Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Tingkat Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model SAVI dan CTL pada Siswa Kelas V SD Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan. Gugus Ki Hajar Dewantara terdiri dari SD Negeri 1 Padas, SD Negeri 4 Padas, SD Negeri 1 Kentengsari, SD Negeri

  3 Kentengsari, SD Negeri 1 Karanglangu, SD Negeri 2 Karanglangu, SD Negeri 3 Karanglangu, SD Negeri 1 Panimbo dan SD Negeri 2 Panimbo.

  Subjek dalam penelitian ini adalah kelas V, yaitu kelas V SD Negeri 1 Panimbo sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri 2 Karanglangu sebagai kelas kontrol. Jumlah seluruh siswa kelas V di SD Negeri 1 Panimbo dan SD Negeri 2 Karanglangu berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 20 siswa di SD Negeri 1 Panimbo sebagai kelas eksperimen dan 20 siswa di SD Negeri 2 Karanglangu sebagai kelas kontrol. Berikut gambaran lebih jelas tentang subjek dalam penelitian yang ditinjau dari kelas jenis kelamin, dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini:

  

Tabel 12

Data Subjek Penelitian

Nama Sekolah Kelas Jenis Kelamin Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan

  SDN 01 Panimbo Eksperimen

  11

  9

  20 SDN 02 Karanglangu Kontrol

  14

  6

  20 Jumlah seluruhnya

  40 Pelaksanaan penelitian di SD Negeri 1 Panimbo sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri 2 Karanglangu sebagai kelas kontrol masing-masing dilakukan 2 kali pertemuan pada kedua SD seperti tercantum dalam jadwal penelitian. Jadwal kegiatan yang dilaksanakan seperti pada tabel 13 berikut:

  

Tabel 13

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

  1. Selasa, 24 Maret 2015 a.

  Perkenalan dengan siswa (kelas eksperimen dan kelas kontrol) b.

  Memberikan pretest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol

  2. Rabu, 25 Maret 2015 Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas eksperimen tentang pesawat sederhana

  3. Kamis, 26 Maret 2015 Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas eksperimen melanjutkan tentang materi pesawat sederhana, memberikan posttest

  4. Senin, 31 Maret 2015 Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas kontrol

  5. Selasa, 01 April 2015 Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas kontrol melanjutkan tentang materi pesawat sederhana, memberikan posttest

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Penelitian Pembelajaran Menggunakan Model SAVI

  Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Masing-masing pertemuan berlangsung selama 70 menit (2x35 menit). Pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 Maret 2015 dan pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 Maret 2015.

  a.

  Pertemuan I Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan

  Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar observasi, media pembelajaran gambar pesawat sederhana, gunting, tang, pembuka botol, buku pelajaran serta ruang/lokasi.

  Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi yaitu “Pernahkan anak- anak melakukan kegiatan seperti menggunting kain? Memotong dengan kain dengan gunting akan lebih mudah daripada memotong kain dengan cara menyobek dengan tangan. Untuk memudahkan pekerjaan sehari-hari, kita memerlukan alat bantu. Alat bantu tersebut membuat pekerjaan menjadi ringan. Alat ini dinamakan pesawat sederhana. Alat apa saja yang termasuk pesawat sederhana? Nah hari ini kita akan belajar tentang pesawat sederhana”, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

  1) Tahap penyampaian

  Pada tahap penyampaian siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa, kemudian guru menyampaikan benda tentang berbagai jenis pesawat sederhana misal pengungkit, bidang miring, katrol dan roda. 2)

  Tahap pelatihan Pada tahap pelatihan, masing-masing kelompok mengamati gambar yang diberikan oleh guru (aktivitas melihat/visualization).

  Kemudian masing-masing kelompok mengelompokkan gambar yang termasuk dalam jenis pesawat sederhana misal pengungkit, bidang miring, katrol dan roda (aktivitas gerak/somatic) dan siswa berdiskusi secara kelompok untuk mengerjakan lembar kerja kelompok mengenai pesawat sederhana (aktivitas berfikir/intellectual). 3)

  Tahap penampilan hasil Pada tahap penampilan hasil, beberapa kelompok maju kedepan kelas untuk mempresentasikan lembar kerja kelompok (aktivitas mendengarkan/auditory). Sedangkan kelompok yang tidak maju kedepan kelas mendengarkan presentasi dan menanggapi kelompok yang sedang presentasi (aktivitas mendengarkan/auditory dan aktivitas berfikir/intellectual).

  Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama- sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran berlangsung.

  b.

  Pertemuan II Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan II guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti Rencana

  Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar observasi, media pembelajaran gambar pesawat sederhana, gunting, tang, pembuka botol, buku pelajaran serta ruang/lokasi.

  Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa dan melakukan presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, yaitu guru mengingatkan kembali materi pelajaran tentang pesawat sederhana yang telah dipelajari pada pertemuan yang lalu, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama dengan pertemuan I hanya yang membedakan yaitu pada pertemuan II menggunakan media nyata pesawat sederhana.

  1) Tahap penyampaian

  Pada tahap penyampaian siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa, kemudian guru menyampaikan berbagai kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana dan tidak menggunakan pesawat sederhana. 2)

  Tahap pelatihan Pada tahap pelatihan, siswa bersama kelompok mengidentifikasi berbagai kegiatan yang disampaikan oleh guru (aktivitas berfikir/intellectual), lalu kelompok diberi guru sebuah alat pesawat sederhana dan setiap kelompok mengamati alat pesawat sederhana yang mereka dapat (aktivitas melihat/visualization). Kemudian siswa berdiskusi kelompok tentang cara menggunakan pesawat sederhana yang

  3) Tahap penampilan hasil

  Pada tahap penampilan hasil, beberapa kelompok maju kedepan kelas untuk mendemonstrasikan cara menggunakan pesawat sederhana berkaitan dengan berbagai kegiatan yang telah disampaikan guru dan kelompok yang tidak maju kedepan kelas mendengarkan presentasi dan menanggapi kelompok yang sedang presentasi (aktivitas mendegarkan/auditory dan aktivitas berfikir/intellectual). Lalu guru memberikan apresiasi terhadap kelompok yang telah mempresentasikan hasil kerja kelompok.

  Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama- sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran berlangsung.

4.2.2 Hasil Penelitian Pembelajaran Menggunakan Model CTL

  Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol ini juga terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Masing-masing pertemuan berlangsung selam 70 menit (2x35 menit). Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 31 Maret 2015 dan pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 01 april 2015.

  a.

  Pertemuan I Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan

  Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar observasi, media pembelajaran gambar pesawat sederhana, gunting, tang, pembuka botol, buku pelajaran serta ruang/lokasi.

  Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian ape rsepsi yaitu “Pernahkan anak- anak melakukan kegiatan seperti mencabut paku yang menempel pada kayu? pekerjaan sehari-hari, kita memerlukan alat bantu. Alat bantu tersebut membuat pekerjaan menjadi ringan. Alat ini dinamakan pesawat sederhana. Alat apa saja yang termasuk pesawat sederhana? Nah hari ini kita akan belajar tentang pesawat sederhana”, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

  1) Tahap penyampaian

  Pada tahap penyampaian siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa, kemudian guru memberikan gambar tentang berbagai jenis pesawat sederhana misal pengungkit, bidang miring, katrol dan roda. 2)

  Tahap pelatihan Pada tahap pelatihan, siswa bekerja kelompok menyelesaikan permasalahan tentang penggolongan berbagai alat rumah tangga sebagai pengungkit, bidang miring, katrol dan roda (masyarakat belajar/learning community ).

  3) Tahap penyampaian hasil

  Pada tahap penyampaian hasil ini, kelompok mempresentasikan hasil penyelesaian masalah (pemodelan/modeling). Untuk kelompok yang tidak presentasi mengamati dan menanggapi hasil kerja kelompok lain (refleksi/reflection). Melalui tanya jawab guru dan siswa membahas tentang penyelesaian yang paling tepat (bertanya/questioning). Lalu siswa dalam kelompok menyelesaikan lembar kerja (penilaian autentik/authentic) dan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok (inkuiri/inquiry).

  b.

  Pertemuan II Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan II guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti Rencana

  Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar observasi, media pembelajaran gambar pesawat sederhana, gunting, tang, pembuka botol, buku pelajaran serta ruang/lokasi.

  Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa dan melakukan presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, yaitu guru mengingatkan kembali materi pelajaran tentang pesawat sederhana yang telah dipelajari pada pertemuan yang lalu, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama dengan pertemuan I hanya yang membedakan yaitu pada pertemuan II menggunakan media nyata pesawat sederhana. 1)

  Tahap penyampaian Pada tahap penyampaian siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa, kemudian guru memberikan permasalahan tentang berbagai jenis pesawat sederhana misal pengungkit, bidang miring, katrol dan roda.

  2) Tahap pelatihan

  Siswa bersama kelompok mengidentifikasi berbagai kegiatan yang disampaikan oleh guru (masyarakat belajar/learning community). Kelompok diberi guru sebuah alat pesawat sederhana. Setiap kelompok mengamati alat pesawat sederhana yang mereka dapat. Siswa berdiskusi kelompok tentang cara menggunakan pesawat sederhana yang mereka dapat (masyarakat belajar/learning community). 3)

  Tahap penampilan hasil Pada tahap penyampaian hasil ini, kelompok mempresentasikan hasil penyelesaian masalah (pemodelan/modeling). Untuk kelompok yang tidak presentasi mengamati dan menanggapi hasil kerja kelompok lain (refleksi/reflection). Melalui tanya jawab guru dan siswa membahas tentang penyelesaian yang paling tepat (bertanya/questioning). Lalu siswa dalam kelompok menyelesaikan lembar kerja (penilaian autentik/authentic) dan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok (inkuiri/inquiry).

4.3 Analisis Data

4.3.1 Analisis Data Pretest a. Analisis Deskriptif

  Analisis deskriptif variabel penemilitian membahas tentang hasil uji deskriptif dan distribusi frekuensi untuk menentukan tinggi rendahnya variabel kelas eksperimen dan kelas kontrol peneliti menggunakan lima kategori dengan acuan yaitu: baik sekali (skor 81-100), baik (skor 61-80), cukup (skor 41-60), hampir cukup (skor 21-40), dan kurang (skor 0-20). Berikut ini hasil analisis deskriptif distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel 14.

  

Tabel 14

Analisis Deskriptif Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

  No Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Frekuensi (f) Persentase (%) Frekuensi (f) Persentase (%) 1. 0-20

  1

  5

  1

  5 2. 21-40

  10

  50

  11

  55 3. 41-60

  9

  45

  8

  40 4. 61-80 5. 81-100

  Jumlah 20 100 20 100

  20

  16 Minimun Maximun

  60

  60 Mean

  42.25

  42.50 Standar Deviasi 11.863 9.389

  Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa pada pretest kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 20 diperoleh nilai minimum 20 sedangkan nilai maximum sebesar 60 dengan rata-rata nilai sebesar 42.25 dan standar deviasi sebesar 11.811. Sedangkan untuk pretest kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 20 diperoleh nilai minimum sebesar 16 sedangkan nilai maximum sebesar 60 dengan rata-rata nilai sebesar 42.50 dan standar deviasi 9.389.

  Sedangkan untuk distribusi frekuensi, tampak bahwa hasil pretest pada kelas eksperimen terbanyak terdapat pada kategori hampir cukup (skor 21-40)

  (45%) diikuti pada kategori kurang (skor 0-20) yaitu sebanyak 1 orang (5%). Sedangkan hasil prestest pada kelompok kontrol terbanyak pada kategori hampir cukup (skor 21-40) yaitu sebanyak 11 orang (55%), kategori cukup (skor 41-60) yaitu sebanyak 8 orang (40%) dan diikuti pada kategori kurang (skor 0-20) yaitu sebanyak 1 orang (5%). Di bawah ini disajikan gambaran visual diagram lingkaran pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol.

  

Pretest Kelas Eksperimen Pretest Kelas kontrol

Gambar 6

Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen dan kelas

  

Kontrol.

b. Uji Normalitas

  Tahap awal dalam analisis data adalah melakukan uji normalitas terhadap data hasil penelitian. Pengujian terhadap normalitas menggunakan program SPSS 20 for windows. Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample-Kolmogorov-Sminov Test. Hasil pengujian normalitas data pretest siswa terhadap kelas eksperimen yaitu SDN 1 Panimbo dan kelas kontrol yaitu SDN 2 Karanglangu untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan alam (IPA) pada kelas V ditunjukkan pada tabel 15 berikut ini.

  Tabel 15 Hasil Pengujian Normalitas Data Pretest One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PRETEST EKSPERIMEN PRETEST KONTROL

  N

  20

  20 Normal Parameters a Mean

  42.25

  42.50 Std. Deviation 11.863 9.389 Most Extreme Differences Absolute .148 .186 Positive .148 .164 Negative -.102 -.186

  Kolmogorov-Smirnov Z .661 .831 Asymp. Sig. (2-tailed) .775 .494 a.Test distribution is Normal

  Berdasarkan tabel 15 diatas, data pretest siswa untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada kelas eksperimen yaitu SDN 1 panimbo berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov (KS Z) sebesar 0,661 dengan signifikansi = 0,775 > 0,05 dan pada kelas kontrol yaitu SDN 2 Karanglangu juga berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai

  Kolmogorov-Smirnov

  (KS Z) sebesar 0,831 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,494 > 0,05. Berdasarkan pengujian normalitas diatas dapat disimpulkan bahwa kelas SDN 1 Panimbo dan kelas SDN 2 Karanglangu mengikuti distribusi normal. Adapun visualisasi dalam grafik berikut ini.

  Gambar 7 Distribusi Nilai Pretest Kelas Eksperimen

  Gambar 8 Distribusi Nilai Pretest Kelas Kontrol Pretest Kontrol c.

   Uji Homogenitas

  Pengujian homogenitas menggunakan program SPSS 20 for windows. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji Levene

  ’s Test.

  Hasil pengujian homogenitas data pretest siswa pada kelas eksperimen yaitu SD Negeri 1 Panimbo dan kelas kontrol yaitu SD Negeri 2 Karanglangu untuk mata

  pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada kelas V ditunjukkan pada tabel 16 berikut ini.

Tabel 16

Hasil Uji Homogenitas dan Uji Pretest Kelas Eksperimen

  

dan Kelas Kontrol

Independent Samples Test

  Levene's Test for t-test for Equality of Means Equality of

  Variances F Sig. t df Sig. Mean Std. 95% Confidence (2- Differe Error Interval of the tailed nce Differenc Difference

  ) e Lower Upper

  PRE Equal .702 .407 .000 38 1.000 .00000 3.28056 -6.64116 6.64116 variances TEST assumed

  Equal .000 37.721 1.000 .00000 3.28056 -6.64277 6.64277 variances not assumed Berdasarkan tabel 16 diatas diketahui F hitung

  levene’s test sebesar 0,702

  dengan probabilitas signifikansi 0,407 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen.

d. Uji t

  Berdasarkan tabel 16 hasil perhitungan uji t hasil belajar awal siswa, maka dapat diperoleh bahwa nilai t sebesar 0,000 dengan probabilitas signifikansi sebesar 1,000 > 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara rata-rata hasil belajar pretest pada kelas SD Negeri 1 Panimbo dan kelas SD Negeri 2 Karanglangu. Jadi kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama.

  Berdasarkan uji normalitas, homogenitas, dan uji t diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa antara kelas SD Negeri 1 Panimbo dan kelas SD Negeri

  2 Karanglangu berdistribusi normal, bersifat homogen dan tidak ada perbedaan antara rata-rata hasil belajar awal. Maka kedua kelas tersebut dapat dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini dipilih kelas eksperimen adalah SD Negeri 1 Panimbo dan kelas kontrol adalah SD Negeri 2 Karanglangu.

4.3.2 Analisis Data Posttest

a. Analisis Deskriptif

  Hasil analisis deskriptif dibawah ini merangkum data hasil belajar sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran SAVI untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran CTL untuk kelas kontrol. Selain menyajikan data masing-masing variabel penelitian dalam bentuk statistik deskriptif, dapat juga ditunjukkan distribusi frekuensi untuk menentukan tinggi rendahnya variabel kelas eksperimen dan kelas kontrol peneliti menggunakan lima kategori dengan acuan yaitu: baik sekali (skor 81-100), baik (skor 61-80), cukup (skor 41-60), hampir cukup (skor 21-40), dan kurang (skor 0-20). Berikut ini hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada tabel 17.

  

Tabel 17

Analisis Deskriptif Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen

Dan Kelas Kontrol

  No Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase (f) (%) (f) (%) 1. 0-20 2. 21-40 3. 41-60 4. 61-80

  9

  45

  13

  65 5. 81-100

  11

  55

  7

  35 Jumlah 20 100 20 100

  72

  68 Minimum Maximum 100

  92 Mean

  83.00

  74.60 Standar Deviasi 7.881 8.338

  Tabel 17 diatas menunjukkan bahwa pada posttest kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 20 diperoleh nilai minimum 72 sedangkan nilai maximum sebesar 100 dengan rata-rata nilai sebesar 83,00 dan standar deviasi sebesar 7.881. Sedangkan untuk posttest kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 20 diperoleh nilai minimum sebesar 68 sedangkan nilai maximum sebesar 92 dengan rata-rata nilai sebesar 74.60 dan standar deviasi sebesar 8.338. Sedangkan untuk distribusi frekuensi, tampak bahwa hasil posttest pada kelas eksperimen terbanyak adalah pada kategori baik sekali (skor 81-100) yaitu sebanyak 11 orang (55%) diikuti pada kategori baik (skor 61-80) yaitu sebanyak 9 orang (45%). Sedangkan hasil posttest pada kelompok kontrol terbanyak adalah pada kategori baik (skor 61-80) yaitu sebanyak 13 orang (65%) diikuti pada kategori baik sekali (skor 81-100) yaitu sebanyak 7 orang (35%). Dibawah ini disajikan gambaran visual diagram lingkaran posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.

  Posttest Kelas Eksperimen Posttest Kelas Kontrol

Gambar 9

Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

b. Uji Normalitas

  Hasil pengujian normalitas data posttest siswa terhadap kelas eksperimen yaitu SD Negeri 1 Panimbo dan kelas kontrol yaitu SD Negeri 2 Karanglangu untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada kelas V ditunjukkan pada tabel 18 berikut ini.

  

Tabel 18

Hasil Pengujian Normalitas Data Posttest

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

POSTTEST POSTTEST EKSPERIMEN KONTROL

  N a

  20

  20 Normal Parameters Mean

  83.00

  74.60 Std. Deviation 7.881 8.338 Most Extreme Absolute .163 .286 Differences Positive .163 .286 Negative -.100 -.214 Kolmogorov-Smirnov Z .728 1.278 Asymp. Sig. (2-tailed) .664 .076 a.

  Test distribution is Normal

  Pada tabel 18 di atas, data posttest siswa untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada kelas eksperimen yaitu SD Negeri 1 Panimbo berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov (KS Z) sebesar 0,728 dengan probabilitas signifikansi 0,664 > 0,05 dan pada kelas kontrol yaitu SD Negeri 2 Karanglangu juga berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov (KS Z) sebesar 1,278 dengan probabilitas signifikansi 0,076 > 0,05. Berdasarkan pengujian normalitas diatas dapat disimpulkan bahwa kelas SD Negeri 1 Panimbo dan kelas SD Negeri 2 Karanglangu mengikuti distribusi normal. Adapun visualisasi dalam grafik berikut ini.

  Gambar 10 Distribusi Nilai Posttest Kelas Eksperimen Posttest Eksperimen

  Gambar 11 Distribusi Nilai Posttest Kelas Kontrol Posttest Kontrol

c. Uji t

  Uji t menggunakan program SPSS 20 for windows. Hasil uji t data posttest siswa pada kelas eksperimen yaitu SD Negeri 1 Panimbo dan posttest siswa kelas kontrol yaitu SD Negeri 2 Karanglangu untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

  Tabel 19 Hasul Uji t Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Independent Samples Test

  Levene's Test for t-test for Equality of Means Equality of

  Variances F Sig. t df Sig. Mean Std. 95% Confidence (2- Differenc Error Interval of the taile e Differenc Difference d) e Lower

  Upper POST Equal .156 .695 3.274 38 .002 8.40000 2.56536 3.20671 13.59329 variances TEST assumed

  Equal 3.274 37.880 .002 8.40000 2.56536 3.20617 13.59383 variances not assumed

  Berdasarkan tabel 19, hasil perhitungan uji t hasil belajar siswa setelah mendapat perlakuan model SAVI untuk kelas eksperimen dan perlakuan model

  CTL untuk kelas kontrol, maka dapat diperoleh bahwa nilai t sebesar 3.274

  dengan probabilitas signifikansi 0,002 < 0,005, maka ada perbedaan antara rata- rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi H a1 diterima dapat disimpulkan bahwa tingkat hasil belajar IPA dengan menggunakan model SAVI lebih tinggi dibandingkan dengan model CTL pada siswa kelas V SD. Perbedaan rata-ratanya berkisar antara 3.20671 sampai 13.59329 dengan perbedaan rata-rata 8.4000.

d. Hasil Uji Hipotesis

  Pembuktian terhadap tingkat hasil belajar IPA dengan menggunakan model SAVI pada siswa kelas V SD, perlu dilakukan uji hipotesis. 1. o1 : µ

  1 = µ

2 Tidak ada perbedaan yang signifikan pada tingkat hasil

  H belajar IPA menggunakan model SAVI dibandingkan dengan model CTL di kelas V SD Gugus Ki Hajar Dewantara.

  2. a1 : µ

  1

2 Ada perbedaan yang signifikan pada tingkat hasil belajar

  ≠ µ H

  IPA menggunakan model SAVI dibandingkan dengan model CTL di kelas V SD Gugus Ki hajar Dewantara. Dasar pengambilan keputusan:

  Jika angka signifikansi (probabilitas) > 0,05  H o1 diterima Jika angka signifikansi (probabilitas) < 0,05  H a1 diterima Kesimpulan:

  Berdasarkan nilai posttest yang diperoleh siswa, diketahui bahwa rata-rata nilai

posttest kelas eksperimen sebesar 83 dan rata-rata kelas kontrol sebesar 74,6.

Berarti rata-rata nilai posttest antara siswa yang belajar menggunakan model SAVI dengan siswa yang belajar menggunakan model CTL berbeda. Nilai posttest siswa yang belajar menggunakan model SAVI lebih tinggi dibandingkan dengan nilai siswa yang belajar dengan menggunakan model CTL, dalam hasil ini maka diartikan ada perbedaan yang signifikan pada tingkat hasil belajar IPA antara siswa yang menggunakan model SAVI dengan siswa yang belajar dengan menggunakan model CTL. Hal ini diperkuat dengan hasil uji t, karena angka signifikansi (probabilitas) sebesar 0,02 < 0,05 maka H diterima, artinya ada

  a1

  perbedaan yang signifikan antara model SAVI dibandingkan dengan model CTL pada hasil belajar siswa kelas V SD.

4.3.3 Pembahasan Hasil Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat hasil belajar

  IPA dengan menggunakan model SAVI dibandingkan dengan model CTL pada siswa kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015. Pada kelompok eksperimen (model SAVI) menunjukkan bahwa siswa yang mendapat prestasi belajar IPA pokok bahasan Pesawat Sederhana, kelompok eksperimen pada kategori baik (skor 61-80) berjumlah 9 siswa dengan prosentase 45% dan kategori baik sekali (skor 81-100) berjumlah 11 siswa dengan prosentase 55%. Adapun jumlah data (N) sebanyak 20 mempunyai skor minimal 72 dan skor maksimal 100 yang mempunyai rata-rata kelompok eksperimen lebih baik setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model SAVI.

  Sedangkan pada kelompok kontrol (model CTL) menunjukkan bahwa siswa yang mendapat prestasi belajar IPA pokok bahasan Pesawat Sederhana, pada kategori baik (skor 61-80) berjumlah 13 siswa dengan prosentase 65% dan kategori baik sekali (skor 81-100) berjumlah 7 siswa dengan prosentase 35%. Adapun jumlah data (N) sebanyak 20 yang mempunyai skor minimal 68 dan maksimal 92, mempunyai rata-rata 74,60 dan standar deviasi 8,338. Hal ini berarti hasil belajar siswa kelompok kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen.

  Berdasarkan hasil analisis uji t, diketahui bahwa nilai siswa jika dalam pembelajaran IPA menggunakan perlakuan yaitu model SAVI berbeda dengan model CTL, karena dari tabel 4.8 berdasarkan Sign. (2-tailed) menunjukkan angka sebesar 0,002. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari kedua pengujian dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh probabilitas kurang dari 0,05 atau 0,02 < 0,05, maka H ditolak, maka hasil belajar siswa yang menggunakan model SAVI berbeda dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model CTL.

  Model SAVI digunakan untuk perlakuan pada kelompok eksperimen karena model SAVI adalah model pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) dimana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat dan menanggapi;

  

Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indera mata melalui

  mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectual yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, dan menerapkan. Pembelajaran dengan model SAVI tidak hanya berpusat pada guru dan siswa hanya mendengarkan guru, namun siswa turut aktif dalam pembelajaran tersebut, dalam berbagai aktivitas yaitu aktivitas mendengarkan, aktivitas melakukan, aktivitas melihat serta aktivitas berfikir. Pembelajaran seperti ini sangatlah bermakna bagi siswa karena siswa memiliki pengalaman langsung mengenai materi tersebut sehingga materi yang dipelajari akan melekat dan sulit dilupakan.

  Sedangkan model CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan tranfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pembekalan kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.

  Hasil penelitian yang dilakukan sejalan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Deka Rosiana yang berjudul “Pengaruh

  Penerapan Metode Pembelajaran dengan Menggunakan Model SAVI Terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012”. Berdasarkan penelitian dengan taraf signifikan alpha 5 % DK 19 dan Ttabel = 1.729 diperoleh T hitung -8,290 sehingga -1,729 < -8,290 < 1,729. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar ipa siswa kelas eksperimen (76.50) lebih tinggi setelah diberi perlakuan dengan model SAVI apabila dibandingkan dengan kelas kontrol juga mengalami peningkatan dari 42.75 menjadi 58.10.

  I Gd. Nova Kusmayuda (2013) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran SAVI Berorientasi Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus V Kecamatan Tejakula” Berdasarkan analisis data, diperoleh thitung = 3,67 dan ttabel (pada taraf signifikansi 5%) =

  2.02. Hal ini berarti bahwa thitung > ttabel , sehingga dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model SAVI berorientasi keterampilan proses sains dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional. Dari rata-rata hitung, diketahui rata-rata skor hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen adalah 26,35 dan rata-rata skor hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol adalah 23,30. Hal ini berarti bahwa rata-rata eksperimen > rata-rata kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model SAVI berorientasi keterampilan proses sains berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Gugus V Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng.

  Penelitian yang dilakukan oleh Gabriela Stefani yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA di SD” Hasil eksperimen semu menunjukkan bahwa (1) rata-rata teshasil belajar siswa kelas eksperimen 83.62 dan berada pada kategori nilai tinggi dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 9.618 dimana skor minimum yang diperoleh siswa adalah 67 dan skor maksimum adalah 100 dengan rentang skor 26,7 dari 39 siswa atau 100% memenuhi ketuntasan individu yang menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal tercapai; (2) dengan menggunakan perangkat pembelajaran contextual teaching and learning pendekatan konstruktivisme, siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran; (3) 89.75% siswa memberikan respon positif terhadap perangkat pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian telah memenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keaktifan.

  Tifa Nasrul Afif (Universitas Sebelas Maret, Surakarta) dengan penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Contextual Teaching and Learning dilakukan secara cluster random sampling. Sampel pada penelitian ini berjumlah 60 siswa, kelompok kontrol berjumlah 37 siswa dengan menggunakan model konvensional dan kelompok eksperimen berjumlah 23 siswa dengan menggunakan model contextual teaching and learning. Berdasarkan analisis data hasil penelitian menunjukkan bahwa thitung > ttabel (4,575>2,000), sehingga H ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar yang diajarkan dengan menggunakan model contextual teaching and learning dan model konvensional.

  Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan dan dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat hasil belajar IPA yang signifikan dengan menggunakan model SAVI dibandingkan dengan model CTL pada siswa kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015.

4.4 Keterbatasan Penelitian

  Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mengakibatkan kurang sempurnanya penelitian ini. Kelemahan metodologis seperti kurang pahamnya peneliti dalam melihat perbedaan yang substansial dari kedua model sehingga dalam menerapkannya kurang efektif, kesalahan dalam mengambil sampel yang dijadikan subjek penelitian, pengajar yang melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan kedua model tersebut bukan guru kelas siswa, sehingga ada kemungkinan perhatian siswa kurang. Oleh karena itu dihimbau kepada para peneliti selanjutnya untuk memperhatikan hal-hal metodologis dalam merancang penelitian agar kesalahan/kekurangan yang sudah ada dapat dihindari.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 01 Salatiga dan SD Negeri Mangunsari 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/20

0 1 65

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Strategi Inkuiri Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD N Kaliwungu 02 Kabupaten Semarang Semester II

0 0 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Pembelajaran IPA di SD - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Strategi Inkuiri Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD N Kaliwungu 02

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Strategi Inkuiri Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD N Kaliwungu 02 Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2014/2015

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Strategi Inkuiri Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD N Kaliwungu 02 Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2014/2015

0 0 24

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN STRATEGI INKUIRI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS IV SD N KALIWUNGU 02 KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN 20142015

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Strategi Inkuiri Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD N Kaliwungu 02 Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2014/2015

0 0 64

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Tingkat Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model SAVI dan CTL pada Siswa Kelas V SD Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan

0 0 7

2.1.2. Tujuan Pembelajaran IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Tingkat Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model SAVI dan CTL pada Siswa Kelas V SD Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobo

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Tingkat Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model SAVI dan CTL pada Siswa Kelas V SD Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan

0 0 13