Keyword : Government Policy, District Tanggamus, Sub Terminal Agribusiness ABSTRAK - KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS DALAM PENGELOLAAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS
Begiyama Fahmi Zaki
1 Universitas Lampung
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS DALAM
PENGELOLAAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS
Begiyama Fahmi Zaki, Nurmayani, S.H., M.H., Marlia Eka Putri, S.H., M.H.Jurusan Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35146
Email : [email protected]
ABSTRACT
Local government District Tanggamus through dept. of plant food and horticulture sunshine
policy focused on re-functioned as regulator, facilitator, motivator and on the basis of need
of STA consideration to increase the value added for farmers and market agents, In addition
to educate husbandman to improve the quality of their products and also changes the pattern
of thought at agribusiness, as well as one source of revenue; in addition to develop market
access that it is intended to raise revenue traders and husbandman horticulture in the county
of Tanggamus. Advocates policies are factors: District Tanggamus is sentra production of
horticulture; Human resources support; The participation of the local government District
Tanggamus which is positive; And public awareness about the importance of consuming
fruits and vegetables. Yet there was a factor of the economy in the policy which is this:
Budget constraints; Farmers lack of capital in the cultivation of horticulture; Inadequate
infrastructure in STA; and yet the existence of local regulations about Tanggamus Regency in
STA.Keyword : Government Policy, District Tanggamus, Sub Terminal Agribusiness ABSTRAK
Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus melalui Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura melakukan kebijakan yang berfokus kepada fungsinya sebagai regulator,
fasilitator, dan motivator dengan dasar pertimbangan perlu adanya STA untuk meningkatkan
nilai tambah bagi petani dan pelaku pasar, di samping untuk mendidik petani agar
memperbaiki kualitas produknya sekaligus mengubah pola pikir kearah agribisnis serta
menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah, selain itu untuk mengembangkan akses
Begiyama Fahmi Zaki Universitas Lampung
2 Kabupaten Tanggamus. Faktor pendukung kebijakan tersebut yaitu: Kabupaten Tanggamus
merupakan sentra produksi hortikultura; Sumber daya manusia yang mendukung; Partisipasi
Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus yang positif; dan Kesadaran masyarakat akan
pentingnya mengkonsumsi buah dan sayur. Namun terdapat faktor penghambat di dalam
kebijakan tersebut yaitu: Keterbatasan dana; Kurangnya permodalan petani dalam
berbudaya hortikultura; Infrastruktur yang belum memadai pada STA; dan Belum adanya
Peraturan daerah tentang STA di Kabupaten Tanggamus.Kata Kunci: Kebijakan Pemerintah, Kabupaten Tanggamus, Sub Terminal Agribisnis.
I. PENDAHULUAN
Pertanian merupakan salah satu sektor yang penting dalam kehidupan manusia, dapat dikatakan setiap saat manusia selalu membutuhkan hasil dari produk pertanian, baik dalam sektor tanaman pangan maupun hortikultura. Bahkan hasil dari produk pertanian akan selalu dibutuhkan sampai manusia tutup usia. Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Namun tingkat kesejahteraan petani di Indonesia sangatlah rendah. Apabila hal tersebut terus-menerus terjadi bukan tidak mungkin masyarakat di Indonesia yang berkeinginan menjadi petani semakin lama semakin menurun. Sedangkan mengenai jaminan kemakmuran rakyat sudah diatur dalam Pasal 33 Ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi: “ Bumi, air, serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Pemerintah dalam hal ini merupakan pihak yang paling bertanggung jawab atas nasib rakyatnya. Menimbang Pasal 33 Ayat (3) Undang- Undang Dasar 1945, dibentuklah Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura. Terbentuknya Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura sebenarnya telah memberikan kepastian hukum terhadap pengembangan hortikultura sesuai dengan perkembangan dan tuntutan dalam masyarakat.
Meskipun demikian, pemasaran hasil sebagai faktor penentu keberhasilan sebuah usaha masih menjadi kendala utama bagi petani kita. Posisi petani dalam rantai tata niaga (pemasaran) sangat lemah. Beberapa sebab yang menjadikan lemahnya posisi petani dalam rantai tata niaga adalah :
Universitas Lampung 1.
Market share (pangsa pasar) petani relatif terbatas, sehingga petani hanya akan bertindak sebagai penerima harga, bukan penentu harga; 2. Komoditas yang dihasilkan umumnya cepat rusak, sehingga mengharuskan untuk menjualnya secepat mungkin; 3. Lokasi produksi yang relatif terpencil sehingga kesulitan akses transportasi pengangkutan hasil produksi;
4. Kurangnya informasi harga, kualitas dan kuantitas yang diinginkan oleh konsumen, sehingga membuat petani dengan mudah diperdaya oleh lembaga- lembaga pemasaran yang berhubungan langsung dengan petani; dan 5. Kebijakan pemerintah masih jauh dari menguntungkan petani.
Kebijakan-kebijakan yang ada lebih menguntungkan mereka- mereka yang terlibat dalam rantai tata niaga ketimbang petani.
Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus telah berupaya untuk menangani permasalahan tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pemasaran dan meningkatkan nilai tambah petani dan produk agribisnis, yang terkait dengan pembangunan agribisnis dan peningkatan kesejahteraan pertanian adalah mengembangkan infrastruktur pemasaran antara lain dengan mengembangkan lembaga pemasaran Sub Terminal Agribisnis (STA) yang berada di Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.
Sub Terminal Agribisnis (STA), merupakan salah satu upaya untuk menanggulangi kurangnya akses pasar dan memperbaiki posisi tawar petani. Keberadaan STA ini dikonsepsikan dekat dengan produsen dalam rangka mendekatkan pelayanan pemasaran formal ke petani dan kelompok tani sehingga petani lebih memiliki akses ke pasar penjualan hasil dan tujuan membantu petani meningkatkan nilai tawar petani (bargaining position) dapat terwujud. Pengelolaan STA tidak hanya sebagai tempat pelelangan produk agribisnis tetapi juga sebagai tempat pelayanan berbagai kepentingan pelaku agribisnis (petani, pengolah dan pedagang). Dalam Surat Keputusan Bupati Tanggamus No. B 244/30/12/2011 tentang Penetapan Lokasi Sub Terminal Agribisnis (STA) Hortikultura dan Sayuran di Pekon Gisting Atas Kecamatan Gisting
Universitas Lampung
dasar pertimbangan perlu adanya Sub Penelitian hukum normatif empiris Terminal Agribisnis (STA) adalah untuk menjadi pilihan dan dipergunakan dalam meningkatkan nilai tambah bagi petani dan pengumpulan data dan bahan hukum. pelaku pasar, di samping untuk mendidik
2.1 Pendekatan Masalah
petani agar memperbaiki kualitas Penelitian ini dilakukan dengan produknya sekaligus mengubah pola pikir menggunakan 2 (dua) metode pendekatan, kearah agribisnis serta menjadi salah satu yaitu: sumber pendapatan asli daerah, selain itu 1. normatif, adalah
Pendekatan untuk mengembangkan akses pasar yang pendekatan yang dilakukan dengan tujuanya untuk meningkatkan pendapatan mengkaji peraturan-peraturan yang pedagang dan petani hortikultura di berlaku dan literatur yang erat
Kabupaten Tanggamus. Sebenarnya jika kaitannya dengan Kebijakan kebijakan seperti yang dilakukan
Pemerintah Daerah, yang dalam hal ini Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus lebih khusus terhadap Kabupaten dalam pemberdayaan petani menuju
Tanggamus dalam hal pengelolaan Sub kesejahteraan dilakukan oleh daerah lain, Terminal Agribisnis. terutama daerah yang berada di Provinsi 2.
Pendekatan empiris, adalah pendekatan Lampung, bukan hal yang tidak mungkin yang dilakukan melalui pengumpulan tingkat kesejahteraan petani meningkat. informasi tentang kejadian yang terjadi
Selain itu hal tersebut dapat meningkatkan pada prakteknya dan terhadap pihak- pendapatan suatu daerah. pihak yang dianggap mengetahui
Dengan pertimbangan tersebut dan masalah yang berhubungan dengan berdasarkan uraian-uraian di atas, peneliti Kebijakan Pemerintah Daerah tertarik untuk mengadakan penelitian yang Kabupaten Tanggamus dalam dituangkan dalam tulisan berbentuk skripsi pengelolaan Sub Terminal Agribisnis. dengan judul “Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus Dalam
2.2 Sumber Data Pengelolaan Sub Terminal Agribisnis”.
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
II. METODE PENELITIAN
Data Primer
Universitas Lampung
Data primer adalah data yang diperoleh Pemerintah, Pemerintahan Daerah melalaui wawancara dengan pihak yang Provinsi dan Pemerintahan terkait dengan permasalahan, dalam hal ini Daerah Kabupaten/Kota keterangan akan diambil dari Petani 6)
Peraturan Pemerintah Nomor 06 Hortikultura Kabupaten Tanggamus, Dinas Tahun 2006 tentang Pengelolaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Barang Milik Negara/ Daerah; Kabupaten Tanggamus serta Asosiasi 7)
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Pedagang dan Petani Sayur (APPS) Tahun 2005 tentang Pengelolaan Kabupaten Tanggamus. Keuangan Daerah;
8) Peraturan Menteri Dalam Negeri
Data Sekunder Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Data sekunder adalah data diperoleh dari Pedoman Teknis Pengelolaan kepustakaan dan dokumentasi, yang Barang Milik Daerah; merupakan hasil penelitian dan pengolahan 9) Daerah Kabupaten
Peraturan orang lain, yang sudah tersedia dalam Tanggamus Nomor 01 Tahun bentuk buku-buku. 2010 tentang Pokok-Pokok a.
Pengelolaan Keuangan Daerah; Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat mengikat yaitu 10)
Keputusan Gubernur Lampung berupa perundang-undangan yang Nomor G/ 429/ B.X/ HK/ 2010 terdiri dari: tentang Pemberian Hak Sewa
1) Tanah Milik Pemerintah Provinsi
Undang-Undang Dasar 1945; 2)
Lampung yang Terletak di Pekon Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura; Gisting Kecamatan Talang
3) Padang Kabupaten Tanggamus
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Kepada Pemerintah Kabupaten Daerah;
Tanggamus; 4)
11) Undang-Undang Nomor 33 Tahun Keputusan Bupati Tanggamus 2004 tentang Perimbangan Nomor B 244/ 30/ 12/ 2011
Keuangan Antara Pemerintah tentang Penetapan Lokasi Sub Pusat Dan Daerah; Terminal Agribisnis (STA)
5) Hortikultura Sayuran Di Pekon
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Gisting Atas Kecamatan Gisting Urusan Pemerintahan Antara Kabupaten Tanggamus;
Universitas Lampung
12) b.
Keputusan Bupati Tanggamus Bahan hukum sekunder yaitu bahan- Nomor B. 245/ 30/ 12/ 2011 bahan hukum yang memberi penjelasan tentang Penunjukan Kepala Dinas tambahan terhadap bahan baku primer Tanaman Pangan Dan yang diperoleh berdasarkan studi Hortikultura Sebagai Kuasa kepustakaan yaitu literatur-literatur Penanda Tangan Perjanjian yang berkaitan dengan masalah Kerjasama Pemerintah Daerah pengawasan dan pertanahan.
Kabupaten Tanggamus Dengan c.
Bahan baku tersier yaitu bahan-bahan Asosiasi Pedagang Dan Petani hukum yang memberikan tambahan Sayur (APPS) Dalam Hal informasi dan penjelas terhadap bahan Pengelolaan Sub Terminal hukum primer dan bahan hukum Agribisnis (STA) Hortikultura sekunder itu sendiri, seperti Kamus Dan Sayuran Di Pekon Gisting Hukum, Kamus Besar Bahasa Kabupaten Tanggamus; Indonesia, dan bahan-bahan media
13) lainnya seperti surat kabar dan bahan-
Keputusan Bupati Tanggamus Nomor B. 165/30/ 12/ 2011 bahan hasil pencarian melalui internet tentang Pembentukan Pengurus yang berkaitan dengan permasalahan ASosiasi Hortikultura Kabupaten penelitian ini. Tanggamus Masa Bhakti 2011- 2016;
2.3 Pengumpulan Data
14) Untuk memperoleh data yang benar dan Keputusan Bupati Tanggamus B.
130/ 27/ 11/ 2013 tentang Tim akurat dalam penelitian ini ditempuh Sosialisasi Pemanfaatan Sub prosedur sebagai berikut: Terminal Agribisnis (STA) Kabupaten Tanggamus 2013; dan
1. Kepustakaan (Library Studi
15)
Reasearce ) Keputusan Kepala Dinas No.
800/592/ 30/ 2011 tentang Studi kepustakaan adalah mengumpulkan Pembentukan Pengurus Pengelola data yang dilakukan dengan cara Rumah Kemasan Packaging membaca, mengutip, mencatat dan Grading House Sub Terminal memahami berbagai literatur yang ada Agribisnis Kabupaten Tanggamus hubungannya dengan materi penelitian, 2011-2013. berupa buku-buku, peraturan perundang- undangan, majalah-majalah serta dokumen
Universitas Lampung
lain yang berhubungan dengan masalah Pemerintah Daerah Kabupaten yang dibahas.
Tanggamus terhadap Sub Terminal Agribisnis.
2. Studi Lapangan (Field Reasearce) 2.
Editing Studi lapangan adalah mengumpulkan data
Editing data yaitu meneliti kembali dengan mengadakan penelitian langsung data yang diperoleh dari keterangan pada tempat atau objek penelitian. Teknik para responden maupun dari pengumpulan data yang digunakan adalah kepustakaan, hal ini perlu untuk wawancara langsung dan terarah kepada mengetahui apakah data tersebut data penelitian yang diinginkan. Pihak sudah cukup dan dapat dilakukan. yang diwawancarai adalah pihak yang 3.
Klasifikasi Data memiliki keterlibatan langsung dengan Klasifikasi data yaitu menyusun
Sub Terminal Agribisnis, yaitu: data yang diperoleh menurut
1. Dinas Tanaman Pangan dan kelompok yang telah ditentukan Hortikultura Kabupaten secara sistematis sehingga data Tanggamus, yang dalam hal ini tersebut siap untuk dianalisis. wawancara akan dilakukan 4.
Sistematisasi Data terhadap Kepala Dinas Tanaman Sistematisasi data yaitu
Pangan dan Hortikultura penyusunan data secara teratur Kabupaten Tanggamus; sehingga dalam data tersebut dapat
2. Ketua Asosiasi Pedagang dan dianalisi menurut susunan yang Petani Sayur (APPS) Kabupaten benar dan tepat. Tanggamus; dan 5.
Penarikan Kesimpulan 3. Petani Hortikultura di Kabupaten
Penarikan kesimpulan yaitu Tanggamus. langkah selanjutnya setelah data tersusun secara sistematis,
2.4 Pengolahan Data
kemudian dilanjutkan dengan Data yang terkumpul, diolah melalui penarikan suatu kesimpulan yang pengolahan data dengan tahap-tahap bersifat umum data yang bersifat sebagai berikut: khusus.
1. Identifikasi
Identifikasi data yaitu mencari dan
2.5 Analisis Data
menetapkan data yang
Universitas Lampung
Analisis data yang diperoleh secara sistematis, kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang dilakukan dengan cara menggambarkan kenyataan-kenyataan atau keadaan- keadaan atas suatu objek dalam bentuk uraian kalimat berdasarkan keterangan- keterangan dari pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan penelitian tersebut.
Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus dalam pengelolaan Sub Terminal Agribisnis (STA) pada dasarnya untuk meningkatkan nilai tambah bagi petani dan pelaku pasar, disamping untuk mendidik petani agar memperbaiki kualitas produknya sekaligus mengubah pola pikir kearah agribisnis serta menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tanggamus. Disamping itu hal tersebut juga untuk mengembangkan akses pasar yang tujuannya untuk meningkatkan pendapatan pedagang dan petani hortikultura di Kabupaten Tanggamus dan untuk melaksanakannya ditetapkanlah lokasi STA di Kecamatan Gisting. Hal tersebut sesuai dengan Keputusan Bupati
Tanggamus No. B.244/30/12/2011 tentang Penetapan Lokasi STA Hortikultura dan Sayuran di Pekon Gisting atas Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.
Terpilihnya lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan letak Kecamatan Gisting yang strategis dipandang dari aksebilitas tinggi yang dekat dengan sentra produsen dan mudah ke sentra konsumen. Sehubungan dengan lokasi berdirinya STA di Kecamatan Gisting merupakan tanah aset Pemerintah Provinsi Lampung, maka sesuai Surat Bupati Tanggamus Nomor: 015/232/30/2010 tanggal 06 Januari 2010 Perihal Permohonan Pinjam Pakai Tanah Balai Benih Induk (BBI) Hortikultura Provinsi Lampung, dikeluarkanlah Keputusan Gubernur Lampung No. G/429/B.X/HK/2010 tentang Pemberian Hak Sewa Tanah Milik Pemerintah Provinsi Lampung Yang Terletak Dipekon Gisting Atas Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus Kepada Pemerintah Kabupaten Tanggamus, yang pada intinya Pemerintah Provinsi Lampung memberikan hak sewa tanah di Kecamatan Gisting kepada Kabupaten Tanggamus dalam rangka mendukung percepatan pembangunan di Kabupaten Tanggamus. Setelah terbentuknya Sub Terminal Agribisnis di Kecamatan Gisting
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2 Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus Dalam Pengelolaan Sub Terminal Agrbisnis
Universitas Lampung
Kabupaten Tanggamus, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanggamus sebagai pembina pengelolaan STA tidak mungkin dapat secara langsung mengelola STA, untuk itu diperlukan pihak ketiga sebagai pengelola STA. Dilakukanlah kerjasama dalam hal pengelolaan STA yang melibatkan Asosiasi Pedagang dan Petani Sayur (APPS) Kabupaten Tanggamus sebagai pengelola STA sehingga STA dapat berjalan secara optimal dan tepat sasaran. Dengan demikian dikeluarkanlah Keputusan Bupati Tanggamus No.
B.245/30/2011 tentang Penunjukkan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sebagai Kuasa Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Pemerintah Kabupaten Tanggamus Dengan Asosiasi Pedagang dan Petani Sayur (APPS) Dalam Hal Pengelolaan Sub Terminal Agribisnis (STA) Hortikultura dan Sayuran di Pekon Gisting Atas Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.
Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus sangat menentukan dalam pembangunan Sub Terminal Agribisnis, namun demikian peranan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus telah dikurangi dan dialihkan ke masyarakat.
Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus lebih dititik-beratkan kepada fungsi strategisnya sebagai regulator, fasilitator, dan motivator. Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus dalam pengelolaan Sub Terminal Agribisnis (STA) perlu memberikan peluang dan kesempatan yang lebih besar lagi kepada petani dan pelaku usaha sehingga akan menciptakan iklim usaha yang kondusif agar pelaku usaha dapat menjalankan peranannya secara optimal.
Pembangunan Sub Terminal Agribisnis (STA) yang dilakukan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanggamus berlangsung secara bertahap dan berkelanjutan sejak tahun 2009 sampai dengan saat ini 2013. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan keuangan daerah dalam pembelanjaan pembangunan dalam sektor pertanian.
Adapun rincian sumber dana dan jenis kegiatan terhadap pembangunan STA adalah sebagai berikut : Pada tahun anggaran 2009 sumber dana didapat dari APBD sebesar Rp 500.000.000,- dengan jenis kegiatan yaitu pembangunan 7 unit kios ukuran 4x6 m, 3 unit wc, 1 unit gapura dan 1 unit gorong- gorong masuk. Tahun 2010 sumber dana didapat dari APBD sebesar Rp 72.000.000,- dengan jenis kegiatan yaitu penimbunan, sabes dan pengerasan
Universitas Lampung
halaman dan tempat parkir. Tahun 2011 sumber dana didapat dari APBN sebesar Rp 950.000.000,- dan APBD sebesar Rp 35.000.000,- dengan jenis kegiatan yaitu pembangunan 1 unit kantor dan sarananya, 1 unit pos jaga, 10 unit kios ukuran 3x4 m, 1 unit packaging grading house ukuran 8x8 m serta 1 paket peralatan grading packing, 1 unit gorong-gorong keluar. Tahun 2012 tidak ada kegiatan yang dilakukan. Tahun 2013 sumber dana didapat dari APBN sebesar Rp 40.000.000,- dan APBD sebesar Rp 45.000.000,- dengan jenis kegiatan yaitu Pembangunan 7 unit los terbuka dan tiang lampu (sedang berjalan).
1. Kabupaten Tanggamus Merupakan Sentra Produksi Hortikultura Secara menyeluruh, Kabupaten Tanggamus baik dilihat dari segi wilayah, iklim, tanah, maupun agroklimat sangatlah cocok untuk pengembangan hortikultura.
2. Sumber Daya Manusia yang Mendukung Potensi Sumber Daya Manusia untuk mendukung pengembangan/penguatan produk hortikultura sangatlah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari pelaku usaha di Kabupaten Tanggamus yang memiliki semangat usaha mengembangkan komoditas hortikultura yang tinggi, sehingga hasil produk hortikultura Kabupaten Tanggamus dapat memenuhi beberapa kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung.
3. Partisipasi Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus yang Positif Partisipasi Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus terutama Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Badan Penyuluh Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Tanggamus dalam hal membimbing dan membina baik secara teknis maupun kelembagaan terhadap pelaku usaha Kabupaten Tanggamus sangatlah berjalan dengan baik.
3.3 Faktor Pendukung Dan Penghambat Terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus Dalam Pengelolaan Sub Terminal Agribisnis
3.3.1 Faktor Pendukung Terhadap Pengelolaan Sub Terminal Agribisnis
4. Kesadaran Masyarakat Akan Pentingnya Mengkonsumsi Buah dan Sayur Pada saat ini kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi buah dan sayur sangatlah tinggi, hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang telah mengetahui nilai gizi yang terkandung
Universitas Lampung
dalam produk hortikultura. Hal lain dikarenakan dengan mengkonsumsi buah dan sayur akan menekan/mengurangi ketergantungan untuk mengkonsumsi beras yang terlau tinggi oleh masyarakat Indonesia. Dengan kesadaran tersebut akan sangat berpengaruh terhadap meningkatnya kesehatan masyarakat Indonesia.
1. Keterbatasan Dana Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus tidak dapat melaksanakan pembangunan secara maksimal dikarenakan keterbatasan dana yang ada. Sehingga dalam hal pelaksanaannya harus dilakukan secara bertahap dan terus menerus setiap tahun anggaran, meskipun dengan jumlah dana anggaran untuk Sub Terminal Agribisnis yang kecil.
2. Kurangnya Permodalan Petani Dalam Berbudidaya Hortikultura Karena keterbatasan modal petani untuk berbudidaya hortikultura, sering petani terjebak dalam lingkaran tengkulak. Tengkulak memanfaatkan petani dengan cara petani diberikan pinjaman uang terlebih dahulu dan membayarnya dengan hasil panen. Dapat dipastikan harga yang dijual petani akan jauh lebih murah dari pada harga pasaran pada umumnya.
Seharusnya, jika dana yang dianggarkan untuk STA besar, hal seperti ini dapatlah diminimalisir. Yaitu dengan cara melunasi hutang petani kepada tengkulak, dan mengikat petani agar hasil panen produk hortikulturanya dipasarkan melalui STA.
3. Infrastruktur yang Belum Memadai Pada Sub Terminal Agribisnis (STA) Pada dasarnya infrastruktur untuk penunjang kegiatan STA memang sudah terpenuhi, namun dikarenakan dana yang terbatas infrastruktur tersebut belum mendapatkan hasil yang maksimal. Misalnya saja dalam perencanaan untuk lahan bongkar muat dan lahan parkir yang semula direncanakan menggunakan aspal halus, baru dapat dilaksanakan pengerasan dengan menggunakan sabes.
3.3.2 Faktor Penghambat Terhadap Pengelolaan Sub Terminal Agribisnis
4. Belum adanya Peraturan Daerah tentang Sub Terminal Agribisnis di Kabupaten Tanggamus
Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan STA adalah belum adanya dasar hukum dalam bentuk Peraturan Daerah yang memberikan kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatan hukum.
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Universitas Lampung
1. Pemerintah Daerah Sedangkan faktor penghambat Kebijakan
Kabupaten Tanggamus dalam kebijakan Pemerintah Daerah pengelolaan Sub Terminal Agribisnis Kabupaten Tanggamus dalam (STA) lebih berfokus kepada fungsinya pengelolaan STA ialah : a. sebagai regulator, fasilitator, dan Keterbatasan Dana; motivator sehingga dapat meningkatkan
b. Kurangnya Permodalan Petani
nilai tambah bagi petani dan pelaku Dalam Berbudidaya Hortikultura; c. pasar, di samping untuk mendidik Infrastruktur yang Belum Memadai petani agar memperbaiki kualitas Pada Sub Terminal Agribisnis produknya sekaligus mengubah pola (STA); dan pikir kearah agribisnis serta menjadi d.
Belum adanya Peraturan Daerah salah satu sumber pendapatan asli tentang Sub Terminal Agribisnis di daerah, selain itu untuk Kabupaten Tanggamus. mengembangkan akses pasar yang tujuanya untuk meningkatkan
4.2 Saran
pendapatan pedagang dan petani
1. Daerah Kabupaten Pemerintah hortikultura di Kabupaten Tanggamus. Tanggamus hendaknya meningkatkan sumber dana untuk STA melalui
2. pendukung kebijakan Faktor
Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Daerah Kabupaten
Negara (APBN) maupun Anggaran Tanggamus dalam pengelolaan STA
Pendapatan dan Belanja Daerah ialah : (APBD) ditahun-tahun mendatang.
a.
Kabupaten Tanggamus merupakan sentra produksi hortikultura;
2. Guna menjamin kepastian hukum,
b. daya manusia yang keadilan dan kemanfaatan menjadi Sumber mendukung; urgen untuk segera dibuat Peraturan c. Pemerintah Daerah daerah tentang Sub Terminal
Partisipasi Kabupaten Tanggamus yang positif; Agribisnis (STA) di Kabupaten dan
Tanggamus.
d. masyarakat akan Kesadaran pentingnya mengkonsumsi buah dan sayur.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Lampung A.
Sabarno, Hari. Memandu Otonomi Daerah
BUKU-BUKU
Ali, Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, Menjaga Kesatuan Bangsa, Jakarta: Sinar Grafika, 2011. Jakarta: Sinar Grafika, 2000. Algra, N.E., dkk. Kamus Istilah Hukum, Soerjono Soekanto & Sri Mamudji,
Bandung: Bina Cipta, 1983. Penelitian Hukum Normatif, Badan Pusat Statistik, Tanggamus Dalam Jakarta: Rajawali Pers, 2003.
Angka 2012, Lampung: BPS Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Kabupaten Tanggamus, 2012. Hukum, Jakarta: UI Press, 1981.
HR, Ridwan. Hukum Administrasi Negara, B.
Jurnal, Majalah dan Tabloid Yogyakarta: UII Press, 2003.
Iwan Setiajie, “Menjadikan Sub Terminal Lukman, Marcus. “Eksistensi Peraturan
Agribisnis Sebagai Kelembagaan Kebijakan dalam Bidang Pemasaran di Sentra Produksi”, Perencanaan dan Pelaksanaan
abloid Sinar Tani , 4 Februari
T Rencana Pembangunan di Daerah
2004.
serta Dampaknya terhadap
Jurnal FE, Rozi Saswita, “Perbedaan
Pembangunan Materi Hukum Pendapatan ”, Fakultas Ekonomi Tertulis Nasional”, Disertasi,
Universitas Indonesia, 2010 Bandung: Universitas Padjajaran, 1996.
Muhammad, Abdulkadir. Hukum dan Sukmadinata, “Sub Terminal Agribisnis”,
C. Internet
Penelitian Hukum , Bandung:
Badan Agribisnis Kementrian Penerbit Citra Aditya Bakti, 2004. Pertanian, 2001,
Manan, Bagir. Hubungan Antara Pusat http:/
dan Daerah Menurut UUD 1945,
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994.
D. Peraturan Perundang-Undangan
Nurmayani, Hukum Administrasi Daerah, Undang-Undang Dasar 1945.
Bandar Lampung: Penerbit Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 Universitas Lampung, 2009. tentang Hortikultura. Pustaka, Balai. Kamus Bahasa Indonesia,
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Jakarta: Depdikbud, cetakan II, 1989. tentang Pemerintahan Daerah.
Universitas Lampung
Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus Pembentukan Pengurus Asosiasi No 01 Tahun 2010 tentang Pokok- Hortikultura Kabupaten Pokok Pengelolaan Keuangan Tanggamus Masa Bhakti 2011- Daerah.
2016. Keputusan Gubernur Lampung No. G/ Keputusan Bupati Tanggamus B. 130/ 27/
429/ B.X/ HK/ 2010 tentang 11/ 2013 tentang Tim Sosialisasi Pemberian Hak Sewa Tanah Milik Pemanfaatan Sub Terminal Pemerintah Provinsi Lampung Agribisnis (STA) Kabupaten Yang Terletak Di Pekon Gisting Tanggamus 2013.
Kecamatan Talang Padang Keputusan Kepala Dinas No. 800/592/ 30/ Kabupaten Tanggamus Kepada 2011 tentang Pembentukan Pemerintah Kabupaten Tanggamus. Pengurus Pengelola Rumah
Keputusan Bupati Tanggamus No. B 244/ Kemasan Packaging Grading 30/ 12/ 2011 tentang Penetapan House Sub Terminal Agribisnis Lokasi Sub Terminal Agribisnis Kabupaten Tanggamus 2011-2013.
(STA) Hortikultura Sayuran Di Pekon Gisting Atas Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.
Keputusan Bupati Tanggamus No. B. 245/ 30/ 12/ 2011 tentang Penunjukan Kepala Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Sebagai Kuasa Penanda Tangan Perjanjian Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus Dengan Asosiasi Pedagang Dan Petani Sayur (APPS) Dalam Hal Pengelolaan Sub Terminal Agribisnis (STA) Hortikultura Dan Sayuran Di Pekon Gisting Kabupaten Tanggamus.
Keputusan Bupati Tanggamus No. B.
165/30/ 12/ 2011 tentang