BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Katalog - Sistem Pengatalogan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Pengertian Katalog

  Pengatalogan ( cataloging ) berasal dari kata katalog yang berarti suatu daftar bahan pustaka yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan yang disusun secara sistematis, sedangkan pengatalogan adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam mempersiapkan cantuman (record) bibliografi untuk pembuatan katalog yang digunakan sebagai sarana temu balik koleksi perpustakaan. Biasanya sebuah perpustakaan memiliki katalog untuk menunjukan ketersediaan koleksi perpustakaan tersebut. Dalam hal ini katalog memegang peranan penting sebagai alat bantu penelusuran bahan pustaka. Alat penelusuran bahan pustaka yang digunakan perpustakaan antara lain adalah katalog.

  Menurut Eva Philip (1992: 138) katalog perpustakaan adalah “daftar yang berisi buku-buku, peta, majalah, kaset dan bahan pustaka lainya yang merupakan suatu koleksi perpustakaan”. Pendapat ini ingin menjelaskan bahwasanya katalog tidak terbatas oleh bahan-bahan tercetak seperti : buku, majala, peta akan tetapi dapat juga dalam bentuk rekaman seperti kaset.

  Sedangkan menurut Soetminah (1992: 96) dalam buku perpustakaan, kepustakawanan, dan pustakawan, katalog adalah,”daftar pustaka buku dan non- buk milik suatu perpustakaan yang disusun secara sistematis sehingga dapat digunakan dalam mencari dan menemukan koleksi perpustakaan secara cepat dan mudah”. Pendapat ini menegaskan bahwa penyusunan yang sistematis dan penemuan kembali informasi (information retrieval) oleh pengguna.

  Pengertian diatas pada dasarnya adalah sama yaitu katalog perpustakaan merupakan daftar bahan pustaka yang ada di perpustakaan. Melalui katalog, perpustakaan dapat memberikan pelayanan pada pengguna dalam menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pengguna

  2.2 Tujuan dan Fungsi Katalog

2.2.1 Tujuan Katalog

  Semua perpustakaan mempunyai tujuan agar koleksi yang dimiliki perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan sebaik-baiknya. Menurut pendapat Sulistyo-Basuki (1994: 316) tujuan katalog adalah sebagai berikut:

  1. Memungkinkan seseorang dapat menemukan buku yang diketahuinya berdasarkan: Pengarang  Judul atau  subjek

   2. Menunjukan bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan Berdasarkan pengarang

    Berdasarkan subjek tertentu Dalam jenis literature tertentu 

  3. Membantu dalam pemilihan buku Berdasarkan edisinya 

   Berdasarkan karakternya Tujuan pertama menegaskan bahwa katalog perpustakaan bertindak sebagai daftar temuan bagi dokumen tertentu. Tujuan kedua menegaskan bahwa katalog perpustakaan sebagai daftar temuan bagi kelompok dokumen, ini memerlukan entri seragam bagi setiap kelompok. Tujuan ketiga berhubungan dengan deskripsi dalam katalog sehingga pengguna dapat membedakan berbagai edisi buku dan memungkinkan pemilihan buku dengan penyediaan ciri khusus.

2.2.2 Fungi Katalog

  Pengatalogan bahan pustaka juga berfungsi sebagaai bahan penunjuk atau rujukan bagi pengguna perpustakaan terhadap koleksi yang di butuhkan, apakah koleksi tersedia dan dimana tempatnya, serta apa jenisnya. Menurut Lasa (1990: 23), fungsi katalogisasi bahan pustaka adalah:

  1. Mencatat suatu koleksi yag dimiliki oleh perpustakaan

  2. Memudahkan pembaca dalam mencari bahan pustaka milik perpustakaan

  3. Mengembangkan standar-standar bibliografis secara internasional

2.3 Pengatalogan Bahan Pustaka Pengatalogan bahan pustaka merupakan tugas pokok perpustakaan.

  Kegiatan pengatalogan ini dilakukan oleh pustakawan bidang pelayanan teknis. Pengatalogan ini mempunyai dua kegiatan penting yang harus dilakukan yaitu katalogisasi dan klasifikasi. Dengan demikian, proses katalogisasi mencangkup kegiatan katalogisasi deskriptif dan katalogisasi subjek.

2.3.1 Deskripsi Bibliografi

  Menurut Tairas (1981: 177) pengertian “ deskripsi bibliografi adalah satu set data bibliografi dan fisik dari bahan pustaka”. Bagian-bagian deskiripsi bibliografi dibagi dalam tujuh unsur dimana peraturan dasarnya sudah ditetapkan dalam ISBD (M) (International Standard Bibliografic Description for Monographi). ISBD (M) merupakan basis deskripsi bahan monograf dalam AACR2.

  International Standard Bibliographic Description for Monographi disingkat

  ISBD (M) bertujuan memberikan suatu kerangka metode pembuatan secara international. Menurut Sulistyo-Basuki (1993: 334) ISBD (M) dibuat untuk memenuhi tiga hal utama:

  1. Agar informasi yang dikeluarkan oleh suatu Negara atau dalam suatu bahasa dapat mudah dikenal di Negara lain ataupun dengan yang berbahasa lain.

  2. Agar informasi yang dikeluarkan oleh suatu Negara dapat di campurkan dengan informasi bibliogarafi dari Negara lain dalam satu jajaran.

  3. Agar informasi bibliogarfi dicatat dalam bentuk yang mudah dialihkan kedalam bentuk yang dipakai oleh mesin, dengan peredaksian sedikit- dikitnya. Untuk semua ini ditemukan suatu cara, sehingga berbagai unsur-unsur satuan informasi bibliografi dapat lebih mudah untuk dialihkan atau di kenali dengan mata ataupun dengan mesin tanpa seseorang harus mengerti isinya.

  Alat yang digunakan adalah tanda baca. Setiap daerah dari data bibliografi dipisahkan oleh tanda baca yakni tanda baca titik (.) dan tanda hubung (.-) dan setiap daerah dibatasi oleh tanda baca yang mudah dimengerti. Daerah yang ada dalam deskripsi bibliografi adalah :

1. Daerah Judul dan Pernyataan Kepengarangan

  Dalam daerah judul dan pernyataan kepengarangan berisikan berbagai unsur-unsur seperti judul sebenarnya, judul paralel, keterangan judul, dan pernyataan kepengarangan. Judul sebenarnya dan judul parallel dibatasi dengan tanda baca sama dengan (=), judul sebenarnya dengan keterangan judul dibatasi tanda baca titik dua (:), untuk mempersingkat judul menggunakan tanda baca titik tiga (…), sebagai pemisah antara judul dengan pernyataan kepengarangan menggunakan tanda baca garis miring (/), apabila pengaran lebih dari tiga pengarang maka hanya pengarang pertama yang dicantumkan dengan tanda …(et al), antara pengarang pertama dengan pengarang kedua atau penerjemah, editor maka digunakan tanda baca titik koma (;).

  2. Daerah Edisi

  Daerah edisi terdapat unsur-unsur yang terdiri dari pernyataan edisi dan pernyataan pengarang yang berhubungan dengan edisi. Untuk memisahkan antara pernyataan pengarang dengan edisi tanda baca yang digunakan adalah titik dan garis penghubung rangkap (.-) untuk memisahkan antara edisi dengan pernyataan pengarang yang berhubungan dengan edisi tanda baca yang digunakan adalah garis miring (/) dan untuk memisahkan antara pengarang dengan pengarang berikutnya tanda baca yang digunakan adalah titik koma (;).

  3. Daerah Publikasi Daerah publikasi berisikan unsur-unsur kota terbit, penerbit, tahun terbit.

  Untuk memisahkan antara daerah edisi dengan daerah publikasi tanda baca yang digunakan adalah titik dan garis penghubung rangkap (.-), untuk memisahkan kota terbit dengan penerbit tanda baca yang digunakan adalah titik koma (;), untuk memisahkan penerbit dengan tahun terbit tanda baca yang digunakan adalah koma (,). Sineloco [s.l] digunakan apabila kota terbit tidak terdapat di dalam dokumen, sinenomine [s.n] digunakan apabila penerbit tidak terdapat didalam dokumen dan sineanino[s.a] digunakan apabila tahun terbit tidak terdapat di dalam dokumen.

  4. Daerah Deskripsi Fisik

  Dalam daerah deskirpsi fisik memiliki unsur-unsur jumlah halaman buku baik menggunakan angka Arab maupun angka Romawi, pernyataan ilustrasi, ukuran buku serta lampiran dan tambahan. Untuk memisahkan jumlah halaman yang menggunakan angka Romawi dengan angka Arab tanda baca yang digunakan adalah koma (,), untuk membatasi antara angka Arab dengan pernyataan ilustrasi tanda baca yang digunakan adalah titik dua (:), untuk memisahkan antara pernyataan ilustrasi dengan ukuran buku tanda baca yang digunakan adalah titik koma (;) dan untuk memisahkan antara ukuran buku dengan lampiran tanda baca yang digunakan adalah tanda tambah (+).

  5. Daerah Seri

  Daerah seri terdiri dari unsur-unsur pernyataan seri, peryantaan sub seri dan nomor seri. Tanda baca yang digunakan untuk mengawali daerah seri adalah tanda baca titik dan garis hubung rangkap (.-), untuk judul seri dan sub seri menggunakan tanda baca titik dua (:), untuk nomor seri menggunakan tanda baca titik koma (;), setiap seri ditulis dalam tanda kurung biasa (0).

  6. Daerah Catatan

  Dalam daerah ini berisikan unsur-unsur yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna perpustakaan. Unsur-unsur ini tidak tercantum dalam deskripsi bibliografi seperti judul asli karya terjemahan, bentuk karya akademis, keterangan abstrak, bibliografi, indeks semua entri yang terdapat didaerah catatan ini disusun berdasarkan abjad.

  7. Daerah Nomor Standar (ISBN) dan Harga

  Dalam daerah ini khusus mencatat nomor standar sebuah karya. Untuk bahan pustaka monograf (buku) disebut dengan ISBN (International Standard Number Book). Kegunaan ISBN adalah untuk mencatat semua terbitan yang ada di seluruh dunia serta digunakan sebagai sarana temu balik informasi. Harga merupakan unsur kedua dari ISBN dan harga terbitan yang dicantumkan dengan angka serta lambang resmi mata uangnya.

2.3.2 Penentuan Tajuk Subjek

  Subjek merupakan tema, isi, topik yang dibahas dalam suatu karya oleh pengarang. Isi dari karya tersebut diungkap dengan istilah atau kata-kata yang dapat mewakili dokumen yang diambil dalam daftar tajuk subjek atau tesaurus. Kegiatan ini sering juga disebut dengan mengindeks.

  Menurut pendapat Philips dalam buku yang berjudul membina perpustakaan (1992), “mengindeks adalah seni menentukan subjek suatu karya, dan mencari istilah yang sama untuk subjek tersebut dalam daftar tajuk subjek”.

  Untuk menentukan tajuk subjek bukanlah pekerjaan yang mudah. Oleh karena itu seorang kataloger harus berpedoman pada daftar tajuk subjek yang sudah ditetapkan oleh perpustakaan, agar tidak terjadi kesalahan terhadap judul buku yang sama tetapi ditempatkan pada tajuk subjek yang berlainan.

  Pedoman untuk menetukan tajuk subjek pada perpustakaan pada umumnya banyak memakai pedoman Library of Congres Subject Headings (LSCH), Searlist Subject Heading, daftar tajuk subjek dan lain-lain.

2.3.3 Menetukan Tajuk Entri Utama

  Tajuk entri utama berfungsi untuk menentukan posisi kartu dalam penyusunan katalog. Sumber yang dapat dipakai untuk memperoleh tajuk suatu buku adalah buku itu sendiri secara keseluruhan, mulai dari halaman judul, halaman depan dan kulit.

  Menurt Tairas Soekarman (1981 :128) entri utama adalah “uraian katalog lengkap dari suatu bahan yang memberikan informasi yang diperlukan untuk mengindentifikasi suatu karya. Dalam katalog, entri ini juga memberikan jejakan dari semua entri tambahan yang dibuatkan untuk suatu karya”. Tajuk entri utama berfungsi untuk menentukan posisi kartu dasar dalam susunan katalog pengarang dan katalog judul, karena pada umumnya katalog pengarang atau katalog judul disusun berdasarkan abjad. Pada umunya yang menjadi tajuk entri utama adalah pengarang (nama orang, badan korporasi, badan pemerintah atau swasta) maupun yang bertanggung jawab atas isi dari suatu buku tersebut.

  Dalam memilih tajuk entri utama, kita harus memperhatikan ketentuan berikut yaitu :

  1. Karya Pengarang Tunggal Karya pengarang tunggal adalah karya yang disusun oleh seorang pengarang, yang menjadi tajuk entri utama adalah pengarang itu sendiri.

  2. Karya Pengarang Ganda Untuk karya pengarang ganda yang perlu di perhatikan adalah sebagi berikut:

   Jika karya ditulis oleh dua atau tiga orang yang menjadi tajuk entri utama adalah pengarang pertama, sedangkan pengarang kedua dan ketiga menjadi entri tambahan.

   utama adalah judul dan pengarang sebagai entri tambahan.

  Jika pengarang lebih dari tiga orang maka yang menjadi tajuk entri

  3. Karya Editor Apabila karya tersebut pengarangnya lebih dari tiga maka dibawah pimpinan seorang editor. Dalam hal ini ketentuan yang harus diperhatikan adalah:

  Karya yang dibawah pimpinan seorang editor yang mempunyai  judul berserta entri utamanya diletakan dibawah judul. Sedangkan entri tambahannya adalah editor. Jika tidak mempunyai judul bersama, entri utamanya ialah  pengarang atau judul pertama dari karya tersebut. Sedangkan tajuk tambahannya adalah editor.

  4. Karya Anonim Karya anonim adalah karya yang tidak memiliki nama seorang pengarang ataupun nama pengarang yang tidak jelas, maka yang menjadi tajuk entri utamanya adalah judul dari karya itu sendiri.

  5. Karya Badan Korporasi Yang menjadi tajuk entri utama untuk badan korporasi adalah nama badan itu sendiri apabila badan tersebut bertanggung jawab atas karyanya. Tajuk entri utama untuk badan korporasi dibuat atas nama perkumpulan organisasi, bank dan lembaga penelitian. Untuk pemerintahan seperti yudikatif, legislatif dan eksekutif tajuk entri utama dengan mencantumkan nama negara didepan nama badan sebagai tajuk.

  6. Karya Terjemahan Karya terjemahan yang menjadi tajuk entri utamanya adalah pengarang asli dan entri tambahan adalah penerjemah.

2.3.4 Klasifikasi

  Sumber-sumber yang dapat menjadi acuan untuk mengetahui pengertian klasifikasi adalah: Menurut Soetminah (1992 :81) menjelaskan bahwa “klasifikasi adalah kegiatan mengelompokan buku-buku yang subjeknya berbeda.” Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993 :395) klasifikasi adalah “proses pengelompokan artinya mengumpulkan benda atau entitas yang tidak sama”.

  Secara umum dapat diartikan bahwa batasan klasifikasi adalah usaha dalam menata ilmu pengetahuan kedalam urutan sistematis.

  Dari pengertian klasifikasi diatas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi adalah mengelompokan benda atau objek kedalam kelas tertentu menurut ciri-ciri yang sama. Didalam dunia perpustakaan lainya pengertian klasifikasi bisa lebih khusus lagi sesuai dengan objek yang dimiliki perpustakaan tersebut.

  Menurut Phlips (1992 :43) “klasifikasi perpustakaan merupakan sistem klasifikasi dimana subjek-subjek yang disusun berdasarkan hirarki dari subjek- subjek yang lain.” Yang artinya terdapat dua sistem klasifikasi yaitu sistem klasifikasi umum dan sistem klasifikasi khusus. Klasifikasi umum mencakup semua aspek cabang ilmu pengetahuan sedangkan klasifikasi khusus hanya mencakup beberapa subjek saja.

  Sistem klasifikasi umum yang sering digunakan adalah: 1) Sistem DDC (Dewey Decimal Classification) 2) Sistem UDC (Uiversal Decimal Classification) 3) Sistem LCC (Library of Congress Classification) 4) Sistem CC (Colon Classification)

  Sistem yang banyak digunakan di perpustakaan di Indonesia adalah sistem DDC ( Dewey Decimal Classification) karena kebanyakan perpustakaan di Indonesia cukup puas menggunakan sistem DDC. Klasifikasi dewey hanya menggunakan angka didalam sistemnya, angka menunjukan tempat yang ada didalam sistem klasifikasi yang disebut juga dengan notasi. DDC membagi cabang ilmu pengetahuan menjadi sepuluh kelas utama yaitu : 000 Karya Umum 100 Filsafat 200 Agama 300 Ilmu Sosial 400 Bahasa 500 Ilmu Murni 600 Ilmu Terapan

  700 Kesenian dan Olah Raga 800 Kesusasteraan 900 Sejarah dan Geografi

  Pada DDC edisi 19 sistem klasifikasi terbagi menjadi tiga volume yaitu: volume pertama terdapat introduction, volume ke-2 terdapat bagan atau schedule dengan notasi dari 000-999, volume ke-3 terdapat indeks relatif yang berisikan sujek yang disusun secara alfabetis yang disertai nomor klasifikasi, sedangkan pada DDC edisi ke 20 klasifikasi terbagi menjadi empat volume yaitu: volume pertama terdapat table subdivisi, volume ke-2 dan ke-3 terdapat bagan notasi terdiri dari klas 000-599 dan 600-999 dan volume ke-4 terdapat indeks relatif dan pada DDC edisi ke 21 sistem klasifikasi sama seperti dengan edisi ke 20 yang terbagi menjadi empat volume.

2.4 Pengetikan Kartu Katalog Secara Manual

  Sebelum mengetik kartu katalog terlebih dahulu harus mempersiapkan T- Slip (Temorary Slip). T-Slip merupakan kertas buram yang berukuran ¼ folio dengan ukuran 7,5 x 12,5. Fungsi dari T-Slip adalah sebagai konsep untuk peembuatan kartu katalog berisikan keterangan-keterangan mengenai dengan buku yang bersangkutan.

  T-Slip bersifat sementara karena hanya merupakan suatu konsep untuk memudahkan kataloger pada saat pengetikan kartu katalog. Isi dari T-Slip antara lain :

   Nomor klas

   Nama pengarang 

  Judul 

  Impresium 

  Deskripsi fisik  Notasi 

  Tracing Menurut pendapat Sumardji (1994:11) setiap bahan pustaka yang dibuatkan kartu katalog paling sedikit empat jenis kartu katalog yaitu: a. Kartu katalog pengarang

  b. Kartu katalog judul

  c. Kartu katalog subjek

  d. Kartu katalog shelflist

  2.5 Katalog komputer

  Katalog komputer (Online Komputer Katalog) sering disebut juga Online Public Access Catalugue (OPAC), adalah bentuk katalog baru yang sudah digunakan oleh sejumlah perpustakaan tertentu. OPAC cepat menjadi pilihan katalog yang digunakan oleh berbagai jenis perpustakaan. Dari berbagai bentuk fisik katalog yang telah digunakan perpustakaan, OPAC dianggap paling fleksibel dan paling mutakhir (Taylor 199 : 11)

  Online Public Access Cataluge (OPAC) merupakan katalog yang berisikan cantuman bibliografi dari koleksi satu atau beberapa perpustakaan, disimpan dalam magnetic disk atau media rekam lainnya, dan dibuat secara onlain kepada pengguna. OPAC adalah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum dan dapat dipakai pengguna untuk menelusuri data katalog untuk memastikan apakah perpustakaan tersebut menyimpan karya tertentu untuk mendapatkan informasi tentang lokasinya dan jika sistem katalog dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pengguna dapat mengetahui bahan pustaka yang sedang dicari tersedia diperpustakaan atau sedang dipinjam.

  Berbagai perpustakaan mulai menggunakannya sebagai perangkat lunak untuk membuat katalog. Untuk format katalog digunakan format indomarc. Secara umum, OPAC adalah suatu sistem temu kembali informasi berbasis komputer yang digunakan pengguna untuk menelusuri koleksi suatu perpustakaan atau informasi lainnya.

  2.6 Penyusunan Kartu Katalog Pada Laci Katalog

  Kartu-kartu katalog yang sudah selesai diolah, disusun agar pengguna dapat melakukan penelusuran dengan mudah. Menurut pendapat Sulistyo-Basuki (1991:319) penyusunan kartu katalog secara garis besar yaitu:

  1. Kartu katalog abjad

  a. Katalog pengarang b. Katalog judul

  c. Katalog subjek

  d. Katalog leksikal (dictionary catalogue)

  2. Katalog kelas (classified catalogue)

  3. Katalog terbagi (devided catalogue) Katalog abjad disusun bedasarkan abjad dari setiap entri (pengarang, judul dan subjek). Katalog pengarang memberikan informasi tentang nama pengarang suatu karya. Katalog judul memberikan informasi mengenai judul-judul yang dimiliki suatu perpustakaan. Katalog subjek memungkinkan pengguna mengetahui buku-buku yang dimiliki oleh suatu perpustakaan. Sedangkan katalog leksikal merupakan katalog yang mencakup entri pengarang, judul dan subjek yang disusun bersama-sama berdasarkan abjad. Susunan katalog kelas (classified catalogue) disusun berdasarkan kelas dari seluruh entri. Susunan katalog terbagi merupakan sempalan dari katalog leksikal.