PENANGAS AIR DAN SHAKER docx

LAPORAN
PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM
“ Penangas Air dan Shaker ”

Disusun oleh :
Nama

:

TESA MANISA

NIM

:

F1071131025

Semester :

II –A (REG A)


Kelompok :

4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014

A. Pendahuluan
Dalam sebuah praktikum itu tentunya harus menggunakan alat-alat laboratorium guna
mendukung jalannya kegiatan praktikum tersebut. Dimana tentu saja praktikan tidak dapat
secara langsung menggunakan alat-alat tersebut tanpa mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang cukup untuk itu. Sebab alat-alat tersebut memiliki prosedur-prosedur dalam
penggunaannya. Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus
mengenal dan memahami semua peralatan yang ada di laboratorium. Peralatan yang ada di
laboratorium biologi juga berbeda dengan peralatan yang ada di laboratorium fisika dan
kimia. Namun, ada beberapa jenis peralatan yang sama dengan peralatan di laboratorium
kimia.

Ada beberapa peralatan yang digunakan untuk mempercepat suatu proses pelarutan
pada suatu larutan hingga larutan homogen. Oleh sebab itu, kita harus mengetahui
penggunaan peralatan yang ada di laboratorium terdiri dari berbagai jenis fungsinya masingmasing untuk mereaksikan dan mempercepat suatu larutan. Suatu reaksi dapat dipercepat
dengan memanaskan dan menggoyangkannya secara teratur. Untuk memanaskan suatu
larutan, kita dapat menggunakan beberapa alat dalam laboratorium. Alat-alat ini tentu saja
sangat membantu proses pelarutan. Penangas air dan Shaker merupakan contoh alat dalam
laboratorium yang dapat digunakan untuk melarutkan suatu larutan. Dengan alat-alat tersebut,
kita dapat mempercepat suatu proses pelarutan. Alat-alat tersebut bekerja dengan ketentuan
suhu.
Water bath yang digunakan di laboratorium klinis industri, fasilitas akademik,
laboratorium penelitian aplikasi lingkungan pemerintah maupun teknologi pangan dan air
limbah tanaman. Karena air mempertahankan panas dengan baik, menggunakan water bath
adalah salah satu sarana yang sangat pertama inkubasi. Aplikasi water bath termasuk sampel
pencairan, pemeriksaan bakteriologis, reagen pemanasan; penentuan bentuk coli dan tes
mikrobiologi(Abdullah, 2009).
Kalibrasi waterbath paling tidak dilakukan dua kali per tahun (2x/tahun), termometer
waterbath harus dicek oleh petugas yang bertanggung jawab untuk hal ini atau seseorang yang
diberi tugas oleh Kepala laboratorium, dengan menggunakan termometer terkalibrasi. Interval
uji penyimpanan (deviasi) harus didokumentasikan/ dicatat pada buku peralatan. Bila alat


teroperasi tanpa mengindahkan suhu yang diinginkan, prosedur ini tidak perlu dilakukan, alat
harus diberi label yang sesuai untuk ini. Dalam kasus terjadinya penyimpangan lebih tinggi
atau lebih rendah +/- 50C, yang ditunjukkan oleh termometer pada alat, harus ditentukan
faktor koreksi (suhu yang diinginkan/ suhu terukur) dan dicantumkan secara jelas pada alat.
Pada kasus lainnya dari deviasi suhu yang diijinkan, harus didokumentasikan pada buku alat
(Muslim, 2011).
Shaker adalah alat yang digunakan untuk mengaduk atau mencampur suatu larutan
dengan larutan yang lain sehingga bersifat homogen dengan gerakan satu arah. Alat ini
biasanya digunakan di laboratorium. Alat ini sangat penting mengingat didalam laboratorium
sering kali di gunakan untuk praktikum yang banyak melakukan kegiatan pencampuran
larutan. Pencampuran larutan jika dilakukan secara manual akan kurang efisien dalam waktu
maupun tenaga. Disamping itu ada beberapa larutan yang berbahaya untuk disentuh. Maka
dari itu alat ini menambah safety dari pengguna di laboratorium. Disamping itu terdapat alat
yang hampir sama penggunaannya yaitu stirrer. Jika shaker mencampur larutan dengan
gerakan naik turun sedangkan stirrer mencampur larutan dengan gerakan memutar.
Prinsip kerja shaker adalah motor berputar untuk menggerakkan tuas, dan tuas tersebut
dihubungkan dengan poros yang terhubung dengan sebuah plat. Ketika motor berputar, secara
otomatis mekanik shaker bisa langsung menggerakkan plat tersebut dengan gerakan jungkatjungkit (Royan, 2011).
Shaker adalah alat yang digunakan dalam kimia dan biologi laboratorium untuk aduk
cairan. Sebuah shaker khas memiliki papan meja yang berosilasi horizontal, didukung oleh

sebuah motor listrik. Cairan harus diaduk diadakan dalam gelas, stoples, atau labu Erlenmeyer
yang ditempatkan di atas meja; atau, kadang-kadang, dalam tabung reaksi atau botol yang
bersarang ke dalam lubang di piring. Shaker Orbital juga ada, yang mengguncang kapal dalam
mode melingkar. Shakers sebagian besar telah digantikan oleh pengaduk magnetik untuk
berbagai tujuan, tapi masih disukai untuk beberapa situasi, seperti yang melibatkan volume
besar(Collins, 2004).
Selain penangas air sebagai alat untuk mempercepat reaksi dengan memanfaatkan
kenaikan suhu sebagai faktor yang dapat mempercepat suatu reaksi, dilaboratorium kita juga
dapat menggunakan shaker sebagai alat untuk memepercepat reaksi dengan prinaip dasar pada
alat ini yaitu menggoyangkan larutan, sehingga tumbukan antara molekul-molekul yang
bereaksi semakin cepat sehingga semakin cepat pula terbentuk larutan yang homogen. Shaker
dapat diatur yaitu untuk menentukan cepat tidaknya goyangan yang digunakan. Jika suatu

larutan ingin cepat menjadi homogen, maka goyangan pada shaker perlu dipercepat.
Sedangkan jika ingin larutan lambat menjadi homogen maka goyangan pada shaker juga
harus diperlambat (Adijuwono, 1992).
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Penggunaan air raksa sebagai bahan
utama thermometer karena koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan
volume akibat kenaikan atau penurunan suhu.
Termometer air raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan Fahrenhait. Celsius

memakai dua titik penting pada skalanya: suhu saat es mencair dan suhu penguapan air. Es
mencair pada tanda kalibrasi yang sama pada thermometer yaitu pada uap air yang mendidih.
Saat dikeluarkan termometer dari uap air, ketinggian air raksa turun perlahan. Ini
berhubungan dengan kecepatan pendinginan (dan pemuaian kaca tabung). Jadi pegukuran
suhu celsius menggunakan suhu pencairan dan bukan suhu pembekuan.
Titik didih Celcius yaitu 0 °C (212 °F) dan titik beku pada 100 °C (32 °F). Tetapi peneliti lain
-Frenchman Jean Pierre Cristin– mengusulkan versi kebalikan skala celsius dengan titik beku
pada 0 °C (32 °F) dan titik didih pada 100 °C (212 °F). Dia menamakannya Centrigade
(Hidayah, 2011).
Secara umum, cara kerja thermometer adalah sebagai berikut : Ketika temperatur naik,
cairan di bola tabung mengembang lebih banyak daripada gelas yg menutupinya. Hasilnya,
benang cairan yg tipis dipaksa ke atas secara kapiler. Sebaliknya, ketika temperatur turun,
cairan mengerut dan cairan yg tipis di tabung bergerak kembali turun. Gerakan ujung cairan
tipis yg dinamakan meniscus dibaca terhadap skala yg menunjukkan temperatur. Adapun cara
kerja secara umum adalah sebagai berikut :
1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada kondisi awal.
2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air raksa dengan perubahan
volume.
3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika suhu
menurun.

4. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.
Zat untuk termometer haruslah zat cair dengan sifat termometrik artinya mengalami
perubahan fisis pada saat dipanaskan atau didinginkan, misalnya raksa dan alkohol. zat cair

tersebut memiliki dua titik tetap (fixed points), yaitu titik tertinggi dan titik terendah.
Misalnya, titik didih air dan titik lebur es untuk suhu yang tidak terlalu tinggi. Setelah itu,
pembagian dilakukan di antara kedua titik tetap menjadi bagian-bagian yang sama besar,
misalnya termometer skala Celcius dengan 100 bagian dan setiap bagiannya bernilai 1⁰C
(Galuh, 2012).
Praktikum yang berjudul “Penangas Air dan Shaker” bertujuan untuk mengetahui
fungsi dan teknik pemakaian shaker dan penangas air, untuk mengetahui prinsip penggunaan
dari shaker dan penangas air, untuk membandingkan kecepatan kelarutan gula untuk
mendapatkan larutan homogen pada suhu ruang, penangas air, dan shaker serta untuk
mengetahui pengaruh goncangan dan suhu terhadaap kecepatan larutan menjadi larutan
homogen. Dengan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Apa itu shaker dan penangas
air?, Bagaimana prinsip kerja dari kedua alat tersebut?, Bagaimana kecepatan kelarutan gula
untuk mendapatkan larutan homogen pada suhu ruang, penangas air, dan shaker?, serta
Bagaimana pengaruh guncangan/goyangan terhadap larutan agar menjadi homogen?.

B. Metodologi

Pada praktikum “Penangas Air dan Shaker”, dilaksanakan pada hari Rabu, 21
Mei 2014 di laboratorium 1 pendidikan biologi FKIP UNTAN pada praktikum kali ini alatalat yang digunakan adalah : penangas air, shaker, Erlenmeyer, penjepit Erlenmeyer.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : air dan gula pasir. Dengan
cara kerja dari praktikum kami kali ini adalah cara kerja yang kami lakukan pada pratikum
kalim ini yaitu, Pada percobaan pertama yaitu penangas air. Pertama-tama gula ditimbang
sebanyak 10 gram, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambah dengan air
sebanyak 20 ml. Kemudian Erlenmeyer tersebut dimasukkan kedalam penangas air yang
telah diisi air. Dipastikan temperatur penangas air sesuai yang diinginkan. Lalu dicatat
perubahan larutan setiap dua menit sampai didapatkan larutan yang homogen. Pada percobaan
kedua yaitu shaker. Pertama-tama gula ditimbang sebanyak 10 gram, kemudian dimasukkan
ke dalam erlenmeyer dan ditambah dengan air sebanyak 20 ml. Lalu Erlenmeyer diletakkan di
permukaan shaker, setelah itu diatur kecepatan getaran shaker. Kemudian dicatat waktu yang
dibutuhkan untuk larutan berubah sampai menjadi larutan homogen. Percobaan ketiga yaitu
suhu ruang. Pertama-tama diletakkan erlenmeyer yang telah diisi dengan gula 10 gr dan air
20 ml. Diamati larutan tersebut dan dicatat perubahan yang terjadi pada larutan gula tersebut
beserta waktu yang dibutuhkan hingga larutan menjadi homogen.

C. Hasil dan Pembahasan
1. Tabel Pengamatan Waktu Homogen pada Shaker dan Penangas Air
No


Waktu
( Menit)

1

0

2

2

3
4
5
6

4
6
8

10

7

11,07

Erlenmeyer 1
Shaker
Air bewarna
bening
Gula belum
homogen
Homogen

Erlenmeyer 2
Penangas air
Belum homogen
Belum Homogen
Belum homogen
Belum Homogen

Belum Homogen
Homogen
Sebagian
Gula larut dan
Homogen

2. Tabel Pengamatan Waktu Homogen pada Suhu Ruangan
No Waktu
(Menit)
1
0
2
2
3
4
4
6
5
8
6

10
7
12
8

14

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

16
18
20
22
24
28
30
32
34
36
38
40
42

Suhu Ruangan
Belum Homogen
Belum Homogen/Larut
Ukuran gula mulai mengecil
Ukuran gula semakin mengecil
Gula mulai berkurang
Ukuran gula mulai mengecil dan berkurang
Gula semakin mengecil namun ada yang belum
larut
Terdapat lapisan Gula yang Larut,nukuran gula
semakin mulai berkurang
Ukuran gula semakin mengecil
Gula semakin kecil ukurannya
Gula semakin kecil ukurannya
Gula semakin kecil ukurannya
Gula semakin berkurang dan mulai larut
Gula semakin berkurang
Gula semakin berkurang
Gula semakin berkurang
Gula semakin larut
Lapisan gula yang larut semakin jelas
Lapisan gula yang larut semakin jelas
Lapisan gula yang larut semakin jelas
Air menjadi bening akibat gula larut

22
23
24
26
27
28
29
30

44
46
48
50
52
54
56
58

Air menjadi bening akibat gula larut
Air bening dan ada endapan gula
Larutan bening, gula semakin larut
Larutan bening, gula semakin larut
Larutan bening, gula semakin larut
Gula semakin Larut
Larutan bewarna bening
Larutan benar-benar bening dan
sempurna

homogen

Grafik penangas air dan shaker
60

Menit

50
40
30
20
10
0

ruang

shaker

penangas

Perlakuan

Percepatan suatu reaksi dapat dilakukan dengan beberapa alat di laboratorium biologi
yaitu : penangas air dan shaker. Pada umumnya alat-alat ini bertujuan dalam meringankan kita
ketika akan melarutkan suatu bahan. Penangas air merupakan alat yang berfungsi menjaga
kestabilan suatu bahan pada suhu tertentu. Untuk suhu yang tinggi diperlukan adanya
thermometer untuk mengontrol suhu. Sedangkan shaker merupakan alat yang dapat
melarutkan suatu larutan yang bisa diatur kecepatan goncangannya.
Pada prinsipnya, apabila suatu zat yang akan direaksikan, diaduk maka akan terjadi
tumbukan antar partikel zat sehingga luas permukaan dari partikel-partikel tersebut itu
mengecil. Kelarutan suatu zat yang akan direaksikan dipengaruhi oleh beberapa hal yakni :
suhu, kecepatan pengadukan, dan luas permukaan partikel zat. Hubungan antara suhu dan
kelarutan adalah : semakin suhu diperbesar, energy kinetic juga akan semakin besar. Oleh
karena itu suhu yang tinggi bisa mempercepat kelarutan.

Pada percobaan yang dilakukan, praktikan melakukan tiga macam perlakuakn dalam
melarutkan gula dan air menjadi larutan gula. Perlakuan pertama, air dimasukkan ke dalam
penangas air. Sebelumnya penangas air dikalibrasi dengan thermometer. Perlakuan kedua, air
dan gula dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, setelah itu diletakkan diatas shaker. Pada shaker,
air dan gula akan larut karena goncangan dari alat ini. Perlakuan ketiga, air dan gula dibiarkan
larut dalam suhu ruangan. Dengan kata lain, tidak ada usaha untuk mempercepat proses
kelarutannya.
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pada shaker gula dan air lebih cepat
homogen jika dibandingkan dengan penangas air dan suhu ruang, ini dikerenakan adanya
pengaruh pengocokkan/guncangan sehingga gula dan air cepat homogen seperti yang telah
diketahui faktor yang mempengaruhi kecepatan kelarutan ada konsentrasi, suhu dan
getaran/goncangan. shaker itu sendiri memiliki pengertian Shaker adalah alat yang digunakan
untuk mengaduk atau mencampur suatu larutan dengan larutan yang lain sehingga bersifat
homogen dengan gerakan satu arah dan membuat molekul antar partikel di dalam erlenmeyer
tersebut semakin banyak yang bertumbukan. Pada penangas air, air dan gula larut lebih
lambat dari pada pada shaker hal ini dikarenakan oleh proses kelarutannya hanya bergantung
pada suhu yang ada pada penangas air.
Pada penangas air, air dan gula larut lebih lambat dari pada pada shaker hal ini
dikarenakan oleh proses kelarutannya hanya bergantung pada suhu yang ada pada penangas
air. Sehingga proses tumbukan antarpartikelnya hanya menunggu suhu campuran gula dan air
panas terlebih dahulu baru molekul antar campuran tersebut bertumbukan.
Gula dan air paling lama larut pada perlakuan ketiga yakni pada suhu ruang. Hal ini
dikarenakan suhu ruang lebih rendah dari suhu yang diatur pada shaker dan penangas air. Dan
tidak adanya perlakuan berupa proses pengadukan juga membuat proses pelarutan
berlangsung lama. Hal ini menyebabkan partikel sangat lambat bertumbukan sehingga reaksi
yang terjadi pun lambat sekali dan homogen campuran gula dan air pun lama pula.

D. Penutup
Suatu reaksi dapat dipercepat dengan memanaskan dan menggoyangkannya
secara teratur. Percepatan suatu reaksi dapat dilakukan dengan beberapa alat di
laboratorium biologi yaitu : penangas air dan shaker. Penangas air merupakan alat yang

berfungsi menjaga kestabilan suatu bahan pada suhu tertentu. Shaker merupakan alat yang
dapat melarutkan suatu larutan yang bisa diatur kecepatan goncangannya. Kelarutan suatu
zat yang akan direaksikan dipengaruhi oleh beberapa hal yakni : suhu, kecepatan
pengadukan, dan luas permukaan partikel zat.Semakin suhu diperbesar, energy kinetic juga
akan semakin besar. Oleh karena itu suhu yang tinggi bisa mempercepat kelarutan.
Kelarutan paling cepat terjadi pada saat air dan gula dilarutkan pada shaker. Perlakuan
ketiga ini merupakan waktu terlama yang dibutuhkan sampai larutan homogen. Hal ini
disebabkan oleh partikel sangat lambat bertumbukan sehingga reaksi yang terjadi pun
lambat sekali.
Ada baiknya praktikum lebih teratur dan terarah agar praktikan dapat memahami apa
yang dipraktikumkan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Shah dan Dr Shahrum. 2009. Development of Fuzzy Logic Water
Bath Temperature Controller using.Volume 3, 12-3.
Adijuwono. 1992. Menejemen Laboratorium. Bandung : ITB.
Collins, dkk. 2004. Collin and Lyne’s, Microbiological Methods. 8th Edition.

London

:

Arnold Publishers.
Galuh.

2012.

Cara

Kerja

Termometer

Secara

Umum

(online).

(http://otakpedot.blogspot.com/2012/12/cara-kerja-termometer-secaraumum.html). Diakses tanggal 2 Juni 2014.
Hidayah,

2011. Prinsip Kerja Termometer Air Raksa (online).
(http://penjagahati-zone.blogspot.com/2011/01/termometer-air-raksafungsi-termometer.html). Diakses tanggal 2 Juni 2014.

Muslim,

Widia.

Analis.

2011.
Waterbath

Penangas
Air
(online).
(http://analismuslim.blogspot.com/2011/12/waterbath-penangasair.html). Diakses tanggal 2 Juni 2014.

Royan. 2011. Teknik Elektromedik .Jakarta :Erlangga.
Syukri. 1999. Kimia dasar. Bandung : ITB press.