ANALISIS TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 261 K/PDT.SUS/2011 MENGENAI SENGKETA MEREK DAGANG KOPITIAM ANTARA ABDUL ALEX SOELYSTO DAN PAIMIN HALIM DIHUBUNGKAN DENGAN UU MEREK.
ANALISIS TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 261 K/PDT.SUS/2011 MENGENAI SENGKETA MEREK
DAGANG KOPITIAM ANTARA ABDUL ALEX SOELYSTO DAN PAIMIN HALIM
DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001
TENTANG MEREK
ABSTRAK
Dalam perkembangan ekonomi dunia khususnya di bidang perdagangan
internasional, merek merupakan suatu unsur yang penting dalam menentukan dan
membedakan kualitas produk barang dan jasa. Namun dalam kenyataanya banyak
sekali praktik penyalahgunaan sebuah merek dagang yang hanya bersifat kata
keterangan dan telah umum dikenal masyarakat, dimana seharusnya merek ini
menjadi milik bersama dan bukan untuk kepentingan individu atau monopoli.
Sebagai contoh adalah kasus merek KOPITIAM milik Abdul Alex Soelysto
melawan merek KOK TONG KOPITIAM milik Paimin Halim, dimana Abdul Alex
Soelysto telah menyalahgunakan merek KOPITIAM nya yang telah umum di
masyarakat dan merupakan merek yang bersifat kata keterangan tersebut untuk
didaftarkan.
Metode penelitian yang digunakan dalam studi kasus ini adalah yuridis
normatif yang menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
terutama Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek dikaitkan dengan
teori-teori hukum dalam praktik pelaksanaan yang menyangkut permasalahan
yang diteliti. Pengumpulan data untuk penulisan ini dilakukan melalui studi
kepustakaan terhadap bahan-bahan hukum yang relevan.
Berdasarkan hasil analisis terhadap studi kasus ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat pelanggaran merek yang dilakukan oleh Abdul Alex Soelysto yaitu
dapat dilihat dari unsur Public Domain dan Generic Mark pada merek KOPITIAM
miliknya. Majelis Hakim Mahkamah Agung dalam putusannya Nomor 261
K/Pdt.Sus/2011
dan
Pengadilan
Niaga
dalam
Putusannya
Nomor
5/Merek/2010/PN.Niaga.Mdn adalah tidak sesuai dalam menerapkan UndangUndang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek karena menyatakan bahwa Abdul
Alex Soelysto adalah pemilik satu-satunya dan pemegang hak eksklusif atas
merek KOPITIAM di Indonesia untuk jenis jasa kelas 43.
INDONESIA NOMOR 261 K/PDT.SUS/2011 MENGENAI SENGKETA MEREK
DAGANG KOPITIAM ANTARA ABDUL ALEX SOELYSTO DAN PAIMIN HALIM
DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001
TENTANG MEREK
ABSTRAK
Dalam perkembangan ekonomi dunia khususnya di bidang perdagangan
internasional, merek merupakan suatu unsur yang penting dalam menentukan dan
membedakan kualitas produk barang dan jasa. Namun dalam kenyataanya banyak
sekali praktik penyalahgunaan sebuah merek dagang yang hanya bersifat kata
keterangan dan telah umum dikenal masyarakat, dimana seharusnya merek ini
menjadi milik bersama dan bukan untuk kepentingan individu atau monopoli.
Sebagai contoh adalah kasus merek KOPITIAM milik Abdul Alex Soelysto
melawan merek KOK TONG KOPITIAM milik Paimin Halim, dimana Abdul Alex
Soelysto telah menyalahgunakan merek KOPITIAM nya yang telah umum di
masyarakat dan merupakan merek yang bersifat kata keterangan tersebut untuk
didaftarkan.
Metode penelitian yang digunakan dalam studi kasus ini adalah yuridis
normatif yang menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
terutama Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek dikaitkan dengan
teori-teori hukum dalam praktik pelaksanaan yang menyangkut permasalahan
yang diteliti. Pengumpulan data untuk penulisan ini dilakukan melalui studi
kepustakaan terhadap bahan-bahan hukum yang relevan.
Berdasarkan hasil analisis terhadap studi kasus ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat pelanggaran merek yang dilakukan oleh Abdul Alex Soelysto yaitu
dapat dilihat dari unsur Public Domain dan Generic Mark pada merek KOPITIAM
miliknya. Majelis Hakim Mahkamah Agung dalam putusannya Nomor 261
K/Pdt.Sus/2011
dan
Pengadilan
Niaga
dalam
Putusannya
Nomor
5/Merek/2010/PN.Niaga.Mdn adalah tidak sesuai dalam menerapkan UndangUndang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek karena menyatakan bahwa Abdul
Alex Soelysto adalah pemilik satu-satunya dan pemegang hak eksklusif atas
merek KOPITIAM di Indonesia untuk jenis jasa kelas 43.