PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM TULISAN ARGUMENTATIF (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Satya Dharma Sudjana Tahun Ajaran 2014/2015 Materi Pokok Memprediksi Pengaruh Kepadatan P

(1)

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM TULISAN ARGUMENTATIF

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Satya Dharma Sudjana Tahun Ajaran 2014/2015 Materi Pokok Memprediksi Pengaruh

Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan) Oleh

MELRISDA PERDANA SARI

Hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi kelas VII SMP Satya Dharma Sudjana, Lampung Tengah, diketahui bahwa berpikir kreatif oleh siswa belum dikembangkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh model Problem Based Instruction (PBI) terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam tulisan argumentatif siswa.

Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain pretes postes kelas tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII2 dan VII3, yang dipilih dari populasi secara purposive sampling. Data kuantitatif yaitu data kemampuan berpikir kreatif dalam tulisan argumentatif, diperoleh dari rata-rata nilai pretes dan posttes yang dianalisis secara statistik menggunakan Uji-t pada taraf kepercayaan 5 % dengan program SPSS 17. Data kualitatif berupa tanggapan siswa mengenai penggunaan model PBI, diperoleh dari tanggapan siswa, yang dianalisis secara deskriptif.


(2)

iii

Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa rata-rata N-gain berpikir kreatif siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol

(eksperimen = 52,33%; kontrol = 40,04%). Selain itu, kemampuan berpikir kreatif dalam tulisan argumentatif yang dinilai melalui tiga indikator kemampuan berpikir kreatif luwes yang meliputi memberikan jawaban yang bervariasi, melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, dan memberikan banyak solusi, mengalami peningkatan dengan rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi diripada kelas kontrol (eksperimen = 54,91%; kontrol = 43,79%). Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model PBI dalam pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBI berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Kata kunci : Problem Based Instruction, Kemampuan Berpikir Kreatif, Tulisan Argumentatif, dan Populasi Manusia


(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF DALAM TULISAN ARGUMENTATIF

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Satya Dharma Sudjana Tahun Ajaran 2014/2015 Materi Pokok Memprediksi Pengaruh

Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan)

Oleh

MELRISDA PERDANA SARI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2015


(4)

F'-k F i ts ! EE h !

;

F E F E F E E lr }-k ! t: 1: fi,

\

t: i..

t. :. .. i: :..

G: a-_ f,:

i.,

C . 4...

l: j

t-:

I l. 't t. K -.! ('.'t

!

S

::-! ;.

t "tt' x : )':. ':.

l. -: 1,

:,,

: -r.

f 'r :

tI r -a

{

'r.i:;lt+-tii.tt

;$


(5)

: i,.

t. :',. ';: :.;

''." ',,| !

;t\)

'..'.r,;l i') .'l;, )1'.':

t:. 4..::.. .

.".i:t::.:,

:.a., 1,.-:. ,:'.a

,:'' Rini Rita

t

Marpau'ng; &Pd:r,trrp6. !::t":. t' .

'''" : :,':.t' .: , . P.efrguji

:'

"':

: '

:"

t t:'

Bukzur Pembimbing :

,:.tl::t- '

' : :: t ::': t' :')l

'i.,:;;, t i:l 1 .

\:f,

-1

1.,,

" Bujang Rehman :Fil-Si; 9600315 198503

i.ffi:

-.. j


(6)

PER}{YATAANT SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

Nomor Pokok Mahasiswa Program Studi

Jurusan

Melrisda Perdana Sari

111.3A24044

Pendidikan Biologi

Pendidikan MIPA

Dengan ini Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanan di suatuperguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkar oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalarn daftarpustaka.

Apabila temyata kelak di kernudian hari terbulcti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggmg jawab sepenuhnya.

Bandar Larnpung, lt Agustus 2015 Yang rnenyatakan


(7)

RIWAYAT HIDUP

Kapuas (1999-2000), SDN 4 Palangkaraya (2000-20001), dan lulus di SDN 6 Metro Selatan (2001-2005), SMPN 3 Metro (2005-2008), dan SMAN 1 Metro (2008 -2011). Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Undangan.

Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi Dasar. Pada tahun 2012-2013, penulis merupakan Adiv Seni dan Kreativitas Himasakata

(2012/2013). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Pesisir Selatan dan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di desa Tanjung Jati, Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2014, dan penelitian pendidikan di SMP Satya Dharma Sudjana Gunung Madu, Lampung Tengah, untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. tahun 2015. Penulis dapat dihubungi pada alamat Jl.Jati No.16 Kelurahan Margodadi, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro. Peneliti dapat dihubungi di No. Hp 08978935888, Email melrisdaperdanasari@gmail.com.

Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak Riswanto dengan Ibu Misilah yang dilahirkan di Metro pada tanggal 7 Juli 1994. Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Mekar Sari (1997-1999), SDN 1 Bereng Belawan


(8)

Dengan Menyebut Nama Alah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

teruntuk

KELUARGAKU...

Atas dukungan yang melimpah,

atas kesabaran dan pengertian,


(9)

Motto

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaumnya, sebelum mereka

mengubah keadaan diri mereka sendiri

(QS. Ar-

Ra’d : 11)

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah)

dengan sabar dan shalat.

(Q.S. Al-Baqarah : 45)

Seperti

apa pun buruknya kemarinmu, hari ini engkau masih tetap bisa mengupayakan

esok yang lebih baik

(Mario Teguh)

Jangan putus asa.

Tuhan tidak pernah membuat jalan buntu bagi orang yang mengupayakan kebaikan bagi

diri dan keluarganya.

Selalu ada jalan. Kita akan disampaikan.


(10)

xi

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Intruction (PBI) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Tulisan Argumentatif” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.

3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Progam Studi Pendidikan Biologi. 4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I atas motivasi, saran, dan

masukannya.

5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd, selaku Pembimbing II atas motivasi, saran, dan masukannya.

6. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas bimbingan dan masukannya.

7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala ilmu yang telah diberikan. 8. Bapak Riswanto dengan Ibu Misilah, orangtuaku tercinta, dan keluarga

tersayang atas limpahan kasih sayang, motivasi, dan materi yang tidak terhitung.


(11)

xii

9. Seluruh sejawat perjuangan mahasiswa Pendidikan Biologi 2011 atas kesediaannya dalam membantu dalam kelancaran penelitian ini.

10.Sahabat terbaik: Muhammad Randi Akbar, S.Ked, See you next on the top! 11.Sahabat terbaik selama di kampus ini: Ayu Putri Prahastini, Yuniar Aprilia, Mei Triani, Galuh Sywi, Nyinang Andani, Dewi Khoirunnisa, dan yang tak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas kebersamaan dan

persahabatan yang terjalin. Semoga persahabatan ini tidak berakhir seiring berakhirnya masa studi kita. Aamiin

12.Keluarga super KKN-KT Tanjung Jati 2014: Housemates Eni Kartika, S.Pd. dan Maryati Putri Utami, S.Pd., serta Zakiyah, S.Pd., Yuyun Lestari, Realita Siwi J.N., Hilda Fatah Asih Amrilah, S.Pd., Agung Aditya Utomo, Aal Ardiansyah, S.Pd., dan Yuda Bimantara, S.Pd.

13.Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, Aamiiin.

Bandar Lampung, Agustus 2015 Penulis


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Sintak Problem Based Instruction (PBI) ... 16

2. Ciri-Ciri Kemampuan Berpikir Kreatif Menurut Munandar ... 20

3. Langkah-langkah Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 25

4. Langkah-langkah Pembelajaran Kelas Kontrol ... 29

5. Jenis Data, Instrumen, Waktu Pengambilan Data, serta Analisis Data yang digunakan ... 32

6. Rubrik Penilaian KBK untuk PretestPosttest ... 33

7. Pernyataan Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBI ... 35

8. Kriteria N-gain ... 37

9. Penskoran Per Jawaban Angket ... 40

10.Data Angket Tanggapan Model Pembelajaran PBI ... 40

11.Kriteria Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran PBI ... 41

12.Hasil Uji Statistik Nilai Pretest, Posttest, dan N-gain Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 42

13.Hasil Uji Statistik Terhadap Rata-rata N-Gain Indikator Berpikir Kreatif dalam Tulisan Argumentatif Siswa ... 44

14.Kriteria N-gain Per Indikator Soal PretestPosttest Berpikir Kreatif dalam Tulisan Argumentatif Siswa ... 44

15.Nilai Pretest, Posttest, dan N-gain Siswa Kelas Eksperimen (VII.3) .... 113


(13)

xvi

17.Analisis Per Indikator Soal Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 115 18.Analisis Per Indikator Soal Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 117 19.Analisis Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Model


(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 11 2. Desain PretestPostest Kelompok Non Ekuivalen ... 25 3. Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Model

Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) ... 47 4. Contoh 1: Jawaban siswa pada indikator A yaitu memberikan jawaban

yang bervariasi (LKS.3 pertemuan 2 Kelas Eksperimen) ... 48 5. Contoh 2: Jawaban siswa pada indikator A yaitu memberikan jawaban

yang bervariasi (LKS.1 pertemuan 1 Kelas Kontrol)... 49 6. Contoh 3: Jawaban siswa pada indikator B yaitu melihat masalah dari

sudut pandang yang berbeda-beda (LKS.1 Kelas Eksperimen) ... 50 7. Contoh 4: Jawaban siswa pada indikator B yaitu melihat masalah dari

sudut pandang yang berbeda-beda (LKS.3 Kelas Kontrol) ... 51 8. Contoh 5: Jawaban siswa pada indikator C yaitu memberikan banyak

solusi (LKS.1 pertemuan 2 Kelas Eksperimen) ... 52 9. Contoh 6: Jawaban siswa pada indikator B yaitu memberikan banyak


(15)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

F. Kerangka Pikir ... 8

G. Hipotesis ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) ... 11

B. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 17

C. Tulisan Argumentatif ... 21

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Desain Penelitian ... 23

D. Prosedur Penelitian ... 24

E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan ... 46

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 53

B. Saran ... 53


(16)

xiv LAMPIRAN

1. Silabus Kelas Eksperimen ... 61

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 62

3. Silabus Kelas Kontrol ... 73

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 75

5. Kisi-kisi Soal PretestPostest ... 83

6. Soal PretestPostest ... 88

7. Rubrik Penilaian PretestPostest ... 91

8. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ... 92

9. Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol ... 96

10.Kunci Jawaban LKS Kelas Eksperimen... ... 100

11.Kunci Jawaban LKS Kelas Kontrol... .... 104

12.Rubrik Penilaian LKS Kelas Eksperimen... 108

13.Rubrik Penilaian LKS Kelas Kontrol... ... 110

14.Lembar Angket Tanggapan Siswa ... 112

15.Data Penelitian ... 113


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, terdapat beberapa kompetensi yang terkait dengan penguasaan keterampilan berfikir, diantaranya yaitu lulusan harus dapat membangun, menggunakan dan menerapkan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif, serta menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif (Kemendikbud, 2006: 2). Kurikulum 2006 yang dikenal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai siswa disamping materi isi yang merupakan pemahaman konsep. Salah satu keterampilan itu adalah keterampilan berfikir kreatif.

Sejalan dengan hal itu, dalam perkembangan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013, kualitas yang perlu dikembangkan dan harus terealisasikan dalam proses pembelajaran salah satunya kreativitas. Untuk mencapai kualitas tersebut, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang berpusat pada siswa dan mengembangkan kreativitas siswa (Kemendikbud, 2013: 9). Perkembangan kurikulum ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak lagi


(18)

2

mengharapkan pembelajaran yang berpusat pada guru atau teacher centered, melainkan harus berpusat pada siswa atau student centered. Hal tersebut dikarenakan, guru saat ini bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Guru hanya seorang fasilitator dalam proses pembelajaran, untuk

membimbing bagaimana siswa belajar dan membangun sendiri pengetahuannya.

Pembelajaran yang berpusat pada siswa membutuhkan keterampilan berpikir kreatif, karena siswa mencari sendiri pemecahan masalah yang ada di

kehidupan sekitar melalui pengetahuan yang diperolehnya. Keterampilan berpikir kreatif sebagai aktivitas mental merupakan aktivitas yang tidak tampak, tetapi keterampilan berpikir kreatif dapat diukur melalui bentuk-bentuk aktivitas berbicara dan menulis (Setiyaningsih, 2008: 99). Dalam komunikasi ilmiah sering mempergunakan aspek tulisan yang bersifat argumentatif. Tulisan argumentasi adalah tulisan yang membuktikan

kebenaran atau ketidakbenaran dari sebuah pernyataan (Fathiaty, 2013: 530). Tulisan argumentatif mengacu pada teori argumen berdasarkan logika. Sehingga dapat dikatakan kemampuan berpikir seseorang dapat tercermin dari kemampuannya dalam berargumentasi atau tercermin dari tulisan argumentatifnya. Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa seharusnya pembelajaran IPA dengan strateginya dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa, karena IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu, sikap, rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang


(19)

3

dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah (Kemendikbud, 2006: 2).

Kenyataanya pembelajaran di Indonesia pada umumnya masih belum pengembangan keterampilan berpikir kreatif. Hal itu dibuktikan dari hasil rendahnya skor kretivitas Indonesia dalam Global Creativity Index (GCI) yang dilakukan oleh Martin Prosperity Institute (MPI), yang menempatkan Indonesia pada peringkat 81 dari 82 negara peserta, dengan skor 0,037 (MPI, 2011: 49). Selain itu, evaluasi pendidikan di Indonesia seperti Ujian Nasional (UN) dapat dijadikan gambaran bahwa pengembangan keterampilan berpikir kreatif belum menjadi fokus tujuan pembelajaran. UN menjadikan siswa hanya untuk fokus bagaimana belajar menjawab atau menyelesaikan tes yang berupa pilihan jamak. Hal ini menunjukkan pembelajaran yang

mengembangkan berpikir kreatif belum ditangani dengan baik.

Kenyataan lain dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di SMP Satya Dharma Sudjana kelas VII. Hasil ulangan siswa mata pelajaran IPA kelas VII masih banyak yang berada di bawah KKM 75 yaitu dengan rata rata 64,5. Hal itu menunjukkan kemampuan berpikir siswa masih rendah. Sedangkan hasil observasi siswa kelas VII ditemukan beberapa hal yaitu, kurangnya siswa dalam mengajukan pertanyaan dan gagasan kepada guru, hal ini terbukti ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang disampaikan, ternyata hanya satu atau dua siswa saja yang bertannya. Daya imajinasi siswa masih kurang, terbukti pada saat


(20)

4

dalam penyelesaian masalah. Ketika diskusi siswa kurang berani dalam menyatakan pendapat sendiri dan menanggapi pendapat orang lain, terbukti ketika diskusi berlangsung siswa cenderung diam. Dari permasalahan tersebut dapat peneliti analisis bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dalam

pembelajaran masih rendah.

Selain faktor dari siswa, faktor lain dari guru dalam menyampaikan materi kepada siswa juga mempengaruhi rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa. Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah sedangkan siswa hanya mencatat dan memperhatikan. Kebiasaan mencatat saat guru

menyampaikan materi juga tidak mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa, sebab siswa hanya akan memindahkan apa yang disampaikan guru dalam bentuk tulisan bukan dilatih untuk memindahkan apa yang

difikirkannya berupa gagasan, ide, ataupun solusi dalam pemecahan masalah.

Dalam mengatasi masalah tersebut, maka perlu pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Salah satu pembelajaran itu adalah pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). Model pembelajaranPBI adalah pembelajaran berdasarkan masalah yang dilandasi oleh teori belajar konstruktivisme. Sejalan dengan Suryani dan Agung (2012: 115), bahwa pembelajaran berbasis masalah berorientasi pada pemberian permasalahan kepada siswa, mendiagnosis masalah, guru

membimbing proses pengumpulan data, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil. Dengan begitu


(21)

5

siswa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah, siswa akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang benar-benar bermakna.

Dalam menyelesaikan masalah siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya seperti menghidupkan imajinasi, menghasilkan berbagai ide atau gagasan dan, memiliki mental yang terkait dengan kepekaan terhadap masalah. Siswa dapat mempertimbangkan informasi baru, ide-ide yang tidak biasanya dengan suatu pikiran terbuka, serta dapat membuat hubungan-hubungan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga model pembelajaran PBI dapat menstimulus siswa untuk berpikir kreatif.

Penerapan proses pembelajaran melalui pembelajaran PBI dari hasil

penelitian Tursina (2008: 8), terbukti dapat meningkatkan keaktifan berpikir siswa. Peningkatan tersebut tergambar secara jelas meliputi keaktifan fisik dan keaktifan berpikir siswa selama proses pembelajaran, sehingga dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menerapkan proses pembelajaran yang melatih siswa untuk berpikir kritis dan kreatif yang mendorong siswa menemukan sendiri konsepnya.

Selain itu materi pelajaran biologi, memprediksi dampak pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan dirasa sesuai dengan model PBI dalam meningkatkan berpikir kreatif yang dapat dilihat dari tulisan argumentatif. Dalam hal ini, siswa dapat belajar dengan berbasis masalah kepadatan penduduk. Siswa didorong untuk berfikir kreatif dengan memprediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan dan mencari solusi permasalahannya. Dengan demikian kemampuan berpikir kreatif siswa


(22)

6

akan tercermin dari argumennya yang dituangkan dalam bentuk tulisan argumentatif.

Bedasarkan latar belakang, maka dilakukan penelitian untuk melihat

kemampuan berfikir kreatif siswa melalui model pembelajaran PBI, dengan judul yaitu “Pengaruh Model PBI Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Tulisan Argumentatif Siswa Pada Materi Pokok Memprediksi

Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan Kelas VII SMP Satya Dharma Sudjana Tahun Ajaran 2014/2015“.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pengaruh model PBI terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam tulisan argumentatif siswa pada materi pokok memprediksi

pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan kelas VII SMP Satya Dharma Sudjana Tahun Ajaran 2014/2015?

2. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap model PBI pada materi pokok memprediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan kelas VII SMP Satya Dharma Sudjana Tahun Ajaran 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:


(23)

7

1. Pengaruh model PBI terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam tulisan argumentatif siswa pada materi pokok memprediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan kelas VII SMP Satya Dharma Sudjana Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Tanggapan siswa terhadap model PBI pada materi pokok memprediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan kelas VII SMP Satya Dharma Sudjana Tahun Ajaran 2014/2015.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, dapat memberikan pengalaman dalam penyusunan strategi pembelajaran yang efektif dan pengalaman mengajar dikelas.

2. Bagi siswa, dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif melalui pembelajaran PBI sehingga pembelajaran tidak monoton, selain itu meningkatkan penguasaan materi IPA yang ditunjukkan dari hasil belajar.

3. Bagi guru, dapat menambah wawasan terhadap model pembelajaran yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran, dan juga memberikan solusi terhadap masalah atau kendala yang berkenaan dengan pelaksanaan pembelajaran IPA.

4. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu proses pembelajaran yang mampu meningkatkan penguasaan konsep IPA siswa sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas.


(24)

8

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut.

1. Model pembelajaran PBI merupakan model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat memecahkan masalah dengan menyusun pengetahuannya sendiri, mengembangkan kemandirian dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri 2. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang diamati pada penelitian ini adalah

kemampuan berpikir luwes (flexibility): (a) menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, (b) dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, dan (c) mencari banyak solusi permasalahan, Munandar, (2009: 88-89), diintegrasikan dengan tulisan argumentatif: (a) pernyataan alasan (warrant), (b) pendukung alasan (backing) berupa fakta, Toulmin, Rickard, dan Allan (1979: 25), yang diwujudkan dalam indikator oprasional.

3. Materi pokok KD 7.3 memprediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan.

4. Sampel penelitian adalah kelas VII 3 yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VII 2 yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol di SMP Satya Dharma Sudjana Tahun Ajaran 2014/2015.

F. Kerangka Pikir

Kemampuan berpikir kreatif penting dikembangkan dalam pembelajaran IPA, karena pembelajaran IPA menuntut siswa dalam memecahkan masalah.


(25)

9

Upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif yang tercermin dalam tulisan argumentatif, dapat melalui model pembelajaran PBI. Dalam pembelajaran ini siswa akan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan pembelajaran ini terdiri dari tujuh tahap.

Adapun tujuh tahap itu adalah: (1) menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan sarana atau alat pendukung dibutuhkan, (2) mengorientasikan siswa terhadap masalah, tahap ini siswa dihadapkan pada permasalahan dari guru. Berpikir luwes akan muncul dari pertanyaan siswa kepada guru berkaitan dengan permaslahan yang diberikan, (3) mengorganisasikan siswa untuk belajar. Kemampuan berpikir kreatif akan muncul karena pada tahap ini siswa dituntut untuk saling bertukar pikiran antar anggota kelompok yang memungkinkan muncul berpikir luwes karena dalam kelompoknya siswa dapat menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi. (4) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Pada tahap ini siswa dituntut mengeluarkan ide – idenya sendiri, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru melalui penyelidikan, (5) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini siswa

mempresentasikan proses berpikir mereka sendiri. Dari proses berpikirnya, siswa akan menuangkannya dalam bentuk tulisan berupa tulisan argumentatif, (6) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, siswa

diminta untuk menganalisis dari hasil keterampilan penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan, (7) Membuat kesimpulan, siswa akan


(26)

10

berpikir untuk membuat kesimpulan dari proses pemecahan massalah yang telah dilakukan.

Pembelajaran ini bersifat student center, maka guru hanya menjadi fasilitator dalam pembelajaran. Dengan demikian diharapkan dengan pembelajaran PBI ini kemampuan kemampuan berpikir kreatif yang tercermin dalam tulisan argumentatif dapat meningkat.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah model PBI, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan dan berpikir kreatif yang terintegrasi dalam tulisan argumentatif. Hubungan antara kedua variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut.

Keterangan:

X: Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Y: Kemampuan berfikir kreatif dalam tulisan argumentatif Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan model PBI mempengaruhi berpikir kreatif dalam tulisan argumentatif siswa.

Y X


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk

membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari pernyataan tersebut, jelas bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya (Trianto, 2009: 17).

Sejalan dengan hal itu, belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan peserta didik. Interaksi bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar pembelajaran yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan (Suryani dan Agung, 2012: 1). Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, megnkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk


(28)

12

mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya (Kurniasih dan Sani, 2014: 63). Dalam psikologi pendidikan teori ini dikelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivisme. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapakan pengetahuan, siswa perlu didorong untuk bekerja

memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha keras dengan ide-idenya.

Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuannya didalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar (Trianto, 2009: 8). Salah satu model pembelajaran yang termasuk kedalam teori konstruktivis adalah PBI.

Menurut Hamalik (2003: 24), model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan

pengajaran dan membimbing pengajaran di kelas. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka

konseptual dalam wujud suatu perencanaan pembelajaran yang melukiskan prosedur sistematis yang digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran di kelas. Sejalan dengan hal itu menurut Zubaedi (2011: 185-186), bahwa model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai


(29)

13

akhir yang disampaikan secara khusus oleh guru di kelas. Istilah model pembelajaran menurut Sanjaya (2006: 128), mempunyai empat ciri khusus yakni: 1) rasional teoretik yang logis yang disusun oleh para pencipta, 2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar, 3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat berhasil, 4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang

membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Model pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis. Pada model ini pembelajaran dimulai dari menyajikan permasalahan nyata yang

penyelesaiannya membutuhkan kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, guru memberikan contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa (Trianto, 2009: 90-92).

Secara umum penerapan model ini dimulai dengan adanya masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik. Masalah tersebut dapat berasal dari peserta didik atau pendidik. Peserta didik akan memusatkan pembelajaran disekitar masalah tersebut, dengan arti lain, peserta didik belajar teori dan metode ilmiah agar dapat memecahkan masalah yang menjadi pusat perhatiannya.


(30)

14

Pemecahan masalah dalam PBI harus sesuai dengan langkah-langkah metode ilmiah. Dengan demikian peserta didik belajar memecahkan masalah secara sistematis dan terencana (Suryani dan Agung, 2012: 112-113). Sejalan dengan hal itu Sanjaya (2008: 214), menyebutkan beberpa karakteristik pembelajaran berbasis masalah yaitu: 1) sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran, 2) aktivitas pembelajaran diarahkan untuk memecahkan masalah, dan 3) pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir ilmiah. PBI adalah metode pendidikan berpusat pada peserta didik . Dengan menggunakan pendekatan ini, peserta didik secara progresif diberikan

semakin banyak tanggung jawab pendidikan mereka sendiri dan menjadi

semakin mandiri. PBI menghasilkan pelajar yang mandiri yang dapat terus

belajar sendiri dalam kehidupan dan dalam karir yang mereka pilih (Barrows,

2014).

Model pembelajaran PBI menurut Arends (dalam Trianto, 2009: 93) mempunyai ciri-iri sebagai berikut:

1. Pengajuan pertanyaan atau masalah.

PBI mengorganisasikan siswa pada masalah-masalah atau pertanyaan dalam kehidupan nyata yang penting secara sosial dan bermakna bagi siswa.

2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.

Masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran, meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu.


(31)

15

3. Penyelidikan autentik.

Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian masalah, seperti menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, memprediksi, mengumpulkan dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen, dan merumuskan kesimpulan.

4. Menghasilkan produk dan memamerkan.

PBI menuntut siswa menghasilkan produk atau karya berupa pemecahan masalah serta memamerkan produk tersebut.

5. Kolaborasi.

PBI dicirikan dengan kerjasama antar siswa, dengan berpasangan atau kelompok kecil dalam melakukan penyelidikan masalah dan penyusunan solusi atas permasalahan tersebut.

Peran guru dalam pembelajaran PBI menurut Ibrahim (dalam Trianto, 2009: 97), berbeda dengan pembelajaran tradisional. Peran guru dalam

pembelajaran PBI antara lain yaitu: 1) mengorientasikan siswa pada masalah, 2) memfasilitasi dan membimbing siswa dalam melakukan penyelidikan, 3) memfasilitasi siswa dalam berdiskusi, dan 4) mendukung siswa dalam belajar.

Sintak suatu pembelajaran berisi langkah-langkah praktis yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Pada pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari 7 (tujuh) langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan


(32)

16

diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Ketujuh langkah tersebut dijelaskan berdasarkan langkah-langkah pada Tabel 1

Tabel 1. Sintak PBI

No. Sintaks PBI Tahap- 1

Guru menjelaskan tahapan pembelajaran PBI

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan sarana atau alat pendukung dibutuhkan

Tahap- 2

Orientasi siswa pada masalah

Mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah antar disiplin Tahap- 3

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk

mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

Tahap- 4 Membimbing

penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, mengumpulkan data, hipotesis, pemecahan masalah.

Tahap- 5

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa untuk

merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model serta membantu mereka untuk memberi tugas dengan temannya

Tahap- 6

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

Tahap-7

Membuat kesimpulan

Guru membantu siswa dalam membuat kesimpulan dari proses pemecahan massalah yang telah dilakukan

Sumber: Komalasari (2010: 59)

Suryani dan Agung (2012: 15), menyimpulkan bahwa sintaks strategi pembelajaran berbasis masalah terdiri dari memberikan orientasi permasalahan kepada peserta didik, mendiagnosis masalah, pendidik membimbing proses pengumpulan data individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis, dan


(33)

17

diterapkan melalui kegiatan individu, maupun kegiatan kelompok. Penerapan ini tergantung pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan materi yang akan diajarkan. Apabila materi yang akan diajarkan dirasa membutuhkan pemikiran yang dalam, maka sebaiknya pembelajaran dilakukan melalui kegiatan kelompk, begitu pula sebaliknya.

Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki tujuan yaitu: (1) membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah, (2) belajar peranan orang dewasa yang autentik, dan (3) menjadi pembelajar yang mandiri. Selain tujuan pembelajaran, model pengajaran berdasarkan masalah memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan PBI sebagai suatu model pembelajaran adalah: (1) Realistik dengan kehidupan siswa, (2) konsep sesuai dengan kebutuhan siswa, (3) memupuk sifat inquiri siswa, (4) retensi konsep menjadi kuat, (5) memupuk kemampuan

menyelesaikan masalah.selain kelebihan tersebut PBI juga memiliki beberapa kekurangan antara lain: (1) persiapan pembelajran (alat, masalah, dan konsep) yang kompleks, (2) sulitnya mencari masalah yang relevan (3) sering terjadi miss-konsepsi, dan (4) konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam proses penyelidikan, sehingga terkadang banyak waktu yang tersita untuk proses tersebut (Trianto, 2009: 96-97).

B. Berpikir Kreatif

Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir mengenai sesuatu, dalam cara yang baru dan tidak biasa serta memikirkan solusi-solusi unik terhadap


(34)

18

berpikir kreatif adalah kebiasaan berpikir yang bersifat menggali, menghidupkan imaginasi, intuisi, menumbuhkan potensi-potensi besar membuka pandangan-pandangan yang menimbulkan kekaguman dalam pikiran-pikiran yang tak terduga.

Berpikir kreatif adalah kunci utama yang membuat orang-orang tersebut

mencapai keberhasilan. Berpikir kreatif melaju kencang saat tidak ada solusi yang terbatas, terjadi ketika seseorang memikirkan sebuah persoalan terbuka,

memancing anak-anak dalam berpikir kritis, menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki, dan menjelajahi cara berpikir pada tingkat yang lebih tinggi tentang topik atau subyek yang dihadapi dan mengolah gagasan mereka. Dalam prosesnya mereka membuka pikiran terhadap kemungkinan yang baru dan lebih asli. Proses itu yang akan menghasilkan berpikir kreatif (Tynan, 2005: 105-106).

Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, diskusi, yang menyebabkan seseorang mampu

memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan. Sejalan dengan Sanjaya (2008: 154-159), diskusi merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk menginplementasikan strategi pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Strategi ini diharapkan bisa mendorong siswa untuk dapat meningkatkan

kemampuan berpikir ilmiah serta dapat mengembangkan pengetahuan siswa. Hal

ini sejalan Ruseffendi (1998: 239), yang menyatakan bahwa, dengan siswa dilatih menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah adalah dapat meningkatkan motivasi dan menumbuhkan sifat kreatif.


(35)

19

Selain itu menurut Arma (dalam Iksan 2010: 71), bahwa pembelajaran yang

berpusat pada siswa (student center) mampu membentuk karakter kreatif, kemandirian, tanggung jawab dan inovatif pada diri peserta didik.

Berdasarkan pengertian tersebut, pemanfaatan diskusi oleh guru mempunyai arti memahami apa yang ada didalam pemikiran siswa dan bagaimana memproses gagasan dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung baik antara siswa maupun komunikasi guru dengan siswa, sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial dimana guru dapat membantu siswa menganalisis proses berpikir mereka (Trianto, 2007: 117-178).

Dalam menilai kemampuan berpikir kreatif menggunakan acuan yangdibuat Munandar (2009: 192), yang mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kreatifdirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan aspek – aspek sebagai berikut:

a. Berpikir lancar (fluent thinking) atau kelancaran yang menyebabkan seseorang mampumencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan.

b. Berpikr luwes (flexible thinking) atau kelenturan yang menyebabkan seseorang mampu menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi.

c. Berpikir Orisinil (original thinking) yang menyebabkan seseorang mampu melahirkan ungkapan-ungkapan yang baru dan unik atau mampu

menemuka kombinasi-kombinasi yang tidak biasa dar unsur-unsur yang biasa.


(36)

20

d. Keterampilan mengelaborasi (elaboration ability) yang menyebabkan seseorang mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan. Adapun tabel ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif menurut Munandar adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Ciri-Ciri Kemampuan Berpikir Kreatif

Ciri-ciri Indikator (perilaku siswa) 1. Berpikir lancar

(fluency)

a. Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan b. Memberikan banyak cara atau saran untuk

melakukan berbagai hal

c. Selalu memberikan lebih dari satu jawaban 2. Berpikir luwes

(flexibility)

a. Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi

b. Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbedabeda

c. Mencari banyak alternative

d. Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran

3. Berpikir orisinal (Originaly)

a. Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik

b. Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri

c. Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur

4. Keterampilan mengelaborasi

a. Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk

b. Menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu obyek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik

Sumber: Munandar (2009: 192)

Walaupun secara ilmiah manusia itu kreatif, tetapi dalam kenyataannya proses berpikir kreatif tidak tercipta dan berjalan mulus. Faktor-faktor internal dan eksternal sering kali muncul menimbulkan hambatan. Faktor-faktor tersebut mencakup: (1) hambatan dalam diri siswa, (2) kegagalan mencari orang yang tepat, (3) pembatasan karena aturan dan tuntutan, (4) sikap pasif, menerima, atau bertanya, (5) memisahkan suatu hal dalam lingkup yang tertutup, (6)


(37)

21

mengabaikan atau membunuh intuisi, (7) takut berbuat salah, (8) tidak ada untuk mengembangkan hal baru (Sukmadinata dan Erliany, 2012: 126).

C. Tulisan Argumentatif

Pengertian argumen bermakna ‘alasan’. Argumentasi berarti pemberian alasan yang kuat dan meyakinkan (Kosasih, 2003: 50). Dengan demikian, paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan, contoh dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Alasan-alasan, bukti-bukti dan sejenisnya digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar mereka menyetujui pendapat, sikap, atau keyakinan. Selanjutnya menurut Keraf (2007: 3),

argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya mau bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis. Melalui tulisan argumentasi, penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.

Keterampilan argumentasi menjadi salah satu kompetensi yang dibutuhkan dewasa ini karena dapat mengembangkan keterampilan berpikir kreatif. Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi pembaca, agar menerima pendapatnya (Alwi, 2001: 45).

Aspek isi tulisan argumentatif mengacu pada teori argumen berdasarkan logika Toulmin, yang terdiri atas elemen (1) pernyataan posisi (claim), (2)


(38)

22

data (grounds), (3) jaminan (warrants), (4) pendukung (backing), (5) keterangan modalitas (modal qualifier), dan (6) kondisi pengecualian

(possible rebuttal) (Toulmin, Rickard, dan Allan, 1979: 25). Logika Toulmin dipilih karena teori ini mendorong mahasiswa untuk memberikan alasan secara mendalam.

Beberapa indikator untuk menilai tulisan argumentasi sebagai berikut;

Pertama, tulisan argumentasi merupakan hasil pemikiran yang kritis dan logis. Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Kedua, menampilkan fakta-fakta yang dapat diuji kebenarannya. Ketiga, tulisan argumentasi

bertujuan untuk mempengaruhi dan berusaha meyakinkan pembaca tentang kebenaran suatu pendapat, dan merubah keyakinan pembaca sesuai dengan apa yang diyakini penulis (Rizana, 2012: 45).


(39)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei, semester genap tahun pelajaran 2014/2015, bulan April 2015 bertempat di SMP Satya Dharma Sudjana, Lampung Tengah.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII semester genap SMP Satya Dharma Sudjana Tahun Ajaran 2014/2015. Sampel penelitian ini dipilih dengan mengunakan teknik purposive sampling, sehingga didapatkan sampel kelas VII 3 yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VII 2 yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol. Cara penetapan kelas-kelas tersebut dengan melihat nilai mid semester, kelas dengan nilai rata-rata yang hampir sama dipakai sebagai kelas eksperimen dan kontrol. Teknik purposive sampling ini dipilih karena untuk menentukan seseorang menjadi sampel atau tidaknya berdasarkan pada tujuan tertentu (Sukardi, 2008: 64).

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest kelompok non ekuivalen, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model Problem Based Instruction (PBI),


(40)

24

sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan diskusi. Hasil pretest dan posttest pada kedua kelompok subjek kemudian dibandingkan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran PBI terhadap hasil belajar siswa.

Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan : I = Kelas eksperimen II = Kelas control O1 = Pretest O2 = Posttest

X = Perlakuan menggunakan model PBI C = Perlakuan menggunakan model diskusi (Sukardi,2007:186).

Gambar 2. Desain PretestPosttest Kelompok Non Ekuivalen

D. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah tahap tersebut adalah sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah sebagai berikut: a. Membuat surat ijin ke FKIP untuk melakukan penelitian pendahuluan

(observasi).

b. Mengadakan observasi pendahuluan dengan melihat langsung

pembelajaran guru didalam kelas dan wawancara kepada guru IPA di Kelompok Pretes Perlakuan Posttest

I O1 X O2


(41)

25

SMP Satya Dharma Sudjana untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang menjadi subjek penelitian.

c. Menetapkan sampel untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa untuk setiap pertemuan.

e. Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretest dan posttest untuk pertemuan pertama dan terakhir, rubrik penilaian kemampuan berpikir kreatif dalam tulisan argumentatif, dan angket tanggapan siswa. 2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran PBI dan LKS berbasis masalah untuk kelas eksperimen dan metode diskusi LKS diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Adapun langkah-langkah pembelajaran disajikan pada tabel 3 dan 4 sebagai berikut.

Tabel 3. Langkah-langkah Pembelajaran Kelas Eksperimen

Kegiatan Deskripsi kegiatan

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Kegiatan

Pendahuluan

Pertemuan 1:

1) Guru membagi soal awal (pretest) dalam bentuk essay untuk materi pokok pengaruh kepadatan penduduk terhadap lingkungan, untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa sebelum menerima materi.

1) Siswa mengerjakan soal pretest yang diberikan guru.


(42)

26

Pertemuan 2

1) Guru mengingatkan materi minggu lalu: Apakah hubungan kepadatan penduduk tehadap ketersediaan lahan dan pangan?.

Apresepsi Pertemuan 1

2) Guru menggali

pengetahuan awal siswa dengan melakukan (apersepsi) dengan menampilkan gambar dan memberi pertanyaan.

sumber: ariwahyudi.web.id

”Berdasarkan tabel, apakah yang akan terjadi, jika pertumbuha penduduk indonesia semakin

bertambah?”.

Pertemuan 2

2) Guru menampilkan gambar mengenai kemacetan lalu lintas serta memberikan pertanyaan.

Sumber: ilmu-modern.blogspot.com

”Berdasarkan gambar, jika penduduk indonesia bertambah, apakah dampak yang akan disebabkan

terhadap lingkungan?”.

Motivasi Pertemuan 1

3) Guru memberi motivasi dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui

1) Siswa menjawab pertanyaan dari guru.

2) Siswa mengamati gambar yang tampilkan guru dan menjawab pertanyaan guru.

2) Siswa mengamati gambar dan menjawab pertanyaan.

3) Siswa memperhatikan penjelasan guru.


(43)

27

pengaruh kepadatan penduduk terhadap kebutuhan pangan, akibat yang ditimbulkan terhadap lingkungan serta upaya mengatasi dampak tersebut.

Pertemuan 2

3) Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui pengaruh kepadatan penduduk terhadap kebutuhan lahan dan sandang, akibat yang ditimbulkan terhadap lingkungan serta upaya mengatasi dampak tersebut.

3) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru.

Kegiatan Inti Guru menjelaskan tahapan pembelajaran PBI

4) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi pembelajaran yang harus dicapai dan tahapan pembelajaran PBI

Orientasi siswa terhadap masalah

5) Guru membagikan LKS yang berisi permasalahan yang harus dikaji dan didiskusikan bersama anggota kelompoknya.

Mengorganisasikan siswa untuk belajar

6) Mengarahkan agar tiap kelompok

mengorganisasikan tugas belajar yang berhungan dengan masalah tersebut. 7) Membimbing setiap

kelompok untuk

melakukan diskusi dalam memcahkan masalah.

Membimbing penyelidikan kelompok

8) Guru membimbing siswa dalam mengumpulkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dari berbagai sumber yang relevan

4) Siswa mendegarkan penjelasan dari guru

5) Siswa menerima LKS berbasis masalah mendiskusikan LKS berbasis masalah.

6) Siswa

mengidentifikasi masalah dalam LKS.

7) Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk mendapatkan pemecahan masalah.

8) Siswa melakukan pengumpulan data.


(44)

28

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

9) Guru meminta tiap perwakilan kelompok untuk mepresentasikan hasil diskusi.

10)Guru memberikan kesempatan pada siswa lain untuk bertanya, memberikan sanggahan atau melengkapi jawaban yang disampaikan.

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

11)Guru membimbing dan mengkaji ulang proses dan hasil pemecahan masalah. 12)Guru memberikan

penjelasan kepada siswa agar tidak terjadi kesalah pahaman siswa dalam pembelajaran.

Membuat kesimpulan

13) Guru meminta siswa salah seorang siswa untuk menarik kesimpulan dari materi pelajaran yang telah disampaikan.

9) Siswa

mempresentasikan hasil diskusi.

10) Siswa memberikan pendapat atau pertanyaan kepada kelompok yang tampil.

11) Siswa mendengar dan mencatat penjelasan guru. 12) Siswa mendengarkan

penjelasan dari guru.

13) Salah seorang siswa memberikan kesimpulan dari materi yang dipelajari. Kegiatan Penutup

14)Guru meminta siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan.

Pertemuan 1

15)Menyampaikan tentang rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan 2

16)Guru memberikan tes akhir atau posttest kepada siswa. 17)Guru menutup

pembelajaran dengan mengucapkan salam. 14) Siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan. 15) Memperhatikan penjelasan guru.

16) Siswa mengerjakan soal posttest yang diberikan guru.


(45)

29

Tabel 4. Langkah-langkah Pembelajaran Kelas Kontrol

Kegiatan Deskripsi kegiatan

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Kegiatan

Pendahuluan

Pertemuan 1:

1) Guru membagi soal awal (pretest) dalam bentuk essay untuk materi pokok pengaruh kepadatan penduduk terhadap lingkungan, untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa sebelum menerima materi.

Pertemuan 2

1) Guru mengingatkan materi minggu lalu:

Apakah hubungan kepadatan penduduk tehadap keterssediaan lahan, pangan, air dan udara bersih?.

Apresepsi Pertemuan 1

2) Guru menggali

pengetahuan awal siswa dengan melakukan (apersepsi) dengan menampilkan gambar dan memberi pertanyaan.

sumber: ariwahyudi.web.id

”Berdasarkan tabel, apakah yang akan terjadi, jika pertumbuha penduduk indonesia semakin

bertambah?”.

Pertemuan 2

2) Guru menampilkan dua gambar mengenai

kemacetan lalu lintas serta memberikan pertanyaan.

1) Siswa mengerakan soal pretest yang diberikan guru.

1) Siswa menjawab pertanyaan dari guru.

2) Siswa mengamati gambar yang tampilkan guru dan menjawab pertanyaan guru.

2) Siswa mengamati gambar yang

ditampilkan guru dan menjawab pertanyaan.


(46)

30

Sumber: ilmu-modern.blogspot.com

”Berdasarkan gambar, jika penduduk indonesia bertambah, apakah dampak yang akan disebabkan

terhadap lingkungan?”.

Motivasi Pertemuan 1

3) Guru memberi motivasi dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui pengaruh kepadatan penduduk terhadap kebutuhan pangan, akibat yang ditimbulkan terhadap lingkungan serta upaya mengatasi dampak tersebut.

Pertemuan 2

3) Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui pengaruh kepadatan penduduk terhadap kebutuhan lahan dan sandang, akibat yang ditimbulkan terhadap lingkungan serta upaya mengatasi dampak tersebut.

3) Siswa memperhatikan penjelasan guru.

3) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru.

Kegiatan Inti Orientasi siswa terhadap masalah

4) Menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

5) Memastikan siswa duduk dalam kelompok masing-masing, setiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang (pembagian kelompok dilakukan pada hari sebelumnya) yang terdiri dari lima kelompok heterogen.

4) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.

5) Siswa

mengkondisikan diri pada kelompoknya masing-masing.


(47)

31

6) Membagikan LKS kepada setiap kelompok dan membimbing siswa mengerjakan LKS secara berdiskusi.

7) Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya.

8) Guru memberikan

kesempatan kelompok atau siswa lain mengajukan pertanyaan atau sanggahan. 9) Guru mengkonfimasi

jawaban siswa memberikan penjelasan agar tidak terjadi kesalahpahaman siswa.

6) Siswa menerima LKS yang diberikan guru dan mendiskusikannya dengan kelompok. 7) Siswa mempersentasikan hasil diskusinya.

8) Kelompok lain memberikan pertanyaan atau sanggahan.

9) Siswa mendengarkan penjelasan guru.

Kegiatan Penutup

10) Guru meminta siswa salah seorang siswa untuk menarik kesimpulan dari materi pelajaran yang telah disampaikan.

11) Guru meminta siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan.

Pertemuan 1

12) Menyampaikan tentang rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan 2

12) Guru memberikan tes akhir atau posttest kepada siswa. 13) Guru menutup

pembelajaran dengan mengucapkan salam.

10) Salah seorang siswa memberikan kesimpulan dari materi yang dipelajari.

11) Siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan.

12) Memperhatikan penjelasan guru.

12) Siswa mengerjakan soal posttest yang diberikan guru.

E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data, tehnik pengumpulan data, instrumen, waktu pengambilan data, serta analisis yang digunakan dalam penelitian ini, untuk lebih jelasnya dapat digambarkan pada tabel berikut ini.


(48)

32

Tabel 5. Jenis Data, Instrumen, Waktu Pengambilan Data, serta Analisis Data yang digunakan

Data Instrumen Waktu Analisis Data

Kuantitatif Kemampuan berpikir kreatif dalam tulisan argumentatif

1.Pretest

2.Posttest

1. Sebelum

pembelajaran pada pertemuan pertama 2. Sesudah

pembelajaran pada pertemuan kedua

1. Uji t dan Uji Mann Withney U

(uji U)

Kualitatif

Tanggapan siswa mengenai model

Problem Based Instruction (PBI)

Angket Setelah akhir pembelajaran pertemuan kedua

Persentase

1. Jenis Data

Terdapat dua jenis data dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa data hasil pretest dan posttest dengan bentuk soal essay yang berjumlah 7 soal, dan kemudian dianalisis secara statistik.

b. Data kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini berupa data tanggapan siswa terhadap model pembelajaran PBI, diperolah dari angket tanggapan siswa, dengan 10 pernyataan dan kemudian dianalisis secara


(49)

33

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a. Data Kuantitatif

1) Pretest dan posttest

Pretest dan posttest digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif kemampuan berpikir kreatif dalam tulisan

argumentatif. Pretest dan posttest diberikan kepada kedua kelas, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Nilai pretest diambil sebelum pembelajaran berlangsung pada pertemuan pertama dan nilai posttest diambil pada akhir pertemuan setelah pembelajaran selesai. Adapun indikator berpikir kreatif yang dinilai dalam pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6. Rubrik Penilaian Berpikir Kreatif untuk PretestPosttest

No Indikator Berpikir Kreatif

No Soal

Skor Indikator Operasional

1. Memberikan jawaban yang bervariasi

1, 3 dan 4

3 Memberikan 2 jawaban dan alasan dengan komunikatif, logis, dan relevan terhadap masalah.

2 Memberikan 2 jawaban dan alasan yang

komunikatif, serta logis namun tidak relevan terhadap masalah yang diperkuat oleh fakta. 1 Memberikan 1 jawaban

dan alasan yang komuni-katif, logis, dan relevan terhadap masalah yang diperkuat oleh fakta. 0 Memberikan jawaban

dan alasan yang tidak komunikatif, tidak logis, serta tidak relevan terhadap masalah yang tidak diperkuat oleh fakta.


(50)

34

2. Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda

2, 5 dan 6

3 Memberikan 2 prediksi dengan sudut pandang yang berbeda dengan komunikatif, logis, dan relevan terhadap masalah yang diperkuat dengan fakta.

2 Memberikan 2 prediksi dengan sudut pandang yang berbeda logis namun tidak relevan terhadap masalah yang diperkuat dengan fakta. 1 Memberikan 1 prediksi dengan sudut pandang yang logis dan relevan terhadap masalah yang tidak diperkuat dengan fakta.

0 Memberikan prediksi yang tidak logis, dan tidak relevan terhadap masalah.

3. Mencari banyak solusi

7 3 Memberikan 2 solusi permasalahan dengan komunikatif, logis, dan relevan dengan masalah yang diperkuat fakta. 2 Memberikan 2 solusi

permasalahan dengan komunikatif, logis, namun tidak relevan terhadap masalah yang tidak diperkuat fakta. 1 Memberikan 1 solusi

permasalahan yang dengan komunikatif, logis, dan relevan terhadap masalah yang diperkuat fakta. 0 Meberikan 1 solusi

permasalahan yang tidak komunikatif, tidak logis, dan tidak relevan dengan masalah.


(51)

35

b. Data Kualitatif

1) Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai model pembelajaran PBI. Angket ini berisi tentang semua pendapat model PBI dalam pembelajaran di kelas. Angket ini berupa 10 pernyataan yang terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif, dan angket ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju (S) dan tidak setuju (TS). Adapun

pernyataan angket tanggapan siswa dapat dilihat padat tabel berikut:

Tabel 7. Pernyataan Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBI

No Pernyataan-pernyataan Alternatif Jawaban Setuju Tidak

setuju

1. Penerapan model Problem Based Instruction dalam pembelajaran

membuat saya optimis pada setiap solusi masalah yang saya temukan.

2. Penerapan model Problem Based Instruction melatih saya untuk menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien.

3. Dengan diterapkannya model Problem Based Instruction membuat saya tambah malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

4. Setiap masalah yang saya temui tidak mempengaruhi kehidupan pribadi saya. 5. Saya lebih senang belajar biologi dengan

menggunakan model Problem Based Instruction.

6. Belajar biologi dengan menggunakan model Problem Based Instruction

menyulitkan saya untuk mencari solusi-solusi untuk menyelesaikan suatu masalah.

7. Pembelajaran menggunakan model


(52)

36

saya untuk bediskusi menyelesaikan masalah.

8. Pembelajaran biologi dengan model

Problem Based Instruction membuat saya menjadi bosan.

9. Model pembelajaran Problem Based Instruction membuat saya dapat memaknai pentingnya menyelesaikan suatu masalah.

10. Mengerjakan soal-soal biologi yang berbentuk masalah membuat saya menjadi jenuh dan bosan.

F. Teknik Analisis Data 1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif pada penelitian ini adalah data kemampuan berpikir kreatif berupa nilai pretest, posttest, N-gain pretestposttest, dan N-gain per indikator soal berfikir kreatif pretest dan posttest.

Teknik penskoran nilai, pretest dan posttest yaitu:

Keterangan:

S : nilai yang diharapkan

R : jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N : jumlah skor maksimum dari tes tersebut

(Purwanto, 2008: 112).

Sedangkan N-gain pretestposttest, dan N-gain per indikaor soal berpikir kreatif pretest dan posttest diperoleh dengan menggunakan rumus Hake, (1991: 1) yaitu:

Keterangan:

N-gain = average normalized gain = rata-rata N-gain

N-gain=

x 100%

S=

R


(53)

37

Spost = postscore class averages = rata-rataskor posttest

Spre = prescore class averages = rata-rataskor pretest

Smax = maximum score = skor maksimum

Tabel 8. Kriteria N-gain

N-gain Kriteria

%g > 70 70 > %g > 30 %g < 30

Tinggi Sedang Rendah

Sumber: dimodifikasi dari Hake (1999: 1)

Nilai pretest, posttest, N-gain pretestposttest, dan N-gain per indikator soal berfikir kreatif pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis dengan menggunakan Uji t dan Uji U dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan prasyarat berupa uji

normalitas dan kesamaan dua varians (homogenitas) data: a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.

1) Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

Dengan kriteria pengujian:

Jika Lhitung< Ltabel, maka H0 diterima, dan

Jika Lhitung ≥ Ltabel , maka H0 ditolak (Hafizah, 2014: 7) b. Uji Homogenitas (Kesamaan Dua Varian)

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan dengan menggunakan program SPSS versi 17.


(54)

38

1) Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda 2) Kriteria Uji

- Jika �ℎ� �� <� �� atau probabilitasnya > 0,05 maka

Ho diterima

- Jika �ℎ� �� > �� atau probabilitasnya < 0,05 maka

Ho ditolak (Sudjana, 2002 :249).

c. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.

1) Uji Kesamaan Dua Rata-rata a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1= Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 2) Kriteria Uji

- Jika –t tabel< t hitung< t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel maka Ho ditolak. (Pratisto, 2004:13).

3) Uji Perbedaan Dua Rata-rata a) Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.


(55)

39

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

b) Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung< t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10).

4) Uji U (Uji Mann-Whitney U)

Uji Mann-Whitney U dilakukan apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal.

a) Hipotesis

H0 = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

b) Kriteria Uji

Jika p-value > 0,05 maka diterima H0

Jika p-value<0,05 maka ditolak H0 (Pratisto, 2004: 36).

2. Data Kualitatif

Data kualitatif paada penelitian ini berupa data angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran PBI.

a) Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Model PBI Data kualitatif selanjutnya yaitu data yang diperoleh dari tanggapan siswa terhadap pembelajaran PBI. Data ini dikumpulkan melalui penyebaran angket. Pada angket tanggapan siswa ini terdiri dari 10


(56)

40

pertanyaan, 5 pertanyaan dan 5 pertanyaan negatif. Pengisian angket tersebut dilakukan dengan cara memberi skor dalam memilih salah satu dari dua pilihan jawaban yang tersedia, yaitu setuju dan tidak setuju, seperti pada tabel 7.

Adapun pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:

1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada tabel berikut:

Tabel 9. Penskoran Per Jawaban Angket Sifat

Pernyataan

Skor

1 0

Positif S TS

Negatif TS S

Keterangan: S = setuju TS = tidak setuju

2) Melakukan tabulasi data pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Adapun data angket akan dimasukkan dalam bentuk tabel seperti berikut:

Tabel 10. Data Angket Tanggapan Model Pembelajaran PBI

No. Pertanyaan

Angket

Pilihan Jawaban

Nomor Responden (Siswa)

Persentase 1 2 3 dst.

1 S

TS

2 S

TS

3 S

TS

4 S


(57)

41

3) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: NP = Persentase jawaban siswa

R = Skor mentah yang diperoleh Siswa SM = Skor maksimum ideal yang diharapkan (dimodifikasi dari Purwanto, 2012: 102) 4) Menafsirkan tanggapan siswa

Selanjutnya, data yang telah diolah dikategorikan sesuaikan dengan kriteria, untuk dapat diperoleh kesimpulan mengenai tanggapan siswa terhadap model pembelajaran PBI.

Tabel 11. Kriteria tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran PBI

No. Kriteria Presentase Responden (%)

1. Tidak ada 0

2. Sebagian kecil 1-39

3. Hampir setengahnya 40-49

4. Setengahnya 50

5. Sebagian besar 51-75

6. Pada umumnya 76-99

7. Seluruhnya 100

Sumber: Hendro (dalam Sari, 2009: 37). %

100

 

SM R NP


(58)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran PBI berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif dalam tulisan argumentatif siswa.

2. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) materi pokok pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas saran-saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBI dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada Materi Pokok Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan.


(59)

54

2. Sebaiknya setiap siswa mendapatkan buku penunjang belajar agar semua siswa memiliki tanggung jawab terhadap tugasnya dan aktif dalam proses pembelajaran.

3. Kepada peneliti selanjutnya, sebelum menggunakan model pembelajaran PBI di kelas, sebaiknya diterapkan terlebih dahulu model tersebut sebelum pengambilan data agar siswa sudah mengetahui langkah-langkah pada model ini sehingga data yang diperoleh lebih baik dan hendaknya peneliti mempertimbangkan waktu agar pemebelajran berjalan secara efisien.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. 2001. Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia “Paragraf”. Depdiknas. Jakarta. 148 hlm.

Arends, R., I. 2008. Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. 371 hlm.

Barrows, H. S. 2014. Theory Name: Problem-Based Instruction (PBI). (Online). (http://web.cortland.edu/frieda/id/IDtheories/46.html diakses pada, Kamis, 18 Desember 2014 21:19 WIB)

Fathiaty, M. 2013. Berpikir Kritis dan Strategi Metakognisi: Alternatif Sarana Pengoptimalan Latihan Menulis Argumentasi. (Online).

(http://educ.utm.my/wp-content/uploads/2013/11/71.pdf diakses pada Rabu, 4 Maret 2015 16:34 WIB). 12 hlm.

Hafizah, E. 2014. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Data. (Online).

(https://www.academia.edu/, diakses pada Jumat, 7 Maret 2015 19:05 WIB). 28 hlm.

Hake, R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Article. (Online).

(http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf, diakses pada Jumat, 7 Maret 2015. 17:09 WIB). 14 hlm.

Hamalik, O. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara. Jakarta. 190 hlm.

Iksan, N. 2010. Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Protista. (Online).

(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18806/1/Nur%20 Iksan-FITK, diakses pada Sabtu, 8 Maret 2015. 23:36 WIB). 143 hlm. Kemendikbud. 2006. Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi SMP.


(61)

56

Keraf, G. 2007. Argumentasi dan Narasi.GramediaPustaka Utama. Jakarta. 209 hlm.

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Refika Aditama. Bandung. 321 hlm.

Kosasih, E. 2003. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa Indonesia. Yrama Widya. Bandung. 320 hlm.

Kurniasih, I., dan B. Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Kata Pena. Surabaya. 126 hlm.

MPI. 2011. Creativity and Prosperity: The Global Creativity Index. (Online). (http://martinprosperity.org/media/GCI%20Report%20Sep%202011.Dpdf. Diakses pada Rabu, 17 Juni 2015 20:13 WIB). 54 hlm.

Munandar, U. 2009. Perkembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta. Jakarta. 286 hlm.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta. 292 hlm.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosda Karya. Bandung. 165 hlm.

Rizana, R. 2012. Pengaruh Penggunaan Strategi Konstruktivisme terhadap Keterampilan Menulis Karangan Argumentas. (Online).

(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24686&val=1517 diakses pada, Jumat, 6 Maret 2015 20:38)

Ruseffendi. 1998. Statistika Dasar Untuk Pelatihan Pendidikan. IKIP Bandung Press. Bandung.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta. 294 hlm.

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta. 291 hlm.

Santrock, J. W. 1995. Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup. Erlangga. Jakarta. 434 hlm.


(62)

57

Sari, M. K. 2009. Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Brosur Terhadap

Kemamapuan Berpikir Kritis Siswa (skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Setiyaningsih, Y. 2008. Peningkatan Kemampuan Menulis Argumentatif dan Keterampilan Berpikir Kritis Berbahasa Indonesia Mahasiswa melalui Model Pembelajaran Berdasarkan Logika ToulminVol II No.2.(Online). (http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/EDUCATIONIST/Vol._II_No._2-Juli_2008/4_Yuliana_Setiyaningsih_rev.pdf diakses pada, Rabu, 4 Maret 2015 18:23 WIB). 14 hlm.

Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi Keenam. PT Tarsito. Bandung. 508 hlm. Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.

Bumi Aksara. Jakarta. 233 hlm.

Sukmadinata, N. S., dan S. Erliany. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Refika Aditama. Bandung. 336 hlm.

Suryani, N. dan L. Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Ombak (Anggota IKAPI). Yogyakarta. 211 halm.

Toulmin, S., Richard R., dan Allan J. 1979. An Introduction to Reasoning. Macmillan Publishers. New York. 435 hlm.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana. Jakarta. 376 hlm.

Tursina, D. W. 2008. Upaya Meningkatkan Keaktifan Berpikir Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Melalui Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Disertai Optimalisasi Penggunaan Media. (Online).

(http:// /biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2011/07/08.007-Upaya- Meningkatkan-Keaktifan-Berpikir-Siswa-Dalam-Pembelajaran-Biologi-Melalui-Pembelajaran.Pdf diakses pada, Senin, 1 Desember 2014 18:23 WIB). 12 hlm.

Tynan, B. 2005. Melatih Anak Berpikir Seperti Jenius. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 219 hlm.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter:Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta. 418 hlm.


(1)

41

3) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: NP = Persentase jawaban siswa

R = Skor mentah yang diperoleh Siswa SM = Skor maksimum ideal yang diharapkan (dimodifikasi dari Purwanto, 2012: 102) 4) Menafsirkan tanggapan siswa

Selanjutnya, data yang telah diolah dikategorikan sesuaikan dengan kriteria, untuk dapat diperoleh kesimpulan mengenai tanggapan siswa terhadap model pembelajaran PBI.

Tabel 11. Kriteria tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran PBI

No. Kriteria Presentase Responden (%)

1. Tidak ada 0

2. Sebagian kecil 1-39

3. Hampir setengahnya 40-49

4. Setengahnya 50

5. Sebagian besar 51-75

6. Pada umumnya 76-99

7. Seluruhnya 100

Sumber: Hendro (dalam Sari, 2009: 37). %

100  

SM R NP


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran PBI berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif dalam tulisan argumentatif siswa.

2. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) materi pokok pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas saran-saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBI dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada Materi Pokok Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan.


(3)

54

2. Sebaiknya setiap siswa mendapatkan buku penunjang belajar agar semua siswa memiliki tanggung jawab terhadap tugasnya dan aktif dalam proses pembelajaran.

3. Kepada peneliti selanjutnya, sebelum menggunakan model pembelajaran PBI di kelas, sebaiknya diterapkan terlebih dahulu model tersebut sebelum pengambilan data agar siswa sudah mengetahui langkah-langkah pada model ini sehingga data yang diperoleh lebih baik dan hendaknya peneliti mempertimbangkan waktu agar pemebelajran berjalan secara efisien.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. 2001. Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia “Paragraf”. Depdiknas. Jakarta. 148 hlm.

Arends, R., I. 2008. Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. 371 hlm.

Barrows, H. S. 2014. Theory Name: Problem-Based Instruction (PBI). (Online). (http://web.cortland.edu/frieda/id/IDtheories/46.html diakses pada, Kamis, 18 Desember 2014 21:19 WIB)

Fathiaty, M. 2013. Berpikir Kritis dan Strategi Metakognisi: Alternatif Sarana

Pengoptimalan Latihan Menulis Argumentasi. (Online).

(http://educ.utm.my/wp-content/uploads/2013/11/71.pdf diakses pada Rabu, 4 Maret 2015 16:34 WIB). 12 hlm.

Hafizah, E. 2014. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Data. (Online).

(https://www.academia.edu/, diakses pada Jumat, 7 Maret 2015 19:05 WIB). 28 hlm.

Hake, R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Article. (Online).

(http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf, diakses pada Jumat, 7 Maret 2015. 17:09 WIB). 14 hlm.

Hamalik, O. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara. Jakarta. 190 hlm.

Iksan, N. 2010. Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap

Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Protista. (Online).

(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18806/1/Nur%20 Iksan-FITK, diakses pada Sabtu, 8 Maret 2015. 23:36 WIB). 143 hlm. Kemendikbud. 2006. Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi SMP.


(5)

56

Keraf, G. 2007. Argumentasi dan Narasi.GramediaPustaka Utama. Jakarta. 209 hlm.

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Refika Aditama. Bandung. 321 hlm.

Kosasih, E. 2003. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat

Berbahasa Indonesia. Yrama Widya. Bandung. 320 hlm.

Kurniasih, I., dan B. Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Kata Pena. Surabaya. 126 hlm.

MPI. 2011. Creativity and Prosperity: The Global Creativity Index. (Online). (http://martinprosperity.org/media/GCI%20Report%20Sep%202011.Dpdf. Diakses pada Rabu, 17 Juni 2015 20:13 WIB). 54 hlm.

Munandar, U. 2009. Perkembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta. Jakarta. 286 hlm.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta. 292 hlm.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosda Karya. Bandung. 165 hlm.

Rizana, R. 2012. Pengaruh Penggunaan Strategi Konstruktivisme terhadap

Keterampilan Menulis Karangan Argumentas. (Online).

(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24686&val=1517 diakses pada, Jumat, 6 Maret 2015 20:38)

Ruseffendi. 1998. Statistika Dasar Untuk Pelatihan Pendidikan. IKIP Bandung Press. Bandung.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta. 294 hlm.

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta. 291 hlm.

Santrock, J. W. 1995. Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup. Erlangga. Jakarta. 434 hlm.


(6)

Sari, M. K. 2009. Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Brosur Terhadap

Kemamapuan Berpikir Kritis Siswa (skripsi). Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Setiyaningsih, Y. 2008. Peningkatan Kemampuan Menulis Argumentatif dan Keterampilan Berpikir Kritis Berbahasa Indonesia Mahasiswa melalui

Model Pembelajaran Berdasarkan Logika ToulminVol II No.2.(Online).

(http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/EDUCATIONIST/Vol._II_No._2-Juli_2008/4_Yuliana_Setiyaningsih_rev.pdf diakses pada, Rabu, 4 Maret 2015 18:23 WIB). 14 hlm.

Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi Keenam. PT Tarsito. Bandung. 508 hlm. Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.

Bumi Aksara. Jakarta. 233 hlm.

Sukmadinata, N. S., dan S. Erliany. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran

Kompetensi. Refika Aditama. Bandung. 336 hlm.

Suryani, N. dan L. Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Ombak (Anggota IKAPI). Yogyakarta. 211 halm.

Toulmin, S., Richard R., dan Allan J. 1979. An Introduction to Reasoning. Macmillan Publishers. New York. 435 hlm.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Kencana. Jakarta. 376 hlm.

Tursina, D. W. 2008. Upaya Meningkatkan Keaktifan Berpikir Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Melalui Pembelajaran Problem Based Instruction

(Pbi) Disertai Optimalisasi Penggunaan Media. (Online).

(http:// /biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2011/07/08.007-Upaya- Meningkatkan-Keaktifan-Berpikir-Siswa-Dalam-Pembelajaran-Biologi-Melalui-Pembelajaran.Pdf diakses pada, Senin, 1 Desember 2014 18:23 WIB). 12 hlm.

Tynan, B. 2005. Melatih Anak Berpikir Seperti Jenius. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 219 hlm.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter:Konsepsi dan Aplikasinya dalam


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 26 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 Materi Pokok Pengelolaan Lingkungan)

0 2 46

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP SELF EFFICACY DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Seputih Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 pada Materi Pokok Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhad

1 9 66

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM TULISAN ARGUMENTATIF SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Ekperimen pada Siswa Kelas VII SMP Satya Dharma

2 29 64

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA MATERI POKOK PENGARUH KEPADATAN POPULASI MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Jati Agung Semester Genap TP. 2014/2015)

3 20 65

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP SELF-EFFICACY DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Mataram TP. 2014/2015 Materi Pokok Ekosistem)

1 4 56

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Kartika II-2 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 Materi Pokok Ekosistem)

3 20 58

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM TULISAN ARGUMENTATIF (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Satya Dharma Sudjana Tahun Ajaran 2014/2015 Materi Pokok Memprediksi Pengaruh Kepadatan P

1 13 62

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs Negeri 1 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Materi Pokok Ekosistem)

11 70 61

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP SELF-EFFICACY DAN HASIL BELAJAR SISWA (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 2 Seputih Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 Materi Pokok Peranan Manusia Da

0 8 66

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

1 1 10