PENGERTIAN DAN TEORI ETIKA (1)

PENGERTIAN DAN TEORI ETIKA
I. PENGERTIAN DAN TEORI ETIKA
Etika berasal dari kata ethos sebuah kata dari Yunani, yang diartikan identik dengan
moral atau moralitas. Kedua istilah ini dijadikan sebagai pedoman atau ukuran bagi
tindakan manusia dengan penilaian baik atau buruk dan bener atau salah. Etika
melibatkan analisis kritis mengenai tindakan manusia untuk menentukan suatu nilai
benar dan salah dari segi kebenaran dan keadilan. Jadi ukuran yang dipergunakan
adalah norma, agama, nilai positif dan unversalitas. Oleh karena itu, istilah etika
sering
dikonotasikan
dengan
istilahistilah: tata krama, sopan santun, pedoman moral, norma susila, dan lain-lain yang
berpijak pada norma-norma tata hubungan antar unsur atau antar elemen didalam
masyarakat dan lingkungannya.
A. Prinsip-Prinsip Etika
a. Tanggung jawab
Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan dan terhadap hasilnya serta profesi
itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
b. Keadilan.
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi
haknya.

c. Otonomi.
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan
dalam menjalankan profesinya.
B.

Basis Teori Etika

a. Teori teleologi
Teleologi berasal dari bahasa Yunani yaitu telos. Menurut teori ini kualitas etis suatu
perbuatan atau tindakan diperoleh dengan dicapainya tujuan dari perbuatan itu sendiri.
Ada dua macam aliran dalam teori teleologi ini yaitu: utilitarisme dan egoisme,
pengertiannya dibahas berikutnya.
b. Teori hak
Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan
kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak
didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu
hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
c. Teori Keutamaan (Virtue)
Adalah memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu
perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bisa


didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan
memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Contoh keutamaan :
kebijaksanaan, keadilan, suka bekerja keras, dan hidup yang baik.
C.

Dilema Etika

Dilema etika merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus
membuat keputusan mengenai perilaku yang patut. Contoh sederhananya adalah jika
seseorang menemukan cincin berlian, ia harus memutuskan untuk mencari pemilik
cincin atau mengambil cincin tersebut. Para auditor, akuntan, dan pebisnis lainnya,
menghadapi banyak dilema etika dalam karier bisnis mereka. Terlibat dengan klien
yang mengancam akan mencari auditor baru jika tidak diberikan opini unqualified
akan menimbulkan dilema etika jika opini unqualified tersebut ternyata tidak tepat
untuk diberikan.
D.

Egoism


Menurut Rachels (2004: 146) artinya teori mengenai bagaimana kita seharusnya
bertindak, tanpa memandang bagaimana kita biasanya bertindak. Menurut teori ini
hanya ada satu prinsip perilaku yang utama, yakni prinsip kepentingan diri, dan
prinsip ini merangkum semua tugas dan kewajiban alami seseorang.
E. Utilitarism
Utilitarisme adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh David Hume. Dalam teori ini
suatu perbuatan atau tindakan dapat dikatakan baik jika dapat menghasilkan manfaat.
Akan tetapi bukan bermanfaat untuk pribadi seseorang saja, tapi untuk sekelompok
orang atau sekelompok masyarakat.
F. Deontologi
Deontologi berasal dari bahasa Yunani deon, yang berarti kewajiban. Etika deontologi
memberikan pedoman moral agar manusia melakukan apa yang menjadi kewajiban
sesuai dengan nilainilai atau norma-norma yang ada. Suatu perilaku akan dinilai baik
atau buruk berdasarkan kewajiban yang mengacu pada nilai-nilai atau norma-norma
moral. Tindakan sedekah kepada orang miskin adalah tindakan yang baik karena
perbuatan tersebut merupakan kewajiban manusia untuk melakukannya. Sebaliknya,
tindakan mencuri, penggelapan dan korupsi adalah perbuatan buruk dan kewajiban
manusia untuk menghindarinya. Etika deontologi tidak membahas apa akibat atau
konsekuensi dari suatu perilaku. Suatu perilaku dibenarkan bukan karena perilaku itu
berakibat baik, tetapi perilaku itu memang baik dan perilaku itu didasarkan kewajiban

yang memang harus dilaksanakan.
G. Virtue etics
Virtue Etics atau teori keutamaan dapat didefinisikan sebagai cara pikir seseorang
yang memungkinkan dia untuk bertindak baik secara moral. Teori ini cenderung
memandang sikap atau akhlak seseorang.
II.

PERILAKU ETIKA DALAM PRODESI AKUNTANSI

1. Akuntansi Sebagai Profesi Dan Peran Akuntan

Akuntan sebagai suatu profesi dituntut untuk mengikuti perkembangan dunia yang
semakin global. Profesi akuntan Indonesia di masa yang akan datang menghadapi
tantangan yang semakin berat, terutama jika dikaitkan dengan berlakunya kesepakatan
Internasional mengenai pasar bebas. Profesi akuntan Indonesia harus menanggapi
tantangan tersebut secara kritis khususnya mengenai keterbukaan pasar jasa yang
berarti akan member peluang yang besar sekaligus memberikan tantangan yang
semakin berat.
Menurut Machfoedz (1997), profesionalisme suatu profesi mensyaratkan tiga hal
utama yang harus dipunyai oleh setiap anggota profesi tersebut, yaitu: keahlian (skill),

karakter (character), dan pengetahuan (knowledge). Timbul dan berkembangnya
profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya
perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Dari
profesi akuntan publik inilah masyarakat kreditur dan investor mengharapkan
penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan oleh manajemen perusahaan.
Peran akuntan antara lain :
1. Akuntan Publik (Public Accountants)
Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan
independen yangmemberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu.
2. Akuntan Intern (Internal Accountant)
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan atau akuntan manajemen.
3. Akuntan Pemerintah (Government Accountants)
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah,
misalnya dikantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan
Pengawas Keuangan (BPK).
4. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi,
melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun

kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.
2. Ekpetasi
Masyarakat umumnya mempersepsikan akuntan sebagai orang yang profesional
dibidang akuntansi. Ini berarti bahwa mereka mempunyai sesuatu kepandaian yang
lebih dibidang ini dibandingkan dengan orang awam. Selain itu masyarakat pun

berharap bahwa para akuntan mematuhi standar dan tata nilai yang berlaku
dilingkungan

profesi

akuntan,

sehingga

masyarakat

dapat

mengandalkan


kepercayaannya terhadap pekerjaan yang diberikan. Dengan demikian unsur
kepercayaan memegang peranan yang sangat penting dalam hubungan antara akuntan
dan pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini, seorang akuntan dipekerjakan
oleh sebuah organisasi atau KAP, tidak akan ada undang-undang atau kontrak
tanggung jawab terhadap pemilik perusahaan atau publik.Walaupun demikian,
sebagaimana tanggung jawabnya pada atasan, akuntan professional publik
mengekspektasikannya untuk mempertahankan nilai-nilai kejujuran, integritas,
objektivitas, serta pentingannya akan hak dan kewajiban dalam perusahaan.
3. Nilai-Nilai Etika Vs Teknik Akuntansi/Auditing
Sebagain besar akuntan dan kebanyakan bukan akuntan memegang pendapat bahwa
penguasaan akuntansi dan atau teknik audit merupakan sejata utama proses akuntansi.
Tetapi beberapa skandal keuangan disebabkan oleh kesalahan dalam penilaian tentang
kegunaan teknik atau yang layak atau penyimpangan yang terkait dengan hal itu.
Beberapa kesalahan dalam penilaian berasal dari salah mengartikan permasalahan
dikarenakan kerumitannya, sementara yang lain dikarenakan oleh kurangnnya
perhatian terhadap nilai etik kejujuran, integritas, objektivitas, perhatian, rahasia dan
komitmen terhadap mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri
sendiri.
a.


Integritas, setiap tindakan dan kata-kata pelaku profesi menunjukan sikap
transparansi, kejujuran dan konsisten.

b. Kerjasama, mempunyai kemampuan untuk bekerja sendiri maupun dalam tim.
c. Inovasi, pelaku profesi mampu memberi nilai tambah pada pelanggan dan proses kerja
dengan metode baru.
d. Simplisitas, pelaku profesi mampu memberikan solusi pada setiap masalah yang
timbul, dan masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana. Teknik akuntansi
(akuntansi technique) adalah aturan aturan khusus yang diturunkan dari prinsip
prinsip akuntan yang menerangkan transaksi transaksi dan kejadian kejadian tertentu
yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut.
4.

Perilaku Etika Dalam Pemberian Jasa Akuntan Publik
Masyarakat, kreditur dan investor mengharapkan penilaian yang bebas serta tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen

perusahaan. Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat,
antara lain:

a. Jasa Assurance , jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi
pengambil keputusan.
b. Jasa Atestasi Jasa atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), review, dan
prosedur yang disepakati (agreed upon procedure). Jasa atestasi adalah suatu
pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang
apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang material dan kriteria yang
telah ditetapkan.
c. Jasa Non Assurance Jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang tidak memberikan
suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan.
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan
kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap
mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan
standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh
anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika
profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan
Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari prinsip etika yang ditetapkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

III.


KODE ETI PROFESI AKUNTANSI

Akuntan sebagai suatu profesi untuk memenuhi fungsi auditing harus tunduk pada
kode etik profesi dan melaksanakan audit terhadap suatu laporan keuangan dengan
cara tertentu. Etik sebagai suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan
bertindaknya seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang oleh masyarakat
sebagai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan martabat dan kehormatan
seseorang. Etik yang telah disepakati bersama oleh anggota suatu profesi disebut
dengan Kode Etik Profesi.
Akuntan sebagai suatu profesi mempunyai kode etik profesi yang dinamakan Kode
Etik Akuntan Indonesia. Khusus untuk akuntan public terdapat Kode Etik Profesi
Akuntan Publik yang sebelumnya disebut Aturan Etika Kompartemen Akuntan
Publik. Kode Etik Profesi Akuntan Publik adalah aturan etika yang harus diterapkan
oleh anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang sebelumnya dinamakan
Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik (IAI KAP) dan staf
profesional (baik yang anggota IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang bekerja
pada satu Kantor Akuntan Publik/ (KAP).
A. Kode Perilaku Profesional
Perilaku etika merupakan fondasi peradaban modern. Etika mengacu pada suatu
sistem atau kode perilaku berdasarkan kewajiban moral yang menunjukkan

bagaimana seorang individu harus berperilaku dalam masyarakat. Profesionalisme
didefinisikan secara luas mengacu pada perilaku, tujuan dan kualitas yang membentuk
karakter atau ciri suatu profesi atau orang-orang profesional. Seluruh profesi
menyusun aturan atau kode perilaku yang mendefinisikan perilaku etika bagi anggota
profesi tersebut.
B.
a.

Prinsip-Prinsip Etika

IFAC
IFAC atau International Federation of Accountants mempunyai tugas untuk membuat
standar internasional pada etika, auditing dan assurance, pendidikan akunting, dan
akuntansi sector public.Langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang auditor
dalam menjalankan tugasnya adalah dengan memahami IFAC’s International Ethics
Standards Board for Accountants (IESBA). Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC:

1)

Integritas
Seorang akuntan profesional harus bertindak tegas dan jujur dalam semua hubungan
bisnis dan profesionalnya.Dalam kasus Waste Management Inc, akuntan yang ada di

perusahaan tidak secara jujur dan tegas dalam mengungkapkan keadaan keuangan
WMI yang sebenarnya.Serta ikut berpartisipasi dalam melakukan penipuan atau
manipulasi laporan keuangan.
2)

Objektivitas
Seorang akuntan profesional seharusnya tidak boleh membiarkan terjadinya bias,
konflik kepentingan, atau dibawah pengaruh orang lain sehingga mengesampingkan
pertimbangan bisnis dan profesional. Auditor eksternal di Waste Management berada
di bawah pengaruh para eksekutif WMI, yang banyak melakukan manupulasi
terhadap laporan keuangan perusahaan.

3)

Kompetensi profesional dan kehati-hatian
Seorang akuntan profesional mempunyai kewajiban untuk memelihara pengetahuan
dan keterampilan profesional secara berkelanjutan pada tingkat yang dipelukan untuk
menjamin seorang klien atau atasan menerima jasa profesional yang kompeten yang
didasarkan atas perkembangan praktik, legislasi, dan teknik terkini.Seorang akuntan
profesional harus bekerja secara tekun serta mengikuti standar-standar profesional dan
teknik yang berlaku dalam memberikan jasa profesional. Akuntan WMI secara
sengaja memberikan opini wajar tanpa pengecualian terhadap laporan keuangan yang
salah saji secara demi kepentingan kliennya.

4)

Kerahasiaan
Seorang akuntan profesional harus menghormati kerahasiaan informasi yang
diperolehnya sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnis serta tidak boleh
mengungkapkan informasi apapun kepada pihak ketiga tanpa izin yang benar dan
spesifik, kecuali terdapat kewajiban hukum atau terdapat hak profesional untuk
mengungkapkannya.

5)

Perilaku Profesional
Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum dan perundang-undangan yang
relevan dan harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.Akuntan
WMI jelas telah melanggar hukum yang berlaku dengan melakukan penipuan laporan
keuangan yang menyebabkan banyak kerugian terjadi dan hanya menguntungkan diri
sendiri dan kliennya saja.

b.

AICPA
Prinsip-prinsip AIPCA:

a)

Tanggung Jawab

Dalam melaksanakan tanggung jawab mereka sebagai professional, anggota harus
menerapkan penilaian professional dan moral yang sensitive dalam segala
kegiatannya.
b)

Kepentingan Umum
Anggota harus menerima kewajiban mereka untuk bertindak dengan cara yang dapat
melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan
komitmen terhadap profesionalisme.

c)

Integritas
Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat, anggota harus
melakukan semua tanggung jawab professional dengan integritas tertinggi.

d)

Objectivitas dan Independensi
Seorang anggota harus mempertahankan objectivitas dan bebas dari konflik
kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab professional. Seorang anggota
dalam praktik publik harus independen dalam penyajian fakta dan tampilan ketika
memberikan layanan audit dan jasaatestasi lainnya.

e)

Due Care
Seorang anggota harus mematuhi standar teknis dan etis profesi, berusaha terus
menerus untuk menigkatkan kompetensi dan layanan dalam melaksanakan tanggung
jawab professional dengan kemampuan terbaik yang dimiliki anggota.

f)

Sifat dan Cakupan Layanan
Seorang anggota dalam praktik publik harus memerhatikan Prinsip-prinsip dari Kode
Etik Profesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan disediakan.

c.

IAI
Prinsip Etika Profesi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia yaitu:

1. Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.
3 Satu ciri utama dari suatu profesi

Adalah penerimaan tanggung-jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang
peranan yang penting di masyarakat, di mana publik dari profesi akuntan yang terdiri
dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis
dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepacla obyektivitas dan integritas
akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.
C.

Aturan Dan Interpretasi Etika

Aturan Etika Akuntan Publik Indonesia telah diatur dalam SPAP dan berlaku sejak
tahun 2000. Aturan etika IAI-KAP ini memuat lima hal:
1.

Standar umum dan prinsip akuntansi

2.

Tanggung jawab dan praktik lain

3.

Tanggung jawab kepada klien

4.

Independensi, integritas, dan objektivitas

5.

Tanggung jawab kepada rekan seprofesi
Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang
dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihakpihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa
dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.

BEBERAPA TEORI ETIKA
1. 1.

Egoisme

Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme, yaitu
egoisme psikologis dan egoisme etis. Egoisme psikologis adalah suatu teori yang
menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri.
Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri. Yang membedakan
tindakan berkutat diri (egoisme psikologis) dengan tindakan untuk kepentingan diri (egoisme
etis) adalah pada akibatnya terhadap orang lain. Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri
mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain, sedangkan tindakan mementingkan diri
tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.
1. 2.

Utilitarianisme

Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata Inggris utility yang
berarti bermanfaat (Bertens, 2000). Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatan baik jika
membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang
sangat terkenal “the greatest happiness of the greatest numbers”. Perbedaan paham
utilitarianisme dengan paham egoisme etis terletak pada siapa yang memperoleh manfaat.
Egoisme etis melihat dari sudut pandang kepentingan individu, sedangkan paham
utilitarianisme melihat dari sudut kepentingan orang banyak (kepentingan bersama,
kepentingan masyarakat).

Paham utilitarianisme dapat diringkas sebagai berikut :
1. Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya (akibat, tujuan
atau hasilnya).
2. Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting
adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan.
3. Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya.
4. 3.

Deontologi

Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Paham deontologi
mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan
tujuan, konsekuensi atau akibat dari tindakan tersebut. Konsekuensi suatu tindakan tidak
boleh menjadi pertimbangan untuk menilai etis atau tidaknya suatu tindakan. Suatu perbuatan
tidak pernah menjadi baik karena hasilnya baik. Hasil baik tidak pernah menjadi alasan untuk
membenarkan suatu tindakan, melainkan hanya kisah terkenal Robinhood yang merampok
kekayaan orang-orang kaya dan hasilnya dibagikan kepada rakyat miskin.
1. 4.

Teori Hak

Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling
banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Sebetulnya
teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena hak berkaitan dengan
kewajiban. Malah bisa dikatakan, hak dan kewajiban bagaikan dua sisi dari uang logam yang
sama. Dalam teori etika dulu diberi tekanan terbesar pada kewajiban, tapi sekarang kita
mengalami keadaan sebaliknya, karena sekarang segi hak paling banyak ditonjolkan. Biarpun
teori hak ini sebetulnya berakar dalam deontologi, namun sekarang ia mendapat suatu
identitas tersendiri dan karena itu pantas dibahas tersendiri pula. Hak didasarkan atas
martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu teori hak sangat cocok
dengan suasana pemikiran demokratis. Teori hak sekarang begitu populer, karena dinilai
cocok dengan penghargaan terhadap individu yang memiliki harkat tersendiri. Karena itu
manusia individual siapapun tidak pernah boleh dikorbankan demi tercapainya suatu tujuan
yang lain.
Menurut perumusan termasyur dari Immanuel Kant : yang sudah kita kenal sebagai orang
yang meletakkan dasar filosofis untuk deontologi, manusia merupakan suatu tujuan pada
dirinya (an end in itself). Karena itu manusia selalu harus dihormati sebagai suatu tujuan
sendiri dan tidak pernah boleh diperlakukan semata-mata sebagai sarana demi tercapainya
suatu tujuan lain.
1. 5.

Teori Keutamaan (Virtue Theory)

Dalam teori-teori yang dibahas sebelumnya, baik buruknya perilaku manusia dipastikan
berdasarkan suatu prinsip atau norma. Dalam konteks utilitarisme, suatu perbuatan adalah
baik, jika membawa kesenangan sebesar-besarnya bagi jumlah orang terbanyak. Dalam
rangka deontologi, suatu perbuatan adalah baik, jika sesuai dengan prinsip “jangan mencuri”,
misalnya. Menurut teori hak, perbuatan adalah baik, jika sesuai dengan hak manusia. Teoriteori ini semua didasarkan atas prinsip (rule-based).

Disamping teori-teori ini, mungkin lagi suatu pendekatan lain yang tidak menyoroti
perbuatan, tetapi memfokuskan pada seluruh manusia sebagai pelaku moral. Teori tipe
terakhir ini adalah teori keutamaan (virtue) yang memandang sikap atau akhlak seseorang.
Dalam etika dewasa ini terdapat minat khusus untuk teori keutamaan sebagai reaksi atas
teori-teori etika sebelumnya yang terlalu berat sebelah dalam mengukur perbuatan dengan
prinsip atau norma. Namun demikian, dalam sejarah etika teori keutamaan tidak merupakan
sesuatu yang baru. Sebaliknya, teori ini mempunyai suatu tradisi lama yang sudah dimulai
pada waktu filsafat Yunani kuno.
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh
seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Kebijaksanaan,
misalnya, merupakan suatu keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan tepat
dalam setiap situasi. Keadilan adalah keutamaan lain yang membuat seseorang selalu
memberikan kepada sesama apa yang menjadi haknya. Kerendahan hati adalah keutamaan
yang membuat seseorang tidak menonjolkan diri, sekalipun situasi mengizinkan. Suka
bekerja keras adalah keutamaan yang membuat seseorang mengatasi kecenderungan spontan
untuk bermalas-malasan. Ada banyak keutamaan semacam ini. Seseorang adalah orang yang
baik jika memiliki keutamaan. Hidup yang baik adalah hidup menurut keutamaan (virtuous
life).
Menurut pemikir Yunani (Aristoteles), hidup etis hanya mungkin dalam polis. Manusia
adalah “makhluk politik”, dalam arti tidak bisa dilepaskan dari polis atau komunitasnya.
Dalam etika bisnis, teori keutamaan belum banyak dimanfaatkan. Solomon membedakan
keutamaan untuk pelaku bisnis individual dan keutamaan pada taraf perusahaan. Di samping
itu ia berbicara lagi tentang keadilan sebagai keutamaan paling mendasar di bidang bisnis.
Diantara keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut : kejujuran,
fairness, kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini berkaitan erat satu sama lain dan
kadang-kadang malah ada tumpang tindih di antaranya. Kejujuran secara umum diakui
sebagai keutamaan pertama dan paling penting yang harus dimiliki pelaku bisnis. Kejujuran
menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Jika mitra bisnis ingin bertanya, pebisnis yang
jujur selalu bersedia memberi keterangan. Tetapi suasana keterbukaan itu tidak berarti si
pebisnis harus membuka segala kartunya. Sambil berbisnis, sering kita terlibat dalam
negosiasi kadang-kadang malah negosiasi yang cukup keras dan posisi sesungguhnya atau
titik tolak kita tidak perlu ditelanjangi bagi mitra bisnis. Garis perbatasan antara kejujuran
dan ketidakjujuran tidak selalu bisa ditarik dengan tajam.
Ketiga keutamaan lain bisa dibicarakan dengan lebih singkat. Keutamaan kedua
adalah fairness. Fairness adalah kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua
orang dan dengan “wajar” dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang
terlibat dalam suatu transaksi. Insider trading adalah contoh mengenai cara berbisnis yang
tidak fair. Dengan insider trading dimaksudkan menjual atau membeli saham berdasarkan
informasi “dari dalam” yang tidak tersedia bagi umum. Bursa efek sebagai institusi justru
mengandaikan semua orang yang bergiat disini mempunyai pengetahuan yang sama tentang
keadaan perusahaan yang mereka jualbelikan sahamnya. Orang yang bergerak atas dasar
informasi dari sumber tidak umum (jadi rahasia) tidak berlaku fair.
Kepercayaan (trust) juga merupakan keutamaan yang penting dalan konteks bisnis.
Kepercayaan harus ditempatkan dalam relasi timbal balik. Ada beberapa cara untuk
mengamankan kepercayaan. Salah satu cara adalah memberi garansi atau jaminan. Cara-cara

itu bisa menunjang kepercayaan antara pebisnis, tetapi hal itu hanya ada gunanya bila
akhirnya kepercayaan melekat pada si pebisnis itu sendiri.
1. 6.

Teori Etika Teonom

Sebagaimana dianut oleh semua penganut agama di dunia bahwa ada tujuan akhir yang ingin
dicapai umat manusia selain tujuan yang bersifat duniawi, yaitu untuk memperoleh
kebahagiaan surgawi. Teori etika teonom dilandasi oleh filsafat risten, yang mengatakan
bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan
kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan dengan kehendak
Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan/perintah Allah
sebagaimana dituangkan dalam kitab suci.
Sebagaimana teori etika yang memperkenalkan konsep kewajiban tak bersyarat diperlukan
untuk mencapai tujuan tertinggi yang bersifat mutlak. Kelemahan teori etika Kant teletak
pada pengabaian adanya tujuan mutlak, tujuan tertinggi yang harus dicapai umat manusia,
walaupun ia memperkenalkan etika kewajiban mutlak. Moralitas dikatakan bersifat mutlak
hanya bila moralitas itu dikatakan dengan tujuan tertinggi umat manusia. Segala sesuatu yang
bersifat mutlak tidak dapat diperdebatkan dengan pendekatan rasional karena semua yang
bersifat mutlak melampaui tingkat kecerdasan rasional yang dimiliki manusia.
ETIKA ABAD KE-20
1. Arti Kata “Baik” Menurut George Edward Moore
2. Tatanan Nilai Max Scheller
3. Etika Situasi Joseph Fletcher
4. Pangdangan Penuh Kasih Iris Murdoch
5. Pengelolaan Kelakuan Byrrhus Frederic Skinner
6. Prinsip Tanggung Jawab Hans Jonas
7. Kegagalan Etika Pencerahan Alasdair Maclntyre
TEORI ETIKA DAN PARADIGMA HAKIKAT MANUSIA
1. Tampaknya sampai saat ini telah muncul beragam paham atau teori etika, dimana
masing-masing teori mempunyai pendukung dan penentang yang cukup berpengaruh.
2. Munculnya beragam teori etika karena adanya perbedaan paradigma, pola pikir atau
pemahaman tentang hakikat hidup sebagai manusia.
3. Hampir semua teori etika yang ada didasarkan atas paradigma tidak utuh tentang
hakikat manusia.
4. Semua teori yang seolah-olah saling bertentangan tersebut sebenarnya tidaklah
bertentangan.

5. Teori-teori yang tampak bagikan potongan-potongan terpisah ini dapat dipadukan
menjadi satu teori tunggal berdasarkan paradigm hakikat manusia secara utuh.
6. Inti dari etika manusia utuh adalah keseimbangan pada :


Kepentingan pribadi, kepentingan masyarakat dan kepentingan Tuhan.



Keseimbangan moral materi (PQ dan IQ), modal sosial (EQ) dan modal spiritual
(SQ).



Kebahagiaan lahir (duniawi), kesejahteraan masyarakat dan kebahgiaan batin surgawi.



Keseimbangan antara hak (individu) dengan kewajiban kepada masyarakat dan
Tuhan.

TANTANGAN KE DEPAN ETIKA SEBAGAI ILMU
Ilmu etika ke depan hendaknya didasarkan atas paradigma manusia utuh, yaitu suatu pola
pikir yang mengutamakan integrasi dan keseimbangan pada :
1. Pertumbuhan PQ, IQ, EQ dan SQ.
2. Kepentingan individu, kepentingan masyarakat dan kepentingan Tuhan.
3. Keseimbangan tujuan lahiriah (duniawi) dengan tujuan rohaniah (spiritual).
Hakikat utuh manusia adalah keseimbangan yang bisa diringkas sebagai berikut :
1. Keseimbangan antara hak (teori hak) dan kewajiban (teori deontologi).
2. Keseimbangan tujuan duniawi (teori teologi) dan rohani (teori teonom).
3. Kesiembangan antara kepentingan individu (teori egoisme) dan kepentingan
masyarakat (teori utilitarianisme).
4. Gabungan ketiga butir di atas akan menentukan karakter seseorang (teori keutamaan).
5. Hidup adalah suatu proses evolusi kesadaran.