LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN DAN

LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI PANGAN
Pengujian Daya Anti Bakteri Beberapa Antiseptik Terhadap Bakteri dengan
Metode Paper Disk

Dosen Pembimbing : Huda Oktafa S.TP, MP.
Disusun Oleh :
Golongan/Kelompok : D2
Nama Kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Rike Ayu Setiarini
Ida Ayu Made A.R.A
Istiq Kurniawan

Putri Dewi Novitasari
Fitriana Farrah Yoladia
Nadia Indana Zulfa
Winda Kristina
Pramita Ayu Suhartami

(G42161846)
(G42161902)
(G42161910)
(G42161918)
(G42161924)
(G42161925)
(G42161938)
(G42161942)

PROGRAM STUDI D-IV GIZI KLINIK
JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2017/2018


1

Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................6
BAB III METODE PRAKTIKUM.............................................................................................11
3.1 Penatalaksanaan.................................................................................................................11
3.2 Alat dan Bahan....................................................................................................................11
3.2 Prosedur Kerja....................................................................................................................11
BAB IV DATA PENGAMATAN...............................................................................................13
BAB V PEMBAHASAN..............................................................................................................15
BAB VI PENUTUP......................................................................................................................18
6.1 Kesimpulan.........................................................................................................................18
6.2 Saran....................................................................................................................................18
Daftar Pustaka.............................................................................................................................10
Lampiran......................................................................................................................................21


2

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kemudahan kepada kami untuk dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan bisa
menyelesaikan laporan praktikum ini. Shalawat serta salam kami junjungkan kepada Nabi besar
kita Muhammad SAW.
Laporan praktikum ini disusun sebagai tugas akhir dalam praktikum Mikrobiologi Pangan
Kami menyadari bahwa dalam proses pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan. Kami
ucapkan terima kasih kepada Ibu Huda Oktafa S.TP, M.P dan Teknisi selaku dosen dan
pembimbing dalam mata kuliah Biokimia Gizi, yang telah sabar membimbing kami untuk
melakukan praktikum serta pembuatan laporan praktikum ini.
Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk kedepannya. Kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak terkait yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini.
Kami siap menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian sehingga kami dapat menyusun
laporan praktikum yang lebih baik lagi untuk kedepannya.

Jember, 26 November 2017


Penyusun

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam alam pastinya bakteri menemui zat – zat kimia yang menyebabkan dia sampai
mati karenanya. Hanya manusia di dalam usahanya untuk membebaskan diri dari kegiatan
bakteri meramu

zat – zat yang dapat meracuni bakteri, akan tetapi tidak dapat meracuni diri

sendiri atau meracuni zat makanan yang diperlukannya. Zat – zat yang menghambat pembiakan
bakteri dengan tidak membunuhnya disebut zat antiseptic atau zat bacteria static. Zat yang dapat
membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri antara lain zat disenfektan dan zat antibiotic.
Zat anti biotic adalah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain, bahkan dapat memusnahkannya. Zat disenfektan adalah
suatu senyawa kimia yang dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan benda
mati seperti meja,lantai,dan pisau bedah. Faktor yang mempengaruhi aktifitas antimikroba

invitro antara lain adalah PH lingkungan, komponen – komponen medium, takaran inokolum,
lamanya inkubasi dan aktifitas metabolism organism.
Oleh karena itu dilakukannya percobaan uji daya hambat mikroba untuk membantu
mengidentifikasi daerah hambat suatu zat anti microbial terhadap mikroorganisme. Dengan
adanya zat antimicrobial, pertumbuhan mikroorganisme yang bersifat pathogen dapat dihambat
dan dimatikan sehingga membantu manusia mengatasi penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengujian daya anti bakteri dari beberapa antiseptik tertentu terhadap bakteri?
2. Bagaimana prinsip uji daya hambat bakteri?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi ukuran diameter zona hambat?
1.3 Tujuan
1. Mampu mengidentifikasi daya anti bakteri dari beberapa antiseptik tertentu terhadap
bakteri.

4

2. Mampu memahami prinsip uji daya hambat bakteri.
3. Mampu memahami faktor apa saja yang mempengaruhi ukuran diameter zona hambat.
1.4 Manfaat

1. Dapat mengidentifikasi daya anti bakteri dari beberapa antiseptik tertentu terhadap
bakteri.
2. Dapat mengetahui prinsip uji daya hambat bakteri.
3. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi ukuran diameter zona hambat.

5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif anaerobik falkutatifberbentuk bulat
yang juga dikenal dengan nama “staph emas”, memiliki ukuran 0,7-1,2 μm. Bakteri ini tumbuh
optimal pada suhu 37℃dan berkelompok seperti buah anggur dan memiliki warna berwarna
emas pada agar darah. Staphylococcus aureus bereproduksi dengan cara pembelahan biner. Dua
sel anakan tidak terpisah secara sempurna sehingga bakteri ini selalu terlihat membentuk koloni
kluster seperti anggur.Bakteri ini bersifat flora normal pada kulit sehat, tetapi dapat menjadi
patogen pada jaringan kulit yang terbuka.Staphylococcus aureus hidup sebagai saprofit di dalam
saluransaluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan-hewan seperti hidung, mulut
dan tenggorokan dan dapat dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin.Bakteri ini juga sering
terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit, kelenjar keringat dan saluran usus (Brooks et al.,

2007).Infeksi oleh S. aureus ditandai dengan kerusakan jaringan yang disertai abses
bernanah.Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan adalah furunkel pada kulit dan
impetigo.Infeksi superfisial ini dapat menyebar ke jaringan yang lebih dalam menimbulkan
osteomielitis, artritis, endokarditis dan abses pada otak, paru-paru, ginjal serta kelenjar
mammae.Pneumonia yang disebabkan S. aureus sering merupakan suatu infeksi sekunder setelah
infeksi virus influenza.Staphylococcus aureus dikenal sebagai bakteri yang paling sering
mengkontaminasi luka pasca bedah sehingga menimbulkan komplikasi (Lowy, 1998).
2.2 Escherichia coli
Bakteri Escherichia coli adalah bakteri gram negatif, anaerobik fakultatifberbentuk
batang yang umumnya ditemukan di usus besar makhluk berdarahpanas. Umumnya, strain dari
E. Colitidak berbahaya, tetapi beberapa serotipdapat menyebabkan keracunan makanan yang
serius dan penarikan produkmakanan karena terkontaminasi bakteri ini (CDC, 2014b). Strain
yang tidakberbahaya adalah flora normal dari usus dan bermanfaat untuk produksivitamin K 2
6

(Bentley dan Meganathan, 1982) dan menghambat bakteripatogen pada usus (Hudault et al.,
2001).Escherichia coli berbentuk batang, panjang 2 μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4–0,7μm
memiliki flagela sehingga dapat bergerak bebas. Escherichia coli membentuk koloni yang
bundar, cembung, dan halus dengan tepi yang nyata.Bakteri ini bersifat heterotrof dan
menghasilkan makanan dengan carafermentasi CO2, H2O, etanol, laktat dan asetat (Brooks et al.,

2007).
2.3 Bacillus subtilis
Bacillus sp. merupakan salah satu jenis mikroba patogen yang dapat menyebabkan penyakit dan
intoksikasi pada manusia dan juga dapat menyebabkan kerusakan produk. Bakteri ini terdapat di
segala tempat yaitu di air, tanah dan udara dan dapat mengkontaminasi produk makanan.
Mengingat akibat yang ditimbulkan maka keberadaan bakteri ini pada produk perlu dihindari
(Onibala, 2013). Ciri-ciri Bacilus sp. yaitu bersifat motil dan menghasilkan spora yang biasanya
resisten terhadap panas.
Bakteri ini juga bersifat aerob, namun terdapat beberapa spesies bersifat anaerob fakultatif. Tiap
spesies Bacillus sp. 7 menunjukkan cara penggunaan gula yang berbeda. Sebagian bakteri
memanfaatkan gula sebagai sumber energi melalui fermentasi dan sebagian tidak.Uji katalase
menujukkan bahwa Bacillus sp. positif uji katalase.Bacillus sp. merupakan bakteri yang
berbentuk batang dan tergolong dalam bakteri gram positif.
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang mengandung peptidoglikan, asam teikoat, dan
asam teikuronat.Oleh sebab itu, sebagian besar dinding sel bakteri Gram positif merupakan
polisakarida.Pada beberapa bakteri, asam teikoat merupakan antigen yang berada di permukaan
sel dan ada juga yang merupakan selaput pada selnya.Asam teikoat ini pada umumnya terdiri
dari gula netral seperti galaktosa, manosa, ramnosa, arabinosa dan glukosamin.Lapisan tersebut
menyelimuti seluruh sel bakteri sehingga menyerupai selubung yang kuat dan dinamakan murein
(de Vos et al., 2009).Beberapa jenis Bacillus sp. menunjukkan karateristik fisiologi tertentu

seperti Bacillus thuringiesis. Bacillus thuringiesis dapat memproduksi satu atau lebih kristal
protein saat bersporulasi. Kandungan dari kristal ini yaitu protein δ- endotoksin yang diketahui
bersifat lethal terhadap serangga yang peka yang memakannya. Selain itu bakteri ini membentuk
spora yang dibentuk bersamaan dengan kristal protein saat terjadinya sporulasi yang berfungsi
7

sebagai sistem perlindungan diri dari pengaruh lingkungan luar (Bahagiawati, 2002). Sifat
fisiologis khas lain yang dimiliki oleh setiap jenis Bacillus sp. adalah kemampuannya yang
berbeda-beda seperti dalam mengdegradasi senyawa organik seperti protein, pati dan selulosa,
berperan dalam nitrifikasi dan 8 dentrifikasi, pengikat nitrogen, dan dapat bersifat khemolitotrof,
aerob atau fakutatif anaerob, psikrofilik, atau thermofilik (Moat et al., 2002)
2.4 Cabai Rawit
Cabe rawit atau bisa dikenal dengan nama lombok, nama yang sering digunakan biasanya
dijual beli dipasaran masyarakat. Bentuknya kecil, mungil dan menggemaskan dengan warnawarni yang cerah dan rasanya pedas itulah biasa orang mengenalnya dengan cabe rawit.Warna
cabe ditentukan oleh pigmen yang terkandung dalam cabe tersebut serta kondisi dimana cabe
tersebut ditanam.Kalau bicara cabe rawit identik mungkin kita sebagai penikmat atau
penggemarnya mungkin hanya menikmati rasa yang ditimbulkan ketika memakannya yaitu
pedasnya. Zat Capsaicin, itulah zat yang tergandung dalam cabe rawit yang sering digunakan
sebagai obat. Zat ini tidak bisa larut dengan air dan memberikan rasa pedas sekaligus panas yang
tak hanya dirasakan oleh tubuh saja tetapi juga kulit.Zat Capsaicin ini memiliki kekuatan dalam

mengontrol rasa sakit memicu Endorphin. Zat capsaicin dalam sisi yang lain juga bisa memicu
dalam pembentukan hormon endorphin yang diproduksi oleh otak. Hormon ini kelebihannya
adalah dapat meningkatkan kekebalan tubuh kita. Hormon endorphin ini terbentuk bila 6 tubuh
berada dalam kondisi bahagia atau senang dan secara tidak langsung akan merangsang keluarnya
hormon ini dalam tubuh kita. Pada saat inilah saraf dapat memberikan rasa yang nyaman pada
bagian tubuh yang sedang sakit (Anonim,2009).
2.5 Bawang Putih
Bawang putih (Allium sativum) adalah tanaman umbi lapis dan salah satuspesies dari
genus Allium sp. Bawang putih memiliki kekerabatan dekatdengan bawang merah, bawang
bombay dan daun bawang. Bawang putihadalah tanaman asli dari asia tengah. Dengan riwayat
dimanfaatkan manusialebih dari 7000 tahun, bawang putih telah menjadi bahan pokok di
wilayahMediterania, Afrika dan Eropa dan menjadi bumbu masak di wilayah Asia.Bawang putih
telah dimanfaatkan orang mesir kuno sebagai bahan medis danbahan masak (Bayan et al., 2014;
Ehrlich, 2011).Penggunaan bawang putihdalam mengobati luka dimulai dari abad pertengahan
8

hingga perang duniadua, ketika bawang putih digunakan untuk mengobati luka dari
tentara(Amagase et al., 2001).Bawang putih setidaknya mengandung 33 senyawa sulfur, 17 asam
amino, beberapa enzim dan mineral. Senyawa sulfur inilah yang membuat bawang putih
memiliki bau tajam yang khas dan membuat bawang putih memiliki efek klinis (Kemper, 2005).

Senyawa sulfur primer dalam siung bawang putih utuh adalah γ-glutamyl-S-alk(en)yl-L-cysteines
dan S-alk-(en)yl-L-cysteinesulfoxides atau yang disebut sebagai alliin (Amagase et al., 2001).
Senyawa senyawa paling aktif dari bawang putih, allicin (allyl 2-propenethiosulphinate) dan
hasil turunannya (dialil thiosulfinat dan dialildisulfida) tidak akan ada jika bawang putih
dihancurkan atau dipotong; kerusakan pada sel bawang putih akan mengaktifkan enzim allinase
yang merubah alliin menjadi allicin (Bayan et al., 2014; Fujisawa et al., 2009; Kemper,
2005).Aktivitas antibakteri bawang putih sebagian besar karena allicin yang muncul ketika sel
bawang putih rusak. Allicin dan derivatnya mempunyai efek menghambat secara total sintesis
RNA dan menghambat secara parsial pada sintesis DNA dan protein. Allicin bekerja dengan cara
memblok enzim bakteri yang memiliki gugus thiol yang akhirnya menghambat pertumbuhan
bakteri (Boboye dan Alli, 2008).
2.6 Handsanitaizer
Gel pembersih tangan merupakan gel yang memiliki kemampuan
sebagai antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri (Retnosari dan Isadiartuti
2006). Banyak dari gel ini berasal dari bahan beralkohol atau etanol yang dicampurkan bersama
dengan bahan pengental, misal karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, gel, atau
busa untuk memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan kering karena penggunaan
alkohol. Gel ini mulai populer digunakan karena penggunaannya yang mudah dan praktis, karena
tidak membutuhkan air dan sabun. Gel sanitasi ini menjadi alternatif yang nyaman bagi para
orang tua yang tidak sempat berulangkali ke wastafel untuk mencuci tangan mereka saat harus
merawat anak mereka yang sakit. Walaupun mencuci tangan dengan sabun dan air efektif untuk
mengurangi penyebaran sebagian besar infeksi namun untuk melakukannya dibutuhkan wastafel
dan air. Sesuai perkembangan zaman, dikembangkan juga gel pembersih tangan non alkohol.
Akan tetapi jika tangan benar-benar dalam keadaan kotor, baik oleh tanah, darah, ataupun
lainnya, maka penggunaan air dan sabun untuk mencuci tangan lebih disarankan karena gel
pencuci tangan baik yang berbahan dasar alkohol maupun non alkohol walaupun efektif
9

membunuh kuman gel ini tidak membersihkan tangan, ataupun membersihkan material organik
lainnya. Alkohol banyak digunakan sebagai antiseptik/desinfektan untuk disinfeksi permukaan
dan kulit yang bersih, tetapi tidak untuk luka.Alkohol sebagai disinfektan mempunyai aktivitas
bakterisidal, bekerja terhadap berbagai jenis bakteri, tetapi tidak terhadap virus dan jamur.Akan
tetapi alkohol merupakan pelarut organik sehingga dapat melarutkan lapisan lemak dan sebum
pada kulit, dimana lapisan tersebut berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme
(Retnosari dan Isadiartuti 2006).Selain itu alkohol mudah terbakar dan pada pemakaian berulang
menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit.
2.6 Sabun Cair
Aktivitas antibakteri bawang putih sebagian besar karena allicin yang munculketika sel
bawang putih rusak. Allicin dan derivatnya mempunyai efekmenghambat secara total sintesis
RNA dan menghambat secara parsial padasintesis DNA dan protein. Allicin bekerja dengan cara
memblok

enzimbakteri

yang

memiliki

gugus

thiol

yang

akhirnya

menghambat

pertumbuhanbakteri (Boboye dan Alli, 2008).Antara minyak hewani, nabati atau lemak yang
direbus bersama dengan sodium hidroksida.Sabun tidak hanya digunakan untuk menjaga
kebersihan badan tetapi juga untuk kebersihan tangan.Mencuci tangan dengan sabun lebih efektif
dan efisien jika dibandingkan dengan hanya menggunakan air.Sabun cair cuci tangan terkandung
zat-zat yang bersifat bakterisid dan bakteriostatik.Zat-zat tersebut seperti alkohol dan
antibakteri.Selain itu, derajat keasaman (pH) sabun cair cuci tangan juga berperan dalam
menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri.

Pengenceran sabun cair cuci tangan

mengubah pH, konsentrasi antiseptik seperti alkohol, dan antibakteri sebagai kandungan
tambahan yang terlarut di dalam sabun sehingga akan mempengaruhi kemampuan sabun dalam
menghambat dan membunuh bakteri.

10

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Penatalaksanaan
Praktikum Mikrobiologi Pangan dilaksanakan pada hari Kamis20 November 2017 pukul
13.00-15.00 WIB bertempat di Lab. Analisa Gizi studi Gizi Klinik Jurusan Kesehatan ,
Politeknik Negeri Jember
3.2 Alat dan Bahan
Beberapa kebutuhan yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan praktikum ini antara
lain :
Alat :Jarum inokulasi berkolong, Pinset, Inkubator, Cawan petri steril, Jangka Sorong,
Perforator, LAF
Bahan :Biakan murni Staphyllococcus aureus, Escheria Coli, dan Bacillus subtilis masing
masing pada medium nutrien cair umur 1x24 jam, Medium lempeng NA.
Prosedur Kerja
2 mjajs

2 medium lempeng NA steril
Inokulasi bakteri secara merata
Buat guntingan kertas
bentuk bulat
Masukkan ke medium masing-masing medium
antiseptik
Rendam selama 25 menit
Pindahkan kertas/paper disk ke permukaan
medium
11

Inkubasikan kedua medium
pada suhu 37o selama 1x24
jam

Hasil dan Hitung Ukuran
diameter zona hambat
pertumbuhan bakteri

diameter zona hambat pertumbuhan bakteri =
diameter zona jernih – diamter paper disk

12

BAB IV
DATA PENGAMATAN
Setelah melakukan pengujian daya anti bakteri dari beberapa antiseptic terhadap bakteri
dengan metode paper disk didapatkan hail sebagai berikut:
 Penggunaan zona hambat pertumbuhan bakteri
Nama
Aseptik

Staphylococcus aureus
Diameter zona Diamet
ernih

E - coli
Diameter zona Diamet

er

ernih

Basillus
Diameter zona Diameter

er

ernih

paper

paper

paper

disk

0,63
Terkontaminasi

disk
0,535
0,535

Terkontaminasi
Terkontaminasi

0,535
0,535

Cabe rawit
Bawang

Terkontaminasi
0,6

disk
0,535
0,535

putih
Handsanitiz

Terkontaminasi

0,535

Terkontaminasi

0,535

Terkontaminasi

0,535

er
Sabun cair

Terkontaminasi

0,535

Terkontaminasi

0,535

Terkontaminasi

0,535

No.

Nama Bakteri

Diameter zona hambat (mm) pertumbuhan bakteri
Cabe rawit
Bawang
Handsanitizer
Sabun cair

1
2

Staphylococcuss
E – coli

0,095

putih
0,065
-

3

Basillus S

-

-

-

-

-

-

Rumus;
Diameter zona hambat= diameter zona jernih – diameter paper disk
Hasil perhitungan;
a. Staphylococcus aureus
13

 Cabe rawit
Diameter zona hambat

= -

 Bawang putih
Diameter zona hambat

= 0,6 – 0,535
= 0,065

 Desinfektan
Diameter zona hambat

= -

 Sabun cair
Diameter zona hambat

= -

b. E – coli
 Cabe rawit
Diameter zona hambat

= 0,63 – 0,535
= 0,095

 Bawang putih
Diameter zona hambat

= -

 Desinfektan
Diameter zona hambat

= -

 Sabun cair
Diameter zona hambat

= -

14

BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Cabe Rawit
Pada praktikum kali ini untuk melakukan Pengujian Daya Anti Bakteri Beberapa
Antiseptik Terhadap Bakteri dengan Metode Paper Disk. Antiseptik atau germisida adalah
senyawa

kimia

yang

digunakan

untuk

membunuh

atau

menghambat

pertumbuhan

mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa.
Antiseptik yang digunakan yakni cabe rawit dengan menggunakan medium lempeng NA serta
biakan murni yang terdiri dari Staphyllococcus aereus, Escherichia coli, dan Bacillus subtilis
dalam medium nutrien cair umur 1x24 jam dan masing-masing memiliki diameter paper disk
yang sama yaitu 0,535 serta menggunakan jangka sorong untuk mengetahui hasil dari diameter
zona jernih. Hasil dari percobaan yang dilakukan dari biakan cair Staphyllococcus aereus pada
diameter zona jernih terjadi kontaminasi dengan diameter paper disk 0.535 tidak menghasilkan
zona hambat bakteri dikarenakan cabe rawit bukan antiseptik yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme sehingga terkontaminasi oleh bakteri. Sedangkan, pada biakan
cair Escherichia coli ini diketahui 0,63 dengan diameter paper disk 0,535 menghasilkan 0,095
zona hambat pada bakteri. Jadi, cabe rawit merupakan antiseptik yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri pada biakan cair Escherichia coli. Jika dibedakan dengan Escherichia coli,
ada biakan cair Bacillus subtilis yang memiliki kesamaan seperti biakan cair Staphyllococcus
aureus sama-sama terkontaminasi. Jadi, cabe rawit antiseptik yang tidak dapat menghambat
pertumbuhan bakteri terhadap daya antibakteri Bacillus subtilis dan Staphyllococcus aureus.
5.2 Bawang Putih
Pada hasil percobaan yang dilakukan dengan menggunakan antiseptik Bawang putih.
Dengan menggunakan medium lempeng NA serta biakan murni yang terdiri dari
Staphyllococcus aereus, Escherichia coli, dan Bacillus subtilis dalam medium nutrien cair umur
1x24 jam dan masing-masing memiliki diameter paper disk yang sama yaitu 0,535 serta
menggunakan jangka sorong untuk mengetahui hasil dari diameter zona jernih. Pada biakan cair
15

Staphyllococcus aereus yakni diketahui zona jernih sebesar 0,6 dengan menggunakan
pengukuran jangka sorong dan diketahui diameter paper disk 0.535 sehingga dihasilkan 0,065
diameter zona hambatnya. Jadi, bawang putih merupakan antiseptik yang mampu menghambat
terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Sedangkan, pada biakan cair Escherichia coli ini tidak
diketahui diameter zona jernih dikarenakan terkontaminasi terhadap antiseptik bawang putih
sehingga tidak dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme terhadap spesies bakteri. Secara
umum, zat antibakteri dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang mengarah pada kematian
sel bakteri. Perubahan-perubahan tersebut adalah kerusakan pada dinding sel, perubahan pada
permeabilitas membran sel, perubahan protein dan asam nukleat, penghambatan kinerja enzim
dan penghambatan sintesis DNA dan RNA. Untuk Bacillus subtilis juga terjadi kontaminasi jadi
tidak diketahui zona jernih dengan diketahui diameter paper disk 0,535 tidak menghasilkan
diameter zona hambat bakteri pada bakteri ini dengan menggunakan antiseptik bawang putih.
Jadi, tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
5.3 Dettol
Dettol merupakan antiseptik cair efektif membunuh 100 kuman penyebab penyakit untuk
menjaga kesehatan keluarga dan kersihan rumah. Berdasarkan, hasil dari percobaan yang
dilakukan dengan menggunakan medium lempeng NA serta biakan murni yang terdiri dari
Staphyllococcus aereus, Escherichia coli, dan Bacillus subtilis dalam medium nutrien cair umur
1x24 jam dan masing-masing memiliki diameter paper disk yang sama yaitu 0,535 serta
menggunakan jangka sorong untuk mengetahui hasil dari diameter zona jernih. Dilihat dari
ketiga spesies bakteri pada percobaan yang dilakukan masing-masing biakan cair yang diuji
terjadi kontaminasi mikroorganisme. Jadi, Dettol bukan antiseptik yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri. Memang, kebanyakan orang mengenal bahwa Dettol mampu membunuh
kuman dan bakteri. Tetapi, bakteri ini sebenarnya tidak membahayakan tapi bila sampai masuk
terlalu dalam di kulit dapat mengakibatkan infeksi, yaitu infeksi Stafilokokus. Cara penangannya
secara umum melalui antibiotik dan krim. Tetapi ada beberapa infeksi Stafilokokus penyebab
MRSA tidak begitu mempan dengan antibiotik.
5.4 Sabun Cair

16

Berdasarkan hasil dari percobaan yang dilakukan dengan menggunakan antiseptik
Sabun cair dan medium lempeng NA serta biakan murni yang terdiri dari Staphyllococcus
aereus, Escherichia coli, dan Bacillus subtilis dalam medium nutrien cair umur 1x24 jam dan
masing-masing memiliki diameter paper disk yang sama yaitu 0,535 serta menggunakan jangka
sorong untuk mengetahui hasil dari diameter zona jernih. Dilihat dari ketiga spesies bakteri pada
percobaan yang dilakukan masing-masing biakan cair yang diuji terjadi kontaminasi
mikroorganisme dan Sabun cair bukan cara yang tepat untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
Adanya kontaminasi pada pencuci tangan tersebut menunjukkan adanya kontaminasi, karena
dalam sabun cair seharusnya tidak terdapat bakteri. Hal ini tentunya dapat menyebabkan bahaya
kesehatan karena bakteri dalam sabun tersebut bisa masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
sentuhan langsung bahkan melalui luka.

17

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan zat antimikroba dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu zat yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan zat yang mampu mematikan
atau membunuh bakteri. Pada percobaan Pengujian Daya Anti Bakteri Beberapa Antiseptik
Terhadap Bakteri dengan Metode Paper Disk tersebut yang mampu menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli adalah cabai rawit yang dapa diamati melalui zona hambatnya buram,
sedangkan Staphyllococcus aereus yang mampu menghambat pertumbuhannya adalah bawang
putih yang mampu mematikannya. Luas zona hambat juga menentukan tingkat sensitivitas
bakteri terhadap zat antimikroba, semakin luar zona hambatnya maka semakin tinggi tingkat
sensitivitas bakteri tersebut terhadap zat antimikroba. Pada percobaan tersebut diameter zona
hambat bakteri terbesar yaitu pada cabai merah yaitu 0.095.
6.2 Saran
Sebaiknya lebih memperhatikan dengan benar prosedur kerja saat praktikum agar tidak
terjadi kesalahan pada hasil praktikum maupun pembuatan media, serta praktikum harus lebih
teliti saat mengamati dan mengkur zona jernih yang terbentuk.

18

EVALUASI
1. Adakah perbedaan pengaruh masing-masing antiseptik terhadap ketiga spesies ini?
Jelaskan!
Ada, karena masing-masing antiseptik mempunyai zat aktif yang berbeda-beda yang
berpengaruh terhadap bagian bakteri yang berbeda pula dan aktivitas antibakteri
diantaranya dipengaruhi oleh faktor potensi dari obat antibakteri dan faktor yang
menyangkut sifat dan bakteri itu sendiri khususnya susunan kimia dinding sel tersebut.
Staphyllococcus aereus merupakan bakteri gram positif, Sedangkan Escherichia coli
merupakan bakteri gram negatif sehingga lebih resisten terhadap antiseptik.
2. Mengapa setiap antiseptik mempunyai daya antibakteri yang berbeda?
Resistensi antiseptik terjadi ketika bakteri dapat merubah diri sedemikian rupa hingga
dapat mengurangi efektivitas dari suatu obat, bahan kimia ataupun zat lain yang
sebelumnya dimasudkan untuk menyembuhkan atau mencegah penyakit infeksi.
Akibatnya bakteri tersebut tetap dapat bertahan hidup dan berproduksi sehingga makin
membahayakan. Sedangkan Suitabel dapat disebut juga rentan. Artinya bakteri tidak
memiliki daya tahan yang cukup untuk melawan antiseptik.
3. Mengapa bakteri yang diuji harus dibiakan lebih dahulu dalam medium cair selama 1x24
jam?
Supaya dapat diketahui tingkat perkembangbiakannya atau pertumbuhannya dalam
medium tersebut sehingga perlu diinkubasi salama 1x24 jam.

19

DAFTAR PUSTAKA
Bawang putih.2012 . Khasiat Bawang Putih Bagi Kesehatan. Diakses pada laman
http://repository.unpas.ac.id/29883/.Pada tanggal 24 November 2017
Selvamohan T, Sandhya, V. Studies on bactericidal activity of different soaps against-bacterial
strains.Journal of Microbiology and Biotechnology Research. 2012; 2(5):646-50. Diakses pada
laman http://jurnal.fk.unand.ac.id pada tanggal 24 November 2017
Fardiaz, S. 1990. Mikrobiologi Pengolahan Pangan Lanjutan. Pusat Antar Universitas Pangan
dan
Gizi.IPB.
Bogor.
Diakses
pada
laman
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1958/Dian%20Ayu%20Utami.pdf?
sequence=1 pada tanggal 24 November 2017
Syamsudin, U. Budidaya Bawang. Bandung: Bina Cipta. 1994
Irmudita Ari Ramadanti. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bawang putih (Allium sativum Linn)
terhadap Bakteri Escherichia coli.
Pelczar, Michael dkk. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia
Dwidjoseputro.D. 2005. Dasar

– Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta. (diakses pada

tanggal 24 November 2017)
Irianto. Koes. 2006. Menguak Dunia Mikroorganisme. Yramawidya : Bandung. (diakses pada
tanggal 24 November 2017)
Waluyo. Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Umm : Malang (diakses pada tanggal 24 November
2017)

20

LAMPIRAN FOTO

21