ANALISIS DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA O

ANALISIS DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA ODHA
DI UPIPI RSUD DR SOETOMO SURABAYA

Nuzulul Zulkarnain Haq
Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C
Mulyorejo Surabaya 60115 Telp(031)5913752 ,5913754 ,Fax. (031)5913257
Email: nuzululzulkarnainhaq@gmail.com
ABSTRACT
HIV was a disease that poses a complex problem. HIV patients require the
presence of family at his side. Family social support and the attention of others can make
decrease his stress problem. The purpose of this research was to identify family social
support to HIV patient in UPIPI RSUD Dr. Soetomo.
This research use descriptive analysis design. The population of patient with
HIV was patients in UPIPI RSUD Dr. Soetomo Surabaya. The sample were taken by
purposive way and there were 10 respondents that appropriate with inclusion and exclusion
sampling criteria. This research consist of research’s variable that is social support domain.
Data were taken by giving questionnaire to respondents.
The result showed that all four variables of family support are emotional suport
, esteem support, instrumental support and informative support have varying levels.
The conclusion is the social support giving and respon to HIV patient vary
depending on the demographics of each respondent. The level of provision of family social

support and the respon have sufficient and good value.
Keyword : family social support, HIV

PENDAHULUAN
Penyakit
Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dan
Acquired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS) adalah salah satu penyakit
menular seksual yang menimbulkan
masalah yang sangat kompleks. Selain
terserang dari segi fisik penderita juga
sering mengalami masalah psikologis,
terutama kecemasan, depresi, rasa
bersalah (akibat perilaku seks dan
penyalahgunaan obat), marah bahkan
sampai timbul dorongan untuk bunuh diri
(Hutapea,
2003).
Penderita

juga
mengalamai kesulitan dalam penyesuaian
dirinya terkait dengan status barunya ini.
Dalam kondisi seperti ini ODHA
membutuhkan
dukungan
sosial.
Keberadaan keluarga sebagai orang
terdekat
penderita
akan
sangat
dibutuhkan.
Keluarga
diharapkan

menjadi sumber dukungan utama bagi
penderita
karena
keluarga

yang
senantiasa bisa di andalkan. Keluarga
diharapkan mampu untuk memberikan
dukungan-dukungan tersebut secara
menyeluruh, sehingga perlu untuk diteliti
apakah dukungan sosial ini sudah
terpenuhi.
Dukungan
kepada
ODHA
merupakan dukungan emosional yang
dapat diberikan oleh suami/istri, teman
sebaya, anggota keluarga bahkan petugas
kesehatan. Dukungan sosial ini berbeda
dengan kontak sosial yang tidak selalu
memberikan
dukungan
emosional
(Videbeck, 2008).
Menurut

House
dalam (Nursalam & Kurniawati, 2007)
dukungan sosial dari keluarga dapat
berupa dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dukungan instrumental dan
dukungan informatif. Dukungan sosial

yang diberikan oleh keluarga dapat
memberikan semangat bagi ODHA untuk
terus melanjutkan hidupnya. Harapan dan
kepercayaan ODHA akan terbangun jika
dukungan sosial diberikan oleh orang lain
kepadanya bukan justru memberikan
stigma yang negatif terhadap mereka.
Kecenderungan ODHA untuk menutup
diri dari pergaulan di masyarakat
menyebabkan memburuknya kondisi
fisik,
psikososial
dan

emosional.
Penderita sehari hari harus menanggung
beban yang sangat berat berkaitan dengan
proses
penyakit
dan
proses
keperawatannya, setiap hari harus
mengkonsumsi obat antiretroviral (ARV)
secara rutin dan menanggung efek
samping dari ARV. Oleh karena itu
dukungan sosial dari pasangan, teman
dan keluarga sangat dibutuhkan agar
ODHA tetap patuh dalam menjalani
pengobatan dalam jangka waktu yang
lama.
Berdasarkan penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa dukungan sosial
dari keluarga mempunyai peran yang
sangat penting. Dukungan sosial yang

diberikan kepada ODHA akan dapat
menstabilkan
respon
emosional,
menurunkan tingkat kecemasan dan
meningkatkan interaksi sosial ODHA
(Iyw, 2005). Selain itu dalam penelitian
yang lain juga disebutkan bahwa semakin
tinggi dukungan sosial yang diterima
ODHA kecenderungan kebermaknaan
hidup ODHA juga semakin tinggi (Astuti
& Budiyani, 2010). Hasil studi
pendahuluan yang peneliti lakukan
dengan wawancara kepada ODHA juga
telah menunjukkan kondisi yang serupa.
ODHA merasa dukungan dari keluarga
selama ini masih minim. Menurut mereka
stigma negatif dari keluarga terhadap
ODHA sangat mereka rasakan. Dari hasil
observasi di Ruang UPIPI RSUD Dr

Soetomo pada tanggal 6 Mei 2013,
terdapat 10 pasien ODHA. Pasien yang
ditunggu oleh keluarga sebanyak 5 pasien
dan 5 pasien sisanya tidak ditunggu oleh

keluarga. Salah seorang pasien mengeluh
keluarganya kecewa dan malu.
Saat ini Indonesia telah menjadi
salah satu dari negara berkembang di
wilayah Asia yang telah digolongkan
menjadi negara dengan tingkat epidemi
yang terkonsentrasi atau concentrated
level epidemic karena di Indonesia sudah
terdapat wilayah-wilayah epidemi dengan
angka prevalensi yang sangat besar yakni
lebih dari 5% pada subpopulasi yang
beresiko terinfeksi HIV seperti pekerja
seks komersial, narapidana, pengguna
narkoba jarum suntik, darah donor dan
ibu hamil (Setyoadi & Triyanto, 2012).

Laporan perkembangan HIV AIDS di
Indonesia Triwulan I tahun 2012 oleh
Kementerian Kesehatan RI menyebutkan
bahwa dari Januari sampai dengan Maret
2012 jumlah kasus baru HIV yang
dilaporkan sebanyak 5991 kasus dan HIV
sebanyak 551 kasus. Jumlah AIDS
tertinggi dilaporkan dari Propinsi Bali
(154), Jawa Barat (104), Jawa Timur (65)
dan Sulawesi Selatan (56). Secara
komulatif kasus AIDS mulai tahun 1987
sampai dengan Maret 2012 ketiga
terbanyak yaitu DKI Jakarta (5118), Jawa
Timur (4663), dan Papua (4469). Jawa
Timur menduduki rangking kedua
tertinggi jumlah kasus AIDS di
Indonesia. Sejak pertama kali ditemukan
pada tahun 1987 sampai dengan Maret
2012 kasus HIV/AIDS sudah tersebar di
368 (73,9%) dari 498 kabupaten/kota di

seluruh 33 propinsi di Indonesia
(Kemenkes,
2012).
Jika
tidak
ditanggulangi
dapat
menyebabkan
peningkatan kasus secara besar.
Dukungan
sosial
mempunyai
peranan penting dalam mengatasi
masalah fisik, emosional dan psikososial
sehari-hari yang dihadapi oleh ODHA
(Setyoadi & Triyanto, 2012). Stigma
negatif dan diskriminasi yang telah
dilakukan oleh masyarakat kepada
ODHA telah menyebabkan ODHA
terpinggirkan

dalam
kehidupan
bermasyarakat. Sikap dan perilaku seperti
ini menjadikan ODHA minder dan

merasa malu untuk berkumpul. Padahal
sejatinya ODHA sangat membutuhkan
perhatian dan dukungan yang sangat
besar dari orang-orang di sekitarnya.
Dukungan sosial yang diberikan oleh
keluarga, teman , saudara walaupun kecil
akan dapat membantu mengembalikan
kepercayaan diri dan harapan. Saat ini
sudah banyak fasilitas layanan HIV AIDS
yang sudah disediakan oleh pemerintah.
Namun, jika sikap dan perilaku
masyarakat masih mengucilkan ODHA
maka mereka akan bersembunyi dan
enggan untuk melakukan pemeriksaan ke
fasilitas kesehatan. Dukungan sosial yang

dapat
diberikan
terutama
adalah
dukungan emosional berupa kasih sayang
dan perhatian kepada ODHA. Diharapkan
dengan
dukungan
sosial
dapat
mengurangi beban beban masalah yang
dihadapi oleh ODHA dan juga membantu
ODHA melakukan mekanisme koping
yang adaptif terkait dengan penyakitnya.
METODE
Penelitian
ini
menggunakan
rancangan penelitian deskriptif dengan
desain penelitian survei, yaitu penelitian
dengan melakukan pengumpulan data
yang relatif terbatas dari kasus-kasus
yang relatif besar jumlahnya, penelitian
ini bertujuan mengumpulkan informasi
tentang variabel. Populasi pada penelitian
ini adalah pasien ODHA baik yang
sedang menjalani rawat inap maupun
rawat jalan dan keluarga di UPIPI
Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya.
Perkiraan jumlah rata-rata pasien
ODHA/bulan adalah 30 pasien.
Pada penelitian ini
peneliti
menggunakan teknik
nonprobability
sampling dengan teknik
purposive
sampling. Teknik ini merupakan teknik
penetapan sample dengan cara memilih
sampel diantara populasi sesuai dengan
yang dikehendaki peneliti. Jumlah sample
ditetapkan berdasarkan kriteria inklusi
dan eksklusi. Peneliti menetapkan kriteria
sampel sebagai berikut:
1. Kriteria Pasien

1) Kriteria inklusi pasien :
1) Pasien yang masih tinggal
bersama keluarga.
2) Pasien yang bersedia menjadi
responden dalam penelitian.
3) Anggota keluarga yang tidak
bersedia menjadi responden
2) Kriteria eksklusi
1) Pasien yang tidak sadar.
2. Kriteria Keluarga
1) Kriteria inklusi keluarga :
1) Anggota
keluarga
yang
merawat
pasien
selama
dirawat di Rumah Sakit
2) Bersedia menjadi responden
dalam penelitian.
2) Kriteria eksklusi keluarga :
1) Anggota keluarga yang tidak
bersedia menja di responden.
Jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah 10 ODHA dan keluarganya.
Pada penelitian deskriptif dengan
desain penelitian survei ini memiliki satu
variabel yaitu dukungan sosial yang
terdiri dari empat sub variabel yaitu
dimensi dukungan sosial yang terdiri dari
dukungan
emosional,
dukungan
penghargaan, dukungan instrumental, dan
dukungan informasi. Penelitian dilakukan
pada bulan Januari 2014 dengan
instrument berupa kuesioner tertutup.
HASIL
Tabel 1. Perbandingan interpretasi pada
responden 1A dan 1B
Dimensi
Keluarga
ODHA
Emosional
Baik
Baik
Penghargaan Cukup
Cukup
Instrumental Cukup
Baik
Informasi
Cukup
Cukup
Tabel 2. Perbandingan interpretasi pada
responden 2A dan 2B
Dimensi
Keluarga
ODHA
Emosional
Baik
Baik
Penghargaan Baik
Baik
Instrumental Baik
Baik
Informasi
Baik
Kurang

Tabel 3. Perbandingan interpretasi pada
responden 3A dan 3B
Dimensi
Keluarga
ODHA
Emosional
Cukup
Baik
Penghargaan Cukup
Cukup
Instrumental Baik
Baik
Informasi
Cukup
Cukup

Tabel 9. Perbandingan interpretasi pada
responden 11A dan 11B
Dimensi
Keluarga
ODHA
Emosional
Baik
Cukup
Penghargaan Kurang
Kurang
Instrumental Baik
Baik
Informasi
Cukup
Cukup

Tabel 4. Perbandingan interpretasi pada
responden 6A dan 6B
Dimensi
Keluarga
ODHA
Emosional
Baik
Baik
Penghargaan Baik
Baik
Instrumental Baik
Baik
Informasi
Baik
Baik

Tabel 10. Perbandingan interpretasi pada
responden 12A dan 12B
Dimensi
Keluarga
ODHA
Emosional
Baik
Baik
Penghargaan Baik
Baik
Instrumental Baik
Baik
Informasi
Baik
Baik

Tabel 5. Perbandingan interpretasi pada
responden 7A dan 7B
Dimensi
Keluarga
ODHA
Emosional
Baik
Baik
Penghargaan Cukup
Cukup
Instrumental Cukup
Cukup
Informasi
Cukup
Cukup
Tabel 6. Perbandingan interpretasi pada
responden 8A dan 8B
Dimensi
Keluarga
ODHA
Emosional
Baik
Baik
Penghargaan Baik
Baik
Instrumental Baik
Baik
Informasi
Baik
Baik
Tabel 7. Perbandingan interpretasi pada
responden 9A dan 9B
Dimensi
Keluarga
ODHA
Emosional
Baik
Baik
Penghargaan Baik
Baik
Instrumental Baik
Baik
Informasi
Baik
Baik
Tabel 8. Perbandingan interpretasi pada
responden 10A dan 10B
Dimensi
Keluarga
ODHA
Emosional
Baik
Cukup
Penghargaan Baik
Cukup
Instrumental Baik
Baik
Informasi
Baik
Baik

PEMBAHASAN
Interpretasi pada responden 1A dan
1B menunjukkan keempat domain
dukungan sosial berada pada kategori
baik dan cukup. Pada perbandingan
keduanya ditemukan perbedaan persepsi.
Perbedaan ditemukan pada domain
instrumental
dimana
keluarga
persepsinya cukup sedangkan ODHA
persepsinya baik karena ODHA adalah
ibu rumah tangga yang tidak bekerja
sehingga dukungan instrumental yang
diberikan oleh keluarga sangat berarti
bagi ODHA.
Pada responden 2A dan 2B
sebagian besar interpretasi dukungan
sosial pada keduanya adalah baik. Namun
pada perbandingan keduanya ditemukan
perbedaan pada domain informasi dimana
pada dukungan sosial oleh keluarga
persepsinya baik sedangkan untuk respon
ODHA persepsinya masih kurang karena
usia ODHA yang sudah tua sehingga
daya ingat tentang informasi yang
diterimanya menurun.
Pada responden 3A dan 3B terdapat
perbedaan
persepsi
pada
domain
emosional. Persepsi keluarga telah
memberikan dukungan sosial yang cukup
sedangkan respon ODHA persepsinya
sudah baik. Hal ini karena usia ODHA
yang sudah tua dan juga pendidikannya
yang hanya tamat SD sehingga dukungan

emosional sekecil apapun sangat berarti
baginya.
Pada responden 6A dan 6B seluruh
domain dukungan sosialnya baik.
Perbandingan keduanya juga tidak
ditemukan perbedaan persepsi antara
keluarga dengan ODHA. Hal ini
menunjukkan dukungan sosial pada
pasangan 6A dan 6B yang maksimal.
Pada responden 7A dan 7B tidak
terdapat perbedaan persepsi pada
perbandingan keduanya. Sebagian besar
dalam kategori cukup yaitu pada domain
penghargaan
,
instrumental
dan
informasi. Sedangkan untuk domain
emosional interpretasinya baik. Pada
responden 8A dan 8B juga tidak
ditemukan perbedaan persepsi. Semua
domain dukungan sosial pada kategori
baik. Pada responden 9A dan 9B semua
domain juga pada kategori baik.
Perbandingan keduanya juga tidak
ditemukan perbedaan persepsi.
Pada responden 10A dan 10B
sebagian besar domain dukungan sosial
dalam kategori baik. Perbandingan
keduanya menunjukkan perbedaan pada
domain emosional dan penghargaan.
Pada kedua domain ini dukungan dari
keluarga
persepsinya
sudah
baik
sedangkan persepsi dari ODHA adalah
cukup karena pendidikan ODHA yang
lebih tinggi dari keluarga sehingga
menilai kepedulian dari keluarga sudah
cukup.
Pada responden 11A dan 11B
ditemukan domain yang masuk kategori
kurang yaitu pada domain penghargaan
baik persepsi keluarga maupun persepsi
ODHA. Perbandingan pada pasangan ini
ditemukan perbedaan persepsi pada
domain emosional. Pada keluarga
persepsinya baik sedangakan respon
ODHA
persepsinya
cukup.Pada
responden 12A dan 12B semua domain
berada pada kategori baik. Tidak
ditemukan perbedaan persepsi pada
perbandingan keduanya.
Berdasarkan data secara umum
didapatkan tingkat pemberian dukungan

sosial oleh keluarga kepada ODHA
cukup dan baik. Interpretasi kurang
hanya terdapat 1 saja lebih sedikit
dibandingkan dengan cukup dan baik.
Sedangkan untuk respon penilaian
dukungan sosial oleh ODHA secara
umum juga didapatkan interpretasi cukup
dan baik.
Pemberian dukungan sosial yang
baik
kepada
pasien
HIV/AIDS
mempunyai peran yang sangat penting.
Dukungan sosial yang baik dapat
membantu mengurangi stress pasien.
Dukungan sosial yang diberikan kepada
ODHA akan dapat menstabilkan respon
emosional,
menurunkan
tingkat
kecemasan, dan meningkatkan interaksi
sosial ODHA (Iyw, 2005).
Pada saat penelitian berlangsung,
peneliti melihat beberapa diantara ODHA
ditunggui oleh beberapa keluarganya. Hal
ini dapat meningkatkan dukungan sosial
yang diaraskan oleh ODHA di UPIPI
RSUD Dr. Soetomo. Dukungan dari
keluarga sebagai orang terdekat pasien
akan mampu memberikan dorongan
semangat positif bagi si ODHA.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Tingkat pemberian dukungan sosial
oleh keluarga kepada ODHA di
Ruang UPIPI RSUD Dr. Soetomo
secara umum terdapat 2 interpretasi
yaitu cukup dan baik dimana sebagian
besar adalah baik. Keluarga ODHA
sebagain besar mendampingi pasien
selama perawatan.
2. Respon penilaian dukungan sosial
oleh ODHA di Ruang UPIPI RSUD
Dr. Soetomo secara umum terdapat 2
interpretasi yaitu cukup dan baik
dimana sebagian besar adalah baik.
Respon
penilaian
yang
baik
menunjukkan dukungan sosial dari
keluarga yang efektif.
3. Masing-masing domain dukungan
sosial keluarga di Ruang UPIPI
RSUD Dr. Soetomo memiliki
interpretasi
yang
berbeda-beda.

Domain emosional dan instrumental
memiliki
interpretasi
baik
dibandingkan
dengan
domain
penghargaan dan informasi.
Saran
1. Keluarga yang mendampingi ODHA
di Ruang UPIPI RSUD Dr. Soetomo
diharapkan dapat peka terhadap
respon penilaian ODHA terhadap
dukungan sosial yang diberikan oleh
keluraga sehingga perbedaan persepsi
dapat diminimalkan.
2. Perawat di Ruang UPIPI RSUD Dr.
Soetomo
diharapakan
dapat
memberikan edukasi kepada keluarga
pasien tentang pentingnya dukungan
sosial dari keluarga dan dapat
memberikan
tindakan
terhadap
perbedaan persepsi ODHA dan
keluarga.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk
dapat mengembangkan penelitian
dengan jumlah responden yang lebih
besar untuk mendapatkan hasil yang
lebih maksimal mengenai perbedaan
persepsi antara ODHA dengan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Z., 2006. Pengantar Keperawatan
Keluarga . Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Arikunto, S., 2006. Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Astuti, A. & Budiyani, K., 2010.
Hubungan Antara Dukungan
Sosial Yang Diterima Dengan
Kebermaknaan Hidup Pada
ODHA. Skripsi. Yogyakarta:
Fakultas
Psikologi
Universitas Mercu Buana.
Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2012.
Statistik HIV/ AIDS di
Indonesia . spiritia.or.id.
Friedman, M.M., Bowden, V.R. & Jones,
E.G., 2010. Buku ajar
keperawatan keluarga : riset,

teori & praktik. 5th ed.
Jakarta: EGC.
Gallant, J., 2010. 100 Tanya Jawab
Mengenai HIV dan AIDS.
Jakarta Barat: PT Indeks.
Hidayat,
A.A.A.,
2010.
Metode
Penelitian Kesehatan. 1st ed.
Surabaya:
Health
Book
Publishing.
Hutapea, R., 2003. AIDS & PMS dan
Pemerkosaan. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA.
Iyw,
2005.
Pengaruh
Dukungan
Keluarga
Terhadap
Perubahan Respon SosialEmosional Pasien HIV-AIDS.
Skripsi.
Surabaya:
Universitas Airlangga.
Kemenkes,
2012.
Laporan
Perkembangan
HIV-AIDS
Triwulan I Tahun 2012.
Jakarta:
Kementerian
Kesehatan RI.
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan.
Jakarta:
Salemba Medika.
Nursalam & Kurniawati, N.D., 2007.
Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Terinfeksi HIV AIDS.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam & Kurniawati, N.D., 2011.
Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Terinfeksi HIV/ AIDS.
Jakarta: Salemba Medika.
Riduwan, 2010. Skala Pengukuran
Variabel-variabel Penelitian.
1st
ed.
Bandung:
ALFABETA.
Setyoadi & Triyanto, E., 2012. Strategi
Pelayanan Keperawatan Bagi
Penderita AIDS. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Soedarto, 2010. Virologi Klinik. Jakarta:
Sagung Seto.
Videbeck, S.L., 2008. Buku Ajar
Keperawatan Jiwa . I ed.
Jakarta:
Penerbit
Buku
Kedokteran EGC.

Widoyono,

2011. Penyakit Tropis
Epidemiologi,
Penularan,
Pencegahan
dan
Pemberantasannya . Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25