PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI)Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Nege

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
(PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Warureja - Tegal)

Naskah Publikasi Ilmiah

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :
RHISTY FRIDA UTAMI
A 410 080 323

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

III


TI

tg"*{3->',..-"}"'
s"11n{€C
rrallppued muIJ uep uunmEoy

"li;..ir

r::

:ll.)f

€uB{€mS qedryeururuqnl l s€1tsre^Iull
rrallppued nury usp tmnmEey ffi1ln{"C

€ilqBrns qu,(rpeuruuqnhtr selrsre^run
....eI€{ems

(,10(,.


rs'hl 'Plnps?w .E
pd'I t'ruelng FS '3ro .Z
rs'I I6DmpseIAI
's{I 'c.I
rg'141'rpreums

Irs'3(I

.7,

'rpreums 'sr(I

.I

pd'I t'rurelng

IIB/Y\Ap IIBtmSnS

rg'141


rm/(ep rrBrrnsns
1ere,(s rqnuetuetu qe1e1 trulepfup rrB(I

:" " " "

";i;"'

ii;f "€r "'

p8Euq epe4
qerer ue{rrerIepedgp
uur14e,(u,p ueq
rfnEued rrc 4.ep uedep
qe1ol
ry

::j:.1T::::ur

"'p8Euaepe6


tlnEued rru/v\ep rmdep rp unlrrer1spedp

ffi

ffi

qele;

tz€ 080 Ort'Y
tzE 080

oIrY

: qelo rmsnsrp uep ueldersradrp

EueI

: qelo rmsnsrp uep ualdelsradrp EueA
c,rrsls BpBd
fietaa - u[e.rnrur11 g;eotep dI^lS IIA sBIeX


XId)

YXIIYhtf,IY}l[ UYfYTf,fl ISYIStrf,d NYO
g;reEap dI IS IIA scley ?iasls cpud XId)
SIIIU}I UDIIdUf,{ NYOdIAIYI,IIDI
II\DIIY)ICNINflI I XfIINn
YXIIYruf,IYItlflsyfl
[ UVfYTtrA ISYISflUd NYC
(Igd NolrJnursNr
l,ttf,agoud rsoolt NydyuflNtrd
SIIIU)I UDtIdUtrfl NVNdNMIiIDT I{\DIIYXCNINtrIAI >IOINN
NTYI{YSflCN[d
(tga) NolronursNr ogsyg
htflafloud afloohr NvdtruflNgd
(1uBe1 - uJe.rn.rual

hIYI{YSf,3Nfld

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
(PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Warureja - Tegal)

Oleh
1

Rhisty Frida Utami , Sumardi2, dan Sri Sutarni3
1
Mahasiswa Pendidikan Matematika UMS, A 410 080 323
2
Staf Pengajar UMS Surakarta, s_mardi15@yahoo.co.id
3
Staf Pengajar UMS Surakarta, srisutarniums.wordpress.com
Abstract
This study aims to determine the improvement of students' critical thinking skills
and students’ achievement in learning mathematics through problem-based
instruction (PBI). This type of study is classroom action research, which was
implemented in three cycles. The subjects of this study was math’s teacher of VII
A grade of SMP Negeri 3 Warureja as the giver of the action, as well as students

of VII A class, the total of the students were 36 students as the subject who
receives the action. The techniques of data collection were test, observation, field
notes, reviews, and documentation. Data analysis was performed using
descriptive qualitative method of data flow was analyzed from the act of learning
was implemented and developed during the learning process. it can be inferred
from the class action research include 1) An increase in students' critical thinking
skills in learning, this can be seen from (1) The students’ attitude who are unable
to express an opinion on the questions raised from 27.78% to 72, 22%, (2) The
students’ attitude were able to answer the question and why the decision was
taken ,increase from 19.44% to 75%, (3) The students’ attitude which accepted
the other decisions and opinions increased from 33.33% to 72.22% , (4) The
students’ attitude which are able to listen to the reasons why others have a
different decision increased from 30.55% to 75%. 2) There is an improvement of
the student’s achievement in mathematics increased from 27.78% to 77.78%. This
study concluded that the application of learning methods through PBI can
improve the students' critical thinking skills and students’ achievement in
mathematics learning.
Keywords: critical thinking skills, school performance, learning methods, PBI.

PENDAHULUAN

Selama ini matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh
sebagian besar siswa. Anggapan ini tidak terlepas dari persepsi yang berkembang
dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang sulit. Kita
menyadari bahwa pelajaran matematika cenderung dipandang sebagai mapel yang
kurang diminati atau kalau bisa dihindari oleh sebagian besar siswa. Tetapi ada
juga siswa yang menikmati keasyikan bermain dengan matematika menggunakan
kaidah-kaidah matematika dan keteraturannya sehingga mereka merasa tertantang
untuk memecahkan berbagai macam bentuk soal matematika. Kedua persepsi itu
pasti ada dalam setiap jenjang pendidikan baik tingkat pendidikan dasar sampai
jenjang pendidikan tinggi.
Sebagian besar guru menerapkan pembelajaran konvensional. Pada
prosesnya

guru

menerangkan

materi

dengan


metode

ceramah,

siswa

mendengarkan kemudian mencatat hal yang dianggap penting. Proses ini adalah
penjelasan guru, siswa hanya pasif mendengarkan uraian materi, menerima dan
menelan begitu saja ilmu atau informasi dari guru. Hal ini tentu berakibat
informasi yang didapat kurang begitu melekat dan membekas pada diri siswa.
Dengan langkah ini siswa juga cepat merasa bosan, jika perasaan ini terus
bertambah tentu akan berdampak buruk bagi siswa, misalnya minat untuk belajar
matematika akan turun serta menjadikan rendahnya kemampuan berpikir kritis
siswa dan dampak selanjutnya prestasi siswa akan turun.
Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa serta prestasi
belajarnya bukanlah hal yang mudah, apalagi kondisi bangsa Indonesia yang
sudah terbiasa dengan pembelajaran yang konvensional. Hal sederhana yang dapat
dilakukan untuk meningkatkannya adalah memperbaiki proses belajar-mengajar.
Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses interkasi antara dua manusia

yaitu guru dan siswa dalam suatu lingkungan belajar.
Telah dikemukakan di atas bahwa matematika merupakan mata pelajaran
yang kurang diminati siswa, maka dengan metodenya guru harus berusaha
menumbuhkan minat atau rasa cinta matematika pada siswa. Pikiran siswa
sebaiknya diarahkan untuk dapat terjun dalam matematika dengan cara melibatkan

secara langsung pada proses pemecahan masalah dalam proses pembelajaran.
Salah satu pemecahan masalah ini dipilih metode Problem Based Instruction
(PBI).
PBI menurut Dewey dalam Trianto (2007: 67) belajar berdasarkan
masalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan antara
dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa
berupa bantuan dan masalah, sedangkan system saraf otak berfungsi menafsirkan
bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai,
dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang
diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna
memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.
Diharapkan dengan strategi ini siswa dapat lebih berpikir kritis dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa lebih memahami materi matematika yang dipelajari.
Melalui uraian di atas dapat disepakati bahwa sikap siswa dalam kegiatan

pembelajaran matematika perlu mendapat pembenahan, sebab sikap seperti itu
akan menghasilkan kemampuan menyerap materi pelajaran yang rendah. Salah
satu hal yang perlu diperhatikan oleh guru adalah perbaikan strategi pembelajaran
yang dipilih, sebab yang menentukan aktivitas siswa adalah strategi pembelajaran
yang digunakan oleh guru. Guru matematika perlu menggunakan pendekatan
pembelajaran yang lebih kooperatif agar aktivitas siswa lebih meningkat. Dengan
strategi PBI diharapkan sikap siswa yang pasif serta prestasi belajar siswa yang
rendah dapat diperbaiki.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa dan prestasi belajar matematika pada siswa kelas VII A SMP Negeri 3
Warureja dalam pembelajaran matematika melalui model PBI.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research (CAR) merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama (Arikunto, 2008: 17).

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Warureja yang dimulai pada
bulan Maret 2012 sampai Juni 2012 dengan mengambil pokok bahasan segi
empat. Subjek penerima tindakan adalah siswa kelas VII A yang berjumlah 36
siswa yakni terdiri dari 18 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki.
Penelitian tindakan merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tahap perencanaan
dilakukan mulai dialog awal dengan membicarakan batasan-batasan masalah dan
cara menyelesaiakannya. Hasil yang didapatkan antara peneliti dan guru adalah
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan prestasi belajar
matematika. Setelah dialog awal peneliti merencanakan tindakan kelas yang berisi
identifikasi

masalah

kelas

dan

perencanaan

solusi

masalah.

Tindakan

pelaksanaaan berdasarkan perencanaan namun tindakan tidak mutlak dikendalikan
oleh rencana. Suatu tindakan yang diputuskan mengandung berbagai resiko
karena terjadi di dalam situasi nyata. Oleh karena itu, rencana tindakan harus
fleksibel dan siap diubah sesuai dengan keadaan yang ada sebagai usaha kearah
perbaikan. Observasi dilakukan sebagai upaya merekam segala peristiwa dan
kegiatan yang terjadi selama tindakan pembelajaran berlangsung. Refleksi
dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan peneliti, guru dan
tim pengamat dalam penelitian tindakan kelas.
Sedangkan untuk mengetahui efektivitas strategi pembelajaran yang
digunakan, penelitian ini mengggunakan metode observasi, catatan lapangan, tes,
wawancara, dan dokumentasi. Analisis hasil pada penelitian ini ditekankan pada
kemampuan berpikir kritis siswa yang dapat dilihat dari sikap siswa yang mampu
menyampaikan pendapat atas pertanyaan yang diajukan, sikap siswa yang mampu
menjawab pertanyaan mengapa keputusan itu diambil, sikap siswa yang mampu
terbuka terhadap perbedaan keputusan dan pendapat orang lain, sikap siswa yang
sanggup menyimak alasan-alasan mengapa orang lain mendapat keputusan yang
berbeda, dan juga ditekan kan pada peningkatan prestasi belajar matematika.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan model problem based instruction (PBI) mendapat tanggapan
positif dari guru, hal ini terbukti dari adanya peningkatan indikator-indikator
kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
matematika pada pokok bahasan segi empat. Tindak mengajar yang dilakukan
guru dengan menerapkan metode PBI dapat membuat siswa mampu berpikir kritis
dalam proses pembelajaran. Tindak mengajar yang dilakukan sudah sesuai dengan
yang diharapkan yaitu menciptakan iklim pembelajaran yang aktif, inovatif dan
kreatif sehingga siswa tidak hanya pasif dalam mengikuti pembelajaran.Selama
pembelajaran siswa juga dapat terlibat aktif dan mampu berpikir kritis.
Berdasarkan tindakan pembelajaran dengan menerapkan metode PBI
secara keseluruhan kemampuan berpikir kritis siswa dan prestasi belajar
matematika mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kemampuan berpikir
kritis yang dimaksud adalah sikap siswa yang mampu menyampaikan pendapat
atas pertanyaan yang diajukan, sikap siswa yang mampu menjawab pertanyaan
mengapa keputusan itu diambil, sikap siswa yang mampu terbuka terhadap
perbedaan keputusan dan pendapat orang lain, sikap siswa yang sanggup
menyimak alasan-alasan mengapa orang lain mendapat keputusan yang berbeda.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses tindakan kelas mengenai
kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar matematika siswa kelas VII A
SMP Negeri 3 Warureja dapat disajikan dalam tabel 1 berikut.

Tabel 1
Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII A SMP
Negeri 3 Warureja Sebelum Dan Setelah Penelitian
Sesudah Penelitian
No
1

2

Indikator
Kemampuan berpikir kritis
Siswa
a. Mampu
menyampaikan
pendapat atas
pertanyaan yang
diajukan
b. Mampu menjawab
pertanyaan mengapa
keputusan itu diambil
c. Terbuka terhadap
keputusan dan
pendapat orang lain
d. Sanggup menyimak
alasan-alasan mengapa
orang lain mendapat
keputusan yang
berbeda
Prestasi belajar

Sebelum
Penelitian

Putaran
I

Putaran
II

Putaran
III

10 siswa
(27,78%)

12 siswa
(33,33%)

20 siswa 26 siswa
(55,55%) (72,22%)

7 siswa
(19,44%)

11 siswa
(30,55%)

17 siswa 27 siswa
(47,22%) (75%)

12 siswa
(33,33 %)

17 siswa
(47,22%)

22 siswa 26 siswa
(61,11%) (72,22%)

11 siswa
(30,55%)

16 siswa
(44,44%)

24 siswa 27 siswa
(66,78%) (75%)

10 siswa
(27,78%)

16 siswa
(44,44%)

23 siswa 28 siswa
(63,88%) (77,78%)

Data penelitian diatas berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis siswa,
dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Data diatas dapat
dilihat secara grafis. Gambar di bawah ini menunjukkan grafik peningkatan
kemampuan berpikir kritis siswa, dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
matematika.

8
7
6
5

Indikator 1

4

Indikator 2

3

Indikator 3

2

Indikator 4

1
0
Sebelum
Penelitian

Putaran 1

Putaran 2

Putaran 3

Gambar 1 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis

Prestasi Belajar
10
8
6
4

Prestasi Belajar

2
0
Sebelum
Penelitian

Putaran 1

Putaran 2

Putaran3

Gambar 2 Peningkatan Prestasi Belajar

Grafik di atas menunjukkan bahwa perubahan tindak belajar yang
berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran setelah
dilakukan tidakan selama tiga siklus. Kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus
pertama sampai dengan siklus terakhir mengalami peningkatan. Indikator
kemampuan menyampaikan pendapat atas pertanyaan yang diajukan meningkat
menjadi 26 siswa (72,22%). Indikator hal mampu menjawab pertanyaan mengapa
keputusan itu diambil meningkat menjadi 27 siswa (75%). Indikator terbuka
terhadap keputusan dan pendapat orang lain meningkat menjadi 26 siswa
(72,22%), dan indikator dalam hal sanggup menyimak alasan-alasan mengapa

orang lain mendapat keputusan yang berbeda meningkat menjadi 27 siswa (75%).
Prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika mengalami peningkatan.
Siswa yang memperoleh nilai lebih dari sama dengan 65 mencapai 28 siswa
(77,78%).
Pengamatan yang dilakukan peneliti, bahwa selama tindakan dengan
menerapkan metode PBI diperoleh hasil bahwa kemampuan berpikir kritis dan
prestasi belajar matematika siswa sudah mulai mengalami peningkatan yang
signifikan.Guru tidak lagi mendominasi pembelajaran dan sudah mengkondisikan
siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan diskusi
kelompok juga sudah tidak didominasi oleh siswa yang pandai. Guru juga sudah
melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan mengenai materi yang dipelajari.
Selain itu siswa juga dituntut untuk menyajikan hasil karya (mempresentasikan
hasil pemesahan masalah pembelajaran).
Secara keseluruhan setelah penerapan tindakan kelas dari siklus I sampai
dengan siklus III dengan metode PBI dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis dan prestasi belajar matematika siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Warureja.
Penelitian tentang peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran matematika telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, salah
satunya telah dilakukan oleh Dwi Nurjanah (2010). Perbedaan penelitian
terdahulu dengan peneliti adalah pada metode pembelajaran dan indikator yang
digunakan. Sedangkan persamaannya terletak pada hasil yang dicapai yaitu
peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika.
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Nurjanah (2010) menyimpulkan bahwa ada
peningkatan aktivitas berpikir kritis dengan menggunakan metode RME sehingga
prestasi belajar siswa meningkat. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti
adalah meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar matematika
melalui model pembelajaran PBI.
Metode pembelajaran yang digunakan peneliti belum digunakan dalam
penelitian sebelumnya. Penerapan strategi pembelajaran ini dapat mengkondisikan
siswa untuk dapat berpikir kritis dalam pembelajaran. Siswa dapat lebih kritis

dalam menyelesaikan permasalahan soal yang diberikan oleh guru secara mandiri
yang dilakukan dengan bimbingan guru.
Menurut

John

R.

Mergendoller

(2005:

1:

49-69)

dalam

The

Interdisciplanary Journal of Problem Based-Learning (PBL) menyimpulkan
bahwa:
“This study compared the effectiveness of problem-based learning (PBL)
and traditional instructional approaches in developing high-school students’
macroeconomics knowledge and examined whether PBL was differentially
effective with students demonstrating different levels of four aptitudes: verbal
ability, interest in economics, preference for group work, and problem-solving
efficacy. Over all, PBL was found to be a more effective instructional approach
for teaching macroeconomics than traditional lecture–discussion. Additional
analyses provided evidence that PBL was more effective than traditional
instruction with students of average verbal ability and below, students who were
more interested in learning economics,and students who were most and least
confident in their ability to solve problems”
Studi ini membandingkan efektivitas pembelajaran berbasis masalah
(PBL)

dan

pendekatan

pengajaran

tradisional

dalam

mengembangkan

pengetahuan makroekonomi SMA siswa dan meneliti apakah PBL adalah
pendekatan yang efektif pada siswa untuk menunjukkan kemampuan verbal,
minat di bidang ekonomi, kemampuan untuk berdiskusi/ kerja kelompok, dan
pemecahan masalah. PBL ditemukan menjadi pendekatan pembelajaran yang
lebih efektif untuk mengajar makroekonomi dibandingkan pembelajaran
tradisional. Tambahan analisis memberikan bukti bahwa PBL adalah lebih efektif
dibandingkan dengan metode tradisional, pada siswa dari kemampuan verbal di
bawah rata-rata, siswa akan lebih tertarik untuk belajar ekonomi, dan siswa akan
percaya diri akan kemampuan mereka untuk memecahkan masalah.
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa untuk
aktif dalam berbagi ide, berpendapat, membuat kesimpulan. Demikian juga pada
proses pembelajaran yang menerapkan model PBI. Berdasarkan hasil yang telah
dicapai dalam penelitian yang telah dilakukan peneliti, berarti peneliti

memperkuat penelitian-penelitian terdahulu dan memperkuat pendapat para ahli.
Penerapan model pembelajaran PBI telah meningkatkan kemampuan berpikir
kritis dan prestasi belajar matematika siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Warureja.
Hal ini mendukung diterimanya hipotesis penelitian tindakan kelas yaitu jika guru
menerapkan model pembelajaran PBI dalam pembelajaran akan meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar matematika siswa.

SIMPULAN
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian tindakan kelas yang
telah dilakukan secara kolaboratif antara peneliti, guru matematika kelas VII A,
dan kepala sekolah antara lain adalah adanya peningkatan kemampuan berpikir
kritis siswa dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari (1) Sikap siswa yang
mampu menyampaikan pendapat atas pertanyaan yang diajukan meningkat dari
27,78% sebelum tindakan menjadi 72,22% pada akhir tindakan, (2) Sikap siswa
yang mampu menjawab pertanyaan mengapa keputusan itu diambil meningkat
dari 19,44% sebelum tindakan menjadi 75% pada akhir tindakan, (3) Sikap siswa
yang terbuka terhadap keputusan dan pendapat orang lain meningkat dari 33,33%
sebelum tindakan menjadi 72,22% pada akhir tindakan, (4) Sikap siswa yang
sanggup menyimak alasan-alasan mengapa orang lain mendapat keputusan yang
berbeda meningkat dari 30,55% sebelum tindakan menjadi 75% pada akhir
tindakan. 2) Adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
matematika meningkat dari 27,78% sebelum tindakan menjadi 77,78% pada akhir
tindakan.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Mergendoller, John R dan Nan L Maxwell. 2005. “The Effectiveness of ProblemBased Instruction: A Comparative Study of Instructional Methos and
Student Characteristics”. The Interdisciplinary Journal of Problem BasedLearning / Vol. 1, No. 2. 1-69.
Nurjanah, Dwi. 2010. Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui
Pendekatan RME. Skripsi. Surakarta: UMS (Tidak dipublikasikan).
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Prestasi Pustaka: Jakarta.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM TULISAN ARGUMENTATIF SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Ekperimen pada Siswa Kelas VII SMP Satya Dharma

2 29 64

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM TULISAN ARGUMENTATIF (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Satya Dharma Sudjana Tahun Ajaran 2014/2015 Materi Pokok Memprediksi Pengaruh Kepadatan P

1 13 62

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA MATA KULIAH FILSAFAT SAINS

2 2 8

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 4 SD Nege

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 4 SD Nege

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Mata Pelajaran Matematika Kelas 4 SD Nege

0 0 251

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 Sek

0 1 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 1 Banyukembar

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 1 Banyukembar

0 33 154