MAKALAH DAN GEOLOGI DAN REKAYASA 1.docx

MAKALAH GEOLOGI REKAYASA
“BATUAN (BEKU, SEDIMEN, DAN METAMORF)”

Disusun oleh :

SALMA (16100061.P)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH
BENGKULU
2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur yang saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan karuniaNya yang masih memberikan saya kesehatan serta kekuatan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah Geologi Rekayasa dengan judul “Batuan”.
Makalah ini disusun memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Geologi Rekayasa.
Dalam tugas makalah ini, saya membahas atau menjelaskan apa yang di maksud dengan
batuan, jenis – jenis, dan sifat – sifat batuan.
Saya berharap dari hasil deskripsi


makalah yang berjudul “Batuan” ini dapat

membantu para pembaca mengetahui teori tentang apa yang dimaksud dengan batuan serta
jenis dan sifatnya sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf jika dalam makalah yang saya susun ini
terjadi kesalahan dalam hal berkata – kata maupun menjelaskan materi yang di bahas dalam
makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam makalah saya ini masih belum sempurna dan
masih perlu di tingkatkan lagi. Oleh karena itu, saya sangat memerlukan saran dan kritik
Anda.

Februari 2017

SALMA

2

DAFTAR ISI
Judul................................................................................................................................ 1
Kata Pengantar................................................................................................................ 2

Daftar Isi......................................................................................................................... 3
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................... 4
1.1....................................................................................................................................Latar
Belakang................................................................................................................... 4
1.2....................................................................................................................................Tujuan
................................................................................................................................... 4
1.3....................................................................................................................................Rumusa
n Masalah.................................................................................................................. 4
BAB II : PEMBAHASAN............................................................................................ 5
2.1. Pengertian Batu........................................................................................................ 5
2.2. Jenis – Jenis Batu..................................................................................................... 5
BAB III : PENUTUP.................................................................................................... 34
3.1.Kesimpulan............................................................................................................... 34
3.2.Saran......................................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 35

3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1....................................................................................................................................Latar
Belakang
Di bumi ini terdapat banyak sekali kandungan sumber daya alamnya, diantaranya
yaitu batuan. Batuan mempunyai manfaat yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Batuan merupakan kumpulan dari satu atau lebih mineral, batuan penyusun kerak bumi
berdasarkan kejadiannnya (genesis), tekstur, dan komposisi mineralnya dapat dibagi
menjadi 3, yaitu : Batuan beku (Igneous Rocks), Batuan sedimen (Sedimentary Rocks),
Batuan metamof/malihan (Metamorphic Rocks).
Batuan dan mineral merupakan sumber daya alam yang banyak dibutuhkan dan
digunakan untuk kehidupan manusia, dan bahan dasar industri. Batuan terbentuk dari
kumpulan magma yang membeku di permukaan bumi dan berakhir menjadi berbagai
jenis batuan. Sedangkan mineral terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi
kimia pada batas-batas tertentu dan memiliki atom-atom yang tersusun secara teratur,
mineral merupakan komponen batuan yang membentuk lapisan kerak bumi. Bahan
tambang di Indonesia terdapat di darat dan di laut. Bahan tambang jika diolah
memerlukan modal yang banyak, tenaga ahli dan teknologi yang tinggi. Sedangkan untuk
memperolehnya,dapat juga dilakukan secara tradisional seperti mendulang emas dan lainlain.
1.2....................................................................................................................................Tujuan
1.2.1. Menjelaskan apa itu batuan.
1.2.2. Menjelaskan apa saja jenis – jenis batuan.

1.2.3. Menjelaskan bagaimana tekstur dan struktur batuan.
1.2.4. Menjelaskan determinasi batuan.
1.3....................................................................................................................................Rumus
an Masalah
1.3.1. Apa pengertian batuan?
1.3.2. Apa saja jenis – jenis batuan?
1.3.3. Bagaimana tekstur dan struktur batuan?
1.3.4. Bagaimana determinasi batuan?
4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Batuan
Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu
agregat (kumpulan) mineral - mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas
lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi tidak
termasuk batuan, tetapi disebut dengan “Aluvial deposit”.
Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung pada kekhususannya. Tekstur batuan
mengacu pada kenampakan butir – butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi
tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir

(fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi,
maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur
merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum, dan sesudah kristalisasi. Maka dari itu
batuan terdiri dari beberapa jenis berdasarkan terbentuknya batuan.
2.2. Jenis – Jenis Batuan
2.2.1. Batuan Beku
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari
satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.
Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku
plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral
penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan
magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif
besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang
sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya
terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan
gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt,
andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Tempat Terjadinya
Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan
bumi. Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang

5

dinamakan batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering
juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat
mencapai permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar
atau batuan beku ekstrusif. Penggolongan ini berdasarkan genesa atau tempat
terjadinya dari batuan beku, pembagian batuan beku ini merupakan pembagian
awal sebelum dilakukan penggolongan batuan lebih lanjut. Pembagian genetik
batuan beku adalah sebagai berikut :
a.

Batuan Beku Dalam ( Beku Intrusif )
Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya
sangat lambat (dapat mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya
kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan
beku intrusive. Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran
yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya.
Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau menerobos
melalui rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya. Batuan beku
intrusif selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi batuan beku intrusi dalam

dan batuan beku intrusi permukaan. berdasarkan kedudukannya terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intrusif
terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya
disebut diskordan. yaitu:
1. Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar
dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan
batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan
massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak
berbeda.

Perbedaan

ini

mencerminkan

bervariasinya

magma


pembentuk batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km
panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan
penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit
antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang
menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar
dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan
yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke
6

atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada
proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmenfragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping.
Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik,
sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi
dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan
mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang
berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan
Xenolith.
2. Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih
kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock

merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
3. Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular,
sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur
(perlapisan) batuan yang diterobosnya.
4. Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang
mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang
menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya
kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya
disebutkonkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit.
 Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar
terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular
dan sisi-sisinya sejajar.
 Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk
bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau
cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian
bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik
oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt
tersingka di permukaan.

 Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas
dan bawahnya cekung ke atas.
7

b. Batuan Beku Luar ( Beku Ekstrusif )
Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau
lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan
membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi
melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma
basaltis yang viskositasnya rendahdapat mengalir di sekitar rekahannya,
menjadi hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang
keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral.
Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut
tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam
berbagai bentuk dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat
terbentuknya.Apabila

magma

membeku


di

bawah

permukaan

air

terbentuklah lava bantal (pillow lava), dinamakan demikian karena
pembentukannya di bawah tekanan air.Dalam klasifikasi batuan beku batuan
beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik.
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang
memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang
terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:
1. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
2.

Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal seperti batang pensil.

3.

Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpalgumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan
air.

4. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada
batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat
pembekuan.
5. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral
lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
6. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran
mineral pada arah tertentu akibat aliran.

8

 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Mineralogi
Analisis batuan beku pada umumnya memakan waktu, maka sebagian besar
batuan beku didasarkan atas susunan mineral dari batuan itu. Mineral-mineral
yang biasanya dipergunakan adalah mineral kuarsa, plagioklas, potassium
feldspar dan foid untuk mineral felsik. Sedangkan untuk mafik mineral
biasanya mineral amphibol, piroksen dan olovin. Klasifikasi yang didasarkan
atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencrminkan sejarah pembentukan
batuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan
keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur
granular member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur
porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral.
Dan

tekstur

afanitik

menggambarkan

pembekuan

yang

cepat.

Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur
batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi
menjadi :
a. Batuan

Dalam, bertekstur

faneritik

yang menyusun batuan tersebut

yang

dapat

berarti

mineral-mineral

dilihat tanpa bantuan alat

pembesar.
b. Batuan Gang, bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c. Batuan Gang, bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d. Batuan

Lelehan , bertekstur

afanitik,

dimana

individu

mineralnya

tidak dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
 Struktur Batuan Beku
Struktur Batuan Beku adalah pembagian batuan beku berdasarkan bentuk
batuan beku dan proses kejadiannya, yang terbagi menjadi:
1. Struktur Bantal (pillow structure)
Struktur Bantal adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi
tertentu yang dicirikan oleh massa batuan yang berbentuk bantal, berukuran
antara 30 – 60 cm dan biasanya jarak antar bantal berdekatan dan terisi oleh
bahan-bahan dari sedimen klastik, terbentuk di dalam air dan umumnya
terbentuk di laut dalam.
2. Struktur Vesikular

9

Struktur Vesikular adalah struktur pada batuan ekstrusi yang terdapat
rongga-rongga yang berbentuk elip, silinder maupun tidak beraturan.
Terbentuknya rongga-rongga terjadi akibat keluarnya/dilepaskannya gasgas yang terkandung di dalam lava setelah mengalami penurunan tekanan.
3. Struktur Aliran
Struktur Aliran terjadi akibat lava yang disemburkan tidak ada yang
dalam

keadaan homogen, karena saat lava menuju ke permukaan selalu

terjadi perubahan komposisi, kadar gas, kekantalan, dan derajat kristalisasi.
Struktur aliran dicerminkan dengan adanya goresan berupa garis-garis yang
sejajar, perbedaan warna dan teksturnya.
4. Struktur Kekar
Struktur Kekar adalah bidang-bidang pemisah/retakan yang terdapat dalam
semua jenis batuan, biasanya disebabkan oleh proses pendinginan tetapi ada
yang disebabkan oleh gerakan-gerakan di dalam bumi yang berlaku sesudah
batuan mengalami pembekuan.
Retakan-retakan yang memotong sejajar dengan permukaan bumi
menghasilkan struktur perlapisan, sedang yang tegak lurus dengan
permukaan

bumi

akan

menghasilkan

struktur

bongkah.

Retakan dapat pula membentuk kolom-kolom yang dikenal dengan struktur
kekar meniang (columnar jointing), hal ini disebabkan karena adanya
pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma dan dicirikan oleh
perkembangan retakan membentuk segi empat, segi lima atau segi enam,
umumnya terdapat pada batuan basal.
 Determinasi Batuan Beku
1. Bassalt
Batuan basalt berwarna gelap, berat, kaya akan besi dan sedikit akan
kandungan mineral silika batuan vulkanik, yang biasanya membentuk
lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik
sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat. Ditemukan di
sukadana,Lampung. Perusahaan penambang PT. Putra.

10

2. Andesit
Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan komposisi antara
dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi
tektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika
Selatan atau daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti
Indonesia. Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan
megalitik, candi dan piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman
prasejarah banyak memakai material ini, misalnya: sarkofagus, punden
berundak, lumpang batu, meja batu, arca dll.

3. Obsidian
Obsidian adalah mineral -seperti, tetapi tidak mineral benar karena sebagai
kaca tidak kristal , selain komposisinya terlalu rumit untuk terdiri dari
mineral tunggal. Kadang-kadang diklasifikasikan sebagai mineraloid.
Meskipun obsidian berwarna gelap mirip dengan mafik batuan seperti basal
,'s komposisi obsidian sangat felsic. Obsidian terutama terdiri dari SiO 2
( dioksida silikon ), biasanya 70% atau lebih. batu Kristal dengan itu
11

komposisi obsidian termasuk granit dan riolit . Karena obsidian adalah
metastabil di permukaan bumi (lebih dari waktu kaca mineral kristal
menjadi berbutir-halus), tidak ada obsidian telah ditemukan yang lebih tua
dari Kapur usia. Ini rincian obsidian dipercepat dengan adanya air.
Obsidian memiliki kadar air rendah jika segar, kurang dari 1% air biasanya
menurut beratnya,tetapi menjadi semakin terhidrasi saat berhubungan
dengan air tanah, membentuk perlite.

4. Dasit
Dasit merupakan intrusi batuan beku yang menerobos andesit. Hasil
pelapukan berupa lanau lempingan, berwarna coklat kehitaman, palstisitas
sedang, dan lunak.
5. Diorit
Batu diorit merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang
membentuk morfologi pembuktian berelief kasar dengan elevasi dari
beberapa ratus meter hingga mencapai lebih dari 1000 meter di atas
permukaan laut (dpal). Batuan ini umumnya mempunyai warna yang
bervariasi, yaitu coklat, coklat kehitaman, abu-abu kehitaman, abu-abu
dengan bercak-bercak hitam, hitam kecoklatan atau abu kehitaman, bersifat
pejal (massif) dan kompak dengan tekstur porfiro granitik dengan nilai kuat
tekan berkisar antara 970-1.260 kg / cm2; ketahanan terhadap keausan
0,072-0,083 mm/menit; berat isi asli 2,66-2,78 ton/m3 dan penyerapan
terhadap air 0,73-1,10 %. Sehingga batu diorit ini dapat dijadikan sebagai
batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu
belah untuk pondasi bangunan / jalan raya. Ditemukan di Bayat,
Klaten. Perusahaan penambang PT. Aneka Tambang.
12

6. Peridot
Peridot pada umumnya terdiri hanya dari satu warna yaitu hijau olive, dan
yang paling dicari adalah yang warnanya agak gelap atau yang susunan
besinya tidak lebih dari 15% dan terdapat campuran nickel dan chromium
karena campuran tersebut memberi pengaruh pada warnanya. Warnanya
yang hijau disebabkan oleh adanya zat besi di dalamnya dan kadang jika
warnanya agak kecoklat-coklatan itu dikarenakan campuran besinya terlalu
banyak di dalam susunan kimia tersebut. Ditemukan di karangsambunng,
Kebumen.
7. Granit
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak
ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu
banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata
granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata
granit berasal dari bahasa Latin granum. Meja granit sebagai bidang acuan
dalam proses pengukuran. Dalam bidang industri dan rekayasa, granit
banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat
pengukur. Hal ini dikarenakan granit bersifat kedap air, kaku (rigid), nonhigroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal yang sangat rendah.
Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat
(Coordinate Measuring Machine).

13

8. Batuan gabro
Batuan gabro merupakan endapan batuan yang lebih muda dibandingkan
batuan onix dan marmer. Teksturnya yang berbutir kasar membuat batuan
ini mudah dibentuk dengan alat sederhana, balk dengan pahat atau baji
maupun dengan teknik semprotan air bertekanan tinggi. Ditemukan di
pegununngan jiwo,Klaten.

9. Diabas
Batuan diabas diinterpretasikan merupakan batuan intrusi, dan menunjukan
struktur kekar tiang (collumnar joint) yang mana merupakan hasil gaya
kontraksi pada saat pembekuan magma. Pada daerah ini telah dilakukan
konservasi sebagian dan sebagian lagi telah dilakukan penambangan.
Ditemukan di karangsambung, kebumen.Perusahaan penambangnya adalah
PT.INCO.
2.2.2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan material hasil
erosi sekitar 80% permukaan benua tertutup batuan sedimen, walaupun
volumenya hanya sekitar 5% dari volume kerak bumi.
 Klasifikasi Batuan Sedimen

14

Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuansedimen
dapat digolongkan atas 3 bagian :
1. Sedimen

Aquatis,

yaitu

sedimen

yang

diendapkan

oleh

tenaga

air.Contohnya : gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain.
2. Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh
tenagaangin. contohnya : tanah loss, sand dunes.
3. Sedimen Glassial, yaitu

sedimen yang diendapkan oleh gletser.

Contohnyamorena, drimlin
Materi

partikel

ada

yang

kasar

dan ada

yang

halus

cara

pengangkutanbermacam-macam, ada yang terdorong (trection), terbawa secara
melompat – lompat(saltion, terbawa dalam duspensi, ada pula yang (solution).
Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen
dibagimenjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Sedimen

laut

(marine),

diendapkan

di

laut

contohnya

batu

gamping,dolomit, napal, dan sebagainya.
2. Sedimen

darat

(teristris/kontinen),

prosesnya

terjadi

di

darat,

misalnyaendapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium,
endapan gurun(aeolis), dan sebagainya.
3. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan
laut,misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).
Berdasarkan

kedalamannya,

laut

dibagi

menjadi

beberapa

zona : (bathymetriczone), zona litoral, yaitu Zona Transisi yang terletak pada
daerah pasang surut. Zona Epineritik, yaitu, dari batas daerah surut sampai
kedalaman 50m. ZonaNeritik (50-200m), Zona Bathial (200-2000m), dan Zona
Abysal (>2000m).
Penggolongan batuan sedimen yang berdasarkan pada cara pengendapannya,
dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Sedimen Klastis
Kata clastik berasal dari bahas Yunani yaitu klatos yang artinya pecahan.
Jadi, sedimen klastik adalah akumulasi partikel-partikel yang berasal dari
pecahan batuan dan sisa-sisa kerangka organisme yang telah mati.
15

Penamaan batuan ini umumnya berdasarkan pada besar butirnya, yaitu
sebagai berikut :
 Ukuran

butir

>256

mm

disebut

boulder

atau

bongkah

(bongkahkonglomerat)
 Ukuran

butir

64-256

mm

disebut

cobble

atau

kerakal

(karakalkonglomerat).
 Ukuran butir 4-64 mm) disebut pebble atau kerikil (kerikil konglomera)
 Ukuran butir 2-4 mm disebut granule (batu pasir kasar)
 Ukuran butir 1/16-2 mm disebut batu pasir
 Ukuran butir 1/256-1/16 mm disebut batu lanau
 Ukuran butir