MAKALAH KELOMPOK 3 KELAS D MATERI KEDUA

MAKALAH TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN BUAH SEMUSIM
(SEMANGKA, MELON, LABU)
DOSEN PENGAMPU: Ir. Koesrihati, MS

Kelompok D3:
1. Liri Sari Tarigan

155040201111068

2. Marcelina Melvyn

155040201111089

3. Fridia Arintya A

155040201111100

4. Meilani Afsari

155040201111103


5. Ati Setiawati P

155040201111112

6. Erna Triyanti Sihotang

155040201111116

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
MINAT BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018

1

DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................3

1.2 Tujuan.....................................................................................................................3
1.3 Manfaat...................................................................................................................3
2. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................4
2.1 Teknologi Produksi Tanaman Semangka..............................................................4
2.2 Teknologi Produksi Tanaman Melon..................................................................17
2.3 Teknologi Produksi Tanaman Labu....................................................................26
3. KESIMPULAN...........................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................38

2

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian tanaman musiman adalah tanaman atau tumbuhan yang masa
hidupnya hanya satu musim saja dan juga ada beberapa tanaman yang bisa hidup
beberapa musim,contoh tanaman yang hidup dalam satu musim adalah tanaman
padi jangka waktu tanaman padi disemai hingga panen adalah 3 sampai 4 bulan
setelah itu padi akan di panen dan kemudian padi akan layu dan mati maka dari itu
tanaman musiman biasanya berumur 3 sampai 4 bulan. Namun ada juga tanaman
musiman atau semusim yang bisa kita panen berkali kali dan masa hidupnya bisa

lebih dari 3 bulan dan bahkan tanaman tersebut bisa hidup sampai setahun sebagai
contoh tanaman cabe dan jenis tanaman terong terongan,sebagai petani banyak
memanfaatkan tanaman musiman ini untuk di budidayakan alasanya adalah petani
bisa memprediksi kapan waktunya tanaman tersebut panen. Dalam melakukan
budidaya tanaman semusim, perlu adanya teknologi pengolahan tanaman yang
dilakukan agar tanaman tersbut mendapatkan perlukan yang baik
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian tanaman semusim
2. Melakukan analisa terhadap budiaya yang dilakukan
3. Mengetahui karakter tanaman melon dan Labu kuning
1.3 Manfaat
1. menemukan penyakit yang menyerang tanaman melon, semangka, dan labu
kuning
2. dapat melakukan proses budidaya tanaman melon, semangka dan labu kuning
3. dapat melakukan budidaya tanam sesuai dengan syarat tumbuh

2. TINJAUAN PUSTAKA

3


2.1 Teknologi Produksi Tanaman Semangka
Di Indonesia, buah keluarga labu-labuan telah berkembang seperti di
negara-negara lain yang telah lebih dahulu membudidayakan tanaman dengan
jenis yang sama, walaupun masih sedikit agak ketinggalan. Dikarenakan, sebelum
tahun 1970, pertanian di negara kita lebih mengutamakan kebutuhan pangan
pokok, yakni beras. Tahun 1970 ini pula yang menjadi titik-tolak perkembangan
tanaman pangan selain beras (padi). Dengan terobosan-terobosan baru dan
kemajuan teknologi, pemerintah telah mendirikan balai-balai penelitian tanaman
pangan. Hal ini sedikit banyaknya tentu memberikan andil yang positif dalam
penyebarluasan daerah penanaman keluarga labu-labuan ini (Budi Samadi, 1996).

Gambar 1. Tanaman Semangka (BAPPENAS, 2005).
Balai-balai sejenis itu bermunculan di beberapa daerah di Indonesia pada
tahun 1984. Meningkatnya perhatian terhadap budidaya tanaman hortikultura tadi,
didasarkan atas terbukanya peluang untuk memasarkan semangka ke luar negeri,
terutama hasil budidaya tanaman pangan yang sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan.
Persyaratan buah yang layak untuk di ekspor terkadang masih menjadi
kendala dari beberapa jenis buah, khususnya semangka. Oleh sebab itu perlu
diadakan suatu program budidaya terpadu, agar menghasilkan buah semangka

yang berkualitas prima, memenuhi standard pasaran internasional serta mampu
bersaing dengan buah hasil produksi dari negara lain. Secara teoritis sebenarnya
kita mampu untuk bersaing, sebab kondisi alam Indonesia lebih subur jika di
bandingkan dengan alam negara lain produsen semangka di pasaran internasional.

4

Karena itulah kita perlu mengembangkan teknik-teknik budidaya di tanah air kita
untuk mengejar ketinggalan dari teknik budidaya tanaman di negara lain.
Budidaya tanaman semangka di tanah air. masih sebatas dalam rangka
memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Tetapi tidak menutup kemungkinan kita
mampu bersaing di kancah pasaran internasional. Faktor-faktor yang menjadi
tolok ukur naik-turunnya harga pasaran buah semangka di dalam negeri adalah
karena panen yang bersamaan sehingga hasil panen melebihi kebutuhan pasar
sehingga hargapun menjadi turun. Menurut Kemal Prihatman (2000), daerahdaerah penghasil semangka yang paling banyak di Indonesia adalah:
a) Jawa Tengah

: Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Magelang
dan Kabupaten Kulonprogo.


b) Jawa Barat

: Karawang, Indramayu.

c) Jawa Timur

: Malang, Banyuwangi.

d) Sumatera : Lampung.
Di samping untuk memenuhi pasaran lokal bagi masing-masing daerah
penghasil buah semangka, buah hasil panen juga dikirim ke daerah lain yang
memungkinkan, karena di daerah lain belum tentu tanaman sedang berbuah
ataupun malah belum lazim dibudidayakan. Masuknya bibit-bibit semangka impor
mempunyai daya tarik yang kuat, sebab buah semangka tersebut mampu merebut
pasaran sejajar dengan buah-buahan jenis lain yang sebagian masih di import dari
luar negeri. Buah semangka yang berkualitas baik telah banyak dipasarkan di
super market di kota-kota besar dan yang menjadi pelanggannya adalah
masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas. Dengan kenyataan yang
demikian menjadikan permintaan pasar buah semangka semakin meningkat.
Terlebih lagi pada saat hasil panen buah dari daerah-daerah penghasilnya menurun

jumlahnya, sehingga harganya pun melonjak beberapa kali lipat. (Budi Samadi,
1996).
Tanaman semangka (Citrullus vulgaris S) adalah tanaman yang berasal
dari Afrika. Tanaman ini mulai dibudidayakan sekitar 4000 tahun SM sehingga
tidak mengherankan bila konsumsi buah semangka telah meluas ke semua belahan
dunia. Semangka termasuk dalam keluarga buah labulabuan (Cucurbitaceae) dan
memiliki sekitar 750 jenis (Syukur, 2009).

5

Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang hidupnya merambat dan
memiliki anekaragam jenis seperti semangka merah, semangka kuning, semangka
biji dan semangka non biji.

Gambar 2. Buah Semangka (BAPPENAS, 2005).
Menurut Rukmana (1994), klasifikasi ilmiah semangka adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio


: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Violales

Familia : Cucurbitaceae
Genus

: Citrullus

Spesies : Citrullus vulgaris
Semangka merupakan setahun, bersifat menjalar, batangnya kecil dan
panjangnya dapat mencapai 5m. Batangnya ditumbuhi bulu-bulu halus yang
panjang tajam dan berwarna putih. Batangnya mempunyai sulur yang bercabang 2
– 3 buah, sehingga memanjat. Tanaman semangka mempunyai bunga jantan,

bunga betina dan hermaprodit yang letaknya terpisah, namun masih dalam satu
pohon. Jumlah bunga jantan biasanya lebih banyak daripada bunga lainnya.
Buahnya berbentuk bulat sampai bulat telur (oval). Kulit buahnya berwarna hijau
atau kuning, blurik putih atau hijau. Daging buahnya lunak, berair dan rasanya
manis. Warna daging buah merah atau kuning (Syukur, 2009).

6

Gambar 3. Bagian-bagian Tanaman Semangka (Syukur, 2009).
Menurut Endang Dwi Purbajanti (2013), pertumbuhan adalah kenaikan
dalam bahan tanaman, suatu proses total yang mengubah bahan mentah secara
kimia dan menambahkannya dalam tanaman. Pertumbuhan tanaman terjadi pada
tingkat mikroskopik saat sel membesar dan membelah sehingga terjadi
pengembangan bagian tanaman yang dapat terlihat. Dari pengertian pertumbuhan
tanaman di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Pertumbuhan Tanaman
adalah suatu proses penambahan ukuran, penambahan jumlah sel dan penambahan
jumlah daun yang tidak akan kembali lagi pada bentuk semulanya. Pertumbuhan
tanaman terdiri atas 2 fase, yaitu fase vegetatif dan fase generatif.
Pada fase pertumbuhan vegetatif menghendaki suhu sekitar 25 derajat
celcius. Pada suhu tersebut tanaman semangka akan tumbuh cepat dan kuat

sehingga akan diperoleh tanaman yang berbatang kuat dan ukuran daun besar.
Tanaman dengan kondisi fisik kuat dan didukung dengan perawatan yang baik
akan menghasilkan buah yang berkualitas tinggi
Sesudah itu pada fase generative terutama pada proses pemasakan buah,
tanaman semangka menghendaki suhu udara harian sekitar 30 derajat celcius
untuk pembentukan gula pada daging buahnya. Jika pada periode ini kondisi suhu
terlalu rendah, kadar gula pada daging buah juga akan rendah dan umur panen
lebih lama. Buah semangka yang diproduksi pada kondisi panas dan kering
memiliki kadar gula sekitar 11%. Sebaliknya pada kondisi dingin kadar gulanya
hanya mencapai 8 % (BAPPENAS, 2005).
Dalam budidayanya, tanaman buah semangka memiliki syarat pertumbuhan
yaitu memiliki iklim dengan tingkat curah hujan ideal 40-50 mm/bulan karena
curah hujan yang terlalu tinggi dapat berakibat buruk terhadap pertumbuhan
tanaman, yaitu mudah terserang hama penyakit, bakal buah gugur dan
pertumbuhan vegetatif panjang. Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar

7

matahari sejak terbit sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan
terjadinya kemunduran waktu panen. Tanaman semangka akan dapat tumbuh

berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu 25 OC (siang hari). Suhu
udara yang ideal bagi pertumbuhan tanaman semangka adalah suhu harian ratarata yang berkisar 20–30 mm. Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar
matahari menyinari areal penanaman, berarti udara kering yang miskin uap air.
Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman semangka, sebab di daerah
asalnya tanaman semangka hidup di lingkungan padang pasir yang berhawa
kering. Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya
jamur perusak tanaman (Doring, dkk. 2006)
Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang
cukup

gembur,

kaya

bahan

organik,

bukan

tanah

asam

dan

tanah

kebun/persawahan yang telah dikeringkan. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan
antara 6-6,7. Jika pH < 5,5 (tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis
disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah tersebut. Tanah yang cocok untuk
tanaman semangka adalah tanah porous (sarang) sehingga mudah membuang
kelebihan air, tetapi tanah yang terlalu mudah membuang air kurang baik untuk
ditanami semangka. Sedangkan untuk ketinggian tempat yang ideal untuk areal
penanaman semangka adalah: 100-300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat
ditanam di daerah dekat pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl
dan di atas perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl (Sarpian, 2003).
Menurut Wihardjo S. (1993) dalam melakukan budidaya tamanam buah
semangka tentunya harus mengetahui tahapan-tahapan dalam tekni budidaya yang
terdiri antara lain pembenihan. Benih semangka yang baik adalah bentuk tidak
keriput, tidak mengapung jika direndam. Sebelum disemai, ujung benih semangka
dipotong (untuk semangkan tanpa biji) terlebih dahulu menggunakan gunting
kuku, untuk mempermudah proses pertumbuhan. Selanjutnya benih direndam
dalam air hangat suhu 20-25°C yang telah ditambah fungisida dan bakterisida
dengan konsentrasi 2 ml/l. Setelah direndam 10-30 menit, diangkat dan ditiriskan
sampai air tidak mengalir lagi. Kemudian bibit siap dikecambahkan.
Sebelum disemai, benih semangka diperam terlebih dahulu. Caranya adalah
benih yang telah dikeringanginkan diletakkan di atas kain handuk, kemudian

8

dilipat. Masukkan bungkusan tersebut ke dalam kaleng atau stoples yang dilapisi
pasir dan kertas koran basah. Untuk memberikan suasana hangat, kaleng diberi
penerangan lampu pijar 15 watt, pada jarak 5-10 cm di atas bungkusan.
Pemeraman dilakukan selama 24-48 jam. Setiap 4-6 jam sekali perlu pengontrolan
kelembaban. Jika kondisi kering, segera semprotkan air menggunakan hand
sprayer kecil. Benih yang telah diperam, dimasukkan ke dalam polibag kecil
(ukuran 12 x 12 cm) yang telah berisi media tanam yaitu campuran tanah dan
pupuk kandang (1:1). Kedalaman lubang tanam 1,5 cm. Setalah ditanam, lubang
ditutup dengan tanah halus yang dicampur abu sekam (2:1). Kemudian polibag
polibag tersebut ditutup karung goni selama 2-3 hari (Samadi, 1996).
Polibag-polibag diberi disungkup (kanopi) plastik transparan serupa rumah
kaca mini dan salah satu sisi yang terbuka. Sungkup ini juga dilengkapi dengan
naungan paranet. Bibit yang masih muda diberi sinar matahari pagi saja,
maksimum hingga pukul 09.00. Tiga hari sebelum pindah tanam, sungkup harus
dibuka total, sehingga bibit mendapatkan matahari penuh. Penyiraman dilakukan
rutin untuk mempertahankan kelembaban. Pemupukan dilakukan dengan
menggunakan pupuk daun, untuk memacu perkembangan bibit, dicampur dengan
fungisida, dilakukan rutin 3 hari sekali. Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah
berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah.

Gambar 4. pembenihan hingga pembibitan (Syukur, 2009).
Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air yang terkandung
di dalam tanah mudah mengalir keluar melalui saluran drainase yang dibuat.
Lebar bedengan tergantung teknik budidaya yang digunakan. Untuk penanaman
sistem turus (ajir), lebar bedengan adalah 100-110 m; sistem tanpa turus dengan 1
baris tanaman, lebar bedengan 200 cm; sistem tanpa turus(ajir) dengan 2 baris
tanaman, lebar bedengan 400 cm. Panjang bedengan maksimum 12-15 m, tinggi
9

bedengan 30-50 cm, lebar parit 30-50 cm. Kemudian pemberian pupuk dasar
untuk semangka tanpa biji, kebutuhan pupuk per tanaman adalah 85 g ZA, 50 g
urea, 30 g SP-36, 85 g KCl dan 2 g Borate. Sedangkan untuk semangka berbiji,
kebutuhan pupuk per tanaman adalah 80 g ZA, 40 g urea, 30 g SP-36, 70 g KCl
dan 2 g Borate (Prajnanta, 1996).
Bedengan perlu disiangi, disiram dan dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm
atau mulsa plastik dengan lebar plastik 110-150 cm agar menghambat penguapan
air dan tumbuh liar. Pemakaian plastik lebih menguntungkan karena lebih tahan
lama, sampai 812 bulan pada areal terbuka (2 - 3 kali periode penanaman). Plastik
berwarna perak akan memantulkan sinar matahari sehingga mengurangi serangan
hama yang bersembunyi di bawah daun tanaman.

Gambar 5. Jarak Tanam Semangka (Syukur, 2009).
Untuk penanaman sistem turus, jarak tanam yang digunakan adalah 80 x
70 cm dengan populasi 8.000 tanaman/ha. Untuk penanaman sistem tanpa turus,
dengan 1 baris dan 2 baris tanaman, jarak dalam barisan 70 cm dengan populasi
3.5004.000 tanaman/ha. Kemudian persiapan pelubangan lahan tanaman
dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindah. Jarak antar lubang disesuaikan
dengan jarak tanam. Jika lahan menggunakan mulsa plastik, maka diperlukan alat
bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang disesuaikan
dengan kondisi tanah bedengan yang diberi lobang. Kaleng tersebut diberi arang
yang kemudian dibakar. Setelah arang menjadi bara, alat siap digunakan.
Kemudian dilakukan pelubangan pada tanah lahan dengan kedalaman 8-10 cm.
Bibit semangka dilakukan setelah bibit berumur 14 hari dan telah tumbuh daun 23 lembar dan sebelum bibit ditanam, dilakukan perendaman dalam air yang berisi
larutan pupuk NPK 2 g/l, sebagai Starter Solution. Lalu untuk urutan penanaman

10

adalah sebagai berikut, kantong plastik dilepas hati-hati supaya akar tidak rusak;
bibit dimasukkan ke dalam lubang yang telah disiapkan; lubang ditutup dengan
tanah yang telah disiapkan; terakhir lubang disiram air agar media bibit menyatu
dengan tanah (Sarpian, 2003).
Menurut Rukmana (1994), tanaman semangka yang berumur 3-5 hari
perlu diperhatikan. Apabila tanaman tumbuh terlalu lambat atau tanaman mati
dilakukan penyulaman dengan bibit baru yang telah disiapkan tetapi penyulaman
tidak boleh dilakukan lebih dari 10 hari setelah tanam. Pada kegiatan penyulaman,
perlu diperhatikan penyebab kematian bibit. Bila disebabkan oleh bakteri atau
jamur, bibit harus dibongkar bersama tanahnya, agar tidak menular ke bibit lain
yang sehat. Selain itu adanya gulma di sekeliling tanaman dapat menghambat
pertumbuhan tanaman, bahkan mengurangi produksi selain itu gulma juga dapat
dijadikan inang bagi hama dan penyakit sehingga perlu dilakukan penyiangan
secara rutin.
Pembubunan tanah dilakukan dengan menimbun kembali tanah yang
tererosi karena penyiraman, agar akar-akar tidak muncul ke permukaan tanah.
Pembumbunan hanya dilakukan untuk penanaman sistem tanpa mulsa.Tanaman
semangka memerlukan air secara terus menerus dan tidak kekurangan air. Sistim
irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation: air dialirkan melalui saluran
diantarabedengan Frekuensi pemberian air pada musim kemarau adalah 4-6 hari
(Samadi,B. 1996).
Pada budidaya tanaman semangka juga dilakukan pemupukan yang
bertuuan untuk membantu pertumbuhan dari tanaman semangka tersebut. Pupuk
yang digunakan untuk tanaman semangka antara lain, Pupuk kandang, TSP, ZA
dan KCl. Setlah di berikan pupuk tersebut, tanaman semngka juga membutuhkan
pemberian pupuk susulan yang diberikan pada saat, Masa daun kedua sampai
dengan ketiga, Masa sulur mulai menjalar sekaligus membumbun, Masa bunga
betina yang pertama, Masa buah sebesar tinju, Masa buah 15 hari menjelang
panen. Berikut adalah dosis pemupukan yang diberikan untuk tanaman
semangka :
Tabel 1. Dosis pupuk dan waktu pemberiannya / Ha (BAPPENAS, 2005).
Nama Pupuk

Pupuk
I

Pupuk Susulan ( Kg )
II
III
IV

V
11

Dasar
Pupuk Kandang

12.000
(Kg)

-

-

-

-

-

TSP

350

50

200

-

-

-

ZA

150

50

150

150

200

100

KCl
130
20
100
50
Jika tanah kurang mengandung borak, bersamaan pupuk dasar diberi
borak 5 Kg untuk per Ha. Pupuk susulan ditugalkan 10 – 15 Cm dari batang.
Pemberian pupuk cair SEPRINT dari 10 CC dilarutkan dalam 5 l air dan
semprotkan pada umur 2 – 3 minggu setelah tanam dan diulang 7 hari sekali
sampai 15 hari menjelang panen
Pada budidaya semangka dapat dilakukan perlakuan mulsa PHP untuk
menghasilkan semangka tanpa biji .Manfaat mulsa PHP Sesuai namanya, mulsa
PHP terdiri dari dua lapis warna,pada bagian atas berwarna perak dan bagian
bawah berwarna

hitam. Pada saat

pemasangan mulsa jangan sampai terbalik

karena bila pemasangan terbalik maka pengaruh mulsa akan berbeda. Manfaat
penggunaan mulsa PHP tersebut adalah merangsang perkembangan akar,
mempertahankan struktur suhu dan kelembaban tanah, mencegah erosi tanah,
menekan

pertumbuhan

gulma,

mengurangi

penguapan

air

dan

pupuk,

Meningkatkan proses fotosintesis, dan menekan perkembangan hama dan
penyakit

Gambar 6. Mulsa PHP (BAPPENAS, 2005).
Pemangkasan tajuk tanaman bertujuan mengatur pertumbuhan tajuk.
Pemangkasan dilakukan dengan cara mengurangi tumbuhnya cabang utama atau
cabang

sekunder sehingga hanya dipelihara sebanyak dua cabang utama saja.

Pemangkasan dapat dilakukan sejak tanaman masih berumur 7-10 hari setelah

12

tanam. Biasanya pada umur ini tanaman baru memiliki 4-5 helai daun. Hal ini
dilakukan untuk mempercepat tumbuhnya cabang. Cabang-cabang yang tumbuh
dibiarkan sampai berumur 3 minggu. Pada usia 3 minggu, dipilih lagi dua cabang
utama yang pertumbuhannya baik. Pada umur 6 minggu, cabang sekunder
dipangkas. Cabang sekunder yang dipangkas adalah cabang sekunder di bawah
ruas ke-14 dan disisakan masing-masing hanya dua daun. Alat pangkas yang
digunakan harus dalam keadaan steril. Sebelum dan sesudah pemangkasan, alat
direndam fungisida dengan konsentrasi 2 ml/l (Duljapardan Setyowati, 2000).
Pengikatan cabang mutlak dilakukan pada penanaman sistem turus, agar tanaman
dapat tumbuh merambat pada turus-turus yang telah disediakan. Pengikatan
dimulai ketika tanaman berumur 3 minggu. Bahan pengikat dapat berupa tali
rafia atau tali dari pelepah pisang batu.
Penyerbukan buatan hanya dilakukan kalau semangka yang ditanam
sebagian besar merupakan jenis tidak berbiji. Penyerbukan buatan dilakukan pada
pagi hari yaitu pukul 06.00-10.00, saat bunga betina dalam kondisi mekar. Umur
tanaman yang dapat dilakukan penyerbukan buatan sekitar 21-28 hari setelah
tanam. Untuk penanaman sistem turus, penyerbukan hanya dilakukan pada bunga
betina yang

berada pada ruas

ke-13 dan ke 20, hal

ini disebabkan bunga

pada ruas-ruas tersebut yang kelak menjadi buah dapat pas dengan para-paranya.
Sedangkan penanaman tanpa turus tidak ada ketentuan tersebut. Cara
penyerbukan buatan ini diawali dengan pengambilan dan pengumpulan bunga
jantan dari semangka berbiji. Selanjutnya, dipilih bunga betina yangakan
diserbuki, yaitu bentuknya sempurna dan tidak cacat. Setelah dipilih, oleskan
bunga jantan pada putik bunga betina.
Seleksi buah bertujuan untuk memperoleh ukuran dan bentuk buah yang
seragam dan besar. Seleksi buah dilakukan setelah tanaman berumur 40
HST.Buah yang dipilih adalah buahyang pertumbuhannya baik, sedangkan yang
jelek dibuang dengan menggunakan gunting. Banyaknya buah yang dipelihara
masksimal 2 buah per tanaman agar didapat buah yang besar.
Dalam proses pembesaran, diantara buah dan para-para perlu diberi
serasah dari jerami atau alang-alang. Tujuannya agar nantinya kulit buah tetap
mulus hingga saat panen. Selain pemberian alas, buah perlu dibalik agar bagian

13

bawahnya terkena sinar matahari. Pembalikan buah dilakukan minimal sekali
hingga buah siap panen, yaitu pada umur 44-51 HST.
Penyemprotan campuran obat (fungisida, insektisida dan pupuk daun)
dilakukan rutin setiap minggu, untuk tindakan pencegahan. Jika terdapat serangan
hama atau penyakit, maka waktu penyemprotan ditingkatkan menjadi 3 hari sekali
dengan bahan yang sesuai dengan hama atau penyakit tersebut. Adapun jenis
hamadan penyakit yang sering menyerang yaitu Thrips (Thrips parvispinus
Karny), Layu (Fusarium ),Bercak daun, Busuk buah,Ulat perusak daun
(Spodoptera litura), Tungau merah merah (Tetranychus cinnabarinus) dan Ulat
tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)dll.
Menurut Sarpian (2003), menentukan saat panen dapat melaui tiga cara
yaitu pengamatn visual, pengamatan dari suara saat buah diketuk, dan umur
tanaman. Secara visual, buah semangka yang sudah siap panen dicirikan oleh
warna kulit buah yang terang, bentuk buah bulat berisi, dan sulur di belakang
tangkai buah sudah berubah warna menjadi coklat tua. Warna buah menjadi terang
karena lapisan lilin yang menyelimuti kulit buah sudah hilang. Suara buah dapat
digunakan sebagai tanda tingkat ketuaan buah. Suara buah ini muncul setelah
buah diketuk. Bila nyaring, buah tersebut masih muda. Sebaliknya, bila agak berat
dan sedikit bergetar, buah tersebut sudah masak atau tua.
Varietas tanaman dan ketinggian tempat mempengaruhi umur panen
tanaman. Pada ketinggian tempat antara 700-900 m dpl, semangka dapat dipanen
pada umur 90-100 hari setelah tanam. Sementara di dataran rendah buah dapat
dipanen pada umur 85 hari. Cara panen buah semangka adalah dengan memotong
tangaki buah. Setelah dipotong, buah dapat diangkat dan diletakkan langsung ke
dalam keranjang. Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah dan
tidak berawan sehingga permukaan kulit buah dalam kondisi kering, agar tahan
selama dalam penyimpananan (Sarpian, 2003).
Kemudian masuk dalam tahap pasca panen dimana buah hasil panen
melalui beberapa proses seleksi sebelum buah di jual kepasaran karena adanya
buah yang tercampur dalam buah baik dapat menurunkan nilai jual dari buah
tersebut proses ini disebut sortasi.kemudian yang terakhir proses penyimpanan
buah semangka di tingkat pedagang besar (sambil menunggu harga lebih baik)

14

dilakukan sebagai berikut: Penyimpanan pada suhu rendah sekitar 4°C, dan
kelembaban udara antara 80-85%; Penyimpanan pada atmosfir terkontrol
(merupakan cara pengaturan kadar O2 dan kadar CO2) dengan asumsi oksigen
atau menaikan kadar karbon dioksida (CO2), dapat mengurangi proses respirasi
(Rukmana, 1994).
Pemberian mulsa bermanfaat

dalam hal kompetisi dengan tanaman

pengganggu (gulma) untuk memperoleh sinar matahari. Agar dapat berkecambah,
benih gulma membutuhkan sinar matahari. Dengan adanya bahan mulsa di atas
permukaan tanah, benih gulma tidak mendapatkan sinar matahari. Kalaupun ada
sinar matahari, misalnya pada mulsa jerami atau plastik transparan, pertumbuhan
gulma akan sangat terhalang. Akibatnya tanaman yang ditanam akan bebas
tumbuh tanpa kompetisi dengan gulma dalam penyerapan hara mineral tanah.
Menurut Prihatman (2000), manfaat pemasangan mulsa dalam budidaya tanaman
adalah menekan kompetisi hara dengan gulma, menjaga kestabilan agregat tanah,
menjaga ketersediaan air, menekan erosi, menurunkan suhu tanah dan
memudahkan dalam budidaya tanaman
Mulsa di atas permukaan tanah dapat menahan energi air hujan sehingga
agregat tanah tetap stabil dan terhindar dari proses penghancuran. Semua jenis
mulsa memiliki kemampuan menahan hantaman butiran air hujan. Oleh
karenanya, semua jenis mulsa dapat digunakan untuk tujuan mengendalikan erosi.
Pemulsaan dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap
dari permukaan tanah akan ditahan oleh bahan mulsa dan jatuh kembali ke tanah.
Akibatnya lahan yang ditanami tidak akan kekurangan air karena penguapan air
ke udara hanya terjadi melalui proses transpirasi. Proses transpirasi ini merupakan
proses normal yang terjadi pada tanaman. Melalui proses transpirasi inilah
tanaman dapat menarik air dari dalam tanah yang di dalamnya telah terlarut
berbagai hara yang dibutuhkan tanaman.
Menurut Prajnanta (1999) mulsa sintetis yang baik adalah mulsa plastik
hitam perak. Mulsa ini terdiri dari dua lapisan, yaitu perak dibagian atas dan hitam
dibagian bawah.Permukaan mulsa perak (PHP) dapat memantulkan (refleksi)
radiasi matahari. Tingginya pemantulan radiasi matahari ini memiliki efek ganda.
Efek pertama ialah memperkecil panas yang mengalir ke tanah sehingga

15

kemungkinan suhu tanah dapat diturunkan, sementara efek kedua ialah
memperperbesar radiasi matahari yang dapat diterima oleh daun-daun tanaman
sehingga kemungkinan proses fotosintesis dapat ditingkatkan dan mengurangi
serangan hama (seperti Thrips dan Aphis) dan penyakit. Permukaan hitam
dimaksudkan untuk lebih membatasi radiasi matahari yang menembus sampai ke
permukaan tanah sehingga keadaan permukaan tanah menjadi gelap total.
Keadaan ini akan menekan perkecambahan dan pertumbuhan tanaman
pengganggu (gulma) (Umboh, 1999).
Setelah pupuk kimia diaduk rata bercampur dengan tanah, bedengan
dirapikan dan disirami air secukupnya agar pupuk segera bereaksi. Pemasangan
mulsa dilakukan tepat setelah pemupukan kimia selesai. Bila pemasangan mulsa
dilakukan sehari setelah pemupukan, sebagian pupuk sudah menguap.
Mulsa dipasang dengan menarik kedua ujung mulsa pada kedua ujung
bedengan. Kaitkan terlebih dahulu salah satu ujungnya dengan bedengan dengan
pasak penjepit mulsa. Kemudian disusul ujung satunya. Secara bersamaan,
kaitkan kedua sisi mulsa dengan bedengan dengan pasak penjepit. Pemasangan
mulsa harus pada saat ada cahaya matahari karena pada saat itu mulsa akan mudah
meregang sehingga mudah ditarik kencang. Hasilnya permukaan bedengan
menjadi tertutup mulsa secara kencang sehingga terkesan rapi dipandang.
Pemasangan mulsa pada saat cuaca mendung, pemasangan sebaiknya ditunda
sampai ada sinar matahari karena apabila dipaksakan, meskipun hasil pemasangan
rapi, tetapi pada saat cuaca panas mulsa terlihat mengendor. Setelah mulsa PHP
terpasang diamkan selama 5 hari, kemudian buat lubang tanam dengan jarak
tanam 85 cm. Lubang tanam dibuat melingkar dengan di ameter 10 cm. Cara
membuatnya dengan menggunakan kaleng bekasa susu yang permukaanya
bergerigi ataupun dengan menggunakan plat panas (Prajnanta, 1999).

16

Gambar 7. Mulsa PHP (BAPPENAS, 2005).

Gambar 8. Mulsa jeramih (BAPPENAS, 2005).
2.2 Teknologi Produksi Tanaman Melon
Tanaman melon (Cucumis melo L) merupakan tanaman semusim yang
banyak dibudidayakan di Indonesia. Buah melon banyak digemari oleh
masyarakat karena buahnya yang berasa manis dan mengandung banyak air
sehingga menyegarkan apabila dimakan. Tanaman melon ini juga memiliki arti
penting bagi perkembangan sosial ekonomi masyarakat khususnya dalam
meningkatkan pendapatan petani, karena dirasa buah melon memiliki nilai
ekonomis yang lebih tinggi, adapun arti penting yang lain adalah sebagai
perbaikan gizi masyarakat dan perluasan kesempatan kerja. Tanaman melon
merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik pada ketinggian 300–1000 meter di
atas permukaan laut. Tanaman melon lebih cepat tumbuh di dataran menengah
yang suhunya agak dingin. Adapun di dataran rendah yang elevasinya kurang dari
300 meter di atas permukaan laut buah melon yang dihasilkan berukuran lebih
17

kecil dan dagingnya kurang mengandung air. Apabila ketinggian lebih dari 900
meter di atas permukaan laut, maka tanaman ini tidak akan berproduksi secara
optimal (Soedarya, 2010).
Tanaman melon termasuk dalam kelas tanaman biji berkeping dua.
Klasifikasi tanaman melon adalah sebagai berkut (Soedarya, 2010) :
Kingdom

: Plantae

Subkingdom

: Tracheobionta

Superdivisio

: Spermatophyta

Divisio

: Magnoliophyta/Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Magnoliopsida/Dicotyledoneae

Subkelas

: Dilleniidae

Ordo

: Violales

Familia

: Cucurbitaceae

Genus

: Cucumis

Spesies

: Cucumis melo L.

Tanaman melon memiliki sifat yaitu merupakan tanaman menjalar dan
memiliki banyak cabang, tanaman melon memiliki bentuk seperti daun ketimun,
tetapi sudutnya tidak setajam daun ketimun. Daun tanaman melon hampir
bundar, bersudut lima, mempunyai 3-7 lekukan, bergaris tengah 8-15 cm.
Tanaman melon juga memiliki perakaran yang menyebar dan dangkal serta
memiliki bunga yang berbentuk seperti lonceng berwarna kuning dan buah yang
bervariasi dalam bentuk, rasa, aroma, penampilan dan penampakan yang
tergantung dari varietas melon tersebut. Tanaman melon dibudidayakan melalui
beberapa tahapan yaitu penyemaian, perawatan tanaman, panen dan pasca panen.
Perawatan tanaman melon meliputi pemupukan, pengairan, penyiangan,
pemangkasan, pengendalian hama penyakit. Kadang kala dalam upaya perawatan
tanaman melon, kegiatan penyerbukan buatan merupakan salah satu di antaranya.
Pada kondisi cuaca yang cerah, tanaman melon pada umumnya akan berbuah
dengan bantuan serangga penyerbuk, seperti lebah. Namun pada saat cuaca
buruk, terutama pada saat musim penghujan serangga penyerbuk jarang muncul.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan buah yang berkualitas baik perlu dilakukan

18

penyerbukan buatan. Penyerbukan buatan ini dilakukan pada pagi hari mulai
pukul 06.30-10.00 di mana waktu tersebut bunga betina sedang mengalami tahap
mekar sempurna (Sobir, 2010).
Tanaman melon memiliki beberapa syarat tumbuh, yaitu:
1.Iklim
Tanaman melon dapat beradaptasi pada berbagai iklim. Tanaman melon
tidak tahan terhadap angin yang bertiup kencang karena tangkai daun, batang dan
buah akan patah. Bila pada waktu berbunga, tanaman melon kekurangan air,
bunga yang tumbuh banyak yang gugur hingga tidak terjadi buah. Itulah
sebabnya, di daerah yang beriklim kering dan di tegalan yang tidak terdapat
sumber pengairan, tanaman melon harus ditanam menjelang akhir musim
kemarau atau awal musim penghujan (Soedarya, 2010).
Salah satu faktor tumbuh bagi tanaman melon adalah kesesuaian iklim.
Faktor iklim di antaranya adalah sinar matahari, kelembaban, suhu, keadaan
angin dan hujan. Tanaman melon perlu penyinaran matahari penuh selama
pertumbuhannya. Pada kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah diserang
penyakit. Suhu optimal untuk tumbuh tanaman melon adalah antara 25-300C.
Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon dan hujan yang
turun terus menerus juga akan merugikan tanaman melon. Tanaman melon
tumbuh baik pada ketinggian 300-900 m dpl.
Melon dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah sub tropis dan
tropis. Tanaman melon dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 300-1.000
meter di atas permukaan laut. Tetapi juga mulai dikembangkan pada dataran
rendah yaitu memiliki ketinggian kurang dari 300 meter di atas permukaan laut.
Mengenai iklim, tanaman melon membutuhkan tempat yang mendapatkan sinar
matahari penuh sekitar 10-12 jam/hari, suhu udaranya hangat dan kelembapan
udaranya relatif rendah. Selama perkecambahan idealnya pada suhu 28°-30°C,
sedangkan pada periode pertumbuhan kisaran suhu yang ideal 25°-30°C tanaman
ini masih toleran di daerah yang kelembaban udaranya antara 70%-80%, tetapi
bila suhu udara kurang dari 18° C pertumbuhan tidak dapat berkembang dengan
baik. Pada periode pematangan buah diperlukan suhu 26°C di siang hari dan 16°C

19

di malam harinya. Penanaman melon pada umumnya dilakukan pada awal musim
kemarau (Rukmana, 1993).
2. Kesuburan Tanah
Tanah yang baik untuk melon adalah tanah liat berpasir yang memiliki
lapisan bunga tanah yang tebal, serta banyak mengandung bahan organik untuk
memudahkan akar tanaman berkembang. Tanaman melon tidak menyukai tanah
yang terlalu basah. Tanaman melon lebih peka terhadap air tanah yang
menggenang atau kondisi aerasi tanah kurang baik daripada tanaman semangka.
Di tempat yang kelembaban udaranya rendah atau kering dan ternaungi, tanaman
melon sulit untuk berbunga. Tanaman ini lebih cepat tumbuh di daerah terbuka
tetapi sinar matahari tidak terlalu terik, yaitu cukup dengan penyinaran 70%
(Buditjahjono, 2007).
Adapun cara budidaya tanaman melon ialah:
1. Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan untuk penanaman terlebih dahulu dibersihkan dari sisa
tanaman dan sampan, kemudian dilakukan pembajakan dengan kedalaman 20 - 30
cm. Lahan dikering-anginkan selama 5-7 hari. Bila masih ada bongkahan tanah,
haluskan dan dibiarkan selama 4-5 hari. Pembuatan bedengan dengan ukuran
panjang maksimum 15 m, tinggi 30 -50 cm, lebar 100-120 cm dan lebar parit 50 60 cm. Tinggi dan lebar parit disesuaikan dengan keadaan musim saat penanaman.
Pada musim hujan, usahakan tinggi bedengan ± 50 cm, agar perakaran tanaman
tidak terendam air sewaktu hujan (Rukmana, 1993).
Tanah dikerjakan bersamaan dengan kegiatan pesemaian, agar pada saat
pengolahan tanah selesai, bibit tanaman dari pesemaian dapat langsung
dipindahkan ke lapang. Pekerjaan yang pertama adalah membuat bedengan,
bedengan perlu lebih luas yaitu kurang lebih 2 meter. Tanah dicampur dengan
kedalaman 20-30 cm. Setelah itu dibuat lubang dengan ukuran kira-kira 20x20x20
cm untuk tempat pupuk kandang. Jarak antara lubang yang satu dengan yang lain
adalah 50 cm (Tjahjadi, 1989).
Dengan tehnologi yang lebih maju sebagian besar petani menanam
hortikultura menggunakan mulsa PHP ( plastik hitam perak ) walaupun bisa
diusahakan dengan menutup mulsa jerami. Mulsa ini ada dua warna, hitam

20

dibawahnya dan putih perak di atasnya. Pemasangan mulsa PHP ini dilakukan
minimal 3-5 hari sebelum tanam. Didalam pemasangan mulsa sebaiknya
dilakukan di siang hari, karena pada siang hari plastik lentur dan mudah
pemasangannya, dan tidak usah ditarik terlalu kencang karena mulsa akan terlalu
tipis dan mudah sobek, mulsa PHP dapat dipakai 2-3 kali periode tanam maka
supaya dirawat sebaik-baiknya (Soedarya, 2010). Pembukaan lahan dilakukan
agar tanah tersebut dapat digunakan sebagai tempat penanaman tanaman melon.
Sebelum dibajak lahan yang akan digunakan digenangi air terlebih dahulu selama
semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan dengan kedalaman
sekitar 30 cm. Setelah itu dilakukan pengeringan, baru dihaluskan dengan cara
pencangkulan atupun pembajakan.
Dalam agribisnis yang berorientasi komersial, seperti pasar supermarket,
hasil lebih sempurna apabila pada tanah dipasang mulsa plastik. Mulsa adalah
bahan yang digunakan sebagai penutup tanah yang berfungsi melindungi tanah
dari terpaan butiran hujan, mengurangi jumlah dan kecepatan aliran permukaan,
mengurangi evaporasi dan menaikkkan simpanan air tanah. Pemasangan mulsa
sebaiknya dilakukan pada saat panas matahari terik, agar mulsa dapat memuai
sehingga menutup bedengan dengan tepat Pemasangannya hanya cukup
melibatkan 2 orang untuk satu bedengan (Sobir, 2010).
2. Persemaian
Bersamaan dengan penyiapan lahan, dilakukan penyiapan benih
melon dan pembenihanya. Media tanam yang digunakan adalah tanah yang
berasal dari sekitar rumpun bambu. Media dimasukkan ke dalam polybag
berukuran 4 x 6 cm dan diietakkan dalam sungkup. Sungkup terbuat dari rangka
bambu dengan lebar bawah 1 m - 1,25 m, tinggi 0,5 m - 0,6 m, bentuknya dibuat
melengkung setengah lingkaran. Panjang sungkup disesuaikan dengan kebutuhan
benih. Pembenihan harus berada di tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang
baik. Penyemaian benih dilakukan dengan terlebih dahulu merendam benih dalam
air hangat dicampur fungisida berbahan aktif Propamokarb hidroklorida
konsentrasi 2 ml/1 atau Benomyl konsentrasi 0,5 g/1 selama 4-6 jam. Kemudian
benih ditiriskan, dan diietakkan di atas kertas koran basah selama 1 hari 2 malam
atau 36 jam pada suhu kamar. Benih ditanam ke dalam media semai dengan

21

kedalaman 2 cm dengan letak calon akar atau bagian benih yang runcing berada di
bawah (media semai dalam keadaan basah). Setelah berumur 10-14 hari atau telah
memiliki 2 - 3 pasang daun sempurna, benih dipindahkan ke lapangan.
Penanaman benih dilakukan pagi atau sore hari pada bedengan yang sehari
sebelumnya telah disiram air terlebih dahulu sampai basah (Rukmana, 1993).
Benih yang sudah berkecambah harus segera dibibitkan atau disemai
dalam media pembibitan. Penyemaian benih dapat menggunakan kantong plastik
bening atau polybag berakuran 7x10 cm. Media semai yang digunakan berapa
campuran tanah dan pupuk kandang yang sudah matang dengan perbandingan 2:1.
Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang sedalam 2 cm, lalu benih
dimasukkan ke dalam lubang, kemudian benih ditutup dengan tanah (Sobir, 2010).
Benih yang sudah berkecambah harus segera dibibitkan atau disemai
dalam media pembibitan. Penyemaian benih dapat menggunakan kantong plastik
bening atau polybag berukuran 7x10 cm. Media semai yang digunakan berupa
campuran tanah dan pupuk kandang yang sudah matang dengan perbandingan 2:1.
Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang sedalam 2 cm, lalu benih
dimasukkan ke dalam lubang, kemudian benih ditutup dengan tanah (Sobir, 2010).
3. Penanaman
Bibit tanaman melon siap untuk ditanam saat berumur 10-14 hari setelah
semai. Kriteria bibit yang siap tanam adalah jika bibit tersebut sudah memiliki
daun 2-3 pasang dan berwarna hijau segar. Untuk meningkatkan keseragaman
ukuran buah, bibit dipilah dan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan
kesehatannya. Dengan demikian, pertumbuhan tanaman di lapang seragam dan
buahnya juga akan seragam (Sobir, 2009).
Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada sore hari, hal ini ditujukan
untuk menghindarkan tanaman dari stres karena terik matahari. Sesaat sebelum
tanam, media tanam dalam plastik semai disiram sampai basah agar tidak
pecah/berhamburan ketika plastik dibuka.
Bibit melon dapat dipindahkan dari persemaian ke lahan pada umur 12-14
hari setelah semai benih, yakni setelah berdaun 2-3 helai. Penanaman bibit
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, hal ini ditujukan untuk
menghindarkan tanaman dari stres karena terik matahari. Sesaat sebelum tanam,

22

media tanam dalam plastik semai disiram sampai basah agar tidak
pecah/berhamburan ketika plastik dibuka. Untuk meningkatkan keseragaman
ukuran buah, bibit dipilah dan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan
kesehatannya. Dengan demikian, pertumbuhan tanaman di lapang seragam dan
buahnya juga akan seragam (Sobir, 2009).
4. Pemeliharaan
a. Pemasangan lanjaran
Khusus pada sistem tanam yang dirambatkan, seawal mungkin dilakukan
pemasangan lanjaran dari bilah bambu ukuran panjang lanjaran 175 cm -200 cm
dan lebar 3-4 cm, dipasang berjajar dekat batang tanaman melon, sehingga
membentuk segitiga. Antara lanjaran satu dengan lanjaran yang lain, semua
lanjaran dihubungkan dengan gelagar arah mendatar (horizontal) dan diikat
dengan kuat. Keterlambatan pemasangan lanjaran dapat menggangu perakaran
tanaman melon (Samadi, 2010).
b. Pengairan
Pemberian air pada tanaman melon sangat bergantung pada musim yang
sedang berlangsung dan fase pertumbuhan tanaman. Musim hujan tidak perlu
dilakukan pengairan, tetapi saluran-saluran drainase harus diperbaiki agar tidak
terjadi penggenangan air hujan disekitar tanaman. Air yang tidak segera dibuang
akan mengganggu sistem perakaran tanaman. Sebaliknya musim kemarau
tanaman melon perlu mendapatkan pengairan yang cukup terutama pada periode
pertumbuhan (Samadi, 2010).
c. Penyulaman
Sejak bibit berumur lima hari setelah tanam, pertumbuhan bibit harus
selalu dipantau. Apabila ditemukan bibit yang mati atau lamban pertumbuhannya,
maka harus segera diganti dengan bibit yang baru dan pertumbuhanya bagus.
Umur bibit melon yang digunakan sebagai bibit sulaman sebaiknya sama dengan
umur bibit yang lainnya, sehingga pertumbuhannya akan seragam. Untuk
kepentingan tersebut maka pada saat pembibitan, harus disediakan bibit sebagai
cadangan sebanyak ±10% dari total kebutuhan bibit. Kegiatan penyulaman
sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman tidak mengalami stres karena
panas matahari. Pada saat bibit sulaman ditanam, akar-akar belum mampu

23

secara langsung berfungsi sempurna, terutama dalam menyerap air, sehingga bila
terkena panas matahari akan mudah kehilangan air dan tanaman menjadi layu
(Rukmana, 1993).
Sejak bibit berumur lima hari setelah tanam, pertumbuhan bibit harus
selalu dipantau. Apabila ditemukan bibit yang mati atau lamban pertumbuhannya,
maka harus segera diganti dengan bibit yang baru dan bagus. Umur bibit melon
yang digunakan sebagai bibit sulaman sebaiknya sama dengan umur bibit yang
lainnya, sehingga pertumbuhannya akan seragam. Untuk kepentingan tersebut
maka pada saat pembibitan, harus disediakan bibit sebagai cadangan sebanyak
±10% dari total kebutuhan bibit (Samadi, 2010).
Kegiatan penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman
tidak mengalami stres karena panas matahari. Pada saat bibit sulaman ditanam,
akar–akar belum mampu secara langsung berfungsi sempurna, terutama dalam
menyerap air, sehingga bila terkena panas matahari akan mudah kehilangan air
dan tanaman menjadi layu. Ketersediaan air (penyiraman) merupakan salah satu
faktor penting dalam awal pertumbuhan bibit (Trubus, 2000).
d. Sanitasi
Pengendalian gulma dilakukan pada saat gulma mulai tumbuh. Gulma
yang tumbuh di sepanjang parit di luar lubang tanam dibersihkan dengan sabit,
cangkul atau secara manual (tangan) minimal seminggu sekali. Pembersihan
gulma pada lubang tanam dilakukan secara intensif minimal 3 hari sekali (Sobir,
2010).
e. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menyediakan hara - hara yang dibutuhkan
tanaman bagi pertumbuhan tanaman dan produksi buah yang berkualitas tinggi,
yang tidak dapat disediakan oleh tanah pada lokasi penanaman. Mengacu pada hal
tersebut maka dosis tepat pupuk tergantung pada tingkat kesuburan tanah. Pupuk
utama yang harus disediakan adalah pupuk Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium
(K) (Isnaini, 2005).
f. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang calon tunas (cabang) yang
merugikan, terutama tunas yang muncul di ketiak daun, untuk mendapatkan

24

pertumbuhan vegetatif yang maksimum sehingga pertumbuahan tanaman
optimum. Pemangkasan cabang dilakukan dari ruas pertama sampai dengan ruas
ke 8 dan di atas ruas ke 11 dengan menyisakan satu helai daun. Cabang pada ruas
ke 9-11 tidak perlu dipangkas karena akan dijadikan sebagai tempat munculnya
calon buah yang akan dibesarkan (Sobir, 2010).
g. Persilangan
Penyerbukan

dapat

dilakukan

secara

alami

dan

secara

buatan.

Penyerbukan buatan pada tanaman melon dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
-

Menyiapkan bunga jantan melon pada satu wadah yang diambil dari
bunga pada tanaman itu sendiri atau tanaman lain dalam satu area
pertanaman.

-

Menyapukan serbuk sari bunga jantan pada kepala putik bunga betina
dengan menggunakan kuas dengan gerakan memutar secara merata.
Penyerbukan bunga betina dilakukan sebanyak-banyaknya 4 bunga,
pada ruas ke 9-11 sehingga dalam satu tanaman terdapat 4 calon buah
melon.

-

Menyerbuki mahkota bunga betina dengan cara menjepit dengan kertas
alumunium foil.

-

Keberhasilan penyerbukan akan terlihat pada keesokan harinya.
Penyerbukan dianggap berhasil jika mahkota bunga layu dan bakal
buah semakin membesar. Bakal buah yang berwarna hitam legam dan
rontok menandakan penyerbukan gagal sehingga harus diulang pada
bunga betina pada ruas di atasnya (Sobir,2010).

h. Hama dan Penyakit
Untuk mencegah penyebaran patogen/hama melon, perlu dilakukan
pemantauan setiap hari. Pengenalan gejala serangan harus dikuasai oleh petani.
Hal ini untuk mencegah perluasan serangan patogen/hama ke seluruh area
pertanaman. Adapun jenis-jenis patogen yang biasanya menyerang tanaman
melon adalah Fusarium, Pseudoperonospora, Erysiphe, bakteri virus, nematoda
serta beberapa cendawan tanah penyebab busuk akar seperti Pythium,
Phytophthora, Sclerotium dan Sclerotinia serta Verticillium. Sedangkan hama

25

yang dapat menyerang tanaman melon adalah kutu daun Aphis, kumbang
mentimun, ulat pemakan daun, ulat perusak buah, lalat buah Dacus, tungau serta
trips (Tjahjadi, 1989).
1. Panen
Panen dilakukan pada pagi hari, antara pukul 08.00-11.00 karena panen pada
pagi hari mengurangi kelayuan buah akibat panas matahari. Pemanenan hanya
dilakukan pada buah yang sudah masuk kriteria panen yaitu buah memiliki net
tebal dan rata, daun sudah menguning dan sulur berwarna coklat, sehingga dalam
satu hamparan dapat dilakukan panen secara bertahap. Panen dianjurkan untuk
dilakukan dalam 2 tahap dengan selang 2-3 hari. Batang tempat tangkai dipotong
hati-hati dengan pisau sehingga membentuk huruf T dan diletakkan miring agar
getah tidak menetes pada buah. Buah yang sudah dipanen disimpan dalam wadah
dan diletakkan di tempat yang terlindungi dari sinar matahari langsung.
Penumpukan buah dilakukan maksimum 7 lapis dan masing-masing lapis diberi
alas jerami. Lahan yang sudah dipanen harus segera dibongkar dan dimusnahkan
(Sobir, 2010).
2. Pasca Panen
Kegiatan yang dilakukan setelah panen di antaranya adalah sortasi dan
pengkelasan. Kriteria melon yang bagus adalah kulitnya mulus, bentuk normal,
tidak cacat karena hama dan penyakit, tidak ada noda getah, serta tidak ada luka
memar (Isnaini, 2005). Penanganan pasca panen buahmelon sangat berpengaruh
terhadap kualitas akhir buah tersebut. Kualitas buah yang baik pada saat panen
akan menjadi rendah apabila penanganan pasca panen dilakukan dengan tidak
memperhatikan faktor yang mempengaruhi proses kerusakan buah. Proses pasca
panen meliputi sortasi, grading, penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan.
Apabila proses pasca panen tersebut dilaksanakan secara baik, maka kualitas buah
yang dipanen juga akan baik.
Penanganan pasca panen buah melon sangat berpengaruh terhadap kualitas
akhir buah tersebut. Kualitas buah yang baik pada saat panen akan menjadi rendah
apabila penanganan pasca panen dilakukan dengan tidak memperhatikan faktor
yang mempengaruhi proses kerusakan buah. Proses pasca panen meliputi sortasi,
grading, penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan. Apabila proses pasca

26

panen tersebut dilaksanakan secara baik, maka kualitas buah yang dipanen juga
akan baik (Rukmana 1993).
2.3 Teknologi Produksi Tanaman Labu

1. Klasifikasi dan Morfologi

Labu kuning atau pumpkins (Cucurbita moschata) termasuk jenis tanaman
menjalar dari famili Cucurbitaceae yang telah dikenal diberbagai negara .Tanaman
tersebut terdiri atas batang dan daun tidak begitu berbulu; tangkai bunga keras,
bentuk buah sempit buah pir, eliptik sempit, dan berbentuk seperti kacang. Ada
tiga jenis labu yang paling terkenal di dunia yaitu Cucurbita moschata, Cucurbita
maxima dan Cucurbita pepo. Labu kuning merupakan salah satu jenis labu yang
cukup populer di Indonesia meski buah ini berasal dari Mexico Tengah dan
menyebar ke Benua Amerika. Labu kuning dapat tumbuh di daerah tropis dan sub
tropis. Labu kuning merupakan sumber karotenoid, pektin, vitamin dan senyawasenyawa lain yang bermanfaat bagi kesehatan (Juna et al., 2006). Taksonomi
tanaman labu kuning adalah sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

27

Sub-Divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: Cucurbitales

Famili

: Cucurbitaceae

Genus

: Sechium

Spesies

: Cucurbita moschata

(Noelia et al., 2011)
Penanaman labu dapat dilakukan di tanah tegalan, pekarangan, maupun di
sawah setelah panen padi, baik monokultur maupun tumpangsari. Labu ditanam di
tanah petak-petak, dengan mengatur tanaman berjajar, jarak tanam antara 1–1,5
meter. Dalam satu hektar dapat ditanami sekitar 5.000 tanaman. Untuk jenis lokal,
buah dapat dipanen pada umur 3-4 bulan, sedangkan jenis hibrida, seperti labu
kuning taiwan, pada umur 85-90 hari. Apabila ditanam secara monokultur, tiap
hektar lahan dapat menghasilkan buah sekitar 50 ton per musim.
2. Syarat Tumbuh
Tanaman labu kuning dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi.
Buah jenis lokal dapat dipanen pada umur 3-4 bulan. Ketinggian tempat yang
ideal untuk hidup labu kuning adalah antara 1000-3000 meter di atas permukaan
laut . Jenis labu-labuan tidak mengenal musim sehingga tanaman ini dapat
ditanam dan dipanen setiap saat asal kondisi tumbuhnya dapat memenuhi syarat
yaitu berumur 3-4 bulan, memiliki berat berkisar antara 3-5 kg dan kulit buah
berwarna hijau tua atau kuning pucat. Tanaman labu kuning memiliki daya
adaptasi yang cukup tinggi karena tahan terhadap suhu dan curah hujan tinggi
berkisar antara 500-2500 mm/tahun, sehingga biasa ditanam di daerah dengan
iklim panas maupun dingin. Tanaman ini juga dapat tumbuh sepanjang tahun

Dokumen yang terkait

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Modul TK J 147 edit rizkiM 3 mei PenambahanN

18 338 152

PENGAJARAN MATERI FISIKA DASAR UNTUK MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

9 106 43

Pembangunan aplikasi e-learning sebagai sarana penunjang proses belajar mengajar di SMA Negeri 3 Karawang

8 89 291

SOAL LATIHAN UTS IPA KELAS 1 SEMESTER 1 GANJIL 2016 KUMPULANSOALULANGAN

5 199 1

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62