MAKALAH BENCANA ALAM DAN PENANGGULANGANN

MAKALAH BENCANA ALAM DAN
PENANGGULANGANNYA

Disusun Oleh :
Nama
Kelas

: Muhammad Alfarizy
: VII

SMP NEGERI 1 CIMANGGUNG
SUMEDANG
2018

LATAR BELAKANG
Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan.
Masalahnya kejadian ini terus saja ada. Berbagai usaha tidak jarang
dianggap maksimal tetapi kenyataan sering tidak terelakkan. Masih untung
bagi kita yang mengagungkan Tuhan sehingga segala kehendak-Nya bisa
dimengerti, meski itu berarti derita.
Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen

keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan
dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana
dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan:
"bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan".
Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi
bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa
bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam"
juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau
malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga
tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang
mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar
yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.


Definisi Bencana Alam

Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan
dampak besar bagi populasi manusia. [1] Peristiwa alam dapat berupa banjir,
letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju,

kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun,
tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit. Beberapa bencana alam terjadi
tidak secara alami. Contohnya adalah kelaparan, yaitu kekurangan bahan
pangan dalam jumlah besar yang disebabkan oleh kombinasi faktor manusia
dan alam. Dua jenis bencana alam yang diakibatkan dariluar angkasa jarang
mempengaruhi manusia, seperti asteroid dan badai matahari. Sebenarnya
gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada
bumi. Namun, hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa)
dan segala produk budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru
dapat menyebutnya sebagai bencana.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk
mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman

ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya
bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang
berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa
ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak
berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang
karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa
keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada

bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam
bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang
berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya
tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga
tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang
berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience).
Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan
infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani
tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah
tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi
dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.


Klasifikasi Bencana alam

Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi
empat jenis, yaitu :
1. Bencana alam geologis
Bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi di permukaan

bumi seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan gunung meletus.
Gempa bumi dan gunung meletus terjadi di hanya sepanjang jalur-jalur
pertemuan lempeng tektonik di darat atau lantai samudera. Contoh
bencana alam geologi yang paling umum adalah gempa bumi, tsunami
dan gunung meletus. Gempa bumi terjadi karena gerakan lempeng
tektonik. Gempa bumi pada lantai samudera dapat memicu gelombang
tsunami ke pesisir-pesisir yang jauh. Gelombang yang disebabkan oleh
peristiwa seismik memuncak pada ketinggian kurang dari 1 meter di laut
lepas namun bergerak dengan kecepatan ratusan kilometer per jam. Jadi
saat mencapai perairan dangkal, tinggi gelombang dapat melampaui 10
meter. Gunung meletus diawali oleh suatu periode aktivitas vulkanis
seperti hujan abu, semburan gas beracun, banjir lahar dan muntahan
batu-batuan. Aliran lahar dapat berupa banjir lumpur atau kombinasi

lumpur dan debu yang disebabkan mencairnya salju di puncak gunung,
atau dapat disebabkan hujan lebat dan akumulasi material yang tidak
stabil.
2. Bencana alam meteorologi
Bencana alam meteorologi atau hidrometeorologi berhubungan
dengan iklim. Bencana ini umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang

khusus, walaupun ada daerah-daerah yang menderita banjir musiman,
kekeringan atau badai tropis (siklon, hurikan, taifun) dikenal terjadi pada
daerah-daerah tertentu. Bencana alam bersifat meteorologis seperti banjir
dan kekeringan merupakan bencana alam yang paling banyak terjadi di
seluruh dunia. Beberapa di antaranya hanya terjadi suatu wilayah dengan
iklim tertentu. Misalnya hurikan terjadi hanya di Karibia, Amerika Tengah dan
Amerika Selatan bagian utara. Kekhawatiran terbesar pada abad moderen
adalah bencana yang disebabkan oleh pemanasan global.

3. Wabah
Wabah atau epidemi adalah penyakit menular yang menyebar
melalui populasi manusia di dalam ruang lingkup yang besar, misalnya
antar negara atau seluruh dunia. [3] Contoh wabah terburuk yang
memakan korban jiwa jumlah besar adalah pandemi flu, cacar dan
tuberkulosis.
4.Bencana alam ekstra-terestrial
Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang terjadi
di luar angkasa, Bencana dari ruang angkasa adalah datangnya
berbagai benda langit seperti asteroid atau gangguan badai matahari.
[4] Meskipun dampak langsung asteroid yang berukuran kecil tidak

berpengaruh besar, asteroid kecil tersebut berjumlah sangat banyak
sehingga berkemungkinan besar untuk menabrak bumi. Bencana
ruang angkasa seperti asteroid dapat menjadi ancaman bagi negaranegara dengan penduduk yang banyak seperti Cina, India, Amerika
Serikat, Jepang, dan Asia Tenggara.


Macam-Macam Bencana Alam Di Sekitar Kita

1. Banjir

Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak
diimbangi dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga
merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang
ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang
ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
a. Jenis – Jenis Banjir
Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang menjadi
penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir sungai,
banjir danau, dan banjir laut pasang.
• . Banjir Sungai, Terjadi karena air sungai meluap.

• Banjir
bendungannya jebol.

Danau,

Terjadi

karena

air

danau

meluap

atau

• Banjir Laut pasang, Terjadi antara lain akibat adanya badai dan
gempa bumi.
b. Penyebab Terjadinya Banjir

Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut :
• Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,
• Pendangkalan sungai,

• Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai
mapupun gotong royong,
• Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,
• Pembuatan tanggul yang kurang baik,
• Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi
daratan.
c. Dampak Dari Banjir
Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:
• Rusaknya areal pemukiman penduduk,
• Sulitnya mendapatkan air bersih, dan
• Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.
• Rusaknya areal pertanian
• Timbulnya penyakit-penyakit
• Menghambat transportasi darat
d. Cara Mengantisipasi Banjir
• membersihkan saluran air dari sampah yang dapat menyumbat

aliran air sehingga menyebabkan terjadinya banjir.
• mengeruk sungai-sungai dari endapan-endapan untuk menambah
daya tampung air.
• membangun rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai baru,
sistem-sistem pipa) sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan
terhadap sungai.
• tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi daerah
lokasi penyerapan air.
• tidak menebangi pohon-pohon di hutan, karena hutan yang gundul
akan sulit menyerap air, sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus
menerus air tidak dapat diserap secara langsung oleh tanah bahkan akan
menggerus tanah, hal ini pula dapat menyebabkan tanah longsor.

• membuat tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul di sepanjang
sungai, tembok-tembok laut di sepanjang pantai-pantai dapat menjaga
tingkat ketinggian air agar tidak masuk ke dalam daratan.

2. Gempa Bumi

Gempa bumi adalah goncangan yang mengguncang suatu daerah

mulai dari yang tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang membahayakan.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan
oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Gempa bumi
biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Beberapa
gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya
letusan gunung berapi.
Gempa bumi merupakan gejala alam yang sampai sekarang masih
sulit untuk diperkirakan kedatangannya. Sehingga dapat dilihat bahwa gejala
alam ini sifatnya seolah-olah mendadak dan tidak teratur. Dengan sifat
seperti ini, ketika usaha-usaha untuk memperkirakan masih belum
menampakkan hasil, maka usaha yang paling baik dalam mempersiapkan
diri dengan cara mengatasi bencana alam ini adalah dengan mitigasi.
Mitigasi yaitu mengurangi kerugian yang akan ditimbulkan oleh
bencana. Usaha mitigasi adalah meningkatkan ketahanan dan kesiapsiagaan
masyarakat dalam menghadapi bencana alam sehingga risiko bencana alam
dapat dikurangi.

 Mengantisipasi Gempa Bumi
Antisipasi yang harus dilakukan bagi masyarakat luas adalah apa dan

bagaimana cara menghadapi kejadian gempa, pada saat dan sesudah
gempa terjadi. Beberapa saran dalam menghadapi kejadian gempa adalah
sebagai berikut:
 Sebelum terjadi gempa
• Mengetahui secara teliti jalan-jalan keluar masuk dalam keadaan
darurat di mana pun kita berada. Ingat gempa dapat terjadi sewaktu-waktu.
• Meletakkan barang-barang yang berat di tempat yang stabil dan
tidak tergantung.
• Matikan segera lampu, kompor minyak atau gas serta listrik agar
terhindar dari bahaya kebakaran.
 Saat terjadi gempa
• Jika berada di dalam ruangan: diamlah sejenak, jangan panik dan
segeralah keluar dari bangunan. Secepatnya mencari perlindungan di bawah
meja atau di dekat pintu. Jauhi tempat-tempat yang mungkin mengakibatkan
luka seperti kaca, pipa gas atau benda-benda tergantung yang mungkin
akan jatuh menimpa.
• Jika berada di luar rumah: tinggallah atau carilah tempat yang bebas
dari bangunan-bangunan, pohon atau dinding. Jangan memasuki bangunan
meskipun getaran gempa sudah berhenti karena tidak mustahil runtuhan
bangunan masih dapat terjadi.
• Jika berada di tengah keramaian: janganlah turut berdesak-desakan
mencari jalan keluar, meskipun orang-orang yang panik mempunyai
keinginan yang sama. Carilah tempat yang tidak akan kejatuhan runtuhan.
• Jika berada dalam bangunan tinggi: secepatnya mencari
perlindungan di bawah meja dan jauhilah jendela atau dinding luar
bangunan. Tetaplah berada di lantai di mana kamu berada ketika gempa
terjadi, dan jangan gunakan elevator atau lift yang ada.
• Jika sedang mengendarai kendaraan: hentikan kendaraan kamu dan
tetaplah berada di dalam mobil dan pinggirkanlah mobil kamu. Jangan
berhenti di atas jembatan, atau di bawah jalan layang. Jika gempa sudah

berhenti, janganlah langsung melintasi jalan layang atau jembatan yang
membentang, sebelum dipastikan kondisinya aman.
Setelah terjadi gempa
• Tetap menggunakan alas kaki untuk menghindari pecahan-pecahan
kaca atau bahan-bahan yang merusak kaki.
• Periksalah
perawatan segera.

apakah

kamu

mendapat

luka

yang

memerlukan

• Periksalah aliran/pipa gas yang ada apakah terjadi kebocoran. Jika
tercium bau gas usahakan segera menutup sumbernya dan jangan sekali-kali
menyalakan api dan merokok.
• Periksalah kerusakan yang mungkin terjadi pada bangunan kamu.
• Dengarkan informasi melalui televisi, radio, telepon yang biasanya
disiarkan oleh pemerintah, bila hal ini memungkinkan.
• Bersiaplah menghadapi kemungkinan terjadinya gempa-gempa
susulan. Dan berdoa agar terhindar dari bencana yang lebih parah.
3. Tsunami

Tsunami adalah ombak yang sangat besar yang menyapu daratan
akibat adanya gempa bumi di laut, tumbukan benda besar/cepat di laut,
angin ribut, dan lain sebagainya. Sunami sangat berbahaya karena bisa
menyapu bersih pemukiman warga dan menyeret segala isinya ke laut lepas
yang dalam.

Adapun langkah yang perlu dilakukan tiap individu sebagai berikut.
a) Menyiapkan tas darurat yang berisi keperluan-keperluan mengungsi
selama tiga hari seperti makanan, pakaian, suratsurat berharga atau obatobatan.
b) Selalu merespon tiap latihan dengan serius sama seperti saat
terjadinya gempa.
c) Selalu peka terhadap fenomena alam yang tidak biasa. Apabila kita
peka sebenarnya alam telah memberikan tanda-tanda sebelum terjadinya
tsunami.
Beberapa petunjuk yang diberikan alam antara lain berikut ini.
a. Adanya suara gemuruh di laut, hal ini akibat adanya pergeseran
lapisan tanah.
b. Laut tiba-tiba menyurut sampai agak jauh ke tengah
c. Karena surutnya laut maka akan tercium bau khas laut seperti bau
amis.
d. Burung-burung laut terbang dengan kecepatan tinggi menuju
daratan.
4.GunungMeletus

Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan materimateri dari dalam bumi seperti debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan,
lahar panas, lahar dingin, magma, dan lain sebagainya. Gunung meletus
biasanya bisa diprediksi waktunya sehinggi korban jiwa dan harta benda bisa
diminimalisir.

Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi
dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C.
Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang
membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau
lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.

Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang
sering meletus disebut gunung berapi aktif.

Ciri-ciri gunung berapi akan meletus
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa
tanda, antara lain :
• Suhu di sekitar gunung naik.
• Mata air menjadi kering
• Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran
(gempa)
• Tumbuhan di sekitar gunung layu
• Binatang di sekitar gunung bermigrasi.

5.Tanah Longsor

Tanah longsor merupakan jenis gerakan tanah. Tanah longsor sendiri
merupakan gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan.
Semakin curam kemiringan lereng suatu kawasan, semakin besar pula
kemungkinan terjadi longsor. Longsor terjadi saat lapisan bumi paling atas
dan bebatuan terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Pada dasarnya
sebagian besar wilayah di Indonesia merupakan daerah perbukitan atau
pegunungan yang membentuk lahan miring. Lahan atau lereng yang
kemiringannya melampaui 20° umumnya berbakat untuk bergerak atau
longsor. Tapi tidak selalu lereng atau lahan yang miring berpotensi untuk
longsor.
Secara garis besar faktor penyebab tanah longsor sebagai berikut.
a.Faktor alam
• Kondisi geologi antara lain batuan lapuk, kemiringan lapisan tanah,
gempa bumi dan letusan gunung api.
• Iklim yaitu pada saat curah hujan tinggi.
• Keadaan topografi yaitu lereng yang curam.
b.Faktor manusia
• Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereng yang terjal
• Penimbunan tanah di daerah lereng.
• Penebangan hutan secara liar di daerah lereng.

• Budidaya kolam ikan di atas lereng.
• Sistem drainase di daerah lereng yang tidak baik.
• Pemompaan dan pengeringan air tanah yang menyebabkan turunnya
level air tanah.
• Pembebanan berlebihan dari bangunan di kawasan perbukitan.

2.4 Dampak bencana alam
Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada
bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. [5] Kerusakan infrastruktur dapat
mengganggu aktivitas sosial, dampak dalam bidang sosial mencakup
kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan
komunitas, sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya
hutan yang melindungi daratan. Salah satu bencana alam yang paling
menimbulkan dampak paling besar, misalnya gempa bumi, selama 5 abad
terakhir, telah menyebabkan lebih dari 5 juta orang tewas, 20 kali lebih
banyak daripada korban gunung meletus. [6] Dalam hitungan detik dan
menit, jumlah besar luka-luka yang sebagian besar tidak menyebabkan
kematian, membutuhkan pertolongan medis segera dari fasilitas kesehatan
yang seringkali tidak siap, rusak, runtuh karena gempa. Bencana seperti
tanah longsor pun dapat memakan korban yang signifikan pada komunitas
manusia karena mencakup suatu wilayah tanpa ada peringatan terlebih
dahulu dan dapat dipicu oleh bencana alam lain terutama gempa bumi,
letusan gunung berapi, hujan lebat atau topan.