BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery Siswa Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Kabu

BAB III MODEL PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Plumbon 01 yang terletak di Desa Plumbon Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015. Lokasi SDN Plumbon 01 berada di pinggir jalan yang berdekatan dengan persawahan dan pemukiman warga. Sarana dan prasarana di SDN Plumbon 01 sudah cukup lengkap. Sekolah ini memiliki 11 ruang kelas karena yang dikelas 1, 2, 3, 4, dan 6 adalah kelas paralel, 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 rumah dinas guru kelas 5, 1 kantin sekolah dan halaman sekolah yang luas sehingga dapat menunjang setiap aktvitas siswa.

  Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 6 April 2015 semester II, tahun

  pelajaran 2015/2016 di SDN Plumbon 01. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus, masing-masing siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Pertimbangan lain adalah mengenai mata pelajaran dan KD yang akan diajarkan yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pokok bahasan Cahaya dan Sifat-Sifatnya.

  Subyek penelitian ini adalah siswa SD Negeri Plumbon 01 kelas 5 yang berjumlah 32 siswa,terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan dengan karakteristik siswa yang bervariasi dan heterogen berumur antara 11-13 tahun. Tingkat kemampuan siswa bermacam-macam ada yang kurang, ada yang sedang, dan ada beberapa siswa yang kemampuan tinggi diatas rata-rata. Kondisi sosial ekonomi orang tua murid mayoritas berasal dari keluarga ekonomi menengah kebawah. Saat kegiatan belajar di kelas siswa cenderung kurang menguasai materi dan tidak aktif dalam proses pembelajaran sehingga berdampak pada perolehan hasil belajar yang cenderung rendah.

  3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

  Variabel dalam penelitian terdiri dari veriabel bebas berupa model pembelajaran discovery dan variabel terikat berupa hasil belajar IPA. Model pembelajaran discovery adalah pembelajaran IPA dengan KD 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya melalui langkah-langkah siswa mengidentifikasi 5 sifat-sifat cahaya, siswa melakukan percobaan tentang sifat- sifat cahay, merumuskan kesimpulan dari hasil percobaan, dan kemudian mempresentasikan hasil dari percobaan yang telah dilakukan.

  Hasil belajar adalah total skor yang diperoleh dari skor tes dan skor sikap.

  3.3 Prosedur Penelitian

  Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas atau sering disebut dengan CAR (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi,dkk.,2011:3).

  Penelitian ini menggunakan desain tindakan model Kemmis & Mc Taggart. Model ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya saja komponen acting (tindakan) dengan obserfing (pengamatan) dijadikan sebagai suatu kesatuan karena keduanya merupakan kegiatan yang tak terpisahkan terjadi dalam waktu yang sama. Model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart terdiri dari tiga komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Pengertian siklus dalam hal ini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama, 2010: 20-21).

  Desain penelitian tersebut divisualisasikan dalam bentuk gambar sebagai berikut:

Gambar 3.1 (PTK Model Spiral Stephen Kemmis & Mc Taggart)

  Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berkolaborasi dengan guru kelas 5 dan melakukan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran

  

discovery. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan Model Stephen

  Kemmis dan Mc Taggart sebagai berikut: 1.

   Siklus I

  a) Tahap Perencanaan

  Tahap perencanaan dilakukan dengan berkolaborasi dengan guru kelas 5 serta membuat skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan. Tahap perencanaan terdiri dari:

  1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi dan KD terdahulu dan berikutnya.

  2) Menyusun lembar observasi untuk masing-masing kelompok

  3) Menyusun alat evaluasi tertulis sesuai dengan materi dan KD b) Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tahap aksi/tindakan, dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran melalui model pembelajaran discovery. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok. Tahap aksi/tindakan dilakukan dalam pembelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran.

  Tahap aksi/tindakan terdiri dari: 1. Pendahuluan a.

  Guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar, motivasi, dan memberikan penjelasan ringkas.

  b.

  Guru mengajukan permasalahan atau pertanyaan yang terkait dengan materi yang dikaji.

  c.

  Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok.

  2. Kegiatan Inti a.

  Guru membagi lembar pengamatan/ observasi kepada masing- masing kelompok.

  b.

  Kelompok merumuskan hipotesis dan merancang percobaan atau mempelajari tahapan percobaan yang dipaparkan oleh guru, LKS atau buku.

  c.

  Guru membimbing dalam perumusan hipotesis dan merencanakan percobaan.

  d.

  Guru memfasilitasi kelompok dalam melaksanakan percobaan/ investigasi.

  e.

  Kelompok melakukan percobaan atau pengamatan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis.

  3. Penutup a.

  Kelompok mengorganisasikan dan menganalisis data serta membuat laporan hasil percobaan atau pengamatan.

  b.

  Masing-masing kelompok memaparkan hasil investigasi (percobaan atau pengamatan) dan mengemukakan konsep yang ditemukan. c.

  Guru membimbing peserta didik dalam mengonstruksi konsep berdasarkan hasil investigasi.

  d.

  Bersama dengan guru, siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari.

  e.

  Guru menutup pembelajaran dengan berdoa. Tahap observasi dilakukan secara bersamaan dengan tahap aksi/tindakan, khususnya dalam merumuskan hipotesis dan merancang percobaan dengan model pembelajaran discovery. Tahap observasi difokuskan pada saat siswa melakukan diskusi kelompok dan pada saat kelompok melakukan percobaan atau pengamatan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis.

  c) Tahap Refleksi Tahap refleksi guru mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil dari tahap refleksi digunakan sebagai dasar perbaikan tindakan pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

  Hasil refleksi pada siklus pertama sangat menentukan perencanaan tindakan pada siklus ke dua. Apabila sudah terjadi peningkatan sesuai dengan ketercapaian indikator keberhasilan, siklus ke dua hanya sebagai pemantapan pada siklus pertama. Namun, jika peningkatan belum sesuai dengan indikator keberhasilan, maka siklus ke dua tahap kerjanya seperti siklus pertama. Siklus ini juga dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama. Siklus ini berakhir apabila pada tahap kedua kriteria yang di munculkan sudah terpenuhi, namun apabila pada siklus ke dua kriteria yang di ajukan belum terpenuhi maka siklus di lanjutkan pada siklus ke tiga.

  a) Tahap Perencanaan

  Tahap perencanaan pada siklus II ini sama dengan siklus I yaitu berkolaborasi dengan guru kelas 5 membuat skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan. Tahap perencanaan terdiri dari: 1)

  Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan

  2) Menyusun lembar observasi untuk masing-masing kelompok

  b.

  Penutup a.

  Kelompok melakukan percobaan atau pengamatan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis 3)

  e.

  Guru memfasilitasi kelompok dalam melaksanakan percobaan/ investigasi.

  d.

  Guru membimbing dalam perumusan hipotesis dan merencanakan percobaan.

  c.

  Kelompok merumuskan hipotesis dan merancang percobaan atau mempelajari tahapan percobaan yang dipaparkan oleh guru, LKS atau buku.

  Guru membagi lembar pengamatan/ observasi kepada masing-masing kelompok.

  3) Menyusun alat evaluasi tertulis sesuai dengan materi dan KD terdahulu dan berikutnya.

  Kegiatan Inti a.

  Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok. 2)

  c.

  Guru mengajukan permasalahan atau pertanyaan yang terkait dengan materi yang dikaji.

  b.

  Guru memaparkan materi yang akan dikaji, menyampaikan tujuan belajar, memberikan motivasi, dan memberikan penjelasan ringkas.

  Pendahuluan a.

  Tahap aksi/tindakan terdiri dari: 1)

  b) Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tahap tindakan, dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran melalui model pembelajaran discovery. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok. Tahap aksi/tindakan dilakukan dalam pembelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran.

  Kelompok mengorganisasikan dan menganalisis data serta membuat laporan hasil percobaan atau pengamatan. b.

  Masing-masing kelompok memaparkan hasil investigasi (percobaan atau pengamatan) dan mengemukakan konsep yang ditemukan.

  c.

  Guru membimbing peserta didik dalam mengonstruksi konsep berdasarkan hasil investigasi.

  d.

  Bersama dengan guru, siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari.

  e.

  Guru menutup pembelajaran dengan berdoa Tahap observasi dilakukan secara bersamaan dengan tahap aksi/tindakan, khususnya dalam merumuskan hipotesis dan merancang percobaan dengan model pembelajaran discovery. Tahap observasi difokuskan pada saat siswa melakukan diskusi kelompok dan pada saat kelompok melakukan percobaan atau pengamatan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis.

  c) Tahap Refleksi Tahap refleksi guru mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil dari tahap refleksi digunakan sebagai dasar perbaikan tindakan.

3.4. Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

  Dalam penelitian ini, pengumpulan data menggunakan beberapa teknik yaitu teknik tes dan non tes. Teknik tes yang digunakan dalam penenlitian ini adalah tes formatif yang disajikan dalam bentuk pilihan ganda, sedangkan teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Plumbon

  01 Suruh khususnya dengan materi Cahaya dan Sifat-Sifatnya. Pengumpulan data dengan teknik observasi juga dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan aktivitas guru dan siswa selama tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery. Teknik tes dilakukan dengan memberikan soal evaluasi berbentuk pilihan ganda disetiap siklusnya, observasi dilakukan selama a.

  Tes Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes formatif yang disajikan dalam bentuk pilihan ganda. Teknik tes digunakan untuk mengukur kognitif siswa melalui tes.

  b.

  Observasi Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sikap siswa.

  Melalui pengamatan tersebut observer mampu mengetahui bagaimana sikap siswa dalam pembelajaran.

3.4.1 Instrumen Pengumpulan Data a. Butir Soal Tes

  Butir soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda dengan materi Cahaya dan Sifat-Sifatnya. Tes pilihan ganda diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan. Soal tes tersebut dibuat dengan memperhatikan tabel pada kisi-kisi soal tes yang telah dibuat. Pengukuran butir soal IPA siklus I dan siklus

  II adalah di halaman berikut:

Tabel 3.1 Pengukuran Butir Soal IPA Siklus I

  

Standar Kompetensi Indikator No. Soal

Kompetensi Dasar

  3, 7, 8, 12, Menerapkan

  6.1

  6.1.4 Mengidentifikasi 14, 15, 16, sifat-sifat cahaya Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya 17, 18, 22, melalui kegiatan sifat-sifat cahaya dalam kehidupan 23 membuat suatu sehari-hari (dapat karya/model merambat lurus, dapat menembus benda bening, dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dan dapat diuraikan).

  6.1.5 1, 2, 5, 9, Menjelaskan sifat-

  11, 13, 20, sifat cahaya 24, 25, 28,

  (dapat merambat 29, 30 lurus, dapat menembus benda bening, dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dan dapat diuraikan)

  6.1.6 4, 6, 10, Membuktikan

  19, 21, 26, hasil percobaan 27 mengenai sifat- sifat cahaya.

  Jumlah

  30

Tabel 3.2 Pengukuran Butir Soal IPA Siklus II

  Standar Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Kompetensi

  Menerapkan

  6.1 6.2.1 3, 6, 7, 8, Menyebutkan sifat-sifat Mendeskripsikan berbagai macam alat 10, 15, 19, cahaya melalui sifat-sifat cahaya yang pembuatannya 22, 23, 24, kegiatan memanfaatkan sifat- 26, 27, 28 membuat suatu sifat cah6aya. karya/model

  6.2.2 1, 4, 5, 9, Menyebutkan kegunaan dari 13, 16,18, masing-masing alat 21, 30 yang pembuatannya memanfaatkan sifat- sifat cahaya.

  6.2.3 2, 25, 11 Membuat periskop sederhana dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar.

  6.2.4 lup 12, 14, 17, Membuat sederhana dengan 20, 23, 29 memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar.

  Jumlah

  30 Setiap jawaban bentuk tes pilihan ganda, jawaban yang benar diberi skor

  satu atau bergantung pada keinginan guru, namun pada umumnya diberi skor satu (Sudjana, 2011:54). PTK yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 setiap item soal pada tes evaluasi hasil belajar IPA melalui model pembelajaran

  

discovery diberi skor 1 dan perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar mata

  pelajaran IPA berpedoman pada perhitungan rumus sebagai berikut:

  × 100 =

  Keterangan: x = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA ∑ S = jumlah skor ∑ SM = jumlah skor maksimum b.

   Lembar Observasi atau Pengamatan

  Lembar observasi yang dibuat digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa saat tindakan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi indikator penilaian sehingga dapat mengukur aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran discovery. Pelaksanaan observasi bertujuan untuk memperoleh skor aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran

  IPA melalui model pembelajaran discovery, perolehan skor dapat dijadikan acuan oleh guru dalam mengukur apakah tindakan pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana yang telah disusun.

  Lembar observasi diisi oleh observer dengan memberi tanda ( √) pada setiap indikator penilaian aktivitas guru dan siswa. Jawaban dibuat dalam bentuk skala

  (skala likert) yaitu skor 4-1, selanjutnya data hasil perolehan skor observasi guru dan siswa yang berupa angka ditarsirkan dalam pengertian kualitatif, skor 4 apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan sangat baik, skor 3 apabila pernyataan pada masing- masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan baik, skor 2 apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan cukup, dan skor 1 apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan kurang. Skala likert biasa digunakan untuk memberikan penilaian terhadap sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:134).Berikut adalah tabel aktivitas guru dan aktivitas siswa di halaman berikut.

Tabel 3.3 Instrumen Aktivitas Guru

  NO KEGIATAN / KONDISI

  1

  2

  3

  4 KEGIATAN PEMBELAJARAN

  I. Pendahuluan 1.

  Guru memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran

2. Guru membimbing siswa berdoa 3.

  Guru melakukan kegiatan presensi 4. Guru memeriksa kesiapan siswa untuk belajar

  Guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar

  6. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan tanya jawab atau mengulang materi sebelumnya 7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 8. Guru menuliskan topik pembelajaran yang akan disampaikan

  9. Guru menggali konsepsi awal siswa dengan memberikan permasalahan

  10. Guru memberikan kesempatan siswa untuk memikirkan jawaban atas permasalahan yang diberikan 11. Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

  12. Guru menunjukkan respon terbuka terhadap respon siswa

  13. Guru mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan

  14. Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Guru menggunakan model pembelajaran discovery : 15.

  Membagi siswa menjadi beberapa kelompok 16. Menyampaikan suatu permasalahan yang menimbulkan kepenasaran siswa tentang percobaan yang akan dilakukan 17. Membimbing kelompok dalam membuat

  Kegiatan Pokok 5.

  18. Membimbing kelompok dalam mengumpulkan data dengan melakukan percobaan

  29. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan

  35. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup

  34. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya

  33. Guru melakukan refleksi pembelajaran yang melibatkan siswa

  32. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan pembelajaran

  Guru memberikan motivasi kepada kelompok yang nilainya kurang

  II. Penutup 31.

  30. Guru meluruskan miskonsepsi dan kesalahpahaman yang terjadi dan memberi penguatan terhadap jawaban siswa

  28. Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam proses pembelajaran

  19. Membimbing kelompok dalam perumusan kesimpulan

  27. Guru menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar

  26. Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar

  25. Guru memberikan tambahan poin untuk siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar

  24. Guru memberikan tambahan poin untuk siswa yang berani menyampaikan pendapatnya

  23. Merespon pertanyaan atau jawaban yang disampaikan oleh siswa

  22. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran

  21. Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya

  20. Memberikan kesempatan pada masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil percobaanya.

  Skor yang diperoleh Keterangan : 1 : Jika pernyataan yang dilakukan guru, kurang 2 : Jika pernyataan yang dilakukan guru, cukup 3 : Jika pernyataan yang dilakukan guru, baik 4 : Jika pernyataan yang dilakukan guru, sangat baik

Tabel 3.4 Kriteria Skor Aktivitas Guru No Rentang Kriteria

  1 35 - 55 Sangat Kurang

  2 56 – 76 Kurang 3 77 - 97 Cukup Baik 4 98 - 118 Baik 5 119 - 140 Sangat baik

  Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan model Discovery dalam pembelajaran dinilai dengan rumus dibawah ini:

  ℎ

  Nilai = %

  1

Tabel 3.5 Instrumen Aktivitas Siswa

NO ASPEK YANG DIAMATI

  1

  2

  3

  4 I. Kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran) 1.

  Siswa mempersiapkan perlengkapan pembelajaran (buku catatan, buku pelajaran, dll)

  2. Siswa menjawab apersepsi yang diberikan oleh guru 3.

  Siswa memperhatikan motivasi yang disampaikan guru 4. Siswa memperhatikan dengan seksama ketika guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan

  II. Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 5.

  Siswa mengeksplorasi buku bacaan 6. Siswa memperhatikan penyajian masalah yang diberikan oleh guru

  7. Siswa menggunakan waktu untuk memberikan jawaban mengenai permasalahan yang disajikan

  8. Siswa aktif bertanya ketika proses pembelajaran 9.

  Siswa aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru ketika proses pembelajaran

  10. Siswa saling berinteraksi positif dalam pembelajaran 11.

  Siswa antusias terhadap penghargaan yang diberikan guru 12. Siswa memanfaatkan media yang diberikan oleh guru

  III. Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan model

  pembelajaran discovery 13.

  Siswa membentuk kelompok sesuai dengan petunjuk guru 14. Siswa mencari jalan keluar untuk memecahkan masalah 15. Siswa aktif berdiskusi didalam kelompok 16. Siswa membuat jawaban sementara (hipotesis) 17. Siswa mengumpulkan data dengan melakukan percobaan 18. Siswa melakukan perumusan kesimpulan 19. Siswa mengkomunikasikan hasil percobaanya

NO ASPEK YANG DIAMATI

  1

  2

  3

  4 IV. Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi 20.

  Siswa aktif bertanya pada kelompok yang sedang presentasi 21. Siswa aktif dalam memberikan pendapat pada kelompok 22. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi yang telah disampaikan

23. Siswa membuat simpulan dari materi yang dipelajari 24.

  Siswa memberikan salam penutup

  Skor yang diperoleh

  V. Penutup 25.

Tabel 3.6 Kriteria Skor Aktivitas siswa No Rentang Kriteria

  1 25 - 39 Sangat Kurang 2 40 - 54 Kurang 3 55 - 69 Cukup Baik 4 70 - 84 Baik 5 85 - 100 Sangat baik

  Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran discovery dalam pembelajaran dinilai dengan rumus dibawah ini:

  Nilai =

  ℎ

  1

  %

  Siswa bersama dengan guru merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan

  Keterangan : 1 : Jika pernyataan yang dilakukan siswa, kurang baik 2 : Jika pernyataan yang dilakukan siswa, sedang 3 : Jika pernyataan yang dilakukan siswa, baik 4 : Jika pernyataan yang dilakukan siswa, sangat baik

3.5 Uji Instrumen Penelitian dan Analisis Butir Soal Uji validitas

  Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan atau kevalidan sebuah instrumen penelitian, dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2010:348). Menghitung uji validitas terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan seperti ketika memasukkan data atau file yang akan diuji. Korelasi dan signifikasi harus satu sisiagar semua data valid.

  Menurut Sugiyono (2013:127) mengatakan bahwa “analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total”. Bila korelasi tiap faktor itu positif dan besarnya diatas 0,3 ke atas maka faktor itu memiliki validitas konstruksi yang baik. Bila korelasi dibawah 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.

  Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Tunjungan. Butir soal terdiri dari 30 butir dan berbentuk soal pilihan ganda. Hasil uji validitas siklus I dengan bantuan SPSS 22.0 disajikan melalui tabel 3.7 di halaman berikut.

Tabel 3.7 Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus I No Urut No Butir Soal

  25 25 .398 Valid

  19 19 .836 Valid

  20 20 .390 Valid

  21 21 .705 Valid

  22 22 .055 Tidak Valid

  23 23 .501 Valid

  24 24 .000 Tidak Valid

  26 26 .446 Valid

  17 17 .740 Valid

  27 27 .389 Valid

  28 28 -.213 Tidak Valid

  29 29 .196 Tidak Valid

  30 30 .337 Valid Sumber: olah SPSS

  Berdasarkan tabel 3.7 nampak bahwa butir soal 1, 8, 9, 22, 24, 28, dan 29

  

corrected item total correlation di bawah 0,30, artinya butir soal tidak valid, maka

  18 18 .690 Valid

  16 16 .661 Valid

  

Corrected Item-

Total Correlation

  6 6 .613 Valid

  Kriteria

  1 1 .231 Tidak Valid

  2 2 .542 Valid

  3 3 .315 Valid

  4 4 .694 Valid

  5 5 .464 Valid

  7 7 .438 Valid

  15 15 .482 Valid

  8 8 .220 Tidak Valid

  9 9 .194 Tidak Valid

  10 10 .537 Valid

  11 11 .524 Valid

  12 12 .563 Valid

  13 13 .524 Valid

  14 14 .417 Valid

  7 butir soal nomor 1, 8, 9, 22, 24, 28, dan 29 dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian.

  Distribusi hasil uji validitas butir soal pada siklus 2, secara rinci dapat disajikan melalui tabel 3.8 di halaman berikut.

  15 15 .407 Valid

  29 29 .260 Tidak Valid

  28 28 -.190 Tidak Valid

  27 27 .312 Valid

  26 26 .453 Valid

  25 25 .300 Valid

  24 24 .215 Tidak Valid

  23 23 .508 Valid

  22 22 .004 Tidak Valid

  21 21 .725 Valid

  20 20 .454 Valid

  19 19 .836 Valid

  18 18 .620 Valid

  17 17 .753 Valid

  16 16 .668 Valid

  14 14 .442 Valid

Tabel 3.8 Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus II No Urut No Butir Soal

  5 5 .370 Valid

  

Corrected Item-

Total Correlation

  Kriteria

  1 1 .382 Valid

  2 2 .472 Valid

  3 3 .245 Tidak Valid

  4 4 .473 Valid

  6 6 .524 Valid

  13 13 .461 Valid

  7 7 .368 Valid

  8 8 .157 Tidak Valid

  9 9 .143 Tidak Valid

  10 10 .706 Valid

  11 11 .435 Valid

  12 12 .481 Valid

  30 30 .417 Valid Sumber: olah SPSS Berdasarkan tabel 3.8 nampak bahwa dari 30 butir soal berbentuk pilihan ganda, setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 22.0 diperoleh hasil butir soal yang tidak valid sebanyak 7 soal, yaitu soal pada nomor 3, 8, 9, 22, 24, 28, dan 29. Karena koefissien corrected item to total correlation pada nomor- nomor tersebut ≤ 0,30. Butir soal yang tidak valid ini tidak digunakan dalam penelitian.

  Reabilitas Instrumen

  Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui keajegan instrumen dari variabel yang hendak diukur. Dengan kata lain, apabila instrumen tersebut digunakan beberapa kali di dalam mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012:173).

Tabel 3.9 Kriteria Reliabilitas Instrumen

  Rentang Kriteria 0,80 – 1,00 Sangat reliable < 0,80 Reliabel

  • – 0,60 < 0,60 Cukup reliable
  • – 0,40 < 0,40 – 0,20 Agak reliable < 0,20 Kurang reliable

  Sumber: sugiyono (2012:173)

  Hasil uji reliabilitas yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri Tunjungan 01 dengan analisis SPSS versi 22.0 for Windows adalah sebagai berikut: Hasil uji reliabilitas item soal siklus I menunjukkan bahwa soal dapat dinyatakan sangat reliable. Hasil pengujian reliabilitas untuk instrumen tes siklus

  1 dan siklus 2 secara rinci disajikan melalui tabel 3.10 berikut:

  

Tabel 3.10

  Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Siklus 1 dan Siklus 2

  Jumlah Interpretasi

Cronbach’s

  Siklus Butir Soal Alpha

  1 30 ,879 Sangat reliabilitas Berdasarkan tabel 3.10 nampak bahwa besarnya

  Cronbach’s Alpha butir

  soal untuk siklus 1 sebesar 0,879; dan pada siklus 2 sebesar 0,899. Besarnya

  

Cronbach’s Alpha yang diperoleh, berada diantara indeks 0,80-1,00, maka butir

  soal yang di uji cobakan termasuk sangat reliabel. Dengan demikian, instrumen butir soal untuk siklus 1 dan siklus 2, dapat digunakan dalam penelitian.

  Tingkat Kesukaran Soal

  Crocker dan Algina (dalam Purwanto, 2013:99), menjelaskan bahwa tingkat kesukaran merupakan proporsi siswa yang menjawab benar. Nilai tingkat kesukaran (TK) suatu item instrumen dapat ditentukan dengan membagi antara jumlah siswa yang berhasil menjawab benar dengan jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti tes.

  Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dirumuskan sebagai berikut: =

  Keterangan: TK = tingkat kesukaran ∑ B = jumlah siswa menjawab benar

  = jumlah siswa peserta tes ∑

  Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai

  1.Nilai 0 (nol) terjadi apabila siswa tidak menjawab dengan benar, sementara nilai 1 (satu) terjadi apabila siswa berhasil menjawab soal dengan benar. Proporsi butir soal dengan kategori sedang sebaiknya lebih banyak daripada butir soal dengan kategori sukar atau mudah, karena apabila butir soal dengan kategori mudah atau sukar jauh lebih banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan siswa. Berikut pembagian kategori tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto (2013: 101) di halaman berikut:

  • – 0,32
  • – 0,66
  • – 1,00

  • – 0,32 Sukar
  • – 0,66 Sedang
  • – 0,32 Sukar
  • – 0,66 Sedang
  • – 1,00 Mudah

  6 Total

  8, 12, 13, 14, 20,24

  9 0,67

  4, 6, 11, 21, 23, 26, 27, 28, 29

  15 0,33

  1, 2, 3, 5, 7, 9, 10, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 25, 30

  Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah 0,00

  Tabel 3.13

Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus II

  Hasil analisis butir soal siklus 2 terdiri dari 30 butir soal, terdapat 15 butir soal tingkat kesukaran soal sukar, 9 butir soal tingkat kesukaran soal sedang, dan 6 butir soal tingkat kesukaran soal mudah. Secara rinci, besarnya tingkat kesukaran butir soal siklus I disajikan melalui tabel 3.13 di halaman berikut :

  30 Sumber: olah data primer

  6 Total

  8, 12, 13, 16, 24, 27

  4 0,67 – 1,00 Mudah

  6, 11, 17, 19

  20 0,33

  1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 14, 15, 18, 20, 21,

22, 23, 25, 26, 28, 29, 30

  Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah 0,00

  Tabel 3.12

Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus I

  Mudah Tingkat kesukaran butir soal siklus I dan II dilakukan dengan analisis butir soal. Hasil analisis butir soal siklus I terdiri dari 30 butir soal, terdapat terdapat 20 butir soal tingkat kesukaran soal sukar, 4 butir soal tingkat kesukaran soal sedang, dan 6 butir soal tingkat kesukaran soal mudah. Secara rinci, besarnya tingkat kesukaran butir soal siklus I disajikan melalui tabel 3.12 berikut :

  Sedang 0,67

  Sukar 0,33

  0,00

  Tabel 3.11

Interprestasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Rentang Kriteria

  30 Sumber: olah data primer

  3.6 Indikator Kinerja

  Indikator keberhasilan yang akan dicapai dalam penelitian ini, apabila hasil belajar IPA siswa dikatakan tuntas dengan KKM ≥ 70, mencapai minimal 75% dari seluruh siswa pada siklus 1, dan pada siklus 2, seluruh siswa (100%) mencapai hasil belajar berdasarkan ketuntasan belajar.

  3.7 Teknik Analisis Data

  Teknik analisis data menggunakan teknik diskriptif komparatif, yaitu teknik analisis data yang dipergunakan untuk membandingkan hasil belajar IPA siklus 1 dan siklus 2.

  Untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa dianalisis dengan cara menghitung ketuntasan belajarnya sebagai berikut: jumlah siswa yang belum tuntas belajar persentase =

  × 100% jumlah siswa

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPA Melalui Pendekatan Pembelajaran Saintifik Siswa Kelas 4 SD Negeri Tegalrejo 04 Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPA Melalui Pendekatan Pembelajaran Saintifik Siswa Kelas 4 SD Negeri Tegalrejo 04 Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 66

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri Koripan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri Koripan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri Koripan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri Koripan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri Koripan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri Koripan 01 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

1 1 74

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery Siswa Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery Siswa Kelas 5 SD Negeri Plumbon 01 Suruh Kabupaten Sem

0 0 19