EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER DAN MEDIA BUATAN PADA PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DAN KREATIVITAS SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA DI SMK KELAS X.

(1)

Efektivitas Penggunaan Media Komputer dan Media Buatan pada

pembelajaran Inkuiri dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dan

Kreatifitas Siswa pada Materi Ikatan Kimia di SMK Kelas X.

Tesis

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

Rista Aruan

NIM : 8106142020

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2012


(2)

(3)

(4)

i

ABSTRACT

Rista, Aruan, The Effect of Using artificial Media and Computer Media in Inquiry Learning to Improving Student Outcome And Students Creativity On Chemical Bonding in SMK X, Methodist 8 Medan. Thesis. 2012 field. Chemistry Study Program of Postgraduate School of the University of Medan (UNIMED).

The purpose of this study were to : (1) To determine whether there are differences in learning outcomes in chemistry learning using inquiry strategies were given a computer and artificial media, (2) To determine the Students creative chemistry learning using the inquiry strategy were given a computer and artificial media, (3) to determine the interaction between the student creative inquiry learning using media computer with artificial media in affecting learning outcomes. This study population is the entire X class of SMK Methodist 8 Field of the school year 2011/2012. Samples were taken as much as 2 class with a random sampling technique (random sampling), consisting of X RPL class and X TKJ class with two groups of an inquiry learning - Artificial Media (Z1) and an inquiry - Media computer in this case the combination Chemsketch and animated power point (Z2 ). Study sample amounted to 52 students and each group 26 students. Data collection instrument used test results to learn, as many as 25 multiple-choice questions. To obtain the data creativity, use the observation sheet. The method used is the method of quasi-experimental design with a 2x2. Analysis techniques to test anava two line (two way anova), followed by Levene's test. Test analysis used the Kolmogorov Smirnov and normality test and Levene's test for homogeneity test. The results showed that (1) There was no difference in student learning outcomes is a significant chemical using inquiry strategy which using computer media, with a value of 5.478 and the value of sig Ftest 0.00. Normalized gain for students with inquiry learning in

artificial media (Z1) = 0.644 and the normalized gain for students with inquiry learning using of computer media (Z2) = 0.829. Then the learning students outcomes inquiry learning strategies using computer media better than students in using inquiry learning strategies using artificial media. (2) There’s no difference is significant student creativity that using inquiry strategies that using computer media, with a value is 3.206 and the value of sig Ftest0.02. Normalized gain for students

with inquiry learning using artificial media (Z1) = 0.460 and the normalized gain for students with inquiry learning using computer media (Z2) = 0.606. So that student creativity in inquiry learning strategies using computer media better than students in inquiry learning strategies using artificial media. (3) There is a significant relations in the creativity of students studying chemical bonding using strategy of inquiry which made with given the computer media, with a significance value of 0.781> α =

0.05. The implications of this research is learning by inquiry strategies using computer media can enhance the creativity of students and student learning outcomes in comparison with the inquiry learning using artificial media.


(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunianyalah sehingga penelitian ini dapat diselesaikan sesuai

dengan waktu yang direncanakan. Tesis yang berjudul “Efektivitas Penggunaan

Media Komputer Dan Media Buatan Pada Pembelajaran Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dan Kreatifitas Siswa Pada Materi Ikatan Kimia Di SMK Kelas X. disusun untuk memperoleh Gelar magister Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepadaku semua pihak-ketiga yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi serta meluangkan waktunya kepada penulis sejak awal penelitian hingga selesainya tesis ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Suharta, M.Si, Bapak Dr. Eddiyanto, Ph.D, dan Bapak Dr. Mahmud, M.Sc, selaku narasumber dan tim penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penulisan tesis ini. Juga kepada seluruh Dosen dan Staff Pegawai di Program Pascasarjana yang telah membantu penyelesaian tesis ini.

Selanjutnya ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada Bapak Drs. Harun Nainggolan, selaku kepala Sekolah SMK Methodist 8 Medan yang telah memberikan ijin tempat penelitian. Juga kepada Bapak Arjon Sitio, M.Kom, Ibu Demak Nahulae, Elisabeth Manurung, S.Pd beserta teman-teman guru di SMK Methodist 8 yang tidak tersebutkan satu per satu yang telah turut membantu penyelesaian tesis ini.


(6)

iv

Selanjutnya penulis dengan penuh rasa hormat menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada Ibu Tiominar Manurung dan Bapak Parulian Aruan yang telah memberikan dukungan moril sejak awal kuliah sampai selesainya penulisan tesis ini. Teristimewa juga penulis sampaikan terimakasih kepada Jemry Simangunsong yang telah membantu dan memberikan motivasi penuh kepada penulis hingga penulisan tesis ini selesai. Juga kepada teman-teman: Faderina Komisia, Sonang Sitorus, Martianna Sianturi, Muliani Panjaitan dan semua teman-teman angkatan XVIII Prodi Pendidikan Kimia.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini dan menyadari masih banyak kelemahan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya serta bermanfaat bagi dosen dalam menambah khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2012 Penulis,

Rista Aruan 8106142020


(7)

v

DAFTAR ISI

Hal Lembar Pengesahan

Abstract i

Abstrak ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi v

Daftar Lampiran vii

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 9

1.3 Batasan Masalah 10

1.4 Rumusan Masalah 11

1.5 Tujuan Penelitian 11

1.6 Manfaat Penelitian 12

1.7 Defenisi Operasional 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 13 2. 2 Karakteristik Mata Pelajaran Kimia 15 2.3 Hakikat Media Pembelajaran 29 2.4 Media Chemsketch dalam Pembelajaran Ikatan Kimia 32 2.5 Hakikat Media Buatan dalam belajar Kimia 37 2.6 Hakikat Kreatifitas Belajar Kimia 38 2.7 Hakikat Model Pembelajaran Inkiri 39 2.7.1 Strategi Inkuiri dan Dimensi Berpikir 44

2.7.2 Proses Inkuiri 45

2.8 Kerangka Konseptual 47


(8)

vi

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 53 3.2 Populasi dalam Penelitian 53

3.3 Faktor Penelitian 53

3.4 Disain Penelitian 54

3.5 Prosedur Penelitian 55

3.6 Instrumen Penelitian 58

3.7 Uji Coba Instrumen 59

3.8 Teknik Analisa Data 61

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Profil Sekolah 65

4.2 Hasil Analisis Data 65

4.3 Analisis Hasil Belajar Siswa 65 4.4 Analisis Data Kreativitas Belajar Siswa 66 4.5 Pengujian Pesyaratan Analisis Data 67 4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian 69 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian 73

4.6 Keterbatasan Penelitian 77

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan 79

5.2 Implikasi 80

5.3 Saran 81


(9)

viii

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 1.1Rata-rata persentase ketuntasan belajar mata pelajaran Kimia di

SMK Methodist 8 Medan 3

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelalajaran Inkuiri Terpimpin 42 Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Training 42 Tabel 2.3 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Bebas 43 Tabel 2.4Strategi Belajar Mengajar Taksnomi Kognitif dan Kemampuan Berpikir 44 Tabel 2.5 Kemampuan Yang Dikembangkan Dalam Proses Inkuiri 44 Tabel 3.1 Keterkaitan Faktor bebas dan terikat 55 Tabel 3.2Tabel Pedoman penilaian hubungan kreativitas siswa dengan hasil

Belajar 56


(10)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Silabus 85

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 88 Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Kimia 110 Lampiran 4 Instrumen Tes Hasil Belajar 112 Lampiran 5 Lembar Penilaian Kreativitas Siswa 119 Lampiran 6 Perhitungan Validitas soal 120 Lampiran 7 Perhitungan Tingkat kesukaran Tes Hasil Belajar 121 Lampiran 8 Data Uji Reliabilitas Belajar siswa 122 Lampiran 9 Analisis Daya butir Soal hasil Belajar siswa 123 Lampiran 10 Nilai Pretest, Postest dan Gain hasil Belajar siswa 124 Lampiran 11 Data Penilaian Kreativitas Belajar siswa kelas Eksperimen I 125 Lampiran 12 Data Penilaian Kreativitas Belajar siswa kelas Eksperimen II 126 Lampiran 13 Data Deskriptif Statistik Belajar Siswa. 127 Lampiran 14 Uji Normalitas Data 128 Lampiran 15 Uji Homogenitas Data 130


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya, adalah misi pendidikan. Pengembangan kualitas manusia ini menjadi keharusan, terutama dalam memasuki era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, agar generasi muda kita tidak menjadi korban dari globalisasi pengembangan itu sendiri. Upaya untuk mewujudkan hal tersebut telah lazim disebut dengan istilah pembelajaran. Menurut Depdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar, proses dalam belajar, pengajaran, dan pembelajaran dalam belajar adalah salah satu hal yang penting (Depdiknas, 2003). Mengajar bukan sekedar usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang membelajarkan subjek didik agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara optimal (Gulo, 2004). Mengajar dalam pemahaman seperti ini memerlukan suatu strategi belajar mengajar yang sesuai. Mutu pengajaran tergantung pada pemilihan strategi yang tepat bagi tujuan yang ingin dicapai, terutama dalam upaya mengembangkan kreativitas dan sikap inovatif subjek didik, sehingga perlu dibina dan dikembangkan kemampuan professional guru untuk mengelola program pengajaran dengan strategi belajar mengajar yang kaya dengan variasi.

Sehubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sangat pesat dewasa ini pendidikan dihadapkan pada tuntutan yang semakin canggih, semakin meningkat baik ragam, lebih-lebih kualitasnya. Namun dari berbagai penjelasan di media massa baik di media cetak maupun elektronika sering dikemukakan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Laporan penelitian yang dilakukan oleh United Nation Development (UNDP) menyatakan bahwa untuk tahun 2003 kualitas pembangunan manusia Indonesia hanya menduduki peringkat ke- 112 di antara 174 negara (Istaid, 2004). Untuk Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) hasil Survey


(12)

2

Internasional Education Achievement (IEA) yang dikutip oleh Widiastono menyatakan kemampuan IPA Indonesia masuk urutan ke-40 dari 42 peserta. Oleh sebab itu, beban yang diemban oleh Sekolah, dalam hal ini adalah guru sangat berat, karena gurulah yang berada pada garis depan dalam membentuk pribadi siswa. Dengan demikian sistem pendidikan di masa depan perlu dikembangkan agar dapat menjadi lebih responsif terhadap tuntutan masyarakat dan tantangan yang akan dihadapi di dunia kerja di masa mendatang (Widiastono, 2003).

Kemajuan IPTEK telah mendorong kimia menjadi pelajaran yang penting untuk dipelajari baik di tingkat SMP maupun SMA atau SMK. Berbagai topik ilmu kimia dan hasil penelitian para ahli kimia secara nyata telah menunjang perkembangan era industrialisasi, bioteknologi, farmasi dan pertanian yang benar-benar telah dirasakan manfaatnya dalam peningkatan mutu dan taraf hidup manusia. Pembelajaran ilmu kimia diberbagai jenjang pendidikan terus dikembangkan dan ditingkatkan di masa yang akan datang.

Dunia SMK cenderung menuntut tamatannya langsung terjun kedunia kerja dengan segudang kreativitas dan keahlian, baik itu dalam bidangnya maupun bidang lain yang diminati oleh siswa. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi di kalangan siswa SMK jelas akan mempengaruhi kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru, agar siswa yang dihasilkan memang manusia yang kreatif dan berprestasi. Oleh karena itu instrumen yang dikembangkan harus sesuai dengan minat siswa. Pemakaian suatu sistem pembelajaran yang tidak sesuai dengan minat siswa dapat mengakibatkan gejala kejenuhan dan penurunan prestasi belajar siswa, hal ini sesuai dengan keadaan salah satu sekolah SMK swasta, yaitu sekolah dimana penulis akan melakukan penelitian, keadaan siswa SMK yang kurang berminat dalam belajar kimia, menjadi salah satu kendala untuk mencapai hasil belajar yang baik. Hal ini sesuai dengan informasi yang diperoleh dari guru kimia yang mengajar di sekolah tersebut, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:


(13)

3

Tabel 1.1 Rata-rata persentase ketuntasan belajar mata pelajaran Kimia di SMK Methodist 8 Medan.

Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa % Siswa Belajar Tuntas SMK Methodist 8 Medan

X 70 50

XI 70 53

XII 45 55

(Data hasil belajar kimia SMK Methodist 8, 2011)

Kurangnya minat siswa, dan mata pelajaran kimia adalah mata pelajaran yang masih baru, dan ciri umum mata pelajaran ini yang bersifat abstrak memacu siswa untuk cuek dan terkadang tidak mau untuk belajar, selain itu juga, siswa SMK cenderung kurang meminati mata pelajaran yang bukan bidangnya. Siswa lebih antusias belajar, jika bersifat kreativitas dan keahlian siswa SMK, khususnya komputer.

Penurunan kualitas pendidikan pada pelajaran kimia seperti yang dikemukakan oleh Sumiaji yakni adanya gejala “Pobia Kimia” (ketakutan

terhadap mata pelajaran Kimia) yang melanda siswa. Menurutnya pengajaran MIPA khususnya mata pelajaran sampai sekarang ini kurang efektif. Sedikitnya ada empat kerawanan dalam pengajaran MIPA, antara lain: 1) penguasaan bahan ajar, 2) proses belajar mengajar yang nyaris tanpa interaksi, 3) pengaruh eksternal, dan 4) bahan ajar yang salah kaprah (Sumiaji, 1998).

Dampak dari adanya anggapan di atas adalah timbulnya sikap antipasti siswa, sehingga jam belajar kimia menjadi saat yang membosankan, menjemukan, dan bahkan menakutkan (Sukiman, 2004). Hal ini timbul karena adanya kesulitan dalam belajar kimia yang dirasakan mereka. Akibatnya siswa kurang termotivasi dalam belajar kimia sehingga hasil belajar kimia tidak optimal, khususnya di SMK, pembelajaran kimia adalah hal yang baru untuk dipelajari, apalagi kimia bukanlan salah satu mata pelajaran yang ikut di UN kan. Sehingga memungkinkan siswa acuh tak acuh dengan pelajaran ini, dan menggangapnya sulit. Selain itu, menurut Kemp kesulitan ini diakibatkan kebanyakan konsep kimia bersifat abstrak dan kompleks sama hal dengan pendapat para ahli Poedjiaji,“Kimia merupakan pelajaran yang sukar dan kurang


(14)

4

Sehubungan dengan media pembelajaran Sanjaya menyatakan bahwa kedudukan media pembelajaran dalam sistem proses pembelajaran mempunyai fungsi yang sangat penting, sebab tidak semua pengalaman belajar dapat diperoleh secara langsung. Dalam keadaan ini media dapat digunakan agar lebih memberikan pengetahuan yang konkret dan tepat serta mudah dipahami. Selanjutnya Sanjaya menyatakan penggunaan media dapat menambah motivasi belajar sehingga perhatian peserta didik terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Jadi media pembelajaran memiliki nilai-nilai praktis antara lain: 1) dapat membangkitkan motivasi dan merangsang mahasiswa untuk belajar dengan baik, 2) dapat meningkatkan keinginan dan minat baru, 3) dapat menghasilkan keseragaman pengamatan, 4) dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat, 5) dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa, 6) dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampai yang abstrak (Sanjaya, 2008).

Penggunaan media komputer sebagai alat belajar sangat menguntungkan karena telah tersedia berbagai jenis software dan hardware yang memudahkan untuk mengintegrasikan dengan peralatan elektronik lain seperti video, kamera dan instrument laboratorium. Penggunaan gambar-gambar yang bergerak (animasi) dalam pendeskripsian konsep kimia, di samping akan mengkonkritkan materi kimia yang bersifat abstrak, juga dapat menambah daya penguatan (inforcement) serta dapat membangkitkan keinginan, minat baru, motivasi, dan rangsangan belajar (Hamalik, 1994).

Hal ini didukung oleh Onasanya mengatakan bahwa dengan pemilihan dan pemanfaatan media dalam pembelajaran, khususnya media computer akan memacu siswa untuk lebih aktif berinteraksi dengan guru, memiliki motivasi diri belajar yang tinggi dan meningkatkan pemahaman materi pelajaran (Onasanya, 2004).

Program-program komputer saat ini menyediakan layanan cara membuat berbagai media seperti animasi yang dipadukan dengan suara tertentu untuk menambah penjelasan terhadap suatu materi, sehingga yang abstrak dapat dikonkritkan. Hal didukung oleh hasil penelitian Seget Tartiyoso mengatakan bahwa dengan menggunakan media animasi khususnya pokok bahasan ikatan


(15)

5

kimia yang bersifat abstrak sulit dipahami siswa, misalnya pembentukan ikatan ion yang terbentuk antara atom yang mudah melepaskan elektron (atom logam) dan atom lain yang mudah menerima elektron (non logam) dapat lebih konkrit karena dapat melihat proses pelepasan dan penerimaan electron tersebut. Selain dari bentuk yang abstrak menjadi lebih konkrit, pengoperasian media ini dapat dilakukan secara berulang-ulang, dengan demikian dapat mengakomodir keragaman daya tangkap, minat prestasi serta pemahaman siswa yang membutuhkan pengulangan (remedial) (Seget, 2011).

Belajar dengan menggunakan indera ganda – pandang dan dengar memberikan keuntungan bagi siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Baugh dalam Achsin menyatakan bahwa kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya. Dale (1969) memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13% dan melalui indera lainnya sekitar 12% (Baugh, 1999).

Siswa akan lebih banyak belajar daripada jika materi pelajaran yang disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar. Selain itu juga, dengan menggunakan media, maka siswa dapat menghayalkan dunia maya, seolah-olah ada didunia nyata, dengan demikian materi yang abstrak, dapat menjadi nyata. Dalam hal ini, guru menggunakan media komputer sebagai hasil dalam teknologi kedalam kelas (Ahmed, 2005).

Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone in experience (kerucut – pengalaman Dale), (Dale, 1969). Kerucut ini menggambarkan bahwa hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang ada dilingkungan kehidupan seseorang kemudian benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Dasar pengembangan kerucut ini adalah bukan dari tingkat kesulitan, melainkan tingkat keabstrakan jumlah, jenis indera yang turut serta penenerimaan isi pengajaran atau pesan. Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena itu ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan,


(16)

6

penciuman, dan peraba. Hal ini dikenal dengan learning by doing misalnya keikutsertaan dalam menyiapkan makanan, membuat perabot rumah tangga, mengumpulkan perangko, melakukan percobaan dilaboratorium, dan lain-lain. Yang kesemuanya itu memberi dampak langsung terhadap pemerolehan dan pertumbuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap, (Azhar, 2002).

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, seorang guru diharapkan selalu berusaha merancang serta menerapkan berbagai alternative strategi pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Siswa diberi kesempatan untuk langsung dalam kegiatan-kegiatan dan pengalaman-pengalaman ilmiah yang bermuara pada pembentukan keilmuan. Hasil belajar siswa yang baik akan diperoleh jika siswa mampu menginfestasikan ilmu yang diperolehnya dengan cara pengamatan dan pengalaman langsung (Dale, 1969).

Dari uraian diatas jelas bahwa penggunaan media dan metode atau strategi pembelajaran yang tepat sangat membantu dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan hasil belajar.

Mencapai hasil belajar yang maksimal diperlukan kinerja guru dan siswa yang merupakan suatu elemen yang tidak dapat. Kinerja yang inovatif yaitu memiliki kemampuan dan keterampilan merancang dan menggunakan media serta metode pembelajaran yang menarik dalam proses belajar mengajar. Siswa SMK, khususnya jurusan komputer, cenderung tertarik belajar jika berhubungan dengan komputer, dan menggunakan komputer sebagai media belajar, dan bisa dikatakan komputerlah sebagai buku untuk menulis mereka. Oleh karena itu, keberhasilan siswa dalam pembelajaran sangat ditentukan dari seberapa jauh guru mampu mengeliminir atau menyelesaikan masalah dalam pembelajaran. Semakin sedikit masalah pembelajaran yang muncul selama berlangsungnya proses pembelajaran akan semakin besar peluang keberhasilan belajar siswa, begitu juga sebaliknya (Muchith, 2008: 8-9). Untuk itu perlu adanya suatu metode belajar dan media pembelajaran yang mampu membantu siswa untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendidikan, dengan mengukur seberapa besar kreatifitas siswa dalam mempelajari pelajaran kimia, untuk meningkatkan hasil belajar kimia yang memuaskan. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Christina Purnamasari K. Sitepu mengatakan bahwa media


(17)

7

Chemsketch yang menggunakan metode resitasi bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar Kimia. Demikian hal dengan Seget Tartiyoso menyatakan bahwa adanya pengaruh penggunaan Multimedia dalam pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar ikatan kimia dan struktur molekul (Christina, 2011).

Adapun pembahasan yang ingin diteliti oleh penulis meliputi penggunaan media komputer dengan menggunakan software Chemsketch dan dikombinasi dengan power point.

Metode yang dapat diterapkan di dalam melibatkan siswa secara aktif, dan kreatif, untuk menunjang berlangsungnya kelancaran proses belajar mengajar adalah menggunakan metode buatan, yaitu merangkai bola plastik hingga membentuk ikatan kimia. Dengan media ini diharapkan mampu memancing keaktifan dan kekreatifan siswa dalam menyusun dan merangkai dengan benar, hal ini disebabkan karena tugas yang diberikan guru dan harus dipertanggungjawabkan (Sudjana, 1989: 82).

Meningkatkan hasil belajar kimia di SMK, maka penulis menggangap perlu menggunakan berbagai strategi dalam pembelajaran salah satu model pembelajaran yang dimaksud adalah strategi pembelajaran inkuiri, dimana dengan pembelajaran ini, siswa dilibatkan untuk aktif dan kreatif dalam belajar untuk menemukan masalah dan memecahkan masalah melalui serangkaian kegiatan ilmiah sesuai dengan tahapan-tahapan penemuan pemecahan masalah. Menurut Sanjaya salah satu strategi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan sikap ilmiah siswa adalah strategi pembelajaran inkuiri. Dalam hal ini strategi pembelajaran inkuiri tidak saja mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran inkuiri siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkan (Sanjaya, 2009).

Penggunakan strategi ini, siswa mampu meningkatkan keinginan mereka dalam menjelaskan konsep awal mereka tentang materi yang akan dipelajari dan berpikir secara matematika dan tidak ada kata miskonsepsi dalam pemahaman mereka, (Natalie, 2007). Selain berpikir secara matematika, hasil belajar siswa


(18)

8

tentang kimia juga dapat ditingkatkan, siswa tidak fokus hanya dengan pengajaran tradisional guru. Akan tetapi mengubah cara mengajar tradisional menjadi lebih kreatif M. Saeed Khan (M. Saeed Khan, 2011). Mengembangkan keterampilan proses siswa dan meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah ilmiah siswa pada pembelajaran lingkungan (Chang, 2009). Untuk lebih membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan materi yang diberikan dapat lebih bermakna bagi siswa dalam Suyanti (Suyanti, 2008). Dengan pembelajaran inkuiri ini, siswa digiring memasuki materi pelajaran untuk menemukan sendiri jalan pemecahan masalah melalui rangkaian aktivitas yang akhirnya dapat memecahkan masalahnya atau dengan kata lain, pembelajaran inkuiri, pemikiran siswa dibentuk dengan berbagai proses/ tahapan sehingga dalam menyimpulkan jawaban didasari atas konsep dan bukti yang konkrit Kath Murdoch (Kath Murdoch, 2005).

Strategi pembelajaran ini, diharapkan proses pelajar mengajar akan lebih menyenangkan, yang pada tujuan akhirnya dapat efektif dalam membantu anak didik untuk menerima mata pelajaran kimia dengan baik, bahkan lebih aplikatif pada saat proses belajar mengajar sudah selesai. Menyadari adanya kemungkinan-kemungkinan yang menyangkut prosepek pendidikan dalam masyarakat di masa mendatang, para ahli dan praktisi tidak cukup hanya membuat ramalan atau prediksi, tetapi haruslah membuat rencana untuk meningkatkan dalam usaha memudahkan pencapaian prediksi positif dan mengurangi peluang terjadinya prediksi yang negatif. (Sadiman, 2006 : 6-11).

Meningkatkan prestasi belajar siswa adalah penguasaan bahan pelajaran. Siswa yang kurang menguasai bahan pelajaran akan mempunyai nilai yang lebih rendah bila dibandingkan dengan siswa yang lebih menguasai bahan pelajaran. Untuk menguasai bahan pelajaran maka dituntut adanya kreativitas dan aktivitas dari siswa bukan sekedar mengingat, tapi lebih dari itu yakni memahami, mengaplikasikan, mensintesis, dan mengevaluasi bahan pelajaran. Walaupun begitu, masih rendahnya hasil belajar siswa merupakan suatu masalah yang harus


(19)

9

dengan segera diatasi, dengan menggunakan metode belajar dan media sebagai alat bantu dalam berlangsungnya proses belajar mengajar.

Berdasarkan uraian di atas ada permasalahan yang perlu diselesaikan antara fakta dan kenyataan, ada harapan yang besar yang harus dibuktikan sebagai pemecahan permasalahan, bahwa perubahan strategi pembelajaran dari strategi konvensional ke strategi inkuiri dan penggunaan media pembelajaran dari media sederhana ke media komputer berdasarkan hasil penelitian terdahulu mampu meningkatkan hasil belajar yang signifikan. Selain untuk meningkatkan hasil belajar yang signifikan, diharapkan juga mampu meningkatkan kreativitas siswa. Atas hal ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian sebagai dasar

penulisan tesis yang berjudul: “Perbandingan Penggunaan Media Komputer dan

Media Buatan pada pembelajaran Inkuiri dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dan Kreatifitas Siswa pada Materi Ikatan Kimia di SMK Kelas X”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang ada dapatlah di identifikasi sebagai berikut:

1. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar kimia pada pokok bahasan ikatan kimia siswa SMK Methodist 8 Medan?

2. Strategi pembelajaran apa yang tepat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar Kimia pada pokok bahasan Ikatan Kimia pada siswa SMK Methodist 8 Medan?

3. Media pembelajaran apa yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar Kimia pada pokok bahasan Ikatan Kimia pada siswa SMK Methodist 8 Medan?

4. Apakah penggunaan strategi inkuiri dengan bantuan media komputer dan media buatan dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada pokok bahasan Ikatan Kimia pada siswa SMK Methodist 8 Medan?

5. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang di belajar dengan menggunakan strategi inkuiri dengan bantuan media komputer dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media buatan?


(20)

10

6. Manakah yang hasil belajarnya lebih baik siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi inkuiri dengan bantuan media komputer dengan hasil belajar siswa yang diberi bantuan media buatan?

7. Apakah ada perbedaan kreatifitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi inkuiri dengan bantuan media komputer dengan kreatifitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media buatan?

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, batasan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi inkuiri.

2. Media pembelajaran yang digunakan adalah media computer dengan kombinasi beberapa program seperti power point dan chemsketh.

3. Materi pembelajaran adalah materi Kimia dengan pokok bahasan ikatan kimia

4. Prestasi hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif taksonomi Bloom 5. Subjek penelitian adalah siswa SMK Methodist 8 Medan, kelas X TKJ dan X

RPL.

1.4 Rumusan masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi inkuiri diberi bantuan buatan (Z1) dan bantuan komputer (Z2)?

2. Apakah terdapat perbedaan kreatifitas belajar kimia antara siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi inkuiri diberi bantuan komputer (Z1) dengan media buatan (Z2)?

3. Apakah ada hubungan antara kreatifitas belajar dengan strategi inkuiri yang diberi bantuan komputer (Z1) dengan media buatan (Z2) dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa?


(21)

11

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa

yang dibelajarkan menggunakan strategi inkuiri diberi bantuan komputer dengan diberi media buatan.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat kreatifitas belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi inkuiri diberi bantuan media komputer dan diberi bantuan media buatan.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kreatifitas belajar yang tinggi dengan strategi inkuiri yang diberi bantuan media komputer dengan yang diberi bantuan media buatan dalam mempengaruhi hasil belajar. 4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kreatifitas belajar yang

rendah dengan strategi inkuiri yang diberi bantuan media komputer dengan yang diberi bantuan media buatan dalam mempengaruhi hasil belajar. 1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini yang diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritis dapat memperkaya data ilmiah, dan dapat dijadikan rujukan

bagi peneliti lanjut yang berminat mendalami permasalahan yang sama. 2. Secara praktis hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi

para guru, untuk memilih strategi dan media pembelajaran yang sesuai dalam mengajarkan ikatan kimia guna meningkatkan pemahaman siswa dalam meningkatkan hasil belajar.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang pengaruh strategi inkuri dengan bantuan penggunaan media komputer dan media buatan dalam pembelajaran kimia pada pokok bahasan ikatan kimia terhadap hasil belajar dan kreatifitas belajar siswa.


(22)

12

1.7 Defenisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan pengertian beberapa istilah kata-kata operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka dijelaskan secara umum sebagai berikut:

1. Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siwa yang dapat merangsang untuk belajar (Gagne dalam Arsyad, 2000).

2. Multimedia komputer adalah penggabungan beberapa program media computer yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran.

3. Komputer adalah alat hitung mesin elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input digital, kemudian memprosesnya sesuai program yang tersimpan di dalam memorinya, sehingga menghasilkan data output berupa informasi (Hamacher, 1992).

4. Strategi inkuri dalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secar sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Gulo, 2004).

5. Hasil belajar adalah gambaran yang dicapai siswa sehingga keberhasilan suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar kimia (Bloom, 1879).


(23)

79

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi inkuiri diberi bantuan media komputer dengan yang diberi bantuan media buatan. Gain ternormalisasi untuk siswa yang diajarkan dengan menggunakan media komputer memiliki nilai gain lebih tinggi 0,829. Sementara kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan media buatan memperoleh gain hasil belajar yaitu 0,644 pada pokok bahasan ikatan kimia di SMK Methodist 8 Medan.

2. Terdapat perbedaan kreatifitas belajar kimia, siswa yang menggunakan program media komputer (Z2) memiliki kreativitas lebih tinggi daripada kreativitas siswa yang menggunakan media buatan. Rata-rata skor kreativitas untuk siswa yang menggunakan program media komputer (Z2) adalah 71,73 atau memiliki kreativitas tinggi, sedangkan rata-rata skor kreativitas untuk siswa yang menggunakan program media buatan (Z1) adalah 71,54 atau memilki kreativitas tinggi.

3. Terdapat hubungan antara kreativitas belajar dengan strategi inkuiri yang diberi bantuan media buatan dengan yang diberi bantuan media komputer dalam meningkatkan hasil belajar, hal ini dilihat dari nilai signifikan yang diperoleh sebesar 0,781 > 0,05.


(24)

80

5.2 IMPLIKASI

Pengamatan dilapangan umumnya siswa cenderung tertarik terhadap teknik guru dalam menyampaikan pelajaran dengan penggunaan media komputer, hal ini disebabkan dengan menggunakan media komputer khususnya pokok bahasan ikatan kimia yang abstrak sulit dipahami siswa misalnya ikatan ion terbentuk antara atom yang mudah melepaskan elektron (atom logam) dan atom lain yang mudah menerima (non logam) dapat lebih konkrit karena dapa melihat proses pelepasan dan penerimaan elektron tersebut.

Tingkat kreativitas belajar siswa yang menggunakan media komputer lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kreativitas belajar siswa yang menggunakan media buatan. Hal ini berarti siswa menyenangi pembelajaran dengan menggunakan media computer. Bahkan penggunaan media komputer dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa untuk meningkatkan prestasi belajar kimia siswa.

Proses dan hasil belajar para siswa yang menggunakan media komputer dengan siswa yang menggunakan media buatan menunjukkan perbedaan yang berarti. Oleh karena itu penggunaan media pengajaran (khususnya media komputer) sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran. Penggunaan media komputer juga tepat untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pemahaman dan penguasaan konsep-konsep yang terjadi selama proses pembelajaran pada setiap aspek secara menyeluruh sebagai wujud kemampuan siswa dalam memahami isi materi dan tes.

Berdasarkan kreativitas siswa, diperlukan penyediaan banyak waktu dikelas dan diluar kelas dan diharapkan juga guru untuk memperbanyak tugas siswa dirumah.


(25)

81

5.3 SARAN

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan diatas, maka sesuai dengan hasil penelitian yang didapat, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Melihat pengaruh penggunaan pembelajaran inkuiri dengan media komputer dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa, hendaknya guru kimia berusaha untuk membelajarkan siswa dengan memanfaatkan media komputer maupun media buatan.

2. Hendaknya dalam pembelajaran kimia guru tidak hanya sekedar mentransfer konsep-konsep kimia, akan tetapi memikirkan dan melaksanakan bagaimana proses konsep-konsep itu terjadi, dipahami, dikuasai dan dipraktekkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

3. Hendaknya guru lebih memperhatikan siswa yang kurang dalam memahami pelajaran, menguasai untuk lebih diberikan perhatian khusus agar proses belajar mengajar tidak memakan waktu yang banyak untuk mengajari siswa yang kurang tersebut.

4. Jam belajar kimia di SMK, hendaknya diperbanyak, agar siswa lebih memiliki memahami dan menguasai pelajaran tersebut.


(26)

82

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed Yousif Abdelraheem dan Ahmed Hamed Al- Rabane, (2005), Utilisation and Benefits of Intructional Media in Teaching Social Studies Courses as Perceived By Omani Students, Malaysian Online Journal of

Intructional Technology, 2, 1.

Arsyad, A., 2005. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo.

Arikunto, Suharsimi., 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Febliza, Asyti. 2011. Pengaruh motivasi Mahasiswa dan penerapan Multimedia

Interaktif dalam pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar Kimia mahasiswa jurusan pendidikan kimia. Tesis. Medan: PPs Universitas

Negeri Medan.

Budiningsih., 2005. Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta Brown, Natalie dan Karen Wilson, (2007), Using an Inquiry to develop

Mathematical Thinking, Journal of AARE, 25, 29.

Chinn, Clark a, Betina a. Malhotra. 2001. Epistemologically Authentic Inquiry In

Schools: A Theoretical Framework For Evaluating Inquiry Tasks.

Department Of Educational Psychology: New Jersey

Christina Purnamasari K. Sitepu., 2011. Pengaruh Pemanfaatan Media

Chemsketch Dalam Pembelajaran yang menggunakan Metode Resitasi Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Kimia di SMK Kelas XI. Tesis.

Medan: PPs Universitas Negeri Medan.

Dahar, R. W., 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dale, E., 1969. Audio Visual Method in Teaching. New York: The Dryden Press.

Depdiknas, (2003), Kurikulum Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Depdiknas Dosen Universitas Negeri Makasar. 2010. Pendidikan & Latihan Profesi Guru

Kimia Rayon 24 Universitas Negeri Makassar. Universitas Negeri

Makassar, Makasar.

Jhemiyanta, Ezra. 2007. Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri dan Gaya

Belajar Terhadap Hasil Belajar Kimia. Tesis. Medan : PPs Universitas


(27)

83

Fuadaturrahmah., 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Penggunaan

Media Berbasis Komputer (CD Movie dan Flash) Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa kelas XI pada pokok bahasan Koloid. Tesis.

Medan: PPs Universitas Negeri Medan

Gabel, Dorothy., (1999). Improving Teaching and Learning through Chemistry Education Research: a Look to the Future*. Journal of Chemical

Education: Indiana University, Bloomington

Gagne, R. M., 1977. The Conditioning Of Learning. New York: Rinehart and Winston.

Gulo, W., 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo.

Hamalik, O., 1994. Media Pendidikan. Cetakan K-7. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

Irianto, Agus. 2010.Statistik Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya. Kencana Prenada Media Group: Rawamangun, Jakarta.

Kilinc, Ahmet., (2002), The Opinions Of Turkish Highschool Pupils On Inquiry Based Laboratory Activities, Journal of Chemical Education, New york.

Khan, M Saeed, and Shaukat Hussain, (2011), Effect of Inquiry Method on Achievement of Students in Chemistry at Secondary Level,

International Journal of Academic Research, 3, 955.

Michael, Robert S., 2002. Strategies For Educational Inquiry. Inquiry & Scientific Method. New york: Free press.

Murdoch, K. (2005) Inquiry Learning journeys through the Thinking processes, Seastar Education, Melb.

Muslim, Farhan Fuadi. 2006. Kimia Untuk SMK Kelompok Teknologi dan

Kesehatan Kelas X. Jakarta: Grafindo Media Pratama.

Nurhadi, dkk. (2003). Pembelajaran kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sunardi, Lilis Anita. 2010. Kimia Bilingual Untuk SMK Kelas X. Bandung: Yrama Widya.


(28)

84

Onasanya, S.A, (2004), Selection and Utilization of Instructional Media for Effective Practice Teaching, Institute Journal of Studies in Education, 2, 127.

Poedjiaji, A., (2005). Sains Tehnologi Masyarakat Model Pembelajaran

Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pardede, Risma. 2011. Pengaruh peta pikiran dalam tatanan pembelajaran

inkuiri dan konvensional terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar biologi kognitif tingkat tinggi (C3-C5) di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa. Tesis.

Medan: PPs Universitas Negeri Medan.

Rife, Willian. 1992. Essentials Of Chemistry. Chemistry Department, California Polytechnic State University : California.

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto, 1998. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Bina Aksara, Jakarta.

Slocum, Laura e., Erica K. Jacobsen. 2011. Engaging Students Inside And

Outside The Classroom. Journal of Chemical Education: Carmel,

Indiana

Sudjana, N., 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito

Sudjana, N. da Rivai., 2001. Media Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya Tartiyoso, Seget. 2011. Pengaruh Penggunaan Multimedia Dalam Pembelajaran

Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Ikatan Kimia dan Struktur Molekul Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika STKIP Budidaya Binjai. Tesis.

Medan: PPs Universitas Negeri Medan.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2009. Pengantar Statistika. PT Bumi Aksara: Jakarta


(1)

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi inkuiri diberi bantuan media komputer dengan yang diberi bantuan media buatan. Gain ternormalisasi untuk siswa yang diajarkan dengan menggunakan media komputer memiliki nilai gain lebih tinggi 0,829. Sementara kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan media buatan memperoleh gain hasil belajar yaitu 0,644 pada pokok bahasan ikatan kimia di SMK Methodist 8 Medan.

2. Terdapat perbedaan kreatifitas belajar kimia, siswa yang menggunakan program media komputer (Z2) memiliki kreativitas lebih tinggi daripada kreativitas siswa yang menggunakan media buatan. Rata-rata skor kreativitas untuk siswa yang menggunakan program media komputer (Z2) adalah 71,73 atau memiliki kreativitas tinggi, sedangkan rata-rata skor kreativitas untuk siswa yang menggunakan program media buatan (Z1) adalah 71,54 atau memilki kreativitas tinggi.

3. Terdapat hubungan antara kreativitas belajar dengan strategi inkuiri yang diberi bantuan media buatan dengan yang diberi bantuan media komputer dalam meningkatkan hasil belajar, hal ini dilihat dari nilai signifikan yang diperoleh sebesar 0,781 > 0,05.


(2)

5.2 IMPLIKASI

Pengamatan dilapangan umumnya siswa cenderung tertarik terhadap teknik guru dalam menyampaikan pelajaran dengan penggunaan media komputer, hal ini disebabkan dengan menggunakan media komputer khususnya pokok bahasan ikatan kimia yang abstrak sulit dipahami siswa misalnya ikatan ion terbentuk antara atom yang mudah melepaskan elektron (atom logam) dan atom lain yang mudah menerima (non logam) dapat lebih konkrit karena dapa melihat proses pelepasan dan penerimaan elektron tersebut.

Tingkat kreativitas belajar siswa yang menggunakan media komputer lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kreativitas belajar siswa yang menggunakan media buatan. Hal ini berarti siswa menyenangi pembelajaran dengan menggunakan media computer. Bahkan penggunaan media komputer dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa untuk meningkatkan prestasi belajar kimia siswa.

Proses dan hasil belajar para siswa yang menggunakan media komputer dengan siswa yang menggunakan media buatan menunjukkan perbedaan yang berarti. Oleh karena itu penggunaan media pengajaran (khususnya media komputer) sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran. Penggunaan media komputer juga tepat untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pemahaman dan penguasaan konsep-konsep yang terjadi selama proses pembelajaran pada setiap aspek secara menyeluruh sebagai wujud kemampuan siswa dalam memahami isi materi dan tes.

Berdasarkan kreativitas siswa, diperlukan penyediaan banyak waktu dikelas dan diluar kelas dan diharapkan juga guru untuk memperbanyak tugas siswa dirumah.


(3)

maka sesuai dengan hasil penelitian yang didapat, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Melihat pengaruh penggunaan pembelajaran inkuiri dengan media komputer dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa, hendaknya guru kimia berusaha untuk membelajarkan siswa dengan memanfaatkan media komputer maupun media buatan.

2. Hendaknya dalam pembelajaran kimia guru tidak hanya sekedar mentransfer konsep-konsep kimia, akan tetapi memikirkan dan melaksanakan bagaimana proses konsep-konsep itu terjadi, dipahami, dikuasai dan dipraktekkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

3. Hendaknya guru lebih memperhatikan siswa yang kurang dalam memahami pelajaran, menguasai untuk lebih diberikan perhatian khusus agar proses belajar mengajar tidak memakan waktu yang banyak untuk mengajari siswa yang kurang tersebut.

4. Jam belajar kimia di SMK, hendaknya diperbanyak, agar siswa lebih memiliki memahami dan menguasai pelajaran tersebut.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed Yousif Abdelraheem dan Ahmed Hamed Al- Rabane, (2005), Utilisation and Benefits of Intructional Media in Teaching Social Studies Courses as Perceived By Omani Students, Malaysian Online Journal of Intructional Technology, 2, 1.

Arsyad, A., 2005. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo.

Arikunto, Suharsimi., 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Febliza, Asyti. 2011. Pengaruh motivasi Mahasiswa dan penerapan Multimedia Interaktif dalam pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar Kimia mahasiswa jurusan pendidikan kimia. Tesis. Medan: PPs Universitas Negeri Medan.

Budiningsih., 2005. Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta Brown, Natalie dan Karen Wilson, (2007), Using an Inquiry to develop

Mathematical Thinking, Journal of AARE, 25, 29.

Chinn, Clark a, Betina a. Malhotra. 2001. Epistemologically Authentic Inquiry In Schools: A Theoretical Framework For Evaluating Inquiry Tasks. Department Of Educational Psychology: New Jersey

Christina Purnamasari K. Sitepu., 2011. Pengaruh Pemanfaatan Media Chemsketch Dalam Pembelajaran yang menggunakan Metode Resitasi Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Kimia di SMK Kelas XI. Tesis. Medan: PPs Universitas Negeri Medan.

Dahar, R. W., 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dale, E., 1969. Audio Visual Method in Teaching. New York: The Dryden Press.

Depdiknas, (2003), Kurikulum Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Depdiknas Dosen Universitas Negeri Makasar. 2010. Pendidikan & Latihan Profesi Guru

Kimia Rayon 24 Universitas Negeri Makassar. Universitas Negeri Makassar, Makasar.

Jhemiyanta, Ezra. 2007. Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Kimia. Tesis. Medan : PPs Universitas Negeri Medan.


(5)

dan Hasil Belajar Siswa kelas XI pada pokok bahasan Koloid. Tesis. Medan: PPs Universitas Negeri Medan

Gabel, Dorothy., (1999). Improving Teaching and Learning through Chemistry Education Research: a Look to the Future*. Journal of Chemical Education: Indiana University, Bloomington

Gagne, R. M., 1977. The Conditioning Of Learning. New York: Rinehart and Winston.

Gulo, W., 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo.

Hamalik, O., 1994. Media Pendidikan. Cetakan K-7. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

Irianto, Agus. 2010.Statistik Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya. Kencana Prenada Media Group: Rawamangun, Jakarta.

Kilinc, Ahmet., (2002), The Opinions Of Turkish Highschool Pupils On Inquiry Based Laboratory Activities, Journal of Chemical Education, New york.

Khan, M Saeed, and Shaukat Hussain, (2011), Effect of Inquiry Method on Achievement of Students in Chemistry at Secondary Level, International Journal of Academic Research, 3, 955.

Michael, Robert S., 2002. Strategies For Educational Inquiry. Inquiry & Scientific Method. New york: Free press.

Murdoch, K. (2005) Inquiry Learning journeys through the Thinking processes, Seastar Education, Melb.

Muslim, Farhan Fuadi. 2006. Kimia Untuk SMK Kelompok Teknologi dan Kesehatan Kelas X. Jakarta: Grafindo Media Pratama.

Nurhadi, dkk. (2003). Pembelajaran kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sunardi, Lilis Anita. 2010. Kimia Bilingual Untuk SMK Kelas X. Bandung: Yrama Widya.


(6)

Onasanya, S.A, (2004), Selection and Utilization of Instructional Media for Effective Practice Teaching, Institute Journal of Studies in Education, 2, 127.

Poedjiaji, A., (2005). Sains Tehnologi Masyarakat Model Pembelajaran Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pardede, Risma. 2011. Pengaruh peta pikiran dalam tatanan pembelajaran inkuiri dan konvensional terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar biologi kognitif tingkat tinggi (C3-C5) di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa. Tesis. Medan: PPs Universitas Negeri Medan.

Rife, Willian. 1992. Essentials Of Chemistry. Chemistry Department, California Polytechnic State University : California.

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto, 1998. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Bina Aksara, Jakarta.

Slocum, Laura e., Erica K. Jacobsen. 2011. Engaging Students Inside And Outside The Classroom. Journal of Chemical Education: Carmel, Indiana

Sudjana, N., 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito

Sudjana, N. da Rivai., 2001. Media Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya Tartiyoso, Seget. 2011. Pengaruh Penggunaan Multimedia Dalam Pembelajaran

Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Ikatan Kimia dan Struktur Molekul Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika STKIP Budidaya Binjai. Tesis. Medan: PPs Universitas Negeri Medan.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2009. Pengantar Statistika. PT Bumi Aksara: Jakarta


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS LESSON STUDY DENGAN MEDIA POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA.

0 2 24

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK HIDOKARBON KELAS X DI SMA.

0 2 19

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA MATERI IKATAN KIMIA.

0 2 27

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER PROGRAM EXE DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI STRUKTUR ATOM DI KELAS XI.

0 0 28

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB DALAM PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

0 1 20

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA.

0 1 10

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER DAN PETA KONSEP YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA HIDROKARBON PADA SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH.

0 3 30

Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Komputer pada Materi Suhu dan Kalor untuk Siswa SMA Kelas X IMG 20151207 0005

0 1 1

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN PERAKITAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TKJ SMK BINA HARAPAN YOGYAKARTA.

0 0 116