UNIT 6 DIFRAKSI PADA CELAH GANDA DAN CEL

DIFRAKSI PADA CELAH GANDA DAN CELAH BANYAK
Arjun Syarif*), Andi Husnatunnisa, Syefi Ary
Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar Tahun 2014
Abstrak. Telah dilakukan eksperimen mengenai difraksi pada celah ganda dan celah banyak. Dimana
tujuan eksperimen ini yakni memahami pengaruh jarak antar celah (d) dan lebar celah (b) pada
pembentukan pola difraksi pada celah ganda, memahami pengaruh banyak celah pada pembentuksn
pola difraksi, dan menentukan panjang gelombang laser. Pada eksperimen ini alat dan bahan yang
digunakan yakni diafragma, laser He-Ne, dudukan, lensa, presisi bangku oprik, pengendara 4 optik,
layar tembus, dan pelana dasar. Percobaan ini terbagi menjadi 3 kegiatan. Pada kegiatan 1 yaitu
melihat ketergantungan difraksi pada celah ganda terhadap jarak antar celah, pada kegiatan 2 yaitu
melihat ketergantungan difraksi pada celah ganda terhadaplebar celah, dan pada kegiatan 3 yaitu
melihat ketergantungan difraksi pada banyak celah. Berdasarkan hasil pengamatan, pada kegiatan 1
dapat dilihat bahwa pada jarak antar celah d=1,00 mm; 0,75 mm; 0,50 mm, dan 0,25 mm, masingmasing diperoleh jarak rata-rata pola difraksi yaitu |1,0 ± 0,5| mm, |2,0 ± 0,5| mm,
|3,0 ± 0,5| mm, dan |6,0 ± 0,5| mm. Pada kegiatan 2untuk untuk lebar celah yang berbeda
menghasilkan jarak rata-rata pola difraksi sebesar |6,0 ± 0,5| mm. dan pada kegiatan 3 untuk
banyak celah 40, 5, 4, dan 3, semuanya juga menghasilkan jarak rata-rata pola difraksi sebesar
|6,0 ± 0,5| mm. Sehingga dapat dikatakan bahwa bahwa pengaruh jarak antar celah (d) pada
pembentukan pola difraksi pada celah ganda berbanding terbalik, dan lebar celah (b) dan banyak celah
(N) tidak mempengaruhi pembentukan pola difraksi. Sedangkan untuk menentukan panjang
gelombang laser dapat diketahui dengan menggunakan persamaan


λ=

dy
.
L

KATA KUNCI: difraksi, Interferensi, panjang gelombang, jarak antar celah, lebar celah.
PENDAHULUAN
Eksperimen kali ini adalah eksperimen mengenai difraksi pada celah ganda dan
celah banyak. Adapun tujuan dari eksperimen ini adalah agar mahasiswa dapat memahami
pengaruh jarak antar celah pada pembentukan pola difraksi pada celah ganda, memahami
pengaruh lebar celah pada pembentukan pola difraksi pada celah ganda, memahami
pengaruh banyak celah terhadap pembentukan pola difraksi , dan menentukan panjang
gelombang laser.
Melihat tujuan yang harus dicapai oleh mahasiswa setelah melakukan praktikum,
maka eksperimen ini sangat penting untuk dilakukan. Seperti yang diketahui pula bahwa
ketika berbicara mengenai disiplin ilmu fisika maka kita tidak hanya bergelut dengan teori
ataupun rumus, melainkan eksperimen-eksperimen juga sangat penting dilakukan agar kita
semakin mengerti terhadap prinsip dari teori yang ada.
Eksperimen ini terdiri atas 3 kegiatan yaitu pada kegiatan pertama yang diamati

adalah pengaruh dari jarak antar celah terhadap pembentukan pola difraksi, kemudian pada
kegiatan kedua yang diamati adalah pengaruh lebar celah terhadap pembentukan pola
difraksi dan kegiatan ketiga yang diamati adalah pengaruh dari banyak celah terhadap pola

difraksi. Setelah itu ditentukan panjang gelombang dari laser tersebut menggunakan data
yang diperoleh dari kegiatan eksperimen.
TEORI
Difraksi terjadi apabila sebagaian muka gelombang dibatasi oleh rintangan atau
lubang permukaan (Celah sempit). Intensitas cahaya di sembarang titik dalam ruangan dapat
dihitung dengan menggunakan prinsip Huygens dengan mengambil setiap titik pada muka
gelombang menjadi titik sumber dan dengan menghitung pola interferensi yang terjadi. Pola
franhoufer diamati pada jarak yang sangat jauh dari rintangan atau celah sempit sehingga
sinar-sinar yang mencapai sembarang titik hampir sejajar, atau pola itu dapat diamati dengan
menggunakan lensa untuk memfokuskan sinar-sinar sejajar pada layar pandang yang
ditempatkan pada bidang fokus lensa tersebut. Pola yang lain, yaitu pola Fresnel diamatil di
titik yang dekat dengan sumbernya[1].

Gambar 1. Difraksi
Difraksi cahaya sering sulit diamati karena panjang gelombang demikian kecilnya
atau karena intensitas cahayanya tidak cukup. Kecuali untuk pola franhoufer celah sempit

dan panjang, pola difraksi biasanya sulit diamati[2].
Pola difraksi- interferensi franhoufer dua celah sama dengan pola interferensi
untuk dua celah. Pada mekanika kuantum, eksperimen celah ganda yang dilakukan oleh
Thomas Young menunjukkan sifat yang tidak terpisahkan dari cahaya sebagai gelombang
dan partikel. Sebuah sumber cahaya koheren yang menyinari bidang halangan dengan dua
celah akan membentuk pola interferensi gelombang berupa pita cahaya yang terang dan
gelap pada bidang pengamatan, walaupun demikian, pada bidang pengamatan, cahaya
ditemukan terserap sebagai partikel diskrit yang disebut foton.Pita cahaya yang terang pada
bidang pengamatan terjadi karena interferensi konstruktif, saat puncak gelombang

berinterferensi dengan puncak gelombang yang lain, dan membentuk maksimal[3]. Pita
cahaya yang gelap terjadi saat puncak gelombang berinterferensi dengan landasan
gelombang dan menjadi minima. Interferensi konstruktif terjadi saat:

nλ x
=
a L

(1.1)


Dimana :
λ adalah panjang gelombang cahaya
a adalah jarak antar celah,
n adalah banyak celah
x adalah jarak antara pita cahaya dan central maximum (disebut juga fringe distance) pada
bidang pengamatan
L adalah jarak antara celah dengan titik tengah bidang pengamatan

Gambar 2. Skema ilustrasi difraksi pada celah ganda
Jika cahaya dilewatkan pada sebuah celah maka cahaya tersebut akan mengalami
difraksi yang pada gilirannya akan mengalami interferensi, ditandai dengan adanya pola
gelap-terang yang terlihat pada layar. Pada dasarnya setiap gelombang cahaya yang melalui
suatu penghalang akan mengalami pembelokan arah rambat. Berdasarkan eksperimen yang

dilakukan para ilmuwan, difraksi dapat juga diamati jika cahaya dilewatkan pada banyak
celah[4].
Suatu penghalang yang terdiri dari banyak sekali celah dimana jarak antara celah
tersebut seragam (jarak antar celah sama dan teratur) disebut dengan kisi difraksi. Jumlah
celah dalam suatu kisi dapat mencapai orde ribuan celah tiap cm. Kisi difraksi memiliki
beberapa kelebihan dibanding celah tunggal atau ganda. Ketika cahaya melalui kisi, setiap

celah pada kisi tersebut dapat dianggap sebagai sumber gelombang cahaya. Setiap cahaya
dibelokkan dengan besar sudut tertentu sehingga cahaya-cahaya tersebut memiliki lintasan
yang berbeda satu dengan yang lainnya[5].

Gambar 3. Difraksi pada celah banyak
Prinsip kisi difraksi banyak digunakan untuk mengkarakterisasi suatu molekul atau
atom tertentu berdasarkan panjang gelombang yang dihasilkannya. Suatu alat yang
digunakan untuk difraksi memiliki tingkat akurasi yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
disperse angular dan resolusi. Suatu alat yang baik harus mampu membedakan spektrum
panjang gelombang cahaya yang memiliki nilai berdekatan[6].
METODOLOGI EKSPERIMEN
Pada percobaan rangkaian difraksi pada celah ganda dan celah banyak ini alat dan
bahan yang digunakan yakni diafragma, laser He-Ne, dudukan, lensa, presisi bangku optik,
layar tembus, dan pelana dasar.
Percobaan ini terbagi menjadi 3 kegiatan yang terdiri dari kegiatan 1, yaitu
mengamati ketergantungan difraksi pada celah ganda terhadap jarak antar celah (d), kegiatan
2, yaitu mengamati ketergantungan difraksi pada celah ganda terhadap lebar celah (b), dan
kegiatan 3, yaitu mengamati ketergantungan difraksi pada banyak celah.

Percobaan ini merupakan percobaan eksperimen yang terdiri dari tiga variabel yaitu,

variabel kontrol, variabel manipulasi dan variabel respon. Dimana yang bertindak sebagai
variabel kontrol pada ketiga kegiatan yaitu jarak celah ke layar (L), dan variabel responnya
yaitu jarak rata-rata pola difraksi (y), sedangkan untuk variabel manipulasinya pada kegiatan
1 yaitu jarak antara celah (d), kegiatan 2 yaitu lebar celah (b), dan kegiatan 3 yaitu banyak
celah (N).
Definisi Operasional Variabel
-

Jarak layar dengan celah adalah jarak antara layar dengan celah yang dilalui oleh

-

sinar laser, yang diukur menggunakan mistar dengan satuan mm.
Jarak rata-rata pola difraksi maksimum berdekatan adalah jarak antara titik pusat

-

terang dengan ordenya yang diukur dengan menggunakan mistar dengan satuan mm.
Jarak antar celah adalah jarak celah yang satu dengan celah yang lain dimana
jaraknya terdapat pada diafragma yang digunakan yaitu diafragma dengan 4 celah


-

(469 85) dengan satuan mm.
Lebar celah adalah besarnya celah yang digunakan, dimana lebarnya terdapat pada

-

diafragma dengan 3 celah (469 84) dengan satuan mm.
Banyak celah jumlah celah yang digunakan pada satu diagfragma yang sama,
dimana banyak celah terdapat pada diafragma dengan 5 celah (469 86) dengan
satuan mm.

HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA DATA
Hasil Pengamatan
Jarak celah ke layar : | 237,00 ± 0,05| cm
Kegiatan 1. Ketergantungan Difraksi pada celah ganda pada jarak antar celah d.
b = 0,20 mm
Tabel 1. Pengaruh jarak antar celah (d) terhadap pembentukan pola difraksi
No.

Jarak antar celah (mm)
Jarak rata-rata pola difraksi
maksimum berdekatan (mm)
1.
1,00
│1,0 ± 0,5 │
2.
0,75
│2,0 ± 0,5 │
3.
0,50
│3,0 ± 0,5 │
4.
0,25
│6,0 ± 0,5 │
Kegiatan 2.Ketergantungan difraksi pada celah ganda pada celah lebar b
d = 0,25 mm
Tabel 2. Pengaruh lebar celah (b) terhadap pembentukan pola difraksi
No.
Lebar celah b (mm)

Jarak rata-rata pola difraksi
maksimum berdekatan (mm)

1.
2.
3.

│6,0 ± 0,5 │
│6,0 ± 0,5 │
│6,0 ± 0,5 │

0,20
0,15
0,10

Kegiatan 3. Ketergantungan difraksi pada banyak celah (N)
b = 0,20 mm
d = 0,25 mm
Tabel 3. Pengaruh banyak celah (N) terhadap pembentukan pola difraksi
No.

Banyak celah N (mm)
Jarak rata-rata pola difraksi
maksimum berdekatan (mm)
1.
40
│6,0 ± 0,5 │
2.
5
│6,0 ± 0,5 │
3.
4
│6,0 ± 0,5 │
4.
3
│6,0 ± 0,5 │

ANALISIS DATA
Analisis Grafik
Jarak rata-rata pola difraksi


Kegiatan 1. Ketergantungan difraksi pada celah ganda pada jarak antar celah d
7
6
5
4

f(x) = - 6.4x + 7
R² = 0.91

3
2
1
0
0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

1

1.1

Jarak antar celah (d)

Gambar 4. Grafik pengaruh jarak antar celah terhadap pembentukan pola difraksi
Kegiatan 2. Ketergantungan difraksi pada celah ganda pada celah lebar b

Jarak rata-rata pola difraksi

7
6
5
4
3
2
1
0
0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

0.18

0.2

0.22

Lebar celah (b)

Gambar 5. Grafik pengaruh lebar celah terhadap pembentukan pola difraksi

Jarak rata-rata pola difraksi

Kegiatan 3. Ketergantungan difraksi pada banyak celah (N)
7
6
5
4
3
2
1
0
0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Banyak celah

Gambar 6. Grafik pengaruh banyak celah terhadap pembentukan pola difraksi
Analisis Perhitungan
Kegiatan 1
y=

m

λL
d

Karena m= 1, maka
y=

m

λL
d

λ =

λ=

dy
L

dy
L
λ =dy

L−1

|δdδλ |Δd|δλδy |Δ y +|δLδλ |Δ L

Δλ=

| y L−1| Δ d

+

Δλ
=
λ

|

|

Δλ =

| Δdd + Δyy + ΔLL| λ

=

|d L−1| Δ y

y L−1
Δd +
d y L−1

|

+

|d y L−2| Δ L

|

d L−1
Δy +
d y L−1

Karena Δ d = 0, maka:

Δλ =

| Δyy + ΔLL|λ

1. Untuk jarak antara celah (d) = 1,00 mm

dy
l
1 ×1,0
λ1 =
=0,00042 mm
2370
λ=

| Δyy + ΔLL|λ
0,5 0,5
Δ λ =| +
0,00042=0,0002 mm
1,0 2370 |
Δ λ=

1

Δ λ1
× 100%
λ1

KR 1 =
¿

0,0002
x 100
0,00042

= 47,6%
PF =

|λ ± ∆ λ|
¿|0,00042 ±0,00020| mm

2. Untuk jarak antara celah (d) = 0,75 mm

dy
l
1 ×2,0
λ1=
=0,00063 mm
2370

λ=

0,5
+
0,00063=0,0002mm
|0,5
2,0 2370 |

Δ λ 1=

KR 1=
PF

0,0002
x 100 =25,0
0,00063

¿|0,00063 ± 0,00020| mm

|

|

d y L−2
ΔL
d y L−1

3. Untuk jarak antara celah (d) = 0,50 mm

dy
l
1 ×3,0
λ1 =
=0,00127 mm
2370

λ=

0,5
+
0,00127=0,0002mm
|0,5
3,0 2370 |

Δ λ 1=

KR 1=
PF

0,0002
x 100 =16,7
0,00127

¿|0,00127 ± 0,00020| mm

4. Untuk jarak antara celah (d) = 0,25 mm

dy
l
1 ×6,0
λ1 =
=0,00253 mm
2370

λ=

0,5
+
0,00253=0,0002mm
|0,5
6,0 2370 |

Δ λ 1=

KR 1=
PF

0,0002
x 100 =8,4
0,00253

¿|0,00253 ± 0,00020| mm

Tabel 4. Hasil Analisis perhitungan kegiatan 1
d (mm)
1,00
0,75
0,50
0,25

λ (mm)
|0,00042 ±0,00020|
|0,00063 ± 0,00020|
|0,00127 ± 0,00020|
|0,00253 ± 0,00020|

Kegiatan 2
Secara umum untuk mencari panjang gelombang sinar laser He-Ne dapat digunakan
persamaan (2) di atas.

ℷ =b y L

−1

Untuk mencari kesalahan perhitungan dari panjang gelombang kita harus mencarinya
melalui turunan parsial. Karena mengingat persamaan lebar celah (b) merupakan tetapan dari

diafragma yang digunakan maka b ini kita dapat abaikan karena tidak memiliki kesalahan.
Sehingga persamaan di atas menjadi:

ℷ=y L

−1

Berikut adalah penurunan untuk mencari kesalahan panjang gelombang yang digunakan.

|∂∂ ℷy|∆ y+|∂∂Lℷ |∆ L
∂ℷ
∂ℷ
∆ ℷ=| | ∆ y+| | ∆ L
∂y
∂L
∆ ℷ=

∆ ℷ=|L−1 ∆ y|+| y L−2 ∆ L|
−1
−2
∆ ℷ |L ∆ y|+| y L ∆ L|
=

y L−1

| || |
∆ ℷ= | |+| | ℷ
( ∆yy ∆LL )
∆ℷ ∆ y ∆ L
=
+

y
L

1. Untuk lebar celah = 0,20 mm

ℷ=

dy
L

ℷ=

0,25 mm × 6,0 mm
2370 mm
−4

ℷ =6,329× 10 mm

(| | | |)
(| | |

∆ ℷ=

∆ y ∆L
+

y
L

∆ ℷ=

0,5 mm
0,5 mm
+
6,329× 10−4 mm
6,0 mm 2370 mm

|)

−4

∆ ℷ=0,529 ×10 mm
KR=

∆ℷ
×100


KR=

0,529 ×10−4 mm
×100
6,329 ×10−4 mm

KR=8,4

ℷ =|6,3 ± 0,5|×10−4 mm
2.

Untuk lebar celah = 0,15 mm

ℷ=

0,25 mm × 6,0 mm
−4
=6,329 ×10 m m
2370 mm

(|

∆ ℷ=

||

|)

0,5 mm
0,5 mm
+
6,329× 10−4 mm
6,0 mm 2370 mm
−4

∆ ℷ=0,529 ×10 mm
−4

KR=

0,529 ×10 mm
×100 =8,4
−4
6,329 ×10 mm
−4

ℷ =|6,3 ± 0,5|×10 mm
3.

Untuk lebar celah = 0,10 mm

ℷ=

0,25 mm × 6,0 mm
=6,329 ×10−4 m m
2370 mm
mm
0,5 mm
+|
6,329× 10
|( 0,5
|
6,0 mm 2370 mm |)

−4

∆ ℷ=

mm

−4

∆ ℷ=0,529 ×10 mm
−4

KR=

0,529 ×10 mm
×100 =8,4
−4
6,329 ×10 mm
−4

ℷ =|6,3 ± 0,5|×10 mm
Tabel hasil analisis kegiatan 2
b (mm)
0,20
0,15
0,10

λ ( ×10−4 mm)
|6,3 ± 0,5|
|6,3 ± 0,5|
|6,3 ± 0,5|

Kegiatan 3
Secara umum untuk mencari panjang gelombang sinar laser He-Ne dapat mula
menggunakan persamaan (3) di atas.

ℷ =N y L−1
Untuk mencari kesalahan perhitungan dari panjang gelombang kita harus mencarinya
melalui turunan parsial. Karena mengingat persamaan banyak celah (N) merupakan tetapan
dari diafragma yang digunakan maka N ini kita dapat abaikan karena tidak memiliki
kesalahan. Sehingga persamaan di atas menjadi:

ℷ=y L

−1

Berikut adalah penurunan untuk mencari kesalahan panjang gelombang yang digunakan.

|∂∂ ℷy|∆ y+|∂∂Lℷ |∆ L
∂ℷ
∂ℷ
∆ ℷ=| | ∆ y+| | ∆ L
∂y
∂L
∆ ℷ=

∆ ℷ=|L−1 ∆ y|+| y L−2 ∆ L|
−1
−2
∆ ℷ |L ∆ y|+| y L ∆ L|
=

y L−1

| || |
∆ ℷ= | |+| | ℷ
( ∆yy ∆LL )
∆ℷ ∆ y ∆ L
=
+

y
L

1. Untuk banyak celah = 40

dy
L
0,25 mm
6,0 mm
ℷ=
×
40
2370 mm
−5
ℷ =1,58× 10 mm
ℷ=

|( ∆yy|+|∆LL|) ℷ
0,5 mm
0,5 mm
∆ ℷ=(|
+
1,58× 10
6,0 mm| |2370 mm |)
∆ ℷ=

1

−5

mm

−5

∆ ℷ=0,13 ×10 mm

KR=

∆ℷ
×100


KR=

0,13 ×10−5 mm
× 100
1,58× 10−5 mm

KR=8,2
ℷ =|1,6 ± 0,1|× 10−5 mm
2. Untuk banyak celah = 5

0,25 mm
6,0 mm
×
5
2370 mm
−5
ℷ =1,26 ×10 mm
ℷ=

(|

∆ ℷ=

||

|)

0,5 mm
0,5 mm
+
1,26× 10−5 mm
6,0 mm 2370 mm

−5

∆ ℷ=0,12 ×10 mm

KR=

0,12× 10−5 mm
×100 =8,4
1,26 ×10−5 mm

ℷ =|1,3 ±0,1|× 10−5 mm
3. Untuk banyak celah = 4

0,25 mm
6,0 mm
×
4
2370 mm
−4
ℷ =1,58× 10 mm
ℷ=

(|

∆ ℷ=

||

|)

0,5 mm
0,5 mm
+
1,26× 10−4 mm
6,0 mm 2370 mm

∆ ℷ=0,13 ×10−5 mm
KR=

0,13 ×10−4 mm
×100 =8,4
1,58× 10−4 mm

ℷ =|1,6 ± 0,1|× 10−4 mm
4. Untuk banyak celah = 3

0,25 mm
6,0 mm
×
3
2370 mm
−4
ℷ =2,11 ×10 mm
ℷ=

(|

∆ ℷ=

||

|)

0,5 mm
0,5 mm
+
2,11 ×10−4 mm
6,0 mm 2370 mm
−4

∆ ℷ=0,18 ×10 mm
−4

KR=

0,18 ×10 mm
×100 =8,4
−4
2,11 ×10 mm
−4

ℷ =|2,1 ±0,2|×10 mm

Tabel hasil analisis kegiatan 3
N
40
5
4
3

λ (mm)
|1,6 ± 0,1|× 10−5
|1,3 ± 0,1|× 10−5
|1,6 ± 0,1|× 10−4
|2,1 ±0,2|× 10−4

PEMBAHASAN
Pada kegiatan 1, yaitu ketergantungan difraksi pada celah ganda terhadap jarak antar
celah (d). Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa pada jarak antar celah d=1,00
mm; 0,75 mm; 0,50 mm, dan 0,25 mm, masing-masing diperoleh jarak rata-rata pola difraksi
yaitu

|1,0 ± 0,5| mm, |2,0 ± 0,5| mm, |3,0 ± 0,5| mm, dan |6,0 ± 0,5| mm.

dan berdasarkan hasil analisis perhitungan dapat kita lihat bahwa jarak antar celah
berbanding terbalik terhadap panjang gelombang yg dihasilkan, dimana hasilnya yaitu

λ1=|0,00042± 0,00020| mm,
λ3 =|0,00127 ± 0,00020| mm, dan

λ2=|0,00063 ±0,00020|

mm,

λ 4=|0,00253± 0,00020| mm. Sehingga dapat

dikatakan bahwa jarak antara cela (d) berpengaruh terhadap pembentukan pola difraksi.
Pengaruhnya yaitu jarak antar celah berbanding terbalik dengan jarak rata-rata pola difraksi,
maksudnya semakin kecil jarak antar celah maka akan jarak rata-rata pola difraksi semakin
besar. Hal ini sesuai dengan teori yang ada.
Pada kegiatan 2 dan 3, yaitu ketergantungan difraksi pada celah ganda terhadap lebar
celah dan ketergantungan difraksi pada banyak celah. Berdasarkan hasil pengamatan dapat
kita lihat bahwa lebar celah (b) dan banyak celah (N) tidak mempengaruhi pembentukan pola
difraksi. Dimana untuk untuk lebar celah 0,20 mm; 0,15 mm; dan 0,100 mm, semuanya
menghasilkan jarak rata-rata pola difraksi sebesar

|6,0 ± 0,5| mm. dan untuk banyak

celah 40, 5, 4, dan 3, semuanya juga menghasilkan jarak rata-rata pola difraksi sebesar

|6,0 ± 0,5| mm. Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa pola difraksi tidak
dipengaruhi oleh lebar celah (b) dan banyak celah (N).

SIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat kita kesimpulan bahwa pengaruh
jarak antar celah (d) pada pembentukan pola difraksi pada celah ganda berbanding terbalik,
dan lebar celah (b) dan banyak celah (N) tidak mempengaruhi pembentukan pola difraksi.

Sedangkan untuk menentukan panjang gelombang laser dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan

λ=

dy
.
L

REFERENSI
[1][2] Tim Penyusun. 2014. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Makassar: Jurusan Fisika
FMIPA UNM.
[3]Anonim.2010.”Difraksi

pada

celah

ganda”.

http://id.wikipedia.org/wiki/Difraksi#

Difraksi_celah_ganda. Diakses pada tanggal 10 April 2014
[4][5][6]Eko. 2011. “Difraksi celah ganda”. ekophysicseducation.files.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 10 April 2014

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25