ASAS YANG BERKAITAN DENGAN PENYELENGGARA

ASAS YANG BERKAITAN DENGAN PENYELENGGARAAN NEGARA
Asas-asas umum pemerintahan yang baik
1. Asas kepastian hukum
2. Asas keseimbangan.
3. Asas bertindak cepat.
4. Asas motivasi untuk setiap keputusan badan pemerintahan.
5. Asas tidak boleh mencampur adukan kewenangan.
6. Asas kesamaan dalam mengambil keputusan.
7. Asas persamaan yang layak.
8. Asas keadilan atau kewajaran.
9. Asas meniadakan akibat-akibat suatu keputusan yang batal.
10. Asas menanggapi pengharapan yang wajar.
11. Asasperlindungan atas pandangan hidup.
12. Asas kebijaksanaan.
13. Asas kepentingan umum (Koentjoro Purbopranoto)
1.Asas Kepastian Hukum
Asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan,
kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara negara.
2.Asas Tertib Penyelenggaraan Negara
Asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian
penyelenggara negara.

3.Asas Kepentingan Umum.


Asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan
selektif.

4. Asas Keterbukaan
Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur
dan tidak diskriminatif tentang penyelenggara negara dengan tetap memperhatikan perlindungan
atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.
5. Asas Proporsionalitas



Asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara.

6. Asas Profesionalitas
Asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
7. Asas Akuntabilitas.



Asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara
negara harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Dasar hukum tugas kepolisian negara republik indonesia
Sumber Hukum Kepolisian
1. Sumber hukum tertulis.
2. Sumber hukum tidak tertulis.


Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan.



Sumber hukum adalah tempat suatu aturan yang dapat digunakan sebagai dasar hukum dan
mempunyai kekuatan yang bersifat mengikat untuk dipatuhi.


Sumber Hukum Kepolisian Formal/Tertulis
1. Undang-Undang Dasar 1945.
2. Ketetapan MPR.
3. Undang-Undang.
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.
5. Peraturan Pemerintah.
6. Keputusan Presiden/Peraturan Presiden.
7. Peraturan Menteri/Peraturan Kapolri.
8. Peraturan Daerah.
Sumber Hukum Kepolisian Materiel/Tidak Tertulis
1. Adat kebiasaan/konvensi Kepolisian.
2. Ilmu pengetahuan.
3. Perjanjian luar negeri.

4. Yurisprudensi. (Yurod Saleh, 1985)
5. Pandangan hidup bangsa.
6. Sejarah perjuangan bangsa.
7. Nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
Sumber Hukum Kepolisian yang lain

1. Konvensi
2. Traktat
3. Doktrin
4. Ajaran.
(Sumber hukum kepolisian sepanjang mengatur dan bersangkut paut dengan eksistensi lembaga
kepolisian, tugas, dan wewenang maupun hubungan kepolisian dengan lembaga lain di luar Polri
secara formal.)
Pasal 30 ayat 4 UUD 1945
“Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum.”.
Makna yang terkandung :
POLRI bertugas untuk melindungi dan mengayomi masyarakat dari segala kriminalitas yang ada ,
serta melayani masyarakat seperti mengurus laporan ketika ada barang hilang atau orang yang hilang
, dan menegakkan hukum dengan mengenakan sanksi kepada orang orang yang melanggar hukum di
indonesia.
TAP MPR VII / 2000
BAB II
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Pasal 6

Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia
(1)

Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat
negara yang berperan
dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum,
memberikan pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat.

(2)
Dalam menjalankan perannya, Kepolisian Negara
keahlian dan keterampilan secara profesional.

Republik Indonesia wajib memiliki

Pasal 7
Susunan dan Kedudukan Kepolisian Negara Republik Indonesia
(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan Kepolisian Nasional yang organisasinya disusun
secara berjenjang dari tingkat pusat sampai tingkat daerah.
(2) Kepolisian Negara Republik Indonesia berada di bawah Presiden.

(3) Kepolisian Negara Republik Indonesia dipimpin oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
(4) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tunduk pada kekuasaan peradilan umum.

UU N0.2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Pasal 3
(1) Pengemban fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh :
a.kepolisian khusus;
b.penyidik pegawai negeri sipil ; dan / atau
c.bentuk-bentuk pengamanan swakar sa.

Pasal 4
Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang
meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum,
terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya
ketenteraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Pasal 5
(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya

keamanan dalam negeri.
(2)

Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah
Kepolisian Nasional yang merupakan satu
kesatuan dalam melaksanakan peran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Pasal 13
Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:

a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
b. menegakkan hukum; dan
c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

DOKTRIN


ADALAH SEBUAH AJARAN DALAM ILMU / BIDANG TERTENTU YANG DITERAPKAN
SEDEMIKIAN RUPA OLEH SESEORANG ATAU SEKELOMPOK ORANG KEPADA ORANG LAIN
DENGAN SEBUAH TUJUAN TERTENTU YANG SANGAT SPESIFIK.




DOKTRIN HUKUM ADALAH AJARAN PARA KAUM SARJANA HUKUM YANG DIBUAT DAN DI
PERTAHANKAN OLEH SISTEM PERADILAN YANG MERUPAKAN KEBALIKAN DARI
YURISPRUDENSI ( ANDI HAMZAH: 1986 )



DOKTRIN HUKUM ADALAH PEMIKIRAN SARJANA HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN
HUKUM ITU SENDIRI YANG DAPAT DITUANGKAN DI DALAM FORUM PENELITIAN, BUKU,
SEMINAR ( CHAINUR ARRASJID : 2001 )



DOKTRIN DIGUNAKAN OLEH ORANG2 TERTENTU YG BERPROFESI DISEBUAH BIDANG YANG
JARANG DIGELUTI OLEH ORANG AWAM, BIASANYA MEREKA BERKARIER DAN TERGABUNG DI
DALAM SEBUAH ORGANISASI TERTENTU. SEPERTI POLRI

Doktrin

TRI BRATA
Kami polisi Indonesia :
1. Berbakti kepada Nusa dan Bangsa dengan penuh ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menjunjung tinggi kebenaran, keadilan dan kemanusiaan, dalam menegakan hukum negara
kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

3. Senantiasa melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat dengan keikhlasan untuk
mewujudkan keamanan dan ketertiban.



Lambang Polri terdiri dari :



3 bintang diatas logo polri bernama Tri Brata adalah pedoman hidup Polri.



Perisai bermakna pelindung rakyat dan negara.




Tiang dan nyala obor bermakna penegasan tugas Polri, disamping memberi sesuluh atau
penerangan juga bermakna penyadaran hati nurani masyarakat agar selalu sadar akan
perlunya kondisi kamtibmas yang mantap.



Pancaran obor yang berjumlah 17 dengan 8 sudut pancar berlapis 4 tiang dan 5 penyangga
bermakna 17 Agustus 1945, Hari proklamasi kemerdekaan.



Padi dan kapas menggambarkan cita-cita bangsa menuju kehidupan adil dan makmur,
sedang 29 daun kapas dengan 9 putik dan 45 butir padi merupakan suatu pernyataan tanggal
pelantikan Kapolri pertama 29 September 1945 yang dijabat oleh Jendral Polisi Raden Said
Soekanto Tjokrodiatmodjo.




Sumber : polri.go.id

Rastra Sewakottama
Polri. Lambang Polisi bernama Rastra Sewakottama yang berarti "Polri adalah Abdi Utama dari
pada Nusa dan Bangsa." Sebutan itu adalah Brata pertama dari Tri Brata yang diikrarkan sebagai
pedoman hidup Polri sejak 1 Juli 1954.
Doktrin
CATUR PRASETYA
1. Meniadakan segala bentuk gangguan keamanan.
2. Menjaga keselamatan jiwa raga, harta benda dan hak asasi manusia.
3. Menjamin kepastian berdasarkan hukum.
4. Memelihara perasaan tenteram dan damai.

PET - BARET POLRI

Sifat Hukum Kepolisian
1. Memaksa. (duringend recht)
2. Mengatur.
(regilend recht)
Hukum Kepolisian yang Bersifat Memaksa


Memaksa pejabat polisi supaya melakukan tindakan kepolisian terhadap pelaku tindak
pidana berdasarkan hukum.



Polisi dalam melaksanakan tugasnya terutama untuk kepentingan penyelidikan dan
penyidikan berwenang melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan badan,
pemasukan rumah, penyitaan dan pemeriksaan surat, seringkali dirasakan oleh masyarakat
sebagai sesuatu yang memaksa dan berkecenderungan/berpotensi melanggar HAM.

Hukum Kepolisian yang Bersifat Mengatur


Hukum kepolisian yang bersifat mengatur ialah mengatur tata cara bagaimana Polisi
melaksanakan tugas dan wewenangnya.



Dibentuk peraturan/perundang-undangan yang tujuannya untuk memberi pedoman tentang
bagaimana sebaiknya Polisi melaksanakan tugas dan wewenangnya.



Pimpinan Polri mengeluarkan peraturan Kepolisian dalam berbagai bentuk, seperti prosedur
tetap, petunjuk teknis, petunjuk lapangan dan sebagainya.

Diskresi


Kemampuan untuk memilih secara bijak tindakan yang akan diambil atas pertimbangan
sendiri demi kepentingan umum, dengan syarat :

1. Tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum.
2. Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan.
3. Harus patut, masuk akal dan termasuk dalam lingkungan jabatannya.
4. Pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa.
5. Menghormati hak asasi manusia.
Lingkup Hukum Kepolisian Secara Luas
1. Hakikat Kepolisian.
2. Lembaga atau organisasi Kepolisian yang mencakup : kedudukan, struktur, hubungan
organisasi dan personil Polisi.
3. Fungsi Kepolisian dan kekuasaan Kepolisian.
4. Landasan yuridis yang mengatur tentang eksistensi, kedudukan, fungsi dan kekuasaan
Kepolisian (tugas dan wewenang)
5. Pengawasan dalam penyelenggaraan Kepolisian.
6. Tanggung gugat penyelenggaraan fungsi, dan kekuasaan Kepolisian.
Lingkup Hukum Kepolisian Secara Sempit


Landasan yuridis yang mengatur eksistensi, kedudukan, fungsi dan kekuasaan Kepolisian
(tugas dan wewenang Kepolisian).

Subyek Hukum Kepolisian
1. Pengemban Fungsi Kepolisian
2. Aparat yang terkait dalam sistem peradilan.
3. Setiap orang/anggota masyarakat.


Manusia atau orang dan badan hukum yang mempunyai hak dan kewajiban, serta diberi
kewenangan hukum.



Subyek hukum adalah segala sesuatu yang dapat memperoleh, mempunyai atau
menyandang hak dan kewajiban.

Pengemban Fungsi Kepolisian

1. Semua pejabat atau petugas Polri yang diberi wewenang selaku penyelidik dan penyidik
berdasarkan UU No. 8 Tahun 1981 (KUHAP) dan UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
2. Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh UU untuk melakukan
penyidikan.
3. Kepolisian Khusus dan bentuk pengamanan swakarsa sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
Aparat yang terkait dalam sistem peradilan
1. Polri/Penyidik, penyidik adalah pejabat Polri atau pejabat PNS tertentu yang diberi
wewenang khusus oleh Undang-undang melakukan penyidikan.
2. Jaksa/Penuntut Umum, Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh Undang-Undang
untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melakukan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
3. Hakim dan pengadilan, hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi kewenangan oleh
Undang-Undang untuk mengadili.
4. Advokat/Penasehat hukum, advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik
di dalam maupun di luar pengadilan.
5. Lembaga Pemasyarakatan, adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan narapidana dan
anak didik pemasyarakatan.
Peristiwa Hukum Kepolisian


Peristiwa hukum adalah keadaan dan kejadian, sikap tindak dalam hukum, penyelewengan
hukum dan sikap tindak lainnya. (Soerjono Soekanto, 1990)



Peristiwa hukum kepolisian adalah suatu kejadian dan keadaan yang dapat menimbulkan
ancaman, bahaya dan gangguan keamanan bagi perorangan, kelompok masyarakat dan atau
masyarakat umum, bangsa dan negara. Contoh : kemacetan lalu lintas, keracunan makanan,
pemutusan hubungan kerja.

Hubungan Hukum Kepolisian
1. Hubungan hukum alamiah : Hubungan darah sekeluarga.
2. Hubungan hukum yang bersumber dari sebab hukum tertentu : Hubungan pernikahan,
perjanjian kerjasama, pengangkatan anak dll. (hub. Dengan sengaja). Tabrakan lalu lintas,
perkelahian dll. (hub. Tanpa sengaja/tidak dikehendaki)
3. Hubungan hukum menurut kedudukan para pihak : suami istri (sederajat), antara majikan
dengan buruh (tidak sederajat)

4. Hubungan hukum menurut sifatnya : antara pembeli dan penjual, antara negara dengan
warga terlantar (satu pihak memiliki hak dan yang lain memiliki kewajiban).
5. Hubungan hukum menurut keabsahannya : hubungan hukum secara logis- yuridis, hubungan
hukum secara etis-yuridis, hubungan hukum secara estetis-yuridis.
6. Hubungan hukum menurut jaringannya : Hubungan hukum antara dua pihak yang punya
satu arah (suami-istri). Hubungan hukum yang jamak (perguruan tinggi dengan mahasiswa).
Obyek Hukum Kepolisian


Semua obyek yang merupakan sumber, faktor korelatif kriminogen, Police Hazard dan
ancaman potensial.

Fungsi Kepolisian


Dimensi yuridis.

Polri mengemban fungsi kepolisian yang merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, perlindungan, pengayoman
dan pelayanan kepada masyarakat.


Sebagai pengemban fungsi kepolisian, Polri dibantu oleh kepolisian khusus (Polsus), penyidik
pegawai negeri sipil (PPNS) dan/atau bentuk-bentuk pengamanan swakarsa.



Dimensi Politis.

Seperti yang diemban oleh lembaga tinggi negara dalam rangka pengawasan politis penyelenggaraan
negara.


Dimensi Sosiologis.

Fungsi Kepolisian yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat berdasarkan kebutuhan, serta
dilaksanakan atas dasar kemauan, kesadaran, dan kepentingan masyarakat itu sendiri untuk
pengamanan lingkungan tertentu dalam bentuk “pengamanan swakarsa” di bawah pembinaan Polri.
Satpam, ronda dsb.
Makna Peran Polri


Sebagai Abdi Negara dan Abdi Masyarakat.



Sebagai abdi negara berperan sebagai pemelihara keamanan dalam negeri, yaitu
terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat serta tertib dan tegaknya hukum sesuai
dengan ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku.



Sebagai abdi masyarakat berperan sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat
dengan senantiasa memperhatikan dan mentaati peraturan/norma-norma serta hak asasi
manusia setiap warga masyarakat.

Tugas Polri sebagai implementasi pelaksanaan tugas pokok
1. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan ptroli terhadap kegiatan masyarakat
dan pemerintah sesuai kebutuhan.( SABHARA)
2. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran
lalu lintas di jalan. ( LALU LINTAS )
3. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum
masyarakat, serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundangundangan. ( BINMAS)
4. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional.
5. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum.
6. Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus,
penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa.
7. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan
hukum acara pidana dan peraturan per undang-undangan lainnya.( RESERSE )
8. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik, dan
psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian.
9. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat dan lingkungan hidup dari
gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk melindungi hak asasi manusia.
10. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi
dan/atau pihak yang berwenang.
11. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup
tugas kepolisian.
12. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.