KETERAMPILAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS (1)

KETERAMPILAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS
Keterampilan Belajar
1. Definisi keterampilan belajar adalah terampil mengelola potensi diri dalam melakukan
aktifitas sehari-hari yang dipengaruhi faktor yang menghasilkan perubahan untuk mencapai
tujuan.
2. Manfaat keterampilan belajar :
1. Mengenali dan mengekspresikan potensi diri
2. Berguna untuk diri sendiri dan orang lain
3. Mengendalikan perubahan
4. Memiliki pengetahuan
5. Melihat masalah secara luas dan dapat mengambil keputusan
3. Faktor yang mempengaruhi keterampilan belajar adalah self esteem, self concept, self
awareness, dan self discrepancies.
4. Teknik belajar yang benar dengan mengenali dan mengembangkan diri sendiri,
meminimalkan pengaruh luar yang buruk, serta mengoptimalkan faktor pendukung lainnya.
Pengertian Motivasi
Pengertian motivasi menurut Chung dan Meggison adalah :
Motivasi merupakan prilaku yang ditujukan kepada sasaran, motivasi berkaitan dengan
tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan. Motivasi
berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan fermormasi pekerjaan
Sedangkan pengertian motivasi menurut Heidjrachman dan Suad Husnan adalah: “Motivasi

merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu
yang diinginkan”.
Dari defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya defenisi di atas
mempunyai pengertian yang sama, yaitu semuanya mengandung unsur dorongan dan
keinginan.
Dengan demikian maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi merupakan dorongan
dalam diri seseorang dalam usahanya untuk memenuhi keinginan, maksud dan tujuan,
namun dalam penerapannya nanti, penggunaan masing-masing unsur tersebut adalah
berbeda untuk setiap karyawan. Sesuai kebutuhan dan keinginan masing-masing.
Maslow mengatakan bahwa hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang memotivasi
perilaku manusia. Teori Maslow ini menekankan pada dua pemikiran pokok :
1. Manusia mempunyai banyak kebutuhan, tetapi kebutuhan-kebutuhan yang belum
terpenuhi yang mempengaruhi perilaku manusia
2. Kebutuhan manusia di kelompokkan kedalam hirarki menurut kepentingannya bila suatu
kebutuhan dipenuhi maka kebutuhan lainnya lebih tinggi muncul untuk dipuaskan.
Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada
di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu
tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun
menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya "feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari

pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok
dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai

dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.
Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin
kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat
tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik.
• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada
paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
3 komponen motivasi adalah :
1. Motivasi melibatkan tentang keinginan atau kebutuhan
2. Motivasi melibatkan ekspektasi (harapan) dan kepercayaan
3. Motivasi melibatkan tindakkan

Motivasi dapat mempengaruhi belajar dan perilaku
o Motivasi mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu
o Motivasi meningkatkan usaha dan energy
o Motivasi meningkatkan inisiatif dan persistensi
o Mempengaruhi proses kognitif
Ada tiga alasan mendasar tentang pentingnya motivasi.
a. Watak dan sifat manusia yang membutuhkan dorongan, desakan, dan rangsangan dari
sesamanya. "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya" (Ams. 27:17).
"Bertolong-tolonganlah kamu menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum
Kristus," begitu tegas Rasul Paulus (Gal. 6:2).
b. Sebagai proses dan upaya apa adanya, sifat perbuatan belajar itu sendiri sangat
membutuhkan "suntikan-suntikan" atau dorongan. Kita tahu bahwa dorongan dapat terjadi
melalui tantangan ataupun hukuman, serta melalui pujian dan penghargaan. "Kita yang
kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari
kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita
demi kebaikannya untuk membangunnya" (Rm. 15:1-2).
c. Tidak ada ukuran satu metode mengajar yang paling baik yang dapat dipakai dalam
setiap kesempatan dan jenis kegiatan belajar. Jadi, kalau ada peserta didik yang kurang
bergairah dalam mengikuti pelajaran, guru harus sadar bahwa barangkali metode atau
pendekatan yang dipilihnya kurang relevan dan ia harus berusaha mencari metode

alternatif.
Prinsip – prinsip belajar
o Belajar harus mempunyai tujuan yang jelas
o Belajar merupakan proses yang kontinu
o Belajar dengan ‘Big picture’ (menyeluruh) akan berhasil
o Belajar dengan pengertian dan pemahaman akan lebih bermakna daripada belajar dengan

menghafal
Proses belajar
o Tahap penerimaan informasi
o Tahap penyimpanan informasi dalam ingatan / perubahan materi
o Tahap mendapatkan kembali informasi
o Tahap motivasi / evaluasi
Manifestasi perilaku belajar
o Manifestasi kebiasaan
o Manifestasi keterampilan
o Manifestasi pengamatan
o Manifestasi berpikir asosiatif
o Manifestasi berpikir rasional dan kritis
o Manifestasi sikap

o Manifestasi inhibisi
o Manifestasi apresiasi
o Manifestasi tingkah laku afektif
Gaya Belajar Efektif
Setiap orang pasti mempunyai cara atau gaya belajar yang berbeda-beda. Banyak gaya
yang bisa dipilih untuk belajar secara efektif. Nah, artikel berikut menjelaskan tujuh gaya
belajar yang mungkin beberapa diantaranya bisa di terapkan pada anak didik kita :
1. Belajar dengan kata-kata.
Gaya ini bisa kita mulai dengan mengajak seorang teman yang senang bermain dengan
bahasa, seperti bercerita dan membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat
menyenangkan karena bisa membantu kita mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal-hal
lainya dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya.
2. Belajar dengan pertanyaan.
Bagi sebagian orang, belajar makin efektif dan bermanfaat bila itu dilakukan dengan cara
bermian dengan pertanyaan. Misalnya, kita memancing keinginan tahuan dengan berbagai
pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar dengan pertanyaan, hingga didapatkan hasil
akhir atau kesimpulan.
3. Belajar dengan gambar.
Ada sebagian orang yang lebih suka belajar dengan membuat gambar, merancang, melihat
gambar, slide, video atau film. Orang yang memiliki kegemaran ini, biasa memiliki

kepekaan tertentu dalam menangkap gambar atau warna, peka dalam membuat
perubahan, merangkai dan membaca kartu.
4. Belajar dengan musik.
Detak irama, nyanyian, dan mungkin memainkan salah satu instrumen musik, atau selalu
mendengarkan musik. Ada banyak orang yang suka mengingat beragam informasi dengan
cara mengingat notasi atau melodi musik. Ini yang disebut sebagai ritme hidup. Mereka
berusaha mendapatkan informasi terbaru mengenai beragam hal dengan cara mengingat
musik atau notasinya yang kemudian bisa membuatnya mencari informasi yang berkaitan
dengan itu. Misalnya mendegarkan musik jazz, lalu tergeliik bagaimana lagu itu dibuat,
siapa yang membuat, dimana, dan pada saat seperti apa lagu itu muncul. Informasi yang
mengiringi lagu itu, bisa saja tak sebatas cerita tentang musik, tapi juga manusia,

teknologi, dan situasi sosial politik pada kurun waktu tertentu.
5. Belajar dengan bergerak.
Gerak manusia, menyentuh sambil berbicara dan menggunakan tubuh untuk
mengekspresikan gagasan adalah salah satu cara belajar yang menyenangkan. Mereka
yang biasanya mudah memahami atau menyerap informasi dengan cara ini adalah kalangan
penari, olahragawan. Jadi jika Anda termasuk kelompok yang aktif, tak salah mencoba
belajar sambil tetap melakukan beragam aktivitas menyenangkan seperti menari atau
berolahraga.

6. Belajar dengan bersosialisasi.
Bergabung dan membaur dengan orang lain adalah cara terbaik mendapat informasi dan
belajar secara cepat. Dengan berkumpul, kita bisa menyerap berbagai informasi terbaru
secara cepat dan mudah memahaminya. Dan biasanya, informasi yang didapat dengan cara
ini, akan lebih lama terekam dalam ingatan.
7. Belajar dengan Kesendirian.
Ada sebagian orang yang gemar melakukan segala sesuatunya, termasuk belajar dengan
menyepi. Untuk mereka yang seperti ini, biasanya suka tempat yang tenang dan ruang
yang terjaga privasinya. Jika Anda termasuk yang seperti ini, maka memiliki kamar pribadi
akan sangat membantu Anda bisa belajar secara mandiri.
• Gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor
lingkungan . Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak dapat diubah dalam diri seseorang bahkan
dengan latihan sekalipun. Tetapi ada juga hal-hal yang dapat dilatihkan dan disesuaikan
dengan lingkungan yang terkadang justru tidak dapat diubah.
• Mengenali gaya belajar sendiri, belum tentu membuat Anda menjadi lebih pandai. Tapi
dengan mengenali gaya belajar, Anda akan dapat menentukan cara belajar yang lebih
efektif. Anda tahu bagaimana memanfaatkan kemampuan belajar secara maksimal,
sehingga hasil belajar Anda dapat optimal.

http://www.siaksoft.net/index.php?

option=com_content&task=view&id=2388&Itemid=104&limit=1&limitstart=2
Lukas P, Sitopu R, Susanto DH. Ketrampilan Belajar dan Berpikir Kritis. Bahan kuliah blok 2
modul 1 . Fakultas Kedokteran Ukrida; 2008.p.1-10
http://www.sabda.org/pepak/pustaka/061138/
http://www.bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajarsiswa.html
http://www.e-smartschool.com/uot/001/UOT0010011.asp
http://www.ut.ac.id/html/Strategi-bjj/gaya1.htm

Tinjauan Pustaka
Penerapan Berpikir Kritis dan Manusia Sebagai Makhluk Belajar Sepanjang Masa
Jennifer
A2 / 10.2012.023
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Email : jennifer@civitas.ukrida.ac.id
Tutor : dr. Agus Rijadi
Abstrak: Manusia adalah makhluk Tuhan yang unik dimana manusia itu selalu
berkembang dengan cara mempelajari segala sesuatunya. Dimana sejak kita
dilahirkan sampai kita berusia lanjut pun kita akan terus belajar. Manusia itu juga
merupakan makhluk sosial dimana ia selalu membutuhkan bantuan makhluk lain

dan ia juga selalu dipengaruhi oleh lingkungannya baik itu pandangan religious
worldview dan etik. Berpikir kritis dan pandangan religious worldview yang baik dan
benar merupakan salah satu cara menghadapi pandangan-pandangan masyarakat
yang berbeda tersebut. Tinjauan pustaka ini merupakan studi literatur yang
membahas kesalahpahaman pola pikir mengenai transplantasi yang terjadi dalam
masyarakat dengan lingkungannya dan juga cara penanggulangannya apabila
sudah terjadi pandangan salah terhadap transplantasi di masyarakat yang
bersangkutan. Penanggulangan yang dibahas meliputi tindakan belajar dan berpikir
kritis dengan baik dan benar dalam menghadapi pandangan-pandangan dari
lingkungan yang terkadang dianggap buruk namun harus tetap kita lakukan.
Kata kunci: berpikir kritis, makhluk sosial, makhluk berpikir, transplantasi,
religious worldview
Pendahuluan
Manusia adalah makhluk Tuhan yang unik dimana manusia itu selalu
berkembang dengan cara mempelajari segala sesuatunya dalam kehidupannya
sehari-hari, sebagai contohnya kita sering mengalami kasus-kasus dan peristiwaperistiwa dimana kita harus selalu belajar oleh karena itu belajar merupakan suatu

hal yang berlaku mutlak dalam hidup kita. Dimana sejak kita dilahirkan sampai kita
berusia lanjut pun kita akan terus belajar. Manusia juga merupakan makhluk sosial
dimana ia selalu membutuhkan bantuan makhluk lain dan ia juga selalu dipengaruhi

oleh lingkungannya baik itu pandangan religious terutama religious worldview, etik,
dllnya.

Pandangan-pandangan

hidup

modern

sangat

dibutuhkan

untuk

menggantikan pemikiran-pemikiran yang lama dan tidak dibenarkan lagi di dunia
modern ini. Selain pandangan hidup modern, pandangan hidup religius juga penting
dalam menjadikan kehidupan yang harmonis. Pola pikir juga menjadi salah satu
faktor yang penting dalam menanggapi pandangan-pandangan masyarakat dalam
mengambil keputusan. Makalah ini ditulis dengan tujuan agar setiap individu yang

membacanya dapat terbuka pikirannya akan banyaknya hal yang dapat memicu
pandangan dan cara berpikir kritis dalam suatu masyarakat. Sehingga kemudian
pembaca dapat lebih mengerti akan tindakan yang seharusnya dilakukan dalam
masyarakat. Dalam makalah ini akan dibahas tentang manusia yang belajar
sepanjang masa, manusia sebagai makhluk social, berpikir kritis dalam berbagai
sudut pandang serta pandangan transplantasi itu sendiri dan dari segi religious dan
etik. Diharapkan pembaca dapat mengerti tentang lingkup manusia yang belajar
sepanjang masa yang akan dibahas , bagaimana cara-cara berpikir kritis,
pandangan-pandangan religious dan etik beserta pengertian-pengertiannya.
Isi
Berpikir Kritis
Jika kita menggunakan istilah “berpikir kritis” pada semua jenis berpikir, kita
tidak memerlukan istilah “kritis”, dan kita juga akan kehilangan arti spesifk dari
istilah “kritis”. Kata “kritis” muncul dari bahasa Yunani yang bearti “hakim” dan
diserap oleh bahasa Latin. Kamus (Oxford) menerjemahkan sebagai “sensor” atau
pencarian kesalahan. Agar suatu masalah dapat diselesaikan dengan baik,
masyarakat

membutuhkan

suatu

pemikiran

yang

membantu

mereka

menyelesaikan masalah itu. Caranya adalah dengan berpikir kritis. Berpikir kritis
adalah suatu sensor atau pencarian kesalahan. Seringkali “kritis” dimaksudkan
sebagai penilaian, entah baik atau buruk. Namun, hal ini memperlemah nilai utama
berpikir kritis .1
Tujuan awal berpikir kritis adalah menyingkap kebenaran dengan menyerang
dan menyingkirkan semua yang salah – supaya kebenaran akan terlihat. Hal ini

penting untuk mencegah penggunaan bahasa, konsep, dan argumentasi salah yang
sembarangan. Akan tetapi, berpikir kritis semata-mata tidak memiliki kekuatan
yang generatif maupun konstruktif.1
Pengertian berpikir kritis menurut beberapa ahli :


Menurut Alfaro-LeFevre
Berpikir kritis akan membantu professional dalam memenuhi kebutuhan klien.
Berpikir

kritis

adalah

berpikir

dengan

tujuan

dan

mengarah-sasaran

yang

membantu individu membuat penilaian berdasarkan data bukan perkiraan. 2


Menurut Paul
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada
pikiran rasional dan cermat. Menjadi pemikir kritis adalah sebuah denominator
umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan
mandiri. Pengetahuan didapat, dikaji, dan diatur melalui berpikir. Keterampilan
kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas-tinggi, memerlukan disiplin
intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan, dan dukungan. 2



Menurut Chafee
Berpikir kritis mentransformasikan cara individu memandang dirinya sendiri,
memahami dunia, dan membuat keputusan.2



Menurut buku psikologi
Berpikir kritis adalah kemampuan dan kesediaan untuk membuat penilaian
terhadap sejumlah pernyataan dan membuat keputusan objektif berdasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan yang sehat dan fakta-fakta yang mendukung, bukan
berdasarkan pada emosi dan anekdot. 3
Penilaian yang keras dan pertanyaan destruktif yang disampaikan hanya untuk
mematahkan keyakinan merupakan hambatan-hambatan bagi pemikiran kritis.
Proses berpikir kritis mengharuskan keterbukaan pikiran, kerendahan hati, dan
kesabaran. Kualitas-kualitas tersebut membantu seseorang mencapai pemahaman
yang mendalam. Karena ingin sekali melihat makna di balik informasi dan kejadian,
pemikir kritis selalu berpikiran terbuka saat mereka mencari keyakinan yang
ditimbang baik-baik berdasarkan bukti logis dan logika yang benar. Pencarian
mereka akan kebenaran mengharuskan mereka berhati-hati dalam menarik
kesimpulan, cepat mengakui kebodohan, rindu mendapatkan informasi baru, sabar
dalam menyelidiki bukti, toleran terhadap sudut pandang baru, dan mau mengikuti

kelebihan sudut pandang orang lain dibandingkan dengan sudut pandang mereka
sendiri. Membuat penilaian yang terlalu cepat dan keras membuat berpikir kritis
sulit dilakukan.4
Manusia Makhluk Berpikir
Manusia adalah makhluk berpikir dan merupakan ciptaan Tuhan yang paling
sempurna dibanding makhluk Tuhan lainnya. Kapasitas berpikir yang dimilikinya
menjadikan manusia menempati kedudukan tertinggi di antara makhluk Tuhan
yang lain. Kemampuan ini pula yang mendorong manusia menuju ke kondisi yang
lebih baik. Manusia diciptakan Tuhan dengan ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
makhluk yang lain, yaitu daya berpikir.5
Potensi kemurnian (keluhuran) berpikir manusialah yang sangat menentukan
citra keagungannya sebagai makhluk berpikir (Homo sapien). Kemampuan tersebut
dilihat sebagai hal esensial, yang membedakan manusia dari binatang. Salah satu
ciri kekhususan yang membedakan manusia dengan binatang justru terletak pada
kemampuan manusia untuk mengambil jalan melingkar dalam mencapai tujuannya.
Pandangan ini menunjukkan pula bahwa hakikat manusia yang disebut sebagai
Homo faber, dapat membuktikan diri sebagai potensi kultural yang mampu
membuat alat atau sarana untuk mencapai tujuannya. Kemampuan membuat alat
itu dimungkinkan oleh adanya daya pengetahuannya yang khas manusiawi.
Pengembangan epistemologi memerlukan pula alat atau metode sebagai sarana
berpikir (seperti logika, bahasa, dan lainnya) untuk mendapatkan kebenaran dan
kepastian yang lebih memadai. Manusia dalam hal ini bukan saja berpikir, tetapi
sekaligus

dapat

mengambil

jarak

terhadap

pikirannya,

sehingga

ia

dapat

mengontrol, merenungkan, mengendalikan, serta mengarahkan pikirannya secara
bertanggung jawab. Dengan ini menjadi jelas bahwa pengembangan epistemology
merupakan salah satu “prestasi” manusia yang sekaligus mengemban citra (nilainilai) keagungannya.6
Dengan berpikir, manusia akan menghasilkan pengetahuan yang juga
disebut sebagai logika. Manusia dapat memperoleh pengetahuan dengan lima cara
yaitu :
1.

Revelasi adalah cara memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman pribadi
dengan Ilahi seperti wahyu dan agama. 6

2.

Otoritas

adalah

tahu

berdasarkan

informasi

dari

yang

berkuasa

seperti

pengumuman oleh pemerintah.6
3.

Intuisi adalah mencari tahu secara yang di luar rasio-personal. 6

4.

Common sense adalah tahu dari ingatan akan faktor yang pernah dialami masa
lalu seperti melalui pengalaman. 6

5.

Sains adalah mencari tahu secara rasional, mempertimbangkan kemungkinan dan
bersifat tidak mutlak. Hal ini dicari dengan menggunakan penelitian dan penalaran
rasional. 6
Pandangan Transplantasi Organ
Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh manusia merupakan tindakan
medik yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan gangguan fungsi organ tubuh
yang berat. Transplantasi adalah terapi pengganti (alternatif) yang merupakan
upaya terbaik untuk menolong pasien dengan kegagalan organnya karena hasilnya
lebih memuaskan dibandingkan dengan terapi konservatif. Walaupun transplantasi
organ dan atau jaringan itu telah lama dikenal dan hingga dewasa ini terus
berkembang dalam dunia kedokteran, namun tindakan medik ini tidak dapat
dilakukan begitu saja karena masih harus dipertimbangkan dari segi nonmedik,
yaitu dari segi agama, hukum, budaya, etika, dan moral. 7
Oleh karena itu seorang dokter dalam menjalankan tugasnya dituntut pula untuk
tetap berpegang teguh pada Kode Etika Kedokteran (KODEKI), yang bertujuan untuk
keharmonisan hubungan dokter dengan orang sakit dan untuk ketentraman dan
ketertiban

masyarakat.

Seorang

dokter

harus

senantiasa

mengutamakan

keselamatan orang sakit, melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi dan tidak
boleh dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi. Namun, dalam zaman
dengan unsut materialisme, hedonisme, dan konsumerisme menonjol sekarang ini,
ada saja oknum dokter yang tergoda untuk melanggar etik profesinya yang luhur,
bahkan melakukan malpraktik pidana. 7
Manusia Sebagai Makhluk Sosial (Homo Socius)
Sejak lahir, manusia tumbuh dan berkembang memerlukan bantuan orang
lain. Menurut Aristoteles, manusia adalah makhluk zonpoliticon. Artinya, manusia
adalah makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari orang lain dan selalu berinteraksi
dengan mereka. Apalagi ketika sakit, manusia sangat membutuhkan bantuan orang

lain. Sifat atau ciri manusia sebagai makhluk sosial akan terbentuk selama manusia
bergaul dengan manusia lain. Manusia akan belajar dari lingkungan tentang norma,
ajaran, peraturan, kebiasaan, tingkah laku yang etis maupun tidak etis, dan atau
ragam budaya manusia. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kepentingan
dengan orang lain, mengabdi kepada kepentingan social dan tidak dapat lepas dari
lingkungannya,

terutama

lingkungan

sosial.

Faktor

lingkungan

sosial

dapat

berpengaruh terhadap derajat kesehatan individu maupun masyarakat. Pada
lingkungan sosial yang rawan tindak kekerasan berisiko terjadi kasus trauma.
Begitu juga pada lingkungan yang kumuh, berbagai penyakit dapat menyerang
penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Selain itu, mobilitas penduduk yang
tinggi

menyebabkan

penularan

penyakit

berlangsung

dengan

cepat.

Dari

penjelasan di atas jelas terlihat bahwa kondisi sosial turut berpengaruh terhadap
kesehatan.8
Dilihat dari keempat aspek di atas yaitu berpikir kritis, pandangan transplantasi
organ, manusia sebagai makhluk berpikir dan makhluk sosial bila dihubungkan
dengan kasus Joe, Joe harus menerapakan berpikir kritis dimana Joe telah
memutuskan untuk melakukan transplantasi dengan resiko harga yang mahal.
Disamping harga yang mahal ini Joe pun harus menghadapi pandangan religious
dan etik dari masyarakat terhadap transplantasi yang akan ia lakukan, karena kita
sebagai makhluk sosial harus memperhatikan lingkungan kita, karena lingkungan
sangat berpengaruh terhadap perilaku diri kita sendiri, kembali ia dihadapkan
bahwa berpikir kritis harus benar-benar ia terapkan karena seperti yang kita
ketahui berpikir kritis adalah cara berpikir dimana semua masalah dapat
diselesaikan dengan meminimalisasikan dampak yang mungkin terjadi, berpikir
kritis ini masuk ke dalam aspek manusia sebagai makhluk yang berpikir karena
manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna sehingga
manusia dapat berpikir (Homo sapien) dan dari cara berpikir inilah diperoleh
pengetahuan untuk mencapai tujuan dimana manusia disebut juga sebagai Homo
faber.
Religious Worldview
Dalam kondisi masyarakat yang bermasalah, mengenal religious worldview
sangatlah penting. Tujuan dari religious worldview adalah membentuk orientasi

hidup, membangun kemandirian, dan membangun komunitas yang sehat. Dengan
itu, pandangan masyarakat tentang suatu hal akan diubah.
Perilaku manusia merupakan usaha untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Manusia berinteraksi dengan lingkungannya karena dua alasan: ingin menguasai
lingkungan dan menjaga kelangsungan hidupnya.Energi untuk berperilaku timbul
apabila manusia mengalami ketegangan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang
berhubungan dengan bertahanan hidupnya. Hal ini tampak sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa kebutuhan secara otomatis memberikan arah-tujuan utuk
berperilaku.9
Di samping itu, terdapat teori lain yang menjelaskan bahwa tujuanlah yang
menentukan arah perilaku. Teori yang berorientasi tujuan ini berpandangan bahwa
tujuan menciptakan ketegangan, dan individu bergerak ke arah tujuan untuk
mengurangi ketegangan. Jadi, arah dan energi perilaku merupakan hasil dari
adanya tujuan.Tujuan-tujuan itu dapat berasal dari aspek biologis, aspek belajar
(pengalaman dari lingkungan sosial), dan aspek pikir (thinking) yang kita milki.
Tujuan yang paling memotivasi berasal dari dari gabungan tiga aspek tersebut. 9
Teori-teori

diatas

secara

khusus

menyoroti

pentingnya

tujuan

dalam

menggerakkan perilaku. Hal ini mengingatkan bahwa tujuan dapat diciptakan,
sehingga akan sangat bermanfaat untuk menjelaskan bagaimana agar kita dapat
terus memiliki motivasi dalam hidup.Tujuan dapat berkembang dari adanya
kebutuhan.

Namun,

mengembangkan

dalam

rangka

tujuan-tujuan

yang

menguasai
lebih

lingkungan,

canggih

manusia

(kompleks

dan

dapat
bersifat

menyongsong masa depan) dapat lebih sejahtera secara fsik maupun psikologis. 9
Tanpa adanya kebutuhan yang berkembang menjadi tujuan atau tanpa
adanya tujuan yang dikembangkan dalam hidup, orang tersebut tidak akan memiliki
energi yang mendorongnya untuk bertindak atau kehilangan motivasi hidup. 9
Bila tanpa tujuan yang jelas, orang akan mencari suatu tujuan tertentu yang
bisa merugikan banyak pihak. Perlu adanya tujuan hidup yang jelas bagi seseorang.
Dalam religious worldview, perlu bagi orang untuk mandiri dalam berpikir.
Kemandirian itu bertujuan untuk membuat seseorang menjadi kokoh dalam
kehidupan dan semakin bisa menghadapi kenyataan hidup.
Agar kehidupan seseorang menjadi kokoh, yang diperlukan adalah iman.
Iman itu sendiri ada dua jenis yaitu iman yang asal jadi dan iman yang melalui
proses. Iman yang melalui proses adalah iman yang akan menjadi kuat dan kokoh.

Digambarkan dalam Lukas 6:48 seperti halnya seseorang yang membangun rumah
agar tetap kokoh, manakala ada badai mengancam. Oleh karena itu harus melalui
proses dengan menggali dalam-dalam kemudian kita meletakkan fondasi batu dan
rumah yang dibangun itu bisa berdisi di atas fondasi batu itu.Orang-orang akan
mudah goyah dan akan menjadi runtuh apabila gelombang pencobaan yang
mengancam, karena iman yang dibentuknya adalah iman asal jadi dan bukan iman
yang melalui suatu proses. Iman yang dibentuk melalui proses adalah iman yang
selalu tekun dalam pengajaran. 10
Teguh Karya seorang sutradara yang cukup beken dan dikenal dalam
masyarakat perflman Indonesia. Ia sering mendapatkan penghargaan karena
flmnya baik dan bermutu, walaupun secara kuantitas dia hanya menghasilkan satu
flm dalam setahun. Tetapi karya yang dihasilkan itu dilakukan melalui proses yang
matang dan penuh ketekunan dengan istilah lain bukan flm asal jadi. 10
Salah satu cara untuk meghadapi kenyataan hidup adalah menerima
kenyataan hidup. Jika kita menerima fakta-fakta hidup, maka akan lauh lebih
mudah untuk menentukan pola solusi yang paling tepat dan cepat untuk
menuntaskan frustasi. Menerima kenyataan hidup bukan berarti menyerah dan
pasrah pada “nasib”, melainkan menyadari kekuatan dan kelemahan dan membuka
diri untuk menerima perubahan. Sikap menerima kenyataan hidup akan membuka
peluang bagi kita untuk memperbaiki diri sehingga menjauhkan kita dari
kemungkinan jatuh ke dalam frustasi. 11
Selanjutnya, dalam tahap religious worldview, perlu bagi kita membangun
komunitas sehat. Hal yang diperhatikan pada komunitas sehat adalah pandangan
hidup

masyarakat

mencakup

apa

dampak

dari

masyarakat

kapitalis,

apa

pandangan umum masyarakat pada umumnya beserta dampaknya, dan bagaimana
pandangan hidup sebagai umat dan dampaknya.
Kehidupan politik modern diwarnai oleh dominasi kapitalisme seringkali dicap
sebagai biang keladi dalam segenap ketidakadilan yang terjadi di dunia. Tetapi
fakta membuktikan bahwa kapitalisme seakan-akan merupakan suatu takdir yang
tidak bisa ditolak dan terbukti sangat relevan dalam kehidupan manusia. 12
Banyak

pemikir

yang

mengajukan

berbagai

gagasan

mereka

untuk

melakukan pembenahan dalam kehidupan sosial umat manusia. Nilai-nilai kental
mewarnai pandangan-pandangan mereka. Tetapi fakta menunjukkan bahwa semua

bentuk isme sulit dipertahankan di dalam kehidupan umat manusia. Kapitalisme
tampaknya menjadi tulang punggung utama dalam kehidupan modern. 12
Ciri-ciri kapitalisme dirasakan oleh semua atau sekurang-kurangnya sebagian
besar orang sebagai suatu ‘hukum alam’ yang mau tak mau harus diterapkan di
dalam kehidupan umat manusia. Bahkan agama-agama secara tersirat atau
tersurat mengungkapkan hukum alam ini. Semua agama berbicara tentang hak
milik yang tidak boleh diganggu gugat oleh pihak lain. Ciri-ciri kapitalisme seperti
persaingan dan pemberian hak lebih bagi orang-orang yang memiliki ‘kemampuan
lebih baik’ pun tak pelak lagi menjadi sesuatu yang taken for granted di dalam
kehidupan umat manusia secara umum.12
Sebagai umat Allah, manusia harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara
Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakan perbuatan
yang tidak baik. Jadi untuk mengukur perbuatan baik-buruk, harus kita dengar pula
suara Tuhan atau kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk hukum agama atau
hukum Tuhan,13
Kaitan dengan kasus yang diberikan dengan pandangan religious worldview ini
adalah adanya pandangan religious dan etik dalam proses transplantasi lobus paruparu yang akan dilakukan oleh Joe. Sehingga diperlukan pandangan religious yang
tepat dan benar sehingga pandangan masyarakat tentang suatu hal dapat berubah.
Dikatakan di atas bahwa tujuanlah yang menentukan arah perilaku sehingga tujuan
Joe dan masyarakat yang berbeda menyebabkan ketegangan sehingga harus dapat
diluruskan dengan menerapkan sikap empati dan simpati. Seseorang dalam
pandangan religious ini harus menjadi pribadi yang mandiri, dimana pribadi yang
mandiri ini dapat menjadikan seseorang menjadi lebih kokoh dalam menghadapi
kenyataan hidup yang dalam kasus ini adalah pandangan-pandangan masyarakat
sekitanya.
Penutup
Seorang manusia yang disebut makhluk sosial ini tidak dapat lepas hidupnya
dari pengaruh lingkungan. Semua perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya baik alam maupun manusia sekitarnya. Dalam pengaruh-pengaruh ini
manusia sebagai makhluk berpikir akan mencoba untuk menganalisa pandanganpandangan dalam masyarakat sehingga ia akan mempelajari dan mencoba untuk

berpikir kritis ke depan untuk meminimalisasikan dampak ke depannya dalam hidup
mereka. Joe dalam harus menerapkan prinsip berpikir kritis karena ia dihadapkan
dengan transplantasi dengan resiko harga yang mahal namun pandangan religious
dan etik dalam masyarakat membuat ia menjadi bimbang karena segala sesuatu
harus selalu dipikirkan untuk mengetahui apa keuntungan dan kerugian dari
tindakan tersebut. Dimana dari pemikiran tersebut pada akhirnya akan melahirkan
sebuah keputusan yang akan kita laksanakan.
Daftar Pustaka
1. Bono E. . Revolusi berpikir [internet].Cetakan kedua. Bandung: Penerbit Kaifa;
2007.h.204. [Diakses 30 Oktober 2012].
Diakses dari : books.google.co.id/books?isbn=9791284016
2.

Wong DL, Eaton MH, Wilson D, dkk. Buku ajar keperawatan pediatric [internet].
Edisi keenam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.20. [Diakses 31
Oktober 2012].
Diakses dari : books.google.co.id/books?isbn=9794487813

3.

Wade C, Tavris C. Psikologi. Edisi kesembilan. Jakarta: Erlangga. 2007.h.7. [Diakses
31 Oktober 2012].
Diakses dari : books.google.co.id/books?isbn=9790158491

4.

Johnson EB. Contextual teaching and learning: menjadikan kegiatan belajar
mengajar

mengasyikkan

dan

bermakna

[internet].

Bandung:

Penerbit MLC;

2007.h.186. [Diakses 31 Oktober 2012].
Diakses dari : books.google.co.id/books?isbn=9793611510
5.

Drajat A. Suhrawardi : Kritik falsafah peripatetic [internet]. Yogyakarta: PT LKiS
Pelangi Askara Yogyakarta; 2005.h.1. [Diakses 31 Oktober 2012].
Diakses dari : books.google.co.id/books?isbn=9798451198

6.

Watloly A. Tanggung jawab pengetahuan [internet]. Yogyakarta: Kanisius;
2002.h.185. [Diakses 31 Oktober 2012].
Diakses dari : books.google.co.id/books?isbn=9796729105

7.

Hanafah J, Amir A. Etika kedokteran dan hukum kesehatan [internet]. Edisi
keempat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. [Diakses 31 Oktober 2012].
Diakses dari : books.google.co.id/books?isbn=9794489557

8.

Asmadi. Konsep dasar keperawatan [internet]. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2005.h.15-6. [Diakses 31 Oktober 2012].
Diakses dari : books.google.co.id/books?isbn=979448914X

9.

Widyarini N. Kunci pengembangan diri [internet]. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo; 2009.h.3-4.[Diakses 3 November 2012].
Diakses dari : books.google.co.id/books?id=DPk9c6_KedAC&hl=id

10. Soehono A. Hidup yang berkenan [internet]. Cetakan ke-4. Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia; 2002.h.8. [Diakses 3 November 2012].
Diakses dari : books.google.co.id/books?id=qpvnqmjbkUYC&hl=id
11. Surbakti EB. Gangguan kebahagiaan anda dan solusinya [internet]. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo; 2010.h.330. [Diakses 3 November 2012].
Diakses dari : books.google.co.id/books?id=rh003kSCMYcC&hl=id
12.

Firmasnzah. Marketing politik [internet]. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia;
2008.h.18-9. [Diakses 3 November 2012].
Diakses dari : books.google.co.id/books?
id=LAn8R3yXjlIC&dq=Marketing+politik&hl=id&source=gbs_navlinks_s

13. Prasetya JT. Ilmu budaya dasar [internet]. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2004.h.177.
[Diakses 3 November 2012].
Diakses dari : books.google.co.id/books?
id=VX1NAAAACAAJ&dq=Ilmu+budaya+dasar+prasetya&hl=id&sa=X&ei=eImUUKe
cNIPprQfdq4DgAw&ved=0CCsQ6AEwAA

Pembahasan Krisis Pelayanan Kesehatan di
Pulau Tujuh melalui Berfkir Kritis dan
Religious Worldview

Bona Ega
NIM 102012233
F/F6
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida
Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510
No. Telp (021) 5694-2061, e-mail : bonaegasitumorang@yahoo.com




Pendahuluan
Hampir semua daerah kepulauan di Indonesia mengalami nasib sama untuk
peningkatan pelayanan kesehatan masyarakatnya. Sejumlah provinsi kepulauan
mengalami kendala dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
yang membutuhkan sentuhan halus para pemberi pelayanan. Program alternatif
untuk pemberantasan penyakit didaerahnya, jumlah tenaga medisnya yang
bertugas dipulau terpencil sangat minim, walaupun sudah berupaya untuk
menempatkan atau menyebarkan tenaga dokter ke daerah pulau-pulau terpencil.
Kebanyakan tim medis menolak untuk ditempatkan di pulau terpencil. Sementara di
pulau terpencil itu masyarat yang terserang penyakit lebih banyak dibandingkan
perkotaan.

Berpikir kritis menuntut kita menangani masalah yang sejenis, yakni
menangani masalah kesehatan di pulau terpencil. Pengembangan diri dalam
keterampilan belajar juga menjadi suatu keharusan untuk mendapatkan hasil yang
terbaik bagi semua pihak.
Manusia adalah makhluk yang diciptakan serupa dengan Tuhan dan manusia
memiliki banyak manfaat dalam hidupnya yang terhormat. Manusia memiliki
pedoman hidup atau prinsip yang dipegangnya teguh, ia adalah makhluk yang
mandiri dan mampu berkomunitas yang sehat. Oleh karena itu, manusia adalah
makluk social yang dapat terkena masalah namun mampu berpegang pada
pedoman hidupnya.
Dalam menghadapi setiap permasalahannya, manusia haruslah mampu
berfkir kritis agar dapat memecahkan masalah tersebut dan mengetahui solusi apa
yang harus dilakukan dalam menyelesaikannya. Metode 5W+1H (Where, When,
Who, What, Why + How) adalah metode yang biasa dilakukan untuk mengetahui
permasalahan yang dihadapi agar dapat menyelesaikannya dengan baik.
Dalam makalah ini akan dibahas secara singkat mengenai manusia menurut
religious worldview dan berfkir kritis dalam menghadapi krisis pelayanan kesehatan
yang terjadi di pulau terdepan Indonesia. Mengenai permasalahan apa yang terjadi
disana dan bagaimana caranya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Pembahasan
A. Berpikir kritis

Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi
seorang

profesional

dan

merupakan

suatu

perkembangan

kompleks

yang

berdasarkan pada pikiran rasional serta cermat. 1
Berpikir kritis merupakan suatu aktiftas kognitif yang berkaitan dengan
penggunaan nalar. Belajar untuk berpikir kritis berarti menggunakan proses-proses
mental,

seperti

memperhatikan,

mengkategorikan,

seleksi

dan

menilai/memutuskan.
Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam
berpikir dan bekerja dan membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan
yang lainnya dengan lebih akurat. Oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis sangat
dibutuhkan dalam pemecahan masalah / pencarian solusi, dan pengelolaan

proyek.Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan integrasi beberapa
bagian pengembangan kemampuan, seperti pengamatan (observasi), analisis,
penalaran,

penilaian,

pengambilan

keputusan,

dan

persuasi.

Semakin

baik

pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka kita akan semakin dapat
mengatasi masalah-masalah/proyek komplek dan dengan hasil yang memuaskan.

B.

Keterampilan belajar

Keterampilan belajar adalah daya atau kemampuan untuk secepatnya
mempelajari hal-hal yang baru.2 Dengan sendirinya, fasilitas yang memadai sedikit
banyaknya akan menjadi pendorong terciptanya keterampilan belajar, hasrat dan
kemampuan tinggi adalah yang utama dalam keterampilan belajar. 2 Faktor-faktor
pendukung ialah :


Faktor pengajar



Fasilitas belajar



Faktor kesehatan



Faktor sikap

C.

Skenario permasalahan

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kepri (Kepulauan Riau) Tjetjep Yudiana,
tenaga dan peranan dokter keluarga sangat diperlukan di pulau terpencil. Contohya
Pulau Tujuh, yang menjadi salah satu pulau terdepan di Kepri. Masyarakat di sana
jika terkena penyakit dan ingin berobat, harus menempuh waktu 7-8 jam
menggunakan perahu bermotor untuk mencapai lokasi kesehatan. Jika hanya
penyakit biasa, mungkin masih bisa di selamatkan.
“Tapi bagaimana dengan pasien yang gawat darurat, apakah masih bisa
bertahan,” jelas Tjetjep,kemarin.
D. Analisis masalah

Dalam scenario B, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kepri (Kepulauan Riau)
Tjetjep Yudiana, dapat disimpulkan bahwa 5w 1h yang terdapat dalam scenario
adalah sebagai berikut :


(pemilik masalah)

Who: dalam hal ini siapa yang memiliki masalah

Jawabannya adalah masyarakat


Where: dalam hal ini dimana terjadinya permasalahan

ini
Jawabannya adalah di pulau terdepan di Kepri, Indonesia. (mis: Pulau Tujuh)


When: dalam hal ini kapan permasalahan ini terjadi

Jawabannya adalah setiap masyarakat di pulau tersebut terkena penyakit


What: dalam hal ini apa yang terjadi/ permasalahan

apa yang dialami
Jawabannya adalah adanya permasalahan kurangnya tenaga dan peranan dokter di
pulau, masalah ruang dan waktu, serta permasalahan fnancial.


Why: dalam hal ini mengapa permasalahan ini dapat

terjadi
Jawabannya adalah karena letak pulau yang sangat terpencil dan terdepan di
Indonesia.


How: dalam hal ini bagaimana cara mengatasi

permasalahan yang ada
Jawabannya

adalah

dengan

membuka rumah

sakit/menyediakan

ambulance

helicopter/boat.
Religious Worldview
Sebuah pandangan dunia yang komprehensif (atau pandangan dunia) adalah orientasi
kognitif fundamental individu atau masyarakat meliputi keseluruhan dari individu atau pengetahuan
masyarakat dan point-of-view , termasuk filsafat alam, fundamental, eksistensial, dan normatif dalil-dalil,
atau tema, nilai , emosi, dan etika. Istilah ini adalah teknik calque dari Jerman kata Weltanschauung
[vɛlt.ʔan ˌ ʃaʊ.ʊŋ] ( mendengarkan ), terdiri dari Welt ('dunia') dan
Anschauung ('pandangan' atau 'outlook').Ini adalah konsep fundamental ke Jerman filsafat dan
epistemologi dan mengacu pada persepsi di seluruh dunia. Selain itu, mengacu pada kerangka ide-ide
dan keyakinan di mana seorang individu, kelompok atau kebudayaan menafsirkan dunia dan berinteraksi
dengan itu. 3

Keberagaman hidup berdasarkan nilai-nilai ketuhanan dapat di artikan bahwa
di dunia ini terdapat macam-macam suku, agama, ras, adat dan lain-lain. Namun,
kita tidak boleh membeda-bedakan dan tidak boleh menghina. Kita harus bisa
saling mengasihi, menunjukkan sikap berdasarkan apa yang sudah di wahyukan
Tuhan.

Pentingnya religius worldview :


Membentuk orientasi hidup

Pandangan dunia kita mengarahkan kehidupan kita. Landasan utama setiap
agama adalah suatu pandangan dunia, dan setiap pandangan dunia mengarah ke
agama. Suatu pandangan tentang alam cenderung membangkitkan reaksi religius
di dalam kita karena kita perlu bergerak seirama dengan alam semesta. Penting
bagi kita untuk mengarahkan kehidupan kita kepada sesuatu yang benar-benar
penting dalam hakikat terdalam dari segala hal.
Apabila di kaitkan dengan kasus di atas (masalah kesehatan di Pulau Tujuh,
Kepulauan Riau) ini berartikan bahwa dalam permasalahan tersebut apabila solusi
yang ada telah terealisasikan dengan baik, maka sudah mengarah ke kesehatan
yang lebih baik dan tujuan untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut tentunya
tercapai. Reaksi religiusnya ialah pergerakkan untuk mengubah keadaan menjadi
lebih baik dengan menyelesaikan masalah tersebut menggunakan solusi yang
sudah ada. Dari hal tersebut pandangan sudah mengarah ke kehidupan kita
tentang sesuatu yang benar penting yaitu kepentingan untuk mengatasi masalah
kesehatan di pulau terpencil dan berartikan bahwa dalam konteks membangun
orientasi hidup menekankan pentingnya akal atau solusi yang ada.



Membangun kemandirian

Dalam kehidupan bermasyarakat di Pulau Tujuh,Kepulauan Riau tentulah harus di
bangun kemandirian yang kokoh. Hal ini dapat terwujud apabila terdapat
pengenalan religius worldview secara benar kepada masyarakat. Dengan mengenal
religius worldview mereka semakin bisa menghadapi kenyataan kehidupan mereka
bahwa terdapat masalah kesehatan di daerah mereka.
Apabila di kaitkan dengan kasus di atas ini berartikan bahwa saat mewujudkan
solusi-solusi yang ada untuk penyelesaian masalah, masyarakat telah di beri
dampingan untuk lebih kompak dan berinisiatif yang baik terhadap masalah yang
terjadi di daerah mereka.


Membangun komunitas yang sehat

Kehidupan masyarakat adalah kehidupan dalam suatu komunitas. Untuk
membangun komunitas yang baik di perlukan komunitas yang sehat. Komunitas
yang sehat adalah dimana di dalam suatu komunitas tersebut ada keterbukaan satu
dengan yang lainnya. Apabila terjadi suatu masalah, masalah tersebut di
musyawarahkan hingga nanti terbentuk sebuah keputusan bersama. 4

E.


Hipotesis
Kurangnya

pengetahuan

masyarakat

tentang

kesehatan.

F.

Fasilitas yang kurang memadai.
Sasaran pembelajaran



Berpikir kritis



Religius worldview

Kesimpulan
Di lihat dari sudut pandang berpikir kritis dan religius worldview, ke dua hal
tersebut

dapat

membantu

memahami

permasalahan.yang ada di pulau tujuh.

Daftar Pustaka

dan

mampu

menyelesaikan

suatu

1.

Wong Donna L, Marilyn Hockenberry Eaton, David Wilson, Marilyn

L.Winkelstein, Patricia Schwartz. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta 2009.
2.

Edward de Bono (2007). Rovolusi Berpikir. Bandung: PT

Mizan Pustaka. Hal 204
3.

http://en.wikipedia.org/wiki/World_view

4.

Ganda Yahya. Petunjuk Praktis Cara Mahasiswa Belajar

di Perguruan Tinggi. GRASINDO, Jakarta 2008.
5.

Hidayat komaruddin. The Wisdom of Life ‘Menjawab

Kegelisahan Hidup dan Agama’. PT.Kompas Media Nusantara, Jakarta 2008.