MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN STANDA (8)

MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Disusun Oleh:
Adriana Novira

(171011500207)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2018

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen tidak akan terlepas dari kegiatan pembelajaran karena manajemen tersebut
merupakan usaha untuk mensukseskan suatu tujuan dalam pendidikan. Diperlukan adanya
pengelolaan, penataan, dan pengaturan ataupun kegiatan yang masih berkaitan dengan

lembaga pendidikan guna mengembangkan sumber daya manusia agar dapat memenuhi
tujuan pendidikan tersebut seoptimal mungkin.
Manajemen kurikulum merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap
keberhasilan pembelajaran dalam pendidikan nasional. Di samping itu, kurikulum merupakan
suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga
pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah
yang bermutu atau berkualitas. Untuk menunjang keberhasilan kurikulum, diperlukan adanya
upaya pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan kurikulu m.
B. Ruang Lingkup Kajian
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, saya akan membahas
mengenai manajemen kurikulum sesuai dengan standar nasional pendidikan yang didalamnya
berisi mengenai hakikat manajemen kurikulum, standar nasional pendidikan tentang
kurikulum, dan implikasi standar nasional pendidikan terhadap manajemen kurikulum.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup Manajemen Kurikulum
2. Untuk mengetahui tujuan, fungsi dan manfaat Manajemen Kurikulum
3. Untuk mengetahui prinsip pengembangan kurikulum, manajemen kurikulum dan program
pengajaran, kurikulum dan masyarakat, dan kurikulum perkembangan IPTEK
4. Untuk mengetahui standar nasional pendidikan tentang kurikulum dan implikasi standar
nasional pendidikan terhadap manajemen pendidikan


II.

PEMBAHASAN

A. Hakikat Manajemen Kurikulum
1. Pengertian Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sisem pengelolaan kurikulum yang
kooperatif, kompherensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian
tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai
dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau
sekolah dalam mengelola kurikulu secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan
ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabakan
kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan.1
Arti kurikulum menurut UU No. 20 Tahun 2003, yaitu: Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.2
Harold B Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan

kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the
students by the school). Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dala kelas saja, tetapi
mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa diluar kelas. Pendapat yang
senasa dan menguatkan pengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor, Alexander, dan Lewis
(1974) yang menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk memmpengaruhi
siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, maupun diluar sekolah
(the curriculum is the sum total of school’s efforts to influence learning. Whether in the
classroom, on the pkayground, or out of school). 3
Banyak para ahli pendidikan yang memiliki pandangan atau tafsiran yang beragam,
bahkan ada di antaranya yang sangat kontradiktif sehingga hal itu menyebabkan sulitnya
mengambil suatu pengertian yang mewakili pandangan-pandangan tersebut. Selain itu,
pengertian kurikulum tersebut senantiasa berkembang terus sejalan dengan perkembangan
teori dan praktik pendidikan. Sementara ini, untuk mengatasi masalah tersebut, ada usahausaha yang dilakukan dengan jalan mengklasifikasikan konsep-konsep kurikulum ke dalam
beberapa segi atau dimensi. Misalnya, ada yang mengklarifikasikannya berdasarkan
pandangan lama dan kemudian pandangan lama menganggap kurikulum itu sebagai
1

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen
Pendidikan. (Bandung: ALFABETA, 2017), h. 191
2

Afid Burhanuddin, Modul Pengelolaan Kurikulum. (Tangerang Selatan: Imam Fitri
Rahmadi, 2018), h. 5
3
Asep Heri Hermawan, Pengembangan Kurikulum dan Pengajaran. (Jakarta: Universitas
terbuka, 2003), h. 1.3

kumpulan dari dari mata pelajaran atau bahan ajaran yang harus disampaikan guru atau
dipelajari siswa, dengan pandangan yang kemudian lebih menekankan pada pengalaman
belajar.
2. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum
Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk
merealisaskan
dan
merelevansikan
antara
kurikulum
nasional
(standar
kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang

bersangkutan sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan
peserta didik maupun dengan lingkungan. Dari keterangan ini tampak sangat jelas bahwa
ruang lingkup manajemen kurikulum itu adalah prinsip dari proses manajemen. Hal ini
dikarenakan dalam proses pelaksanaan kurikulum punya titik kesamaan dalam prinsip proses
manajemn. Sehingga para ahli dalam pelaksanaan kurikulum mengadakan pendekatan dengan
ilmu manajemen. Bahkan jika dilihat dari cakupannya yng begitu luas, manajemen kurikulum
merupakan salah satu disiplin ilmu yang bercabang pada kurikulum.
Dalam sebuah kurikulum terdiri dari beberapa unsur komponen yang terangkai pada
suatu sistem. Sistem kurikulum bergerk dalam siklus yang secara bertahap, bergilir, dan
berkesinambungan. Oleh sebab itu, sebagai akibat dari yang dianutnya, maka manajemen
kurikulum juga harus memakai pendekatan sistem. Sistem kurikulum adalah suatu kesatuan
yang di dalamnya memuat beberapa unsur yang saling berhubungan dan bergantung dalam
mengemban tugas untuk mencapai suatu tujuan.
3. Tujuan Manajemen Kurikulum
Hasan (1988) mengemukakan bahwa tujuan dasar kurikulum dapat ditinjau dalam
empat dimensi, yaitu:
1. Kurikulum sebagai suatu ide, merupakan kurikulum yang dihasilkan melalui teori-teori
dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.
2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, adalah sebagai perwujudan dari kurikulum
sebagai suatu ide yang diwujudkan dalam bentuk dokumen, yang di dalamnya memuat

tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat dan waktu.
3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu
rencana tertulis, dan dilakukan dalam bentuk praktek pembelajaran.
4. Kurikulum sebagai suatu hasil, merupakan konsekuensi dari kurikulum sebaga suatu
kegiatan dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan
perilaku atau kemampuan tertentu dari peserta didik.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan dokumen
perencanaan yang mencakup tujuan yang harus diraih, isi dan pengalaman belajar yang harus
diperoleh siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yan dirancang untuk
mengumpulkan informasi mengenai pencapaian tujuan, da n penerapan dari isi dokumen

yang dirancang dalam bentuk nyata. Dengan demikian, pengembangan kurikulum meliputi
penyusunan dokumen, implementasi dokumen serta evaluasi dokumen yang telah disusun.
4. Fungsi Manajemen Kurikulum
Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk memberikan
hasil kurikulum yang lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai
sumber maupun komponen kurikulum. Terdapat beberapa fungsi dari manajemen kurikulum,
yaitu diantaranya:
1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber
maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan

efektif.
2. Meningkatkan keadilan dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal,
kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan
intrakulikuler tetapi juga kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas
dalam mencapai tujuan kurikulum.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta
didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif
dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik
maupun lingkungan sekitar.
4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif dan terpadu dapat
memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran
selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan
dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian ketidaksesuaian antara desain
dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru maupun siswa selalu
termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien karena adanya
dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.

5. Manfaat Manajemen Kurikulum

Manfaat manajemen pendidikan antara lain yaitu sebagai berikut:
 Agar terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
menyenangkan dan bermakna (PAKEMB).
 Agar terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
 Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi
pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen
pendidikan)

 Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan dan akuntabel. 4
6. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Terdapat banyak prinsip yang mungkin digunakan dalam pengembangan kurikulum.
Macam-macam prinsip ini bisa dibedakan menjadi dua kategori yaitu prinsip umum dan
prinsip khusus. Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan
kurikulum di manapun. Disamping itu prinsip umum ini merujuk pada prinsip yang harus
diperhatikan untuk dimiliki oleh kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponenkomponen yang membangunnya. Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku di tempat
tertentu dari situasi tertentu. Prinsip ini juga merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan
dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara tersendiri, misalnya prinsip
yang digunakan untuk mengembangkan komponen tujuan, prinsip untuk mengembangkan

komponen isi kurikulum.
7. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran
Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian dari MBS. Manajemen
kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian kurikulum. Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada umumnya
telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Karena itu level
sekolah yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum
tersebut dengan kegiatan pembelajaran. Di samping itu, sekolah juga bertugas dan
berwewenang untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan lingkungan setempat.
Kurikulum muatan lokal pada hakikatnya merupakan suatu perwujudan Pasal 38 ayat 1
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang berbunyi, “Pelaksanaan
kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara
nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan
ciri khas satuan pendidikan”.
Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum, baik kurikulum nasional
maupun muatan lokal yang diwujudkan melalui proses belajar mengajar untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional, institusional, kurikuler, dan intruksional. Agar proses belajar
mengajar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta mencapai hasil yang diharapkan,
diperlukan kegiatan manajemen program pengajaran.

Manajer sekolah diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan
kurikulum dan program pengajaran serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya.
Dalam proses pemngembangan program sekolah, manajer hendaknya tidak membatasi diri
pada pendidikan dalam arti sempit, ia harus menghubngkan program-program sekolah
dengan seluruh kehidupan peserta didik dan kebutuhan lingkungan.
4

Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktek dan Riset Pendidikan. (Yogyakarta: Bumi
Aksara, 2011), h. 13

Kepala sekolah merupakan seorang manager disekolah. Ia harus bertanggung jawab
terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program
pengajaran disekolah. Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program
pengajaran dalam MBS, kepala sekolah sebagai pengelola program pengajaran bersama
dengan guru-guru harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional ke
dalam program tahunan, catur wulan, dan bulanan. 5
8. Kurikulum dan Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok individu yang terorganisasi yang berpikir tentang
dirinya sebagai suatu yang berbeda dengan kelompok atau masyarakat lainnya. Sebagai
akibat dari perkembanganyang terjadi saat ini, terutama sebagai pengaruh dari kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, kebutuhan hidup masyarakt semakin luas dan semakin meningkat
sehingga tuntutan hidup pun semakin tinggi. Perkembangan masyarakat tersebut menuntut
tersedianya proses pendidikan yang relevan. Pendidikan harus menuntut tersedianya proses
pendidikan yang relevan. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan kehidupan dalam suatu
masyarakat sehingga dapat mempersiapkan anak didik untuk hidup wajar sesuai dengan
kondisi masyarakat dimana mereka hidup. Untuk terciptanya proses pendidikan yang sesuai
dengan perkembangan masyarakat maka diperlukan rancangan pendidika berupa kurikulum
yang landasan pengembangannya memperhatikan perkembangan masyarakat.
Kurikulum sebagai program atau rancangan pendidikan harus dapat menjawab tantangan
dan tuntutan masyarakat, bukan hanya dari segi isi programnya tetapi juga dari segi
pendekatan dan strategi pelaksanaannya. Oleh karena itu, guru sebagai pelaksana kurikulum
dituntut lebih peka mengantisipasi perkembangan masyarakat, agar apa yang diberikan
kepada siswa relevan dan berguna bagi kehidupannya di masyarakat.
Pengembangan kurikulum yang hanya didasarkan pada kemampuan dasar saja tidak akan
dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Pengembangan kurikulum harus
ditekankan pada pengembangan individu yang mencakup keterkaitannya dengan lingkungan
masyarakat setempat.
9. Kurikulum dan Perkembangan IPTEK
Mengingat pendidikan merupakan upaya siswa menghadapi masa depan dan perubahan
masyarakat yang semakin pesat terutama perubahan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, secara langsung akan menjadi isi/materi
pendidikan. Sedangkan secara tidak langsung perkembangan iptek memberikan tugas kepada
pendidikan untuk membekali masyarakat dengan kemampuan pemecahan masalah yang
dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan
masalah pendidikan.
5

E Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. (Bandung: PT.REMAJA ROSDAKARYA, 2002),
h.40-41

B. Standar Nasional Pendidikan tentang Kurikulum
Permendikbud RI Nomor 024 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Pelajaran Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Berisi tentang
kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan dan materi
pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran masingmasing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.
Dengan diberlakukannya Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar, muatan pembelajaran dalam struktur kurikulum, silabus, pedoman mata
pelajaran, dan pembelajaran tematik terpadu sebagaimana diatur dalam Permendikbud No. 57
Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah, Permendikbud No.
58 Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 sekolah menengah atas/madrasah aliyah, dan
Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 sekolah menengah
kejuruan/madrasah aliyah kejuruan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Permendikbud ini
mulai berlaku pada tanggal 29 Juni 2016.
Sejalan dengan adanya standar nasional, pengembangan kurikulum dilakukan dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
(Pasal 36 ayat 1). Ditegaskan lebih lanjut bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
wajib memuat:
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Seni dan Budaya
8. Pendidikan Jasmani dan Olahraga
9. Keterampilan/Kejuruan
10. Muatan Lokal
Dijelaskan lebih lanjut bahwa kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar
dan menengah ditetapkan oleh Pemerintah (Pasal 38 ayat 1), dan juga dinyatakan bahwa
kurikulum pendidikan dikembangkan sesuai relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah (Pasal 38 ayat 2).
C. Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen Kurikulum
Sebagai implikasi bagi para pelaksana pendidikan, terutama bagi guru dan kepala sekolah
dalam melaksanakan, membina, dan mengembangkan kurikulum di sekolah maka nilai-nilai
yang terkandung dalam rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut harus menjadi acuan

yang mendasar dalam mewujudkan praktik pendidikan di sekolah sehingga menghasilkan
siswa yang beriman, berilmu dan beramal dalam kondisi serasi, selaras dan seimbang.
Salah satu variabel yang mempengaruhi standar nasional pendidikan adalah kurikulum.
Oleh karena itu, kurikulum harus dapat mengikuti dinamika yang ada dalam masyarakat.
Kurikulum harus bisa menjawab kebutuhan masyarakat luas dalam menghadapi persoalan
kehidupan yang di hadapi. Sudah sepatutnya kalau kurikulum itu terus diperbaharui seiring
dengan realitas, perubahan, dan tantangan dunia pendidikan dalam membekali peserta didik
menjadi manusia yang siap hidup dalam berbagai keadaan. Kurikulum jangan sampai
membebani peserta didik, seperti beban belajar yang terlalu berat. Beban pelajar di Indonesia
saat ini mencapai 1.000-2.000 jam per tahun. Bahkan sekolah-sekolah tertentu menerapkan
jam belajar lebih tinggi sehingga memberatkan siswa. Oleh karena itu, kurikulum harus
dirancang dalam rangka lebih mengembangkan segala potensi yang ada pada peserta didik.

III.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar
pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi
belajar mengajar. Sedangkan kurikulum sendiri mempunyai arti yang sempit dan arti yang
luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori
maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan
tertentu. Sedangkan dalam arti luas kurikulum diartikan sebagai berikut, yaitu: kurikulum
terpisah, kurikulum berhubungan, dan kurikulum terpadu.
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi,
pelaksanaan, dan monitoring. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi
kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak
akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan, serta
hasilnya.
B. Saran
Manajemen kurikulum hendaknya menjadi pegangan dan pemahaman dalam menerapkan
kurikulum yang semata bukan hanya sebatas pemahaman akan tetapi di terapkan dalam
proses pembelajaran di sekolah, sehingga mutu dan nilai yang menjadi patokan dalam suatu
lembaga bisa terwujud dengan baik.

IV.

DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, Afid. (2018). Modul Pengelolaan Kurikulum, Tangerang Selatan : Imam
Fitri Rahmadi.
Hermawan, Heri Asep. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta :
Universitas Terbuka.
Mulyasa, E. (2002). Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung : PT REMAJA
ROSDAKARYA.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. (2017).
Manajemen Pendidikan, Bandung : ALFABETA.
Usman, Husaini. (2011). Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan, Yogyakarta :
Universitas Terbuka.
http://www.izalmuslim.com/2016/11/permendikbud-terkait-dengan-kurikulum.html?m=1
https//www.google.co.id/amp/s/fadilbae.wordpress.com/2010/03/24/masalah-kurikulumdalam-pendidikan/amp/
https://www.google.co.id/amp/s/bissmillah36.wordpress.com/2010/06/01/prinsip-prinsippengembangan-kurikulum/amp/