387 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) UNTUK ANAK USIA DINI

ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) UNTUK
ANAK USIA DINI
Yasid1), Muhammad Azmi Akbar2), Asstapuri3), Welly Singgih Prakasa4),
Agista Imas Kusumaningrum5), Rahmawati Nur Fadhilla6), Cindy Yuni Puspita7),
Alfiah Sintiawati8), Kinanti Faradiba Harahap9)
1

Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
email: azmiakbarjr@gmail.com

ABSTRACT
Health Education, the Main Element of Early Childhood Education. Early childhood is a
golden age period for Determining individuals' future life. Health education for early childhood is
the main factor of early childhood education. It is not only as a learning process for health
education, but Also as a playing factor to optimize the physical growth and cognitive and emotional
potential. Health education for early childhood is affected by some factors such as: the paradigms
of development, the health determinant factors, health services, and health education. There are five
factors play ACTED as a base namely: (1) the parent's role; (2) political commitment; (3) policy
and strategy; (4) value system, socio-economic and culture; and (5) nurture pattern.

Keywords: health behavior, early childhood education, Child, Age, Early

ABSTRACT
Health Education, the Main Element of Early Childhood Education. Early childhood is a
golden age period for determining individuals’ future life. Health education for early childhood is
the main factor of early childhood education. It is not only as a learning process for health
education, but also as a main factor to optimize the physical growth and cognitive and emotional
potential. Health education for early childhood is affected by some factors such as: the paradigms
of development, the health determinant factors, health services, and health education. There are five
main factors acted as a basis namely: (1) parent’s role; (2) political commitment; (3) policy and
strategy; (4) value system, socio-economic and culture; and (5) nurture pattern.
Keywords: PHBS, PAUD, Anak, Usia, Dini

PENDAHULUAN
Anak adalah generasi masa depan suatu bangsa. Pembentukan generasi masa depan
bangsa yang kuat, cerdas, kreatif, dan produktif, merupakan tanggungjawab semua pihak.
Tumbuh kembang anak secara optimal dalam semua aspek (jasmani, mental, pemikiran) berarti
harus mendapatkan perhatian semua pihak. Program pembaktian diri kemasyarakat ikut
mensukseskan terwujudnya suatu generasi bangsa yang kuat, cerdas, kreatif, dan produktif.
Tanda anak sehat .

Menurut Depkes (2009) memiliki kriteria : berat badan naik sesuai garis pertumbuhan
mengikuti pita hijau pada Kartu Manuju Sehat (KMS), atau naik ke pita warna di atasnya, anak
bertambah tinggi, kemampuan bertambah sesuai usia, jarang sakit, ceria, aktif, dan lincah.
Pembentukan kesehatan anak tidak berjalan secara tiba-tiba atau instan, melainkan berproses
387

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"
sejak masa kehamilan sang ibu. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan anak, antara lain
pemberian asi saat bayi, imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor
tersebut berkaitan erat dengan perilaku sehat anak itu sendiri dan perilaku sehat orang-orang
terdekat disekitar anak sejak usia dini. Hal ini dikarenakan usia dini merupakan masa Golden
Age (Usia keemasan).
Masa Golden Age merupakan masa dimana tahap perkembangan otak pada anak usia dini
menempati posisi yang paling vital yakni mencapai 80% perkembangan otak. Pada masa usia
dini kemampuan memori otak mencapai tingkat maksimal. Anak yang mendapatkan pesan
kesehatan yang intens semenjak usia 0-6 tahun memiliki harapan lebih besar untuk berperilaku
sehat di masa mendatang. Sebaliknya anak yang tidak mendapatkan pesan kesehatan yang tidak
intens maka perilaku sehat sulit terbentuk. Pendidikan kesehatan pada usia ini adalah peletak
dasar bagi pendidikan kesehatan selanjutnya.

Sebagian besar masalah kesehatan, dalam hal penyakit yang timbul pada manusia,
disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Penyakit menular seperti TBC dan diare lebih sering
terjadi pada perilaku masyarakat kurang menjaga kebersihan diri dan lingkungan, sehingga
menjadi tempat perkembangbiakan dan sumber penularan penyakit (Kusumawati, 2004).
Saat ini beberapa data yang berkaitan dengan kesehatan anak usia dini menunjukkan
masih tingginya angka kejadian diare pada balita. Hasil survei Program Pemberantasan (P2)
Diare di Indonesia menyebutkan bahwa angka kesakitan diare di Indonesia pada tahun 2000
sebesar 301 per 1.000 penduduk dengan episode diare balita adalah 1,0 – 1,5 kali per tahun.
Pada tahun 2002 namun angka kejadian diare akut masih masuk urutan 5 besar dari penyakit
yang sering menyerang anak Indonesia.
Kejadian diare akut di Indonesia diperkirakan masih sekitar 60 juta episode setiap
tahunnya dan 1-5 persen diantaranya berkembang menjadi diare kronis. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa dari 35 persen seluruh kematian balita akibat diare disebabkan oleh diare
akut. Dan pada tahun 2003 angka kesakitan penyakit ini meningkat menjadi 374 per 1.000
penduduk dan merupakan penyakit dengan frekuensi KLB kedua tertinggi setelah DBD.
Survei Departemen Kesehatan (2003), penyakit diare menjadi penyebab kematian nomor
dua pada balita. Padahal kebijakan pemerintah dalam pemberantasan penyakit diare antara lain
bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, angka kematian, dan penanggulangan kejadian
luar biasa (KLB). Departemen Kesehatan RI melalui Keputusan Direktorat Jenderal
Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PPM & PL) juga telah mengeluarkan

Pedoman Pelaksanaan dan Pemantauan Program Pemberantasan Diare dengan tujuan khusus
menurunkan angka kematian pada balita dari 2,5 per 1.000 balita menjadi 1,25 per 1.000 balita
388

ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016
dan menurunkan angka fatalitas kasus (CFR) diare pada KLB dari 1-3,8 persen menjadi 1,5
persen. Selain penyakit diare, penyakit lain yang juga sering diderita oleh anak usia dini adalah
penyakit cacingan.
Hasil data laboratorium yang dilakukan oleh Yayasan Kusuma Buana tahun 2006-2007
menunjukkan 10 % anak usia 4-6 tahun menderita penyakit cacingan. Penyakit cacingan dapat
mengakibatkan seseorang menjadi kurang bergairah, kurang nafsu makan dan mudah
mengantuk. Apabila menyerang anak sekolah maka dapat menurunkan prestasi belajar, karena
anak yang menderita penyakit cacingan berpeluang untuk menderita anemia. Hal ini dapat
mengurangi suplai oksigen ke otak sehingga dapat menurunkan prestasi belajar. Di Tanjung
Priok prevalensi Ascaris 5,0%, Trichuris 3,4% dan cacing tambang 0%, sedangkan di klinik
binaan di pisangan baru prevalensi Ascaris 1,7%, dan Trichuris 1,2% .Dan di klinik binaan di
palbatu Ascaris 1,9%, dan Trichuris 1,7% .
Dusun Kutoloyo merupakan Tempat terpencil di desa kaligintung. Setiap hari untuk
makan mereka memasak sendiri . dalam hal memasak sendiri masyarakat dusun kutoloyo

cenderung tidak memperhatikan kandungan yang mereka konsumsi. per ekonomian lemah
membuat masyarakat dusun kutoloyo tidak memperhatikan masalah kandungan yang mereka
konsumsi. Kondisi ini yang berdampak kepada anak-anak di bawah umur tertama belita.
Kondisi tersebut berisiko terhadap terjadinya penularan penyakit dikarenakan faktor
lingkungan yang tidak sehat. Penyakit menular yang terjadi antara lain TBC dan diare yang
mudah menyerang pada semua kelompok umur terutama anak-anak di bawah umur. (Murti,
2009).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar
atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu masyarakat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktekkan
PHBS melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana

(Sosial Support) dan

pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Terdapat 5 tatanan PHBS yaitu PHBS Rumah
Tangga, PHBS Sekolah, PHBS Tempat Kerja, PHBS Sarana Kesehatan, PHBS Tempat-tempat
Umum.
Pendidikan kesehatan sangat penting diberikan sejak usia dini. Pendidikan kesehatan

yang diberikan sejak dini akan membentuk kesadaran untuk berperilaku sehat sejak dini.
Beberapa penyakit yang sering diderita oleh anak usia dini merupakan penyakit yang dapat
dicegah dengan adanya perilaku sehat. Perilaku sehat anak usia dini juga berkaitan dengan pola
389

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"
makan anak usia dini. Hal ini berkaitan dengan status gizi anak, dan lebih lanjut lagi sangat
terkait dengan kecerdasan anak. Oleh karena itu, perlunya kesadaran orangtua untuk
meningkatkan perhatian yang maksimal terhadap kesehatan badan maupun kesehatan
lingkungan anak agar anak memiliki kesehatan yang lebih baik. Contoh dalam hal ni, yaitu
perilaku menggosok gigi.
Orangtua perlu mengajari anak sedini mungkin mengenai perilaku menggosok gigi
dengan melatih anak membiasakan diri menggosok gigi minimal dua kali sehari atau setelah
makan. Orangtua merupakan sumber edukasi primer dan sumber pertama kali yang dibutuhkan
oleh anak, sehingga diharapkan orangtu mampu mengajari dan melatih anak berperilaku sehat
sebaik mungkin. Dengan demikian, anak akan dapat belajar dan mulai memiliki kesadaran
tentang pentingnya menggosok gigi dan menjaga kesehatan badan dengan cara berperilaku
sehat.
Perilaku sehat yang diberikan sejak dini diharapkan mampu memberikan kesadaran sejak

dini pentingnya hidup bersih dan sehat. Pesan kesehatan ini dapat diupayakan untuk
dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan anak usia dini. Dan menggiatkan pendidikan
kesehatan melalui kurikulum program pendidikan anak usia dini di masyarakat merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan anak di usia dini.

METODE
Rancangan Kegiatan
Kesehatan gigi khususnya ketika masih menginjak masa pertumbuhan sangatlah penting.
Hal itu karena gigi yang kurang sehat secara tidak langsung akan mengganggu anak untuk
mencerna makanan sehingga pencernaan anak terganggu yang mana pertumbuhan pun juga
akan melambat. Selain itu, perawatan gigi sejak dini sangatlah penting untuk menghindari
masalah gigi berlubang, keropos, dan pembengkakan pada gusi. Gigi yang rusak juga akan
mempengaruhi kepercayaan diri si anak ketika berbicara terhadap lawan bicaranya. Untuk itu
sangat penting untuk menanamkan kebiasaan akan pentingnya menggosok gigi. Adapun
kegiatan yang kami laksanakan selama KKN yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan
sehat ialah memberikan pelatihan tentang bagaimana cara menggosok gigi dengan baik dan
benar .
Sasaran
Sasaran yang dipilih pada program unit yang kami adakan adalah anak-anak PAUD KB
Dewi Sartika yang berada di Dusun Kutoloyo, Kaligintung, Pituruh, Purworejo.


390

ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016
Bahan dan Alat yang Digunakan
 39 Sikat Gigi untuk anak
 Pasta Gigi
 Gelas Plastik
Teknik Pelaksanaan
Pelaksanaan program unit yang kami adakan adalah dengan mengumpulkan anak-anak
PAUD KB Dewi Sartika. Setelah semua berkumpul, anak-anak dibagikan sikat gigi satupersatu dan bergantian menggunakan past gigi, kemudian bersama-sama melakukan praktik
menggosok gigi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari pelaksanaan kegiatan PHBS yang dilakukan di KB Dewi Sartika, Kutoloyo,
Kaligintung, Pituruh, Purworejo, menunjukkan bahwa anak-anak tersebut mempraktikkan cara
menyikat gigi yang baik dan benar. Orangtua masing-masing anak telah melatih dan
membiasakan anaknya untuk menggosok gigi secara rutin. Terlihat mereka sudah mulai terbiasa
dengan menyikat gigi walaupun masih dilakukan dengan cara yang kurang benar, namun

dengan sedikit diajarkan secara terus menerus, anak-anak dapat terbiasa melakukan sikat gigi
dengan benar dan rutin dilakukan pagi dan malam hari.
Antusias anak-anak mengikuti kegiatan PHBS juga sangat tinggi, anak-anak mengikuti
dengan bersemangat sehingga tidak ada kendala berarti dalam menjalankan kegiatan PHBS di
KB Dewi Sartika. Sebagian besar anak-anak sangat senang jika diberikan pengetahuan dan
wawasan baru serta diberikan kesempatan untuk mempraktikknnya. Saat program PHBS
berlangsung dapat dilihat Social Team Work ketika anak-anak berbagi pasta gigi dan saling
membantu memberikan pengarahan tentang cara menggosok gigi yang benar pada teman lain
yang belum paham.
Kendala program ini hanya masalah waktu pelaksanaan yang dirasa kurang begitu lama
sehingga belum dapat dipastikan apakah anak-anak kedepannya akan terbiasa dengan menyikat
gigi dengan baik dan benar. Dari 39 target anak yang diharapkan dapat mengikuti kegiatan
PHBS ini, seluruhnya dapatg mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai sehingga rasio dari
target tercapai 100%, sesuai dengan terget yang ingin dicapai.

391

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"
PESERTA

Target
39 orang

Realisasi
39 orang

Rasio
100%

KESIMPULAN
Dengan adanya program ini maka siswa-siswi KB. Dewi Sartika lebih mengerti
bagaimana cara untuk menyikat gigi dengan baik dan benar. Hal ini didukung oleh tingkat
antusias siswa-siswi KB Dewi Sartika, Kutoloyo, Kaligintung, Pituruh, Purworejo dalam
392

ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016
mengikuti kegiatan PHBS yang sangat tinggi. Anak-anak mengikuti dengan bersemangat
sehingga tidak ada kendala berarti dalam menjalankan kegiatan PHBS di KB. Dewi Sartika.
Anak-anak merasa sangat senang dapat belajar melalui praktik secara langsung sehingga anak

menjadi lebih aktif dalam program kegiatan PHBS

REFERENSI
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Depkes RI. 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Kemendiknas. Permen Diknas No. 58/ 2009. Pendidikan Anak Usia Dini.
Luciasari, Erna, et.al. 2001. Status Gizi Balita Kaitannya dengan Tingkat Kesadaran Gizi
Keluarga Muda Golongan Muda Sejahtera.
Adiwiryono, Retno Mardhiati. Pesan Kesehatan: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Aanak

Usia

Dini

Dalam

Kurikulum

Pendidikan

Anak

Usia

Dini.

http://server2.docfoc.com/uploads/Z2015/12/04/68HRCfl4xw/726bb184431db864aac32a
c35a676870.pdf . Diakses tanggal 6 September 2016
Jayanti, Linda Dwi, Yekti Hartati Effendi, dan Dadang Sukandar. Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS) Serta Perilaku Gizi Seimbang Ibu Kaitannya Dengan Status Gizi Dan
Kesehatan

Balita

Di

Kabupaten

Bojonegoro,

Jawa

Timur.

http://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/6130/4756. Diakses tanggal 6
September 2016.
Siswanto, Hadi. Pendidikan Kesehatan Unsur Utama dalam Pendidikan Anak Usia Dini.
http://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/1565/pdf. Diakses tanggal 6 September
2016

393