MANAJEMEN USAHA BARU ANALISIS SWOT PADA
MANAJEMEN USAHA BARU
ANALISIS SWOT PADA BUSINESS MODEL CANVAS HOME
INDUSTRY KUE PIA DI DAERAH KAMPUNG PIA
Disusun oleh :
Daniel Timotius Filio
1401150078
MB-39-SCBD-B
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2017
1. PENDAHULUAN
Menjamurnya Home Industry, terutama bisnis dibidang kuliner telah menjadi
hal yang fenomenal di Indonesia, terutama kuliner dalam makanan ringan. Kue Pia
merupakan salah satu makanan ringan yang sudah mulai banyak diproduksi oleh
Home Industry diantara sekian banyaknya makanan ringan yang diproduksi. Salah
satu produsen kue pia „bersarang‟ di „Kampung Pia‟, yaitu sebuah daerah yang
memproduksi kue pia secara masal.
Permasalahannya adalah, persaingan dalam usaha kuliner dibidang makanan
ringan ini cukup berat, mengingat banyaknya produsen kue pia di daerah ini, dan
persaingan antara makanan ringan pun cukup ketat. Disisi lain Kampung Pia ini
belum memiliki sistem pemasaran yang baik.
Menurut Kurtz (2008) analisis SWOT adalah suatu alat untuk bentuk
perencanaan strategik berguna untuk membantu perencana/pembuat kebijakan untuk
bisa membandingkan antara kekuatan dan kelemahan di lingkungan internal
organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari lingkungan eksternal.
Adapun faktor analisis SWOT yang dipergunakan untuk menganalisis sebuah
produk tersebut adalah Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang
(Opportunities), dan Ancaman (Threats), dikemukakan oleh (Rangkuti : 2008) ialah
proses mengidentifikasi beberapa faktor secara tersistem guna memformulasikan
strategi badan usaha yang didasarkan pada logika yang bisa mengoptimalkan
kekuatan dan peluang secara bersama dapat meminimalisir kelemahan dan ancaman.
Dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT ini diharapkan Home
Industry yang menjual Kue Pia di daerah Kampung Pia ini dapat beradaptasi dan
“melebarkan sayapnya” agar bisa survive ditengah persaingan usaha kuliner lainnya.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Business Model Canvas
Menurut Osterwalder & Yves Pigneur (2014) menjelaskan bahwa Business
Model Canvas terdiri dari sembilan blok bangunan bisnis. Blok bangunan ini
berisikan bagian-bagian penting yang menjelaskan tenatang bagaimana organisasi
tersebut menciptakan manfaat dan juga mendapat kemanfaatan dari para
pelanggannya. Adapun bagian dalam Business Model Canvas tersebut meliputi
Customer Segment, Value Proposition, Channel, Customer Relationship, Revenue
Stream, Key Resources, Key Activities, Key Partnership, dan Cost Structure.
Manfaat dari Business Model Canvas bisa menjabarkan, menganalisis dan
merancang secara kreatif dan inovatif dalam upaya membentuk, memberikan, dan
menangkap dimensi pasar dan mendongkrak permintaan dengan cara menginovasi
sebuah nilai.
Business Model Canvas ini dipaparkan secara visual berupa suatu
kanvas/gambaran sehingga membantu memudahkan untuk dipahami oleh sang
pembaca. Pihak stakeholder perusahaan bisa menyesuaikan bentuk Business Model
Canvas ini sesuai dengan kebutuhan usahanya.
Sumber : (Suwardani)
Customer Segments
Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, pertama-tama organisasi harus
menetapkan siapa yang harus dilayani. Organisasi dapat menetapkan untuk melayani
satu atau lebih segmen. Penetapan segmen ini akan menentukan komponenkomponen lain dalam model bisnis.
Value Proporsition
Value Proposition adalah manfaat yang ditawarkan organisasi kepada segmen
pasar yang dilayani. Tentu saja, value proposition akan menentukan segmen
pelanggan yang dipilih atau sebaliknya. Value proposition juga akan mempengaruhi
komponen lain seperti Channel dan Customer Relationship.
Channel
Channels merupakan sarana bagi organisasi untuk menyampaikanValue
Proposition kepada Customer Segment yang dilayani . Channel berfungsi dalam
beberapa tahapan mulai dari kesadaran pelanggan sampai ke pelayanan purna jual.
Dua elemen lain yang harus diperhitungkan secara cermat dalam membuat model
Channel adalah Value Proposition dan Customer Segment.
Customer Relationship
Customer Relationship yaitu cara organisasi menjalin ikatan dengan
pelanggannya.
Revenue Stream
Revenue Stream merupakan komponen yang dianggap paling vital. Umumnya
organisasi memperoleh pendapatan dari pelanggan. Meskipun demikian banyak
organisasi bisa membuka aliran masuk pendapatan dari kantong bukan pelanggan
langsung.
Key Resources
Key Resources adalah sumber daya milik organisasi yang digunakan untuk
mewujudkan proposisi nilai. Sumber daya umumnya berwujud manusia, teknologi,
peralatan, channel maupun brand.
Key Activities
Key Activities adalah kegiatan utama organisasi untuk dapat menciptakan
Proposisi Nilai.
Key Partners
Key Partnership merupakan sumber daya yang diperlukan oleh organisasi
untuk mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh organisasi tersebut.
Pemanfaatan Key Partnershipoleh perusahaan dapat berbentuk outsourcing, joint
venture, joint operation, atau aliansi strategis.
Cost Structure
Cost Structure adalah komposisi biaya untuk mengoperasikan organisasi
mewujudkan proposisi nilai yang diberikan kepada pelanggan. Struktur biaya yang
efisien, menjadi kunci besarnya laba yang diperoleh organisasi.
2.2 SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats)
Menurut Kurtz (2008) analisis SWOT adalah suatu alat untuk bentuk
perencanaan strategik berguna untuk membantu perencana/pembuat kebijakan untuk
bisa membandingkan antara kekuatan dan kelemahan di lingkungan internal
organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari lingkungan eksternal.
Adapun faktor analisis SWOT yang dipergunakan untuk menganalisis sebuah
produk tersebut adalah Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang
(Opportunities), dan Ancaman (Threats), dikemukakan oleh (Freddy Rangkuti :
2008) ialah proses mengidentifikasi beberapa faktor secara tersistem guna
memformulasikan strategi badan usaha yang didasarkan pada logika yang bisa
mengoptimalkan kekuatan dan peluang secara bersama dapat meminimalisir
kelemahan dan ancaman.
3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis BMC
Dari beberapa sumber dan data yang didapat, disimpulkan bahwa BMC dari
Kampung Pia seperti sebagai berikut :
Key Partners Key
Value
Customer
Customer
-Sesama
Activities
Proposition
Relationship
Segments
penjual pia di
-Membuat Pia -Banyak
-“Made by
-Pemburu oleh-
daerah
-Menjual Pia
request”
oleh
„Kampung
varian rasa
-Bisa pesan
-Pelanggan dari
Pia‟
Key
dalam jumlah
Channels
luar kota
-Customer
Resources
banyak
-
-Pelanggan yang
-Penjual
-Pegawai
-Ada tester
bahan dasar
-Bahan Kue
pembuat Pia
Pia
menyelenggarakan
acara
Cost Structure
Revenue Stream
-Membeli bahan kue pia
-Penjualan kue Pia
-Gaji karyawan
-Pesanan kue Pia
Berdasarkan analisis BMC yang ada, memang channel pendistribusian kue Pia
ini masih buruk, bisa dilihat dari target pasar atau tempat-tempat mana saja kue pia
dari „Kampung Pia‟ ini dijual dan didistribusikan.
Selain BMC, kita juga perlu membuat SWOT agar dapat mempermudah
menganalisis kelebihan dan kekurangan dari perusahaan yang ada. Dalam kasus ini,
setelah kita membuat BMC dari „Kampung Pia‟ kita akan membuat SWOT dari
„Kampung Pia‟ ini agar dapat mempermudah dalam mengembangkan dan memajukan
bisnis kue pia di tempat ini. Adapun berdasarkan BMC diatas, maka didapat SWOT
seperti dibawah ini.
3.2Analisis SWOT
EXTERNAL
INTERNAL
POSITIVE
NEGATIVE
Strengths:
Weaknesses:
Kelebihan dibidang varian rasa
Produsen banyak
Menyediakan tester
Pemasaran kurang baik
Terlalu banyak produsen
Opportunities:
Threats:
Banyaknya varian makanan ringan di Indonesia
Banyak daerah yang belum menjual
Kue Pia
Sumber : (Anggadwita)
Berdasarkan analisis Anggadwita maka didapat beberapa kesimpulan seperti
sebagai berikut :
Strength
Kampung Pia memiliki kelebihan dibidang variasi rasa yang mungkin hanya
tersedia di Kampung Pia dan di beberapa tempat tidak tersedia varian rasa
tersebut
Ada banyak produsen pia di kampung pia ini yang kemudian memungkinkan
kampung pia untuk memproduksi pia dalam jumlah besar untuk dikirim keluar
Setiap penjual menyediakan tester bagi calon pembeli.
Weakness
Para produsen ini masih memiliki cara pemasaran yang kurang baik, dan
penjualannya masih didaerah sekitaran mereka saja dan beberapa kota diluar
(sedikit).
Banyaknya produsen pia didaerah ini membuat persaingan antara sesama
produsen pia ditempat ini semakin kompetitif
Opportunities
Masih banyak daerah di Indonesia yang tidak menjual kue pia sehinga di
beberapa daerah akan sulit atau bahkan tidak bisa untuk membeli kue pia, dengan
kata lain Kampung Pia memiliki peluang yang besar untuk memperluas area
penjualannya.
Threats
Ada sangat banyak variasi makanan ringan di Indonesia
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada Home Industry „kampung pia‟
dapat digambarkan terjadinya berbagai hambatan pekerjaan dan beberapa produksi
menjadi sia-sia karena masih belum bisa dioptimalkan pendistribusiannya. Hambatan
pekerjaan yang paling mendasar terjadi pada link (channel) atau saluran, pemasaran
produk yang mereka kerjakan hanya terfokus di lingkungan mereka saja, padahal
dalam usaha yang dijalankan, kampung pia diharapkan untuk bisa mendapatkan
konsumen baru agar kue pia yang sudah diproduksi tidak sia-sia, dan dengan
demikian kampung pia disarankan untuk membuat terobosan baru. Terobosan baru
yang dimaksud ialah cara-cara (strategi) mendasar dalam dunia usaha yang dapat
dilakukan agar usaha tersebut dapat melangkah dengan baik dan berkembang.
Home Industry „Kampung Pia‟ dalam menggambarkan produk harus
digabungkan sesuai keinginan segmen pelanggan, supaya bisa menarik konsumen
baru didalam persaingan yang sangat kompetitif. Apabila di analisa dari model bisnis
yang dilakukan Home Industry „Kampung Pia‟ sekarang disarankan menggunakan
model bisnis „Open Mind‟ supaya bisa memperbesar omzet Home Industry
„Kampung Pia‟ itu sendiri ditengah kompetisi yang ketat.
Dijelaskan oleh Osterwalder dan Yves Pigneur (2014) bentuk bisnis open
mind bisa diaplikasikan pada Home Industry supaya mendapat dan membuat
penilaian dengan cara bekerja sama dengan partners secara terstruktur. Metode ini
bisa digunakan out-in menggunakan ide-ide dari luar dengan catatan ide itu fresh dan
belum digunakan oleh kompetitor.
Kemudian dalam pemasarannya, seharusya Kampung Pia bisa mengikuti
perkembangan zaman, dimana penerapan teknologi diperlukan untuk menarik
konsumen baru. Teknologi dalam pemasaran yang dimaksud adalah pemasaran
melalui media sosial, baik untuk iklan maupun pemesanannya. Dengan demikian
pelanggannya tidak hanya berasal dari daerah sekitar mereka saja.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang dilakukan diatas, sangat dianjurkan bagi Home
Industry „Kampung Pia‟ supaya menggunakan metode „Open Mind‟ agar bisa
meningkatkan jumlah pendapatan dengan membuat metode terkini dalam
mendapatkan konsumen baru. Metode terbaru terhadap Home Industry „Kampung
Pia‟ menggunakan pemasaran di tempatnya sendiri, dan ada baiknya membuat cara
baru melakukan pemasaran dengan sistem titip jual, bazar, endorse dan media online.
Key Activities mendasar yang pada Home Industry „Kampung Pia‟ adalah
dengan membuat desain bentuk dan rasa yang baru sesuai dengan keinginan segmen
pasarnya sendiri-sendiri, diharapkan dengan metode tersebut dapat menambah omzet
Home Industry „Kampung Pia‟ ke depannya.
5. REFERENSI
ANGGADWITA, G., AMANIª, H. U. S. N. I., SARAGIH, R., & ALAMANDA, D.
T. Competitive Strategy of Creative Application Content in the ASEAN
Economic Community: Software Development using SWOT Analysis in
Indonesia.
Kurtz, David. L. 2008. Principles of Contemporary Marketing, Thomson, South–
western. Lexy J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif/deskriptif (Edisi
revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suwardani, A. (n.d.). Model Bisnis. Bisnis Model kanvas.
Fredy, R. (2008). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, cetakan
kelimabelas. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Osterwalder, A. (2014), Business Model Generation, cetakan ke-6, alih Bahsa Natalia
Ruth Sihandrini, Jakarta: PT.Alex Media Komputindo Kelompok Gramedia,
Anggota IKAPI. Amit, R. Zott, C. (2012). Creating Value Through Business
Model Innovation.
Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business model generation: a handbook for
visionaries, game changers, and challengers. John Wiley & Sons.
ANALISIS SWOT PADA BUSINESS MODEL CANVAS HOME
INDUSTRY KUE PIA DI DAERAH KAMPUNG PIA
Disusun oleh :
Daniel Timotius Filio
1401150078
MB-39-SCBD-B
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2017
1. PENDAHULUAN
Menjamurnya Home Industry, terutama bisnis dibidang kuliner telah menjadi
hal yang fenomenal di Indonesia, terutama kuliner dalam makanan ringan. Kue Pia
merupakan salah satu makanan ringan yang sudah mulai banyak diproduksi oleh
Home Industry diantara sekian banyaknya makanan ringan yang diproduksi. Salah
satu produsen kue pia „bersarang‟ di „Kampung Pia‟, yaitu sebuah daerah yang
memproduksi kue pia secara masal.
Permasalahannya adalah, persaingan dalam usaha kuliner dibidang makanan
ringan ini cukup berat, mengingat banyaknya produsen kue pia di daerah ini, dan
persaingan antara makanan ringan pun cukup ketat. Disisi lain Kampung Pia ini
belum memiliki sistem pemasaran yang baik.
Menurut Kurtz (2008) analisis SWOT adalah suatu alat untuk bentuk
perencanaan strategik berguna untuk membantu perencana/pembuat kebijakan untuk
bisa membandingkan antara kekuatan dan kelemahan di lingkungan internal
organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari lingkungan eksternal.
Adapun faktor analisis SWOT yang dipergunakan untuk menganalisis sebuah
produk tersebut adalah Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang
(Opportunities), dan Ancaman (Threats), dikemukakan oleh (Rangkuti : 2008) ialah
proses mengidentifikasi beberapa faktor secara tersistem guna memformulasikan
strategi badan usaha yang didasarkan pada logika yang bisa mengoptimalkan
kekuatan dan peluang secara bersama dapat meminimalisir kelemahan dan ancaman.
Dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT ini diharapkan Home
Industry yang menjual Kue Pia di daerah Kampung Pia ini dapat beradaptasi dan
“melebarkan sayapnya” agar bisa survive ditengah persaingan usaha kuliner lainnya.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Business Model Canvas
Menurut Osterwalder & Yves Pigneur (2014) menjelaskan bahwa Business
Model Canvas terdiri dari sembilan blok bangunan bisnis. Blok bangunan ini
berisikan bagian-bagian penting yang menjelaskan tenatang bagaimana organisasi
tersebut menciptakan manfaat dan juga mendapat kemanfaatan dari para
pelanggannya. Adapun bagian dalam Business Model Canvas tersebut meliputi
Customer Segment, Value Proposition, Channel, Customer Relationship, Revenue
Stream, Key Resources, Key Activities, Key Partnership, dan Cost Structure.
Manfaat dari Business Model Canvas bisa menjabarkan, menganalisis dan
merancang secara kreatif dan inovatif dalam upaya membentuk, memberikan, dan
menangkap dimensi pasar dan mendongkrak permintaan dengan cara menginovasi
sebuah nilai.
Business Model Canvas ini dipaparkan secara visual berupa suatu
kanvas/gambaran sehingga membantu memudahkan untuk dipahami oleh sang
pembaca. Pihak stakeholder perusahaan bisa menyesuaikan bentuk Business Model
Canvas ini sesuai dengan kebutuhan usahanya.
Sumber : (Suwardani)
Customer Segments
Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, pertama-tama organisasi harus
menetapkan siapa yang harus dilayani. Organisasi dapat menetapkan untuk melayani
satu atau lebih segmen. Penetapan segmen ini akan menentukan komponenkomponen lain dalam model bisnis.
Value Proporsition
Value Proposition adalah manfaat yang ditawarkan organisasi kepada segmen
pasar yang dilayani. Tentu saja, value proposition akan menentukan segmen
pelanggan yang dipilih atau sebaliknya. Value proposition juga akan mempengaruhi
komponen lain seperti Channel dan Customer Relationship.
Channel
Channels merupakan sarana bagi organisasi untuk menyampaikanValue
Proposition kepada Customer Segment yang dilayani . Channel berfungsi dalam
beberapa tahapan mulai dari kesadaran pelanggan sampai ke pelayanan purna jual.
Dua elemen lain yang harus diperhitungkan secara cermat dalam membuat model
Channel adalah Value Proposition dan Customer Segment.
Customer Relationship
Customer Relationship yaitu cara organisasi menjalin ikatan dengan
pelanggannya.
Revenue Stream
Revenue Stream merupakan komponen yang dianggap paling vital. Umumnya
organisasi memperoleh pendapatan dari pelanggan. Meskipun demikian banyak
organisasi bisa membuka aliran masuk pendapatan dari kantong bukan pelanggan
langsung.
Key Resources
Key Resources adalah sumber daya milik organisasi yang digunakan untuk
mewujudkan proposisi nilai. Sumber daya umumnya berwujud manusia, teknologi,
peralatan, channel maupun brand.
Key Activities
Key Activities adalah kegiatan utama organisasi untuk dapat menciptakan
Proposisi Nilai.
Key Partners
Key Partnership merupakan sumber daya yang diperlukan oleh organisasi
untuk mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh organisasi tersebut.
Pemanfaatan Key Partnershipoleh perusahaan dapat berbentuk outsourcing, joint
venture, joint operation, atau aliansi strategis.
Cost Structure
Cost Structure adalah komposisi biaya untuk mengoperasikan organisasi
mewujudkan proposisi nilai yang diberikan kepada pelanggan. Struktur biaya yang
efisien, menjadi kunci besarnya laba yang diperoleh organisasi.
2.2 SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats)
Menurut Kurtz (2008) analisis SWOT adalah suatu alat untuk bentuk
perencanaan strategik berguna untuk membantu perencana/pembuat kebijakan untuk
bisa membandingkan antara kekuatan dan kelemahan di lingkungan internal
organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari lingkungan eksternal.
Adapun faktor analisis SWOT yang dipergunakan untuk menganalisis sebuah
produk tersebut adalah Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang
(Opportunities), dan Ancaman (Threats), dikemukakan oleh (Freddy Rangkuti :
2008) ialah proses mengidentifikasi beberapa faktor secara tersistem guna
memformulasikan strategi badan usaha yang didasarkan pada logika yang bisa
mengoptimalkan kekuatan dan peluang secara bersama dapat meminimalisir
kelemahan dan ancaman.
3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis BMC
Dari beberapa sumber dan data yang didapat, disimpulkan bahwa BMC dari
Kampung Pia seperti sebagai berikut :
Key Partners Key
Value
Customer
Customer
-Sesama
Activities
Proposition
Relationship
Segments
penjual pia di
-Membuat Pia -Banyak
-“Made by
-Pemburu oleh-
daerah
-Menjual Pia
request”
oleh
„Kampung
varian rasa
-Bisa pesan
-Pelanggan dari
Pia‟
Key
dalam jumlah
Channels
luar kota
-Customer
Resources
banyak
-
-Pelanggan yang
-Penjual
-Pegawai
-Ada tester
bahan dasar
-Bahan Kue
pembuat Pia
Pia
menyelenggarakan
acara
Cost Structure
Revenue Stream
-Membeli bahan kue pia
-Penjualan kue Pia
-Gaji karyawan
-Pesanan kue Pia
Berdasarkan analisis BMC yang ada, memang channel pendistribusian kue Pia
ini masih buruk, bisa dilihat dari target pasar atau tempat-tempat mana saja kue pia
dari „Kampung Pia‟ ini dijual dan didistribusikan.
Selain BMC, kita juga perlu membuat SWOT agar dapat mempermudah
menganalisis kelebihan dan kekurangan dari perusahaan yang ada. Dalam kasus ini,
setelah kita membuat BMC dari „Kampung Pia‟ kita akan membuat SWOT dari
„Kampung Pia‟ ini agar dapat mempermudah dalam mengembangkan dan memajukan
bisnis kue pia di tempat ini. Adapun berdasarkan BMC diatas, maka didapat SWOT
seperti dibawah ini.
3.2Analisis SWOT
EXTERNAL
INTERNAL
POSITIVE
NEGATIVE
Strengths:
Weaknesses:
Kelebihan dibidang varian rasa
Produsen banyak
Menyediakan tester
Pemasaran kurang baik
Terlalu banyak produsen
Opportunities:
Threats:
Banyaknya varian makanan ringan di Indonesia
Banyak daerah yang belum menjual
Kue Pia
Sumber : (Anggadwita)
Berdasarkan analisis Anggadwita maka didapat beberapa kesimpulan seperti
sebagai berikut :
Strength
Kampung Pia memiliki kelebihan dibidang variasi rasa yang mungkin hanya
tersedia di Kampung Pia dan di beberapa tempat tidak tersedia varian rasa
tersebut
Ada banyak produsen pia di kampung pia ini yang kemudian memungkinkan
kampung pia untuk memproduksi pia dalam jumlah besar untuk dikirim keluar
Setiap penjual menyediakan tester bagi calon pembeli.
Weakness
Para produsen ini masih memiliki cara pemasaran yang kurang baik, dan
penjualannya masih didaerah sekitaran mereka saja dan beberapa kota diluar
(sedikit).
Banyaknya produsen pia didaerah ini membuat persaingan antara sesama
produsen pia ditempat ini semakin kompetitif
Opportunities
Masih banyak daerah di Indonesia yang tidak menjual kue pia sehinga di
beberapa daerah akan sulit atau bahkan tidak bisa untuk membeli kue pia, dengan
kata lain Kampung Pia memiliki peluang yang besar untuk memperluas area
penjualannya.
Threats
Ada sangat banyak variasi makanan ringan di Indonesia
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada Home Industry „kampung pia‟
dapat digambarkan terjadinya berbagai hambatan pekerjaan dan beberapa produksi
menjadi sia-sia karena masih belum bisa dioptimalkan pendistribusiannya. Hambatan
pekerjaan yang paling mendasar terjadi pada link (channel) atau saluran, pemasaran
produk yang mereka kerjakan hanya terfokus di lingkungan mereka saja, padahal
dalam usaha yang dijalankan, kampung pia diharapkan untuk bisa mendapatkan
konsumen baru agar kue pia yang sudah diproduksi tidak sia-sia, dan dengan
demikian kampung pia disarankan untuk membuat terobosan baru. Terobosan baru
yang dimaksud ialah cara-cara (strategi) mendasar dalam dunia usaha yang dapat
dilakukan agar usaha tersebut dapat melangkah dengan baik dan berkembang.
Home Industry „Kampung Pia‟ dalam menggambarkan produk harus
digabungkan sesuai keinginan segmen pelanggan, supaya bisa menarik konsumen
baru didalam persaingan yang sangat kompetitif. Apabila di analisa dari model bisnis
yang dilakukan Home Industry „Kampung Pia‟ sekarang disarankan menggunakan
model bisnis „Open Mind‟ supaya bisa memperbesar omzet Home Industry
„Kampung Pia‟ itu sendiri ditengah kompetisi yang ketat.
Dijelaskan oleh Osterwalder dan Yves Pigneur (2014) bentuk bisnis open
mind bisa diaplikasikan pada Home Industry supaya mendapat dan membuat
penilaian dengan cara bekerja sama dengan partners secara terstruktur. Metode ini
bisa digunakan out-in menggunakan ide-ide dari luar dengan catatan ide itu fresh dan
belum digunakan oleh kompetitor.
Kemudian dalam pemasarannya, seharusya Kampung Pia bisa mengikuti
perkembangan zaman, dimana penerapan teknologi diperlukan untuk menarik
konsumen baru. Teknologi dalam pemasaran yang dimaksud adalah pemasaran
melalui media sosial, baik untuk iklan maupun pemesanannya. Dengan demikian
pelanggannya tidak hanya berasal dari daerah sekitar mereka saja.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang dilakukan diatas, sangat dianjurkan bagi Home
Industry „Kampung Pia‟ supaya menggunakan metode „Open Mind‟ agar bisa
meningkatkan jumlah pendapatan dengan membuat metode terkini dalam
mendapatkan konsumen baru. Metode terbaru terhadap Home Industry „Kampung
Pia‟ menggunakan pemasaran di tempatnya sendiri, dan ada baiknya membuat cara
baru melakukan pemasaran dengan sistem titip jual, bazar, endorse dan media online.
Key Activities mendasar yang pada Home Industry „Kampung Pia‟ adalah
dengan membuat desain bentuk dan rasa yang baru sesuai dengan keinginan segmen
pasarnya sendiri-sendiri, diharapkan dengan metode tersebut dapat menambah omzet
Home Industry „Kampung Pia‟ ke depannya.
5. REFERENSI
ANGGADWITA, G., AMANIª, H. U. S. N. I., SARAGIH, R., & ALAMANDA, D.
T. Competitive Strategy of Creative Application Content in the ASEAN
Economic Community: Software Development using SWOT Analysis in
Indonesia.
Kurtz, David. L. 2008. Principles of Contemporary Marketing, Thomson, South–
western. Lexy J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif/deskriptif (Edisi
revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suwardani, A. (n.d.). Model Bisnis. Bisnis Model kanvas.
Fredy, R. (2008). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, cetakan
kelimabelas. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Osterwalder, A. (2014), Business Model Generation, cetakan ke-6, alih Bahsa Natalia
Ruth Sihandrini, Jakarta: PT.Alex Media Komputindo Kelompok Gramedia,
Anggota IKAPI. Amit, R. Zott, C. (2012). Creating Value Through Business
Model Innovation.
Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business model generation: a handbook for
visionaries, game changers, and challengers. John Wiley & Sons.