan sosial dibanding-‐ kan ras. (2) Struktur ekonomi berupa proses produksi mengakibatkan terben-‐ tuknya dua kelas sosial, yaitu para pemi-‐ lik modal yang menguasai alat-‐alat kerja
ATAVISME, Vol. 19, No. 2, Edisi Desember, 2016: 130-‐147
dan para pekerja yang menguasai tenaga Dalam kasus ini, terlihat bahwa perbeda-‐ kerja. Pemilik modal lebih berkuasa dan
an warna kulit tidak dipermasalahkan la-‐ menjadi kelas yang berkuasa, sedangkan
gi karena Norman sudah dianggap ber-‐ para pekerja, kaum buruh kelas bawah
asal dari kelas yang berbeda, dengan ka-‐ menjadi kelas yang dikuasai. (3) Keter-‐
ta lain aspek yang ditonjolkan adalah as-‐ belakangan dan kemiskinan itu dikata-‐
pek kelas atau materi. Ungkapan yang kan sebagai akibat kemalasan mereka
mengapresiasi kesuksesan Norman mi-‐ berusaha, bukan karena faktor ras.
salnya: and anyone who have ever step-‐ Nilai yang meyakini bahwa kelas
ped foot inside a movie theater or picked adalah faktor yang lebih berpengaruh
up a paper knew who Norman Roselind dalam kehidupan sosial dibandingkan
was. Yeah, he was proud of his father and ras dapat dilihat dalam kutipan berikut
the movie he’d made. Karena kesukses-‐ ini.
annya tersebut, Norman digambarkan sebagai sosok yang dihargai di tengah
The truth was he was Norman Roselind’s
masyarakat. Dalam hal ini dapat dikata-‐
son. And anyone who have ever stepped
kan bahwa sebagai masyarakat di ling-‐
foot inside a movie theater or picked up
kungan Norman meyakini bahwa kelas
a paper knew who Norman Roselind
adalah faktor yang lebih berpengaruh
was. Yeah, he was proud of his father
dalam kehidupan sosial dibandingkan
and the movie he’d made … And the
ras. Hal ini sejalan dengan konsep kapi-‐
truth was, his mother had gotten a lot of attention for her three books, her name
talisme yang meyakini seseorang dapat
is Nelia Roselind, and people know her.
“dianggap” putih karena kekayaan atau
Norman and Nelia had even been on the
materi yang dimilikinya. Contoh nyata
cover of couple of magazines. One maga-‐
dalam hal ini misalnya Michael Jordan
zine had called them “most romantic”
seorang pemain bola basket terkenal di
couple (Woodson, 1998, hlm. 41).
Amerika. Meskipun dia adalah orang ku-‐ lit hitam, terkesan bahwa dia sangat ber-‐
‘Sebenarnya dia adalah putra Norman
terima dalam masyarakat kulit putih di
Roselind. Dan siapa saja yang pernah
Amerika. Bahkan dia dijadikan sebagai
melangkah kaki di dalam bioskop atau
model iklan Nike sebagai salah satu me-‐
mengambil kertas, pasti tahu siapa
rek terkenal di dunia.
Norman Roselind itu. Ya, ia bangga de-‐ ngan ayahnya dan film yang dibuatnya
Nilai yang mewakili ideologi kapi-‐
... Dan sebenarnya, ibunya telah mencu-‐
talisme berupa terbentuknya dua kelas
ri banyak perhatian dari ketiga buku-‐
sosial, yaitu para pemilik modal yang
nya, namanya Nelia Roselind, dan ba-‐
menguasai alat-‐alat kerja dan para pe-‐
nyak orang kenal dia. Norman dan
kerja yang menguasai tenaga kerja dapat
Nelia bahkan pernah muncul di sampul
dilihat dalam kutipan berikut ini.
beberapa majalah. Salah satu majalah menyebut mereka sebagai pasangan
“You remind me of the lady who works "paling romantis".’
for my family,” Susan said. “She has hair like yours-‐cut short. And she folds and
Wacana tersebut menceritakan
hangs everything up carefully like you.
Jeremiah, anak Norman Roselind dan
Her last name is Peterson. You now her?”
Nelia Roselind. Norman adalah seorang
I shook my head. “I thought maybe you
kulit hitam yang sukses sebagai seorang
guys were related.” Susan leaned back
pembuat film. Karena kesuksesannya
on her elbows and eyed the room. “My
tersebut dia berterima di kalangan kulit room’s bigger than this.” (Woodson,
1992, hlm. 70).
putih. Bahkan istrinya yang bernama
Nelia adalah seorang wanita kulit putih.
Identifikasi Ideologi dan Pola Relasinya … (Muhammad Al Hafizh)
‘"Kamu mengingatkanku pada wanita
ras. Hal tersebut tersirat dalam kutipan
yang bekerja untuk keluargaku," kata
berikut ini.
Susan. "Dia memiliki rambut sepertimu,
dipotong pendek. Dan dia melipat dan But I don’t like the looks of those girls. I membereskan semuanya dengan hati-‐
don’t like their clothes, their eyes ... They hati sepertimu. Nama belakangnya ada-‐
don’t have any money”. There is some-‐ lah Peterson. Kamu tahu dia? "Aku me-‐
thing about them, he said. “The color of nggeleng "Saya pikir mungkin kalian
the skin” I cut in. “Yes”, my father said. bersaudara." Susan bersandar pada si-‐
“White people can walk back and forth kunya dan menatap ruangan. "Kamar-‐
through this world all they want, but we ku lebih besar dari ini."’
don’t have to be friends with them.” (Woodson, 1999, hlm. 67).
Dalam kutipan tersebut terdapat dua kelas sosial, yaitu majikan dan pem-‐
‘Tapi aku tidak suka penampilan gadis-‐
bantu. Susan berasal dari keluarga kaya
gadis itu. Aku tidak suka pakaian mere-‐
kulit putih. Sebagai keluarga kaya, dia
ka, mata mereka … Mereka tidak punya
memiliki pembantu rumah tungga untuk
uang". Ada sesuatu tentang mereka, ka-‐
mengurus pekerjaan rumah tangganya.
tanya. "Warna kulit?" Aku menyela.
Pembantunya dari kelas sosial yang le-‐ "Ya", kata ayahku. "Orang kulit putih bi-‐
sa berjalan bolak-‐balik melalui dunia ini
bih rendah, kebetulan berasal dari ras
semau mereka, tapi kita tidak harus
kulit hitam. Perbedaan kelas tersebut
berteman dengan mereka."’
menjadikan kelas yang memiliki modal
menjadi berkuasa dan mampu mengen-‐ Kutipan tersebut menceritakan dia-‐ dalikan tenaga kerja. Hal tersebut seperti
log antara Marie dan ayahnya. Marie yang terlihat dalam pernyataan Susan
berasal dari keluarga kulit hitam yang kepada Maizon you remind me of the lady
mapan dan kaya. Ayahnya adalah se-‐ who works for my family. Kalimat terse-‐
orang profesor di sebuah perguruan but menunjukkan bahwa Susan memiliki
tinggi. Dengan posisinya tersebut, Marie kesadaran tentang posisi kelas sosialnya
dan keluarganya tidak merasa minder yang lebih tinggi dibandingkan Maizon.
atau rendah diri di hadapan ras kulit pu-‐ Karena kelas sosialnya tersebut dia me-‐
tih karena bagi mereka kelas sosial itu rasa lebih berkuasa, dan menganggap
lebih penting. Bahkan dengan tegas ayah bahwa Maizon yang berkulit hitam juga
Marie mengatakan bahwa dia tidak mes-‐ sama dengan pembantunya, berasal dari
ti mengemis, meminta berteman dengan kelas sosial yang lebih rendah. Hal ini se-‐
kulit putih, seperti yang tersirat dalam jalan dengan ideologi kapitalisme yang
kalimatnya we don’t have to be friends menganggap bahwa keharusan pemba-‐
with them. Bahkan Marie juga mengiden-‐ gian kerja mengakibatkan terbentuknya
tifikasi bahwa keluarga kulit putih ada-‐ dua kelas sosial, yaitu para pemilik mo-‐
lah keluarga yang miskin, tidak memiliki dal yang menguasai alat-‐alat kerja dan
pakaian yang layak, dan juga tidak me-‐ para pekerja yang menguasai tenaga
miliki uang. Seperti dalam ungkapan kerja. Tanpa alat-‐alat kerja, para pekerja
Marie but I don’t like the looks of those tidak mampu bekerja.
girls. I don’t like their clothes, their eyes ... Ciri berikutnya yang mewakili ide-‐
They don’t have any money”. Kutipan ter-‐ ologi kapitalisme dalam novel-‐novel JW
sebut menunjukkan bahwa Marie dan adalah keyakinan bahwa keterbelakang-‐
keluarganya memiliki kesadaran kelas an dan kemiskinan adalah akibat dari ke-‐
dan meyakini keterbelakangan dan ke-‐ malasan berusaha, bukan karena faktor
miskinan adalah sebagai akibat kemalas-‐ an berusaha, bukan karena faktor ras,
ATAVISME, Vol. 19, No. 2, Edisi Desember, 2016: 130-‐147
buktinya mereka mampu menjadi ke-‐
At Chauncey Middle School, black kids
luarga yang mapan dan sukses meski-‐
sat on one side of the cafetaria, the white
pun berasal dari ras kulit hitam.
kids sat on the other. Same in the class-‐
Dari uraian tersebut dapat disim-‐
room, you’d see the two or three white
pulkan bahwa ideologi kapitalisme juga kids all hudled together. My daddy used
to always say united we stand, devided
terlibat dalam kontestasi dan negosiasi
we fall, and I truly think all the kids at
ideologi tentang perbedaan rasial di da-‐
Chauncey hadd daddies at home saying
lam novel-‐novel JW. Dalam perspektif
the same thing. Marie had this group of
ideologi kapitalisme, masalah kelas, ke-‐
black girl she hung with. They were
mapanan ekonomi, dan kepemilikan mo-‐
voted More Popular and Best Dressed.
dal adalah lebih penting daripada faktor
They just floated through the school,
ras. Oleh karena itu, capaian materi sese-‐
white kids and black kids stepping out of
orang lebih menentukan posisinya di-‐
their way (Woodson, 2006, hlm. 34).
bandingkan latar belakang ras. Fenome-‐
na tersebut terlihat dalam tokoh-‐tokoh
‘Di SMP Chauncey, anak-‐anak kulit hi-‐
kulit hitam yang kaya yang bernama tam duduk di salah satu sisi kantin,
anak-‐anak kulit putih duduk di sisi lain.
Jeremiah dan Marie.
Begitu juga di dalam kelas, kamu akan melihat dua atau tiga anak putih ber-‐
Ideologi Rasisme
kumpul bersama-‐sama. Ayahku dulu
Rasisme adalah sebuah ideologi yang di-‐
selalu mengatakan bersatu kita teguh,
desain untuk membenarkan rasionalisa-‐
bercerai kita runtuh, dan saya benar-‐
si perbedaan ras. Banton (1974) menya-‐
benar berpikir semua anak-‐anak di
takan bahwa sebagai sebuah ideologi, ra-‐
Chauncey mempunyai ayah yang me-‐
sisme tersusun dari dua ide pokok: per-‐
ngatakan hal yang sama. Marie memi-‐
tama, manusia secara alamiah dibagi ke
liki kelompok gadis hitam di mana ia
dalam jenis fisik yang berbeda-‐beda; ke-‐
bergaul. Mereka dinominasikan sebagai
dua, perbedaan fisik tersebut secara in-‐
More Popular dan Best Dressed. Mereka
trinsik berkaitan dengan budaya mere-‐ tinggal berjalan ke seluruh penjuru se-‐
kolah, anak-‐anak kulit putih dan hitam
ka, kepribadian, dan inteligensi mereka
akan menyingkir dari jalan mereka.’
(hlm. 201)
Berdasarkan definisi dan ciri ideolo-‐ Wacana tersebut menceritakan ke-‐ gi rasisme tersebut, ciri yang mewakili
adaan di sekolah Chauncey yang mayori-‐ ideologi rasisme dalam novel-‐novel JW