RINGKASAN TULISAN DALAM BUKU PENERAPAN P (8)
RINGKASAN TULISAN DALAM BUKU
PENERAPAN PRINSIP PROPORSIONALITAS TERHADAP PENGGUNAAN
PESAWAT TANPA AWAK DALAM KONFLIK BERSENJATA1
Oleh:
Adhityo Jordi Ramado
RINGKASAN
Menurut saya seiring berkembangnya Teknologi saat ini maupun di jaman dahulu
sudah ada persenjataan yang canggih seperti pesawat tanpa awak itu mempunyai dampak
yang baik dan buruk. Baik karena memudahkan suatu negara untuk menyerang lawannya
tanpa mengerahkan atau mengorbankan suatu nyawa atau tentara untuk menyerang dan
sangat praktis, sebaliknya dampak buruknya adalah mesin atau alat tidak tahu mana itu warga
sipil atau tentara yang aktif dalam perang mungkin juga tentara yang sudah terluka yang tidak
boleh di serang dari situ Penerapan Prinsip Proposionalitas menurut saya kurang mempunyai
dampak yang signifikan bagi warga sipil atau tentara yang sudah terluka yang terkena
dampak dari konflik tersebut karena belum ada yang mengatur pesawat tanpa awak yang
beroprasi belakangan ini untuk kepentingan militer suatu negara yang biasanya di pakai oleh
negara maju seperti Amerika Serikat contohnya. Jika pesawat militer yang berisikan pilot dan
mereka menembaki musuh dan mereka juga menembaki warga sipil atau tempat-tenpat
bersejarah yang di akui maka bisa saja di kenakan hukuman, saya bukan ahli hukum yang
secara detail mempelajari pasal-pasal atau undang-undang namun saya ingin memberikan
solusi kepada mahkamah Internasional untuk mengevaluasi prinsip Proposionalitas tersebut
contoh: Di kenakan hukuman atau pasal bagi setiap orang atau aktor yang mengendalikan
pesawat tanpa Awak yang sengaja atau tidak sengaja membunuh atau menjatuhkan bom ke
warga sipil dan tempat bersejarah yang di akui misalkan. Namun dilemanya adalah mesin
tidak bisa membedakan mana itu warga sipil,tentara yang terluka, dan tempat-tempat
bersejarah ditambah lagi penggunaan pesawat tanpa awak di perbolehkan untuk membantu
militer di suatu negara ada di pasal 36 Protokol Tambahan I tahun 1977 Konvensi Jenewa.
Kesimpulannya adalah hukum humaniter sebenarnya belum di jalankan dengan baik oleh
negara-negara yang mempunyai konflik masih banyak negara yang melanggar hukum
Humaniter tersebut dan tanpa rasa kemanusiaan ditambah lagi dengan adanya kemajuan
teknologi sekarang muncul Drone yang lebih Praktis namun mematikan dan semakin
majunya teknologi atau persenjataan semakin banyak juga perdagangan senjata disitulah
konflik akan selalu ada.
DAFTAR PUSTAKA
Heriyanto, Dodik S.N., “Penerapan Prinsip Proporsionalitas terhadap Penggunaan Pesawat
Tanpa Awak dalam Konflik Bersenjata”, dalam Denny Ramdhani, et. al, Konteks dan
1 Heriyanto, Dodik S.N., “Penerapan Prinsip Proporsionalitas terhadap Penggunaan Pesawat Tanpa
Awak dalam Konflik Bersenjata”, dalam Denny Ramdhani, et. al, Konteks dan Perspektif Politik Terkait Hukum
Humaniter Internasional Kontemporer, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2015, hlm.211-224.
Perspektif Politik Terkait Hukum
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2015.
Humaniter
Internasional
Kontemporer,
PENERAPAN PRINSIP PROPORSIONALITAS TERHADAP PENGGUNAAN
PESAWAT TANPA AWAK DALAM KONFLIK BERSENJATA1
Oleh:
Adhityo Jordi Ramado
RINGKASAN
Menurut saya seiring berkembangnya Teknologi saat ini maupun di jaman dahulu
sudah ada persenjataan yang canggih seperti pesawat tanpa awak itu mempunyai dampak
yang baik dan buruk. Baik karena memudahkan suatu negara untuk menyerang lawannya
tanpa mengerahkan atau mengorbankan suatu nyawa atau tentara untuk menyerang dan
sangat praktis, sebaliknya dampak buruknya adalah mesin atau alat tidak tahu mana itu warga
sipil atau tentara yang aktif dalam perang mungkin juga tentara yang sudah terluka yang tidak
boleh di serang dari situ Penerapan Prinsip Proposionalitas menurut saya kurang mempunyai
dampak yang signifikan bagi warga sipil atau tentara yang sudah terluka yang terkena
dampak dari konflik tersebut karena belum ada yang mengatur pesawat tanpa awak yang
beroprasi belakangan ini untuk kepentingan militer suatu negara yang biasanya di pakai oleh
negara maju seperti Amerika Serikat contohnya. Jika pesawat militer yang berisikan pilot dan
mereka menembaki musuh dan mereka juga menembaki warga sipil atau tempat-tenpat
bersejarah yang di akui maka bisa saja di kenakan hukuman, saya bukan ahli hukum yang
secara detail mempelajari pasal-pasal atau undang-undang namun saya ingin memberikan
solusi kepada mahkamah Internasional untuk mengevaluasi prinsip Proposionalitas tersebut
contoh: Di kenakan hukuman atau pasal bagi setiap orang atau aktor yang mengendalikan
pesawat tanpa Awak yang sengaja atau tidak sengaja membunuh atau menjatuhkan bom ke
warga sipil dan tempat bersejarah yang di akui misalkan. Namun dilemanya adalah mesin
tidak bisa membedakan mana itu warga sipil,tentara yang terluka, dan tempat-tempat
bersejarah ditambah lagi penggunaan pesawat tanpa awak di perbolehkan untuk membantu
militer di suatu negara ada di pasal 36 Protokol Tambahan I tahun 1977 Konvensi Jenewa.
Kesimpulannya adalah hukum humaniter sebenarnya belum di jalankan dengan baik oleh
negara-negara yang mempunyai konflik masih banyak negara yang melanggar hukum
Humaniter tersebut dan tanpa rasa kemanusiaan ditambah lagi dengan adanya kemajuan
teknologi sekarang muncul Drone yang lebih Praktis namun mematikan dan semakin
majunya teknologi atau persenjataan semakin banyak juga perdagangan senjata disitulah
konflik akan selalu ada.
DAFTAR PUSTAKA
Heriyanto, Dodik S.N., “Penerapan Prinsip Proporsionalitas terhadap Penggunaan Pesawat
Tanpa Awak dalam Konflik Bersenjata”, dalam Denny Ramdhani, et. al, Konteks dan
1 Heriyanto, Dodik S.N., “Penerapan Prinsip Proporsionalitas terhadap Penggunaan Pesawat Tanpa
Awak dalam Konflik Bersenjata”, dalam Denny Ramdhani, et. al, Konteks dan Perspektif Politik Terkait Hukum
Humaniter Internasional Kontemporer, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2015, hlm.211-224.
Perspektif Politik Terkait Hukum
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2015.
Humaniter
Internasional
Kontemporer,