T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru di SD Negeri Langensari ecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang T2 BAB II

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Supervisi Akademik Kepala Sekolah
2.1.1 Pengertian Supervisi Akademik
Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan
situasi pembelajaran yang lebih baik. Situasi belajar
inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan
melalui layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian
layanan supervisi mencakup seluruh aspek dari
penyelenggaraan
pendidikan
dan
pengajaran.
Sedangkan supervisi akademik diartikan sebagai
pembinaan dan sasaran pembinaan tersebut bisa
untuk kepala sekolah, guru, pegawai tatausaha.
Namun yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula
pembinaan guru. Supervisi
akademik
adalah
serangkaian

kegiatan
membantu
guru
mengembangkan kemampuannya dalam mengelola
proses pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran.
Supervisi adalah semua usaha yang sifatnya
membantu guru atau melayani guru agar ia dapat
memperbaiki,
mengembangkan,
dan
bahkan
meningkatkan pengajarannya, serta dapat pula
menyediakan kondisi belajar siswa yang efektif dan
efisien demi pertumbuhan jabatannya untuk mencapai
tujuan
pendidikan

dan
meningkatkan
mutu
pendidikan. Bantuan atau pelayanan yang diberikan
yang dimaksud adalah bantuan yang diberikan dengan
jalan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
guru untuk dapat mengembangkan pengelolaan

15

16

pembelajaran yang terdiri dari penyusunan rencana
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian
prestasi belajar
Supervisi juga diartikan sebagai kegiatan
supervisor yang dilakukan untuk perbaikan proses
belajar mengajar. Supervisi pembelajaran dilakukan
untuk mengawasi kegiatan sekolah dengan tujuan
kegiatan pendidikan berjalan dengan baik. Namun

dalam prakteknya lebih banyak bersifat kepengawasan
untuk merekam apakah guru bekerja dengan baik.
Karena akibatnya sering kali kesalahan guru yang lebih
banyak dikemukakan (Mantja, 2007:99).
Supervisi dapat juga diartikan sebagai segala
bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju
pada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan
personel sekolah lainnya dalam mencapai tujuan
pendidikan. supervisi ini berupa dorongan, bimbingan
dan kesempatan bagi pertumbuhan dan keahlian serta
kecakapan guru-guru seperti bimbingan dalam usaha
dan pelaksanaan pembaharuan
pendidikan dan
pembelajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode
mengajar yang lebih baik, cara penilaian yang
sistematis terhadap seluruh fase proses pembelajaran.
Singkatnya,
supervisi
adalah
suatu

aktivitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan
pekerjaan mereka secara efektif (Herabudin, 2009:195).
Supervisi
akademik
yang
menitikberatkan
pengamatan
supervisor
pada
masalah-masalah
akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam
lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa
sedang dalam proses belajar (Arikunto, 2008:5). Fungsi
supervisi adalah membantu sekolah menciptakan
lulusan yang baik dalam kuantitas dan kualitatas,

17


serta membantu para guru agar bisa dan dapat bekerja
secara profesional sesuai dengan kondisi masyarakat
tempat sekolah itu berada (Pidarta, 2009:3).
Tujuan supervisi adalah memberikan layanan
dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar
guru di kelas pada gilirannya untuk meningkatkan
kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki
kemampuan mengajar tetapi juga mengembangkan
potensi
kualitas
guru
(Sahertian,
2000:19).
Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan
supervisi adalah bagaimana cara mengubah pola pikir
yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang
konstruktif dan kreatif, yaitu sikap yang menciptakan
situasi dan relasi di mana guru-guru merasa aman dan
diterima sebagi subjek yang dapat berkembang sendiri,
untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan

data, fakta yang objektif ( Sahertian, 2000:20).
Kegiatan supervisi akademik wajib dilaksanakan
dalam penyelenggaraan pendidikan, pelaksanaan
kegiatan supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah
dan pengawas sekolah dalam memberikan binaan
kepada guru. Hal tersebut karena proses pembelajaran
yang dilaksanakan guru merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai
peranan utama. Proses pembelajaran merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru
dan siswa atas dasar hubungan balik yang berlangsung
dalamsituasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Oleh karena kegiatan supervise di pandang perlu untuk
memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Supervisi Akademik yang dilakukan kepala
sekolah adalah Secara rutin dan terjadwal Kepala
sekolah melaksanakan kegiatan supervisi kepada guruguru dengan harapan agar guru mampu memperbaiki

18


proses pembelajaran yang dilaksanakan. Dalam
prosesnya kepala sekolah memantau secara langsung
ketika guru sedang mengajar, guru mendisain kegiatan
pembelajaran dalam bentuk Rencana Pembelajaran
kemudian
kepala
sekolah
mengamati
proses
pembelajaran yang dilakukan guru. Saat kegiatan
supervisi berlangsung, kepala sekolah sudah menggunakan
lembar observasi yang sudah dibakukan, yakni Instrumen
Penilaian Kinerja Guru (IPKG).
IPKG terdiri dari IPKG 1 (untuk menilai Rencana
Pembelajaran yang dibuat guru), IPKG 2 (untuk menilai
pelaksanaan proses pembelajaran) dan IPKG 3
(penilaian hasil belajar).
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat
diambil simpulan bahwa pengertian supervisi akademik
sendiri adalah serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.
2.1.2 Perencanaan Supervisi Akademik
Perencanaan program supervisi akademik adalah
penyusunan dokumen perencanaan pelaksanaan dan
perencanaan pemantauan dalam rangka membantu
guru mengembangkan kemampuan mengelola proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Manfaat
perencanaan
program
supervisi
akademik adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pedoman pelaksanaan dan pengawasan
akademik.
b. Untuk menyamakan persepsi seluruh warga
sekolah tentang program supervisi akademik.
c. Penjamin
penghematan
serta

keefektifan
penggunaan sumber daya sekolah (tenaga, waktu
dan biaya).

19

Prinsip-prinsip perencanaan program supervise
akademik adalah:
a. objektif (data apa adanya),
b. bertanggung jawab,
c. berkelanjutan,
d. didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan,
dan
e. didasarkan
pada
kebutuhan
dan
kondisi
sekolah/madrasah.
Ruang lingkup supervisi akademik meliputi:

a. pelaksanaan KTSP;
b. persiapan,
pelaksanaan
dan
penilaian
pembelajaran oleh guru;
c. pencapaian standar kompetensi lulusan, standar
proses,
standar
isi,
dan
peraturan
pelaksanaannya; dan
d. peningkatan mutu pembelajaran melalui:
1) model kegiatan pembelajaran yang mengacu
pada Standar Proses;
2) proses pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik menjadi sdm yang
kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah,
berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan;

3) peserta didik dapat membentuk karakter dan
memiliki pola pikir serta kebebasan berpikir
sehingga
dapat
melaksanakan
mengembangkan kemampuan peserta didik
menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan
berwawasan kebangsaan;
4) keterlibatan peserta didik secara aktif dalam
proses belajar yang dilakukan secara sungguhsungguh dan mendalam untuk mencapai
pemahaman konsep, tidak terbatas pada
materi yang diberikan oleh guru;

20

5) bertanggung
jawab
terhadap
mutu
perencanaan kegiatan pembelajaran untuk
setiap mata pelajaran yang diampunya.
Bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan
kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran
agar siswa mampu: (1) meningkat rasa ingin tahunya,
(2) mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten
sesuai dengan tujuan pendidikan, (3) memahami
perkembangan pengetahuan dengan kemampuan
mencari sumber informasi, (4) mengolah informasi
menjadi pengetahuan, (5) menggunakan pengetahuan
untuk menyelesaikan masalah, (6) mengkomunikasikan
pengetahuan pada pihak lain, dan (7) mengembangkan
belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang
wajar.
Supervisi akademik juga mencakup dokumen
kurikulum, kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan
bimbingan dan konseling. Supervisi akademik tidak
kalah
pentingnya
dibanding
dengan
supervisi
administratif. Sasaran utama supervisi akademik
adalah proses belajar mengajar dengan tujuan
meningkatkan
mutu
proses
dan
mutu
hasil
pembelajaran. Variabel yang mempengaruhi proses
pembelajaran antara lain guru, siswa, kurikulum, alat
dan buku pelajaran serta kondisi lingkungan dan fisik.
Oleh sebab itu, fokus utama supervisi edukatif adalah
usaha-usaha yang sifatnya memberikan kesempatan
kepada guru untuk berkembang secara profesional
sehingga mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu:
memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran.
Sasaran utama supervisi akademik adalah
kemampuan-kemampuan guru dalam merencanakan
kegiatan
pembelajaran,
melaksanakan
kegiatan

21

pembelajaran,
menilai
hasil
pembelajaran,
memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan
layanan pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar
yang menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar
yang
tersedia,
dan
mengembangkan
interaksi
pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat.
Supervisi edukatif juga harus didukung oleh
instrumen-instrumen yang sesuai.
Instrumen-instrumen supervisi akademik perlu
diperhatikan. Seorang kepala sekolah/madrasah yang
akan
melaksanakan
kegiatan
supervisi
harus
menyiapkan perlengkapan supervisi, instrumen, sesuai
dengan tujuan, sasaran, objek metode, teknik dan
pendekatan yang direncanakan, dan instrumen yang
sesuai, berupa format-format supervisi.
2.1.3 Pelaksanaan Supervisi Akademik
Pelaksanaan supervisi akademik perlu dilakukan
secara sistematis oleh kepala sekolah dan pengawas
sekolah bertujuan memberikan pembinaan kepada
guru-guru agar dapat melaksanakan tugasnya secara
efektif dan efisien. Dalam pelaksanaannya, baik kepala
sekolah
dan
pengawas
menggunakan
lembar
pengamatan instrument supervise akademik yang berisi
aspek-aspek
yang
perlu
diperhatikan
dalam
peningkatan kinerja guru dan kinerja sekolah. Untuk
mensupervisi guru digunakan lembar instrument
observasi yang berupa instrumen penilaian kinerja
guru (IPKG).
Untuk melaksanakan supervisi akademik secara
efektif
diperlukan
keterampilan
konseptual,
interpersonal dan teknikal (Glickman, et al. 2007:23).
Oleh sebab itu, setiap Kepala sekolah harus memiliki
keterampilan teknikal berupa kemampuan menerapkan

22

teknik-teknik supervisi yang tepat dalam melaksanakan
supervisi akademik. Teknik-teknik supervisi akademik
meliputi dua macam, yaitu: individual dan kelompok
(Gwyn, 2001:23).
Menurut Ngalim Purwanto (2009:120), teknik
supervisi akademik ada dua yaitu: supervisi individual
dan kelompok.
1. Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan
supervisi perseorangan terhadap guru. Supervisor di
sini hanya berhadapan dengan seorang guru. Dari hasil
supervisi ini dapat diketahui kualitas pembelajaran
guru bersangkutan. Teknik supervisi individual ada
lima macam adalah sebagai berikut.
a. Kunjungan Kelas, (Classroom Visitation)
Kepala sekolah atau supervisor datang ke kelas
untuk mengobservasi guru mengajar. Dengan kata lain,
untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang
sekirannya perlu diperbaiki. Tahap-tahap kunjungan
kelas terdiri dari empat tahap yaitu:
1) tahap persiapan
Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu,
sasaran, dan cara mengobservasi selama
kunjungan kelas,
2) tahap pengamatan selama kunjungan
Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya
proses pembelajaran berlangsung,
3) tahap akhir kunjungan.
Pada tahap ini, supervisor bersama guru
mengadakan perjanjian untuk membicarakan
hasil-hasil observasi, tahap terakhir adalah tahap
tindak lanjut

23

b.

Kunjungan Observasi (Observation Visits)
Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang
guru lain yang sedang mendemonstrasikan cara-cara
mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan
observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau
dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain. Secara
umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah: (1)
usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses
pembelajaran,
(2)
cara
menggunakan
media
pengajaran, (3) variasi metode, (4) ketepatan
penggunaan media dengan materi, (5) ketepatan
penggunaan metode dengan materi, dan (6) reaksi
mental para siswa dalam proses belajar mengajar.
Pelaksanaan observasi melalui tahap: persiapan,
pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil observasi;dan
tindak lanjut. Dalam rangka melakukan observasi,
seorang supervisor hendaknya telah mempersiapkan
instrumen observasi, menguasai masalah dan tujuan
supervisi.
c.

Pertemuan Individual / Supervisi klinis
Pertemuan individual adalah satu pertemuan,
percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor
dan guru. Tujuannya adalah:
(1) mengembangkan perangkat pembelajaran yang
lebih baik,
(2) meningkatkan
kemampuan
guru
dalam
pembelajaran, dan
(3) memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan
pada diri guru
Swearingen (2003:12) mengklasifikasi empat jenis
pertemuan (percakapan) individual sebagai berikut.

24

(1) Classroom-conference
Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di
dalam
kelas
ketika
murid-murid
sedang
meninggalkan kelas (istirahat).
(2) Office-conference
Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di
ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana
sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat
digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.
(3) Causal-conference
Yaitu percakapan individual yang bersifat informal,
yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan
guru.
(4) Observational visitation
Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan
setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau
observasi kelas.
Hal yang dilakukan Supervisor dalam pertemuan
individu:
1) berusaha mengembangkan segi-segi positif guru,
2) mendorong
guru
mengatasi
kesulitankesulitannya,
3) memberikan pengarahan, dan
4) menyepakati berbagai solusi permasalahan dan
menindaklanjutinya.
d. Kunjungan Antar Kelas
Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu
berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu sendiri.
Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam
pembelajaran. Cara-cara melaksanakan kunjungan
antar kelas adalah sebagai berikut.
1) Jadwal kunjungan harus direncanakan;
2) Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi;
3) Sediakan segala fasilitas yang diperlukan;

25

4) Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan
pengamatan yang cermat;
5) Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar
kelas selesai? misalnya dalam bentuk percakapan
pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas
tertentu;
6) Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru
bersangkutan, dengan menyesuaikan pada
situasi dan kondisi yang dihadapi;
7) Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan
kunjungan antar kelas berikutnya
e.

Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara
melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada
dua orang atau lebih. Guru-guru yang yang akan
disupervisi berdasarkan hasil analisis kebutuhan, dan
analisis
kemampuan
kinerja
guru,
kemudian
dikelompokan berdasarkan kebutuhan guru. Kemudian
guru diberikan layanan supervisi sesuai dengan
permasalahan atau kebutuhan yang diperlukan. Dalam
teknik supervisi kelompok, terdapat beberapa kegiatan
yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai
berikut.
1) Mengadakan
pertemuan
atau
rapat
(meeting), Seorang kepala sekolah menjalankan
tugasnya berdasarkan rencana yang telah
disusun. Termsuk mengadakan rapat-rapat
secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini
rapat-rapat yang diadakan dalam rangka
kegiatan supervisi. Rapat tersebut antara lain
melibatkan KKG, MGMP, dan rapat dengan pihak
luar sekolah.

26

2) Mengadakan
diskusi
kelompok
(group
discussions), Diskusi kelompok dapat diadakan
dengan membentuk kelompok-kelompok guru
bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi,
supervisor atau kepala sekolah memberikan
pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat dan
saran-saran yang diperlukan.
3) Mengadakan
penataran-penataran
(inservicetraining), Teknik ini dilakukan melalui penataranpenataran, misalnya penataran untuk guru
bidang
studi
tertentu.
Mengingat
bahwa
penataran pada umumnya diselenggarakan oleh
pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah
adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan
tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.
2.1.4 Tindak lanjut Supervisi Akademik Oleh Kepala
Sekolah
Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar
memberikan dampak yang nyata bagi peningkatkan
profesionalisme guru. Dampak nyata ini diharapkan
dapat dirasakan masyarakat maupun stakeholders.
Tindak lanjut tersebut berupa: penguatan dan
penghargaan diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik
diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar
dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti
pelatihan/penataran lebih lanjut.
1. Pembinaan
Kegiatan pembinaan dapat berupa pembinaan langsung
dan tidak langsung.

27

a. Pembinaan Langsung
Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang
sifatnya khusus, yang perlu perbaikan dengan
segera dari hasil analisis supervisi.
b. Pembinaan Tidak Langsung
Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang
sifatnya umum yang perlu perbaikan dan
perhatian setelah memperoleh hasil analisis
supervisi.
Beberapa cara yang dapat dilakukan kepala
sekolah
dalam
membina
guru
untuk
meningkatkan proses pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1) Menggunakan buku teks secara efektif.
2) Menggunakan praktek pembelajaran yang
efektif yang dapat mereka pelajari selama
pelatihan profesional/inservice training.
3) Mengembangkan teknik pembelajaran yang
telah mereka miliki.
4) Menggunakan
metodologi
yang
luwes
(fleksibel).
5) Merespon
kebutuhan
dan
kemampuan
individual siswa.
6) Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat
bantu pembelajaran.
7) Mengelompokan siswa secara lebih efektif.
8) Mengevaluasi siswa dengan lebih teliti.
9) Berkoordinasi dengan guru lain agar lebih
berhasil.
10) Meraih moral dan motivasi guru
11) Memperkenalkan teknik pembelajaran modern
untuk
inovasi
dan
kreatifitas
layanan
pembelajaran.

28

12) Membantu
membuktikan
siswa
dalam
meningkatkan ketrampilan berpikir kritis,
menyelesaikan masalah dan pengambilan
keputusan.
13) Menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif.
Kepala sekolah selaku supervisor melaksanakan
proses
pembinaan
tidak
langsung,
akan
meningkatkan kinerja dan kompetensi guru.
2. Pemantapan Instrumen Supervisi
Kegiatan memantapkan instrumen supervisi
dapat dilakukan dengan cara diskusi kelompok oleh
para supervisor tentang instrumen supervisi akademik
maupun instrumen supervisi non akademik. Dalam
memantapkan instrumen supervisi, dikelompokkan
menjadi seperti berikut.
a. Persiapan guru untuk mengajar terdiri dari:
(1) Program Tahunan.
(2) Program Semesteran
(3) Silabus
(4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
(5) Pelaksanaan proses pembelajaran.
(6) Penilaian hasil pembelajaran.
(7) Pengawasan proses pembelajaran.
b. Instrumen supervisi kegiatan belajar mengajar
1) Lembar pengamatan.
2) Suplemen observasi (ketrampilan mengajar,
karakteristik mata pelajaran, pendekatan klinis,
dan sebagainya).
3) Komponen dan kelengkapan instrumen, baik
instrumen
supervisi
akademik
maupun
isntrumen supervisi nonakademik.

29

4) Penggandaan instrumen dan informasi kepada
guru bidang studi binaan atau kepada karyawan
untuk instrumen nonakademik.
Dengan demikian, dalam tindak lanjut supervisi dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1) Dalam pelaksanaannya kegiatan tindak lanjut
supervisi akademik sasaran utamanya adalah
kegiatan belajar mengajar.
2) Hasil
analisis,
catatan
supervisor,
dapat
dimanfaatkan untuk perkembangan keterampilan
mengajar guru atau meningkatkan profesionalisme
guru
dan
karyawan,
setidak-tidaknya
dapat
mengurangi kendala-kendala yang muncul atau
yang mungkin akan muncul.
3) Umpan balik akan member prtolongan bagi
supervisor dalam melaksanakan tindak lanjut
supervisi.
4) Dari umpan balik itu pula dapat tercipta suasana
komunikasi yang tidak menimbulkan ketegangan,
menonjolkan otoritas yang mereka miliki, memberi
kesempatan untuk mendorong guru memperbaiki
penampilan, dan kinerjanya.
Cara-cara melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi
akademik sebagai berikut.
1) Mengkaji rangkuman hasil penilaian.
2) Apabila ternyata tujuan supervisi akademik dan
standar-standar pembelajaran belum tercapai, maka
sebaiknya dilakukan penilaian ulang terhadap
pengetahuan, keterampilan dan sikap guru yang
menjadi tujuan pembinaan.
3) Apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai
maka mulailah merancang kembali program
supervisi akademik guru untuk masa berikutnya.

30

4) Membuat rencana aksi supervisi akademik
berikutnya.
5) Mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada
masa berikutnya.
(a) Ada lima langkah pembinaan kemampuan guru
melalui supervisi akademik, yaitu: menciptakan
hubungan-hubungan yang harmonis, analisis
kebutuhan,
(b) mengembangkan strategi dan media,
(c) menilai, dan
(d) revisi.

2.2 Teknik Supervisi Kunjungan Kelas oleh
Kepala Sekolah
2.2.1. Pengertian
Sebagaimana di ketahui bahwa supervisi
kunjungan kelas merupakan salah satu pendekatan
supervisi individual. Supervisi kunjungan kelas adalah
kegiatan
kepala
sekolah/pengawas
sekolah
mengunjungi kelas tempat guru sedang melaksanakan
pembelajaran (Sahertian 2000:45). Kepala sekolah
maupun pengawas dalam melaksanakan supervisi
kepada guru di kelas dilengkapi dengan lembar
observasi/kuesioner
yang
dijadikan
alat
ukur
keberhasilan
guru
dalam
membelajar-kansiswa.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Sutisna
(1993:268) bahwa supervisi kunjungan kelas adalah
pengamatan yang dilakukan oleh kepala sekolah atau
pengawas terhadap guru yang sedang mengajar dan
melihat alat, metode, dan sarana belajar lainnya di
kelas. Aspek yang diamati oleh supervisor di kelas tidak
hanya kegiatan guru dalam membelajarkan siswa, akan
tetapi termasuk sarana yang diperlukan untuk
mendukung kegiatan pembelajaran antara lain media,

31

ketepatan metode pembelajaran dengan materi
pelajaran, termasuk ketersediaan bahan ajar lainnya.
Dalam pelaksanaan supervisi kunjungan kelas
dapat
dilakukan
secara
mendadak
tanpa
pemberitahun, dengan pemberitahuan terlebih dahulu,
atau atas permintaan guru. Tapi satu hal yang pasti
ialah dalam supervisi kunjungan kelas terjadi dialog
an-tara guru dan kepala sekolah. Melalui dialog itu
guru akan melihat kelebihan dan kekurangannya. Guru
mendapat pengalaman yang dapat memotivasi untuk
melakukan refleksi. Dalam konteks penelitian ini
menggunakan teknik supervisi kunjungan kelas dengan
memberitahu guru terlebih dahulu agar guru dapat
mempersiapkan diri dari segi mental, penguasaan
materi dan strategi pembelajaran maupun pengelolaan
kelas.
2.2.2 Langkah-langkah Supervisi Kunjungan Kelas
Menurut
Wahjanta
(2007:39),
supervisi
kunjungan kelas dilaksanakan melalui tahapan atau
tertentu agar pelaksanaan dapat berjalan lancar dan
mencapai target yang di tentukan. Langkah-langkah
supervisi kunjungan kelas meliputi, (1) tahap
persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi.
1) Tahap Persiapan
Tahap
persiapan
merupakan
pembuatan
kerangka kerja, instrumen penilaian dipersiapkan oleh
supervisor dan guru sebaiknya juga mengetahui
indikator-indikator yang menjadi objek penilaian.
Selanjutnya guru diberitahukan waktu akan diadakan
supervisi. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada
tahap persiapan ialah (1) menilai pencapaian belajar
siswa pada bidang studi tertentu, (2) mempersiapkan
instrumen atau alat observasi kunjungan kelas, (3)

32

memberitahukan kepada guru yang akan disupervisi
termasuk
waktu
kunjungan,
(4)
mengadakan
kesepakatan pelaksanaan supervisi.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, guru melakukan kegiatan
pembelajaran sesuai rencana pembelajaran (RP) yang
telah dibuat. Selanjutnya supervisor melakukan
observasi berdasarkan instrumen atau pedoman
observas yang telah disediakan. Tahap pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas sebagai berikut, (1)
supervisor bersama guru memasuki ruang kelas tempat
prosespembelajaran akan berlangsung, (2) guru
menjelaskan kepada siswa tentang maksud kedatangan
supervisor di ruang kelas, (3) guru mempersilakan
supervisor untuk menempati tempat duduk yang telah
disediakan, (4) guru mulai melaksanakan kegiatan
mengacu pada rencana pembelajaran (RP) yang telah
dibuat, (5) supervisor mengobservasi penampilan guru
berdasarkan format observasi yang telah disepakati, (6)
setelah guru selesai melaksanakan seluruh rangkaian
kegiatan
pembelajaran,
bersama-sama
dengan
supervisor meninggalkan ruang kelas dan pindah ke
ruang guru atau ruang pembinaan.
3) Tahap Evaluasi dan balikan
Tahap akhir dari supervisi kunjungan kelas
adalah evaluasi dan refleksi. Supervisor dalam hal ini
kepala sekolah mengevaluasi hal-hal yang telah terjadi
selama observasi terhadap guru selama melaksanakan
proses pembelajaran. Tahap evaluasi merupakan
diskusi umpan balik antara supervisor (kepala sekolah)
dan guru. Suasana pertemuan penuh persahabatan,
bebas dari prasangka, dan tidak bersifat mengadili.
Supervisor memaparkan data secara objektif sehingga

33

guru dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan
selama proses pembelajaran berlangsung.
Yang menjadi dasar dari balikan terhadap guru adalah
kesepakatan
tentang
item-item
observasi
yang
digunakan,
sehingga
guru
menyadari
tingkat
keberhasilan dalam melaksanakan pembelajaran.
Secara lebih konkrit langkah-langkah evaluasi dan
balikan
sebagai
berikut,
(1)
kepala
sekolah
menanyakan perasaan guru selama proses observasi
berlangsung untuk menciptakan suasana santai agar
guru tidak merasa diadili, (2) kepala sekolah
memberikan penguatan kepada guru yang telah
melaksanakan pembelajaran dalam suasana penuh
persahabatan, (3) kepala sekolah bersama-sama guru
membicarakan kembali kontrak yang pernah dilakukan
mulai
daritujuan
pengajaran
sampai
evaluasi
pengajaran, (4) Supervisor menunjukkan data hasil
observasi yang telah dianalisis dan diinterpretasikan,
kemudian memberikan waktu pada guru untuk
menganalisis
data
dan
menginterpretasikan,
selanjutnya didiskusikan bersama, (5) menanyakan
kembali perasaan guru setelah mendiskusikan hasil
analisis dan interpretasi data hasil observasi, dan
meminta guru menganalisis proses dan hasil
pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa, (6)
bersama-sama guru, supervisor membuat simpulan
tentang hasil pencapaian latihan pembelajaran yang
telah dilakukan.

2.3 Penelitian Relevan
Penelitian yang dilakukan Nyoman Natajaya, dan
Nyoman Dantes (2013), yang berjudul “Kontribusi
Supervisi Akademik, Kepemimpinan Kepala Sekolah,
dan Etos Kerja terhadap Kualitas Layanan Proses

34

Pembelajaran pada SMK Negeri di Gianyar.” Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi supervisi
akademik, kepemimpinan kepala sekolah, dan etos
kerja terhadap kualitas layanan proses pembelajaran
pada SMP Negeri di Gianyar baik secara sendiri
maupun secara simultan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan ex post facto. Populasi penelitian ini adalah
298 guru pada SMK Negeri di Gianyar. Pengambilan
sampel dilakukan dengan stratified random sampling.
Berdasarkan tabel Krejcie and Morgan, ukuran sampel
dalam penelitian ini adalah 165 guru. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi
sederhana, parsial, dan regresi ganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) terdapat kontribusi supervisi
akademik
terhadap
kualitas
layanan
proses
pembelajaran pada SMK Negeri di Gianyar dengan
kontribusi sebesar 22,9%, (2) terdapat kontribusi
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kualitas
layanan proses pembelajaran pada SMK Negeri di
Gianyar dengan kontribusi sebesar 21,9%, (3) terdapat
kontribusi etos kerja terhadap kualitas layanan proses
pembelajaran pada SMK Negeri di Gianyar dengan
kontribusi sebesar 24,0%, dan (4) terdapat kontribusi
supervisi akademik, kepemimpinan kepala sekolah, dan
etos
kerja
terhadap
kualitas
layanan
proses
pembelajaran pada SMK Negeri di Gianyar dengan
kontribusi sebesar 68,8%. Berdasarkan temuan
penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat kontribusi
supervisi akademik, kepemimpinan kepala sekolah, dan
etos kerja terhadap kualitas kualitas layanan proses
pembelajaran pada SMK Negeri di Gianyar.
Penelitian yang dilakukan oleh Nyoman Natajaya,
dan Nyoman Dantes (2013), yang berjudul “Kontribusi
Gaya Kepemimpinan, Supervisi Akademik Kepala

35

Sekolah dan Bidaya Organisasi terhadap Kinerja Guru
SD di Gugus III Kecamatan Sukasada”. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji seberapa besar kontribusi
simultan gaya kepemimpinan, supervisi akademik
kepala sekolah dan budaya organisasi terhadap kinerja
guru sekolah dasar di gugus III Kecamatan Sukasada.
Penelitian menggunakan pendekatan ex-post facto.
Populasi dalam penelitian ini 8 (delapan) sekolah dasar
yang terdiri dari 55 orang guru. Data dikumpulkan
dengan kuesioner yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Analisis menggunakan analisis statistik
(Multiple Regresion). Hasil penelitian menunjukkan
gaya kepemimpinan berkontribusi signifikan terhadap
kinerja guru SD di gugus III Kecamatan Sukasada
sebesar 37,7%. Supervisi akademik kepala sekolah
berkontribusi signifikan sebesar 39,8%, dan budaya
organisasi berkontribusi signifikan sebesar 43,9%.
Secara simultan gaya kepemimpinan, supervisi
akademik kepala sekolah dan budaya organisasi
merupakan faktor yang strategis untuk mewujudkan
kinerja guru SD di gugus III Kecamatan Sukasada,
dengan kontribusi simultan sebesar 65,0%.
Penelitian yang dilakukan oleh Wanto (2012),
yang berjudul “Supervisi Pembelajaran Tematik pada
Guru di SD Negeri Donorojo 1 Pacitan”. Hasil penelitian
ini
adalah
karakteristik
aktivitas
supervisor
pembelajaran tematik di SD Negeri Donorojo I Pacitan,
seperti berikut ini: (1) Supervisor mengawasi
pembelajaran tematik yang disajikan guru, (2) Kegiatan
supervisor diprogramkan pada pembelajaran tematik
kelas I, II, dan III. (3) Supervisor memiliki, menguasai,
dan memahami konsep supervisi, teori dasar,
karakteristik dan kecenderungan perkembangan tipe
bidang pengembangan di SD, (4) Supervisor membuat

36

instrumen sesuai dengan tujuan dan obyek metode
yang jelas, (5) Supervisor menggunakan teknik dan
pendekatan yang sudah direncanakan, (6) Supervisor
membuat format-format supervisi yang jelas, (7) Diakhir
kegiatan,
supervisor
memberikan
arahan
dan
bimbingan yang menarik terhadap guru dan siswa.
Karakteristik aktivitas guru dalam pembelajaran
tematik di SD Negeri Donorojo I Pacitan adalah sebagai
berikut ini: (1) Adanya kegiatan pembukaan yang
dilakukan guru untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran yang mendorong siswa memfokuskan
dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran
yang baik, (2) Satu tema saling berkaitan dengan mata
pelajaran lain, (3) Menggabungkan beberapa mata
pelajaran yang materinya saling berkaitan, (4) Dalam
menyajikan pembelajaran menampilkan gambargambar yang sesuai dengan bahan atau materi yang
diajarkan, (5) Guru menggunakan media pembelajaran
yang disesuaikan dengan materi pembelajaran, (6)
Menggunakan model pembelajaran yang bersahabat, (7)
Guru menggunakan model pembelajaran examples and
examples dan model pembelajaran picture andpicture,
(8) Model pembelajaran yang digunakan bisa
menimbulkan minat anak, (9) Guru melakukan
kegiatan inti yang difokuskan pada kegiatan-kegiatan
yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan
baca, tulis dan hitung, (10) Guru melakukan kegiatan
penutup untuk pemenangan, (11) Guru melakukan
pengaturan jadwal pelajaran untuk memudahkan
administrasi sekolah terutama dalam penjadwalan, (12)
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dipelajaran
para siswa. Karakteristik hubungan antara supervisor
dengan guru pada pembelajaran tematik di SD Negeri
Donorojo I Pacitan sangat berpengaruh dalam supervise

37

pembelajaran tematik pada guru. Adapun karakteristik
hubungan antara supervisor dengan guru pada
pembelajaran tematik di SD Negeri Donorojo I Pacitan
adalah sebagai berikut: (1) Adanya kerjasama yang baik
antara supervisor dan guru dalam hal mengamankan
peraturan yang berlaku, (2) Supervisor dan guru
memberikan pengertian pada anak kelas rendah yang
masih belum mengerti dengan keadaan, mereka masih
suka bermain-main dalam kelas, (3) Supervisor dan
guru memberikan pengertian pada beberapa siswa yang
belum bisa mengontrol emosi diwaktu ada perselisihan
dengan
temannya,
(4)
Supervisor
memberikan
pengertian dan pemahaman kepada guru yang belum
mengerti tentang supervisi pembelajaran tematik yang
benar, (5) Supervisor memberikan pemahaman kepada
guru tentang pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran
tematik
tersebut
yaitu
dengan
pendekatan inkuiri yaitu pendekatan yang mencoba
menemukan dan memahami apa yang dilakukan guru,
(6) Supervisor dan guru melakukan diskusi sebagai
tindak lanjut dari pengamatan proses pembelajaran
yang dilaksanakan (diskusi ini bersifat terbuka dan
obyektif), (7) Supervisor membantu guru dalam
memberikan pemahaman kepada siswa sehingga siswa
mampu berpikir nalar dan logika.
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Badah dkk
(2013), yang berjudul “Difficulties Facing The
Educational Supervision Processes In the Publick
Schools Of The Governorate Of Jarash Directorate Of
Education”.
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengidentifikasi
kesulitan
menghadapi
proses
pengawasan pendidikan dalam sekolah umum dari
Direktorat Pendidikan di Jarash Governorate, Jordan,
berdasarkan mengamati kepala sekolah tersebut.

38

Ukuran sampel terdiri dari (143) pria dan wanita kepala
sekolah dalam Provinsi Jarash Direktorat Pendidikan.
Untuk mencapai tujuan penelitian ini, kuesioner
dibangun untuk mengidentifikasi kesulitan yang
dihadapi proses pengawasan pendidikan dan terdiri
dari (41) item yang didistribusikan lebih dari tiga
domain kesulitan: administratif, teknis dan keuangan.
Validitas dan reliabilitas kuesioner diverifikasi. Hasil
menunjukkan tingkat menengah kesulitan menghadapi
pengawasan pendidikan proses. Kesulitan keuangan
domain peringkat pertama dengan tingkat tinggi,
kesulitan teknis datang kedua dengan gelar menengah,
dan akhirnya kesulitan administrasi domain datang
terakhir dengan gelar menengah. Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan
secara statistik dikaitkan dengan variabel jenis kelamin
terhadap kinerja instrumen secara keseluruhan. Ada
perbedaan signifikan secara statistik dikaitkan dengan
pengalaman bertahun-tahun, yang mendukung para
pelaku yang berpengalaman (10 tahun lagi). Hasilnya,
bahwa para peneliti merekomendasikan (1) inisiasi
keuangan dan insentif kerja untuk pengawas
pendidikan dibedakan, (2) memulai kursus dan
lokakarya tentang tren pengawasan kontemporer; dan
(3) menghidupkan komunikasi elektronik antar
supervisor pendidikan dan kepala sekolah laki-laki dan
perempuan
dari
sekolah,
melalui
pertukaran
pengalaman dan informasi sebagai umpan balik, untuk
mengatasi kesulitan yang dihadapi pengawasan
pendidikan di sekolah-sekolah.
Penelitian yang dilakukan oleh Nilofar Vazir, Noor
Hussain (2008), yang berjudul “Exploring Current
Practices of Supervisors in Government Primary Schools
in Karachi, Pakistan”. Makalah ini mengeksplorasi

39

praktek saat pengawas dalam Sekolah Dasar
pemerintah di Karachi, Pakistan. Penelitian peserta
termasuk dua pengawas, dua kepala sekolah dan
empat guru sekolah dasar. Data dikumpulkan melalui
wawancara
semi-terstruktur,
diskusi
informal,
dokumen analisis. Temuan menunjukkan bahwa sejak,
supervisor tidak tersedia dengan KAK (Kerangaka
Acuan Kegiatan) oleh departemen Pendidikan mereka
praktek dipengaruhi oleh cara mereka diangkat dan
cara-cara mereka belajar tentang peran dan tanggung
jawab mereka di sekolah-sekolah. Karena praktek
pengawasan sebagian besar
tergantung antara
pengawasan dan pemantauan, baik ini memenuhi
Kriteria Pengawasan atau Monitoring dan Evaluasi.
Pekerjaan rutin mereka di sekolah dilakukan melalui
kejutan kunjungan. Selama kunjungan tersebut,
mereka menulis catatan kunjungan di log kunjungan
dipertahankan di sekolah. Bahasa catatan kunjungan
ini menunjukkan bahwa kekhawatiran utama dari
supervisor berurusan dengan masalah ketidakhadiran
guru yang lengkap pada kursus. Mereka jarang muncul
untuk peduli dengan kualitas ilmu pendidikan yang
mengajar di sekolah-sekolah. Studi menyimpulkan
dengan
rekomendasi
untuk
konseptualisasi
pengawasan sebagai praktik moral. Rekomendasi
penting lainnya focus pengembangan profesional
pengawas, penyusunan Kerangaka Acuan Kegiatan
komprehensif untuk pengawas dan sekolah dasar
pengelompokan dengan sekolah tinggi, di mana
supervisor dapat memainkan peran sebagai orang
penghubung.
Dari simpulan di atas bahwa supervisi akademik
kunjungan
kelas
oleh
kepala
sekolah
untuk
meningkatkan kinerja guru akan menunjukkan hasil

40

yang baik apabila dapat memotivasi guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Supervisi
akademik akan bermakna apabila dilaksanakan sesuai
program, prinsip, tujuan dan teknik supervisi di bidang
pendidikan. Penelitian yang akan dilakukan peneliti
adalah tentang “Supervisi Akademik Kunjungan Kelas
oleh Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru
di SD Negeri Langensari 04 Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang.

2.4 Kerangka Pikir
Berdasarkan hasil penelitian dan teori di atas
maka kerangka pikirannya adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

Supervisi
Kunjungan
Kelas oleh
Kepala
Sekolah

Perencanaan
Supervisi
Akademik
Kunjungan
Kelas oleh
Kepala
Sekolah

Pelaksanaan
Supervisi
Akademik
Kunjungan
Kelas oleh
Kepala
Sekolah

Evaluasi
Supervisi
Akademik
Kunjungan
Kelas oleh
Kepala
Sekolah

41

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20