IDEOLOGI FASISME DAN NEGARA YANG MENGANU (1)

IDEOLOGI FASISME DAN NEGARA YANG MENGANUTNYA

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas komponen penilaian mata kuliah Pengantar
Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Annisa Sa’ban Abdina
103112350750058

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia hidup dalam wilayah dan kesatuan yang berbeda beda.
Kesatuan tersebut diciptakan dalam sebuah wadah yaitu Negara. Dalam pelaksanaanya,
sebagian besar Negara memiliki dasar, keyakinan, cita-cita ataupun tujuan untuk mendirikan
sebuah Negara yang maju serta terpandang.
Masyarakat mengartikan tujuan tersebut sebagai sebuah ideologi bagi Negara. Tetapi
dengan berkembangnya pola pemikiran tokoh-tokoh besar dalam suatu Negara, ataupun
dengan kemajuan suatu Negara itu sendiri, Ideologi menjadi terbagi atas beberapa macam,
diantaranya ialah ideologi Kapitalisme, Sosialisme Komunisme, Fasisme, atau bahkan
Pragmatisme (tidak memiliki ideologi/anti ideologi)
Setiap Ideologi memiliki cara tujuan, cara tersendiri, sehingga dapat menjalankan

Negaranya. Namun dari beberapa ideologi, masih terdapat berbagai pendapat yang pro
ataupun kontra terhadap adanya ideologi tersebut salah satu contohnya ialah Ideologi
Fasisme.
Fasisme adalah sebuah gerakan politik penindasan, nama fasisme berasal dari kata
latin ‘fasces’ artinya kumpulan tangkai yang diikatkan kepada sebuah kapak, yang
melambangkan pemerintahan di romawi kuno. Fasisme sesungguhnya merupakan ideologi
yang di bangun menurut hukum rimba, fasisme juga bertujuan membuat individu dan
masyarakat berfikir dan bertindak seragam, untuk mencapai tujuan ini fasisme menggunakan
kekuatan dan kekerasan bersama semua metode propaganda bahkan melakukan genocide
(pemusnahan secara teratur terhadap suatu golongan atau bangsa).
Fasisme sebagai ideologi berkembang pada abad ke 20 ia menyebar dengan pesat di
seluruh dunia pada perang dunia 1. Pemerintahan yang menganut idiologi fasisme dekat
dengan kekerasan diktator dimana kekuatan yang brutal pertumpahan darah dan kekerasan
menjadi hukum. Sampai di akhir perang dunia ke 2 ideologi fasisme menjadi salah satu
malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia yang merenggut nyawa 55 juta orang.

Disaat sekarang ini tidak ada satu negarapun yang menyebut diri sebagai fasis atau
secara terbuka mempraktikan fasisme, namun mungkin ada pemerintahan, kelompok atau
partai politik yang mengikuti pola pola fasistik walaupun nama dan taktiknya telah berubah,
mereka masih terus menimbulkan kesengsaraan serupa pada rakyat.

Prinsip mendasar di balik fasisme masa kini adalah Darwinisme, yang dimunculkan
seakan akan suatu teori ilmiah meski tidaklah demikian adanya, namun darwinisme yang
menyatakan klaim klaim seperti “manusia adalah hewan yang telah berkembang sempurna”
beberapa ras telah tertinggal dalam proses evolusi, dan melalui seleksi alam yang kuat akan
bertahan dan yang lemah tersingkir telah menjadi sumber bagi banyak ideologi berbahaya
sepanjang abad ke-20 terutama fasisme. Di samping itu kemerosotan kondisi sosial juga
dapat membuat dukungan terhadap fasisme makin berkembang sehingga fasisme terus
menerus menjadi ancaman bagi kemanusiaan

BAB II
PEMBAHASAN

II. Ideologi Fasisme
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh
Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi
dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu
(bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan
beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas
yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah
untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem

pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah
publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran
politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang
eksplisit.
Seperti yang telah kita ketahui, Ideologi adalah kumpulan idea tau gagasan atau daya
cipta. Kata Ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy. Ideologi dalam sebuah Negara
dapat diartikan sebagai tujuan, visi atau cara memandang sesuatu.
Selain definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang ideologi:
·

Machiavelli

: ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh
penguasa.

·

Napoleon

· Thomas H


: ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya.
: ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah
agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya.

·

Francis Bacon

: ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.

·

Dr. Hafidh Shaleh : ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa
konsepsi rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi

atas seluruh problem kehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus
mempunyai metode, yang meliputi metode untuk mengaktualisasikan
ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta metode
menyebarkannya ke seluruh dunia.


Fasisme adalah gerakan radikal ideologi nasionalis otoriter politik. Fasis berusaha
untuk mengatur bangsa menurut perspektif korporatis, nilai, dan sistem, termasuk sistem
politik dan ekonomi.

II.2 Unsur-unsur Fasisme
Berdasarkan dasar teori sebelumnya telah diketahui arti dari Ideologi dan Fasisme.
Sehingga dari kedua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa Ideologi Fasisme merupakan
sebuah paham politik yang menjunjung kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Ada pula yang
mengartikan bahwa ideologi Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa
sendiri dan memandang rendah bangsa lain. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat
fanatik dan juga otoriter sangat terlihat.
Fasisme sesungguhnya merupakan ideologi yang di bangun menurut hukum rimba,
fasisme juga bertujuan membuat individu dan masyarakat berfikir dan bertindak seragam,
untuk mencapai tujuan ini fasisme menggunakan kekuatan dan kekerasan bersama semua
metode propaganda bahkan melakukan genocide (pemusnahan secara teratur terhadap suatu
golongan atau bangsa).Hal tersebut dikarenakan menurut ideologi fasis, Negara bukan
ciptaan rakyat merupakan ciptaan orang kuat .Bila orang kuat sudah membentuk organisasi
Negara, maka negara wajim menggembleng/memaksakan dan mengisi jiwa rakyat. Fasisme
sebagai ideologi berkembang pada abad ke 20 ia menyebar dengan pesat di seluruh dunia

pada perang dunia.
Ideologi Fasisme memiliki beberapa sifat yaitu :
a. Rasisme

Rasisme diartikan sebagai paham yang menerapkan penggolongan atau pembedaan
ciri-ciri fisik (seperti warna kulit ) dalam masyarakat. Rasisme juga bisa diartikan sebagai
paham diskriminasi suku, agama, ras, golongan ataupun ciri-ciri fisik umum untuk tujuan
tertentu.
b. Militerisme
Militerisme adalah suatu pemerintahan yang didasarkan pada jaminan keamanannya
terletak pada kekuatan militernya dan mengklaim bahwa perkembangan dan pemeliharaan
militernya untuk menjamin kemampuan itu adalah tujuan terpenting dari masyarakat.Sistem
ini memberikan kedudukan yang lebih utama kepada pertimbangan-pertimbangan militer
dalam kebijakannya daripada kekuatan-kekuatan politik lainnya. Mereka yang terlibat dalam
dinas militer pun mendapatkan perlakuan-perlakuan istimewa.
c. Ultra Nasionalis
Ultra Nasionalis ialah suatu sikap membanggakan suatu Negara (negaranya sendiri)
secara berlebihan sehingga sangat merendahkan Negara yang lainnya.Sehingga mudah sekali
memancing pertengkaran/peperangan
d. Imperialisme

Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk
kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya (hak memerintah). "Menguasai"
disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan
kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan.
Empat sifat ideologi fasisme tersebut mengakibatkan ideologi fasisme ini dapat
manghambat Multikulturalisme yaitu pandangan seseorang terhadap ragam kehidupan seperti
kubudayaan, agama, ras.
Evriza (2008:106) mengatakan bahwa fasisme sebenarnya lebih merupakan gaya
politik, daripada ideology sebagai seperangkat gagasan tentang kebikan bersama. Paham ini
merupakan tipe nasionalisme yang romantis dengan segala kemegahan upacara dan symbol
yang mendukungnya untuk mencapai kebesaran Negara.

Kelebihan dan Kekurangan suatu Negara yang Berideologi Fasisme
Keunggulan Ideologi Fasisme antara lain:
a.

Memiliki rasa kesatuan nasional.

Sisi baik yang menonjol dari Ideologi fasisme ini adalah menguatkan kesatuan dan
kesetiakawanan nasional. Karena dalam Ideoligi ini memiliki sifat ultra Nasionalis sehingga

rasa serta tingkat persatuannya sangat tinggi. kesatuan dalam pemerintahan diktator tidak
mengalami gangguan. jika terdapat hal yang mengganggu kesatuan tersebut, maka akan
dimusnahkan untuk mempertahankan kesatuan tersebut.
b.

Memiliki tingkat pengawasan dan kedisiplinan yang tinggi.

Dalam pelaksanaannya, Ideologi fasisme ini memiliki sistem pengawasan yang begitu
ketan dan mereka menindas hal yang tidak displin dan ketidak tepat gunaan. Ideologi
Fasisme juga menentukan semua keinginan badan administrasi dan merangkup segala bidang
populasi. Diktator sangat mudah dalam menetapkan satu hukum pemerintahan, dimana sangat
dipatuhi tampa mengalami kendala yang berat. Dalam ekonomi pun Ideologi ini

bisa

menghapuskan pemborosan dari segi produksi dan administrasi, serta membasmi korupsi dan
menyelenggarakan kedisiplinan pejabat. Didalam pemerintahan fasisme tidak terdapat celah
pemogokan dan aksi- aksi demontrasi, yang bisa mempengaruhi sistem pemerintahan
maupun ekonomi.
c.


Dapat mengambil keputusan pemerintahan yang cepat

Ideologi Fasisme sangat mudah dan cepat dalam menangani suatu kendala ataupun
dalam pengambilan keputusan, terutama keadaan darurat daripada Ideologi ini bisa dengan
segera mengerahkan seluruh bangsa dalam waktu singkat, bahkan mereka bergerak secara
langsung melaksanakan perintah. Karena tidak ada yang akan memberontak padaturunnya
keputusan pemerintah

d. Pemerintahan dipegang oleh Orang yang Ahli
Dikarenakan pemilihan pemerintahan ini berdasarkan kaum elit dan yang terkuat,
maka tidak lain yang memerintah dalam Negara berideologi Fasisme adalah orang yang

unggul dan dengan mudah dan sukses, menggunakan perlengkapan dan menciptakan sistem
pemerintahan yang tangkas, berdaya guna, setia.
Sedangkan kelemahan dari ideology fasisme ini adalah berhadapan dengan tekanan
dan kekerasan, sehingga membuat rakyat menjadi gemetar ketakutan. Diktator fasis dan
pemerintahannya yang memimpin sistem semacam itu di mana kekuatan yang brutal, agresi,
pertumpahan darah, dan kekerasan menjadi hukum—mengirimkan gelombang teror ke
seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan milisi fasis mereka, yang melumpuhkan rakyat

dengan rasa takut.

II.3 Negara-negara yang Menganut Ideologi Fasisme dan Perkembangannya

Fasisme (fascism) merupakan pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara
totoaliter, oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis rasialis, militeristis, dan
imperialis. Italia merupakan negara pertama yang menjadi Fasis (1922) menyusul jerman
tahun 1933 dan kemudian Spanyol melalui perang saudara yang pecah tahun 1936. Di Asia
Jepang berubah menjadi fasis dalam tahun 1930-an melalui perubahan secara perlahan ke
arah lembaga-lembaga yang totaliter setelah menyimpang dari budaya aslinya.
Fasis muncul dan berkembang di negara-negara yang relatif lebih makmur dan secara
teknologi lebih maju. Fasis merupakan produk dari masyarakat-masyarakat prademokrasi dan
pasca industri. Kaum fasis tidak mungkin merebut kekuasaan dinegara-negara yang tidak
memiliki pengalaman demokrasi sama sekali. Pengalaman negara demokrasi yang dirasakan
semu oleh masyarakat bahkan mengalami kegagalan dengan indikator adanya proses
sentralisasi kekuasaan pada segelintir elit penguasa, terbentunya monopoli dan oligopoli
dibidang ekonomi, besarnya tingkat pengangguran baik dikalangan kelas bawah seperti
buruh, petani atau kelas menengah atas sepserti kaum cendikiawan, kaum industialis, maupun
pemilik modal, ini adalah lahan yang subur bai gerakan fasis untuk melancarkan
propagandanya

Semakin keras dan teoritis gerakan-gerakan fasis semakin besar pula dukungan rakyat
yang diperolehnya. Fasis di Jerman merupakan gerakan politik yang paling berutal tetapi
sekaligus paling populer. Kondisi penting lainnya untuk pertumbuhan fasisme adalah

pencapaian tingkat atau tahap tertentu dalam perkembangan industri. Dalam setiap
perkembangan industri akan muncul ketegangan-ketegangan sosial dan ekonomi. Negara
fasis mengingkari adanya kepentingan yang berbeda dalam masyarakat. Kalupun mereka
dengan setengah hati mengakui adanya keragaman kepentingan dalam masyarakat, maka
negara fasis itu akan mengatasi atau menghilangakan perbedaan itu dengan kekerasan.
Dalam masyarakat industri fasis menarik minat pada dua kelompok masyarakat secara
khusus, pertama sistem itu menarik sekelompok kecil Industriawan dan tuan tunah yang
bersedia membiayai gerakan fasis dengan harapan sistem itu dapat melenyapkan serikatserikat buruh bebas, kedua menarik kelas menengah bawah terutama dikalangan pegawai
negeri. Golongan ini lebih merasa aman dibanding bekerjasama dengan kaum proletar.
Kelompok sosial lain yang sangat rentan terhadap propaganda fasis adalah kelompok
militer. Baik yang terjadi di Jerman, Jepang, pernan militer dalam pergerakan fasisme sangat
dominan, demikianpun halnya dengan Italia. Di Argentina pemerintah yang semi
konstitusional di singkirkan melalui suatu pemberontakan yang dilakukan oleh Perwira muda
dibawah pimpinan Peron, yang memulai fasisme dengan gayanya sendiri dan dari namanya
sendiri yaitu Peronismo.
Pada abad ke-20, fasisme muncul di Italia dalam bentuk Benito Mussolini. Sementara
itu di Jerman, juga muncul sebuah paham yang masih bisa dihubungkan dengan fasisme,
yaitu Nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme berbeda dengan fasisme Italia karena yang
ditekankan tidak hanya nasionalisme saja, tetapi bahkan rasialisme dan rasisme yang sangat
sangat kuat. Saking kuatnya nasionalisme sampai mereka membantai bangsa-bangsa lain
yang dianggap lebih rendah.
Fasisme dikenal sebagai ideologi yang lahir dan berkembang subur pada abad ke-20.
Ia menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada permulaan Perang Dunia I, dengan
berkuasanya rezim fasis di Jerman dan Italia pada khususnya, tetapi juga di negara-negara
seperti Yunani, Spanyol, dan Jepang, di mana rakyat sangat menderita oleh cara-cara
pemerintah yang penuh kekerasan. Berhadapan dengan tekanan dan kekerasan ini, mereka
hanya dapat gemetar ketakutan. Diktator fasis dan pemerintahannya yang memimpin sistem
semacam itu di mana kekuatan yang brutal, agresi, pertumpahan darah, dan kekerasan
menjadi hukum mengirimkan gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan
milisi fasis mereka, yang melumpuhkan rakyat dengan rasa takut. Lebih jauh lagi,
pemerintahan fasis diterapkan dalam hampir semua tingkatan kemasyarakatan, dari

pendidikan hingga budaya, agama hingga seni, struktur pemerintah hingga sistem militer, dan
dari organisasi politik hingga kehidupan pribadi rakyatnya. Pada akhirnya, Perang Dunia II,
yang dimulai oleh kaum fasis, merupakan salah satu malapetaka terbesar dalam sejarah umat
manusia, yang merenggut nyawa 55 juta orang.
Ebenstein (2006:154) mengatakan fasis mungkin tidak lagi merupakan sebagai
ancaman bagi negara-negara yang menganut sistem demokrasi yang terkemuka. Tetapi tidak
menutup kemungkinan gejala-gejala untuk megambil oper pemerintah jika dilihat-gejalagejala masih ada.
Gejala-gejala ini bisa dilihat adanya gerakan-gerakan yang terjadi misalnya di
Amerika serikat yang anti-intelektual yang melemahkan proses-proses rasionalitas. Gejala
lain adalah munculnya gejala rasialisme dibebarapa negara, gejala lain adalah bermunculan
keresahan-keresahan sosial di tengah masyarakat yang muncul akibat ketidak berhasilan
sistem demokrasi, yang juga anti komunis. Alternatif praktis bukanlah diantara 100 persen
baik dan 100 persen jahat, tetapi selalu diantara campuran-campuran kedua keadan itu
dengan porsi yang berbeda
Ebenstein (2006:154) mengatakan fasis mungkin tidak lagi merupakan sebagai
ancaman bagi negara-negara yang menganut sistem demokrasi yang terkemuka. Tetapi tidak
menutup kemungkinan gejala-gejala untuk megambil oper pemerintah jika dilihat-gejalagejala masih ada.
Gejala-gejala ini bisa dilihat adanya gerakan-gerakan yang terjadi misalnya di
Amerika serikat yang anti-intelektual yang melemahkan proses-proses rasionalitas. Gejala
lain adalah munculnya gejala rasialisme dibebarapa negara, gejala lain adalah bermunculan
keresahan-keresahan sosial di tengah masyarakat yang muncul akibat ketidak berhasilan
sistem demokrasi, yang juga anti komunis. Alternatif praktis bukanlah diantara 100 persen
baik dan 100 persen jahat, tetapi selalu diantara campuran-campuran kedua keadan itu
dengan porsi yang berbeda. Negara-negara yang pernah menganut Ideologi Fasisme adalah
Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Italia dan Jerman.

BAB III
KESIMPULAN

Dalam uraian di atas dapat di simpulkan bahwa ideologi yang merupakan landasan
politik suatu negara dapat sangat mempengaruhi keadaan suatu negara yang menganutnya,
dan dapat berubah seiring dengan perkembangan kebutuhan negara itu sendiri. dalam kasus
diatas, paham Fasisme merupakan sebuah paham politik yang menjunjung kekuasaan absolut
tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat
kentara. Sementara itu di Jerman, juga muncul sebuah paham yang masih bisa dihubungkan
dengan fasisme, yaitu Nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme berbeda dengan fasisme
Italia karena yang ditekankan tidak hanya nasionalisme saja, tetapi bahkan rasialisme dan
rasisme yang sangat sangat kuat. Saking kuatnya nasionalisme sampai mereka membantai
bangsa-bangsa lain yang dianggap lebih rendah.