GEMPA BUMI DAN TSUNAMI docx
GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KEPULAUAN MENTAWAI
25 OKTOBER 2010
Oleh :
Gery Bagaskara Lintang 1 (051.0013.00037),Webber Graft Sompotan 2 (051.0013.00109),
Sidiq Muhammad 3 (051.0013.00099)
1,2,3
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil,Universitas Trisakti
E-mail : [email protected], [email protected], [email protected]
Intisari
Secara umum sifat kegempaan di daerah Sumatera dipengaruhi oleh aktivitas subduksi lempeng
Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia dan sistem patahan Sumatra yang membujur dari Aceh
sampai Lampung. Gempa bumi ini terjadi pada zona awal penunjaman (subduksi) lempeng IndoAustralia terhadap lempeng Eurasia di Samudra India yang dikenal dengan zona megathrust.
Pada tanggal 25 Oktober 2010, pukul 21:42:20 WIB telah terjadi gempabumi di Samudra India,
dengan kekuatan 7.2 (Mw), pada lokasi koordinat 99.93 BT; 3.61 LS dan kedalaman 10 km.
Dalam waktu kurang dari 5 menit BMKG berhasil menyebarkan informasi gempabumi tersebut
disertai dengan warning potensi tsunami kepada institusi perantara (institusi interface) dan
masyarakat, sehingga segera bisa ditindak lanjuti.
Kata kunci: gempa bumi, Tsunami Mentawai,aktivitas lempeng
Abstract
In general, the nature of seismicity in the area affected by the Sumatra subduction activity of the
Indo-Australian plate and the Eurasian plate to the Sumatra fault system stretching from Aceh to
Lampung. This earthquake occurred in the initial zone of subduction (subduction) IndoAustralian plate against the Eurasian plate in the Indian Ocean, known as megathrust zone.
On October 25, 2010, at 21:42:20 pm has been an earthquake in the Indian Ocean, with the
strength of 7.2 (Mw), the location coordinates of 99.93 BT; LS 3.61 and a depth of 10 km. In less
than 5 minutes BMKG successfully deploy earthquake information is accompanied by the
potential for a tsunami warning to an intermediary institution (institution interface) and the
community, so it can immediately be followed up.
Keywords: earthquake, Tsunami Mentawai, subduction activity
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada 25 Oktober 2010, pukul 21:09:22 WIB
terjadi gempa bumi dengan magnituda Mw
7,7 mengguncang Kepulauan Mentawai,
Sumatera Barat. Gempa bumi ini berpusat di
lepas pantai baratdaya Pulau Pagai, pada
koordinat 3,484° Lintang Selatan dan
100,114° Bujur Timur dengan kedalaman
20,6 km di bawah dasar laut (USGS, 2010).
Gempa bumi dangkal ini telah menghasilkan
tsunami di sepanjang pantai Kepulauan
Sipora, Pagai Utara, dan Pagai Selatan,
Mentawai dan menewaskan 448 orang serta
merusak fasilitas umum dan rumah
penduduk
(BNPB,
2010).
Gambar 1. Peta Pusat Gempa
Selain mengguncang Kepulauan Mentawai,
gempa bumi tersebut juga dirasakan di Bukit
Tinggi, Sumatera Barat dan Bengkulu
dengan skala intensitas III MMI. Bahkan
guncangan gempa terasa hingga Singapura
dan Thailand dengan intensitas yang lebih
kecil, (USGS, 2010). Berdasarkan tatanan
tektoniknya, Gempa Mentawai 2010 terjadi
akibat adanya pensesaran naik di permukaan
pada batas lempeng subduksi Indo-Australia
dan subduksi lokal Sunda. Pada lokasi ini,
lempeng IndoAustralia bergerak ke arah
utara-timur laut terhadap lempeng Sunda
dengan kecepatan 57- 69 mm/tahun.
Berdasarkan solusi mekanisme fokal dan
kedalamannya,
gempa
ini
memiliki
mekanisme sesar naik, dan terjadi di
sepanjang
plate
interface.
Gambar 2. Kepulauan Mentawai diambil dari udara
Gempa bumi juga pernah terjadi akibat
tumbukan di zona subduksi wilayah ini
adalah gempa berkekuatan Mw 8,5 dan 7,9
yang berlangsung pada 12 September 2007.
Gempa Mentawai, 25 Oktober 2010
tampaknya terjadi di dekat zona yang pecah
tersebut. Gempa Mentawai ini telah
menambah urutan gempa bumi berskala
besar di sepanjang megathrust Sunda. Dalam
tahun 2004, terjadi gempa bumi berkekuatan
Mw 9,3 mengambil tempat 800 km sebelah
utara lokasi Gempa Mentawai, pada tahun
2005 wilayah ini kembali dilanda gempa
berkekuatan Mw 8,6 berlokasi 700 km arah
utara antara Nias dan Simeulue.
Gambar 4.Gambar mekanisme fokal sumber gempa bumi
Gempa yang terjadi pada tahun 2009
berpusat sekitar 300 km utara Padang
berkekuatan Mw 7,5. Gempa Mentawai, 25
Oktober 2010 adalah perulangan dari
kejadian yang sama yang pernah terjadi
dalam tahun 1797 berkekuatan Mw 8,7-8,9
dan dalam jangkauan pecahnya terjadi pula
gempa Mw 8,9 - 9,1 dalam tahun 1833
(Briggs drr., 2006).
2. KEGEMPAAN DAN TSUNAMI
Gempabumi yang terjadi di daerah
megathrust Sumatra pada umumnya
berpotensi mempunyai magnitude besar dan
berpotensi menimbulkan tsunami yang
mengancam
kepulauan
busur
muka
Sumatera dan pantai barat Sumatera. Sejak
tahun 2000 sampai dengan 2010 tercatat 17
kali gempabumi dengan magnitude 7 – 9
skala Richter dan diantaranya adalah
gempabumi dan tsunami Aceh yang
menimbulkan korban ratusan ribu jiwa dan
kerusakan infrastruktur yang sangat dahsyat.
Dari pemodelan tsunami rata-rata waktu
tempuh gelombang tsunami sampai ke
Kepulauan Pagai-Mentawai sekitar 7 menit.
Gempa Mentawai tahun 2010 menimbulkan
tsunami besar di beberapa tempat di
Kepulauan
Pagai-Mentawai.Gempabumi
dengan magnituda Mw 7,7
yang
mengguncang
Kepulauan
Mentawai,
Sumatera Barat dapat dikelompokkan
sebagai gempa tektonik dengan pusat gempa
20,6 KM dibawah dasar laut (gempa
dangkal).
Tunjaman
Sunda
sebagian
telah
menghasilkan tsunami yang cukup besar dan
merusak. Berdasarkan data katalog gempa
bumi menyebutkan gempa besar yang
pernah terjadi dan menimbulkan tsunami di
Perairan Barat Sumatera antara lain, terjadi
pada tahun 1797 (M~8,4); 1833 (M~9,0);
1861 (M~8,5); 1881 (Mw 7,3); 2004 (Mw
9,2); 2005 (Mw 8,7); dan 25 Oktober 2010.
Gempa bumi Kepulauan Mentawai, 25
Oktober 2010, terjadi pukul 09:42:22 WIB,
pada koordinat 3.484°LS, 100.114°BT,
kedalaman 20,6 km di bawah dasar laut.
Gambar 6.Kerusakan Rumah warga di Kep.Mentawai
Gambar 5. Rumah warga yang roboh akibat gempa
Perairan Barat Sumatera memiliki tingkat
kegempaan yang sangat tinggi, hal ini dapat
dilihat dari sebaran pusat gempa di wilayah
tersebut dengan kedalaman pusat gempa
yang semakin dalam ke arah timur. Gempagempa tersebut umumnya berasosiasi
dengan Sistem Tunjaman Sunda yang
menunjukkan adanya pergerakan relatif
antara Lempeng
Indo-Australia dan
Lempeng
Eurasia.
Gempa-gempa
berkekuatan di atas Mw 7,0, karena Sistem
Berdasarkan solusi mekanisme fokal yang
dihitung dari momen tensor oleh Harvard
CMT Catalog, gempa bumi ini memiliki
mekanisme sesar naik, dengan arah bidang
sesar relatif baratlaut-tenggara dengan arah
jurus U319° T, dengan kemiringan 7° ke
arah timurlaut, dan sudut rake 98°. Momen
seismik yang dihasilkan oleh gempa tersebut
adalah sebesar 6,66 x 1027 dyne.cm (Nettles
drr., 2010).
3. ASPEK GEOTEKNIK
Berdasarkan tatanan tektonik regional,
Sumatera dan sekitarnya merupakan suatu
tepian aktif di tenggara Kraton Sunda
(Sundaland) yang memiliki pergerakan
relatif ke arah timur-timur laut dengan
kecepatan 7,7 cm/tahun. Pergerakan tersebut
diperkirakan telah terbentuk sejak Zaman
Kapur hingga kini. Dan telah menghasilkan
subduksi miring (oblique) sekitar 45° di
palung sunda, sehingga menghasilkan
pergerakan ke arah baratdaya yang
memisahkan lempeng Indo-Australia dengan
lempeng Sundaland di sepanjang zona Benioff Wadati dengan kemiringan sekitar 30°.
Selain subduksi, interaksi kedua lempeng ini
juga menghasilkan pola struktur utama
Sumatera, yang dikenal sebagai Zona Sesar
Sumatera dan Zona Sesar Mentawai.
BPBD Mentawai seperti dikutip di Padang,
Selasa menyebutkan dampak bencana itu
terhadap sektor infrastruktur tidak signifikan
dibandingkan
sektor
lainnya.
Gambar
Gambar 7. Peta tatanan tektonik Sumatera (Barber drr.,
2005).
4. KORBAN DAN
EKONOMI
KERUGIAN
Nilai kerusakan dan kerugian pada sektor
infrastruktur di Kabupaten Kepulauan
Mentawai, Provinsi Sumatera Barat, akibat
bencana gempa diikuti tsunami pada 25
Oktober 2010 ditaksir mencapai Rp 19,16
miliar. Dalam dokumen Rencana Aksi
Rehabilitasi dan Rekonstruksi pascatsunami
Mentawai disusun Bappenas, BNPB,
Pemprov dan BPBD Sumbar, Pemkab serta
8.Kerusakan
Infrastruktur
akibat
gempa
Tidak signifikannya kerusakan infrastruktur
dikarenakan belum maksimalnya penerapan
peraturan bangunan tahan gempa, Mentawai
merupakan wilayah tertinggal di kawasan
pesisir pantai Barat Indonesia yang sangat
minim infrastruktur, baik transportasi darat,
udara maupun laut. Infrastruktur lain di
bidang energi, telekomunikasi dan sumber
daya air juga masih sangat minim, sehingga
tidak banyak kena dampak oleh gempa dan
tsunami.Hanya ada beberapa jembatan beton
yang menjadi penghubung antar desa
warga ,salah satu yang mengalami
kerusakan dapat dilihat pada Gambar 8.
Secara keseluruhan dampak bencana ini
terhadap sektor infrastruktur Mentawai
hanya sekitar Rp 19,16 milyar yang hampir
seluruhnya pada sub-sektor transportasi
dengan kerusakan dan kerugian terbesar
pada transportasi darat yang meliputi
kerusakan pada jalan dan jembatan
mencapai Rp 17,24 miliar dan kerugian Rp
1,80
miliar.
Sementara itu, nilai total kerusakan dan
kerugian ditimbulkan tsunami yang melanda
Pulau Sikakap, Kabupaten Kepulauan
Mentawai, itu ditaksir mencapai total Rp
348,92 miliar. Kerusakan dan kerugian
terbesar terjadi pada sektor ekonomi yang
mencapai total Rp 117,82 miliar, disusul
sektor perumahan dengan total Rp 115,82
miliar dan lintas sektor dengan total Rp
79,44
miliar.
Gambar
Gambar 9.Kerusakan Puskesmas di Kep.Mentawai
Sedikitnya 30 persen atau 3.798 unit
bangunan, terdiri atas rumah penduduk,
gedung perkantoran dan fasilitas umum di
Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar
rusak berat akibat gempa beruntun sejak
Rabu, yang berkekuatan 7,9 Skala Richter
(SR) dan 7,7 SR pada Kamis pagi.
Kerusakan terparah, di Kecamatan Pagai
Utara
Selatan
Gambar
10.Kerusakan
Fasilitas
Umum
kerusakan bangunan dan fasilitas umum di
Kepulauan Mentawai itu sekitar 30 persen
atau 3.798 unit terdiri atas gedung
perkantoran, fasilitas umum dan rumah
penduduk.
11.
Kerusakan
jalan
akibat
gempa
Kabupaten Kepulauan Mentawai, satu
daerah terparah dilanda gempa di Sumbar,
selain Pesisir Selatan dan Kota Padang.
Sebanyak 3.798 unit bangunan rusak di
Mentawai itu terdiri atas rumah penduduk
3.638 unit, sekolah (42 unit), kantor
pemerintah (8 unit), rumah ibadah (93 unit),
sarana kesehatan (satu unit), fasilitas umum
(16 unit) yakni dermaga enam unit,
jembatan delapan unit dan gudang satu unit.
Gambar 12. Kerusakan pada salah satu kantor Kecamatan
Kep.Mentawai,PagaiUtara
Dari seluruh kecamatan terparah dilanda
gempa di Mentawai, Kecamatan Pagai Utara
Selatan terparah, dengan kerusakan rumah
mencapai 1.271 unit, rumah sakit, mushola
tiga unit, masjid (empat unit), gereja (56
unit) kantor pemerintah (18 unit) dan
sekolah (dua unit).
KESIMPULAN
1. Tsunami Mentawai 25 Oktober 2010
adalah tsunami gempa (tsunami
earthquake).Yang di sebabkan oleh
aktivitas subduksi lempeng IndoAustralia terhadap lempeng Eurasia.
2. Dampak Gempa Bumi dan Tsunami
sebagian
besar
mengakibatkan
kerusakan parah dan banyak menelan
korban jiwa dan harta benda
sehingga perlu adanya upaya untuk
menghadapi baik dalam keadaan
waspada,persiapan,saat terjadi dan
setelah terjadinya.
3. Belum
maksimalnya penerapan
peraturan bangunan tahan gempa
membuat bangunan semakin mudah
untuk roboh.
4. Sebagian besar rumah warga masih
terbuat dari kayu ,seng,dan triplek
sehingga sangat mudah roboh saat
diguncang oleh gempabumi .
25 OKTOBER 2010
Oleh :
Gery Bagaskara Lintang 1 (051.0013.00037),Webber Graft Sompotan 2 (051.0013.00109),
Sidiq Muhammad 3 (051.0013.00099)
1,2,3
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil,Universitas Trisakti
E-mail : [email protected], [email protected], [email protected]
Intisari
Secara umum sifat kegempaan di daerah Sumatera dipengaruhi oleh aktivitas subduksi lempeng
Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia dan sistem patahan Sumatra yang membujur dari Aceh
sampai Lampung. Gempa bumi ini terjadi pada zona awal penunjaman (subduksi) lempeng IndoAustralia terhadap lempeng Eurasia di Samudra India yang dikenal dengan zona megathrust.
Pada tanggal 25 Oktober 2010, pukul 21:42:20 WIB telah terjadi gempabumi di Samudra India,
dengan kekuatan 7.2 (Mw), pada lokasi koordinat 99.93 BT; 3.61 LS dan kedalaman 10 km.
Dalam waktu kurang dari 5 menit BMKG berhasil menyebarkan informasi gempabumi tersebut
disertai dengan warning potensi tsunami kepada institusi perantara (institusi interface) dan
masyarakat, sehingga segera bisa ditindak lanjuti.
Kata kunci: gempa bumi, Tsunami Mentawai,aktivitas lempeng
Abstract
In general, the nature of seismicity in the area affected by the Sumatra subduction activity of the
Indo-Australian plate and the Eurasian plate to the Sumatra fault system stretching from Aceh to
Lampung. This earthquake occurred in the initial zone of subduction (subduction) IndoAustralian plate against the Eurasian plate in the Indian Ocean, known as megathrust zone.
On October 25, 2010, at 21:42:20 pm has been an earthquake in the Indian Ocean, with the
strength of 7.2 (Mw), the location coordinates of 99.93 BT; LS 3.61 and a depth of 10 km. In less
than 5 minutes BMKG successfully deploy earthquake information is accompanied by the
potential for a tsunami warning to an intermediary institution (institution interface) and the
community, so it can immediately be followed up.
Keywords: earthquake, Tsunami Mentawai, subduction activity
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada 25 Oktober 2010, pukul 21:09:22 WIB
terjadi gempa bumi dengan magnituda Mw
7,7 mengguncang Kepulauan Mentawai,
Sumatera Barat. Gempa bumi ini berpusat di
lepas pantai baratdaya Pulau Pagai, pada
koordinat 3,484° Lintang Selatan dan
100,114° Bujur Timur dengan kedalaman
20,6 km di bawah dasar laut (USGS, 2010).
Gempa bumi dangkal ini telah menghasilkan
tsunami di sepanjang pantai Kepulauan
Sipora, Pagai Utara, dan Pagai Selatan,
Mentawai dan menewaskan 448 orang serta
merusak fasilitas umum dan rumah
penduduk
(BNPB,
2010).
Gambar 1. Peta Pusat Gempa
Selain mengguncang Kepulauan Mentawai,
gempa bumi tersebut juga dirasakan di Bukit
Tinggi, Sumatera Barat dan Bengkulu
dengan skala intensitas III MMI. Bahkan
guncangan gempa terasa hingga Singapura
dan Thailand dengan intensitas yang lebih
kecil, (USGS, 2010). Berdasarkan tatanan
tektoniknya, Gempa Mentawai 2010 terjadi
akibat adanya pensesaran naik di permukaan
pada batas lempeng subduksi Indo-Australia
dan subduksi lokal Sunda. Pada lokasi ini,
lempeng IndoAustralia bergerak ke arah
utara-timur laut terhadap lempeng Sunda
dengan kecepatan 57- 69 mm/tahun.
Berdasarkan solusi mekanisme fokal dan
kedalamannya,
gempa
ini
memiliki
mekanisme sesar naik, dan terjadi di
sepanjang
plate
interface.
Gambar 2. Kepulauan Mentawai diambil dari udara
Gempa bumi juga pernah terjadi akibat
tumbukan di zona subduksi wilayah ini
adalah gempa berkekuatan Mw 8,5 dan 7,9
yang berlangsung pada 12 September 2007.
Gempa Mentawai, 25 Oktober 2010
tampaknya terjadi di dekat zona yang pecah
tersebut. Gempa Mentawai ini telah
menambah urutan gempa bumi berskala
besar di sepanjang megathrust Sunda. Dalam
tahun 2004, terjadi gempa bumi berkekuatan
Mw 9,3 mengambil tempat 800 km sebelah
utara lokasi Gempa Mentawai, pada tahun
2005 wilayah ini kembali dilanda gempa
berkekuatan Mw 8,6 berlokasi 700 km arah
utara antara Nias dan Simeulue.
Gambar 4.Gambar mekanisme fokal sumber gempa bumi
Gempa yang terjadi pada tahun 2009
berpusat sekitar 300 km utara Padang
berkekuatan Mw 7,5. Gempa Mentawai, 25
Oktober 2010 adalah perulangan dari
kejadian yang sama yang pernah terjadi
dalam tahun 1797 berkekuatan Mw 8,7-8,9
dan dalam jangkauan pecahnya terjadi pula
gempa Mw 8,9 - 9,1 dalam tahun 1833
(Briggs drr., 2006).
2. KEGEMPAAN DAN TSUNAMI
Gempabumi yang terjadi di daerah
megathrust Sumatra pada umumnya
berpotensi mempunyai magnitude besar dan
berpotensi menimbulkan tsunami yang
mengancam
kepulauan
busur
muka
Sumatera dan pantai barat Sumatera. Sejak
tahun 2000 sampai dengan 2010 tercatat 17
kali gempabumi dengan magnitude 7 – 9
skala Richter dan diantaranya adalah
gempabumi dan tsunami Aceh yang
menimbulkan korban ratusan ribu jiwa dan
kerusakan infrastruktur yang sangat dahsyat.
Dari pemodelan tsunami rata-rata waktu
tempuh gelombang tsunami sampai ke
Kepulauan Pagai-Mentawai sekitar 7 menit.
Gempa Mentawai tahun 2010 menimbulkan
tsunami besar di beberapa tempat di
Kepulauan
Pagai-Mentawai.Gempabumi
dengan magnituda Mw 7,7
yang
mengguncang
Kepulauan
Mentawai,
Sumatera Barat dapat dikelompokkan
sebagai gempa tektonik dengan pusat gempa
20,6 KM dibawah dasar laut (gempa
dangkal).
Tunjaman
Sunda
sebagian
telah
menghasilkan tsunami yang cukup besar dan
merusak. Berdasarkan data katalog gempa
bumi menyebutkan gempa besar yang
pernah terjadi dan menimbulkan tsunami di
Perairan Barat Sumatera antara lain, terjadi
pada tahun 1797 (M~8,4); 1833 (M~9,0);
1861 (M~8,5); 1881 (Mw 7,3); 2004 (Mw
9,2); 2005 (Mw 8,7); dan 25 Oktober 2010.
Gempa bumi Kepulauan Mentawai, 25
Oktober 2010, terjadi pukul 09:42:22 WIB,
pada koordinat 3.484°LS, 100.114°BT,
kedalaman 20,6 km di bawah dasar laut.
Gambar 6.Kerusakan Rumah warga di Kep.Mentawai
Gambar 5. Rumah warga yang roboh akibat gempa
Perairan Barat Sumatera memiliki tingkat
kegempaan yang sangat tinggi, hal ini dapat
dilihat dari sebaran pusat gempa di wilayah
tersebut dengan kedalaman pusat gempa
yang semakin dalam ke arah timur. Gempagempa tersebut umumnya berasosiasi
dengan Sistem Tunjaman Sunda yang
menunjukkan adanya pergerakan relatif
antara Lempeng
Indo-Australia dan
Lempeng
Eurasia.
Gempa-gempa
berkekuatan di atas Mw 7,0, karena Sistem
Berdasarkan solusi mekanisme fokal yang
dihitung dari momen tensor oleh Harvard
CMT Catalog, gempa bumi ini memiliki
mekanisme sesar naik, dengan arah bidang
sesar relatif baratlaut-tenggara dengan arah
jurus U319° T, dengan kemiringan 7° ke
arah timurlaut, dan sudut rake 98°. Momen
seismik yang dihasilkan oleh gempa tersebut
adalah sebesar 6,66 x 1027 dyne.cm (Nettles
drr., 2010).
3. ASPEK GEOTEKNIK
Berdasarkan tatanan tektonik regional,
Sumatera dan sekitarnya merupakan suatu
tepian aktif di tenggara Kraton Sunda
(Sundaland) yang memiliki pergerakan
relatif ke arah timur-timur laut dengan
kecepatan 7,7 cm/tahun. Pergerakan tersebut
diperkirakan telah terbentuk sejak Zaman
Kapur hingga kini. Dan telah menghasilkan
subduksi miring (oblique) sekitar 45° di
palung sunda, sehingga menghasilkan
pergerakan ke arah baratdaya yang
memisahkan lempeng Indo-Australia dengan
lempeng Sundaland di sepanjang zona Benioff Wadati dengan kemiringan sekitar 30°.
Selain subduksi, interaksi kedua lempeng ini
juga menghasilkan pola struktur utama
Sumatera, yang dikenal sebagai Zona Sesar
Sumatera dan Zona Sesar Mentawai.
BPBD Mentawai seperti dikutip di Padang,
Selasa menyebutkan dampak bencana itu
terhadap sektor infrastruktur tidak signifikan
dibandingkan
sektor
lainnya.
Gambar
Gambar 7. Peta tatanan tektonik Sumatera (Barber drr.,
2005).
4. KORBAN DAN
EKONOMI
KERUGIAN
Nilai kerusakan dan kerugian pada sektor
infrastruktur di Kabupaten Kepulauan
Mentawai, Provinsi Sumatera Barat, akibat
bencana gempa diikuti tsunami pada 25
Oktober 2010 ditaksir mencapai Rp 19,16
miliar. Dalam dokumen Rencana Aksi
Rehabilitasi dan Rekonstruksi pascatsunami
Mentawai disusun Bappenas, BNPB,
Pemprov dan BPBD Sumbar, Pemkab serta
8.Kerusakan
Infrastruktur
akibat
gempa
Tidak signifikannya kerusakan infrastruktur
dikarenakan belum maksimalnya penerapan
peraturan bangunan tahan gempa, Mentawai
merupakan wilayah tertinggal di kawasan
pesisir pantai Barat Indonesia yang sangat
minim infrastruktur, baik transportasi darat,
udara maupun laut. Infrastruktur lain di
bidang energi, telekomunikasi dan sumber
daya air juga masih sangat minim, sehingga
tidak banyak kena dampak oleh gempa dan
tsunami.Hanya ada beberapa jembatan beton
yang menjadi penghubung antar desa
warga ,salah satu yang mengalami
kerusakan dapat dilihat pada Gambar 8.
Secara keseluruhan dampak bencana ini
terhadap sektor infrastruktur Mentawai
hanya sekitar Rp 19,16 milyar yang hampir
seluruhnya pada sub-sektor transportasi
dengan kerusakan dan kerugian terbesar
pada transportasi darat yang meliputi
kerusakan pada jalan dan jembatan
mencapai Rp 17,24 miliar dan kerugian Rp
1,80
miliar.
Sementara itu, nilai total kerusakan dan
kerugian ditimbulkan tsunami yang melanda
Pulau Sikakap, Kabupaten Kepulauan
Mentawai, itu ditaksir mencapai total Rp
348,92 miliar. Kerusakan dan kerugian
terbesar terjadi pada sektor ekonomi yang
mencapai total Rp 117,82 miliar, disusul
sektor perumahan dengan total Rp 115,82
miliar dan lintas sektor dengan total Rp
79,44
miliar.
Gambar
Gambar 9.Kerusakan Puskesmas di Kep.Mentawai
Sedikitnya 30 persen atau 3.798 unit
bangunan, terdiri atas rumah penduduk,
gedung perkantoran dan fasilitas umum di
Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar
rusak berat akibat gempa beruntun sejak
Rabu, yang berkekuatan 7,9 Skala Richter
(SR) dan 7,7 SR pada Kamis pagi.
Kerusakan terparah, di Kecamatan Pagai
Utara
Selatan
Gambar
10.Kerusakan
Fasilitas
Umum
kerusakan bangunan dan fasilitas umum di
Kepulauan Mentawai itu sekitar 30 persen
atau 3.798 unit terdiri atas gedung
perkantoran, fasilitas umum dan rumah
penduduk.
11.
Kerusakan
jalan
akibat
gempa
Kabupaten Kepulauan Mentawai, satu
daerah terparah dilanda gempa di Sumbar,
selain Pesisir Selatan dan Kota Padang.
Sebanyak 3.798 unit bangunan rusak di
Mentawai itu terdiri atas rumah penduduk
3.638 unit, sekolah (42 unit), kantor
pemerintah (8 unit), rumah ibadah (93 unit),
sarana kesehatan (satu unit), fasilitas umum
(16 unit) yakni dermaga enam unit,
jembatan delapan unit dan gudang satu unit.
Gambar 12. Kerusakan pada salah satu kantor Kecamatan
Kep.Mentawai,PagaiUtara
Dari seluruh kecamatan terparah dilanda
gempa di Mentawai, Kecamatan Pagai Utara
Selatan terparah, dengan kerusakan rumah
mencapai 1.271 unit, rumah sakit, mushola
tiga unit, masjid (empat unit), gereja (56
unit) kantor pemerintah (18 unit) dan
sekolah (dua unit).
KESIMPULAN
1. Tsunami Mentawai 25 Oktober 2010
adalah tsunami gempa (tsunami
earthquake).Yang di sebabkan oleh
aktivitas subduksi lempeng IndoAustralia terhadap lempeng Eurasia.
2. Dampak Gempa Bumi dan Tsunami
sebagian
besar
mengakibatkan
kerusakan parah dan banyak menelan
korban jiwa dan harta benda
sehingga perlu adanya upaya untuk
menghadapi baik dalam keadaan
waspada,persiapan,saat terjadi dan
setelah terjadinya.
3. Belum
maksimalnya penerapan
peraturan bangunan tahan gempa
membuat bangunan semakin mudah
untuk roboh.
4. Sebagian besar rumah warga masih
terbuat dari kayu ,seng,dan triplek
sehingga sangat mudah roboh saat
diguncang oleh gempabumi .