PHBS PADA TATANAN RUMAH TANGGA (1)

PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
PADA TATARAN RUMAH TANGGA

Firdausi Ramadhani
101417087308

PROGRAM DOKTOR
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2014

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan memahami realitas
sosial, yaitu melihat dunia dari apa adanya, bukan dunia yang seharusnya, maka
seorang peneliti kualitatif haruslah orang yang memiliki sifat open minded.
Karenanya, melakukan penelitian kualitatif dengan baik dan benar bearti telah

memiliki jendela untuk memahami dunia psikologi dan realitas sosial.
Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian
berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materil
kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan metedologis. Masalah
kuantitatif umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks
namun berlokasi dipermukaan. Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah
pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki
kedalaman bahasa yang tak terbatas.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan.
Dalam penelitian kualitatif, adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, penelitian
harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya,
menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas.
Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif
digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi,

2

untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan
kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembagan.
Untuk itulah, maka seorang peneliti kualitatif hendaknya memiliki

kemampuan brain, skill/ability, bravery atau keberanian, tidak hedonis dan selalu
menjaga networking, dan memiliki rasa ingin tau yang besar atau open minded.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang, keluarga atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri
(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat (Kepmenkes RI Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010:10).
Kesehatan masyarakat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang
tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah
tangga. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga, dipelihara, dan ditingkatkan oleh
setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Rumah
tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan
setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan
yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007).
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah salah satu strategi yang dapat
ditempuh untuk menghasilkan kemandirian dibidang kesehatan baik pada
masyarakat maupun pada keluarga, yang artinya harus ada komunikasi antara
kader dengan keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan
pendidikan kesehatan. Ini menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota


3

beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi kegiatan PHBS di rumah tangga
agar dapat dijalankan secara efektif (Machfoedz, 2005).
Hidup sehat adalah hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang,
mengingat manfaat yang ditimbulkan akan sangat banyak, mulai dari konsentrasi
kerja, kesehatan dan kecerdasan anak sampai dengan keharmonisan keluarga.
Menciptakan hidup sehatpun sangatlah mudah serta murah, mengingat biaya yang
harus dikeluarkan untuk pengobatan apabila mengalami gangguan kesehatan
cukup mahal.
Setiap manusia yang hidup di dunia ini memerlukan lingkungan yang
bersih dan sehat agar dapat memberikan kenyamanan hidup. Oleh karena itu,
manusia wajib peduli terhadap lingkungan dengan cara menjaga, memelihara dan
menciptakan lingkungan hidup yang baik.
Perilaku merupakan wujud tindakan seseorang berdasarkan pemahaman
dan kemauan terhadap sesuatu yang dihadapi. Sedangkan lingkungan hidup
merupakan wahana dimana mahluk dapat bertahan dan berkembang biak.
Untuk mewujudkan sebuah bangsa yang lebih sehat, masyarakat diajak
berkomitmen untuk melakukan hidup sehat melalui perilaku hidup bersih dan
sehat. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support)
dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Sehingga keluarga dan
masyarakat itu dapat menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat mengenali

4

dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara
dan meningkatkan kesehatannya.
Rumah Tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan. Perilaku hidup
yang bersih dan sehat selayaknya harus diterapkan dan ditanamkan kepada
seluruh anggota keluarga. Peranan keluarga dalam sebuah rumah memegang kunci
utama untuk meningkatkan kualitas kesehatan sejak dini. Karena jika keluarga
sehat, akan membentuk masyarakat yang sehat pula. Untuk itu, Sehat harus
diawali dari dalam rumah sendiri.
Dengan menerapkannya terlebih dahulu di lingkungan rumah tangga,
maka otomatis akan lebih mudah menerapkan ke lingkungan yang lebih luas lagi,

yaitu masyarakat. Karena kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku
dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di
rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan
oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangakan oleh semua pihak secara
keseluruhan (totalitas).
Untuk mengetahui komponen terkait perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) maka diperlukan informasi secara mendalam, maka perlu dilakukan
penelitian yang sifatnya bertujuan memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia
dari apa adanya.

1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)?
2. Apa yang di sebut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?

5

3. Apa manfaat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS)?
4. Bagaimana Strategi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS)?
5. Bagaimana manajemen pengembangan manajemen Perilaku Hidup

Bersih Sehat (PHBS)?
6. Apa saja cara yang d tempuh untuk memperoleh data Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)?
7. Apa saja indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?
8. Apa indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masingmasing komponen?
1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini, ialah untuk
mengetahui dan memahami konsep dasar serta aplikasi perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS).
2.

Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui komponen terkait perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS)

6

2. Untuk mengetahui apa yang di sebut dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS).

3. Untuk mengetahui manfaat dari Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat(PHBS).
4. Untuk mengetahui Strategi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih
Sehat (PHBS).
5. Untuk mengetahui manajemen pengembangan manajemen Perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS).
6. Untuk mengetahui cara yang d tempuh untuk memperoleh data
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
7. Untuk mengetahui indikator- indikator Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
8. Untuk mengetahui indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di masing-masing komponen.
1.4.

Manfaat
1.

Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai
terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).


2.

Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai apa
yang di sebut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

7

3.

Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai
manfaat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS).

4.

Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai
Strategi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).

5.

Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai

manajemen pengembangan manajemen Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS).

6.

Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai
cara yang d tempuh untuk memperoleh data Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).

7.

Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai
indikator- indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

8.

Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai
indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masing-masing
komponen.


8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

2.1. DEFINISI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU
Kesehatan RI No. 23 tahun 1992).

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan

sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi
yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indikator
Kesehatan
b.

Indikator Positif
• Status Gizi

• Tingkat Pendapatan

c.

Indikator Negatif
• Mortalitas (Angka Kematian)
• Morbiditas (Angka Kesakitan)

9

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et
al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang
dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang
dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu
kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan.
(Notoatmodjo, 2005). Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh
a. Nilai
b. Sikap
c.

pendidikan/pengetahuan

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di
dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif

dalam

kegiatan-kegiatan

kesehatan

di

masyarakat.

PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi:
makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah,
mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin
A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada
tempatnya, membersihkan lingkungan.
2.2

Komponen Terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

10

2.2.1. Perilaku Sehat
Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta
berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.

2.2.2. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka
jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan
(Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat
menerapkan

cara-cara

hidup

sehat

dengan

menjaga,

memelihara

dan

meningkatkan kesehatannya.
2.2.3.

Tatanan

Adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi
dan lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah,
Tempat Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat Umum.

11

2.2.4. Kabupaten Sehat / Kota Sehat
Adalah kesatuan wilayah administrasi pemerintah terdiri dari desa-desa,
kelurahan, kecamatan yang secara terus menerus berupaya meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dengan prasarana wilayah yang
memadai, dukungan kehidupan sosial, serta perubahan perilaku menuju
masyarakat aman, nyaman dan sehat secara mandiri.

2.3

Pengertian Perilaku Hidup Bersih Sehat

Beberapa definisi terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, antar lain:
1. Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi.
(UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992).
2. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan
investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
3. Indikator Kesehatan
a.

b.

Indikator Positif
1)

Status Gizi

2)

Tingkat Pendapatan

Indikator Negatif
1)

Mortalitas (Angka Kematian)

12

2)

Morbiditas (Angka Kesakitan)

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995).
Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui
melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca
indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas
organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005).
Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh:


Nilai



Sikap



Pendidikan/Pengetahuan

Dari komponen-komponen yang di uraiakan di atas, maka terdapat beberapa
pengertian PHBS, yaitu:
1. PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada
di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
2. PHBS, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, adalah sekumpulan perilaku yang
di praktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
13

menjadikan seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan dalam
mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi PHBS merupakan wujud
keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan
PHBS.
3. PHBS ialah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu
mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA,
Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi
Kesehatan/JPKM.
4. PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi
dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social
support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu
upaya

untuk

membantu

masyarakat

mengenali

dan

mengetahui

masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan
cara-cara

hidup

sehat

dalam

rangka

menjaga,

memelihara

dan

meningkatkan kesehatannya.
2.4.

Manfaat Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
1.

Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah
sakit.

14

2.

Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota
keluarga

3.

Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka
biaya yangtadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk
biaya investasiseperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat
meningkatkan kesejahteraananggota rumah tangga.

4.

Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah
Kabupaten /Kotadibidang kesehatan.

5.

Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

2.5.

Strategi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)

Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya
menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga
dimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi
kesehatan dan PHBS diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat
paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku baru.
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar
promosi kesehatan dan PHBS yaitu :
1. Gerakan Pemberdayaan

15

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu
sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar
(aspek knowledge), dari tahun menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau
menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).
Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta
kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke
mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi.
Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung,
tetapi yang seringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam
proses

pengorganisasian

masyarakat

(community

organisation)

atau

pembangunan masyarakat (community development).
2. Binasuasana
Binasuasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong
individu

anggota

masyarakat

untuk

mau

melakukan

perilaku

yang

diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu
apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orangorang
yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain,
dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut.
Oleh

karena

itu,

untuk

mendukung

proses

pemberdayaan

masyarakat,khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu
ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam

16

Bina Suasana, yaitu :
a. Pendekatan Individu
b. Pendekatan Kelompok
c. Pendekatan Masyarakat Umum

3. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan

komitmen

dan

dukungan

dari

pihak-pihak

yang

terkait(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh
masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan
pemerintahan danpenyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh
masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang
umumnya dapat berperan sebagai penentu ”kebijakan” (tidak tertulis)
dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah.
2.6.

Manajemen Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Promosi kesehatan dan PHBS di Kabupaten/Kota dikoordinasikan melalui tiga

sentra, yaitu Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Puskesmas merupakan pusat kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di tingkat
kecamatan dengan sasaran baik individu yang datang ke Puskesmas maupun\
keluarga dan masyarakat di wilayah Puskesmas. Rumah Sakit bertugas
melaksanakan promosi kesehatan dan PHBS kepada individu dan keluarga yang
datang ke Rumah Sakit. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaksanakan promosi

17

kesehatan untuk mendukung promosi kesehatan dan PHBS yang dilaksanakan
oleh Puskesmas dan Rumah Sakit serta sarana pelayanan kesehatan lainnya yang
ada di Kabupaten/Kota. Penanggung jawab dari semua kegiatan promosi
kesehatan dan PHBS di daerah adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota harus dapat mengkoordinasikan dan menyusun
kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di wilayahnya dengan melibatkan saranasarana kesehatan yang ada di Kabupaten/Kota tersebut Program PHBS secara
operasional dilaksanakan di Puskesmas oleh petugas promosi kesehatan
Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sector terkait dengan
sasaran semua keluarga yang ada di wilayah Puskesmas. Manajemen PHBS di
Puskesmas dilaksanakan melalui penerapan fungsi-fungsi menejemen secara
sederhana untuk memudahkan petugas promosi kesehatan atau petugas lintas
program di Puskesmas dalam pelaksanaan program PHBS di Puskesmas.
Manajemen PHBS di Puskesmas dilaksanakan melalui empat fungsi tahapan
Manajemen sesuai kerangka konsep sebagai berikut :
Kerangka Konsep Manajemen PHBS
1. Pengkajian
2. Perencanaan
3. Penggerakkan dan Pelaksanaan
4. Pemantauan
Pengkajian dilakukan terhadap masalah kesehatan, masalah perilaku (PHBS)
dan sumber daya. Luaran pengkajian adalah pemetaan masalah PHBS yang
dilanjutkan dengan rumusan masalah. Perencanaan berbasis data akan

18

menghasilkan rumusan tujuan, rumusan intervensi dan jadwal kegiatan,
Penggerakan pelaksanaan, merupakan inplementasi dari intervensi masalah
terpilih, yang penggerakannya dilakukan oleh petugas promosi kesehatan,
sedangkan pelaksanaannya bisa oleh petugas promosi kesehatan atau lintas
program dan lintas sektor terkait. Pemantauan dilakukan secara berkala dengan
menggunakan format pertemuan bulanan, sedangkan penilaian dilakukan pada
enam bulan pertama atau akhir tahun berjalan.

2.7.

Cara Memperoleh Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Menggunakan sumber data yang sudah tersedia seperti
1.

SUSENAS (Survai Sosial Ekonomi Nasional)

2.

SDKI (Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia)

3.

SAKERTI (Survai Kehidupan Rumah Tangga Indonesia)

4.

SURKESNAS (Survai Kesehatan Nasional)

5.

SEM (Studi Evaluasi Manfaat), dll.

6.

Sampel data tersebut di ambil sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota
saja. Oleh karena itu, daerah dapat mengembangkan survai cepat PHBS
dari tingkat

7.

kabupaten/kota sampai tingkat desa dengan metode sampel WHO yaitu
210

19

8.

KK/kabupaten/kota,

sehingga

tingkat

akurasi

dan

penajaman

permasalahan dapat diperoleh.
9.

Mengembangkan survai khusus, apabila ingin memperoleh data yang
khusus seperti survai PBHS balk kuantitatif maupun kualitatif sesuai
perilaku lainnya.

10. Menggunakan laporan yang sudah ada.
2.8. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di
Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga
Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS di Rumah
Tangga yaitu :

1)

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2)

Memberi ASI ekslusif

3)

Menimbang bayi dan balita

4)

Menggunakan air bersih

5)

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6)

Menggunakan jamban sehat

20

7)

Memberantas jentik di rumah

8)

Makan buah dan sayur setiap hari

9)

Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10) Tidak merokok di dalam rumah

b.

Tujuan

PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.
c.

Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga
1) Bagi Rumah Tangga:
a) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
b) Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c) Anggota keluarga giat bekerja,
d) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi
gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah
pendapatan keluarga.
2) Bagi Masyarakat:
a) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
b)

Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah –
masalah kesehatan.

c) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin,
arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.

21

2.9. Komponen dan Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Rumah Tangga
2.9.1 Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan
1). Definisi
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan
tenaga para medis lainnya). Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli
dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin.
Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke
Puskesmas atau rumah sakit Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehata lainnya.
2). Tanda-Tanda Persalinan
(1)

Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan
semakin kuat

(2)

Rahim terasa kencang bila diraba terutama pada saat mulas.

(3)

Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.

(4)

Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir.

(5)

Merasa seperti mau buang air besar.

3). Tindakan yang Dilakukan Bila Mendapat Salah Satu dari Tanda Persalinan
(1)

Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter)

(2)

Tetap tenang dan tidak bingung

22

(3)

Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas melalui
hidung dan mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.

4). Tanda Bahaya Persalinan
(1) Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.
(2) Keluar darah dari jalan lahir sebeium melahirkan.
(3) Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir,
(4) Tidak kuat mengejan
(5) Mengalami kejang-kejang.
(6) Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas.
(7) Air ketuban keruh dan berbau.
(8) Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar.
(9) Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.
(10) Keluar darah banyak setelah bayi lahir.
(11) Bila ada tanda bahaya, ibu harus segera dibawa ke bidan/dokter.
5). Peran Kader dalam Membina Rumah Tangga agar Melakukan Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan
(1) Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wiiayah kerjanya
dengan member! tanda seperti menempelkan stiker.
(2)

Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di
bidan/dokter.

(3) Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan
penyuluhan tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga

23

kesehatan di fasilitas kesehatan, misalnya melalui penyuluhan
kelompok di posyandu, arisan, pengajian, dan kunjungan rumah,
(4)

Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakkan
masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung keselamatan ibu
dan bayi seperti dana sosial bersalin, tabungan ibu bersalin, ambulans
desa, calon donor darah, warga dan suami Siap Antar jaga, dan
sebagainya.

(5)

Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke
bidan/dokter selama masa nifas (40 hari setelah melahirkan) sedikitnya
tiga kali pada minggu pertama, ketiga, dan keenam setelah melahirkan.

(6) Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah melahirkan.
(7) Menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi
berumur 6 bulan (ASI Eksklusif)

2.9.2

Memberi ASI Eksklusif

a) Definisi
(1) Bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan
makanan atau minuman lain.
(2) ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yar
cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan
berkembang dengan baik. Air Susu Ibu pertama berupa cairan bening

24

berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena
mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
b) Keunggulan ASI
(1) Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik serta kecerdasan.
(2) Mengandung zat kekebalan.
(3) Melindungi bayi dari alergi.
(4) Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada
bayi dalam keadaan segar.
(5) Tidak akan pemah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan
kapan saja dan di mana saja.
(6) Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan
bayi.
c) Kapan dan Bagaimana ASI Diberikan
(1) Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan
mendapat dukungan dari keluarga.
(2) Bayi segera diteteki/disusui sesegera mungkin paling lambat 30 menit
setelah melahirkan untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan
menghentikan pendarahan.
(3) Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan
ASI sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu
dibatasi, dan berikan ASI dari kedua payudara secara bergantian.

25

(4) Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia
6 bulan, selain ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
dalam bentuk makanan lumat dan jumlah yang

:

sesuai dengan

perkembangan umur bayi. 5.Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga bayi
berusia 2 tahun.
d)

Teknik Menyusui yang Benar:
(1)

Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangannya
dengan menggunakan air bersih dan sabun sampai bersih.

(2)

Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah direndam
terlebih dahulu dengan air hangat.

(3)

Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan
santai, pikiran ibu harus dalam keadaan tenang (tidak tegang).

(4)

Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.

(5)

Upayakan badan bayi menghadap kepada badan ibu, rapatkan dada
bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu.

(6)

Tempelkan dagu bayi pada payudara ibuan.

(7)

Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat
bayi dengan lengan ibu bagian dalam.

(8)

Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke sebelah
kanan sampai bayi merasa kenyang.

(9)

Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan
dengan kapas yang telah direndam air hangat.

26

(10) Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang
terhisap bisa keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu
dan perlahan-lahan diusap belakangnya sampai bersendawa. Udara
akan keluar dengan sendirinya.
e) Manfaat Memberikan ASI Eksklussif
(1) Bagi Ibu
(a)

Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.

(b) Mengurangi pendarahan setelah persalinan,
(c)

Mempercepat pemulihan kesehatan ibu.

(d) Menunda kehamilan berikutnya.
(e)

Mengurangi risiko terkena kanker payudara.

(f)

Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap saat
bayi membutuhkan.

(2) Bagi bayi
(a)

Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.

(b) Bayi tidak sering sakit
(3) Bagi Keluarga
(a)

Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu
formula dan perlengkapannya.

(b) Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula,
misalnya merebus air dan pencucian peralatan.
f)

Cara Menjaga Mutu dan Jumlah Produksi ASI

27

(1) Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak makan sayuran dan
buah-buahan. Makan lebih banyak dari biasanya.
(2) Banyak minum air putih paling sedikit 8 gelas sehari.
(3)

Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1 -2 jam dan
menjaga ketenangan pikiran,

(4) Susui bayi sesering mungkin dan kedua payudara kin dan kanan secara
bergantian hingga bayi tenang dan puas.
g)

Faktor yang perlu diperhatikan dalam Pemberian ASI Eksklusif
Dukungan suami, orang tua, ibu mertua, dan keluarga lainnya sangat
diperlukan agar upaya keberhasilan pemberian ASI Eksklusif selama
enam bulan bisa berhasil.

h)

Pemberian ASI Eksklusif Bagi Ibu yang Bekerja

Ibu yang bekerja tetap bisa memberikan ASI Eksklusif pada bayi, caranya:
(1) Berikan ASI sebelum berangkat bekerja.
(2) Selama bekerja, bayi tetap bias diberi ASI dengan cara memerah ASI
sebelum berangkat kerja dan ditampung di gelas yang bersih dan
tertutup untiik diberikan kepada bayi di rumah.
(3)
i)

Setelah pulang bekerja, bayi disusui kembali seperti biasa.

Cara menyimpan ASI Di Rumah
(1) ASI yang disimpan di rumah di tempat yang sejukakan tahan 6-8 jam.
(2) ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam.
(3) ASI yang disimpan di lemari es akan tahan 3 kali 24 jam.
(4) ASI yang disimpan di freezer akan tahan selama 2 minggu.

28

j)

Cara Memberikan ASI yang disimpan
(1) Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air bersih.
(2) Apabila ASI diletakkan di ruangan yang sejuk, segera berikan sebelum
masa simpan berakhir (8 jam).
(3) Apabila ASI disimpan dalam termos atau lemari es, ASI yang disimpan
dalam gelas bersih tertutup dihangatkan dengan cara direndam dalam
mangkok berisi air hangat, kemudian ditunggu sampai ASI terasa
hangat (tidak dingin).
(4) ASI diberikan dengan sendok yang bersih, jangan pakai botol atau dot,
karena botol dan dot lebih sulit dibersihkan dan menghindari
terjadinya bingung puting susu pada bayi.

2.9.3. Menimbang Bayi dan BALITA
a) Pengertian
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumi
hannya setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap buian mulai
umur 1 bulan sampai 5 tahun di Posyandu.
b)

Mengetahui Pertumbuhan dan Perkembangan Janin
Setelah bayi dan balita ditimbang, catat hasil penimbangan di Buku K

(Kesehatan Ibu dan Anak) atau Kartu Menuju Sehat (KMS) maka aka terlihat
berat badannya naik atau tidak naik (lihat perkembangannya)
(1)

Naik, bila:

29

(a) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna pada KMS.
(b) Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna di atasnya.
(2)

Tidak naik, bila :
(a) Garis pertumbuhannya menurun.
(b) Garis pertumbuhannya mendatar.
(c) Garis pertumbuhannya naik tetapi pindah ke pita warna yang lebih
muda.

3) Masalah Gizi pada Balita
(1) Tanda-Tanda Balita Gizi Kurang
(a) Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannya
kurus.
(b) Mudah sakit.
(c) Tampak lesu dan lemah. Mudah menangis dan rewel.
(2) Beberapa Jenis Gizi Buruk pada Balita
Gizi buruk pada balita ada 3 macam, yaitu:
(a)

Kwashiorkor

(b) Marasmus
(c)

Marasmus-Kwasihorkor

(3) Tanda-Tanda Balita Gizi Buruk
(a) Tanda-tanda gizi buruk pada kwashiorkor :
1. Edema seluruh tubuh ^terutama pada punggung kaki).
2. Wajah bulat dan sembab.

30

3. Cengeng/rewel/apatis.
4. Perut buncit.
5. Rambut kusam dan mudah dicabut.
6. Bercak kulit yang luas dan kehitaman/bintik kemerahan.
(b) Tanda – tanda gizi buruk pada marasmus :

d)

1.

Tampak sangat kurus.

2.

Wajah seperti orang tua.

3.

Cengeng/rewel/apatis.

4.

Iga gambang, perut cekung.

5.

Otot pantat mengendor).

6.

Pengeriputan otot lengan dan tungkai.

Manfaat Penimbangan Balita Setiap Bulan di Posyandu
(1) Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat.
(2) Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita.
(3) Untuk mengetahui balita yang sakit, (demam/batuk/pilek/diare), berat
badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya
BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai Gizi buruk sehingga dapat
segera dirujuk ke Puskesmas.

31

(4) Untuk mengetahui kelengkapan Imunitasi.
(5) Untuk mendapatkan penyuluhan gizi.
2.9.4. Menggunakan Air Bersih
Peran kader dalam menggerakan masyarakat untuk menggunakan air bersih
(a) Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki
ketersediaan air bersih di rumahnya.
(b) Melakukan pendataan rumah tangga yang sulit mendapatkan air bersih.
(c) Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah
tangga yang sulit untuk mendapatkan air bersih,
(d) Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat
berupaya untuk memberi kemudahan kepada masyarakat untuk
mendapatkan air bersih di lingkungan tempat tinggalnya,
(e) Mengadakan arisan warga untuk membangun sumur gali atau sumur
pompa secara bergilir.
(f) Membentuk Kelompok Pemakai Air (POKMAIR) untuk memelihara
sumber air bersih yang dipakai secara bersama, bagi daerah sulit air.
(g) Menggalang dunia usaha setempat untuk memberi bantuan dalam
penyediaan air bersih.

32

(h) Manfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan
penyuluhan tentang pentingnya menggunakan air bersih, misalnya
melalui penyuluhan kelompok di posyandu, pertemuan Dasa Wisma,
arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan rumah dan lainlain.
2.9.5. Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun
a)

Konsep dan Pengertian
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab

penyakit Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman
dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit.Sabun
dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran
dan kuman masih tertinggal di tangan.
b)

Pentingnya menncuci tangan saat:
(1)

Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang, memegang
binatang, berkebun, dll).

c)

(2)

Setelah buang air besar.

(3)

Setelah menceboki bayi atau anak

(4)

Sebelum makan dan menyuapi anak

(5)

Sebelum memegang makanan.

(6)

Sebelum menyusui bayi.

Manfaat Mencuci Tangan

33

(1) Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
(2) Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typhus,
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pemapasan Akut (ISPA),
flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
(3) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
d)

Cara Mencuci Tangan ya ng Baik dan Benar
(1) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan meinakai sabun.
(2) Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung
tangan.
(3) Setelah itu keringkan dengan lap bersih.

2.9.6. Menggunakan Jamban Sehat
a) Konsep dan Pengertian
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
b) Jenis Jamban yang Digunakan
(1) Jamban cemplung
Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang
berfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran / tinja ke dalam
tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban
cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.

34

(2) Jamban Tangki Septik
Jamban tangki septic / leher angsa adalah jamban berbentuk leher
angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang
berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran
manusia yang dilengkapi dengan resapannya.
c) Memilih Jenis Jamban
(1) Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air.
(2) Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk:
(a) Daerah yang cukup air
(b) Daerah yang padat penduduk, karena dapat menggunakan
“multiple latrine” yaitu satu lubang penampungan tinja/tangki
septik digunakan oleh beberapa jamban (satu lubang dapat
menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban)
(c) Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran / tinja
hendaknya ditinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan air
pasang.
d) Komponen Anggota Keluarga yang Menggunakan Jamban
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air
besar/buang air kecil.
e) Pentingnya Menggunakan Jamban

35

(1) Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
(2) Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
(3) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit
saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan.
f)

Syarat Jamban Sehat
(1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
(2) Tidak berbau.
(3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
(4) Tidak mencemari tanah disekitarnya.
(5) Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
(6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
(7) Penerangan dan ventilasi cukup.
(8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
(9) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

g) Cara Memelihata Jamban Sehat
(1) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
(2) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan
bersih.
(3) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
(4) Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran,
(5) Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).

36

(6) Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.
2.9.7 Memberantas Jentik di Rumah
a)

Konsep dan Pengertian
Rumah bebas Jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan

pemeriksaan Jentik secara berkala tidak terdapat Jentik nyamuk.
b)

Pemeriksaan Jentik Berkala
Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-

tempat penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas
bunga, tatakan kulkas, dll dan di luar rumah seperti talang air, alas pot kembang,
ketiak daun, lubang pohon,pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur setiap
minggu.
c)

Petugas Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)

PJB dilakukan oleh:

c)

(1)

Anggota rumah tangga

(2)

Kader

(3)

Juru Pemantau Jentik (Jumantik)

(4)

Tenaga pemeriksa Jentik lainnya

Tindakan Memberantas Jentik

37

(1) Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus
(Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan
nyamuk).
(2)

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan kegiatan
memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular berbagai
penyakit seperti Denam Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria,
Filariasis (Kaki Gajah} di tempat-tempat perkembangbiakannya.

(3) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
(a)

Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti
bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air
minum burung.

(b) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak
kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung
air hujan.
(c) Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik
yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik
kresek,dll)

Plus Menghindari gigitan nyamuk:

38

(a)

Menggunakan kelambu ketika tidur.

(b) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya
obat nyamuk bakar, semprot, oles/diusap ke kulit, dll
(c)

Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar.

(d) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai.
(e)

Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak.

(f)

Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempattempat yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah
sulit air.

(g) Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air,
misalnya ikan cupang, ikan nila, dll.
(h)

Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodio,
Lavender, Rosemerry.

d)

Manfaat Rumah Bebas Jentik
(1)

Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit
dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.

(2) Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti
Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Chikungunya, atau Kaki
Gajah.
(3) Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat

39

e)

Cara Pemeriksaan Jentik Berkala
(1) Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk
memeriksa tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk/tempat penampungan air di dalam dan di luar rumah serta
memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumah tangga.
(2) Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
(3)

Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut
menyaksikan/melihat jentik, kemudian langsung dilanjutkan dengan
PSN melalui 3 M atau 3 M plus.

(4)

Memberikan penjelasan manfaat dan anjuran PSN kepada anggota
rumah tangga.

(5) Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu
yang ditinggalkan di rumah) dan pada Formulir pelaporan ke
Puskesmas.
f)

Peran Kade dalam membina Rumah Tngga Agar Menciptakan Rumah Bebas
Jentik
(1) Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan
penyuluhan tentang pentingnya PSN dan PJB, misalnya melalui
penyuluhan kelompok di Posyandu, pertemuan kelompok Dasa

40

Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan
rumah dan melalui media cetak (poster, selebaran, spanduk).
(2) Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat
menggerakkan masyarakat untuk melakukan PSN PJB.
(3) Melakukan pemeriksaan jentik berkala secara teratur setiap minggu dan
mencatat angka jentik yang ditemukan pada Kartu Jentik Rumah.
(4) Mengumpulkan data angka bebas jentik dari setiap rumah tangga yang
ada di wilayah kerja dan melaporkan secara rutin kepada Puskesmas
terdekat untuk mendapat tindak lanjut penanganan bila terjadi
masalah/kasus.
(5) Menginformasikan angka jentik yang ditemukan kepada setiap rumah
tangga yang dikunjungi sekaligus memberikan penyuluhan agar tetap
melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk secara dan menegur
secara baik apabila masih terdapat jentik nyamuk.
2.9.8. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari
a) Konsep dan Pengertian
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2
porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat
penting, karena mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan
dan pemeliharaan tubuh dan mengandung serat yang tinggi.

41

b) Manfaat Vitamin yang Ada dalam Sayur dan Buah
(1) Vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata.
(2) Vitamin D untuk kesehatan tulang.
(3) Vitamin E untuk kesuburan dan awet muda.
(4) Vitamin K untuk pembekuan darah.
(5) Vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
(6) Vitamin B mencegah penyakit beri-beri.
(7) Vitamin B12 meningkatkan nafsu makan.
c) Manfaat Serat yang Ada Dalam Sayur
Serat adalah makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang berfungsi
untuk memelihara usus. Serat tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat
tidak menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk
mengenyangkan tetapi dapat menunda pengosongan lambung sehingga orang
menjadi tidak cepat lapar.
d) Jumlah Sayur dan Buah dalam Sehari yang Harus Dikonumsi
(1) Sayur harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama
dengan satu mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran
matang. Sebaiknya sayuran dimakan segar atau dikukus, karena jika
direbus cenderung melarutkan vitamin dan mineral.
(2) Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Contohnya, setiap kali makan
setengah mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau satu buah jeruk,

42

apel, jambu biji atau pisang. Makanlah berbagai macam buah karena
akan memperkaya variasi zat gizi yang terkandung dalam buah.
e)

Memilih Sayur dan Buah Untuk Dikonsumsi
(1) Semua sayur bagus untuk dimakan, terutama sayuran yang berwarna
(hijau tua, kuning dan oranye) seperti bayam, kangkung daun katuk,
wortel, kacang panjang, selada hijau atau daun singkong.
(2) Semua buah bagus untuk dimakan, terutama yang berwarna (merah,
kuning) seperti mangga, pepaya, jeruk, jambu biji, atau apel lebih
banyak kandungan vitamin dan mineral serta seratnya.
(3)

Pilihlah buah dan sayur yang bebas pestisida dan zat berbahaya
lainnya. Biasanya ciri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit
lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar.

f)

Mengolah Sayur Tanpa Mengurangi Kandungannya

Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak kandungan gizinya adalah dengan
memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus. Direbus dengan air akan
melarutkan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayur dan buah
tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa vitamin seperti vitamin C.
g)

Peran Keluarga dalam Menanamkan Kebiasaan Makan Sayur
(1) Manfaatkan pekarangan dengan menanam sayur dan buah.

43

(2)

Menyediakan sayur dan buah setiap hari di rumah dengan harga
terjangkau.

(3) Perkenalkan sejak dini kepada anak kebiasaan makan sayur dan buah
pagi, siang, dan malam.
(4) Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang
pentingnya makan sayur dan buah.
2.9.9.
a)

Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari
Konsep dan Pengertian
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang

menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
bugar sepanjang hari. adalah anggota keluarga meiakukan aktivitas fisik 30 menit
setiap hari.
b)

Jenis Aktivitas Fisik yang Dapat Dilakukan
(1) Bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun, kerja
di taman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik
turun tangga, membawa belanjaan.
(2)

Bisa berupa olah raga, yaitu: push-up, lari ringan, bermain bola,
berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban/ berat.

c)

Teknik Aktivitas Fisik yang Benar

44

(1)

Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum
terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan
ditingkatkan secara bertahap.

(2)

Lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah maker.

(3)

Awali aktivitas fisik dengan pemanasan dan peregangan.

(4)

Lakukan gerakan ringan dan secara perlahan ditingkatkan sampai
sedang.

(5)

Jika sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut, lakukan secara rutir
paling sedikit 30 menit setiap hari.

d)

Keuntungan Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari
(1)

Terhindar dari Penyakit Jantung, Stroke, Osteoporosis, Kanker,
Tekanan Darah Tinggi, Kencing Manis, dll.

(2)

Berat badan terkendali

(3)

Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat

(4)

Bentuktubuh menjadi bagus

(5)

Lebih percaya diri

(6)

Lebih bertenaga dan bugar

(7)

Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik

2.9.10.
a)

Tidak Merokok di Dalam Rumah

Konsep dan pengertian
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok

ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan

45

sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang paling berbahaya adalah
Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO). Nikotin menyebabkan ketagihan dan
merusakjantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan
kanker. CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen,
sehingga sel-sel tubuh akan mati.
b)

Perokok Aktif dan Perokok Pasif
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan

sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang
menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan
cara menghisap rokok cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap
masuk ke dalam paru-paru.
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap
rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan
orang yang sedang merokok.
Rumah adalah tempat berlindung, termasuk dari asap rokok. Perokok pasif
harus berani menyuarakan haknya untuk tidak menghirup asap rokok.
c)

Bahaya Perokok Aktif dan Perokok Pasif
(1) Menyebabkan kerontokan rambut.
(2) Gangguan pada mata, seperti katarak.
(3) Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok.
(4) Menyebabkan penyakit paru-paru kronis.

46

(5) Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.
(6) Menyebabkan stoke dan serangan jantung.
(7) Tulang lebih mudah patah.
(8) Menyebabkan kanker kulit.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25