BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Proses Dan Data Hasil Penelitian. - BAB IV minggus.pdf

BAB I V
ANALI SA DAN PEMBAHASAN

A. Proses Dan Data Hasil Penelitian.
Embung kecil Oelomin terletak di Desa Oelomin, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten
Kupang. Embung tersebut dibangun pada tahun 1992 dengan dana APBD I dengan
tujuan

pembangunannya

adalah

mendekatkan

pelayanan

air

bersih

kepada


masyarakat terutama pada musim kemarau. Hal ini dikarenakan masyarakat pada
Desa Oelomin yang terdiri dari dua Dusun yaitu Dusun Oelomin dan Dusun Nenup
pada saat musim kemarau sangat sulit mendapatkan air bersih dalam jumlah yang
memadai serta jarak pengambilan cukup jauh ± 7 km ( Sumber: Hasil Penelitian

Lapangan ).

B. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat.
Masyarakat pada daerah ini memiliki mata pencaharian dari pertanian lahan
kering dengan tingkat pendidikan serta penghasilan dari masyarakat setempat cukup
minim. Jumlah penduduk pada awal pembanguan embung (Tahun 1992) Dusun
Oelomin 130 Orang (memperoleh Air dari jaringan pipa I , BM1, BK dan BH) dan Dusun
Nenup 355 Orang (memperoleh air dari jaringan pipa I I , BM2, BM3 Dan BM4) seperti
terlihat pada Tabel 4.1, (lampiran I I I .1).
Berdasarkan hasil perencanaan yang dilakukan perencanaan jaringan pipa
embung Oelomin tidak melayani ternak dan kebun pada Dusun Nenup, ternak dan
kebun yang dilayani hanya ternak serta kebun yang terdapat pada dusun Oelomin.

27


Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Dan Usaha Pada Dusun Oelomin Dan Dusun
Nenup ( Tahun 1992) .
Jumlah
Kepala Lahan Usaha
Keluarga

Keterangan
Ternak

NO

Dusun

Jumlah
Penduduk

1

Oelomin


130 Orang

26.00 KK

0.52 Ha

520 ekor

BM1, BK, BH

2

Nenup

355 Orang

71.00 KK

1.42 Ha


1420 ekor

BM2, BM3, BM4

JUMLAH

485 Orang

97.00 KK

1.94 Ha

1940 ekor

Sumber : Hasil Analisa ( 2004) .

Pembangunan embung kecil Oelomin, diharapkan dapat melayani masyarakat
pada dusun Oelomin dan dusun Nenup sampai pada tahun 1912 (Sumber : Laporan


Akhir Perencanaan Embung Kecil Oelomin) . Oleh karena itu prediksi pertumbuhan
jumlah penduduk ± 9.90 % / tahun dan seperti terlihat pada Tabel 4.2, (lampiran I I I .2
dan lampiran I I I .3.).

Tabel 4.2. Prediksi Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga Pada Tahun
2012.

NO

DUSUN

JUMLAH PENDUDUK
( Jiw a)

JUMLAH KEPALA
KELUARGA
( KK)

1992


2012

1992

2012

Keterangan

1

Oelomin

130,00

859

26,0

172


BM1

2

Nenup

120,00

793

24,0

159

BM2

3

Nenup


115,00

760

23,0

152

BM3

4

Nenup

120,00

793

24,0


159

BM4

Sumber : Hasil Analisa ( 2004) .

28

Tabel 4.3. Prediksi Jumlah Ternak Dan Kebun Pada Tahun 2012.

NO

DUSUN

JUMLAH TERNAK
( Ekor)

JUMLAH KEBUN
( Ha)


1992

2012

1992

2012

Bak

Layanan

1

Oelomin

520.00

3435.24


0.52

3.44

BH, BK, BM1

2

Nenup

342.86

3170.99

0.34

3.17

BM2

3

Nenup

328.57

3038.87

0.33

3.04

BM3

4

Nenup

342.86

3170.99

0.34

3.17

BM4

Sumber : Hasil Analisa ( 2004) .

C. Gambaran Umum Jaringan Pipa.
Jaringan pipa pada embung Oelomin terdiri dari dua jaringan pipa (gambar
4.3). Jaringan pipa 1 terdiri dari 1 (satu) bak Kebun, 1 (satu) bak hewan serta 1
(satu) bak manusia yang melayani ± 26 KK (± 130 orang), ternak sebanyak 520 ekor
serta kebun seluas 0,52 ha di dusun Oelomin, sedangkan jaringan pipa 2 terdiri dari 3
(tiga) bak manusia yang melayani 71 KK (± 355 orang) di dusun Nenup.
Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan masyarakat pengguna air
yang berada disekitar lokasi pada saat dilaksanakan survey terdapat beberapa bak
yang tidak berfungsi (bak kosong tidak terdapat aliran air), hal ini terdiri dari bak
manusia (BM1) dan bak hewan (BH1) pada jaringan pipa 1 dan bak manusia (BM2 dan
BM3) pada jaringan pipa 2 (Gambar 4.3).

29

GAMBAR 4.1. SKEMA JARI NGAN PI PA 1 & 2

30
31

3130

32
31

D. Analisa Kebutuhan Air
Kebutuhan air berdasarkan Pusat Penelitian Dan Pengembangan (Puslitbang
Pengairan) (Sumber :

Pedoman Kriteria Desain Embung Kecil Untuk Daerah Semi

Kering Di I ndonesia) untuk keperluan penduduk, ternak dan kebun (pekarangan)
pada suatu kelompok masyarakat pemakai air embung, adalah :

• Kebutuhan air untuk penduduk

Qp

=

150.00

L/ hari/ KK

• Kebutuhan air untuk ternak

Qt

=

200.00

L/ hari/ KK

• Kebutuhan air untuk kebun

Qk

=

450.00

L/ hari/ KK

Berdasarkan kebutuhan air tersebut diatas, maka kapasitas debit kebutuhan pada
Tahun 2012 untuk masing - masing jaringan pipa dapat dilihat pada Tabel 4.4.
(Lampiran I I I -4).

Tabel 4.4. Kapasitas Debit Kebutuhan Pada Tahun 2012
KAPASI TAS
(
Liter/ Detik)
NO
JARI NGAN/ BAK
Liter/ Detik

m 3 / Detik

Keterangan

I

JARI NGAN PI PA I

1

Bak Manusia (BM = Q5)

0.2982

0.000298

Pipa 5

2

Bak Kebun (BK = Q3)

0.8946

0.000895

Pipa 3

3

Bak Hewan (BH = Q4)

0.3976

0.000398

Pipa 4

4

Q2 = Q5 + Q4

0.6958

0.000696

Pipa 2

5

Q1 = Q2 + Q3

1.5904

0.001590

Pipa 1

II

JARI NGAN PI PA I I

1

Bak Manusia (BM2 = Q7)

0.2753

0.000275

Pipa 7

2

Bak Manusia (BM3 = Q9)

0.2638

0.000264

Pipa 9

3

Bak Manusia (BM4 = Q10)

0.2753

0.000275

Pipa 10

4

Q8 = Q9 + Q10

0.5391

0.000539

Pipa 8

5

Q6 = Q7 + Q8

0.8143

0.000814

Pipa 6

Sumber : Hasil Analisa ( 2004) .

33

E. Deskripsi Jaringan Pipa
Berdasarkan data yang digambarkan pada Bab I V bagian C, dapat dilakukan
analisis hidrolik terhadap jaringan pipa I dan Jaringan pipa I I . Data pendukung dalam
analisis ini adalah data primer dan data sekunder, dibawah ini dapat dilihat data –
data dari jaringan pipa 1 dan pipa I I .
1.

2.

Elevasi Muka Air Yang Ditinjau Pada Embung Oelomin.
a. Elevasi Muka Air Normal (MAN)

= +

518.500 m

b. Elevasi Muka Rendah (MAR).

= +

514.430 m

Jaringan Pipa I (Wilayah Layanan Dusun Oelomin).
a. Pipa 1 ; Panjang (L1) =

322.00 m ; Diameter (D1) = 1.25 ''

=

0.03175 m

b. Pipa 2 ; Panjang (L2) =

216.00 m ; Diameter (D2) = 1.25 ''

=

0.03175 m

c. Pipa 3 ; Panjang (L3) =

102.00 m ; Diameter (D3) = 1.25 ''

=

0.03175 m

d. Pipa 4 ; Panjang (L4) =

30.00 m ; Diameter (D4) = 1.25 ''

=

0.03175 m

e. Pipa 5 ; Panjang (L5) =

58.00 m ; Diameter (D5) = 1.25 ''

=

0.03175 m

f. Bak Kebun (BK) Dengan Posisi Elevasi Kran

= +

502.250 m

g. Bak Hewan (BH) Dengan Posisi Elevasi Kran

= +

505.800 m

h. Bak Manusia (BM) Dengan Posisi Elevasi Kran

= +

507.100 m

I . Elevasi Joint I I (Pipa 1, Pipa 2 Dan Pipa 3)

= +

511.800 m

I . Elevasi Joint I V (Pipa 2, Pipa 4 Dan Pipa 5)

= +

510.000 m

j. Percepatan Grafitasi (g)

= 9.81 m/ Dtk2

h. Koefisien Gesekan Pipa (f) = 0.02

3. Jaringan Pipa I I (Wilayah Layanan Dusun Nenup)
a.

Pipa 6

; Panjang (L6)

= 1006.00 m ; Diameter (D1) = 1.25 '' = 0.03175 m

b.

Pipa 7

; Panjang (L7)

=

38.00 m ; Diameter (D2) = 1.25 '' = 0.03175 m

c.

Pipa 8

; Panjang (L8)

=

135.00 m ; Diameter (D3) = 1.25 '' = 0.03175 m

d.

Pipa 9

; Panjang (L9)

=

57.00 m ; Diameter (D4) = 1.25 '' = 0.03175 m

e.

Pipa 10 ; Panjang (L10) =

209.00 m ; Diameter (D5) = 1.25 '' = 0.03175 m

f.

Bak Manusia (BM2) Dengan Posisi Elevasi Kran

= + 498.000 m

g.

Bak Manusia (BM3) Dengan Posisi Elevasi Kran

= + 499.500 m

34

h.

Bak Manusia (BM4) Dengan Posisi Elevasi Kran

= + 485.690 m

I.

Elevasi Joint VI I I (Pipa 1, Pipa 2 Dan Pipa 3)

= + 497.200 m

I.

Elevasi Joint X (Pipa 2, Pipa 4 Dan Pipa 5)

= + 494.500 m

j.

Percepatan Grafitasi (g)

h.

Koefisien Gesekan Pipa (f) = 0.02

= 9.81 m/ Dtk2

F. Analisis Jaringan Pipa
Analisis jaringan pipa, baik pada jaringan pipa I maupun jaringan pipa I I
menggunakan data - data primer dan sekunder sesuai dengan kondisi yang ada di
lapangan. Analisis jaringan pipa ini dilakukan terhadap 2 (Dua) kondisi muka air di
embung yaitu kondisi Muka Air Normal (MAN) + 518.50, Kondisi Muka Air Rendah
(MAR) + 514.430

1. JARI NGAN PI PA I
+ 518,50 m (MAN)
+ 514,43 m (MAR)

1

hf1
L1 = 322,00 M
P 2/ γ

Q1

hf2
511,80

2

L2 =216,00 m
P 4/ γ

Q2
Z1

510,00

Z2
H2

4

5

Q5

hf3

L3 = 30,00 M

hf5
L5 = 58,00 m
507,10
hf4

Q3

H4
Z4

Q4
L4 = 30,0 m

3

Z5
6
505,80

502,25

Z6

Gambar 4.4. I dealisasi Jaringan Pipa 1 Untuk Pipa 1, 2 Dan Pipa 3 Kondisi Muka Air Rendah
Dan Muka Air Normal

a) . Kondisi Muka Air Rendah ( MAR)

+ 514.43 m

Untuk mendapatkan nilai - nilai kehilangan energi (hf) dan nilai - nilai kapasitas
(Q), digunakan sistem coba - coba yaitu dengan memasukan nilai P2/ γ + Z2.Dengan

35

menggunakan prinsip tiga kolam, dilakukan analisis terhadap pipa 1, pipa 2 dan pipa
3 pada tabel - tabel berikut ini.

Tabel 4.5. Coba P2 / γ + Z2 = 513.00 m ( Coba I )
PI PA

hf

φPI PA

LPI PA
( m)

( I nchi)

Q
( m)

V

PERS. KONTI NUI TAS

( m 3 / dtk) ( Ltr/ dtk) ( m/ dtk)

PADA NODE 2
Q2 + Q3

PI PA 1 1.43 m 322.00

PI PA 2 3.00 m 216.00

PI PA 3 10.75 m 102.00

1.25 ''

1.25 ''

1.25 ''

0.03175 2.94E-04

0.29446

0.03175 5.21E-04

0.52074

0.03175 1.43E-03

1.43446

0.37

0.66

1.81

Q1

=

Q1

=

0.294 Ltr/ Dtk

Q2

=

0.521 Ltr/ Dtk

Q3

=

1.434 Ltr/ Dtk

ΔQ

=

-1.661

TI DAK OKE

Sumber : Hasil Analisa ( 2004) .

Dari Tabel 4.5. Terlihat bahwa dengan mengambil P2/ γ + Z2 = + 513,00 m, terdapat
kekurangan

kapasitas debit (Q) sebesar 1.661 l/ dtk, hal ini menunjukan bahwa

kapasitas debit (Q) pada pipa 1 yang harus didistribusikan pada pipa 2 dan pipa 3
tidak sebanding atau kapasitas debit pada pipa 1 lebih kecil dari pada kapasitas debit
pada pipa 2 dan pipa 3 dengan kata lainnya terjadi aliran atau tekanan negatif
didalam pipa.
Tabel 4.6. Coba P2 / γ + Z2 = 511,80 m ( Coba I I )
φPI PA

LPI PA
PI PA

Q

V

PERS. KONTI NUI TAS

hf
( m)

( I nchi)

( m)

( m 3 / dtk)

( Ltr/ dtk
( m/ dtk)
)

PADA NODE 2
Q2 + Q3

PI PA 1 2.63 m 322.00

PI PA 2 1.80 m 216.00

PI PA 3 9.55 m 102.00

1.25 ''

1.25 ''

1.25 ''

0.03175 3.99E-04 0.39933

0.03175 4.03E-04 0.40336

0.03175 1.35E-03 1.35203

0.50

0.51

1.71

Q1

=

Q1

=

0.399 Ltr/ Dtk

Q2

=

0.403 Ltr/ Dtk

Q3

=

1.352 Ltr/ Dtk

ΔQ

=

-1.356

TI DAK OKE
Sumber : Hasil Analisa ( 2004) .

36

Dari Tabel 4.6. Terlihat bahwa dengan mengambil P2/ γ + Z2 = + 511,80 m (kondisi
lapangan), terdapat kekurangan

kapasitas debit (Q) sebesar 1.356 l/ dtk, hal ini

menunjukan bahwa kapasitas debit (Q) pada pipa 1 yang harus didistribusikan pada
pipa 2 dan pipa 3 terjadi tekanan negatif dalam pipa.

b) . Kondisi Muka Air Normal ( MAN)

+ 518.50 m

Tahapan analisis dilakukan dengan cara yang sama pada kondisi Muka Air
Rendah (MAR) yaitu dengan memasukan nilai P2/ γ + Z2 dengan menggunakan sistem
coba - coba untuk mendapatkan nilai kehilangan energi (hf) dan kapasitas debit (Q).
Analisis selanjutnya dapat dilihat pada tabel - tabel dibawah ini.

Tabel 4.7. Coba P2 / γ + Z2
PI PA

hf

PI PA 1 3.00 m 322.00

PI PA 2 5.50 m 216.00

PI PA 3

13.25
m

102.00

515.50 m ( Coba I )

φPI PA

LPI PA
( m)

=

( I nchi)
1.25 ''

1.25 ''

1.25 ''

Q
( m)

V

PERS. KONTI NUI TAS

( m 3 / dtk) ( Ltr/ dtk) ( m/ dtk)

0.03175 4.26E-04

0.03175 7.05E-04

0.03175 1.59E-03

0.42650

0.70508

1.59254

0.54

0.89

2.01

PADA NODE 2
Q1

= Q2 + Q3

Q1

=

0.426 Ltr/ Dtk

Q2

=

0.705 Ltr/ Dtk

Q3

=

1.593 Ltr/ Dtk

ΔQ

=

-1.871

TI DAK OKE

Sumber : Hasil Analisa, 2004

37

Tabel 4.8. Coba P2 / γ + Z2
PI PA

hf

LPI PA
( m)

=

511.80 m ( Coba I I )

f PI PA
( I nchi)

Q
( m)

V

PERS. KONTI NUI TAS

( m 3 / dtk) ( Ltr/ dtk) ( m/ dtk)

PADA NODE 2
Q2 + Q3

PI PA 1

PI PA 2

PI PA 3

6.70 m 322.00

1.80 m 216.00

9.55 m 102.00

1.25 ''

1.25 ''

1.25 ''

0.03175 6.37E-04

0.03175 4.03E-04

0.03175 1.35E-03

0.63737

0.40336

1.35203

0.81

0.51

1.71

Q1

=

Q1

=

0.637 Ltr/ Dtk

Q2

=

0.403 Ltr/ Dtk

Q3

=

1.352 Ltr/ Dtk

DQ

=

-1.118

TI DAK OKE

Sumber : Hasil Analisa, 2004

Dari Tabel 4.7. dan Tabel 4.8. Terlihat bahwa pada kondisi muka air normalpun selalu
terjadi tekanan negatif didalam pipa (pengaliran tidak seimbang) atau tidak
memenuhi persamaan kontinuitas, dimana terjadi kekurangan debit masing - masing
sebesar 1.871 Liter/ Detik dan 1.118 Liter/ Detik.

c. Solusi Pemecahan Untuk Jaringan Pipa I
Hasil analisis sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan, terutama diameter
pipa yang terpasang mulai dari embung sampai pada bak - bak layanan mempunyai
diameter pipa yang seragam oleh karena itu untuk solusi pemecahan adalah dengan
merubah dimensi pipa.
Asumsi Awal untuk merubah dimensi pipa berdasarkan kehilangan energi yang
paling mungkin untuk setiap pipa diambil titik tinjauan pada beda elevasi atau energi
pada masing - masing joint (Gambar 4.4), yaitu Joint 2 Dan Joint 4 pada kondisi muka
air di embung paling rendah (MAR = + 514.430 m).

38

Kehilangan - kehilangan energi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
hf 1

hf 2

hf 3

hf 4

hf 5

=

514.43 m - 511.80 m

=

2.63 m

=

511.80 m - 510.00 m

=

1.80 m

=

511.80 m - 502.25 m

=

9.55 m

=

510.00 m - 505.80 m

=

4.20 m

=

510.00 m - 507.10 m

=

2.90 m

Syarat yang harus dipenuhi agar diameter pipa yang cocok untuk dapat mengalirkan
kapasitas debit (Q) pada setiap pipa adalah kehilangan energi yang diisyaratkan
tersebut harus lebih besar dari kehilangan energi hasil analisis atau sebaliknya dengan
persamaan yang digunakan adalah :
8.0 x f x L
hf



=

g x π xD
2

Q2

5

PI PA 1

hf 1

= 2.63 m

hf 1

8 x f 1 x L1

=

g x π x D1
2

5

Q12



8 x 0.02 x 322.00
2.63

=
9.81 x 9.8696 x D1

254.639 D15 =

51.52

5

2.63

Q12

Q12

1/ 5

D1 ≥

0.20232584 Q1

2

…………………………………………………………………………..(4.1)

39



PI PA 2

hf 2

=

hf 2

1.80

m

8 x f 2 x L2

=

g x π x D1
2

Q22 ≤

5

1.80 m

8.00 x 0.02 x 216.00
1.80 =
9.81 x 9.8696 x D2
174.277

D2 5 =

Q22

5

Q22

34.56
1/ 5

D2 ≥



0.198304457 Q22

…………………………………………………………..………………..(4.2)

PI PA 3

hf 3

= 9.55 m

hf 3

8 x f 3 x L3

=

g x π x D3
2

Q32

5



9.55

8 x 0.02 x 102.00
9.55

=
9.81 x 9.8696 x D3

924.639

D3 5

=

16.32

Q32

5

Q32

1/ 5

D3 ≥



0.017650135 Q3

2

……………………………………………………..…………………..(4.3)

PI PA 4
hf 4

= 4.20 m

hf 4

=

8 x f 4 x L4
g x π x D4
2

Q42 ≤

5

4.20

8.00 x 0.02 x 30.00
4.20

=
9.81 x 9.8696 x D4

406.647

D4 5 =

Q42

5

Q42

4.8
1/ 5

D4 ≥

0.011803837 Q4

2

……………………………………………………..…………………..(4.4)

40



PI PA 5

hf 5

= 2.90 m
8 x f 5 x L5

hf 4 =

g x π x D4
2

Q52 ≤

5

2.90

8 x 0.02 x 58.00
2.90

=
9.81 x 9.8696 x D5

280.78 D55 =

9.28

5

Q52

Q52
1/ 5

D5 ≥

0.033050743 Q52 ……………………………………………………………..………………..(4.5)

Berdasarkan persamaan - persamaan tersebut diatas dan debit kebutuhan pada tabel
4.3. Diperoleh diameter pipa seperti pada tabel 4.9 lihat juga lampiran I I I - 6.

Tabel 4.9. Diameter Pipa Yang Direncanakan.
Qkebutuhan

Deskripsi

PI PA

3

PIPA 1

D1

PIPA 2

D2

PIPA 3

D3

PIPA 4

D4

PIPA 5

D5

P 0.20232584 Q 2
1
P 0.19830446 Q 2
P 0.01765013
P 0.01180384
P

1/5

1/5
2
2 1/5
Q3
2 1/5
Q4
2 1/5

0.03305074 Q5

Diameter Pipa

Dibulatkan

m /Dtk

Liter/Detik

(m)

(I nchi)

(I nchi)

0.00159039

1.5904

0.05518

2.17 ''

2.25 ''

0.0006958

0.6958

0.03949

1.55 ''

2.00 ''

0.00089459

0.8946

0.02692

1.06 ''

1.25 ''

0.0003976

0.3976

0.01795

0.71 ''

1.00 ''

0.0002982

0.2982

0.01966

0.77 ''

1.00 ''

Sumber : Hasil Analisa, 2004

Dari diameter tersebut diatas (Tabel 4.9) dan debit kebutuhan, dilakukan kontrol
terhadap kehilangan energi dengan syarat bahwa kehilangan energi hasil perhitungan
harus lebih kecil dari kehilangan energi yang diisyaratkan ; hasil analisis dapat dilihat
pada tabel 4.10 dan tabel 4.11,.

41

Tabel 4.10. Kehilangan Energi ( hf) Hasil Analisis Untuk Joint I I

PIPA 1

LPIPA

(m3/dtk) (Ltr/dtk)

(m)

(Inchi)

322.00

2.250

1.6E-03

1.5904

hf

V

PERS.
KONTINUITAS

(m)

(m)

(m/dtk)

PADA NODE 2

0.05715

2.21 m

0.62

φPIPA

Q

PIPA

Q1 =

Q2 + Q 3

Q1 = 1.590 Ltr/Dtk
PIPA 2

PIPA 3

7.0E-04

8.9E-04

0.6958

216.00

0.8946

2.000

102.00

0.05080

1.250

0.03175

0.51 m

4.18 m

0.34

Q2 = 0.696 Ltr/Dtk

1.13

Q3 = 0.895 Ltr/Dtk
Δ
Q =
0.000
OKE

Sumber : Hasil Analisa, 2004

Kontrol :
hf Hitung

≤ hf Syarat

hf 1 Hitung

≤ Hf 1 Syarat

;

2.21 m

<

2.63 m OK ! Syarat Terpenuhi

hf 2 Hitung

≤ Hf 2 Syarat

;

0.51 m

<

1.80 m OK ! Syarat Terpenuhi

hf 3 Hitung

≤ Hf 3 Syarat

;

4.18 m

<

9.55 m OK ! Syarat Terpenuhi

Dengan nilai hf 1 = 2.21 m
Maka diperoleh elevasi tekanan pada Joint 2 adalah = 512.22 m
Dengan Tinggi Tekanan

P2/ γ =

0.42 m

42

Tabel 4.11. Kehilangan Energi ( hf) Hasil Analisis Untuk Joint I V
LPIPA

(m3/dtk) (Ltr/dtk)

(m)

(Inchi)

216.00

2.000

PIPA

PIPA 2

7.0E-04

0.6958

hf

V

PERS.
KONTINUITAS

(m)

(m)

(m/dtk)

PADA NODE 2

0.05080

0.51 m

0.34

φPIPA

Q

Q1 = Q2 +Q3
Q1 = 0.696 Ltr/Dtk

PIPA 4

4.0E-04

0.3976

30.00

1.000

0.02540

0.74 m

0.78

Q2 = 0.398 Ltr/Dtk
Q3 = 0.298 Ltr/Dtk

PIPA 5

3.0E-04

0.2982

58.00

1.000

0.02540

0.81 m

0.59

ΔQ =

0.000
OKE

Sumber : Hasil Analisa, 2004

Kontrol :
hf Hitung

≤ hf Syarat

hf 2 Hitung

≤ hf 2 Syarat

;

0.51 m

<

1.80 m OK ! Syarat Terpenuhi

hf 4 Hitung

≤ hf 4 Syarat

;

0.74 m

<

4.20 m OK ! Syarat Terpenuhi

hf 5 Hitung

≤ hf 5 Syarat

;

0.81 m

<

2.90 m OK ! Syarat Terpenuhi

Dengan nilai hf 2 = 0.51 m
Maka diperoleh elevasi tekanan pada Joint 4 adalah = 511.71 m
Dengan Tinggi Tekanan P4/ γ = 1.71 m

43

2. Jaringan Pipa I I
hf6

+ 518,50 m (MAN)
1 + 514,43 m (MAR)

hf8

hf7
L6 = 1006.00 m
Q6

499.50

498,00
P8/γ

12

L7 = 38,00 m
Q7

L10= 209 m
Q10

P10/γ
497,20

Z1

hf10

9

8

hf9

L8 =135,00 m
Q8

10

Z7

Z8
H8

494.50
H10
Z12

Z10

L9 = 57,00 m
Q9

11

485.69

Gambar 4.5. I dealisasi Jaringan Pipa I I Untuk Pipa 6, 7, 8, 9 Dan Pipa 10 Kondisi Muka Air
Rendah Dan Muka Air Normal

a) .

Kondisi Muka Air Rendah ( MAR)

+ 514.43 m

Untuk mendapatkan nilai - nilai kehilangan energi (hf) dan nilai - nilai kapasitas
(Q), digunakan sistem coba - coba yaitu dengan memasukan nilai P8/ γ + Z8. Dengan
menggunakan prinsip tiga kolam, dilakukan analisis terhadap pipa 6, pipa 7 dan pipa
8 pada tabel - tabel berikut ini.

44

Tabel 4.12. Coba P8 / γ + Z8 = 498.50 m ( Coba I )
PI PA

hf

φPI PA

LPI PA
( m)

( I nchi)

PI PA 6 15.93 m 1006.00

PI PA 8 4.00 m

PI PA 7 0.50 m

135.00

38.00

1.25 ''

Q
( m)

0.03175 7.61E-04

1.25 ''

PERS. KONTI NUI TAS

( m 3 / dtk) ( Ltr/ dtk) ( m/ dtk)

0.03175 5.56E-04

1.25 ''

V

0.03175 5.07E-04

0.55602

0.70

0.76058

0.96

0.50685

0.64

PADA NODE 8
Q6 = Q7 + Q8
Q6 =

0.556 Ltr/ Dtk

Q8 =

0.761 Ltr/ Dtk

Q7 =

0.507 Ltr/ Dtk

ΔQ =

-0.711
TI DAK OKE

Sumber : Hasil Analisa, 2004

Dari Tabel 4.12. Terlihat bahwa dengan mengambil P8/ γ + Z8 = + 498.50 m,
terdapat kekurangan

kapasitas debit (Q) sebesar 0.7111 l/ dtk, hal ini menunjukan

bahwa kapasitas debit (Q) pada pipa 6 yang harus didistribusikan pada pipa 7 dan
pipa 8 tidak sebanding atau kapasitas debit pada pipa 6 lebih kecil dari pada kapasitas
debit pada pipa 7 dan pipa 8 dengan kata lainnya terjadi aliran balik atau tekanan
negatif didalam pipa.

Tabel 4.13. Coba P8 / γ + Z8 = 497.20 m ( Coba I I )
PI PA

hf

φPI PA

LPI PA
( m)

( I nchi)

( m)

Q

PI PA 8 2.70 m 135.00 1.25 '' 0.03175 6.25E-04

1.25 '' 0.03175

PERS. KONTI NUI TAS

( m 3 / dtk) ( Ltr/ dtk) ( m/ dtk)

PI PA 6 17.23 m 1006.0 1.25 '' 0.03175 5.78E-04

PI PA 7 -0.80 m 38.00

V

0.57827

0.62488

0.73

0.79

Tidak
Tidak
Tidak
Terdefinisi Terdefinisi Terdefinisi

Sumber : Hasil Analisa, 2004

45

PADA NODE 2
Q6

= Q7 + Q8

Q6

=

0.578 Ltr/ Dtk

Q8

=

Q7

=

ΔQ

=

0.625 Ltr/ Dtk
Tidak
Terdefenisi
Tidak
Terdefenisi

Tidak Oke

Dari Tabel 4.13, terlihat bahwa dengan mengambil P8/ γ + Z8 = + 497,20 m
(kondisi lapangan), ketidakpastian kapasitas debit (Q) dalam jaringan pipa terutama
pada pipa yang melayani Bak Manusia (BM2), hal ini menunjukan bahwa kapasitas
debit (Q) pada pipa 6 yang harus didistribusikan pada pipa 7 dan pipa 8 terjadi
tekanan negatif dalam pipa. Hal ini disebabkan karena kehilangan tekanan pada pipa
6 sangat besar sedangkan elevasi bak manusia (BM2) berada di atas elevasi node 8.

b) .

Kondisi Muka Air Normal ( MAN)

+ 518.50 m

Tahapan analisis dilakukan dengan cara yang sama pada kondisi Muka Air
Rendah (MAR) yaitu dengan memasukan nilai P8/ γ + Z8 dengan menggunakan sistem
coba - coba untuk mendapatkan nilai kehilangan energi (hf) dan kapasitas debit (Q).
Analisis selanjutnya dapat dilaihat pada tabel - tabel dibawah ini.

Tabel 4.14. Coba P8 / γ + Z8
PI PA

hf

( I nchi)

PI PA 6 20.00 m 1006.0 1.25 ''

PI PA 8 4.00 m 135.00 1.25 ''

PI PA 7 0.50 m 44.00

498.50 m

φPI PA

LPI PA
( m)

=

1.25 ''

( m)

Q

( Coba I )
V

PERS. KONTI NUI TAS

( m 3 / dtk) ( Ltr/ dtk) ( m/ dtk)

0.03175 6.23E-04

0.03175 7.61E-04

0.03175 4.71E-04

0.62302

0.76058

0.47102

0.79

0.96

0.59

PADA NODE 2
Q6

= Q7 + Q8

Q6

=

0.623 Ltr/ Dtk

Q8

=

0.761 Ltr/ Dtk

Q7

=

0.471 Ltr/ Dtk

ΔQ

=

-0.609

TI DAK OKE
Sumber : Hasil Analisa, 2004

46

Tabel 4.15. Coba P8 / γ + Z8 =
PI PA

Hf

PI PA 6 21.30 m

PI PA 8 2.70 m

PI PA 7 -0.80 m

497.20 m ( Coba I I )

φPI PA

LPI PA
( m)

( I nchi)

322.00

1.25 ''

216.00

102.00

1.25 ''

1.25 ''

Q
( m)

PERS. KONTI NUI TAS

( m 3 / dtk) ( Ltr/ dtk) ( m/ dtk)

0.03175 1.14E-03

0.03175 4.94E-04

0.03175

V

1.13644

0.49401

1.44

0.62

PADA NODE 2
Q6

= Q7 + Q8

Q6

=

1.136 Ltr/ Dtk

Q8

=

Q7

=

0.494 Ltr/ Dtk
Tidak
Terdefinisi
Tidak
Terdefinisi

Tidak
Tidak
Tidak
ΔQ =
Terdefinisi Terdefinisi Terdefinisi

TI DAK OKE

Sumber : Hasil Analisa, 2004

Dari Tabel 4.13. dan Tabel 4.14’ terlihat bahwa pada kondisi muka air normal pun
selalu terjadi tekanan negatif didalam pipa (pengaliran tidak seimbang) atau tidak
memenuhi persamaan kontinuitas, dimana terjadi kekurangan debit masing - masing
sebesar 0,609 Liter/ detik dan pada Tabel 4.15 aliran air yang mengalir terjadi tekanan
aliran yang tidak beraturan dimana selisih debit air yang masuk dan aliran air yang
mengalir dalam pipa menuju ketitik tak berhingga.

c) . Solusi Pemecahan Untuk Jaringan Pipa I I
Hasil analisis sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan, terutama diameter
pipa yang terpasang mulai dari embung sampai pada bak - bak layanan mempunyai
diameter pipa yang seragam oleh karena itu untuk solusi pemecahan adalah dengan
merubah dimensi pipa serta dengan sistem pengaliran gravitasi yang ada elevasi bak
manusia BM2 dan BM3 lebih tinggi dari elevasi joint sehingga kapasitas debit yang
diharapakn pada pipa 7 dan pipa 9 tidak mengalir hal ini diatasi dengan merubah
letak bak manusia BM2 Dan BM3 ke posisi yang lebih rendah dari elevasi joint yang
ada.
Asumsi Awal untuk merubah dimensi pipa berdasarkan kehilangan energi yang
paling mungkin untuk setiap pipa diambil titik tinjauan pada beda elevasi atau energi

47

pada masing - masing joint (Gambar 4.5), yaitu joint 8 dan joint 10 pada kondisi
muka air di embung paling rendah (MAR = + 514.430 m).
Kehilangan - kehilangan energi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
hf 6

=
=

514.43 m
17.23 m

-

497.20 m

hf 8

=
=

497.20 m
2.70 m

-

494.50 m

hf 7

=
=

497.20 m
-0.80 m

-

498.00 m

Elevasi BM2
dirubah ke elevasi

=

495.00 m dengan panjang pipa

=

80.00 m

=

90.00 m

Maka ;
hf 7

=
=

497.20 m
2.20 m

-

495.00 m

hf 9

=
=

494.50 m
-5.00 m

-

499.50 m

Elevasi BM3
dirubah ke elevasi

=

490.00 m dengan panjang pipa

Maka ;
hf 9

=
=

494.50 m
4.50 m

-

490.00 m

hf 10

=
=

494.50 m
8.81 m

-

485.69 m

Syarat yang harus dipenuhi agar diameter pipa yang cocok untuk dapat mengalirkan
kapasitas debit (Q) pada setiap pipa adalah kehilangan energi yang diisyaratkan
tersebut harus lebih besar dari kehilangan energi hasil analisis atau sebaliknya dengan
persamaan yang digunakan adalah :

48



PI PA 6

hf 6

= 17.23 m

hf 6

8 x f 6 x L6

=

g x π x D6
2



Q62

5

17.23

8.00 x 0.02 x1006.00
17.23

=
9.81 x 9.8696 x D6

Q62

5

1668.22 D65 = 160.96 Q62

D6 ≥ (0.096485918 Q62 ) 1/ 5



……………………………………..………………………….(4.6)

PI PA 8

hf 8

=

2.70
8.00

hf 8

m
x

=

f 8 x L8

x π

2

g

x D8

8.00 x
2.70



Q82

5

0.02

x

135.00

=
9.81 x
D8 5

261.416

=

9.8696

x

21.6

Q82

2.70

D8

5

Q82

D8 ≥ ( 0.08262857 Q82 ) 1/ 5 ……………………..……………………………………………………..(4.7)



PI PA 7

hf 7

=

hf 7 =

2.20

m

8.00

x

f7 x

L7

g

x

π2 x

D7 5

Q7
2



2.20

102.0
2.20

213.006

=

8.00

x

0.02

x

0

9.81

x

9.8696

x

D7 5

D7 5

=

Q72

16.32 Q72

D7 ≥ ( 0.076617631 Q72 ) 1/ 5 …………………..……………………………………………………..(4.8)

49



PI PA 9
hf 9

=

hf 9

=

4.50
8.00

m

x

g

f9

π

2

x

8.00 x
4.50

x L9
x D9



Q92

5

0.02

x

90.00

=
9.81 x
D9 5

435.694

=

4.50

9.8696

x

D9

14.4

Q92

5

Q92

D9 ≥ ( 0.033050743 Q92 ) 1/ 5 ………………..………………………………………………………..(4.9)



PI PA 10

hf 10

=

8.81
8

hf 10 =

g

x
x

m
f 10 x L10

π

2

8.00
8.81

x

0.02

Q102 ≤
x

8.81

58.00

=
9.81

852.991

x D10

5

D105

x
=

9.8696

x

9.28

Q102

D10

5

Q102

D10 ≥ ( 0.010879359 Q102) 1/ 5 …………………..…………………………………………………..(4.10)

50

Berdasarkan persamaan - persamaan tersebut di atas dan debit kebutuhan pada
Tabel 4.3. Diperoleh diameter pipa seperti pada tabel 4.16.

Tabel 4.16. Diameter Pipa Yang Direncanakan.
Qkebutuhan

Deskripsi

PI PA

3

PIPA 6

D6

PIPA 8

D8

PIPA 7

D7

PIPA 9

D9

PI PA 10

D10

Diameter Pipa

Dibulatkan

m /Dtk

Liter/Detik

(m)

(I nchi)

(I nchi)

2 1/5
Q6

0.00081431

0.8143

0.03641

1.43 ''

1.50 ''

2 1/5

0.00053905

0.5391

0.02993

1.18 ''

1.50 ''

2 1/5

0.00027526

0.2753

0.02253

0.89 ''

1.00 ''

0.03305074 Q9

2 1/5

0.00026379

0.2638

0.01872

0.74 ''

1.00 ''

P 0.01087936 Q 2 1/5
10

0.00027526

0.2753

0.01525

0.60 ''

1.00 ''

P
P
P
P

0.09648592

0.08262686 Q8

0.07661763 Q7

Sumber : Hasil Analisa, 2004

Dari diameter tersebut diatas (Tabel 4.16) dan debit kebutuhan, dilakukan kontrol
terhadap kehilangan energi dengan syarat bahwa kehilangan energi hasil perhitungan
harus lebih kecil dari kehilangan energi yang diisyaratkan ; hasil analisis dapat dilihat
pada Tabel 4.17 dan Tabel 4.18.

Tabel 4.17. Kehilangan Energi ( hf) Hasil Analisis Untuk Joint 8

PIPA 6

PIPA 8
PIPA 7

φPIPA

Q

LPIPA

(m3/dtk) (Ltr/dtk)

(m)

(Inchi)

1006.00

1.500

PIPA

8.1E-04

5.4E-04
2.8E-04

0.8143

0.5391
0.2753

216.00
80.00

1.500
1.000

(m)

hf

V

PERS. KONTINUITAS

(m)

(m/dtk)

PADA NODE 2

0.03810 13.73 m

0.03810 1.29 m
0.02540 0.95 m

0.71

0.47
0.54

Q1

=

Q2 + Q 3

Q1

=

0.814 Ltr/Dtk

Q2

=

0.539 Ltr/Dtk

Q3

=

0.275 Ltr/Dtk

ΔQ

=

0.000
OKE

Sumber : Hasil Analisa, 2004

51

Kontrol :
≤ hf Syarat
hf Hitung
hf 6 Hitung ≤ hf 6Syarat

;

13.73 m <

17.23 m OK ! Syarat Terpenuhi

hf 8 Hitung ≤ hf 8 Syarat

;

1.29 m

<

2.70 m

OK ! Syarat Terpenuhi

hf 7 Hitung ≤ hf 7Syarat

;

0.95 m

<

2.20 m

OK ! Syarat Terpenuhi

Dengan nilai hf 6

=

13,73 m

Maka diperoleh elevasi tekanan pada Joint 8 adalah = 500.70 m
Dengan Tinggi Tekanan P8/ γ = 3.50 m

Tabel 4.18. Kehilangan Energi ( hf) Hasil Analisis Untuk Joint 10

PIPA 8

PIPA 9

φPIPA

Q

LPIPA

(m3/dtk) (Ltr/dtk)

(m)

(Inchi)

216.00

1.500

PIPA

5.4E-04

2.6E-04

PIPA 10 2.8E-04

0.5391

0.2638
0.2753

90.00
209.00

(m)

hf

V

PERS. KONTINUITAS

(m)

(m/dtk)

PADA NODE 2

0.03810 1.29 m

1.000

0.02540 0.98 m

1.000

0.02540 2.48 m

0.47

0.52
0.54

Q8

= Q9 + Q10

Q8

= 0.539 Ltr/Dtk

Q9

= 0.264 Ltr/Dtk

Q10

= 0.275 Ltr/Dtk

ΔQ

=

0.000
OKE

Sumber : Hasil Analisa, 2004

Kontrol :
hf Hitung

≤ hf Syarat

hf 8 Hitung

≤ hf 8 Syarat

;

1.29 m

<

2.70 m OK ! Syarat Terpenuhi

hf 9 Hitung

≤ hf 9 Syarat

;

0.52 m

<

4.50 m OK ! Syarat Terpenuhi

hf 10 Hitung

≤ hf 10 Syarat

;

0.54 m

<

8.81 m OK ! Syarat Terpenuhi

.

Dengan nilai hf 8 = 1.29 m
Maka diperoleh elevasi tekanan pada Joint 10 adalah = 499.41 m
Dengan Tinggi Tekanan P10/ γ =

4.91 m

52

3. Perhitungan Nilai HGL Dan EGL Pada Jaringan Pipa I Dan Jaringan Pipa
II.
Agar aliran air dapat mengalir dengan baik kedalam bak – bak pelayanan
yang ada, letak garis tinggi energi dan letak garis tinggi tekanan harus berada
diatas garis tinggi elevasi yang ada. Perhitungan besarnya garis tinggi energi dan
tinggi tenaga dapat dilihat pada tabel – tabel di bawah ini.

Tabel 4.19 Perhitungan Nilai Energi Grade Line Dan Hidrolik Grade Line
Pipa Jaringan Pipa I Kondisi Muka Air Rendah.
NODE

Elevasi

PIPA

(m)

NODE 1
NODE 2
NODE 3

LPIPA
(m)

φPIPA

hf

Q
3

(m)
(m)
(m /dtk) (Ltr/dtk)
JALUR PI PA 1 - 3

V

EGL

HGL

PERS. KONTINUITAS

(m/dtk)

(m)

(m)

PADA NODE

514,43

514,41

NODE 2

514,43
PIPA 1

322,00

0,05715

2,21

1,59E-03

1,5904

0,62

PIPA 3

102,00

0,03175

4,18

8,95E-04

0,8946

1,13

511,80

512,22
502,25

502,25

512,16
502,25

JALUR PI PA 1 -2- 4
NODE 1
NODE 2
NODE 4
NODE 6

514,43
PIPA 1

322,00

0,05715

2,21

1,59E-03

1,5904

0,62

PIPA 2

216,00

0,05080

0,51

6,96E-04

0,6958

0,34

PIPA 4

30,00

0,02540

0,74

3,98E-04

0,3976

0,78

511,80
510,00
505,80

514,43

514,41

512,22

512,22

511,71

511,68

505,80

505,80

JALUR PI PA 1 -2- 5
NODE 1

514,43
PIPA 1

NODE 2

511,80

NODE 4

510,00

NODE 5

507,10

PIPA 2
PIPA 5

322,00
216,00
58,00

0,05715
0,05080
0,02540

2,21
0,51
0,81

1,59E-03
6,96E-04
2,98E-04

Sumber : Hasil Analisa, 2004

53

1,5904
0,6958
0,2982

514,43

514,41

512,22

512,22

511,71

511,69

507,10

507,10

0,62
0,34
0,59

Q3

Q1

=

Q2

Q1

=

1,590 Ltr/Dtk

Q2

=

0,696 Ltr/Dtk

Q3
ΔQ
P2/γ

=
=

0,895 Ltr/Dtk
0,000

+

0,42 m

=
OKE

NODE 4
Q2
Q2

Q5

=

Q4

=

0,696 Ltr/Dtk

+

Q4

=

0,398 Ltr/Dtk

Q5
ΔQ

=
=

0,298 Ltr/Dtk
0,000
OKE

P4/γ

=

1,71 m

GRAFI K 4.1. HUBUNGAN ANTARA GARI S TI NGGI ENERGI , TI NGGI
TEKANAN DAN TI NGGI ELEVASI JARI NGAN PI PA I ELEVASI MUKA
AI R RENDAH
516.00
514.43
514.43
514.41

514.00

512.22
512.22

512.00

512.16
511.71
511.68

511.80

ELEVASI ( M )

510.00

510.00

508.00
507.10
506.00
505.80
504.00
502.25

502.00
500.00
0

100

200

300

400

500

600

JARAK ( M)
ELEVASI AKHIR

ENERGI GRADE LINE

54

HIDRAULIC GRADE LINE

700

Tabel 4.20 Perhitungan Nilai Energi Grade Line Dan Hidrolik Grade Line
Pipa Jaringan Pipa I Kondisi Muka Air Normal.
NODE

Elevasi

PIPA

(m)

NODE 1
NODE 2
NODE 3

LPIPA
(m)

φPIPA

hf

Q
3

(m)
(m)
(m /dtk) (Ltr/dtk)
JALUR PI PA 1 - 3

V

EGL

HGL

PERS. KONTINUITAS

(m/dtk)

(m)

(m)

PADA NODE

518,50

518,48

NODE 2

518,50
PIPA 1

322,00

0,05715

2,21

1,59E-03

1,5904

0,62

PIPA 3

102,00

0,03175

4,18

8,95E-04

0,8946

1,13

511,80

516,29

502,25

502,25

516,23
502,25

JALUR PI PA 1 -2- 4
NODE 1
NODE 2
NODE 4
NODE 6

518,50
PIPA 1

322,00

0,05715

2,21

1,59E-03

1,5904

0,62

PIPA 2

216,00

0,05080

0,51

6,96E-04

0,6958

0,34

PIPA 4

30,00

0,02540

0,74

3,98E-04

0,3976

0,78

511,80
510,00
505,80

518,50

518,48

516,29

516,29

515,78

515,75

505,80

505,80

JALUR PI PA 1 -2- 5
NODE 1
NODE 2
NODE 4
NODE 5

518,50
PIPA 1

322,00

0,05715

2,21

1,59E-03

1,5904

0,62

PIPA 2

216,00

0,05080

0,51

6,96E-04

0,6958

0,34

PIPA 5

58,00

0,02540

0,81

2,98E-04

0,2982

0,59

511,80
510,00
507,10

Sumber : Hasil Analisa, 2004

55

518,50

518,48

516,29

516,29

515,78

515,76

507,10

507,10

Q1

=

Q2

Q1

=

1,590 Ltr/Dtk

Q2

=

0,696 Ltr/Dtk

Q3
ΔQ
P2/γ

=
=

0,895 Ltr/Dtk
0,000

=

+

Q3

4,49 m
OKE

NODE 4
Q2
Q2

=

Q4

=

0,696 Ltr/Dtk

Q4

=

0,398 Ltr/Dtk

Q5
ΔQ

=
=

0,298 Ltr/Dtk
0,000
OKE

P4/γ

=

+

5,78 m

Q5

GRAFI K 4.2. HUBUNGAN ANTARA GARI S TI NGGI ENERGI , TI NGGI
TEKANAN DAN TI NGGI ELEVASI JARI NGAN PI PA I ELEVASI MUKA
AI R NORMAL

520.00
518.50

518.00

516.29

516.00

515.78

ELEVASI ( M )

514.00
512.00

511.80
510.00

510.00
508.00

507.10
506.00

505.80

504.00
502.25

502.00
500.00
0

100

200

300

400

500

600

JARAK ( M)
ELEVASI AKHIR

ENERGI GRADE LINE

56

HIDRAULIC GRADE LINE

700

Tabel 4.21 Perhitungan Nilai Energi Grade Line Dan Hidrolik Grade Line
Pipa Jaringan Pipa I I Kondisi Muka Air Rendah.
NODE

Elevasi

PIPA

(m)

NODE 1

(m)

hf

Q
3

(m)
(m)
(m /dtk) (Ltr/dtk)
JALUR PI PA 6 - 7

V

EGL

HGL

PERS. KONTINUITAS

(m/dtk)

(m)

(m)

PADA NODE

514,43

514,40

NODE 8

1006,00

0,03810

13,73

8,14E-04

0,8143

0,71

497,20

500,70
PIPA 7

NODE 9

φPIPA

514,43
PIPA 6

NODE 8

LPIPA

80,00

0,02540

0,95

2,75E-04

0,2753

500,68

0,54

495,00

495,00

495,00

JALUR PI PA 6 - 8 - 9
NODE 1
NODE 8
NODE 10
NODE 11

514,43
PIPA 6

1006,00

0,03810

13,73

8,14E-04

0,8143

0,71

PIPA 8

216,00

0,03810

1,29

5,39E-04

0,5391

0,47

PIPA 9

90,00

0,02540

0,98

2,64E-04

0,2638

0,52

497,20
494,50
490,00

514,43

514,40

500,70

500,69

499,41

499,39

490,00

490,00

JALUR PI PA 1 -2- 5
NODE 1
NODE 8

514,43
PIPA 6

1006,00

0,03810

13,73

8,14E-04

0,8143

0,71

PIPA 8

216,00

0,03810

1,29

5,39E-04

0,5391

0,47

497,20

NODE 10

494,50

NODE 12

485,69

PIPA 10

209,00

0,02540

2,48

2,75E-04

Sumber : Hasil Analisa, 2004

57

0,2753

514,43

514,40

500,70

500,69

499,41

499,39

485,69

485,69

0,54

Q6

=

Q7

Q6

=

0,814 Ltr/Dtk

Q8

=

0,539 Ltr/Dtk

Q7
ΔQ
P8/γ

=
=

0,275 Ltr/Dtk
0,000

+

Q8

3,50 m

=
OKE

NODE 10
Q8
Q8

=

Q9

=

0,539 Ltr/Dtk

Q9

=

0,264 Ltr/Dtk

Q10
ΔQ

=
=

0,275 Ltr/Dtk
0,000
OKE

P10/γ

=

+

4,91 m

Q10

GRAFI K 4.3. HUBUNGAN ANTARA GARI S TI NGGI ENERGI ,
TI NGGI TEKANAN DAN TI NGGI ELEVASI JARI NGAN PIPA II
ELEVASI MUKA AIR RENDAH
520.00
515.00

514.43

ELEV ASI ( M )

510.00
505.00
500.00

500.70
497.20

495.00

495.00

499.41
495.00

490.00

490.00
485.69

485.00
480.00
0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

JARAK ( M)
ELEVASI AKHIR

ENERGI GRADE LINE

58

HIDRAULIC GRADE LINE

Tabel 4.22 Perhitungan Nilai Energi Grade Line Dan Hidrolik Grade Line
Pipa Jaringan Pipa I I Kondisi Muka Air Normal.
NODE

Elevasi

PIPA

(m)

NODE 1
NODE 8
NODE 9

LPIPA
(m)

φPIPA

hf

Q
3

(m)
(m)
(m /dtk) (Ltr/dtk)
JALUR PI PA 6 - 7

V

EGL

HGL

PERS. KONTINUITAS

(m/dtk)

(m)

(m)

PADA NODE

518,50

518,47

NODE 8

518,50
PIPA 6

1006,00

0,03810

13,73

8,14E-04

0,8143

0,71

PIPA 7

80,00

0,02540

0,95

2,75E-04

0,2753

0,54

497,20

504,77

495,00

495,00

504,75
495,00

JALUR PI PA 6 - 8 - 9
NODE 1
NODE 8
NODE 10
NODE 11

518,50
PIPA 6

1006,00

0,03810

13,73

8,14E-04

0,8143

0,71

PIPA 8

216,00

0,03810

1,29

5,39E-04

0,5391

0,47

PIPA 9

90,00

0,02540

0,98

2,64E-04

0,2638

0,52

497,20
494,50
490,00

518,50

518,47

504,77

504,76

503,48

503,46

490,00

490,00

JALUR PI PA 1 -2- 5
NODE 1
NODE 8
NODE 10
NODE 12

518,50
PIPA 6

1006,00

0,03810

13,73

8,14E-04

0,8143

0,71

PIPA 8

216,00

0,03810

1,29

5,39E-04

0,5391

0,47

PIPA 10

209,00

0,02540

2,48

2,75E-04

0,2753

0,54

497,20
494,50
485,69

Sumber : Hasil Analisa, 2004

59

518,50

518,47

504,77

504,76

503,48

503,46

485,71

485,69

Q6

=

Q7

Q6

=

0,814 Ltr/Dtk

Q8

=

0,539 Ltr/Dtk

Q7
ΔQ
P8/γ

=
=

0,275 Ltr/Dtk
0,000

=

+

Q8

7,57 m
OKE

NODE 10
Q8
Q8

=

Q9

=

0,539 Ltr/Dtk

+

Q10

Q9

=

0,264 Ltr/Dtk

Q10
ΔQ

=
=

0,275 Ltr/Dtk
0,000
OKE

P10/γ

=

8,98 m

GRAFI K 4.4. HUBUNGAN ANTARA GARI S TI NGGI ENERGI , TI NGGI
TEKANAN DAN TI NGGI ELEVASI JARI NGAN PI PA I I ELEVASI MUKA
AI R NORMAL
525,00
520,00

518,47

515,00

ELEVASI (M)

510,00
505,00

504,76
503,46

500,00
497,20
495,00 494,50

495,00

490,00

490,00

485,69

485,00
480,00
0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

JARAK (M)
ELEVASI AKHIR

ENERGI GRADE LINE

60

HIDRAULIC GRADE LINE