ProdukHukum BankIndonesia

(1)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang M aha Esa yang telah memberikan anugerah -Nya sehingga penyusunan Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah (PEKDA) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan laporan triw ulanan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan intern Bank Indonesia, juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pihak ekstern (external stakeholders) terhadap informasi perkembangan ekonomi regional.

Berpijak pada momentum otonomi daerah, setiap Kantor Bank Indonesia (KBI) yang berada di daerah, termasuk KBI M anado dituntut berperan sebagai ” economic intelligent and

research unit” yang diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan

daerah yang lebih akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan Kantor Pusat Bank Indonesia dalam perumusan dan penetapan kebijakan moneter yang tepat sasaran. Penyajian informasi ekonomi dan keuangan daerah tersebut, disusun dalam bentuk Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo, yang berisi kajian dan analisis meliputi tingkat inflasi, PDRB, dan kinerja perbankan dan sistem pembayaran serta keuangan daerah secara triw ulanan.

Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan dan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini kami ucapkan terima kasih.

M anado, 31 Juli 2008

BANK INDONESIA M ANADO

Jeffrey Kairupan


(2)

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ... iv

Daftar Grafik ... v

RINGKASAN EKSEKUTIF ... 1

BAB 1 KONDISI M AKRO EKONOM I REGIONAL... 8

1. Sisi Permintaan ... 1 1 1.1. Konsumsi ... 12

1.2. Investasi... 13

1.3. Ekspor-Impor ... 13

2. Sisi Penaw aran... ... 16

2.1.Sektor Pert anian... 17

2.2.Sektor Pertambangan dan Penggalian ... 18

2.3.Sektor Industri Pengolahan ... 19

2.4.Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ... 20

2.5.Sekt or Bangunan... ... 21

2.6.Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran ... 21

2.7.Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ... 22

2.8.Sektor Keuanga, Persew aan dan Jasa... 23

2.9.Sektor Jasa-jasa... ... 24

3. Analisis Location Quotient (LQ) ... 25

BAB 2 PERKEM BANGAN INFLASI DA ERA H... 27

Inflasi ... ... 28

Bahan M akanan... 29

M akanan jadi, muniman, rokok dan t embakau... ... 29

perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar... 29

Sandang ... ... 30

Kesehatan ... ... ... 30

Pendidikan, rekreasi dan olah raga ... ... 30

Transportasi, komunikasi dan Jasa keuangan ... ... ... 31

BAB 3 PERKEM BANGAN PERBANKAN DAERAH ... 32

1. Fungsi Intermediasi ... 33

1.1.Penyerapan Dana M asyarakat ... 33

1.2.Penyaluran Kredit Berdasarkan Bank Pelapor ... 36

1.3.Penyaluran Kredit Berdasarkan Lokasi Proyek ... ... 41

1.4.Kredit UM KM ... 43

2. Risiko Kredit ... ... 45

2.1.Rasio Kelonggaran Tarik Kredit ... ... 45

2.2.Net Interest M argin (NIM ) ... 46

2.3.Rasio BOPO ... 47

2.4.Return on Asset (ROA) ... 48

2.5.Sensitivitas Resiko Pasar ... 49

3. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ... 50

Boks 1. Perkembangan Klast er Rumput Laut di Goront alo ... 53

BAB 4 PERKEM BANGAN KEUANGAN DAERAH ... 55

1. Perkembangan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo ... 56

2. Perkembangan Keuangan Daerah di Tingkat Provinsi ... 56

2.1. Pendapatan Daerah ... 56


(3)

BAB 5 PERKEM BANGAN SISTEM PEM BAYARAN ... 60

1. Perkembangan Aliran Uang Kart al ... 61

2. Perkembangan Kliring Non BI di Gorontalo ... 62

BAB 6 KESEJAHTERA AN M ASYARAKAT ... 64

1. Ket enagakerjaan ... 65

2. Kemiskinan... ... 67

3. Rasio Gini ... ... 68

4. IPM (Index Pembangunan M anusia) ... 69

BAB 7 PROSPEK PEREKONOM IAN DAERAH ... 70

1. Out look Kondisi M akro ekonomi Regional... 71

1.1.Prospek Penaw aran Agregat... 71

1.2.Prospek Permintaan Agregat... 72

2. Outlook Inflasi ... 74

3. Prospek Perbankan ... ... 74

LAM PIRAN... 75


(4)

Tabel 1.1. Perkembangan BI Rate, Suku Bunga Penjamin Deposito dan Nilai Tukar Rupiah ... .... 10

Tabel 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Gorontalo dari Sisi Permintaan (% )... 12

Tabel 1.3. Kontribusi Komponen Sisi Permintaan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Gorontalo... ... 12

Tabel 1.4. Realisasi Nilai Ekspor menurut Kelompok ISIC Provinsi Gorontalo ... 14

Tabel 1.5. Realisasi Nilai Ekspor Komoditi Non M igas menurut Negara Tujuan Prov.Gorontalo (USD) 15

Tabel 1.6. Perkembangan Pengiriman Jagung antar Pulau da Ekspor ... 15

Tabel 1.7. Perkembangan Pertumbuhan Tahunan (yoy) PDRB Gorontalo menurut Lapangan Usaha atas Harga Konstan tahun 2000 (Persen) ... 16

Tabel 1.8. Kont ribusi masing-masing sekt or t erhada Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo 17

Tabel 1.9. Hasil Perhitungan LQ Provinsi Gorontalo, Sulaw esi Utara dan Sulaw esi Selatan dengan Basis SULAM PUA (Tahun 2007)... ... 26

Tabel 3.1. Indikator Utama Perbankan Gorontalo ... ... 33

Tabel 3.2. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga berdasarkan Kabupaten/Kota (Persen)... ... 36

Tabel 3.3. Penyaluran Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi (Rp.M iliar)... 38

Tabel 3.4. Portofolio interest instrument perbankan Di Gorontalo... 50

Tabel 3.5. Indik ator Utama Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Di Gorontalo (Rp.M iliar)... 51

Tabel 4.1. Alokasi Dana Perimbangan (DAU dan DAK) di Provinsi Gorontalo Tahun 2008 di Provinsi Gorontalo Tahun 2008……… 56

Tabel 4.2. Anggaran Induk dan Realisasi Pendapatan Provinsi Gorontalo ... 5 7 Tabel 4.3. Anggaran Induk dan Realisasi Belanja Provinsi Gorontalo………... 58

Tabel 4.4. Stimulus Fiskal Gorontalo Terhadap Sektor Riil………. 59

Tabel 4.5. Dampak APBD Provinsi Gorontalo Terhadap Uang Beredar……… 59

Tabel 6.1. Perkembangan Ketenagakerjaan di Provinsi Gorontalo ... 66

Tabel 6.2. Distribusi Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Gorontalo……….. ... 67

Tabel 6.3. Perkembangan Tenaga Kerja di Sektor Formal dan Informal Provinsi Goront alo... 67

Tabel 6.4. Persentase Penduduk M iskin Provinsi G orontalo ... 68

Tabel 6.5. Gini Rasio Provinsi Gorontalo... 68

Tabel 6.6. Perkembangan Indeks Pembangunan M anusia (IPM ) Provinsi Gorontalo ………. 69

Tabel 7.1. Dana Alokasi Khusus Provinsi Gorontalo Tahun 2008 (Rp.Jutaan)………. 73

Tabel 7.2. Perkiraan Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Gorontalo Berdarsarkan Sektor Ekonomi………. 73

Tabel 7.3. Perkiraan Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Gorontalo Sisi Permintaan/Sektoral………. 73


(5)

Graf ik 1.1. Pert umbuhan Perekonomian Gorontalo ... 10

Graf ik 1.2. Pert umbuhan Kredit Invest asi (Jut aan Rp) ... 13

Graf ik 1.3. Pertumbuhan Sektor Pertanian (YoY) ... 18

Graf ik 1.4. Pert umbuhan Sekt or Pert ambangan dan Penggalian (yoy) ... 19

Graf ik 1.5. Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan (YoY) ... 20

Graf ik 1.6. Pertumbuhan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (YoY) ... 20

Graf ik 1.7. Pert umbuhan Sekt or Bangunan ... 21

Graf ik 1.8. Pert umbuhan Sekt or PHR (YoY)... ... 22

Graf ik 1.9. Pertumbuhan Sektor Transportasi dan Komunikasi (YoY) ... 23

Grafik 1.10. Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persew aan dan Jasa (YoY) ... 24

Grafik 1.11. Pertumbuhan Sektor Jasa -Jasa... ... 25

Graf ik 3.1. Dana Pihak Ketiga (DPK) di Provinsi Gorontalo (Rp.M iliar) ... 34

Graf ik 3.2. Dana Pihak Ketiga berdasarkan Kepemilkan (Rp.M iliar) ... 35

Graf ik 3.3. Dana Pihak Ketiga berdasarkan Bank Penghimpun (Rp.M iliar) ... 35

Graf ik 3.4. Komposisi Dana Pihak Ketiga berdasarkan Kabupaten/Kot a (Persen) ... 36

Graf ik 3.5. Penyaluran Kredit Provinsi Gorontalo (Rp.M iliar) ... 37

Graf ik 3.6. Pangsa Penyaluran Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi (Persen)... ... 38

Graf ik 3.7. Panyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank (Rp.M iliar)... ... 39

Graf ik 3.8. Komposisi Kredit Berdasarkan Kabupaten/Kota (Persen)... ... 40

Graf ik 3.9. Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Kabupaten/Kota (Persen) ... 40

Grafik 3.10. Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Kabupaten/Kota (Persen)…………... 41

Grafik 3.11. Penyaluran Kredit Berdasarkan Bank Pelapor dan Lokasi Proyek (Rp.M iliar)... 42

Grafik 3.12. Penyaluran Kredit Lokasi Proyek Berdasarkan Sektor Ekonomi (Persen) ... 43

Grafik 3.13. Penyaluran Kredit Lokasi Proyek Berdasarkan Kota/Kabupaten (Persen)... ... 43

Grafik 3.14. Kredit Usaha M ikro, Kecil dan M enengah (Rp.M iliar)... ... 44

Grafik 3.15. Non Performing Loan Kredit Usaha M ikroKecil dan M enengah (Rp.M iliar)... 44

Grafik 3.16. Distribusi Kredit UM KM Berdasarkan Kabupaten/Kota (Persen) ... 45

Grafik 3.17. Distribusi Kredit UM KM Berdasarkan Kabupaten/Kota (Persen)... ... 45

Grafik 3.18. Rasio Kelonggaran Tarik Kredit Bank Umum (Persen)... 46

Grafik 3.19. Net Interest M argin Bank Umum (Rp.Jut a) ... 47

Grafik 3.20. Rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional Bank Umum... ... 48

Grafik 3.21. ROA (Return On Asset) Bank Umum... 49

Graf ik 5.1. Netflow Kas Titipan di Gorontalo ... ... 61

Graf ik 5.2. Perputaran Warkat Kliring Non BI di Gorontalo... 62

Graf ik 5.3. Perputaran Nominal Kliring Non BI di Gorontalo ... 62

Graf ik 5.4. Rasio Warkat Cek/BG Kosong Kliring Non BI... ... 63


(6)

(7)

PERKEM BANGAN EKONOM I MAKRO

Perekonomian Gorontalo pada triw ulan II- 2008 tumbuh 6,12 % (yoy)).

Perekonomian Goront alo pada t riw ulan II-200 8 tumbuh sekitar 6 ,1 2% (yoy), lebih rendah dibandingkan t riw ulan I-2008 maupun periode yang sama tahun sebel umnya.

Dari sisi permint aan, pert umbuhan ekonomi Goront alo t erut ama didorong oleh kegiat an konsumsi khususnya konsumsi pemerintah

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triw ulan II-2008 terutama didorong oleh kegiatan konsumsi khususn ya konsumsi pem erint ah. Peningkat an kegiat an konsumsi pemerint ah t ercermin dari meningkat nya realisasi belanja pemerint ah pada t riw ulan lap o ran . Sementara itu kegiatan investasi masih tetap tumbuh w alaupun sedikit melambat dibandingkan periode yang sama t ahun sebelum nya. .

Di sisi penaw aran, sebagian besar sekt or ekonomi di Goront alo t umbuh posit if .

Respon di sisi penaw aran ditandai oleh tumbuh positifnya sebagian besar sekt or ekonomi di Goront alo.Seiring dengan kenaikan laju konsumsi dan meningkatnya ekspor, kinerja sekt or ekonomi dominan di Gorontalo, yaitu sekt or t ransport asi dan komunikasi, dan sekt or Jasa-jasa m engalam i pertumbuhan yang positif, sedangkan untuk sektor pertanian yang merupakan lokomot if pert umbuhan ekonomi di provinsi Goront alo pada triw ulan laporan mengalami pertumbuhan negatif, hal ini disebabkan adanya perubahan pola masa t anam padi dan jagung dimana seharusnya pada triw ulan II merupakan musim panen namun kenyataan di lapangan pada saat t ersebut pet ani baru mulai musim t anam .

PERKEM BANGAN INFLASI

Laju perubahan harga di Gorontalo secara tahunan mengalami inflasi 9,73% .

Secara t ahunan laju perubahan harga di Gorontalo pada triw ulan II-2008 mengalami inf lasi 9,73% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang t ercat at sebesar 5,07% . Sementara itu, bila dibandingkan dengan inflasi di daerah Sulaw esi, M aluku dan Papua inflasi bulanan kota Gorontalo relatif lebih rendah setelah Palu (2,44% ), Ambon (1,76% ) dan Ternate (1,17% ). Sedangkan secara Nasional inf lasi t ert inggi t erjadi di Kendari yang t ercat at sebesar 6,49% dan t erendah di Bogor sebesar 1,15% .

Tekanan inflasi selama bulan Juni 2008 disebabkan oleh kenaikan harga beberapa komoditas.

Sumber-sumber tekanan inflasi selama bulan Juni 2008 terut ama disebabkan oleh kenaikan harga beberapa komoditas antara lain bensin, tomat sayur, rokok kretek filter, angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, semen, ekor kuning, kangkung, daging ayam ras, beras jagung, emas perhiasan, angkutan antar kota dan gula merah. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain


(8)

tauge/kecambah, saw i hijau, telur ayam kampong, kayu lapis, beras, besi beton, teri, w ortel, kol putih/kubis, kacang panjang, cabe merah, cabe raw it, kentang, ketimun, minyak goreng, cakalang, bubara dan baw ang merah.

Faktor utama inflasi selama Q2-2008 didominasi oleh 3 (tiga ) kelompok utama.

Fakt or ut ama inf lasi t ahunan selama Q2-2008 didominasi oleh 3 (tiga) kelompok utama yaitu kelompok Transport asi dan komunikasi, kelompok perumah an, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan t embakau.

Secara umum kinerja perbankan di Provinsi Goront alo pada triw ulan II-2008 cukup

baik.

Kinerja perbankan di Provinsi Gorontalo pada triw ulan II-2008 secara garis besar menunjukan perkembangan yang cukup menggembirakan dibandingkan triw ulan sebelumnya, hal ini tercermin baik dari sisi total aset, penghimpunan dana masyarakat maupun dari sisi kredit yang berhasil disalurkan yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya. Sehingga hal tersebut mendorong peningkatan rasio

Loan to Deposito Ratio (LDR Narrow) yang naik dibandingkan t riw ulan sebelumnya. Naiknya rasio LDR ini terjadi karena performa kredit mengalami ekspansi yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan penghimpunan dana. Sementara itu, kualitas kredit mengalami peningkatan dibandingkan triw ulan sebelumnya baik dari sisi rasio maupun jumlahnya M eningkatnya kualitas kredit disebabkan oleh membaiknya situasi usaha selama triw ulan laporan sehubungan dengan kembali normalnya jalur dist ribusi set elah pada t riw ulan sebelumnya sempat mengalami gangguan cuaca yang membebani biaya produksi di t ingkat produsen daerah.

DPK t umbuh signif ikan, penyaluran kredit mengalami peningkatan.

Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada t riw ulan laporan yang mengalami mengalami peningkatan bila dibandingkan triw ulan I- 2008 yaitu simpanan dalam bentuk Deposito sebesar Rp.4 47 miliar atau tumbuh sebesar 4,24% dan Tabungan sebesar Rp.894 miliar atau tumbuh sebesar 9,83% , sementara untuk simpanan dalam bentuk Giro mengalami penurunan sebesar 13,94% atau menjadi Rp.249 miliar. Sement ara it u kredit yang berhasil disalurkan oleh perbankan Goront alo mengalami peningkatan hingga mencapai jumlah Rp1.732 miliar at au meningkat 14 ,30 % bila dibandingkan t riw ulan sebelumnya, dengan penyaluran kredit kepada sekt or-sekt or yang dominan sepert i sekt or pert anian dan sekt or PHR.

Penyaluran kredit berdasarkan bank pelapor mengalami pert umbuhan yang posit if

Penyaluran kredit berdasarkan bank pelapor mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan triw ulan sebelumnya yang diikuti dengan peningkatan rasio LDR-nya. Berdasarkan jenis penggunaannya, penyaluran


(9)

kredit pada triw ulan laporan mengalami pertumbuhan positif yang cukup signifi kan pada semua jenis kredit dengan pertum buhan tertinggi dicatat oleh kredit modal kerja (17,67 % ) diikuti kredit konsumsi (14,35 % ), sedangkan kredit invest asi mengalami pert umbuhan m elam bat sebesar 0,81% .

Kredit bank umum yang disalurkan berdasarkan lokasi proyek mencat at pert umbuhan sebesar 17,48% .

Sementara itu, posisi kredit bank umum yang disalurkan berdasarkan lokasi proyek di Gorontalo (posisi Juni 2008) m encapai Rp1,806 miliar, atau naik 1 7,48% (qtq), angka pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya mencatat pert umbuhan sebesar 7 ,3 9% sedangkan secara tahunan tumbuh sebesar 43,6 1% (yoy). Dari t ot al kredit tersebut, 4,08% (sebesar Rp73,65 miliar) merupakan kredit yang disalurkan bank umum yang beroperasi di luar Gorontalo, dan dipergunakan unt uk membiayai proyek -proyek yang ada di Gorontalo.

Sampai triw ulan II-2008, kinerja BPR di

Goront alo cukup menggembiraka, dengan t ot oal aset sebesarRp.20,5 9 1 miliar

Sampai triw ulan II-2008, kinerja BPR di Gorontalo cukup menggembirakan, meskipun terjadi penurunan baik dari sisi jumlah asset , dana pihak ketiga yang dihimpun maupun jumlah kredit yang berhasil disalurkan. Total asset BPR di Gorontalo tercatat sebesar Rp20,591miliar, dengan jumlah dana yang berhasil dihimpun (DPK) sebesar Rp6,9 59 m iliar dan jumlah kredit yang disalurkan sebesar Rp13,224 miliar. Berdasarkan komponen permbentuk DPK, sebagian besar simpanan masyarakat dalam bentuk deposito sebesar Rp 3,612 miliar, sedangkan sisanya dalam bent uk tabungan. Berdasarkan jenisnya, kredit yang disalurkan sebagian besar merupakan kredit m odal kerja yang m encapai sebesar Rp10,1 3 7 m iliar. Sementara itu, fungsi intermediasi BPR berjalan baik, tercermin dari rasio LDR (Loan To Deposit Ratio) BPR di Gorontalo yang sudah mencapai 190 ,0 3% at au turun dibandingkan t riw ulan sebelumnya 19 9,02% . Dari sisi kualit as kredit , menunjukkan perkembangan yang masih mengkhaw atirkan dikarenakan rasio NPL masih berada diatas batas t oleransi BI 5% .

PERKEM BANGAN KEUANGAN DAERAH

Jum lah dana perimbangan yang berasal dari pemerint ah pusat yang dialokasi kan ke Provinsi Goront alo pada t ahun 2008 m encapai Rp3,7 Triliun.

Jumlah dana perimbangan yang berasal dari pemerintah pusat yang dialokasikan ke Provinsi Gorontalo pada tahun 2008 mencapai Rp3,7 Triliun, dengan komponen pembent ukannya yang meliput i Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp1,642 trilliun dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp288,734 milliar yang tersebar di 5 kabupaten, 1 kota dan 1 provinsi di Goront alo. Sement ara it u, t arget pendapat an Provinsi Gorontalo di tahun 2008 mengalami penyesuaian men jadi sebesar


(10)

Rp487,94 M illiar atau meningkat 2,45% dibandingkan t arget Tahun 2007. Sedangkan Realisasi anggaran belanja Pemerintah Provinsi Gorontalo s.d. triw ulan II-2008 mencapai Rp2 2 7 ,862 milliar dengan prosent ase pencapaian sebesar 36 ,94% .

Realisasi APDB Goront alo khususnya realisasi belanja daerah sampai akhir triw ulan laporan sedikit banyak telah memberikan kontribusi bagi pert umbuhan perekonomian sebesar 8,61% terhadap total PDRB. Dampak realisasi APBD Gorontalo terhadap perkembangan uang beredar di masyarakat sampai dengan akhir triw ulan laporan mengalami kontraksi sebesar Rp4,434 miliar yang berarti realisasi penerimaan daerah lebih besar dibandingkan realisasi pengeluaran daerah.

PERKEM BANGAN SISTEM PEM BAYARAN

Kegiatan kas titipan di Goront alo sepanjang triw ulan I -2008 berada kondisi net inf low sebesar Rp.70,307 miliar

Kegiat an kas t it ipan di Goront alo sepanjang t riw ulan II- 2008 berada pada kondisi net out flow sebesar Rp156,148 miliar, hal ini merupakan dampak dari meningkat nya penggunaan uang kartal untuk keperluan transaksi sehubungan meningkatnya kegiatan ekonomi pada triw ulan laporan akibat faktor musiman dimana pada aw al tahun kecenderungan aliran uang kart al mengalami inf low . Sement ara it u jumlah perput aran nominal w arkat kliring non BI di Goront alo t ercat at Rp228,09 miliar atau naik 32 ,97 8% dibandingkan triw ulan sebelumnya. Hal ini disebabkan selama triw ulan laporan ter jadi peningkat an kegiat an t ransaksi perdagangan setelah pada triw ulan sebelumnya mengalami penurunan. Namun rasio penolakan jumlah Cek/BG kosong t erhadap jumlah w arkat kliring mengalami penurunan yaitu dari 0,49 % pada t riw ulan I-2008 menjadi 0,44% pada triw ulan laporan, demikian juga halnya dengan rasio jumlah nominal Cek/BG kosong t erhadap t ot al nominal keseluruhan w ark at yang dikliringkan juga mengalami penurunan dari 0,54% pada t riw ulan I- 2008 menjadi 0,3 1% pada t riw ulan laporan

.

Kesejahteraan M asyarakat

Jumlah angkat an kerja (berusia 15 t ahun ke at as) di Goront alo pada bulan Agust us 2007 t ercat at sebanyak 390.649 orang.

Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo relatif meningkat dari tahun ke tahun, pada bulan Agustus 2007 tercatat sebanyak 390.649 orang dan dari jumlah tersebut 92,84% diantaranya berstatus bekerja, sedangkan sisanya 7,16% mer upakan pengangguran. Berdasarkan sektor ekonominya, sektor pertanian tercatat menyerap tenaga kerja paling tinggi diantara sektor lainnya yang mencapai 173.756 orang atau 47,91% dari total tenaga kerja yang terserap di seluruh sektor.


(11)

Sementara itu sektor Informal menyerap tenaga kerja sebesar 69,74% dari total tenaga kerja atau relatif lebih rendah dibandingkan periode yang sama t ahun sebelumnya yang t ercat at sebesar 76,51% . Hal ini menunjukkan, sektor informal peranannya cukup tinggi dalam penciptaan lapan gan kerja dibanding sekt or f orm al.

Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang tercatat

sebesar 0,36.

Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini t ercat at 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Namun demikian berdasarkan strukturnya, persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk berpenghasilan tertinggi menjadi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67% .

Sementara itu, Index Pembangunan M anusia (IPM ) Provinsi Goront alo sampai tahun 2006 adalah sebesar 68,0 meningkat 0,3 point dari IPM 2005 yang sebesar 67,7

PROSPEK PEREKONOM IAN

Perekonomian Goront alo t riw ulan

II-2008 diperkirakan t umbuh 6,62% (yoy).

Perekonomian Gorontalo pada triw ulan III- 2008 diperkirakan akan tumbuh 5, 8% – 7% dimana konsumsi masih merupakan lokomot if pertumbuhan ekonomi . Beberapa f akt or penyebab melambat nya pertumbuhan ekonomi pada triw ulan mendatang diantaranya adalah dampak kenaikan harga BBM (Bahan Bakar M inyak) oleh pemerintah akhir M ei 2008 lalu (rat a-rat a sebesar 28,7% ).

Dari sisi penaw aran, diperkirakan terjadi sedikit perlambat an pada sektor pertanian.

Dari sisi penaw aran, pada triw ulan mendatang diperkirakan akan terjadi sedikit perlambatan pada sektor pertanian sehubungan dengan selesainya masa panen dan memasuki masam t anam yang menyebabkan jumlah produksi sektor pertanian menjadi terbatas. Di sisi lain, lain kondisi alam yang kurang mendukung (memasuki musim pancaroba/peralihan), khususnya untuk sektor perikanan laut, akan cukup memberikan tekanan t ersendiri bagi pert umbuhan ekonomi Goront alo.


(12)

Di sisi permint aan,didorong oleh kinerja sekt or konsum si, baik pemerintah m aupun rumah t angga.

Sedangkan dari sisi permint aan, pendorong ut ama diperkirakan masih akan di dorong oleh kinerja sektor konsumsi, baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerint ah. Pert umbuhan konsumsi rumah t angga diperkirakan akan mengalami pertum buhan yang positif namun tidak set inggi t riw ulan sebelumnya, dimana perilaku konsumsi rumah t angga akan meningkat kan persediaan di rumah, t erut ama unt uk bahan makanan. Sedangkan konsumsi rumah t angga unt uk non -m akanan diperkirakan akan mengalami pertumbuha n terutama untuk memenuhi kebut uhan pokoknya sepert i sandang dan perumahan.

inf lasi Goront alo pada triw ulan mendatang akan lebih t inggi dibandingkan periode

yang sama t ahun sebelumnya.

Kenaikan harga minyak dunia yang diikuti oleh kenaikan harga berbagai komoditas pangan di tingkat internasional di perkirakan akan berdampak pada kenaikan harga barang dan jasa secara umum pada tingkat nasional dan regional termasuk di Provinsi Gorontalo, sehingga diperkirakan laju inflasi Gorontalo pada triw ulan mendatang akan lebih t inggi dibandingkan periode yang sama t ahun sebelumnya.

Pada triw ulan III-2008, kinerja perbankan diperkirakan menunjukkan perkembangan yang positif .

Pada triw ulan III-2008, kinerja perbankan diperkirakan menunjukkan perkembangan yang positif, hal ini t ercerm in dari pertumbuhan kredit perbankan sampai dengan t riw ulan II- 2008 relatif cukup tinggi yang disebabkan dari kenaikan BI- rate dari 8,2 5 % pada aw al M ei 2008 menjadi pada 8,5 0% pada aw al Juni 2008


(13)

BAB 1

KO N D ISI M AKRO


(14)

D i tengah -tengah kelesuan perekonomian global dan meningkatnya tekanan terhadap nilai Rupiah yang berasal dari sisi global dan domestik, berbagai indikator ekonomi makro dan sistem keuangan nasional pada triw ulan II-2008 tetap menunjukkan kinerja yang lebih baik . Dari sisi global yang ditunjukan dengan berlanjutnya kenaikan harga minyak yang berdampak luas pada mata uang global, sementara mata uang regional melemah akibat meningkatnya trade deficit yang berimbas terhadap mata uang rupiah. Sedangkan dari sisi domestik, kenaikan harga minyak dunia mempengaruhi munculnya kekhaw atiran terhadap sustainabilitas fiscal, meningkatnyta ekspektasi inflasi, serta ekspektasi meningkatnya permintaan valas untuk kebutuhan impor minyak. M eski dihadapkan pada tekanan inflasi yang tinggi, perekonomian Indonesia masih menunjukkan ketahanan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi pada t riw ulan I-2008 yang tumbuh cukup tinggi sebesar 6,3% . Angka pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh konsumsi dan kinerja ekspor. Disisi lain, kenaikan harga beberapa komoditas pertanian dan barang tambang di pasar internasional serta permintaan yang cukup tinggi dari negara-negara emerging market memberikan sumbangan pada peningkatan ekspor.

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triw ulan II tahun 2008 diprakirakan mencatat surplus yang tetap tinggi yang memberikan dukungan yang solid bagi kestabilan nilai rupiah di tengah berkembanganya gejolak pasar keuangan global dan sentimen negatif pada faktor eksternal. Surplus NPI tersebut terutama terjadi di sisi neraca transaksi berjalan yang mencapai USD 2,6 miliar atau 2,3% dari PDB.Sementara itu, untuk keseluruhan tahun 2008 diperkirakan NPI berpotensi mencatat surplus sedikit lebih rendah dari perkiraan semula. Namun, faktor tingginya harga komoditas internasional masih mendukung kinerja ekspor mengindikasikan bahw a perekonomian kita memiliki ketahanan dan selanjutnya akan berdampak positif terhadap kestabilan nilai tukar rupiah. Jumlah cadangan devisa sampai dengan akhir Mei 2008 mencapai sebesar USD 5 7 ,5 milliar. Sementara itu, nilai tukar rupiah selama M ei 2008 relatif stabil disbanding dengan bulan sebelumnya.

Sementara itu, tekanan harga secara nasional pada Juni 2008 cenderung meningkat bila dibandingkan bulan sebelumnya dengan laju inflasi inti yang juga mengalami peningkatan. Secara tahunan, inflasi IHK tercatat sebesar 1 1,03% (y.o.y), meningkat cukup tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar 10,38% (y.o.y). Peningkatan inflasi IHK tersebut terutama bersumber dari komponen inflasi yang bersifat nonfundamental, yaitu inflasi administered price dan volatile food. Peningkatan inflasi administered price terutama didorong oleh kebijakan Pemerintah meningkatkan harga BBM bersubsidi rata-rata 28,7% per 24 M ei 2008 dan kelangkaan komoditas energy yang masih berlanjut. Sementara itu,


(15)

7.51 6.59

7.56

7.57 6.09

8.32 8.30

7.25

7.45 6.12

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Q1 Q2 Q3 Q 4 Q1 Q2 Q3 Q 4 Q1 ** Q2 **

2006 2007 2008

peningkatan inflasi volatile food terutama terkait dengan peningkatan ekspektasi inflasi para pedagang sebagai dampak tidak langsung peningkatan harga BBM dan meningkatnya biaya distribusi serta masih berlanjutnya dampak peningkatan harga komoditas pangan internasional. Dari sisi fundamental, peningkatan ekspektasi inflasi dan masih adanya dampak inflasi impor mendorong peningkatan laju inflasi inti.

Nilai tukar rupiah sepanjang Juni 2008 bergerak melemah, baik secara rata-rata maupun point to point. Secara rata-rata, rupiah melemah 0,77 % dari Rp.9.2 25 /USD menjadi Rp.9.296/USD. Sampai dengan akhir Juni 2008 , rupiah dit ut up melemah 0,05% (p-t -p) dari Rp.9.291/USD pada akhir April 2008 menjadi Rp.9.296/USD. Adapun tingkat volatilitas meningkat dari 0,21 % pada bulan sebelumnya menjadi 0,50 % .

Tabel 1.1.

Perkembangan BI Rate, Suku Bunga Penjaminan Deposito dan Nilai Tukar Rupiah

Jan Feb M ar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Q1 Apr M ei Q2

BI Rate 9.5 9.25 9.00 9.00 8.75 8.50 8.25 8.25 8.25 8.25 8.25 8.00 8.00 8.00 8.00 8.00 8.25 8.50 Penjaminan Deposito 1 bulan 9.5 9.25 9.25 9.00 8.75 8.50 8.25 8.25 8.25 8.25 8.25 8.25 8.00 8.00 8.00 8.00 8.25 8.50 Rata-Rata Nilai Tukar Rupiah

(Bulanan) 9,068 9,068 9,164 9,098 8,844 8,984 9,067 9,367 9,310 9,107 9,264 9,334 9,406 9,181 9,185 9,209 9,291 9,296

2007 2008

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Sejalan dengan perkembangan kondisi makro ekonomi nasional, secara regional (lihat Grafik 1.1), perekonomian Gorontalo pada triw ulan II-2008 tumbuh sekitar 6,12% (yoy), lebih rendah dibandingkan triw ulan I-2008 maupun periode yang sama tahun sebelumnya.

Grafik I.1. Pertumbuhan Perekonomian Gorontalo


(16)

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triw ulan II-2008 terutama didorong oleh kegiatan konsumsi khususnya konsumsi pemerintah dan investasi. Peningkatan kegiatan konsumsi pemerintah tercermin dari meningkatnya realisasi belanja pemerintah pada triw ula laporan. Sementara itu kegiatan investasi juga mengalami p eningkatan cukup signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini seiring dengan masih positifnya persepsi dunia usaha terhadap kondisi perekonomian dan semakin turunnya suku bunga kredit di Gorontalo . Selain itu, peningkatan kegiatan investasi juga didorong oleh adanya implementasi program pelayanan terpadu satu pintu (PPTSP) di Gorontalo. Sementara itu, w alaupun terjadi kelesuan perekonomian global, kinerja ekspor Gorontalo diperkirakan masih mengalami peningkatan, terutama bersumber dari pertumbuhan ekspor jagung dan sapi. Di sisi lain, pertumbuhan impor mengalami perlambatan.

Respon di sisi penaw aran ditandai oleh tumbuh positifnya sebagian besar sektor ekonomi di Gorontalo . Seiring dengan kenaikan laju konsumsi dan meningkatnya ekspor, kinerja tiga sektor ekonomi dominan di Gorontalo , yaitu sektor perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor transportasi dan komunikasi, dan sektor Jasa- jasa mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Peningkatan kinerja di sektor PHR didorong oleh meningkatnya tingkat penghunian kamar (TPK) hotel dan akomodasi lainnya sehubungan dengan musim liburan sekolah . Pada sektor transportasi dan komunikasi didorong oleh pertumbuhan pada subsektor pengangkutan khususnya pada angkutan udara dan angkutan jalan raya. Peningkatan kinerja juga terjadi pada sektor jasa-jasa yaitu pada subsektor jasa pemerint ahan umum. Sementara itu sektor pertanian yang merupakan lokomotif pertumbuhan ekonomi Gorotalo mengalami perlambatan terutama didorong oleh pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan yang mengalami pertumbuhan negatif, hal ini disebabkan oleh adan ya perubahan pola masatanam padi dan jagung dimana seharusnya pada triw ulan II merupakan musim panen namun kenyataan di lapangan pada saat tersebut pet ani baru mulai musim tanam. Sedangkan subsektor tanaman perkebunan, peternakan , kehutanan dan perikanan mengalami pertumbuhan yang positif.

1 . SISI PERM INTAAN

Perekonomian Gorontalo pada triw ulan II-2008 diperkirakan tumbuh 6 ,12% (yoy), lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebelumnya sebesar 8,32% (Tabel 1.2). Pertumbuhan ekonomi Gorontalo didorong oleh meningkatnya kegiatan konsumsi pemerintah dan investasi


(17)

Tabel I.2. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Prov .Gorontalo Dari Sisi Permintaan (% )

Tabe l l.3. Kontribusi Komponen Sisi Permintaan Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Gorontalo (% )

1.1. Konsumsi

Konsumsi pada triw ulan II-2008 diperkirakan tumbuh 1 3,38 % (yoy), lebih lambat dibanding pertumbuhan triw ulan sebelumnya maupun periode yang sama tahun sebelumnya. M elambatnya kegiatan konsumsi ini diperkirakan sebagai akibat terdapatnya kecenderungan masyarakat untuk menahan kegiatan konsumsi dengan mengalokasikan dan menempatkan kelebihan dananya pada sistem perbankan.Hal ini tercermin dari jumlah DPK perbankan di Gorontalo yang hingga Juni 2008 telah mencap ai jumlah Rp1,590 Triliun atau meningkat 6,28% (y.o.y). Selain itu, kenaikan harga beberapa komoditi kebutuhan pokok paska kenaikan BBM telah menyebabkan tertahannya permintaan masyarakat. Namun demikian kegiatan konsumsi rumah tangga masih tetap tumbuh positif selama triw ulan laporan yaitu sebesar 7 ,9 6% (y-o-y) dengan kontribusi sebesar 5,42% . Sementara itu pertumbuhan konsumsi pemerintah mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi 21,25% (yoy) dengan kontribusi sebesar 9,96% , hal ini disebabkan kenaikan belanja operasional pemerintah yang mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 * * Q2 **

Konsumsi 9.54 6.58 13.82 15.51 11.51 10.64 13.38

Konsumsi Rumah Tangga 5.00 7.26 10.81 18.32 10.44 10.05 7.96

Konsumsi Pemerintah 17.50 5.61 18.44 12.09 13.07 11.56 21.25

Invest asi 2.70 6.32 9.86 20.05 9.94 2.28 13.45

Perubahan Stok 11.63 -1.35 20.75 17.49 12.31 3.22 31.32

Ekspor 16.92 23.13 26.01 25.89 23.10 20.57 13.68

Impor 14.49 18.21 26.13 46.49 27.13 24.56 16.98

PDRB 6.09 8.32 8.30 7.25 7.51 7.45 6.12

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Komponen 2007 2007 2008

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 * * Q2 * *

Konsumsi 10.43 7.69 15.22 20.52 13.47 12.01 15.39

Konsumsi Rumah Tangga 3.47 4.99 7.20 13.29 7.24 6.92 5.42

Konsumsi Pemerintah 6.96 2.70 8.02 7.23 6.24 5.09 9.96

Investasi 0.96 2.32 3.56 7.85 3.67 0.79 4.84

Perubahan Stok -3.59 0.51 -6.24 -9.20 -4.64 -1.05 -10.75

Ekspor 2.37 3.27 3.64 3.94 3.31 3.19 2.20

Impor 4.09 5.47 7.88 15.85 8.31 7.49 5.56

PDRB 6.09 8.32 8.30 7.25 7.51 7.45 6.12

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah


(18)

Graf ik I.2 .

Pertumbuhan Kredit Investasi (Jutaan Rp) 1 .2. Investasi

Perkembangan kegiatan investasi selama triw ulan II-2008 memperlihatkan pertumbuhan yang meningkat, hal ini tercermin dari meningkatnya nilai tambah Pembentukan M odal Tetap Bruto (PM TB) pada triw ulan laporan ya itu 13,45% (y.o.y). Pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 6,32% (y.o.y).

Peningkatan kegiatan investasi tercermin dari peningkatan kredit investasi dari perbankan yang hingga kurun w aktu Juni 2008 telah berhasil disalurkan sebesar Rp132,948 milliar atau naik 33,34% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

1 .3. Ekspor – Impor

Dalam perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB) yang dilakukan secara nasional, konsep ekspor dan impor didefinsikan sebagai arus mobilitas barang dan jasa yang masuk maupun keluar pabean Indonesia, namun untuk konsep perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), maka pengertian ekspor dan impor disempitkan menjadi lalu lintas barang dan jasa yang masuk maupun keluar w ilayah Provinsi Gorontalo baik antar propinsi maupun langsung dengan negara lain.

Kinerja ekspor Gorontalo baik antar negara dan antar provinsi pada triw ulan II-2008 diperkirakan tumbuh 13 ,68 % (yoy) atau sebesar Rp107,447 miliar, pertumbuhan ini lebih rendah apabila dibandingkan pertumbuhan triw ulan sebelumnya yang sebesar

5 0 ,6 0 6 4 6 ,5 7 6 5 2 ,1 7 9 5 7 ,3 6 9 4 9 ,3 9

4 60,8

5

5 76

,6 3 7 7 6 ,4 9 6 7 5 ,3 3 4 7 7 ,1 1 2 7 9 ,2 0 5 8 5 ,9 6 4 8 7 ,0 0 4 8 4 ,7 2 2 8 6 ,6 1 6 9 3 ,2 5 9 8 9 ,0 7

6 99,7

0 9 1 0 4 ,5 2 8 1 0 8 ,7 5 6 1 0 3 ,6 6

9 11

6 ,5 6 9 1 1 1 ,7 1

7 13

0 ,0 0 6 1 2 7 ,7 7 5 1 3 5 ,3 7 6 1 3 4 ,0 3 1 1 2 1 ,2 8 8 1 1 9 ,9 9

2 132,9

4 8 0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J


(19)

20 ,57% . Berdasarkan data ekspor yang diolah Direktorat Statistik Ekonomi M oneter (DSM ) Bank Indonesia, realisasi ekspor komoditi non migas Gorontalo periode Januari–M ei 2008 tercatat sebesar USD 7,59 Juta. Berdasarkan kelompok ISIC ((International Standard Industrial

Classification) yaitu pengelompokan komoditi ekspor berdasarkan klasifikasi industri atau

sektoral, sebagian besar komoditi ekspor Gorontalo periode Januari - M ei 2008 berupa bahan mentah yang berasal dari sektor kehutanan sebesar USD 22.630 , sedangkan ekspor produk jadi sangat sedikit. Berikut ini disajikan perkembangan realisasi ekspor Gorontalo menurut kelompok ISIC.

Tabel I.4.

Realisasi Nilai Ekspor M enurut Kelompok ISIC Provinsi Gorontalo (USD)

Sumber : KBI M anado (diolah dari PPDI DSM Bank Indonesia)

Sementara itu, dilihat negara-negara yang menjadi tujuan ekspor Goro ntalo selama kurun w aktu Januari s.d. Mei 2008, yaitu RRC yang merupakan negara tujuan ekspor utama Gorontalo. Hal ini sedikit berbeda bila dibandingkan tahun sebelumnya dimana sepanjang kurun w aktu tahun 200 7 ekspor Gorontalo disamping ditujukan ke negara Asia Tenggara dan Negara Asia juga ditujukan ke Negara Eropa.

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008* )

Pertanian dan Perikanan 2,149 13,905 78,133 162,038 3,917,000 - 3,877,775 22,630 Pertanian dan Kegiatan Lainya yang berhubungan - - 58,900 55,825 3,917,000 - 3,790,980 -Hasil Hutan dan Kegiatan Lainnya yang berhubungan - - - - - - 41,284 22,630 Perikanan dan Kegiatan Lainya yang berhubungan 2,149 13,905 19,233 106,213 - - 45,511

-Pertambangan - - - - - - -

-Manufaktur - 209,567 - 1,072,422 54,289 26,312 3,715,222 -2,149

223,472 78,133 1,234,460 3,971,289 26,312 7,592,997 22,630

* ) s/d Mei 2008


(20)

2004 2005 2006 2007 * ) 2004 2005 2006 2007 * )

Januari - 1,369 2,757 800 Januari 400 - 772

-Februari - 3,472 4,499 3,546 Februari 10 - -

-M aret - 8,057 6,067 3,825 M aret - 3,800 6,600

-April 4,725 10,580 13,970 12,500 April 1,700 3,600 10,600 10,866

M ei 5,340 22,290 30,869 16,725 M ei 1,500 6,100 1,800 9,500

Juni 2,974 20,449 10,885 8,275 Juni 3,800 - 1,760 13,250

Juli 1,075 4,572 7,534 8,200 Juli 1,500 1,660 - 16,800

Agustus 300 7,108 8,209 3,000 Agustus 3,400 3,800 - 7,042

Sept ember 220 4,352 - - September - - -

-Okt ober 100 2,976 - - Oktober - 7,200 -

-November 350 2,058 - - November - 5,600 -

-Desember 150 4,318 - - Desember - 4,200 -

-Total 15,234 91,601 84,790 56,871 Tot al 12,310 35,960 21,532 57,458

Bulan Ekspor (Ton)

Antar Pulau (Ton) Bulan

Tabel I.5.

Realisasi Nilai Ekspor Komoditi Non M igas M enurut Negara Tujuan Provinsi Gorontalo (USD)

Sumber : KBI M anado (diolah dari PPDI DSM Bank Indonesia)

Perkembangan kegiatan ekspor di Provinsi Gorontalo antara lain juga tercermin dari perkembangan ekspor komoditi jagung baik antar pulau maupun ke luar negeri. Sampai dengan Agustus 2007, jumlah komoditi jagung yang telah dikirimkan ke luar Provinsi Gorontalo sebanyak 114,3 29 ribu ton dengan rincian antar pulau sebanyak 56,871 ribu ton dan ekspor sebanyak 57,458 ribu ton atau naik sebesar 7,53% dibandingkan posisi yang sama pada pencapaian tahun 2006 yaitu sebesar 106,322 ribu ton.

Tabel I.6.

Perkembangan Pengiriman Jagun g Antar Pulau dan Ekspor

Sumber : Dinas Pert anian dan Ket ahan Pangan Provinsi Goront alo * ) s.d. Agustus 2007

Sementara itu, kegiatan impor Provinsi Gorontalo mengalami perlambatan. Perlambatan kinerja impor ini antara lain dipengaruhi oleh peningkatan tekanan terhadap nilai tukar rupiah, sehingga mendorong importir untuk cenderung menahan impor dari negara lain. Definisi impor dalam PDRB tidak hanya mencakup barang dan jasa yang berasal dari luar

Negara Tujuan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008* )

Amerika - 4,584 58,900 - 1,920,000 - - -Thailand - - - - 569 - - -Singapore 2,149 - - 182 - - - -Philipina - - - 55,885 - - 647,500 -M alaysia - - - - 1,997,000 - 3,118,300 -Vietnam - - - - - - 995,408 -Hongkong - - 19,233 3,000 - - - -India - - - - - - 563,940 -Jepang - 139,336 - 1,051,157 - 24,282 170,572 -RRC - - - 3,600 - - 1,439,827 22,630 Korea Selatan - 79,552 - 62,952 53,720 2,030 143,346 -Asia Lainnya - - - - - - 90,766 -M EE dan -M EE Lainnya - - - 57,684 - - 129,975 -Inggris - - - - - - 48,375 -Belanda - - - - - - 51,950 -Perancis - - - 57,684 - - - -Jerman - - - - - - 29,650 -Rusia - - - - - - 21,875 -Eropa Timur - - - - - - 188,625 -Eropa Lainnya - - - - - - 82,863

-T O -T A L 2,149 223,472 78,133 1,292,144 3,971,289 26,312 7,592,997 22,630


(21)

dari provinsi/pulau lain). Berdasarkan data historis yang ada, untuk Provinsi Gorontalo, nilai tambah kegiatan ekspor cenderung lebih rendah dibandingkan nilai tambah kegiatan impor sehingga menyebabkan transaksi perdagangan Gorontalo selalu pada posisi Net Impor .

2. SISI PENAWARAN

Respon di sisi penaw aran ditandai oleh tumbuh positifnya sebagian besar sektor ekonomi di Gorontalo, dengan laju pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor transportasi dan komunika si sebesar 14,60% sedangkan sektor Pertanian dan sektor Listrik, Gas dan Air Bersih mengalami kontraksi masing-masing sebesar 0,57% dan 2,70%. Berdasarkan kontribusinya, sektor jasa-jasa memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan perekonomian Goro ntalo dengan sumbangan sebesar 1,57% terhadap laju pertumbuhan ekonomi secara umum. Berikutnya adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,5 1% dan sektor transportasi dan komunikasi sebesar 1,4 6% terhadap laju pertumbuhan ekonomi secara umum.

Tabel I.7.

Perkembangan Pertumbuhan Tahunan (yoy) PDRB Gorontalo M enurut Lapangan Usaha Atas Harga Konstan Tahun 2000 (Persen)

Sumber : BPS Prov.Gorontalo, diolah

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 * * Q2 * *

Pertanian 11.68 6.47 7.07 6.68 3.70 9.85 10.12 4.94 7.98 -0.57 Pertambangan & Penggalian 10.00 11.37 11.51 12.05 14.22 11.57 11.16 10.41 4.98 9.63 Industri Pengolahan -7.06 -6.78 -4.48 -5.45 4.63 5.76 4.40 6.74 1.44 3.86 Listrik, Gas dan Air Bersih -0.19 -0.10 2.93 3.48 16.71 15.13 13.56 13.37 -2.64 -2.70 Bangunan 10.78 12.17 12.76 13.86 10.75 9.71 10.24 9.82 6.95 9.48 Perdagangan, Hotel dan Restoran 5.16 6.20 8.26 7.75 6.58 6.89 5.78 8.08 8.03 11.19 Transportasi dan Komunikasi 6.57 9.58 9.92 12.75 4.54 6.71 8.37 8.33 12.98 14.60 Keu., Sewa dan Jasa Perusahaan 7.66 7.03 6.61 8.44 9.05 8.33 8.41 7.81 6.75 7.58 Jasa-jasa 9.23 9.89 11.11 9.49 7.23 7.85 7.51 7.78 6.86 8.32

PDRB 7.51 6.59 7.56 7.57 6.09 8.32 8.30 7.25 7.45 6.12

2008 2007


(22)

Tabel I.8.

Kontribusi M asing-M asing Sektor

Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Goront alo

Sumber : BPS Prov.Goront alo, diolah

2 .1. Sektor Pertanian

Kinerja sektor pertanian dalam triw ulan laporan mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,57% (yoy) atau berbanding terbalik bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mengalami pertumbuhan positif 10,12% (yoy). Pertumbuhan negatif ini disebabkan oleh adanya perubahan pola masatanam padi dan jagung dimana seharusnya pada triw ulan II merupakan musim panen namun kenyataan di lapangan pada saat tersebut pet ani baru mulai musim tanam . Disamping itu terjadinya bencana banjir di Gorontalo dan sekitarnya akibat hujan yang terus menerus turun serta naiknya harga khususnya pada tanaman bahan makanan dan peternakan sebagai dampak dari kenaikan harga bahan baku dan minyak mentah industri dunia. Berdasarkan komponen pembentuknya pertumbuhan sektor ini terutama disumbangkan oleh sub sektor perikanan dan peternakan dengan kontribusi masing -masing sebesar 0,49% dan 0,46% (yoy) terhadap laju pertumbuhan sektor pertanian secara umumnya.

Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit bank umum ke sektor pertanian tumbuh 14,25% (qtq). Nilai kredit yang disalurkan ke sektor pertanian hingga Juni 2008 sebesar Rp7 7,379 miliar, lebih tinggi dibandingkan triw ulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp.67,726 miliar

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Pertanian 3.54 2.04 2.30 1.83 1.16 3.10 3.28 1.34 2.45 -0.18

Pertambangan 0.09 0.10 0.11 0.12 0.14 0.11 0.11 0.11 0.05 0.10

Industri Pengolahan -0.68 -0.64 -0.41 -0.54 0.38 0.47 0.36 0.59 0.12 0.31

Listrik, Gas dan Air M inum 0.00 0.00 0.02 0.02 0.09 0.09 0.08 0.082 -0.02 -0.02

Bangunan 0.79 0.88 0.91 1.08 0.81 0.74 0.77 0.81 0.55 0.73

Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.72 0.85 1.12 1.12 0.89 0.94 0.79 1.17 1.09 1.51

Transportasi dan Komunikasi 0.66 0.95 0.98 1.35 0.45 0.68 0.84 0.92 1.28 1.46

Keu., Sew a dan Jasa Perusahaan 0.65 0.59 0.55 0.75 0.77 0.70 0.69 0.70 0.59 0.64

Jasa-jasa 1.74 1.82 1.99 1.83 1.38 1.48 1.39 1.53 1.33 1.57

PDRB 7.51 6.59 7.56 7.57 6.09 8.32 8.30 7.25 7.45 6.12


(23)

Sumber : BPS Prov.Goront alo, diolah

2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Secara tahunan, sektor pertambangan dan penggalian dalam triw ulan laporan tumbuh 9,63% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan sumbangan terhadap laju pertumbuhan ekonomi secara umum sebesar 0,10 % . Berdasarkan komponen pembentuknya, pertumbuhan sektor ini disumbangkan oleh sub sektor penggalian , dimana berdasarkan pelaku usahanya, sub sektor penggalian ini lebih banyak dilakukan oleh penambangan tradisional/rakyat dan bukan industri berskala besar.

Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit bank umum ke sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan negatif sebesar 27,70%(yoy). Nilai kredit yang disalurkan ke sektor pertamb angan dan penggalian sampai dengan Juni 2008 sebesar Rp.3,545 miliar, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp.4,903 miliar

Grafik I.3.

Pertumbuhan Sektor Pertanian (Y.o.Y)

11.68

6.47

7.07

6.68

3.70

9.85 10.12

4.94

7.98

-0.57 -2

0 2 4 6 8 1 0 1 2 1 4

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 * * Q2 * *


(24)

Grafik I.4

Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Penggalian (Y.o.Y)

Sumber : BPS Prov .Gorontalo, diolah

2 .3. Sektor Industri Pengolahan

Sebagaimana periode sebelumnya Sektor industri pengolahan di Gorontalo selama Q 2-2008 tumbuh sebesar 3,86% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sektor ini memberikan kon tribusi terhadap laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo secara umum sebesar 0,31 % . Berdasarkan unit usahanya, sebagia besar pelaku usaha di sektor ini bergerak dibidang sektor industri pengolahan kayu dan ikan.

Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit bank umum ke sektor industri pengolahan tumbuh 6,43 %. Nilai kredit yang disalurkan ke sektor industri pengolahan sampai dengan Juni 2008 sebesar Rp.32,316 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.30,365 miliar.

10.00

11.37 11.51 12.05

14.22

11.57

11.16

10.41

4.98

9.63

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 ** Q2 **


(25)

Grafik I.5.

Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan (Y.o.Y)

Sum ber : BPS Prov.Goront alo, diolah

2.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Setelah pada periode sebelumnya nilai tambah sektor listrik, gas dan air bersih mengalami perlambatan, pada triw ulan II-2008 sektor ini juga mengalami perlambatan menjadi 2,70 (yoy). Perlambatan sektor listrik, gas dan air bersih terutama didorong oleh penurunan kinerja sub sektor listrik dengan pertumbuhan sebesar – 4,68% . Sementara sub sektor air bersih mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,75%

Grafik I.6

Pertu mbuhan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (Y.o.Y)

Sumber : BPS Prov.Gorontalo, diolah

-7.06

-6.78

-4.48

-5.45 4.63

5.76

4.40

6.74

1.44 3.86

-8 -4 0 4 8

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 ** Q2 **

2006 2007 2008

-0.19 -0.10

2.93

3.48 16.71

15.13

13.56 13.37

-2.64

-2.70 -5

0 5 10 15 20

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 ** Q2 **


(26)

2 .5. Sektor Bangunan

Secara tahunan, sektor bangunan tumbuh 9,489 % (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 0,73% terhadap laju pertumbuhan Gorontalo secara umum. Laju pertumbu han ini lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang masing -masing tercatat sebesar 9,7 1% (y.o.y).

Sumber : BPS Prov.Goront alo, diolah

Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit bank umum ke sektor bangunan tumbuh 161,35 % (yoy). Nilai kredit yang disalurkan ke sektor bangunan sampai dengan Juni 2008 sebesar Rp.59 ,611 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.2 2,809 miliar.

2 .6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triw ulan laporan tumbuh sebesar 11,19% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triw ulan sebelumnya dan periode yang sama tahun sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 8,03% (y.o.y) dan 6 ,89% (y.o.y). Sektor ini memberikan kontribusi terhadap laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo secara umum sebesar 1,51% . Berdasarkan komponen pembentuknya, pertumbuhan sektor ini terutama disumbangkan oleh subsektor Perdagangan besar dan eceran dengan kontribusi sebesar 1,3 5% .

Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit bank umum ke sektor Perdaganagn, Hotel dan Restoran tumbuh 35,94%. Nilai kredit yang disalurkan ke sektor ini sampai dengan

Grafik I.7.

Pertumbuhan Sektor Bangunan (Y.o.Y)

10.78 12.17

12.76 13.86

10.75 9.71

10.24 9.82

6.95 9.48

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 ** Q2 **


(27)

Grafik I.8.

Pertumbuhan Sektor PHR (Y.o.Y)

Juni 2008 sebesar Rp.571,909 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.420,701 miliar.

Sumber : BPS Prov.Gorontalo, diolah

2.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 14 ,60 % (y.o.y) dengan kontribusi 1,46% terhadap laju pertumbuhan ekonomi Gorontalo secara umum. Laju pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan triw ulan sebelumnya yang tercatat 12,98% dengan sumbangan sebesar 1 ,2 8% . Berdasarkan komponen pembentuknya, pertumbuhan sektor ini terutama disumbangkan oleh subsektor pengangkutan 1,33% dan subsektor komunikasi 0,13% . Perkembangan sub sektor pengangkutan antara lain didorong dengan peningkatan yang terjadi pada angkutan jalan raya dan angkutan udara. Sementara itu perkembangan subsektor komunikasi terutama disebabkan oleh pesatnya penggunaan sarana telepon selular oleh masyarakat yang didukung oleh semakin luasnya w ilayah jangkauan. Hal ini antara lain terbukti dengan pesatnya pembangunan sejumlah menara BTS (Base Transceiver System) di beberapa lokasi-lokasi strategis sehingga memberikan kenyaman pelanggan dalam berkomunikasi. Selain itu perkembangan berbagai macam fasilitas dan fitur-futur baru semakin memudahan dan memanjakan para pengguna jasa telekomunikasi.

Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit bank umum ke sektor Pengangkutan dan komunikasi tumbuh 50,7 0%. Nilai kredit yang disalurkan ke sektor ini sampai dengan Juni

5.16 6.20

8.26 7.75

6.58

6.89

5.78

8.08

8.03 11.19

0 2 4 6 8 10 12

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 ** Q2 **


(28)

2008 sebesar Rp.14 ,582 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.9,676 miliar.

Sumber : BPS Prov.Goront alo, diolah

2 .8. Sektor Keuangan, Persew aan, dan Jasa

Selama triw ulan laporan, sektor keuangan, persew aan dan jasa perusahaan tumbuh 7 ,58% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triw ulan sebelumnya dan lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan kontribusinya, sumbangan sektor ini terhadap laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo sebesar 0,6 4% . Perkembangan sektor ini antara lain tercermin dari maraknya pembangunan fasilitas perbankan antara lain pembukaan kantor cabang baru dan penambahan ATM (Anjungan Tunai M andiri) yang memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada masyarakat dalam bertransaksi. Sementara itu, Berdasarkan komponen pembentuknya, pertumbuhan sektor ini terutama disumbangkan oleh subsektor bank 10,04% , Lembaga keuangan tanpa bank 5,37% , Sew a bangunan 5,79% dan Jasa perusahaan 16,16%

Grafik I.9.

Pertumbuhan Sektor Transportasi dan Komunikasi (Y.o.Y)

6.57

9.58 9.92

12.75

4.54 6.71

8.37

8.33

12.98

14.60

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 ** Q2 **


(29)

Sumber : BPS Prov.Gorontalo, diolah

2.9. Sektor Jasa -Jasa

Selama triw ulan laporan, sektor jasa-jasa tumbuh 8,32 % (y.o.y), lebih rendah dibandingkan pe riode yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan kontribusinya, sumbangan sektor ini terhadap laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo sebesar 1,57% . Berdasarkan komponen pembentuknya, pertumbuhan sektor ini terutama disumbangkan oleh subsektor Pemerintahan umum dengan kontribusi 1,29 % , sementara kontribusi subsektor sw asta hanya sebesar 0,28% .

Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit bank umum ke sektor jasa -jasa tumbuh 150,55 %. Nilai kredit yang disalurkan ke sektor ini sampai dengan Juni 2008 sebesar Rp.41,513 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.21,076 miliar.

Grafik I.10.

Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persew aan, dan Jasa (Y.o.Y)

7.66 7.03

6.61

8.44 9.05

8.33

8.41

7.81

6.75 7.58

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Q 1 Q2 Q 3 Q4 Q1 Q 2 Q3 Q 4 Q1 ** Q2 **


(30)

Grafik I.11. Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa

Sumber : BPS Prov.Goront alo, diolah

3 . ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ)

Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Gorontalo diantaranya dapat dilakukan dengan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi sekaligus memperkuat struktur perekonomian daerah tersebut. Percepatan laju pertumbuhan dan penguatan struktur perekonomian daerah pada gilirannya akan dapat dilakukan dengan efektif dengan cara penekanan pembangunan pada sektor yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dalam daerah. Pendekatan LQ merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk menentukan sektor basis dan kecenderungan pertumbuhan sektor basis tersebut dalam struktur perekonomian daerah.

Dalam konteks pengembangan perekonomian Gorontalo, analisis LQ akan digunakan untuk mengukur sektor-sektor apa saja yang menjadi basis perekonomian khususnya bila dibandingkan dengan Provinsi Sulaw esi Selatan dan w ilayah di KTI (Kaw asan Timur Indonesia). Sektor basis yang pendekatan perhitungannya dilakukan dengan rasio kontribusi sektor pada salah satu bagian w ilayah (Gorontalo) terhadap kontribusi sektor yang sama dalam satu w ilayah (Sulaw esi Selatan).

9.23 9.89

11.11

9.49

7.23

7.85

7.51 7.78 6.86

8.32

0 2 4 6 8 10 12

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 ** Q2 **


(31)

SEKTOR-SEKTOR EKONOM I GORONTALO SULUT SULSEL

Pertanian 1.08 0.75 1.04

Pertambangan dan Penggalian 0.06 0.29 0.57

Industri pengolahan 0.89 0.83 1.56

Listrik, Gas dan Air bersih 0.84 1.11 1.44

Bangunan 1.15 2.42 0.71

Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.06 1.16 1.15

Pengangkutan dan Komunikasi 1.40 1.57 1.03

Keuangan, Persew aan dan Jasa Persh 1.77 1.31 1.25

Jasa-Jasa 1.59 1.32 0.97

Tabel I.9

Hasil Perhitungan LQ Provinsi Gorontalo , Sulaw esi Ut ara dan Sulaw esi Selatan dengan basis SULAM PUA

(Tahun 2007)

Keterangan : LQ ? 1, sektor basis LQ < 1, sektor non basis

Selanjutnya dengan melakukan perbandingan terhadap masing-masing sektor dalam PDRB ketiga provinsi yaitu Provinsi Sulaw esi Selatan, Sulaw esi Utara dan Gorontalo dengan sektor-sektor dalam PDRB Zona Sulampua sebagai acuan, maka akan diperoleh nilai koefisien LQ. Berdasarkan hasil tersebut, diperolah hasil bahw a terdapat 6 (enam) sektor yang merupakan basis (rasio LQ>1) di Provinsi Gorontalo yaitu (1) sektor pertanian, (2) sektor bangunan, (3) sektor Perdagangan, hotel dan restoran, (4) sektor pengangkutan dan komunikasi, (5) sektor keuangan, persew aan dan jasa perusahaan serta (6) sektor jasa-jasa. Dari 6 (enam) sektor basis tersebut terdapat 3 (tiga) sektor yang secara dominan lebih tinggi dibandingkan sektor basis yang sama di provinsi lainnya yaitu Provinsi Sulaw esi Selatan dan Provinsi Sulaw esi Utara yaitu sektor pertanian, sektor keuangan, persew aan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Dengan demikian, upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Gorontalo diharapkan dapat lebih diarahkan pada sektor-sektor tersebut yang secara umum memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dibandingkan provinsi lainnya di Zona Sulampua.


(32)

BAB 2

PERKEM BAN GAN IN FLASI

DAERAH


(33)

INFLASI

Penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Juni 2008 menggunakan tahun dasar 2007 = 100 (sebelumnya 2002 = 100) yang didasarkan pada hasil Survey Biaya Hidup (SBH) 2007. Cakupan kota bertambah dari 45 menjadi 66 kota, sedangkan paket komoditas naik dari 744 pada tahun 2002 menjadi 774 tahun 2007. Sementara itu bobot komoditas makanan turun dari 43,38 % menjadi 36,12% .

Secara tahunan laju inflasi kota Gorontalo pada bulan Juni 2008 sebesar 9,73% atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,07% . Sedangkan secara bulanan perkembangan harga berbagai komoditas kota Gorontalo pada bulan Juni secara umum menunjukkan adanya kenaikan.Dengan menggunakan perhitungan dan tahun dasar baru (2007 = 100) pada bulan Juni 2008 kota Gorontalo mengalami inflasi sebesar 2,59% (m.t.m) atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsume (IHK) dari 106,10 pada bulan M ei 2008 menjadi 108,85 pada bulan Juni 2008.

Sementara itu, bila dibandingkan dengan inflasi di daerah Sulaw esi, M aluku dan Papua inflasi bulanan kota Gorontalo relatif lebih rendah setelah Palu (2,44% ), Ambon (1,76% ) dan Tern ate (1,17% ). Sedangkan secara Nasional inflasi tertinggi terjadi di Kendari yang tercatat sebesar 6,49% dan terendah di Bogor sebesar 1,15% .

Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Gorontalo Inflasi kota Gorontalo terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada semua kelompok-kelompok barang dan jasa sebagai berikut :

1. Bahan makanan : 1,12%

2. M akanan jadi, minuman, rokok dan tembakau : 3,67% 3. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar : 2,86%

4. Sandang : 0,53%

5. Kesehatan : 0,12%

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga : 0,04% 7. Trasportasi, Komunikasi dan Jasa keuangan : 6,28%

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Juni 2008 antara lain bensin, tomat sayur, rokok kretek filter, angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, semen, ekor kuning, kangkung, daging ayam ras, beras jagung, emas perhiasan, angkutan antar kota dan gula merah. Sedang kan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain tauge/kecambah, saw i hijau, telur ayam kampong, kayu lapis, beras, besi beton, teri, w ortel, kol putih/kubis, kacang panjang, cabe merah, cabe raw it, kentang, ketimun, minyak goreng, cakalang, bubara dan baw ang merah.

Sementara itu, komoditi yang memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi kota Gorantalo adalah sebagai berikut :


(34)

1 . Bahan makanan : 0,34% 2 . M akanan jadi, minuman, rokok dan tembakau : 0,55% 3 . Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar : 0,71%

4 . Sandang : 0,03%

5 . Kesehatan : 0,004%

6 . Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga : 0,002% 7 . Trasportasi, Komunikasi dan Jasa keuangan : 0,96%

BAHAN M AKANAN

Kelompok bahan makanan pada bulan Juni 2008 mengalami inflasi 1,12% atau terjadi kenaikan indeks dari 111,42 pada M ei 2008 menjadi 112,67 pada Juni 2008. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok sayur-sayuran 23,61% dan inflasi terendah pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian 0,09% , sedangkan sub kelompok bahan makanan lainnya tidak mengalami perubahan. Sementara itu pada sub kelompok ikan segar, bumbu-bumbuan serta lemak dan minyak terjadi deflasi masing -masing sebesar -2,45% , -2,64% dan -1,61% .

Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,335% dengan komoditi utama penyumbang inflasi antara lain tomat sayur (0,46% ), ekor kuning (0,15% ), kangkung (0,094% ), malalugis (0,056% ), dan telur ayam ras (0,05% ). Sedangkan komoditi yang memberikan andil deflasi antara lain : ikan laying (-0,25% ) dan baw ang merah (-0,096% ).

M AKANAN JADI, M INUM AN, ROKOK DAN TEM BAKAU

Kelompok ini mengalami inflasi 3,67% atau terjadi kenaikan indeks dari 104,98 pada M ei 2008 menjadi 108,83 pada Juni 2008, dengan sub kelompok minuman yang tidak beralkohol dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol mengalami infl asi masing-masing sebesar 0,20% dan 10,09% . Sedangkan sub kelompok makan jadi tidak mengalami perubahan.

Secara keseluruhan kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,55% , dengan komoditi yang mendominasi pemberian sumbangan inflasi adalah rokok kretek filter (0,41% ), rokok putih (0,09% ), rokok kretek (0,05% ), kopi bubuk (0,004% ), sirup (0,001% ) dan the (0,001% )

PERUM AHAN, AIR, LISTRIK DAN BAHAN BAKAR

Kelompok Perumahan, Air, Listrik dan bahan bakar pada bulan Juni 2008 mengalami inflasi 2,86% atau terjadi kenaikan indeks dari 105,71 pada M ei 2008 menjadi 108,73 pada Juni 2008. Sub kelompok yang mengalami inflasi pada kelompok perumahan, air,


(35)

listrik dan bahan bakar adalah sub kelompok biaya tempat tinggal 2,56% dan sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air 6,24% , sedangkan sub kelompok yang tidak mengalami perubahan adalah sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga dan sub kelompok perlengkapan rumah tangga.

Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,71% dengan komoditi yang dominan mem berikan sumbangan inflasi antara lain bahan bakar rumah tangga (0,35% ), semen (0,29), batu bata (0,07% ), dan cat kayu (0,0003% ), sementara itu komditi besi beton dan kayu lapis masing -masing memberikan sumbangan deflasi sebesar -0,0003% dan -0,0014% .

SANDANG

Kelompok sandang pada bulan Juni 2008 mengalami inflasi sebesar 2,86% atau terjadi kenaikan indeks dari 102,88 pada bulan M ei 2008 menjadi 103,43 pada bulan Juni 2008. Sub kelompok yang mengalami inflasi dalam kelompok ini adalah sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya yang tercatat sebesar 3,27% .

Secara keseluruhan kelompok ini memberikan sumbangan terhadap laju inflasi sebesar 0,033% , dengan komoditi utama penyumbang inflasi adalah komoditi emas perhiasan dan ongkos jahit masing-masing tercatat 0,03% dan 0,003% .

KESEHATAN

Kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,12% atau terjadi kenaikan indeks dari 104,13 pada bulan M ei 2008 menjadi 104,25 pada bulan Juni 2008. Secara keseluruhan kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,004% dengan komoditi utama penyumbang laju inflasi pada kelompok kesehatan adalah komoditi sabun mandi (0,002% ), shampoo (0,002% ), obat sakit kepala (0,0003% ) dan pelembab (0,0004% ). Sub kelompok yang mengalami inflasi dalam kelompok ini adalah sub kelompok obat -obatan dan sub kelompok peraw atan jasmani dan kosmetika yang masing-masing tercatat sebesar 0,04% dan 0,17%

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA

Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 0,04% atau terjadi kenaikan indeks dari 104,50 pada bulan M ei 2008 menjadi 104,54% pada bulan Juni 2008. Secara keseluruhan kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,002% dengan komoditi utama penyumbang inflasi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga adalah kursus computer yang tercatat sebesar 0,002% . Sem entara itu, sub kelompok yang mengalami inflasi dalam kelompok ini adalah sub kelompok pelatihan 0,002% .


(36)

TRANSPORTASI, KOM UNIKASI DAN JASA KEUANGAN

Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 6,28% atau terjadi kenaikan indeks dari 100,65 pada bulan M ei 2008 menjadi 106,97% pada bulan Juni 2008. Secara keseluruhan kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,97% dengan komoditi utama penyumbang inflasi adalah bensin (0,55% ), angkutan udara (0,376% ), angkutan antar kota (0,0247% ) dan solar (0,01% ). Sementara itu sub kelompok yang mengalami inflasi dalam kelompok ini adalah sub kelompok transportasi yang tercatat sebesar 9% sedangkan sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan.


(37)

BAB 3

PERKEM BAN GAN


(38)

Kinerja perbankan di Provinsi Gorontalo pada triw ulan II-2008 secara garis besar menunjukan perkembangan yang cukup menggembirakan dibandingkan triw ulan sebelumnya, hal ini tercermin baik dari sisi total aset, penghimpunan dana masyarakat maupun dari sisi kredit yang berhasil disalurkan yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya.Sehingga hal tersebut mendorong peningkatan rasio Loan to

Deposito Ratio (LDR Narrow) yang naik dibandingkan triw ulan sebelumnya. Naiknya rasio

LDR ini terjadi karena performa kredit mengalami ekspansi yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan penghimpunan dana. Sementara itu, kualitas kredit mengalami peningkatan dibandingkan triw ulan sebelumnya baik dari sisi rasio maupun jumlahnya. M eningkatnya kualitas kredit disebabkan oleh membaiknya situasi usaha selama triw ulan laporan sehubungan dengan kembali normalnya jalur distribusi setelah pada triw ulan sebelumnya sempat mengalami gangguan cuaca yang membebani biaya produksi di tingkat produsen daerah.

Sumber : Bank Indonesia M anado, diolah

1 . FUNGSI INTERM EDIASI

1 .1. Penyerapan Dana M asyarakat

M eskipun insentif untuk menempatkan dana pada bank umum berkurang dengan adanya penurunan suku bunga simpanan dan penurunan jumlah simpanan yang dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), hal tersebut tidak berpengaruh terhadap Dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh perbankan Gorontalo. DPK yang dihimpun sampai dengan triw ulan II-2008 telah mencapai Rp1.5 90 miliar atau meningkat sebesar 6,28 % dibandingkan triw ulan yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menandakan bahw a masyarakat Gorontalo sudah percaya mengenai kondisi perbankan secara umum. Pertumbuhan dana pihak ketiga pada triw ulan laporan yang mengalami peningkatan bila dibandingkan triw ulan I-2008 yaitu simpanan dalam bentuk Deposito sebesar Rp .447

Tabel III.1

Indikator Utama Perbankan di Gorontalo

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Total Aset 1,281 1,426 1,474 1,558 1,573 1,746 1,781 1,909 1,903 2,139 DPK (Rp M iliar) 1,036 1,200 1,219 1,330 1,335 1,496 1,482 1,567 1,532 1,590 Pertumbuhan (% ) 6.26 15.81 1.64 9.10 0.37 12.04 -0.96 4.18 2.73 5.89 Kredit (Rp M iliar) 931 989 1,023 1,044 1,104 1,251 1,363 1,444 1,515 1,732 Pertumbuhan (% ) 4.14 6.20 3.46 2.02 5.81 13.30 8.95 4.48 4.90 6.49 LDR (% ) 89.86 82.41 83.89 78.44 82.69 83.62 91.99 92.17 98.90 108.92 NPL (% ) 5.68 6.89 5.46 4.34 4.76 4.39 4.30 3.41 3.65 3.33

2008


(39)

miliar atau tumbuh sebesar 4,24% dan Tabungan sebesar Rp.894 miliar atau tumbuh sebesar 9,83% , sementara untuk simpanan dalam bentuk Giro mengalami penurunan sebesar 1 3,94 % atau menjadi Rp.249 miliar.

Sumber : Bank Indonesia M anado, diolah

Penempatan dana masyarakat di Gorontalo sampai dengan akhir Juni 2008 (Triw ulan II-2008 ) masih didominasi oleh jenis simpanan berbentuk tabungan 56,22% atau sebesar Rp894 miliar, kemudian disusul oleh Deposito 28,1 4% atau Rp 447 miliar dan Giro 15 ,64 % atau sebesar Rp.2 49 miliar. Pada triw ulan ini, jenis simpanan tabungan dan deposito mengalami peningkatan dibandingkan triw ulan sebelumnya masing-masing sebesar 9 ,8 3% dan 4,24% sedangkan giro mengalami penurunan sebesar 1 3,94 % .

M enurut kelompok bank penghimpun dana, bank pemerintah menyerap hampir 8 5,87% atau sebesar Rp1.3 65 miliar dari seluruh DPK di Gorontalo sedangkan selebihnya dihimpun oleh bank sw asta sebesar Rp225 miliar. Relatif kecilnya peranan bank sw asta ini disebabkan jaringan kantor bank pemerintah lebih luas dibandingkan bank sw asta nasional sehingga mampu menjangkau daerah -daerah dengan pertumbuhan dana kelompok bank pemerintah dan kelompok bank sw asta

masing-Grafik III. 1

Dana Pihak Ketiga (DPK) di Provinsi Goront alo (Rp.M iliar)

19

1 25

0

24

0 323 223 255 277 271 289 249

35

1 388 398

30 6 48 6 49 6 48 5 33

0 42

9

44

7

49

3 562 58

2 70

1

62

6 74

5 71 9 96 7 81

4 894

1,036

1,200 1,219

1,330 1,335 1,496 1,482 1,567 1,532 1,590 1,281 1,426

1,474 1,558 1,573 1,746 1,781 1,909 1,903 2,139 -500 1,000 1,500 2,000 2,500

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Giro Dep o sit o Tab u n g an Dana Pihak Ket iga To t al A set


(40)

Grafik III. 3

Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Bank Penghimpun (Rp.M iliar)

Grafik III.2

Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Kepemilikan (Rp.M iliar)

masing tercatat sebesar 1 ,20 % dan 22,83% . Berdasarkan kepemilikannya, dana yang dimiliki pemerintah daerah provinsi/kota/kabupaten hanya sebesar Rp420 miliar atau naik 2,33% dibandingkan triw ulan sebelumnya, sedangkan dana milik sw asta tercatat sebesar Rp1.170 miliar atau naik 4,32% . Komposisi kepemilikan dana sw asta dan pemerintah pada triw ulan laporan adalah sebesar 73 % : 27% . Tingginya dana milik sw asta yang berhasil dihimpun oleh perbankan mengindikasikan bahw a sumber pembiayaan Gorontalo lebih banyak digerakkan oleh pihak sw asta.

Berdasarkan w ilayah penghimpunan dananya, dari jumlah DPK sebesar Rp1.5 90 miliar di Gorontalo 72,75% atau sebesar Rp1.157 miliar berasal dari dari bank -bank yang berlokasi di Kota Gorontalo sedangkan sisanya berasal dari Kabupaten Goron talo sebesar Rp433 miliar atau 27,25% . Berdasarkan pertumbuhannya secara triw ulanan, Kabupaten Gorontalo mencatat pertumbuhan positif yaitu sebesar 4 ,8 4% sedangkan Kota Gorontalo mencatat pertumbuhan positif sebesar 3,39% .

285

353 355 302

425 453 456

234

411 420 751

847 864 1,028

911

1,026 1,025 1,333 1,121 1,170 -200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600

Q1 Q2 Q3 Q 4 Q1 Q 2 Q3 Q4 Q1 Q2

2 0 0 6 2 0 0 7 2008

Pemerint ah Sw ast a

887

1,036 1,061

1,167 1,171

1,323 1,316 1,392

1,349 1,365

149 164 159 163 164 173 166 175 183 225 1,036

1,200 1,219 1,330 1,335

1,496 1,482 1,567 1,532 1,590 -200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q 3 Q4 Q1 Q 2

2006 2007 2008

Bank Pem erint ah Bank Sw ast a Berd asarkan Ban k


(41)

1.2. Penyaluran Kredit Berdasarkan Bank Pelapor

Secara umum, dibanding triw ulan sebelumnya penyaluran kredit di Gorontalo mengalami pertumbuhan yang positif diikuti dengan peningkatan rasio LDR-nya. Penyaluran kredit kepada sektor-sektor yang dominan seperti sektor pertanian dan sektor PHR juga mengalami peningkatan pertumbuhannya pada triw ulan II-2008 . Hal ini mencerminkan terus membaiknya sektor riil, dimana perbankan Gorontalo terus meningkatkan penyaluran kredit ke masyarakat . Demikian pula halnya dengan fungsi intermediasi perbankan di Gorontalo sampai triw ulan II-2008 berjalan baik tercermin dari meningkatnya kredit yang berhasil disalurkan perbankan yang

Grafik III. 4

Komposisi Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Kabupaten/Kota (Persen)

Tabel III. 2

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Kabupaten/Kota (Persen)

Kab. Gorontalo *

27.25%

Kodya. Gorontalo

72.75%

* termasuk Boalemo, Pohuw ato dan Bone Bolango

Pertumbuhan DPK berdasarkan

Kabupaten/Kota

Q2-2006 Q3-2006 Q4-2006 Q1-2007 Q2-2007 Q3-2007 Q4-2007 Q1-2008 Q2-2008

Kab. Gorontalo *

15.83

4.00

(4.44)

13.45

24.42

(5.25)

(15.66)

9.10

4.84

Kodya. Gorontalo

15.83

0.71

14.58

(4.03)

7.09

1.02

15.09

(5.85)

3.39

* termasuk Boalemo, Pohuwato dan Bone Bolango


(1)

LAM PIRAN III

INDIKATOR

I. M AKRO REGIONAL Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

1. PDRB Harga Konstan 2000 (Rp Juta) 529,438 542,922 570,168 533,287 561,666 588,075 617,505 571,972 603,482 624,046

2. Pertumbuhan Ekonomi (y.o.y) % 19.51 2.73 1.24 8.69 6.09 8.32 8.30 7.25 7.45 6.12

3. Laju Inflasi (y.o.y) % 17.78 16.59 18.68 7.54 3.55 5.07 5.97 7.02 8.33 9.73

4. Inflasi Bahan Makanan (y.o.y) % 6.41 -4.58 6.08 9.11 -4.86 0.19 6.35 11.55 -4.72 18.05

5. Inflasi Makanan Jadi (y.o.y) % 2.45 3.48 0.44 2.05 2.86 0.24 3.03 0.16 1.96 5.79

6. Inflasi Perumahan (y.o.y) % -0.15 0.23 0.41 -0.02 0.13 0.73 0.74 0.09 5.20 4.50

7. Inflasi Sandang (y.o.y) % 2.87 3.75 0.98 0.39 0.24 0.90 0.60 2.82 2.33 4.29

8. Inflasi Kesehatan (y.o.y) % 6.68 4.96 1.59 0.59 0.12 0.90 0.27 3.31 1.74 7.10

9. Inflasi Pendidikan (y.o.y) % 7.50 7.18 0.21 -0.03 0.00 0.12 0.74 0.22 0.26 10.05

10. Inflasi Transportasi (y.o.y) % 24.26 22.73 -0.04 0.02 0.16 0.74 0.04 0.00 0.60 3.37

II. MONETER

1. M1 (Rp miliar) 230 316 311 370 258 303 328 332 341 312

2. M2 (Rp miliar) 1,075 1,216 1,264 1,377 1,370 1,527 1,532 1,628 1,584 1,653

3. Suku Bunga SBI 1 Bulan (%) Akh.Tw. 12.75 12.25 11.25 9.75 9.00 8.50 8.25 8.00 8.00 8.50 III. PERBANKAN

A. Jaringan Kantor 1. Bank Umum

1.1. Konvensional 42 42 42 49 49 49 49 53 55 61

1.2. Syariah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

2.1. Konvensional 8 8 8 8 9 9 9 9 9 13

2.2. Syariah - - - - - - - - - -B. Perkembangan Usaha (Rp miliar)

1. Total Asset

1.1. Bank Umum 1,281 1,426 1,474 1,558 1,573 1,746 1,781 1,909 1,903 2,139 1.2. BPR 20 21 21 23 21 21 23 23 21 21 2. Dana Pihak Ketiga (DPK) (Rp miliar)

2.1. Deposit o

- Bank Umum 351 388 398 306 486 496 485 330 429 447 - BPR 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2.2. Giro Bank Umum (Rp miliar) 191 250 240 323 223 255 277 271 289 249 2.3. Tabungan (Rp miliar)

- Bank Umum 493 562 582 701 626 745 719 967 814 894 - BPR 3 2 2 3 3 3 4 5 3 3 3. Kredit (Rp miliar)

3.1. Bank Umum 931 989 1,023 1,044 1,104 1,251 1,363 1,444 1,515 1,732 3.2. BPR 15 14 15 13 13 14 15 14 14 13 4. Loan to Deposit Ratio (LDR) %

4.1. Bank Umum 89.86 82.41 83.89 78.46 82.69 83.61 91.98 92.17 98.90 108.92

4.2. BPR 148.64 219.78 234.17 182.21 200.86 203.98 190.87 161.10 199.02 190.03 5. Non Performing Loan (NPL) %

5.1. Bank Umum 5.68 6.89 5.46 4.34 4.76 4.39 4.30 3.41 3.65 3.33 5.2. BPR 25 25 27 26 29 26 24 25 21 23 IV. SISTEM PEM BAYARAN

1. Kas Titipan (Rp miliar)

1.1. Inflow 69.0 98.9 111.6 230.4 95.4 161.9 133.3 202.9 144.1 188.9 1.2. Out f low 89.7 114.1 103.7 258.8 116.5 136.6 162.9 235.3 151.1 251.4 2. Kliring Non BI

2.1. Volume Kliring (Lembar) 9,219 9,959 10,958 10,094 9,845 10,980 11,988 9,033 7,758 9,250 2.2. Nominal Kliring (Rp juta) 192,428 224,191 209,689 203,153 227,024 247,974 255,898 199,411 171,530 228,090 2.3. Rata2 Volume Kliring/hari (Lembar) 149 161 174 180 161 177 187 151 126 147

2008 2007

INDIKATOR EKONOM I DAN PERBANKAN

PROVINSI GORONTALO


(2)

L

AM PIRAN

79

LAM PIRAN IV

SURVEY-SURVEY YANG DILAKUKAN KBI M ANADO

DI GORONTALO

Ruang lingkup SKDU meliputi kegiatan dunia usaha seperti produksi, investasi,

penyerapan tenaga kerja, termasuk ekspektasi mengenai hal tersebut disetiap sektor

ekonomi (sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan dan perikanan,

sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor industri

pengolahan, sektor bangunan/konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran,

sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persew aan dan jasa

perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Informasi yang diperoleh dari hasil survei digunakan

sebagai indikasi dan salah satu pendekatan/p roksi perkembangan kegiatan ekonomi

di sektor riil, baik pada triw ulan berjalan maupun triw ulan yang akan datang.

Pengolahan data hasil survei menggunakan metode saldo bersih dengan menghitung

selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban “ meningkat”

dengan persentase jumlah responden yang memberikan jaw aban “ menurun” . Hasil

net balance setiap sektor kemudian dikalikan dengan bobot sektor yang dihitung dari

pangsa sektor tersebut, sehingga diperoleh saldo bersih tertimbang (w eighted net

balace). Jumlah saldo bersih tertimbang saeluruh sektor menjadi proksi dari kegiatan

usaha sektor riil.


(3)

(4)

L

AM PIRAN

81

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Inflasi

Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum

dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya

diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah

barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, seperti

tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK).

Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi

baik dari penaw aran maupun dari permintaan.

Food Inflation

Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga dari jenis

barang -barang makanan.

Administered Inflation

Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga sekelompok

barang yang harganya diatur/ dikendalikan oleh pemerintah,

seperti: BBM , Tarif listrik, telpon, dll.

Traded Inflation

Inflasi yang diukur berdasarkan perubahan harga kategori

barang yang dapat diperdagangkan secara international.

Inflation M onth to M onth

Perbandingan atau nisbah indeks harga konsumen pada bulan

yang diukur dengan IHK pada bulan sebelumnya (inflasi

bulanan), dan sering disingkat (m -t-m)

Inflasi Year to Date

Inflasi kumulatif merupakan inflasi yang mengukur

perbandingan harga (nisba) perubahan harga indeks

konsumen bulan bersangkutan dibandingkan akhir bulan

pada tahun sebelumnya, sehingga merupakan angka total

dan disingkat (y-t -d)

Inflasi Year on Year

Atau inflasi tahunan adalah Inflasi yang mengukur

perbandingan harga (nisbah) perubahan harga indeks

konsumen bulan bersangkutan dibandingkan IHK pada bulan

yang sama tahun sebelumnya, atau sering disingkat (Y-o -Y)

Inflasi Quarter to Quarter

Atau inflasi triw ulan adalah inflasi yang mengukur

perbandingan harga (nisbah)/perubahan indeks harga

konsumen pada akhir triw ulan yang bersangkutan

dibandingkan IHK akhir triw ulan sebelumnya, atau sering

disebut (q -t -q)


(5)

PDB dan PDRB

Atau produk domestik bruto, sedangkan untuk skala daerah

(kota/kebupaten) disebut PDRB (produk domestik regional

brut o)

M1

Disebut sebagai narrow money (uang beredar dalam arti

sempit), terdiri dari uang kartal dan uang giral

M2

Disebut broad money atau uang beredar dalam arti luas,

merupakan indicator tingkat likuiditas perekonomian, terdiri

dari uang kartal, uang giral dan uang kuasi (tabungan dan

deposito baik dalam mata uang rupiah maupun asing).

Mo

Disebut uang primer (base money) merupakan kew ajiban

otoritas moneter (di dalam neraca bank sentral), terdiri dari

uang kartal pada bank umum dan masyarakat ditambah

dengan saldo giro bank umum dan masyarakat dibank

sentral.

Uang Kartal

Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk

uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.

Uang Giral

Terdiri dari rekening giro masyarakat masyarakat dibank,

kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah

jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanann

penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.

NIM

Singkatan dari Net Interest M argin adalah selisih antara

pendapatan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya

bunga yang harus dibayar.

NPLs

Singkatan dari non performing loan disebut juga kredit

bermasalah, dengan kolektibiltas kurang lancar (3),

diragukan(4) dan macet (5) men urut ketentuan BI.

Restrukturisasi kredit

Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan

agar debitur dapat memenuhi kew ajibannya yang dilakukan

antara lain dengan melalui : restrukturisasi, re- scheduling atau

konversi kepemilikan.


(6)

L

AM PIRAN

83

dilakukan oleh bank umum.

Outflow

Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan uang

tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran tunai

melalui BI.

Netflow

Selisih antara outflow and inflow .

PTTB

Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari kegiatan

untuk menarik uang yang sudah tidak layak edar, sehingga

uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat berada dalm

kondisi layak dan segar (fit for circulation) untuk bertransaksi.