NERACA KONSOLIDASI SECARA LANGSUNG DAN S

NERACA KONSOLIDASI
SECARA LANGSUNG DAN
SALING MEMILIKI SAHAM
Oleh :
1. Nikmatul Nurkasanah Safitri

(1501020786)

2. Yuni Mardianti

(15010207

HAK KONTROL PEMILIKAN PERUSAHAAN
SECARA TIDAK LANGSUNG
1. Hak control yang diperoleh dengan pemilikan tidak secara langsung :
a)

Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sesudah adanya hak kontrol oleh perusahaan induk
pada perusahaan sub induk.

b)


Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya kontrol oleh perusahaan induk pada
perusahaan sub induk.

c)

Hak kontrol yang diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi di antara perusahaan-perusahaan (anak).

2. Mutual atau reciprocal holdings dengan pemilikan saham perusahaan anak terjadi setelah perusahaan
berjalan.
d)

Pemilikan tidak langsung :



Pemilikan saham-saham perusahaan anak terjadi sesudah adanya hak kontrol perusahaan induk atas
perusahaan sub induk.

Contoh :


PT Opa membeli 400 lembar saham-saham.PT Papa
dengan harga @ Rp75.000 per lembar pada tanggal 1
Januari 1976. Satu tahun kemudian tepatnya pada tanggal
1 Januari 1977 PT Papa membeli 450 lembar sahamsaham PT Ana denganharga @ Rp 70.000. Baik PT Opa,
PT Papa maupun PT Ana masing-masing mempunyai
(modal) saham yang beredar sebanyak 500 lembar,
nominal @ Rp50.000/lembar.
Berikut ini data mengenai saldo laba yang ditahan
pada tanggal 31Desember 1975, laba (rugi) usaha serta
deviden yang dibagikan dalam dua tahun berturut-turut
untuk masing-masing perusahaan.

Keterangan
Laba

yang

ditahan,


PT. Opa

PT. Papa

PT. Ana

(Rp)

(Rp)

(Rp)

60.000.000

15.000.000

2.500.000

31/12/1975


7.500.000

(3.750.000)

2.500.000

Laba (rugi) usaha, tahun

2.500.000

2.500.000

1.250.000

(5.000.000)

7.500.000

3.750.000


1976
Pembagian Deviden, Des
1977
Laba (rugi) usaha, tahun
1977

1.

Metode harga perolehan
Pada metode harga perolehan pengaruh perubahan hak-hak para pemegang saham pada perusahaan anak dan sub induk
terhadap hak-hak pemilikan perusahaan induk sama sekali tidak ada. Pada metode ini segala sesuatu yang berhubungan dengan
pemilikan saham-saham oleh perusahaan induk terhadap saham-saham perusahaan sub induk dam pemilikan saham-saham oleh
perusahaan sub induk terhadap saham-saham perusahaan anak dibukukan sama seperti halnya pada hubungan antara perushaan
induk dengan perusahaan anaknya yang telah dikemukakan terdahulu.
Adapun jurnal eliminasi untuk penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31desember 1977, apabila metode harga perolehan
dipakai adalah sebagai berikut :
(1) eliminasi terhadap investasi saham-saham PT ana dan hak para pemegang saham PT ana :
modal saham, PT ana
Rp. 22.500.000
laba yang ditahan, PT ana

Rp. 4.500.000
selisih lebih harga perolehan di atas nilaibuku saham Rp. 4.500.000
investasi saham-saham, PT ana
Rp. 31.500.000
(2) eliminasi terhadap investasi saham-saham PT papa dan hak-hak pemegangsaham PT papa :
modal saham, PT papa
Rp. 20.000.000
laba yang ditahan, PT papa
Rp. 12.000.000
investasi saham-saham, PT papa
Rp. 30.000.000
selisih lebih nilai buku di atas harga
perubahan saham
Rp. 2.000.000

2,

Metode equity
Selama hak kontrol terhadap perusahaan anak diperoleh sesudah adanya hak kontrol oleh perusahaan induk terhadap
perusahaan sub induk, maka tidak ada masalah khusus pada metode equity. Oleh karena hak kontrol oleh PT opa terhadap

PT ana diperoleh dari pemilikan tidak langsung, maka pembagian deviden oleh PT. Ana tidak mempengaruhi jumlah
pemilikan PT opa terhadap PT ana.
Pada metode equity pengaruh dari hak kontrol yang diperoleh dengan pemilikan secara tidak langsung tersebut,
hanyalah dalam pengakuan terhadap bagian ataslaba perusahaan anak.
Oleh karena pada metode equity perubahan-perubahan yang terjadi pada hak-hak para pemegang saham perusahaan anak
selalu diikuti/diikhtisarkan dalam rekening investasi sahamnya, maka dalam neraca konsolidasi eliminasi terhadap
rekening investasi saham dengan hak-hak para pemegang saham perusahaan anak didasarkan posisi rekening yang
bersangkutan pada tanggal neraca.
Jika oleh PT opa disusun neraca konsolidasi langsung dari neraca masing-masing perusahaan pada tanggal 31
desember 1977, maka jurnal eliminasi menurut metode equity adalah sebagai berikut :
(1) eliminasi terhadap investasi saham-saham PT ana dan hak-hak parapemegang saham PT ana :
modal saham, PT ana
Rp. 22.500.000
laba yang ditahan, PT ana
Rp. 6.750.000
selisih lebih harga perolehan di atas nilaibuku saham Rp. 4.500.000
Investasi saham-saham, PT ana
Rp. 33.750.000
(2) eliminasi terhadap investasi saham-saham PT papa dan hak-hak para pemegang saham PT papa :
modal saham, PT papa

Rp. 20.000.000
laba yang ditahan, PT papa
Rp. 15.700.000
investasi saham-saham, PT papa
Rp. 33.700.000
selisih lebih nilai buku di atas harga perolehan saham
Rp. 2.000.000

 Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya hak control oleh perusahaan induk
terhadap perusahaan sub induk.
Contoh :
PT Papa membeli 400 lembar saham-saham PT Ana dengan harga @ Rp60.000 per lembar pada
tanggal 1 Januari 1976. Satu tahun kemudian yaitu pada tanggal 1 Januari 1977, PT Opa membeli 450
lembar saham-saham PT Papa dari para pemegang saham sebelumnya, dengan harga @ Rp 80.000 per
lembar.
Baik PT Opa, PT Papa maupun PT Ana masing-masing mempunyai modal saham yang beredar sebanyak
500 lembar dengan nilai nominal @ Rp 50.000 per lembar.
Di bawah ini data mengenai saldo laba yang ditahan pada tanggal 31 Desember 1975beserta perubahanperubahan yang terjadi selama dua tahun berturut-turut untuk masing-masing perusahaan :
Keterangan


PT. Opa (Rp)

Laba yang ditahan, (defisit)
31/12/1975
Laba

(rugi)

usaha,

tahun

1976
Pembagian

Deviden,

Des

1977

Laba
1977

(rugi)

usaha,

tahun

PT. Papa (Rp)

PT. Ana (Rp)

 

 

 

100.000.000


20.000.000

(5.000.000)

5.000.000

2.500.000

(2.000.000)

2.500.000

2.000.000

7.500.000

5.000.000

5.000.000

1.

Metode harga perolehan
Eliminasi terhadap hak-hak pemilikan perusahaan sub induk pada perusahaan anak, dan hak-hak pemilikan
perusahaan induk pada perusahaan sub induk didasarkan dari posisi hak-hak pemegang saham pada saat terjadinya
pemilikan saham. Hak-hak pemegang saham perusahaan sub induk pada metode harga perolehan tidak seperti tercantum
dalam buku-bukunya, melainkan juga penyesuaian terhadap hak-hak pemilikannya pada perusahaan anak sampai dengan
tanggal tersebut.Dengan demikian jurnal eliminasi, hak-hak pemegang saham minoritas dankenaikan saldo laba yang
ditahan untuk perusahaan induk apabila metode hargaperolehan dipakai akan tampak sebagai berikut :
1) Eliminasi hak-hak pemilikan PT Papa atas PT Ana, sebesar 80% dari saldo hak-hak pemegang saham pada tanggal 1
Januari 1976 sebagai berikut :
Modal saham, PT Ana
Rp 20.000.000
Selisih lebih harga perolehan saham Rp 8.000.000
Investasi saham, PT Ana
Rp 24.000.000
Defisit, PT Ana
Rp 4.000.000
2) Eliminasi hak-hak pemilikan PT Opa atas PT Papa sebesar 90% dari saldo hak-hak pemegang saham pada tanggal 1
Januari 1977 sebesar Rp 35.900.000 sebagai berikut :
Modal saham, PT Papa
Rp 22.500.000
Laba yang ditahan, PT papa
Rp 9.810.000
Selisih lebih harga perolehan saham
Rp 3.690.000
Investasi saham-saham, PT Papa
Rp 36.000.000

2.

Metode equity
Pada metode equity, penyusunan neraca konsolidasi oleh PT Opa tidak perlu melakukan analisa lebih dulu terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi pada hak-hak pemegang saham baik PT Ana maupun PT Papa. Semua pengaruh
perubahan-perubahan yang terjadi itu telah diikhtisarkan/dicatat baik pada buku-buku PT Opa maupun PT Papa. Berbeda
dengan metode harga perolehan,pengakuan terhadap perubahan saldo laba yang ditahan PT Ana dimulai baru setelah
adanya hak control oleh PT Opa terhadap Papa.
Pada metode equity penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember 1977 langsung dari neraca individual,
dilakukan dengan mengeliminasi hak-hak pemilikan perusahaan induk atas perusahaan anaknya sesuai dengan posisi hakhak pemegang saham perusahaan anak pada tanggal neraca. Demikian pula hak-hak pemegang saham minoritas pada
perusahaan anak ditentukan dengan bertitik tolak dari posisi terakhir.
Adapun jurnal eliminasi yang diperlukan pada tanggal 31 Desember 1977 adalah sebagai berikut :
(1) Eliminasi hak-hak pemilikan PT Papa atas PT Ana 80% dari hak-hak pemegang saham per 31 Desember 1977 :
Modal saham, PT Ana
Rp 20.000.000
Selisih lebih harga perolehan di atas nilai Buku Rp 8.000.000
Investasi saham-saham, PT Ana
Rp 26.400.000
Defisit, PT Ana
Rp 1.600.000
(2) Eliminasi hak-hak pemilikan PT OPa atas PT Papa, 90% dari hak-hak pemegang saham per 31 Desember 1977 :
Modal saham, PT Papa
Rp 22.500.000
Laba yang ditahan, PT Papa
Rp 16.110.000
Selisih lebih harga perolehan di atas nilaibuku saham Rp 3.690.000
Investasi saham, PT Papa
Rp 42.300.000

 Hak control diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi di antara perusahaan-perusahaan anak.
Sudah dua alternatif yang dikemukakan mengenai cara-cara yang dapat dilakukanoleh suatu
perusahaan untuk memperoleh hak control pada perusahaan lain, yaitu pertama melalui pemilikan
langsung sebagian besar saham perusahaan lain tersebut dan kedua melalui pemilikan tidak langsung
atau dengan kedua beserta pengaruhnya di dalam menyusun neraca konsolidasi.
Contoh :
PT Dani membeli 125 lembar saham-saham PT Essy dengan harga @ Rp60.000 per lembar pada
tanggal 1 Januari 1976. Setahun kemudian PT Papa membeli400 lembar saham-saham PT Dany
dengan harga @ Rp 75.000 per lembar dan 250lembar saham-saham PT Essy dengan harga @ Rp
70.000 per lembar.Baik PT Papa, PT Dany maupun PT Essy masing-masing memiliki 500 lembar
sahamyang beredar dengan nilai nominal @ Rp 50.000 per lembar.
Berikut ini data mengenai saldo laba yang ditahan pada tanggal 31 Desember 1975,laba (rugi) usaha
serta pembagian devisen selama dua tahun berturut-turut dari ketigaperushaan tersebut :
Keterangan
Laba

yang

ditahan,

31/12/1975
Laba

(rugi)

usaha,

tahun

1976
Pembagian

Deviden,

Des

1977
Laba

(rugi)

usaha,

tahun

PT. Papa (Rp)

PT. Dani (Rp)

PT. Essy (Rp)

45.000.000

5.000.000

2.500.000

10.000.000

4.375.000

2.500.000

5.000.000

2.000.000

2.000.000

7.500.000

500.000

3.000.000

1.

Metode harga perolehan
Apabila metode harga perolehan dipakai dan neraca konsolidasi disusun langsung dari neraca individual perusahaanperusahaan anggota afiliasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
(1) Eliminasi hak-hak pemilikan PT Dany terhadap PT Essy
Modal saham, PT Essy
Rp 6.250.000
Laba yang ditahan, PT Essy
Rp 625.000
Selisih lebih harga perolehan di atas nilaibuku saham Rp 625.000
Investasi saham-saham PT Essy
-

Rp 7.500.000

(2) Eliminasi hak pemilikan PT Papa terhadap PT Essy
Modal saham, PT Essy
Rp 12.500.000
Laba yang ditahan, PT Essy
Rp 2.500.000
Selisih lebih harga perolehan di atas nilaibuku saham Rp 2.500.000
Investasi saham-saham PT Essy
Rp 17.500.000
(3) Eliminasi hak-hak pemilikan PT Papa terhadap PT Dany
Modal saham, PT Dany
Rp 20.000.000
Laba yang ditahan, PT Dany
Rp 8.000.000
Selisih lebih harga perolehan di atas nilai buku saham Rp 2.000.000
Investasi saham-saham PT Papa
Rp 30.000.000

2.

Metode equity
Pada metode equity berbagai pengaruh perubahan saldo laba yang ditahan pada
perusahaan anak telah diikuti secara lengkap pada buku-buku perusahaan
induk.Sehingga neraca individual masing-masing anggota perusahaan afiliasi telah
menunjukkan posisi hak-hak pemilikan perusahaan induk terhadap perusahaan anak
tepat pada tanggal neraca. Oleh sebab itu apabila dikehandaki penyusunan neraca
konsolidasi tinggal menggabungkan semua aktiva dan hutang-hutang kepada pihak
di luar anggota afiliasi serta mengeliminasi hak-hak pemilikan dariperusahaan
induk.

b) Saling memiliki saham :
1. Pemilikan saham pada perusahaan anak, terjadi pada saat perusahaan (anak) didirikan.
Hubungan afiliasi akan semakin komplek jika akntar perusahaan induk dan perusahaan anak terjadi
saling memiliki saham. Perusahaan induk si satu pihak memiliki saham-saham perusahaan anak, dan
di pihak lain perusahaan anak juga memiliki sebagian saham-saham perusahaan induk. Apabila hal
ini terjadi maka laba (rugi) dan atau kenaikan (penurunan) saldo laba yang ditahan selama terjadinya
saling pemilikan dari perusahaan-perusahaan afiliasi akan saling mempengaruhi satu sama lain. Satu
hal yang perlu diperhatikan di sini ialah bahwa, terhadap saham-saham perusahaan induk yang
dimiliki oleh perusahaan anak tidak boleh diperlakukan sebagai modal saham yang beredar di dalam
neraca yang dikonsolidasi.
2. Pemilikan saham-saham perusahaan anak terjadi setelah perusahaan anak berjalan. Pembelian
saham-saham antar perusahaan afiliasi yang mengakibatkan terjadinya saling pemilikan dapat terjadi
pada saat perusahaan-perusahaan afiliasi telah berjalan. Apabila hak ini terjadi, maka pengakuan
terhadap bagian atas laba (rugi) dan atau kenaikan saldo laba yang ditahan atas dasar saling memiliki
(mutual basis) dilakukanhanya terbatas pada laba (rugi) yang diperoleh atau kenaikan saldo laba
yang ditahansejak adanya saling pemilikan tersebut.