Ringkasan UAS Atropologi Budaya 2 2012.d

KBDYN SBG KRITIK IDEOLOGI
Philip Smith mengkritik paradigma kbdyn Marxisme-Ortodoks dg mengajukan pandangan baru yg dirumuskan o/
pr eksponen neo-Marxisme. Ada 3 poin yg dibahas:
1. Menjelaskan tesis2 utama Marxisme: kbdyn sbg ideologi (renungan profetis Marx)
2. Beraneka macam sudut pandang pr filsuf neo-Marxisme yg mengembangkan perspektifnya masing 2.
1.1 KBDYN SBG KRITIK IDEOLOGI: Renungan Profetis Marx
Pemikiran Karl Marx ttg kbdyn a/ antikebudayaan.
1. Teori antibudaya a/ hasil renungan Marx thd kehidupan msy yg dibingkai o/ ideologi liberal-kapitalisme.
a. Msy tdk lagi dipandang sbg kehidupan bersama yg berciri sosial, melainkan dilihat semata 2 sbg modal bisnis.
b. Selain itu mns yg bekerja dlm industri 2 kapitalis mjd terasing dr dirinya. Hidupnya hny utk menghasilkan produk 2,
tdk memiliki kes4an utk berinteraksi dg sesama.
2. Menghadapi msy yg dimensi kemnsannya mengalami kemerosotan, Marx berpendapat bhw:
a. Hny melalui revolusi proletar (buruh pabrik) sj kondisi kemerosotan itu dpt dipulihkan ke kondisi normal.
b. Perubahan revolusioner menuju kondisi ideal hny mungkin dijalankan o/ kaum buruh pabrik sj.
c. Tpi utk mencapai tujuan tsb dibutuhkan dialektika antara kaum filsuf & kaum proletar.
- Tugas profetis kaum filsuf: a/ mengembalikan kesadaran kaum proletar yg telah dilenyapkan o/ kaum kapitalis.
- Tugas profetis kaum proletar: a/ membuka diri membangun kembali kesadaran kritis yg sebelumnya lenyap.
- Di sini kekuatan material kaum proletar mendapat sentuhan teoretis dr filsafat & ke2nya dipertemukan utk
mencapai kepentingan bersama.
- Pertemuan dialektis ini akan menimbulkan letusan revolusi proletar yg mengubah struktur2 msy kelas
kapitalisme, shg tercapailah msy tanpa kelas.

1.2. KBDYN SBG KRITIK IDEOLOGI: Renungan Dr Para Eksponen Neo-Marxisme
Para eksponen neo-Marxisme a/ org yg bereaksi thd pemikiran Marx & Marxisme Ortodoks. Mrk mengajarkan
bhw kbdyn bukan berasal dr dlm dirinya sendiri, melainkan krn bias material akibat hub. produksi dlm kegiatan ekonomi
kapitalisme belaka.
Kritik pr eksponen ini justru memiliki tujuan yg sama dg Marxisme. Kesamaannya a/:
1. Kerangka penjelasan yg sama dg Marxian.
2. Menjelaskan ramalan keniscayaan revolusi Marxian yg tdk kunjung tiba.
3. Di dlm tradisi Marxian pun tdpt kekuatan humanistis, spt: pengalaman mns, kesadaran, kebebasan, kesadaran, hak
kolektivitas, keterasingan, kreativitas & kesejahteraan sbjtif.
1. George Lukacs (1885-1971)
- George Lukacs menyoroti tema2 spt fetisisme komoditas & keterasingan, dg merujuk pd Webber, Simmel, Hegel &
Dilthey. Dia menemukan dimensi kemnsan dlm karya Marx-Muda, y/ Economic & Philosophical Manuscript.
- Dlm History and Class Consciousness, Lukacs menguraikan kapitalisme yg menguasai seluruh kehidupan msy shg
tjd pemiskinan hidup yg autentik. Kebebasan diganti o/ aktivitas pertukaran nilai uang yg scr objtif menimbulkan
keterasingan hidup. Inilah yg dsbt komodifikasi.
- Komodifikasi erat kaitannya dg reifikasi, y/ proses merosotnya dimensi mjd mns utuh mjd benda belaka: kehilangan
jati diri sbg agent, kehilangan kreativitas. Reifikasi ini berujung pd fetisisme komoditas, y/ pemberhalaan mns pd
barang2 hasil industri. Pihak proletar-lah yg plg dirugikan dlm kondisi objtif msy demikian.
- Atas situasi ini, Lukacs mengajukan teori kesadaran yg berproses pd “pertemuan dialekstis” antara kaum proletar &
pr filsuf. Kaum Filsuf bertugas utk menghadirkan kembali kesadaran kaum proletar yg telah ditutup o/ objtivitas &

rasionalitas sistem kapitalis.
- Jadi, melalui History and Class Consciousness, Lukacs hendak menekankan metodologi Marxisme yg lebih
ortodoks, y/ metode dialektika Hegelian. Penekanan Lukacs pd obj yg sama memperkuat ajaran MarxismeLeninisme yg melahirkan diktator-proletariat yg bersifat totalirian. Inilah yg ditanggapi o/ intelek berikutnya.
2. Antonio Gramsci (1891-1937)
- Dlm Prison Notebooks, Gramsci mematahkan tesis Marxisme bhw dominasi kekuasaan tdk hny berakar pd
kepentingan ekonomis, tpi pd akar2 kbdyn & politis.
- Dlm sistem kekuasaan fasistis, spt di Italia di bawah rezim fasis Mussolini, akan memakai 2 jalan kekuasaan: ke1,
dg pemaksaan & kekerasan (coercive); ke2, jalan hegemoni, y/ kepatuhan & kesadaran pd elemen msy.
- Keberhasilan rezim fasis ini didukung pula o/ kaum filosof yg menjunjung tinggi kebebasan thd rezim yg berkuasa.
Hal ini menyebabkan sulit terciptanya msy tanpa kelas spt yg dibayangkan pr Marxian.
1

- Gramsci menawarkan blok solidaritas dg menggalang kekuatan intelektual yg mendukung kebebasan. 2 corak
intelektual, y/: intelektual tradisional: tunduk pd kepentingan rezim kekuasaan fasis; & intelektual organik: yg
turun dr ‘menara gadingnya’ & menjalankan tugas profetis bersama msy serta membangkitkan kesadaran msy yg
dimanipulasi o/ hegemoni dg memberi pendidikan kultural & politik dlm bhs keseharian.
- Tujuan blok solidaritas a/ melakukan perang oposisi & merebut posisi 2 vital yg dikuasai kaum rezim.
- Gramsci menekankan pembentukan bdy perlawanan dp menentukan isi kbdyn; beda dg Lukacs yg menekankan
ortodoksi. Tpi sama2 menolak pandangan naif Marxis-Ortodoks yg menunggu revolusi datang dg sendirinya.
3. Mazhab Frankfurt

Ciri khas Mazhab Frankfurt a/ meneropong teori 2 atau gejala apa sj dr perspektif rasio dlm kaitannya dg fenomena
‘rasionalitas–bertujuan’, yg scr konkret berupa kultur birokratis yg rasional, konsumerisme, industri 2 kbdyn, dsb. Ada 3
aspek utama sekolah Frankfurt menurut Smith:
 Dampak teknologi terutama dlm kbdyn pop.
 Dampak kbdyn pop thd populasi massa.
 Pengaruh teori Freud thd seksualitas & pembentukan kepribadian mns.
 Kesadaran mns yg fragmentaris & fatalis mrpk bentuk ketidakmampuan mengungkapkan kebebasan scr utuh & tepat.
a) Walter Benjamin (1892-1940)
- 2 konsep Benyamin thd bdy kapital: konsep aura, y/ bdy reproduksi massal dlm msy industri kapitalisme yg
menghilangkan kekuatan aura seni & kedlman estetis dr apa yg diproduksi; & konsep ‘flâneur’, y/ fenomena mns
pengembara, yg tanpa memiliki jati diri total.
- Simulacrum (:hantu tiruan), y/ kegiatan reproduksi dlm karya seni berupa ‘penggandaan potret asli’. Benyamin
mengkritik model simulacrum ini dg technique, y/ dg tetap memunculkan sifat ‘orisinalitas tradisi’ atau ‘dimotivasi
ulang’ dlm konteks baru.
- Dia jg membedakan kenangan (rememberance) yg datang dr pengalaman ingatan (memory) yg tdk selalu bersifat
sadar. Kenangan membangkitkan pengalaman, tpi kenangan bukanlah pengalaman itu sendiri.
b) Theodor Adorno (1903-1969) & Max Horkheimer (1895-1973)
- Dlm Dialectic of The Enlightenment, ke2nya sepakat bhw proyek pencerahan berakhir dg adanya birokrasi,
rasionalitas pragmatis, teknologi & perang ideologi. Industri bdy hadir dg mementingkan keuntungan besar dp
mengkritisi kebebasan mns. Inilah penyerangan thd ideologi, spt kita temukan dlm radio & film. Hasil akhir sbh

industri kesenian i/ kegembiraan yg semu.
- Dlm sisi epistemologi, pertama2 Adorno tdk ingin jatuh dlm rasionalitas sebelumnya dg mempromosikan kembali
metode skeptik. Adorno menentang ilmu yg bergantung pd logika identitas. Ke2, ia menghantam bangunan struktur
yg didsrkan etos kapitalis dg membedakan ‘esensi’ & ‘penampakan’ semu msy kapitalis modern.
- Peran kesadaran bagi Adorno mengikuti Lacan & Foucault, sedangkan ketdksadaran merujuk pd Negative
Dialectics, y/ ketdksadaran tdk berpengaruh pd filsafat, krn: ke1: pikiran tdk bergantung pd logika identitas, ke2:
filsafat rasanya tdk mampu berhadapan dg materialitas dunia.
- Seni & sistem pasar Adorno: menerapkan avant-grade, menentang homogenisasi pd komersialisasi seni (reifikasi).
c) Jurgen Habermas (1929-…)
- Smith  3 hal penting perkembangan pemikiran Habermas: ke1, wilayah publik. Munculnya msy sipil dlm wilayah
publik mjd indikator keterlibatan seluruh komponen msy. Politik tdk hrs o/ penguasa, tpi bebas dibicarakan di kedai 2
kopi. Ke2, ttg kaitan ilmu pengetahuan & kepentingan2 mnswi.
- 3 kepentingan mnswi: kepentingan teknis (ciri khas ilmu alam) yg meletakkan dimensi mns pd sarana/instrumental
belaka, kepentingan praktis (ciri khas ilmu sosial) utk menemukan pemahaman thd nilai bdy, politik & sosial.
Kepentingan kritis y/ pengetahuan yg bebas dr klaim bebas nilai. Ke3, ttg tindakan komunikatif, yg melihat
perubahan emansipatis (membebaskan) hny mungkin jika menggunakan pendekatan komunikasi melalui media 2 yg
rasional & efektif.
4. Louis Althusser (1918-1990)
- Louis Althusser menawarkan pola strukturalis sbg pemecahan penggunaan tradisi materialisme dialektik yg digagas
Marx. Pemecahan terletak pd sektor ekonomi sbg dsr supernatural yg t.a. struktur legal & politik, yg memiliki

kegunaan utk memberi daya tahan thd kapitalis itu.
- Dlm Ideological State-Apparatus and Subject Position, ia membagi dlm 2 gerak: y/ The Repressive State Apparatus
(RSA) yg fokus pd tindakan represif pola militer, & The Ideological State Apparatus yg berfokus dlm bidang
pendidikan & pembentukan mentalitas rakyat.
- Dlm Reading Capital dia berupaya mengalihkan perhatian dr segi ekonomisme & humanisme - historisme, yg
berpusat pd karya dr Marx; menampilkan totalitas sosial yg scr langsung menampilkan hub 2 ekonomi dlm msy.
2

- Dlm menyiasati hal ini, Althusser memperkenalkan praktik cara produksi, yg o/ Marx tdk mampu memberikan
penjelasan yg lebih lanjut konsep cara berproduksi krn didsrkan pd bhs empirisme.
- Cara bereproduksi mrpk obj unik materialisme historis, yg berbeda dg obj ekonomis, politik klasik & teori sejarah
serta msy dlm Era pencerahan.
- Dia berpendapat bhw cara produksi atau realitas ekonomis yg scr tdk langsung terungkap dlm ideologi atau
kesadaran. Istilahnya “overdeterminasi.”
- Ideologi sbg sbh mekanisme bagi kaum Borjuis, kerangka kerja t4 mns menjalin relasi dg realitas sosial,
membentuk sbj2, pembentukan sbj ini utk mempertahankan relasinya.
1.3 MASA DEPAN NEO-MARXISME BARAT
Smith menyimpulkan, Marxisme tdk lagi menggigit, kehilangan energi kekuasaannya, hny rutinitas studi masa lampau di
kampus2 & tdk mengakomodasi perkembangan dinamis msy. Masa depannya bergantung pd kemampuan utk beradaptasi.
Pandangan pr eksponen mrpk harap akan msy ideal yg didsrkan pd tesis & visi utama Marx ttg model kemnsan.


BDY & INTEGRASI SOSIAL
Talctot Parsons  figur sentral dlm teori sosiologi abad ke-20 krn:

Menjelaskan hub. antara kbdyn, kepribadian & struktur sosial scr sistematis.

Salah 1 pionir penyebar sosiologi kultural Durkheim & Weber.

Org yg memperkenalkan fungsionalisme sbg paradigma intelektual.

Karyanya membantu org utk memahami teori2 kbdyn kontemporer.
Pandangan Parsons ttg Tindakan Sosial
Dlm The Structure of Social Action, Parsons mengkritik model sbj pelaku tindakan yg rasional, dg alasan:

Model behaviorisme dlm psikologi - spt yg dikembangkan B.F. Skiner & Ivan Pavlov - memberi tekanan pd
rangsangan (stimulus) & ganjaran (reward).

Teori pertukaran sosiologis - Homans & Blau (1950 & 1960) - menyatakan bhw mns memaksimalkan
sejumlah hal ttt (spt pengakuan sosial) baru kemudian melakuakan interaksi ketika ada keuntungan.


Teori permainan menyatakan bhw hidup sosial a/ semacam permainan yg tersusun atas strategi, ganjaran &
hukuman. Mns spt pemain yg mencoba menduga2 langkah pemain lawannya.

Model homo oeconomicus (mns ekonomi) o/ pemikir ekonomi klasik. Model ini menjelaskan bhw hidup
sosial mirip dg sbh pasar di mana org menghitung keuntungan & kerugian yg diperoleh.
Ciri pemikiran Tindakan Sosial;
Rasionalisme – Penuh perhitungan – Berpusat pd diri sendiri (selfish) – Indivi2listis
Unsur-unsur tindakan ideal mns:

Tujuan (ends): tujuan tindakan.

Sarana (means): hal yg memampukan pelaku bertindak.

Syarat (Conditions): situasi kondisi & batasan yg melingkupi tindakan.

Norma (norms): pemahaman atas tujuan & sarana yg sesuai & bs diterima.

Upaya (effort): kerja atau upaya yg dikerahkan pelaku utk menyelesaikan tindakan.
Teori Sistem2


Fokus Parsons bergeser dr unit tindakan menuju analisis sistem sosial yg menggunakan logika fungsionalisme.

Parsons & rekannya mengembangkan teori yg merangkum semua unsur & tindakan msy y/, teori umum.

Dlm The Social System (1951) & Toward a General Theory of Action (1951). Parsons melihat persoalan sentral
msy a/ integrasi & alokasi.

Alokasi distribusi upah di antara org2 & distribusi org ke dlm posisi ttt dlm msy.

Integrasi cara mengelola tegangan yg muncul sbg akibat dr alokasi.
3 sistem model msy
1.
Sistem sosial

Terbentuk dr interaksi antar mns.

Memerlukan sistem yg mengurusi sumber 2 ketegangan serta menciptakan stabilitas & keteramalan
(predictability).

Memerlukan sarana peran yg slg mengisi.

2.
Sistem Kepribadian

Tersusun atas sejumlah kebutuhan (hasrat & keinginan).
3

3.








Membantu terjaganya tatanan sosial.
Sistem Bdy
Membantu org utk berkomunikasi & mengoordinasi tindakan-tindakannya.
Memiliki 3 wilayah penerapan:
Ranah simbol2 kognitif (misal hitung2an matematis). Bersifat instrumental.

Simbol2 ekspresif (misal seni & musik). Bersifat kreatif.
Nilai2 (nilai moral yg berurusan dg benar & salah). Bersifat ideal abstrak.

Teori Sistem Bagian Akhir (Model AGIL)
Kata Parson, model AGIL a/ korelasi sistem 2. Msy tersusun dr 4 subsistem yg berbeda dr fungsinya masing 2. Parson
mengembangkan model utk menjelaskan msy. Subsistem yg hrs ada dlm: a) adaptasi utk memenuhi kebutuhan, b)
pencapaian tujuan yg bergumul dg hasil atau produk dr sistem & kepemimpinan, c) integrasi utk menjaga tatanan spt
hukum sbg tatanan sosial, & d) Latent patern maintenance and tension Management sbg sistem utk memproduksi nilai 2
bdy, menjaga solidaritas, serta menyosialisasikan nilai, spt sekolah. Model ini bs digunakan utk beragam level analisis.
Sistem ini terlalu statis & deskriptif, hny kombinasi antara unsur 2 atau kebutuhan material & bdy, multidimensi. Bdy
sbg tujuan akhir hrs dicapai msy guna menjamin kestabilan sistem. Bdy beroperasi sbg sbh sistem kontrol spt otak.
Parson & Kemenangan Modernitas
Msy dilihat sbg “pilihan2” yg diciptakan dg kategori2 yg slg berlawanan.
1. Partikularisme versus Universalisme yg mrpk soal relasi dg org lain (teman, hub. darah, dst atau soal keadilan).
2. Afektivitas (affectivity) versus Netralisasi afeksi (affective neutrality): yg berbicara ttg perasaan (soal emosi) atau
lebih mengedepankan rasional, penuh pertimbangan.
3. Kolektivisme versus Indivi2lisme: milik kelompok atau hak individu.
4. Ketersebaran (diffuseness) versus kekhususan (specipity): berdsrkan logika atau pendekatan kasus (persoalan).
5. Pengakuan (ascription) versus pencapaian (achievement): soal bgmn mns memperoleh potensi? Pengakuan diperoleh
dr kelakuan, pencapaian diperoleh melalui jasa.

Proses peralihan a/ generalisasi nilai (value generalization), tanggapan adaptif atau evolusi sosial. Dlm msy pra-modern;
org cenderung loyal pd kelompok suku/sedarah. Msy modern, berkomitmen pd indivi2lisme yg melembaga. Org dinilai
pd prestasi & jasa. Perkembangan dilihat sbg yg baik krn keadilan, kesetaraan mudah dicapai. Parson melihat bhw
modernitas itu positif. Ada keuntungan yg diperoleh dr penghormatan yg lebih besar thd individu shg demokrasi maju.
Evaluasi Pemikiran Parson
Parson melihat bhw bdy menyumbangkan titik positif yg meliputi:
1. Pengaruh bidang sosiologi & bdy (spt Marx, Weber & Durkheim)
2. Pemikirannya yg sistematis & terintegrasi mjd sbh kerangka umum teori ttg msy.
3. Argumen2nya melawan pandangan ttg modernitas yg sdh mengalami kekeroposan makna. Ia meyakini bhw bdy mrpk
bagian mutlak yg hrs ada dlm sistem sosial & modernitas.
4. Sistemnya bersifat multidimensi utk melawan pendekatan thd bdy yg cenderung reduksionistis & bias. Dia
menjembatani ketegangan antara otonomi bdy.
5. Parson berhasil menyediakan model yg kokoh utk melihat kaitan antara sbj pelaku tindakan dg bdy.
Tpi ada titik kelemahan pemahaman Parson ttg bdy & peran bdy dlm hidup sosial:
1. Pola2 nilai bersama mrpk asumsi bukan kenyataan lapangan, Tdk bs menjelaskan dinamika msy.
2. Model bdy Parson sgt abstrak & kurang berisi. Nilai2, norma yg diajukan tampak usang & umum.
3. Teori sistem Parson menyangkal adanya kreativitas mns & kebebasan sbj pelaku.
4. Pandangannya ttg modernitas bermasalah, persoalannya lebih empiris. Dia gagal menjelaskan nilai 2 universal shg bs
berimplikasi pd munculnya sistem dominasi, kontrol, & tdk menoleransi perbedaan.

KBDYN SBG PERILAKU
Peran Sentral Menurut Perspektif Mikrososial
Sbj Pelaku Versus Sistem
James Jasper, seorg sosiolog, menerangkan peran sosial individu & institusi dlm ranah makro sbb., “Tantangan skrg ialah
mencari apa yg kita perlu ketahui tentang individu2 untuk menjelaskan ranah makro lebih lanjut. Salah satu pendekatannya
i/ melihat individu2 sbg paralel budaya, sbg sistem penampung makna yg slg terhubung, kebiasaan berpikir, perasaan &
tindakan, & tata kesetiaan normatif.
Individu punya daya2 ekspresi berskala mikro yg diwujudkan dlm susunan unsur 2 pembentuk persepsi & sistem
makna, spt kebiasaan berpikir, perasaan (aspek emotif), tindakan, & sistem pembentuk nilai yg direfleksikan dr budinya.
4

Mns berdsrkan common sense dibimbing motif pragmatis. Dunia dilihat sejauh memenuhi kebutuhan sehari 2. Inti individu
dlm tindakan simbolik a/ perannya sbg org per org atau sbj bebas dg segenap motif & instrumen pembentuk maknanya.
Bbrp pegangan utk mengerti perspektif mikro:
1) Relasi face to face atau perjumpaan dlm kehidupan sosial keseharian,
2) Pelaku yg kreatif, intelek, & berwawasan luas,
3) Keteraturan sosial = buah kemampuan pelaku yg mengelola tiap perjumpaan shg dpt diprediksi, berhasil, & dipahami,
4) Utk memahami cara kerja msy, dibutuhkan metodologi 2 yg bs menangkap definisi ttg situasi.
Perspektif mikro dibangun atas dsr 2 titik tolak y/:
1) Positif  afirmasi thd peran sentral (persepsi) pelaku dp rangkaian sistem yg diinternalisasikan & mempengaruhi
pola pikir pelaku, termasuk rangkaian pengaruh 2 warisan (leluhur). “Tata semesta tak lagi sekadar implisit, rutin &
beragam. Tata ini terbuka & tampil dlm & melalui individu. Bentuknya, pembedaan substansi dlm kepenuhan pribadi.
2) Negatif  teori anti-Parsonian. Parson  model analisis fungsionalisme yg mengedepankan keteraturan sosial sbg
pencapaian sistem baku dp peran sentral pelaku. Mikro memandang keteraturan sosial tjd dr interaksi 2 konkret yg
melibatkan pemberdayaan pelaku utk mencapai respons, kreativitas & sbj pelaku yg bertgg jwb. Teori ini ambivalen,
memiliki 2 makna dlm menjelaskan kbdyn, y/ arti & tindakan. Menurut Herbert Blumer, mns berelasi dg sesamanya
maupun dg benda2 utk membagi makna. Dkl, tindakan dipahami lebih pd bgmn org menciptakan & mempergunakan
makna2 dp bgmn petunjuk, norma, & nilai2 kultural menyediakan penjelasan2 (atas makna tindakan) tsb.
Pewujudan Diri dlm Hidup Sehari-hari
Interaksi simbolik Erving Goffman didsrkan pd prinsip metafor dramaturgis. Hidup a/ sbh pentas drama sbg upaya
mengontrol kesan yg timbul atas diri org lain & bgmn mengontrol perilaku yg tepat bagi dirinya di atas panggung hidup
ini. Sbj pelaku tindakan yg bagi Parson lebih bersifat responsif atas “peran yg terbatin dlm dirinya” (inhabiting an
internalized role), bagi Goffman “bertindak aktif” (performing a role), atau ada sbh role distance. Bahaya tindakan sosial
yg menekankan metafor dramaturgis ini a/ org memakai topeng utk mengontrol org lain. Seolah 2 org berada di luar bdy &
memanipulasinya (bertopeng atau palsu) & bukan membatinkan bdy serta mjdkannya kekuatan dr dlm utk bertindak.
Asylum
Situasi interaksi yg lebih rumit antara sbj pelaku & sistem ditekankan Goffman dlm Asylum (1968 [1961]). Sbj
pelaku diubah total o/ institusi yg beku mjd mesin konformis yg bekerja rutin atas dsr imbalan (reward) & hukuman
(punishment). Tpi, berlangsungnya tindakan simbolik sembunyi 2 atas nama kebebasan & keutamaan mnswi melawan
rezim asylum tsb. Mns memaknai situasi & mengambil tindakan yg sesuai.
Kritik ke1 thd sistem a/ demi lahirnya roh kemnsan yg lebih mendlm alias mns mjd sbj atas kehidupannya. Hal ini
selalu mjd tujuan meskipun dlm situasi politis rezim yg lalim, entah dg pemaksaan lewat konstitusi atau non-konstitusi.
Menurut Goffman, setiap mns sbg sbj senantiasa dpt menaklukkan sistem yg dibuat utk memagari tindakannya. Misalnya,
di lingkungan penjara ada t42 khusus yg diciptakan o/ narapidana demi menjaga “kenyamanan” & “keamanan” dirinya, yg
“seolah2” tak tersentuh pengawasan “sipir” atau bs ditaklukkan napi lain. Kenyataannya, jual beli ganja & narkoba sgt
marak tjd di dlm penjara, meskipun seluruh aturan penjara disusun anti-kriminalitas.
Implikasi atas peran sentral sbj pelaku
Goffman memberi unsur2 positif:
1) Perhatian khusus pd cara mns memanfaatkan bdy a/ dg membaca situasi & berinteraksi. Pemanfaatan sumber bdy
dilakukan demi mencapai definisi umum ttg situasi & perilaku yg tepat sbg tanggapan atas situasi tsb.
2) Fokus pd relasi antara tindakan, makna (situasi), & pelaku. Dlm bbrp bentuk, prediksi hub. antara aksi, arti, & diri ini
memberi perhatian ttg “identitas” dlm kegiatan pembelajaran bdy akhir 2 ini.
3) Peran semiotika penting dlm interaksi (verbal) krn masing 2 pelaku mengartikan situasi berbeda 2. Goffman berkata,
“Kita hidup dlm dunia di mana arti2 selalu berubah.” Hal ini akan mjd model dsriah dr bdy dlm kehidupan sosial.
4) Fokus pd aspek ritual dlm institusi & perjumpaan face to face. Hal ini memberikan tanda yg sgt penting utk kegiatan
elaborasi dlm tradisi Durkheimian.
Sisi negatifnya:
1) Perspektif cenderung segregatif, y/ ditinjau dr sudut laki 2 kulit putih kelas menengah,
2) Kurangnya referensi data sistematik,
3) Pendekatan makro tampak tdk dikuasai. Goffman tampak kesulitan menjelaskan sejarah kebencian, analisis tahap
sistem kbdyn & msy, eksplorasi bdy sbg sistem komoditi, serta
4) Aspek kekuasaan (politik) dlm interaksi harian diabaikan padahal pengertian situasi jg tergantung pd struktur
eksternal dr kekuasaan yg sering bersifat tdk bs dinegosiasikan (non-negotiable). Kelemahan terakhir akan mjd jelas
dlm sistem labelling berikut ini.
5

LABELLING THEORY
Labelling mengandung ide ttg arti diri seorg individu dlm kancah “panggung sandiwara” atau dlm kehidupan
sosial. Labelling pd akhirnya sering diartikan sbg cap sosial atas seorg individu shg tjd semacam kontrol sosial atas diri
seorg individu. Ada 2 sbj pelaku penting dlm pemberian label kpd seseorg y/ kekuasaan & interes atau kepentingan. Hal
ini sgt lain dibandingkan Goffman yg semata 2 melihat pr pelaku menyusun sbh definisi atas situasi yg disepakati scr
mutual lewat “pengharapan timbal balik yg slg menguntungkan” (mutual expectations), tanpa melibatkan unsur kekuasaan
(power). Teori ttg labelling ini mjd sgt penting sbg titik temu antara interaksi simbolis & bbrp tren atau cara pandang dlm
pembelajaran ttg bdy. Dlm benturan antara ekspresi “kekuatan 2 kecil” (micro forces) dg “kekuasaan eksternal” (external
power) dr sbh sistem kegiatan yg dpt dianalisis, Goffman tampak terlalu menyederhanakan persoalan pembentukan makna
atas situasi.
FENOMENOLOGI
Fenomenologi a/ filsafat yg memfokuskan diri & mengeksplorasi pengalaman akan kesadaran mns. Menurut Husserl,
fenomenologi sering dsbt metode pemberian tanda kurung. Fenomenologi mengandung ide membuka persepsi yg murni
lepas dr common sense atau akal sehat. Elemen dlm persepsi Husserl meliputi kesadaran kedirian, gambaran mental
(kesan) sesuatu, & penyusun (kesan) dr gambaran tsb.
Dlm melihat segala sesuatu, mns menggunakan sejumlah elemen yg ada dlm dirinya utk dpt memberikan kpd obj
ttt apa yg diterimanya. Tpi, menurut Husserl, sebelum mengetahui sesuatu di luar dirinya, mns hrs terlebih dahulu
mempunyai sense of being a self atau akal/rasa ttg diri shg kita sadar akan apa yg kita persepsikan.
Ada jembatan antara tradisi fenomenologi dg arus utama dr sosiologi y/ karya dr Alfred Schütz. Schütz
memberikan arti penting utk mengetahui apa yg ia sebut sbg Lebenswelt atau dunia kehidupan mns pd umumnya. Ada 3
kata kunci dr Schütz yg merangkum gagasannya, y/ taken-for-granted world, common-sense knowledge, &
typification atau klasifikasi obj dlm kategori umum. Interaksi sosial hrs diterima dlm lingkup situasi yg sdh ada (takenforgranted world) dg memaksimalkan pengetahuan akal sehat (common sense knowledge) dp pengetahuan rumit versi
Husserl yg memisahkan pengetahuan akal sehat dg pengalaman (persepsi murni). Menurut Schütz, interaksi tjd krn
berdsrkan pandangan dunia yg sama. Pengetahuan akal sehat & pengalaman dunia fenomena dg cara yg sama dsbt sbg
“perspektif timbal balik” (reciprocal of perspectives).
Yg ditekankan Schütz a/ penyelidikan thd suatu sistem bdy hrs mulai dg penyelidikan dunia common sense
sekelompok org, krn di situ terlihat tanggapan & pengertian mrk sehari 2 ttg dunia hidupnya, y/ tanggapan yg langsung
mempengaruhi tingkah laku mrk sebelum mrk tersentuh o/ agama, ideologi, atau ilmu pengetahuan.”
ETNOMETODOLOGI
Tindakan (praktis) & sbj pelaku2 sosialisasi berperan sentral dlm pembangunan keteraturan sosial, terlepas dr
bentukan sistem. Norma & nilai tdk sehrsnya merelegasi peran sbj pelaku sekadar mjd judgemental dope (si dungu yg
dihakimi), tpi justru yg menciptakan setting supaya org lain memahami konteks dirinya & ia mampu memahami org lain
itu dg sama baiknya. Dunia ini a/ sekumpulan perilaku yg dipahami dlm penalaran akal sehat. Etnometodologi bagi
Garfinkel berfungsi utk mempelajari bgmn perilaku aktual disusun melalui rangkaian metode—yg dpt menganalisis
tindakan praktis, situasi praktis, serta pengetahuan akal sehat ttg struktur sosial & pikiran sosiologi praktis, sekaligus dpt
menyusun unsur2 formal demi kepenuhan setting bagi tindakan berdsr pd common sense si sbj pelaku. O/ krnnya, takenfor-granted world (any given situation) bagi Garfinkel a/ latar bagi tindakan praktis berdsrkan common sense.
Poin penting Garfinkel:
1) Accounts/ accountability/accounting, y/ peran mns dlm memaknai situasi & menjelaskan tindakan (bertgg jwb) dp
berdsr pertimbangan nilai/norma yg dibatinkan,
2) The etc. clause, pelaku sosialisasi mampu menyesuaikan diri dg berbagai konteks bentukan dg menggunakan common
sense-nya dp krn pengaruh aturan/hukum,
3) The documentary methods, dsr tindakan i/ penggabungan perca 2 informasi menyangkut situasi yg ada,
4) Indexicallity, penyusunan indeks penjelas atas makna mengingat makna terkait dg konteks spesifik,
5) Ad hocing, pelaku biasa menerapkan sbh pengetahuan pd konteks yg berbeda 2.
Harvey Sacks menekankan peran bhs dlm komunikasi harian yg cenderung partikular dlm konteks & melibatkan
perspektif yg koheren. Keteraturan sosial melalui percakapan memakai organisasi yg bertahap. Peran common sense
dibantu o/ perangkat kategorisasi yg berisikan seperangkat pengetahuan ttg dugaan atas perilaku sosial, motivasi,
keutamaan moral, dll. Membership Categorization Device berperan dlm mendefinisikan situasi (apa yg sesungguhnya tjd)
sesuai dg prinsip common sense.
ETNOMETODOLOGI MERAGUKAN PENGETAHUAN SAINS
Sains tdk melebihi hasil dr proses akal sehat dlm kehidupan sosial. Pencapaian pengetahuan sains semata mrpk
kepenuhan komunitas sains yg mendedah rangkaian ide ttg kebenaran & jawabannya lewat penelitian. Conversation
analysis dlm interaksi memperkaya pelaku utk mengorganisasi perilaku mrk & memberi informasi bagi tindak
intersbjtivitas ataupun ekses dr tindakan tsb.
6

PENUTUP
3 karakter utama teori-teori kbdyn:
1) Agency (sbj pelaku) direlasikan dg makna” (meaning). Fokus pd mns sbg pencipta & manipulator aktif makna yg
mampu menjawab tdk hny ide-ide Parsonian, tpi jg ideologi Marxis, & yg lainnya.
2) Munculnya pemahaman yg kurang seimbang atas bdy. Dibandingkan dg paradigma lain, spt hermeneutika semiotik,
interaksi simbolik lebih kuat dlm interaksi tpi kurang dr segi simbolik. Hal yg sama jg berlaku utk etnometodologi.
3) Persoalan utama dlm teori kbdyn a/ bgmn menghubungkan level mikro dg yg makro, sementara pendekatan kbdyn yg
dominan lebih dkt pd model pelayanan bagi struktur sosial. Peran sentral individu cenderung dipojokkan. Dp
mereduksi aspek kehidupan sosial mjd terbatas pd ekspresi kekuatan mikro, lebih baik mengandaikan kehidupan
sosial sbg hasil dr berbagai macam tingkatan aktivitas yg dpt didekati pd tingkat-tingkat analisis yg berbeda.
3 ranah ini bersifat pendekatan langsung, menekankan peran sentral pelaku, & memberi perhatian besar pd hal 2 konkret.
Bdy disampaikan sbg aspek tak terelakkan dr hidup mns. Perlu dikritik pula lemahnya ide kekuasaan (power) yg terlalu
setia pd yg mikro atau terlalu praktis shg tdk memberi peluang bagi sistem otonomi seolah 2 tdk ada kbdyn yg dihasilkan di
luar perilaku sosial. Apakah etnometodologi kemudian mjd antikultural krn cenderung antipenjelasan normatif?

PARADIGMA KULTURAL MSY DURKHEIMIAN
A. The Sacred
The sacred a/ poros utama yg mencakup seluruh dinamika msy. Dlm msy ada nilai 2 yg disucikan, dpt berupa
simbol utama y/ nilai2, & kepercayaan (beliefs) yg mjd inti sbh msy. Selain itu the sacred jg dpt menjelma mjd ideologi
utk menjaga keutuhan & ikatan sosial sbh msy.
Robert Nisbet mengatakan bhw yg keramat & yg profan a/ 2 sisi koin yg sama. Pembedaan yg keramat – profan a/
pembedaan terdlm yg pernah dicapai akal budi mns. Titik pijak prinsipiilnya a/ sentralisasi peran yg keramat (the sacred)
dlm msy. The Sacred mrpk paradigma kolektif yg koersif utk menafsirkan fenomena & tindakan dr pr anggotanya, serta
utk menentukan tindakannya sendiri. Dlm konsep the Sacred msy mengonstruksi klasifikasi sosial. Logika pemisahan scr
inheren termuat dlm konsep The Sacred. Klasifikasi didsrkan pd dimensi religius & normatif msy. Konsep ini mjd lebih
jelas dlm kaitan dg derivasi2 sosiologis kultural lainnya, krn pilar2 yg dikemukakan Durkheim slg berkaitan.
Dlm sbh msy pasti ada nilai 2 atau ideologi yg dikeramatkan & disakralkan atau mjd inti dr sbh unit yg dsbt msy.
Yg keramat mengondisikan anggota msy utk tunduk. Dg demikian, keselarasan dg kehendak msy berperan memberikan
identitas diri. Diterima sbg anggota msy hny mungkin tjd jika seseorg mengidentifikasikan dirinya dg tuntutan msy.
B. Klasifikasi
Bersama dg keponakannya Marcell Mauss. Durkheim meyakini bhw klasifikasi msy yg plg primordial didsrkan
pd dimensi normatif & religius. Ke2 dimensi ini mjd design umum yg tdpt dlm kesadaran kolektif msy. Sistem klasifikasi
bekerja dlm kesadaran moral & emosional msy dg menunjuk apakah seseorg bermoral atau tdk, masuk dlm kelompok
“benar” atau “sesat”. Makin bermoral, makin ia berada dlm pusat msy & dipandang suci, sedangkan makin tdk bermoral,
ia dipinggirkan & dipandang tercela atau bahkan mjd musuh msy.
Celestine Bougle menemukan paradigma klasifikasi yg suci & yg profan dlm msy India. Menurutnya kasta dlm
msy India tdk berdsrkan pd kekuatan ekonomi tpi pd tingkat kesucian msy. Perbedaan itu memiliki peran fundamental
dlm aktivitas ritual Hindu serta organisasi msy. Selain Celestine, muncul tokoh lain y/ Mary Douglas, Ia mengatakan bhw
Morfologi sosial turut mempengaruhi sistem klasifikasi, kosmologi & nilai 2 sosial. Dlm setiap morfologi sosial yg
berbeda tdpt logika bdy yg berlainan. Msy pasar berbeda dg jemaat sbh Gereja, berbeda pula dg anggota militer.
Klasifikasi di dlmnya memuat sesuatu yg dpt diterima & tdk dpt diterima o/ msy, yg menyimpang & yg tdk. Kai
Erikson memunculkan istilah “boundary maintenance” atau penjaga batas, yg dimaksud a/ bhw msy scr bersama 2
menjaga batasan yg dpt diterima & tdk dpt diterima menurut nilai-nilai yg scr kolektif yg mrk hayati. Cara ini digunakan
utk menegakkan nilai2 ke1an & moralitas kolektif. Penyimpangan membuat org semakin sadar akan kepentingan bersama
& membangkitkan perhatian thd nilai 2 yg membangun kesadaran kolektif komunitas tsb. Tindakan simbolik menghukum
& dihukum berguna utk menyadarkan kembali msy pd tuntutan moral. Jadi tindakan hukum lebih utk menjaga per1an
komunitas dr pd mengendalikan bahaya dlm komunitas.
Pelanggaran dlm msy diinterpretasikan sbg kondisi 2 yg diperlukan utk menetapkan batas2 moral kolektif, jg sbg
katalisator kesadaran kolektif akan nilai 2 moral dlm konsensus sosial. Pelanggaran melukai seluruh perasaan moral msy.
Berkat luka itu msy makin bersolidaritas memulihkan luka itu & mencegah luka lain. Inilah solidaritas moral msy.
C. Ritus
Kesucian sbg nilai tertinggi suatu msy tdk hny dilihat dr hukuman atau pengucilan & cap 2 sosial negatif, melainkan jg
dg ritus. Msy menghidupi dirinya dg bergerak dr & ke the sacred. Perayaan2, festival, & acara2 bdy dlm msy a/ ritus. Ritus
mjd mediasi bagi anggota msy utk tetap berakar pd the sacred. Dlm ritus dihadirkan kembali makna realitas dlm msy.
Ritus memperkokoh keberakaran rasa kolektivitas, krn mengiring anggota msy “minum” dr sumber kekeramatan yg sama.
7

Msy mendapat legitimasi berkat sentuhan kembali dg makna 2 fundamental yg mengonstruksi msy tsb, mendapat kerangka
epistemologi yg scr multidimensional menentukan dinamikanya, serta dicerahkan pd apa yg hrs dilakukan menurut
lembaga & budayanya. Mitos berperan dlm gagasan Durkheim, utk terus memutar dinamika msy. Mitos membhskan scr
transenden logika kultural kolektif yg mempengaruhi pola pandang & pola tindak msy thd dunia. Mitos mengantar msy
utk bergulat dg dunia luar & dg sesama anggota msy. Dg demikian mitos mrpk salah 1 simpul kolektif yg kokoh dlm msy.
Victor Turner a/ tokoh yg melanjutkan pemikiran ritus & mitos Durkhemian. Gagasan yg sgt mendlm tetang hal
ini a/ pd ide liminalitas & komunitas. Fase liminitas tjd ketika individu dlm suatu msy berada dlm situasi ambigu, Ia
berada pd situasi terjepit antara keteraturan & ketdkteraturan. Menurut Turner msy kolektif akan bergerak antara tertata &
tdk tertata, msy berada dlm keadaan berayun 2 dlm sejarahnya. Pd fase liminal msy akan terpecah demikian pula klasifikasi
sosial & kode2 bdy yg sebelumnya telah baku atau telah mjd konsensus. Sedangkan ide komunitas dg pembaruan 2 sosial
sgt berkaitan erat dg status liminal, & interaksinya dg the sacred sbg sentral dr hidup berkomunitas. Interaksi dg the
sacred membangkitkan pengalaman emosional yg intens, yg berguna utk merumuskan kembali ikatan sosial komunitas &
menghidupi makna2 kolektif mrk. Liminalitas jg dibutuhkan msy utk senantiasa merumuskan dirinya & mengidentifikasi
scr kontinu serta mengatasi kekeringan akibat objtivitas dlm msy yg cenderung kaku menuju msy yg dinamis. Dg
demikian, ritus bukan sekedar dinamika pengulangan, melainkan gerakan yg terus mengulang dg menyerap pembaruan 2.
D. Solidaritas
Pemikiran ttg solidaritas Durkheimian, hny bs dipahami dlm kaitannya dg the sacred (yg keramat). Hal ini mrpk
ikatan primordial msy yg memper1kan. The sacred & ritual2 jauh lebih luas dr pd agama. The sacred melekat pd
multidimensi hidup sipil, politis, & populer msy. Pertanyaannya: bgmn org dg berbagai latar belakang yg berbeda dpt
hidup bersama? Edward Shils menjawab: krn sacred center mrpk unsur yg menyatukan. Secred center a/ fokus identitas
kolektif msy sekaligus regula prima msy tsb. Dg kata lain the sacred a/ sumber solidaritas msy.
The sacred terlembaga pd agama & mjd dimensi yg menjangkau luas hidup mns. Dimensi ini berinteraksi dlm
hidup msy dg porsi yg cukup besar. Gejala sosial kerap ditafsir dlm perspektif religius. Msy berpaling pd agama mencari
jawaban atas kompleksitas sosial yg rumit. Agama menemukan makna aktualnya dlm interaksi dg pergulatan msy.
Agama mrpk representasi kolektif msy. Agama dikaitkan dg aspek politis. Nah, dr sini dimengerti bhw agama bs
mjd ikatan solidaritas msy, sebab agama punya fungsi regulatif yg dpt mjd pengawal batas antara yg diterima & tdk.
Sumber solidaritas:
1. Agama Sipil (civil religion)
Selain agama wahyu, byk agama sipil yg cenderung tdk melembaga & dlm rumusan doktrin lebih absurd,
memiliki org kudus sendiri serta jg punya nilai 2 hidup yg dihayati. Solidaritas epistemologis msy berasal dr keberakaran
pd the sacred. Msy slg berbagi pengetahuan yg sama. Misalnya saat bicara ttg korupsi, msy spontan bersama 2 mengutuk
koruptor. Peristiwa ini memperlihatkan solidaritas dlm menatap kejahatan yg sama shg melahirkan gerakan serentak.
Agama sipil membentuk solidaritas epistemologis utk mjd daya dorongan bagi setiap individu agar rela
mengorbankan diri demi tercapainya tujuan bersama. Maka the sacred mrpk bagian dr dinamika kesadaran komunitas yg
dilibatkan scr prinsipiil utk memahami & menghayati realitas dunianya. Jadi the sacred ini a/ bagian dr collective belief.
2. Memori kolektif
The sacred ini bersumber dr peristiwa sejarah yg biasanya dimodifikasi o/ kelas otoritas. Mrklah yg memproduksi
makna kolektif atas sbh peristiwa sbg sesuatu yg keramat. Makna kolektif itu dpt merajai memori kolektif krn ada sharing
of experience, y/ merasakan pengalaman yg sama atau jg berkat proses sosialitas. Sosialisasi ini dipelihara turun-temurun
lewat perayaan, ritus, upacara, penulisan sejarah, & narasi. Beginilah proses transfer makna kolektif. Dg demikian memori
kolektif sbg salah 1 simpul mrpk kondisi yg semakin memungkinkan keutuhan msy berkat adanya asal identitas yg sama
(the common source of identity).
Memori kolektif ada kaitan dg ritus msy yg dibutuhkan utk process of transference. Memori kolektif yg ada dlm
sbjtivitas msy mrpk salah 1 kondisi yg memungkinkan kesadaran publik suatu msy. Memori kolektif dpt jg berupa
kesadaran kolektif akan sbh peristiwa historis prinsipiil msy, yg jg dsbt sbg potensialitas diri individu utk
mengaktualisasikan penghayatan makna bermasyarakat. Memori kolektif ini membangun ikatan keutuhan msy. Agama jg
bs memuat memori kolektif y/ dr peristiwa rohani masa lalu yg kemudian dirumuskan scr historis sbg nilai yg khas. yg
kemudian dihayati dlm bentuk ritual, upacara2 agama utk mengabadikan nilai2 tsb.
KRITIK2 THD BDY STRUKTURAL DURKHEIMIAN
- Teori Durkheimian terlalu menekankan struktur & mengabaikan individu sbg pelaku kbdyn. Struktur bdy dipandang sbg
yg memper1kan msy. msy sbg yg stabil & tdk ada konflik kepentingan dr 1 kelompok atas kelompok lain. Durkheim
jatuh pd fungsionalisme bdy. Bdy dianggap tdk menerima pengaruh dr unsur eksternal dlm arus sejarahnya atau bdy
mrpk entitas yg otonom.
8

- The sacred mrpk pusat pengendalian tindakan setiap individu dlm msy. Pandangan ini dikritik o/ Steven Lukes. menurut
Steven ritual dpt mempersatukan msy bukan krn the sacred, yg menarik seluruh jiwa msy, tpi krn tindakan itu dilakukan
bersama2 o/ anggota msy. Ritual hrs dijelaskan sbg tindakan kelompok partikular dg kepentingan mrk sendiri & bukan
tindakan dr seluruh msy. Steven Lukes menggeser the sacred sbg asal solidaritas & lebih melihat peranan setiap
individu dlm ritual.
- Bagi David Kertzer, solidaritas terbentuk krn org bertindak bersama 2 & bukan krn individu2, & jg krn menganut nilai
atau kepercayaan yg sama. Pengalaman fisik sbg pengalaman koeksistensial yg dpt menciptakan solidaritas.
- Media memfasilitasi diseminasi the sacred shg memungkinkan perbenturan bdy yg mendahului the sacred. Ritus itu
dirayakan o/ byk org berkat media. Lewat media jg tjd benturan bdy & mengguncang tatanan struktur bdy yg mapan &
bergeser menyerap nilai2 baru dr bdy lain. Media memungkinkan terciptanya bdy baru, yg dikehendaki o/ kelompok yg
berdaya utk membentuk main stream yg sekaligus bs membentuk struktur bdy yg dominan. Dg kata lain, kekuatan
kelompok partikular menghasilkan cultural transgression berkat mitos2 bentukan mrk yg hadir lewat media.
- Media jg bs menciptakan kepanikan moral. Artinya lewat media dibentuk opini publik atas sbh peristiwa. Hal ini
mempengaruhi episteme publik utk menilai citra pelaku peristiwa.
- Tpi, tdk semua individu dg gampang ditipu o/ media. Byk individu dlm msy yg telah melek media mengurangi bobot
kemampuan media utk mendistorsi informasi & membelokkan dinamika msy.
- Ttg bdy sbg medium yg menyatukan seluruh msy. Bagi bdy Durkheimian berperan menekan msy scr normatif demi
keutuhan & ke1an dlm msy.
- Pokok2 yg menegaskan paradigma kultural Durkheimian, antara lain:
a. Durkheim membangun visi kultural yg kokoh dg dsr klasifikasi biner “yg suci” dg “yg profan”.
b.Ia menemukan konsep2 kunci kbdyn y/ simbolisme, klasifikasi, & moralitas yg suci-profan.
c. Durkheim men4kan basis religius sbg dsr hidup sosial.
d.Pandangan & elaborasi Durkheim ttg simbol & klasifikasi dlm struktur bdy memungkinkan utk kajian bdy lanjut dlm
koridor post-strukturalisme, di antara ke2nya tdpt common ground y/ sentralitas simbol & sistem klasifikasi sosial.

STRUKTUALISME LEVI-STRAUSS DLM KAJIAN BDY
1. Bbrp prinsip linguistik struktural
Dlm teori Ferdinand de Saussure tdpt 3 pandangan ttg linguistik yg kemudian mjd prinsip-prinsip dsr yg digunakan o/
pr strukturalis termasuk Levi-Strauss. Pandangan ke1nya mengutarakan ttg “signifiant & signifie”. Bhs mrpk sistem yg
tersusun dr tanda2 & tanda itu biasanya dsbt sbg le signifiant, yg berupa bunyi atau coretan yg bermakna. Makna yg
dihadirkan o/ signifiant itu dsbt le signifie yg berarti sbh konsep atau ide. Jadi, dpt dikatakan bhw signifiant mrpk aspek
material bhs, apa yg dikatakan atau didengar, apa yg ditulis atau dibaca. Sedangkan signifie a/ aspek mental, pikiran &
konsep. Sbg contoh, kata ‘pohon’ mrpk signifiant yg menghadirkan konsep ‘pohon’ (sbg signifie) shg signifiant ‘p o h o
n’ itu akhirnya memiliki nama. Setiap tanda bhs selalu t.a. signifiant-signifie yg ke2nya mrpk 1 ke1an. Signifiant akan
bermakna jika ada signifie & sebaliknya. Perlu jg diketahui bhw hub. signifiant & signifie bersifat arbitrer atau sewenang2.
Sbg contoh y/ benda A diberi nama pohon krn berdsrkan kesepakatan sosial bhw benda A itu diberi nama pohon. Antara
konsep pohon dg kata pohon tak ada hub. natural-logis krn bhs dpt membedakan benda 1 dg benda yg lainnya.
Distingsi ke2 ttg langue & parole. Parole a/ pemakaian bhs yg indivi2l, apa yg dituturkan seseorg pd saat & t4 ttt.
Parole tdk dipelajari o/ ilmu linguistik. Ilmu linguistik itulah yg dipelajari o/ langue krn langue mrpk struktur yg terdlm dr
keseluruhan sistem tanda yg mendsrinya dlm hal bertutur kata. Langue mrpk sistem. Bhs a/ sistem tanda yg bekerja
berdsrkan aturan yg menjadikannya konstitusi bhs itu sendiri. Bhs jg bukan substansi melainkan bentuk.
Distingsi ke3 ttg sinkroni & diakroni. Diakroni a/ penyelidikan suatu bhs dr sudut pandang komparatif-historis dg
menelusuri proses evolusi bhs yg bersangkutan, etimologi, perubahan fonologis dsb. Sinkroni a/ pendekatan yg melihat
bhs sbg sistem yg berfungsi pd saat berkembang hingga saat ini. Saussure menggunakan pendekatan sinkroni krn ia ingin
memetakan bgmn bhs sbg sistem tanda berfungsi pd saat ttt. Pendekatan struktur dlm tulisan Saussure memang tdk
ditemukan tpi pr ahli mengatakan bhw penjelasan ttg bhs sbg sistem yg mana meliputi ke3 hal yg telah diuraikan di atas.
2. Analisis Struktural Atas Hub. Kekerabatan
Bbrp Asumsi Dsr
Penggunaan ilmu linguistik sbg “model” dlm kajian bdy (antropologi bdy) Lévi-Strauss dimungkinkan o/ keyakinan
atau pandangannya bhw bhs mrpk kondisi bagi kbdyn krn material yg digunakan dlm membangun bhs pd dsrnya sama
(tipe/jenisnya) dg material yg membentuk kbdyn. Material tsb i/ relasi-relasi logis, oposisi, korelasi, dsb.
Asumsi lainnya yg mendsri penggunaan paradigma (linguistik) struktural dlm menganalisis kbdyn: (1),dlm
strukturalisme Lévi-Strauss ini, bbrp aktivitas sosial scr formal dpt dilihat sbg bhs, y/ tanda & simbol yg menyampaikan
pesan ttt (teratur & berulang 2). (2), dlm diri mns scr genetis tdpt kemampuan structuring, menyusun suatu struktur ttt di
hadapan gejala2 yg dihadapinya. Gejala2 tsb mungkin membentuk suatu struktur ttt yg dsbt struktur permukaan (surface
9

structure). Tugas seorg strukturalis a/ menyingkap struktur dlm (deep structure) dr struktur permukaan tsb. Ke3, spt kata
maknanya ditentukan o/ relasi dg kata lainnya pd titik ttt (sinkronis), diyakini bhw relasi fenomena bdy dg fenomena
lainnya pd titik ttt menentukan makna fenomena tsb. Ke3, relasi2 struktur dlm dpt di ekstrak & disederhanakan mjd
oposisi biner; menikah x tdk menikah, siang x malam, dsb. Ke5, org menerapkan hukum2 bhs tanpa sadar, pun org
menjalankan hukum2 dlm hidup sosial kemsyan tanpa sadar.
3. Analisis Struktural Atas Hub. Kekerabatan
Kekerabatan a/ bhs menurut Lévi-Strauss. Aturan 2 yg diikuti o/ suku primitif di bidang kekerabatan & perkawinan a/
suatu sistem. Sistem tsb t.a. oposisi2 spt suami x istri, bapak x anak, dsb. Kecuali itu sama spt bhs, kekerabatan pun mrpk
sistem komunikasi. Dlm bhs, individu bertukar pesan dg kata, dlm kekerabatan suku 2 (klan) yg dipertukarkan a/ wanita.
Kekerabatan & bhs dpt diselidiki dg metode yg sama, linguistik struktural, sebab ke2nya dianggap fenomena yg sama.
2 pusat perhatian utama dlm analisis kekerabatan ini a/ keturunan (decent: siapa yg dpt masuk dlm marga/suku/klan
ttt) & perkawinan (marriage: siapa boleh mengawini siapa). Menurut Lévi-Strauss, aturan yg lebih fundamental dlm
sistem kekerabatan i/ larangan incest (sekandung), larangan universal. Larangan ini mjd awal berkembangnya hidup
berbudaya. Menurut teori biologis/eugenis larangan tsb didsri o/ alasan ilmiah, y/ incest akan menghasilkan anak yg tdk
sehat. Teori psikologi menyatakan bhw org yg dibesarkan bersama sejak kecil tdk akan tertarik scr seksual thd
saudaranya. Menurut Lévi-Strauss larangan tsb mrpk aspek negatif dr fenomena positif. Perintah eksogami(menikah dg
wanita dr klan lain) a/ akibat dr larangan endogami (menikah dg wanita dr klan sama). Larangan tsb menimbulkan
tindakan timbal balik antar klan. Menikah dg wanita di luar klan didapat jika wanita dr klan kita diberikan (menikah dg
klan lain).
Pertukaran(l’échange) a/ dsr dr hub. sosial & kbdyn. Pernikahan mrpk model pokok tindakan pertukaran ini.
pertukaran ini mrpk “hukum alam”, & jika melanggar larangan (incest) berarti meruntuhkan tiang2 penyangga msy, serta
msy akan hancur jika “hukum pertukaran” tsb dilanggar. Larangan incest mrpk proses yg berlangsung pd taraf tak sadar
dlm byk kbdyn yg dijumpai di dunia, berarti berasal dr suatu aktivitas tak sadar psyche mns.
4. Analisis Struktural Atas Mitos & Klasifikasi
Menurut Lévi-Strauss mitos sama dg bhs. Spt bhs yg mengandung aspek langue(struktur kebhsan yg relatif tetap, tdk
terpengaruh o/ turunan2 indivi2l, terlepas dr perangkap waktu yg diakronis) & parole(bhs yg digunakan individu pd saat
ttt berada dlm waktu yg tak dpt dibalik), menurutnya mitos jg memiliki 2 aspek tsb, serta berada dlm 2 waktu tsb.
Bhs tersusun atas fonem2, pun halnya mitos tersusun atas mitem 2. Makna sbh mitos diperoleh dr mitem 2, sekaligus
merefleksikan bgmn mitem 2 tersusun mjd 1 ke1an yg utuh. Mitos mengandung oposisi biner yg mrpk unsur fundamental
yg memiliki makna struktural mendlm yg akan terabaikan bila hny mencermati plot/alur mitos. Analisis yg dilakukan o/
Lévi-Strauss ttg oposisi biner dlm mitos menghasilkan kesimpulan bhw “logika dlm pemikiran mitologis sama ketatnya
dg logika dlm sains modern”.
Hasil penelitian Strauss yg beragam dr berbagai sistem kekerabatan, mitologi, seni, & karya sastra menghasilkan
kesimpulan bhw sistem kbdyn bekerja dg mengklasifikasikan dunia sekitarnya. Pemikiran yg dsbt “primitif”
sesungguhnya didsrkan pd kebutuhan akan tatanan atau keteraturan tsb. Ia menolak pandangan bhw pemikiran “”primitif”
lebih rendah & menegaskan bhw sains & magis mrpk 2 model paralel utk mencapai pengetahuan & menuntut kerja otak
yg sama, tpi ke2nya tdk identik. Pemikiran primitif bekerja melalui suatu pemikiran konkret.
Penutup
Studi Strauss ttg pemikiran primitif tsb meyakinkannya bhw ia telah menemukan hakikat pikiran atau psyche mns. Ia
mengemukakan gagasan ttg pemikiran tanpa sbj. Psyche menurutnya hnylah sbh benda. Kegiatan berpikir/refleksi yg plg
murni sekalipun hnylah sbg sbh internalisasi dr kosmos. Lévi Strauss akhirnya sampai pd pandangan materialistis ekstrem
ttg jiwa atau psyche mns. Dlm bukunya, Strauss menerapkan gagasan yg sebelumnya ia tuangkan dlm pemikiran liar.
Mitos a/ hasil kreativitas jiwa yg scr tak sadar menaati hukum 2 ttt.

X-MTN TENGAH
1. Identifikasi
X-mtn tengah (Palangkaraya) mrpk pulau terbesar ke3 setelah pulau tanah hijau (Greenland) yg terletak di Samudra
Atlantik bagian utara di arah timur laut Kanada & pulau Irian. t.a. 5 provinsi y/ Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur,
Kapuas, Barito Utara & Barito Selatan. Luasnya mencakup 152.600 Km 2. Sementara jumlah penduduk hny 497.000 jiwa.
Penduduk asli X-mtn Tengah a/ suku Dayak. Tpi ada bbrp jg keturunan pr pendatang spt Bugis, Bugis, Madura,
Banjar, Cina & lain sbgnya. Suku Dayak memiliki byk jenisnya, tpi dlm tulisan ini hny akan dibahas 3 suku sj, y/; suku
Ngaju (yg tinggal di sepanjang sungai 2 besar di X-mtn Tengah spt Kapuas, Kahayan, Rungan-Manuhin, Barito &
Katingan), suku Ot-Danum (yg tinggal di sepanjang sungai 2 besar spt Kapuas, Kahayan, Rungan-Manuhin, Barito &
Katingan, jg di hulu sungai2 X-mtn Barat) & suku Ma Anyan yg tersebar di berbagai bagian dr Kabupaten Barito Selatan.
10

Ke3 suku ini memiliki persamaan dlm bbrp unsur kbdyn, spt: dlm hal mata pencaharian hidup yg berdsrkan pertanian;
prinsip keturunan yg berdsrkan sistem ambilineal; peralatan perang; upacara kematian yg berdsrkan pemujaan ruh leluhur
yg pd akhir-akhir ini terkenal dg nama agama Kaharingan. Dg demikian dpt dikatakan bhw ke3 suku ini memiliki suatu
unsur 1 ke1an yg tdk dpt dipisahkan.
Dr ke3 suku di atas. yg plg maju hingga masa kini i/ suku bangsa Ngaju, krn dr kalangan inilah byk tdpt org2 yg
terpelajar yg byk memegang tampuk pemerintahan.
2. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk dr ke3 suku bangsa Dayak yg dibicarakan dlm tulisan ini hny dr suku O-Danum & Ma Anyan sj
sedangkan Ngaju tdk. Jumlah penduduk Ot-Danum + a/ 5.900 & jumlah penduduk Ma Anyan + 3.000 sampai 4.000 jiwa.
3. Bentuk Desa
Org2 Dayak di X-mtn Tengah mendiami desa 2 yg slg berjauhan, di tepi 2 & dkt sungai2. Sistem komunikasi &
transportasi umumnya melalui perairan & sgt jarang melalui jalur darat. Hal ini disebabkan krn daerah, di mana desa 2 yg
didirikan masih mrp