Perkembangan Institusi Penyelenggara IIP DAN ID

PERKEMBANGAN INSTITUSI
PENYELENGGARA ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN DI INDONESIA

ADELIA PUTRI
210210130130
DIIP D
PENGANTAR ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatNyasaya
dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul Perkembangan Institusi Penyelenggara Ilmu
Informasi dan Perpustakaan di Indonesia yang dimana bertujuan untuk selain memperbaiki nilai dan
juga lebih mengetahui lebih dalam mengenai bagaimana perkembangan institusi penyelenggara ilmu
informasi dan perpustakaan di Indonesia.
Atas kelancaran dalam pembuatan makalah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Nurmaya Prahatmaja selaku Dosen Pengantar Ilmu Informasi dan Perpustakaan saya yang
memberikan tugas ini sehingga saya lebih memahami mengenai perkembangan institusi tersebut .
Saya memohon maaf apabila sekiranya isi makalah yang dibuat terdapat banyak kesalahan. Untuk itu
saya sangat membutuhkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang membaca.
Semoga dapat bermanfaat.


Adelia Putri

BAB I
PENDAHULUAN
Landasan Teori Ilmu Informasi dan Perpustakaan
Apa itu ilmu informasi dan perpustakaan? Banyak perdebatan mengenai penempatan ilmu informasi
dan perpustakaan dalam wilayah ilmu pengetahuan. Karena beberapa perdebatan tersebut maka
para ahli menggunakan beberapa pendekatan filsafat dibidang ilmu. Ilmu informasi dan
perpustakaan merupakan kajian interdisplinier terhadap informasi yang sangat berdekatan dan saling
berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu diantaranya psikologi, sosiologi, statistik, linguistik,
sibernetika, ilmu organisasi, komputer, ekonomi politik, dan kebijakan publik.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai ilmu informasi dan perpustakaan, sebenarnya definisi
informasi sendiri itu apa?
Definisi informasi dalam harrod’s librarians’glossary(2000) sebagaimana dikutip oleh SulistyoBasuki(dalam terjemahan bahasa Indonesia) adalah kumpulan data dalam bentuk yang dapat
dipahami, terekam pada kertas atau media lainnya yang mampu untuk komunikasi. Informasi dimulai
dengan sebuat peristiwa misalnya bencana banjir, gunung meletus, dan lain-lain. Peristiwa itu
direpresentasikan dalam bentuk simbol. Simbol ini dapat berupa teks, angka, suara, gambar, ataupun
gabungan dari dua jenis simbol atau lebih. Simbol tersebut dinyatakan dalam bentuk numeric,
tekstual, suara, dan bunyi, ataupun gabungan yang diatur dalam peraturan dan formulasi sehingga
menjadi data. Data tersebut bila diterima pancaindera manusia, berubah menjadi informasi, dan bila

ditransfer ke manusia lai, berubah menjadi pengetahuan (knowledge). Manusia yang memperoleh
pengetahuan akan menjadi (lebih) bijak (wise) dari pada sebelumnya.
Filsafat ilmu informasi dan perpustakaan melibatkan suatu usaha yang sistematis agar dapat
memahami informasi dengan memusatkan pada ontologinya, epistemologi, dan aksiologi-nya. Ilmu
pengetahuan dan informasi merupakan pembelajaran tentang informasi yang pengembangan dan
sumbernya berasal dari ilmu pengetahuan, industri, dan perpustakaan khusus unit informasi yang
bergerak dalam bidang penyimpanan dan penyebaran informasi. Beberapa penekanan mengenai
ilmu informasi dan perpustakaan:
a. Ontologi
Ontologi adalah hakikat yang dikaji oleh ilmu. Pembahasan objek ilmu informasi dan
perpustakaan dapat menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan definisi dan
pendekatan objek. Bedasarkan pendekatan definisi, definisi dari ilmu informasi dan
perpustakaan adalah ilmu yang berhubungan dengan penumpulan, penyimpanan dan temu
balik informasi secara efisien. Akan tetapi, pendekatan definisi tidak slalu menghasilkan
penjelasan yang memuaskan karena tidak semua objek dapat didefinisikan dengan baik.
Maka, dilakukan pendekatan ibjek. Dalam hal ini, objek kinaji atau oabjek yang dikaji adalah
informasi.

b. Epistemologi


Epistemoplogi adalah cara mendapatkan pengetahuan yang benar. Epistemologi dikembangan
metode ilmiah yang mempunyai ciri khas. Metode tersebut dapat beraal dari bidang ilmu lain. Salah
satu isu utama yang dibicarakan dalam setiap pembahasan yang sama, apakah cara-carapenelitian
ilmu pasti-alamdapat dipakai di ilmu sosial. Namun, diungkapkan lagi bahwa ilmu informasi juga
menngadopsi ilmu pasti-alam karena ilmu informais dan perpustakaan mengasosiasikan diri dengan
perkembangan teknologi informasi, terutamamkomputer.bukan semata-mata ingin mendapatkan
predikat “ilmiah” namun karena kita menduga bahwa keinginan menciptakan intuisi yang efisianefektif dan tertub-teratur mendasari asumsi tentang perlunya “hukum kepustakawanan” yang
universal seperti hukum lain.
Posisi ilmu informasi perpustakaan yang masih diperdebatkan dalam wilayah ilmu pengetahuan
membuat peneliti melakukan beberapa penelitian. Pada dasarnya penelitian-penelitian dalam bidang
ilmu perpustakaan dan informasi dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kelompok besar, yaitu:
1. Penelitian tentang informasi terekam dari segi : penyebarannya, struktur isi dan
karakteristik rekaman beserta isinya. Dari kajian ini dipahami tentang aspek rekaman
informaasi dari konteks hukum (hak cipta) ,ekonomi informasi, teknologi (automasi
badan informasi, tekonologi informasi).
2. Penelitian tentang badan informasi dari segi efektivitasnya, hal ini termasuk : temu balik
informasi,pengembangan koleksi,berbagai kajian aplikasi, pengaruh lingkuungan
terhadap perpustakaan.
3. Penelitian tentang manusia, termasuk kajian tentang : kebutuhn informasi, perilaku
kebutuhan dan pemakaian informasi yang mencakup pula pengaruh lingkunagan sosial

pada kebutuhan dan perilaku pemakai informasi.
Dari beberapa penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahawa ilmu informasi dan
perpustakaan merupakan kajian praktek metode profesional dalam penggunaaan dan eksploitassi
informasi, baik berasal ndari intuisi atau untuk kepentingan pemakai. Keduanya merupakan satu
kesatuan dengan sisi yang berlainan. Kesatuan itu merupakan ontologi dengan karakteristik, onjek,
danmetode yang berbeda.
Kecenderugan pada ilmu pasti-alam dan ilmu sosial budaya tidak dapat dihindari karena
sifatnya yang multidisiplinary. Demikian juga metode-metode ilmiahnya yang menggabungkan
beberapa paham.

c. Aksiologi

Aksiologis adalah pemanfaatan pengetahuan tersebut. Untuk apa pengetahuan tersebut.
Bukti bahwa ilmu perpustakaan telah membawa kemaslahatan bagi umat manusia adalah
meciptakan reading society, kelancaran distribusi inormasi, dan sebagainya masih banyak
lagi.

BAB II
ISI


Perkembangan Institusi Penyelenggara Ilmu Informasi dan Perpustakaan di Indonesia

Bedasarkan pengkajian-pengkajian filsafat tersebut, dapat dipastikan bahwa ilmu informasi dan
perpustakaan adalah sebuah ilmu dan layak untuk dikaji. Pengembangan Ilmu Perpustakaan dan Ilmu
informasi mengikuti teori dan metode yang hampir bersamaan dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Awal mulanya, persepsi masyarakat mengenai ilmu informasi dan perpustakaan masih sepele.
Mereka menganggap bahwa kajian dari keilmuan tersebut tidaklah penting dan tidak begitu
membawa manfaat bagi peradaban manusia. Tetapi, semakin canggihnya zaman, masyarakatpun
sadar bahwa ilmu informasi dan perpustakaan sangat diperlukan. Karena masyarakat kini
membutuhkan seorang yang ahli dalam bidang ilmu informasi dan perpustakaan. seperti kebuthhuan
pustakawan yang professional meningkat, kebutuhan dokumentalis, arsiparis, information specialist,
atau apapun itu sebutannya untuk seorang yang menguasai bidang ilmu inforsi dan perpustakaan.
Oleh dari kebutuhan akan profesi tersebut sangat mendesak, sekumpulan orang mulai membuat
pendidikan perpustakaan. Berikut perkembangannya :
1. Kursus pendidikan pegawai perpustakaan
Pada mulanya pendidikan perpustakaan di Indonesia diawali dengan berdirinya Kursus
Pendidikan Pegawai Perpustakaan, yang berdiri tanggal 20 Oktober 1952, berdasarkan Surat
Keputusan Menteri PP dan K No.30418/Kab. tanggal 8 September 1952. Kursus ini didirikan
berdasarkan alasan kekurangan tenaga ahli perpustakaan yang harus segera diatasi, agar

dunia perpustakaan di Indonesia bisa mengalami kemajuan yang pesat. Kursus meliputi
semua jenis perpustakaan, yakni perpustakaan umum, perpustakaan universitas/fakultas,
perpustakaan sekolah dan perpustakaan khusus. Syarat peserta kursus adalah lulusan SMA,
dan masa pendidikan adalah dua tahun.
2. Kursus pendidikan ahli perpustakaan
Sistem pendidikan makin lama makin disempurnakan, disesuaikan dengan perkembangan.
Penyempurnaan meliputi teknik pendidikan, pengajaran dan kurikulumnya. Pada tahunh
1955, nama kursus dirubah menjadi Kursus Pendidikan Ahli Perpustakaan. Lama Pendidikan
adalah dua setengah tahun, dan para lulusannya jika menjadi pegawai negeri akan
mempunyai kedudukan yang sama dengan para lulusan Sarjana Muda lainnya.
3. Sekolah perpustakaan.
Semula kursus tersebut akan ditingkatkan menjadi sebuah akademi perpustakaan, akan
tetapi oleh karena berbagai pertimbangan maka kursus berubah menjadi Sekolah
Perpustakaan, dengan waktu pendidikan lebih lama lagi, yakni tiga tahun. Perubahan ini
terjadi setelah kursus berjalan selama tujuh tahun, tepatnya pada tahun 1959.
4. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, jurusan ilmu perpustakaan Universitas Indonesia.
Pada tahun 1961, Sekolah Perpustakaan dirubah lagi, dan ditingkatkan dengan dijadikan
sebagai salah satu jurusan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Sistem
pengajaran dan kurikulum disesuaikan dengan pendidikan ditingkat universitas. Para
lulusannya berhak diakui sebagai Sarjana Muda Ilmu Perpustakaan. Bagi lulusan-lulusan dari

sekolah perpustakaan diperkenankan untuk memperoleh gelar Sarjana Muda dengan cara
melanjutkan di fakultas ini.
5. Jurusan illmu perpustakaan fakultas fastra Universitas Indonesia (JIP-FSUI).

Sampai dengan tahun 1963, kedudukan Jurusan Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Keguruan
Ilmu Pendidikan (FKIP) masih dapat bertahan. Akan tetapi mulai tanggal 7 Oktober 1963,
secara dministratif jurusan tersebut tidak berada dalam FKIP lagi, tetapi menjadi bagian dari
Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI). Alasan dari perubahan ini adalah bahwa
pustakawan adalah sebagai tenaga profesional yang bukan dihasilkan untuk mengajar. Para
Lulusan tersebut diharapkan dapat mengatasi kekurangan-kekurangan tenaga ahli
perpustakaan yang masih dialami pada waktu itu.
6. Sampai tahun 1969, para lulusan masih mendapat gelar Sarjana Muda dengan persyaratan
minimum SMA. Dan selanjutnya mulai tahun yang sama pendidikan ilmu perpustakaan
hanya dua tahun, dan lulusannya mendapat gelar sarjana dengan persyaratan pesertanya
minimum sarjana muda atau yang setara. Perubahan terus terjadi, di tahun 1987
persyaratan untuk menjadi sarjana adalah lulusan SMA atau yang sederajat. Kondisi terakhir
terjadi berdasarkan pertimbangan bahwa para lulusan sarjana muda makin langka seiringnya
terjadinya perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia.
7. Sekarang, zaman sudah semakin maju.jurusan perpustakaan tidak hanya mengenai
“perpustakaan” akan tetapi ditambahkan juga dengan “ilmu informasi” karena perpustakaan

tidak akan ada apabila tidak ada informasi yang terkandung pada buku di dalamnya. Maka
jurusan ilmu perpustakaan mengalam regenerasi nama menjadi ilmu informasi dan
perpustkaan tetapi tanpa menghilangkan hakikat daripada ilmu itu sendiri.
Itulah perkembangan institusi penyelenggara ilmu informasi dan perpustakaan di Idonesia. Sampai
zaman sekarang, Univeritas di banyak daerah di Indonesia membuat program studi ilmu informasi
dan perpustakaan karena semakin banyaka kebutuhan dari lulusan jurusan keilmuan ini. Total ada
puluhan universitas yang membuka prodi ilmu informasi dan perpustakaan di Indonesia baik program
S1, D3, maupun D2.
Untuk program Sarjana (S1) ada Universitas Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta,Universitas Terbuka (mulai Februari 2013), Universitas YARSI, Universitas Padjadjaran,
Universitas Diponegoro, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta,Universitas Airlangga,Universitas Wijaya
Kusuma (Surabaya), Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Sumatera Utara
dan lain-lain. Untuk program Diploma (D3) ada IAIN Banjarmasin, Universitas Hasanuddin, UIN
Makasar, Universitas Muhamadiyah Mataram, Universitas Sam Ratulangi dan masih banyak lagi.
Sedangkan untuk program D2 ada Universitas terbuka.

Alasan Universitas-Universitas tersebut membuka prodi ilmu informasi dan perpustakan
adalah karena kebutuhan pengelola berbagai lembaga informasi secara professional di Indonesia
yang kian melunjak dari tahun ke tahun. Maka dari itu berkembang pesatlah institusi pendidikan
yang menyelenggarakan ilmu informasi dan perpustakaan. Karena bedasarkan kebutuhan Indonesia

yang banyak pula.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan institusi yang menyelenggarakan ilmu informasi dan perpustakaan di
Indonesia sangat pesat karena ternyata keilmuan ini sangat penting dan sangat bermanfaat
bagi kemajuan peradaban manusia di Indonesia maupun di dunia.
B. Saran
Saran saya agar perkembangan dari institusi penyelenggara ilmu informasi dan perpustakaan
di Indonesia tidak berhenti sampai disini. Terus berkembang apalagi si era zaman yang serba
canggih ini.

DAFTAR PUSTAKA

“Hakikat ilmu perpustakaan dan Informasi,” diperbarui tanggal 5 Desember 2012,
https://sites.google.com/site/berbagiinformasidanekspresi/arsip/hakikat-ilmu-perpustakaan-daninformasi


“Pengertian, Peran, dan Fungsi Perpustakaan,” diperbarui September 2008,
http://warintek08.wordpress.com/tes/
“Program Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi (D2, D3, S1, S3) di Indonesia,” diperbarui
tanggal 2 Desember 2013, http://duniaperpustakaan.com/blog/2013/04/15/program-jurusan-ilmuperpustakaan-dan-informasi-d2d3s1s3-di-indonesia/
“Sejarah Pendidikan Ilmu Perpustakaan di Indonesia 1952-1987,” diperbarui tanggal 22
Desember 2011, http://yarsi-pranajayasipmhum.blogspot.com/2011/12/sejarah-pendidikan-ilmuperpustakaan-di.html