MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT TH

MODEL PEMBELAJARAN

CONCEPT ATTAINMENT : THE BASIC OF THINKING
Initiators : Jerome Bruner

https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/

PENDAHULUAN
Model Pecapaian Konsep (Concept Attainment Model) dikembangkan dari penelitian
Jerome Bruner, Jacqueline Goodnow, dan George Austin. Penelitian mereka, yang berjudul
A Study of Thinking (Studi Mengenai Pemikiran) menyimpulkan riset bertahun-tahun dalam
sebuah proses bagaimana manusia memahami konsep-konsep. Terdapat tiga variasi atau
model mengenai pemahaman konsep yang telah disusun dari penelitian Bruner dkk yaitu
reception, selection, dan unorganized material. Masing-masing memiliki set aktifitas yang
berbeda (Syntax), namun semuanya dibangun dari dasar konseptual yang umum. Namun
konsentrasi makalah ini adalah pada the reception models of concept attainment.
A. THEORY OF CONCEPT
Pembelajaran concept attainment menggunakan istilah-istilah seperti contoh
(examples) dan attribute (sifat/ciri), kedua istilah tersebut bertujuan untuk menguraikan
aktivitas katagori dan pencapaian konsep. Bruner memandang setiap konsep memiliki lima
elemen yaitu :

1) Name => istilah yang diberikan pada sebuah kategori
2) Example (positive and negative) => contoh merupakan bagian kecil dari beberapa
perangkat data, yang memiliki satu atau beberapa karakteristik yg berbeda satu
sama lain. Dengan membedakan contoh yang positif dan negatif maka siswa akan
mempelajari tentang suatu konsep.
3) Attribute (essential and nonessential)
4) Attribute value
Elemen ke tiga dan keempat adalah Attribute dan Attribute value. Attribute adalah
sifat umum/karakteristik yang bisa menempatkan contoh contoh pada tempat yang
sama (pada golongan positif atau negatif).
5) Rule => definisi atau pernyataan menetapkan atribut penting dari sebuah konsep
B. SYNTAX
a) The Reception Oriented Model
Pada fase I, guru mempresentasikan data kepada siswa. Setiap unit data contoh dan
non-contoh setiap konsep dipisahkan. Unit-unit dipresentasikan dengan cara berpasangan.
Data dapat berupa peristiwa, masyarakat, objek, ceritera, gambar atau unit lain yang dapat
dibedakan. Pembelajar (siswa) diberi informasi bahwa semua contoh positif biasanya
memiliki satu ide. Tugas siswa adalah mengembangkan suatu hipothesis tentang hakekat
konsep. Contoh-contoh dipaparkan dan disusun serta diberi nama dengan kata “yes” atau
“no”. Siswa bertanya untuk membandingkan dan menjastifikasi atribut tentang perbedaan

contoh-contoh. Akhirnya, siswa ditanya tentang nama konsep-konsepnya dan menyataka
aturan yang telah dibuatnya atau mendefinisikan konsepnya menurut attribute essensialnya

BAHRUR ROSYIDI | CONCEPT ATTAINMENT

1

Pada fase II, siswa menguji pencapaian tentang konsepnya, pertama dengan cara
mengidentifikasi secara benar contoh-contoh tambahan yang belum diberi nama dan
kemudian membangkitkan contoh-contohnya sendiri. Setelah itu, guru (dan siswa)
mengkonfirmasikan keaslian hipothesisnya, merevisi pilihan konsep atau attribute yang
dibutuhkannya.
Pada fase III, siswa mulai menganalisis strategi konsep-konsep yang telah tercapai.
Siswa disarankan mengkonstruk konsepnya. Siswa dapat menjelaskan pola-polanya,
apakah siswa berfokus pada atribut atau konsep, apakah mereka melakukan satu kali atau
beberapa kali, dan apa yang terjadi apabila hipothesisnya tidak terkonfirmasi. Mereka
melakukan suatu perubahan strategi? Secara bertahap, mereka dapat membandingkan
keefektifan dari perbedaan strateginya.
Tahap I


Penyajian data dan identifikasi
konsep

Tahap II

Pengujian pencapaian konsep

Tahap III

 Guru menyajikan contoh yang telah dilabeli
 Siswa membandingkan sifat/ciri dalam
contoh positif dan contoh negative
 Siswa membuat dan mengetes hipotesis
 Siswa menegaskan definisi berdasarkan
sifat utama

 Siswa mengidentifikasi contoh tambahan yang
tidak dilabeli dengan tanda ya dan tidak
 Guru menegaskan hipotesis, nama konsep, dan
menyatakan kembali definisi sesuai dengan ciri

ciri utama
 Siswa membuat contoh
Analisis strategi berpikir
 Siswa mengungkapkan pemikirannya
 Siswa mendiskusikan hipotesis dan ciri ciri
konsep
 Siswa mendiskusikan tipe dan jumlah hipotesis
Syntax of The Reception Oriented Model of concept attaintment

b) The Selection Oriented Model
Perbedaan utama antara reception dan selection model concept attainment adalah
ketika melabeli dan mengurutkan contoh contoh. Pada selection model, contoh tidak dilabeli
sampai siswa bertanya apakan yang dimksud dengan „Yes‟ dan „No‟. Disamping itu pada
model ini siswa dapat bertanya tentang contoh-contoh mereka sendiri untuk mencapai
konsep tersebut. Siswa juga dapat mengontrol urutan contoh dengan memilih salah satu
dari contoh untuk menemukan kata kuncinya (konsep).
Tahap I

Penyajian data dan identifikasi
konsep


Tahap II

Pengujian pencapaian konsep

Tahap III

 Guru menyajikan contoh yang belum dilabeli
 Siswa menanyakan apakah contoh yang
dipilihnya termasuk kategori positif
 Siswa membuat dan mengetes hipotesis

 Siswa mengidentifikasi contoh tambahan yang
tidak dilabeli
 Siswa membuat contoh
 Guru menegaskan hipotesis, nama konsep, dan
menyatakan kembali definisi sesuai dengan ciri
ciri utama
Analisis strategi berpikir
 Siswa mengungkapkan pemikirannya

 Siswa mendiskusikan hipotesis dan ciri ciri
konsep
 Siswa mendiskusikan tipe dan jumlah hipotesis
Syntax of The Selection Oriented Model of concept attaintment

BAHRUR ROSYIDI | CONCEPT ATTAINMENT

2

C. SISTEM SOSIAL
Sebelum guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran concept attainment, guru memilih konsep, menyeleksi dan mengorganisir
materi ajar ke dalam contoh positif dan contoh negatif, serta merangkaikan contoh-contoh.
Umumnya materi pelajaran, terutama buku-buku teksbook tidak didesain untuk
pembelajaran konsep.
D. PPRINCIPLES OF REACTION (Peran Guru)
Selama pembelajaran berlangsung, guru mendukung hipothesis siswa, apapun
bentuk hipotesis siswa itu, dan menciptakan dialog yang kondusif untuk menguji hipothesis
siswa, walaupun hipotesis siswa tersebut berlawanan dengan hipothesis siswa lainnya.
Pada fase akhir dari model pembelajaran concept attainment ini, guru harus mampu

merubah perhatian siswa pada analisis konsep dan strategi berpikirnya,
E. SISTEM PENDUKUNG
Dalam pelajaran concept attainment membutuhkan contoh contoh dalam kategori
positif dan negatif. Yang harus ditekankan ialah bahwa tugas siswa dalam penemuan
konsep bukan menemukan atau membuat konsep baru namun mendapai atau mendapatkan
konsep yang sebelumnya telah dipilih oleh guru. Oleh karena itu, sumber data yang
dibutuhkan harus diketahui terlebih dahulu dan attribute-nya dapat dilihat. Apabila siswa
diberikan contoh-contoh, maka siswa tersebut menguraikan karakteristik dari contoh-contoh
itu (atribut), dan kemudian menyimpan di dalam otaknya.

F. DAMPAK INSTRUKSIONAL DAPAK PENGIRING

BAHRUR ROSYIDI | CONCEPT ATTAINMENT

3

PEMBAHASAN
Penggunaan model pembelajaran concept attainment diawali dengan pemberian
contoh-contoh aplikasi konsep yang akan diajarkan yaitu contoh positif (yes) dan negatif
(no), kemudian dengan mengamati contoh-contoh yang telah diberikan siswa menemukan

sifat/ciri (attribute) yang nantinya akan dipakai siswa untuk menggolongkan contoh tersebut,
apakah itu masuk pada golongan positif atau golongan negatif. Dari penggolongan tersebut
siswa akan menemukan / mendapatkan suatu konsep.
Hal yang paling utama yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam
penggunaan model pembelajaran ini adalah pemilihan contoh yang tepat untuk konsep yang
diajarkan, yaitu contoh tentang hal-hal yang akrab dengan siswa. Pada prinsipnya, model
pembelajaran concept attainment adalah suatu strategi mengajar yang menggunakan data
untuk mengajarkan konsep kepada siswa, dimana guru mengawali pengajaran dengan cara
menyajikan data atau contoh. Oleh karena itu, jika contoh contoh yang diberikan tidak tepat
maka akan mempersulit pencapaian konsep atau bahkan akan terjadi kesalahan konsep.
Model concept attainment ini bisa di terapkan pada siswa di seluruh tingkatan umur
dan tingkatan kelas. Dan model ini merupakan perangkat evaluasi yang baik ketika guru
ingin mengetahui sejauh mana siswa mampu menguasai gagasan – gagasan penting yang
sedang diajarkan. Model ini juga cepat memberikan pemahaman siswa tentang sebuah
materi serta memperkuat pengetahuan pengetahuan mereka sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Joyce, B. & Weil, M. 1980. Models of Teaching (2nd). USA: Prentice-Hall, Inc.
Joyce, B. dkk. 2009. Models of Teaching (Edisi kedelapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar:

BAHRUR ROSYIDI | CONCEPT ATTAINMENT


4

APLIKASI MODEL CONCEPT ATTAINMENT
Jenjang Pendidikan
Kelas / Semester
Mata Pelajaran
Materi

: Sekolah Dasar
: IV / 2
: Ilmu Pengetahuan Sosial
: Sumber Daya Alam Biotik dan Abiotik

Tahap I : Penyajian data dan identifikasi konsep
 Guru menyampaikan bahwasanya kelas akan mempelajari sumber daya alam
berdasarkan wujudnya
 Guru memberikan beberapa contoh
Misalnya:
 Ayam

 Air
 Jamur
 Sayur
 Cahaya
 Pohon
 Tanah
 Emas
 Nyamuk
 Batu
 Minyak bumi
 Bakteri
 Buah
 Gas
 Udara


Guru melabeli beberapa contoh dalam positif (yes) dan negatif (no)
Yes
No
Ayam

Tanah
Buah
Gas











Guru memberi kesempatan siswa untuk berfikir dan membandingkan sifat sifat yang
ada diantara negative dan positif, sehingga muncul sebuah hipotesis.

Tahap II : Pengujian pencapaian konsep
 Guru member siswa kesempatan untuk mengidentifikasi contoh tambahan yang
belum dilabeli dengan tanda ya dan tidak secara bergantian
Yes
Ayam
Buah
sayur
Pohon
Nyamuk
Bakteri

No
Tanah
Gas
Cahaya
Tanah
Batu
Gas
Air
Udara
Minyak bumi

BAHRUR ROSYIDI | CONCEPT ATTAINMENT

5



Guru menegaskan hipotesis siswa

Tahap III : Analisis strategi berpikir
 Siswa mengungkapkan alasan bagaimana proses mereka mendapatkan sebuah
konsep secara bergantian
 Siswa bekerja dalam kelompok kelompok kecil untuk mendiskusikan hipotesis
hipotesis mereka dan menyesuaikannya dengan sifat/ciri ciri contoh contoh yang
sudah di labeli.
 Siswa mengutarakan pendapat kelompok secara bergantian
 Guru memberikan penguatan tentang materi. Bahwasanya sumber daya alam
berdasarkan wujudnya dibagi menjadi dua yaitu=
- Sumber daya alam biotik adalah sumberdaya alam yang dapat tumbuh dan
berkembang biak seperti dalam wujud pertanian dan peternakan, yaitu:
tumbuhan dan hewan.
- Sumberdaya fisik abiotik adalah sumberdaya alam yang terbentuk secara
alamiah membutuhkan waktu yang cukup lama seperti perwujdanya dalam
bentuk barang tambang dan sumber mineral.

BAHRUR ROSYIDI | CONCEPT ATTAINMENT

6

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

MODEL KONSELING TRAIT AND FACTOR

0 2 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62